203545273.doc 53.65KB 2015-10-12 00:17:35

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
KATCOM (Karang Taruna Competition) : Langkah Dini Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pemuda Desa

BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT

Diusulkan Oleh :
Eko santoso

(3111414012/2014)

Sulistya Putri

(3111414019/2014)

Sarif Hidayat

(7101412254/2013)

Asep Syaeful Bachri


(3111414025/2014)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015

HALAMAN PENGESAHAN
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT

1.

Judul

2.
3.

Bidang Kegiatan
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama

: Eko santoso
b. NIM
: 3111414012
c. Jurusan
: Ilmu sejarah
d. Universitas
: Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No. HP : Dsn. Saren RT 12 RW 03,
Des. Asemrudung, Kec. Geyer,
Grobogan, Jawa Tengah
HP: 082220689446
f. Alamat Email
: santosoeko24@yahoo.com
Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang
Dosen Pendamping
a. Nama
: Syaiful Amin S.Pd, M.Pd,
b. NIDN
: 000958501
c. Alamat Rumah dan No.HP : Perum mangunsari asri no. 14 Gunung

Pati, Semarang. HP: 085641565794

4.
5.

: KATCOM (Karang Taruna Competition) :
Langkah Dini Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba di Kalangan Pemuda Desa
: PKM-M

Semarang, 10 Juni 2015
Menyetujui,
Ketua Jurusan

Ketua Pelaksana Kegiatan

Drs. Arif Purnomo, M.Pd

Eko Santoso


NIP.197301311999031002

NIM. 3111414012

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan

Dosen Pendamping

Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si
M.Pd
NIP.196012171986011001

Syaiful Amin, S.Pd,
NIDN: 000958501

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
RINGKASAN..........................................................................................................1
PENDAHULUAN

Latar Belakang masalah.....................................................................2
Tujuan dan Manfaat..........................................................................3
GAGASAN
Indonesia Darurat Narkoba................................................................4
Peran Karang Taruna Dalam Pencegahan narkoba............................6
KATCOM (Karang Taruna Competition).........................................7
Pihak-pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan........8
Langkah-langkah Implementasi Gagasan.........................................9
KESIMPULAN.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
BIODATA..............................................................................................................11
SURAT PERYANTAAN.......................................................................................14

RINGKASAN
Tulisan ini merupakan sebuah refleksi atas pembacaan masalah maraknya
dan bahanya penyalahgunaan narkoba yang terjadi di Indonesia yang kami anggap
saat ini sudah hampir akut. Gagasan ini di latarbelakangi oleh memanasnya kasuskasus narkoba yang saat ini selalu di angkat oeh media baik itu, media cetak
maupun media elektronik. Hal ini tentu menjadi perhatian dunia dan mungkin saja
negara kita dianggap sebagai ladang narkoba. Inilah yang kemudian mengundang
perhatian banyak kalangan di Indonesia yang merasa prihatin, tak terkecuali pada

diri kita masing-masing, karena ini menyangkut masa depan bangsa ini. Maka dari
itu perlunya sebuah urgensi yang ditawarkan untuk mengatur ulang dan
membenahi bagaimana cara melakukan penanganan maupun pencegahan
penyalahgunaan narkoba yang lebih baik lagi.
Pada gagasan ini akan disampaikan bahwa pencegahan terhadap
penyalahgunaan narkoba ini akan melibatkan peran serta dari para komunitas
pemuda yang biasa kita sebut sebagai pemuda Karang Taruna. Sebagai sebuah
kelompok maupun kamunitas, Karang Taruna memegang peran penting dalam
proses sosial yang dialami oleh pemuda itu sendiri. Dengan memberdayakan
pemuda Karang Taruna ini maka kontrol yang dilakukan akan lebih efektif karena
langsung menyentuh pada pemuda dan lingkungan pergaulannya itu sendiri.
Pencegahan ini dilaksanakan dengan cara yang dibungkus dengan sebuah ajang
atau kompetisi sehingga menimbulkan antusias dari pemuda Karang Taruna itu
sendiri.
Pada bagian akhir disimpulakan bahwa KATCOM (Karang Taruna
competition) akan menjadi sebuah wadah yang akan menjadi alat untuk
melakukan pencegahan dini terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan
pemuda terutama pemuda di desa yang masih awam dengan barang haram seperti
in sekaligus juga menjadi sebuah alasan untuk mengaktifkan kembali peran serta
pemuda Karang Taruna sebagai penggerak dalam peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan menangani masalah-masalah sosial di lingkungan masyarakat.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya) diperlukan oleh
manusia untuk pengobatan sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang
pengobatan dan studi ilmiah diperlukan suatu produk narkoba yang diperuntukan
untuk para penderita tertentu. Dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika disebutkan bahwa narkotika di satu sisi merupakan obat atau
bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan namun di sisi lain dapat pula menimbulkan
ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan
tanpa pengendalian serta pengawasan yang ketat dan saksama. Narkotika apabila
dipergunakan secara tidak teratur menurut takaran/dosis akan dapat menimbulkan
bahaya fisik dan mental bagi penggunanya bahkan bisa juga menyebabkan
ketergantungan.
Di Indonesia masalah penyalahgunaan narkoba sekarang ini sudah sangat
memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain karena Indonesia
yang terletak pada posisi di antara tiga benua yang artinya jelas bahwa Indonesia
menjadi tempat lalu lintas perdagangan dunia. Hal inilah yang kemudian menjadi

ladang strategis bagi para jaringan narkoba internasional untuk memasarkannya
produknya di Indonesia. Selain itu pengaruh globalisasi, arus transportasi yang
sangat maju dan degradasi moral yang dialami negeri ini seakan menjadi
pemicunya. Bahaya penyalahgunaan narkoba tidak hanya terbatas pada pecandu,
melainkan dapat membawa akibat lebih jauh lagi, yaitu gangguan terhadap tata
kehidupan masyarakat yang bisa berdampak pada malapetaka runtuhnya suatu
bangsa atau negara. Tentu hal ini dapat dipahami karena menurut data sebagaian
besar orang-orang yang menyalahgunakan narkoba adalah meraka para kaum
muda yang seharusnya menjadi orang-orang harapan bangsa di masa mendatang.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut telah diadakan berbagai kegiatan
yang bersifat internasional, baik yang diadakan dibawah naungan Liga BangsaBangsa maupun di bawah naungan Peserikatan Bangsa – Bangsa. Liga Bangsa –
Bangsa pada tahun 1909 di Shanghai, Cina telah diselenggarakan persidangan
yang membicarakan cara-cara pengawasan perdagangan gelap obat bius,
selanjutnya pada persidangan komisi opium (Opium Commision) telah dihasilkan
traktat pertama mengenai pengawasan obat bius, yaitu Konvensi Internasional
tentang Opium (International Opium Convention) di Den Haag Belanda pada
tahun 1912. Pertemuan antara para anggota Perserikatan Bangsa – Bangsa di New
York, Amerika Serikat pada tanggal 30 Maret 1961 telah dihasilkan Konvensi
Tunggal Narkotika 1961 (Single Convention Narcotic Drugs, 1961) dan telah
diubah dengan tentang Perubahan Konvensi Tunggal Narkotika, 1961 (Protocol

Amending The Single Convention on Narcotic Drugs, 1961), dan Konvensi
Psikotropika 1971 (Convention on Psychotropic Sucstances, 1971), di Austria

pada tanggal 25 Maret 1972 dan terakhir adalah Konvensi Perserikatan Bangsa –
Bangsa tentang Penanggulangan dan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika 1988
(United Nation Convention Againts Illicit Traffic on Narcotic Drugs and
Psychotropic Substances, 1988).
Selain yang telah dilakukan oleh PBB dan LBB di Indonesia sendiri
pemerintah juga tidak tinggal diam. Ada beberapa undang-undang yang telah
mengatur mengenai penyalahgunaan, pemberantasan, pencegahan dan tindak
pidana narkoba seperti, Undang – undang nomor 9 tahun 1976, instruksi Presiden RI
nomor 6 tahun 1971, Undang-undang nomor 22 Tahun 1997, Undang -undang nomor
35 tahun 2009. Menurut hasil survei BNN (Badan Narkotika Nasional) di Indonesia
penderita dan pengguna obat-obatan terlarang kini umumnya berusia 15-24 tahun.
Kebanyakan mereka masih aktif di sekolah menengah pertama, sekolah menengah
atas, atau perguruan tinggi. Bahkan, ada pula yang masih duduk di bangku di
sekolah dasar. Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian
pertama pada usia SD atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan seseorang
atau kawan sebaya. Didorong pula oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba,
mereka menerima bujukan tersebut. Selanjutnya akan dengan mudahnya untuk

dipengaruhi menggunakan lagi, yang pada akhirnya menyandu obat-obatan
terlarang dan ketergantungan pada obat-obatan terlarang padahal kaum muda
inilah nantinya yang akan menjadi generasi penerus bangsa, jika sejak awal
mereka sudah rusak mentalnya bisa dibayangkan bagaimana keberlangsungan
bangsa ini kedepannya. Meskipun kebanyakan mereka para pengguna adalah
orang-orang kota, namun tidak menutup kemungkinan akan merambah sampai
kedaerah dan menyentuh pada pemuda-pemuda desa yang ada di Indonesia,
mengingat 60% wilayah Indonesia adalah desa/kelurahan dan juga begitu
pesatnya laju urbanisasi bukan tidak mungkin barang-barang haram itu akan
menjadi barang konsumsi bagi penduduk desa kedepannya seiring dengan laju
pertumbuhan desa.
Maka dari itu munculah gagasan untuk menggerakan para pemuda Karang
Taruna sebagai langkah antisipasi dini dalam upaya mencegah penyalahgunaan
narkoba di kalangan muda warga desa/kelurahan di seluruh Indonesia melalui
kegiatan-kegiatan positif yang prestatif. Dipilihnya Karang Taruna (KT) karena ini
adalah organisasi sosial yang menjadi wadah pengembangan generasi muda yang
tumbuh dan berkembang di masyrakat desa/kelurahan yang hampir ada di seluruh
wilayah Indonesia. Dengan demikian diharapkan dapat terjadi kontrol sosial
dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda desa di
Indonesia melalui kesibukan-kesibukan yang positif.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan gagasan ini adalah:
1. Memberikan sebuah gagasan untuk melakukan kontrol sosial bagi
pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda.

2. Mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan penyalahgunaan
narkoba.
3. Memberikan wadah dan kesempatan bagi para pemuda desa Karang
Taruna untuk melakukan hal-hal positif dan kreatif.
Manfaat Penulisan
Bagi pemerintah
1. Mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan narkoba.
2. Sebagai sarana pemerintah dalam memperdayakan pemuda desa Karang
Taruna untuk melakukan pencegahan dini penyalahgunaan narkoba
dikalangan pemuda.
3. Menguatkan citra bangsa Indonesia di mata dunia bahwa Indonesia
bukanlah sarang narkoba.
4. Mengetahui potensi-potensi dari para pemuda desa terutama Karang taruna
yang mungkin saja memberikan kontribusi-kontribusi yang bisa di
implementasikan pemerintah.
Bagi masyarakat
1. Terbantunya masyarakat dengan hal-hal dan kegiatan positif para pemuda
Karang Taruna yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya dan
dampak penyalahgunaan narkoba.
3. Membantu masyarakat dalam melakukan kontrol sosial terhadap anakanaknya sebagai pencegahan penyalahgunaan narkoba.
GAGASAN
Indonesia darurat narkoba
Badan Narkotika Nasional memperkirakan jumlah pengguna narkoba di
Indonesia akan terus meningkat. Pada tahun 2008 Dalam survei bersama Badan
Narkotika Nasional (BNN) dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas
Indonesia, penyalahgunaan narkoba di Indonesia menunjukkan tren meningkat
dan tidak ada tanda untuk mereda. Besaran penyalahguna narkoba di Indonesia
diperkirakan sekitar 3,1-3,6 juta orang. Bisnis narkoba di Indonesia sedang
berjalan cepat menuju skala masif. Menurut perkiraan BNN, volume perdagangan
(jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli narkoba) mencapai Rp 15,4
triliun. Kenaikan angka diperkirakan terjadi pula di tahun-tahun berikutnya. Tahun
2015, diprediksi angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang.
“Untuk itu bahaya ini harus dicegah dengan mengubah paradigma. Sudah saatnya
pendekatan hukum perlu diimbangi pendekatan rehabilitasi dan pencegahan harus
menjadi fokus utama. Jika itu mampu dilakukan, mimpi Indonesia negeri bebas
narkoba dapat tercapai, “ jelas Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional
Yappi Manate kepada kompas dalam diskusi antisipasi anak terhadap narkoba di

Jakarta, Rabu (4/3/2015). Yappi menegaskan, kondisi peredaran narkoba sudah
mencapai tahap mengkhawatirkan. Saat ini, sebanyak 251 jenis narkoba baru
sudah berkembang pada hampir 70 negara. “Angka kematian akibat
penyalahgunaan narkoba diperkirakan mencapai 104.000 orang yang berumur 15
tahun dan 263.000 orang yang berumur 64 tahun. Mereka meninggal akibat
mengalami overdosis. Ini disebabkan adanya salah kaprah mengenai gaya hidup
masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja,“ tambahnya.
Berdasarkan catatan Badan Narkotika Nasional, jumlah tersangka kasus
narkoba terus meningkat khususnya yang melanda pelajar sekolah dasar. Tahun
2007, pengguna narkoba pada kalangan pelajar SD mencapai 4.138. Jumlah ini
meningkat pada 2011 mencapai 5.087 pelajar SD. “Sedangkan jumlah tersangka
kasus narkoba terbanyak dialami kalangan yang berumur 30 tahun ke atas. Data
penelitian BNN selama lima tahun terakhir, sebanyak 52,2 % manusia Indonesia
berumur 30 tahun terjerat kasus narkoba, “ pungkasnya.
Sedangkan jika menengok kebelakang hasil survey Badan Narkotika
Nasional (BNN) dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia tahun
2004, pecandu Narkoba mencapai 1,5% dari jumlah penduduk atau sekitar
3.256.000 sampai 4 juta orang. Dari jumlah itu, sekitar 800.000 pecandu
mengkonsumsi narkotika dengan jarum suntik yang digunakan secara bergantian,
yang dampaknya sangat buruk yakni menularnya virus HIV/AIDS. Dalam laporan
Departemen Kesehatan RI, angka kematian akibat penyalahgunaan narkotika
mencapai 15.000 pertahun. Maka tidak heran kalau kala itu Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dalam sebuah kesempatan menegaskan bahwa narkoba
musuh nasional. Ajakan itu tampaknya berbanding lurus dengan adanya
penggerebekan pabrik narkoba di Tanggerang, Banten, dimana merupakan pabrik
narkoba terbesar ketiga di dunia. Dan tentu kasus yang terbaru adalah Peredaran
sabu 49 kg yang disita dari tiga WNA China dan kasus 2 Bali Nine yang berujung
pada hukuman mati. Hal ini disampaikan oleh Kabag Humas BNN Slamet Pribadi
di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (15/3/2015). dalam dua bulan
terakhir Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat sudah menangangi 78 kasus
narkoba, hal ini jelas menunjukan bahwa Indonesia memang dalam kondisi
darurat narkoba.
Sejauh ini pemerintah Indonesia sendiri cukup serius dan tidak tinggal
diam dalam upaya penanganan kasus penyalahgunaan narkoba. Ada beberapa
undang-undang yang telah mengatur mengenai penyalahgunaan, pemberantasan,
pencegahan dan tindak pidana narkoba seperti, Undang – undang nomor 9 tahun
1976, instruksi Presiden RI nomor 6 tahun 1971, Undang-undang nomor 22 Tahun
1997, Undang -undang nomor 35 tahun 2009. Hanya saja fokus pemerintah
selama ini lebih condong kepada kasus pemberantasan dan tindak pidana hukum.

Seharusnya pemerintah juga gencar pula dalam melakukan proses pencegahan
penyalahgunaan narkoba sampai kepelosok negeri ini mulai dari komponen
terkecil. Terutama adalah para pemuda di pelosok-pelosok negeri ini yang
kedepannya akan menjadi generasi penerus bangsa. Karena dari sinilah masa
depan negeri ini untuk kedepannya ditentukan, sehingga diperlukan kontrol dan
pembinaan melalui organisasi-organisasi pemuda di lingkungan terkecil sekalipun.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengalihkan waktu luang
dan bebas mereka kedalam kegiatan-kegiatan yang positif.
Peran Karang Taruna dalam Pencegahan Narkoba
Karang Taruna adalah organisasi non-partisan yang memiliki tugas pokok
bersama-sama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya menangani masalah
sosial yang berhubungan dengan pemuda baik yang bersifat preventif,
rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya
dalam rangka peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat sesuai dengan
bunyi Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang
Pedoman Dasar Karang Taruna dalam Bab 1 pasal 1 ayat 1. Pengembangan dan
pemberdayaan KT diselenggarakan dalam bingkai kebijakan pembangunan
kesejahteraan sosial oleh instansi sosial dengan menyertakan KT sebagai subjek.
Seluruh pembangunan di bidang kesejahteraan sosial baik oleh pemerintah
maupun masyarakat dalam bentuk koordinasikan dan diatur (legitinasi) oleh
instansi pemerintah yang menangani bidang kesejahteraan sosial. Sehingga jika
dihubungkan dengan permasalahan sosial yang sedang dialami Indonesia saat ini
yaitu masalah narkoba maka KT tentu menjadi sarana yang bisa dijadikan sebagai
alat kontrol paling dini dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba terutama di
desa maupun kelurahan yang saat ini mulai terkontaminasi dengan kehidupan
orang-orang kota tak terkecuali adalah masalah penyalahgunaan narkoba.
Jika kita tengok bagaimana fungsi pendirian dari KT sesuai dengan bunyi
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang
Pedoman Dasar Karang Taruna yakni meliputi penyelenggara diktat bagi
masyarakat, penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda,
penyelenggaraan kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi
muda, penumbuh-kembang kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda,
penumbuh-kembang semangat kesetiakawanan sosial, kebersamaan , dan jiwa
kekeluargaan, Penguat nilai-nilai kearifan local, pemupuk dan pengembang
kreativitas generasi muda untuk meningkatkan tanggung jawab sosial yang
bersifat rekreatif, edukatif, ekonomis, produktif, dan kegiatan praktis lainnya,
Penguat sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi, kemitraan, dan
kolaborasi baik internal maupun dengan pihak pemerintah, Penyelenggara usahausaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual. Dari sini dapat kita lihat

bahwa implikasi pencegahan penyalahgunaan narkoba sejalan dengan fungsi awal
pembentukan Karang Taruna yakni sebagaimana tujuan yang telah disebutkan,
maka dari itu pemberdayaan Karang Taruna sebagai sarana untuk pencegahan dini
penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda di Indonesia akan lebih
efektif karena kontrol dilakukan secara lebih intens.
Upaya preemtif atau upaya pencegahan yang dilakukan secara dini, antara
lain mencakup pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang bersifat dengan sasaran
untuk memengaruhi faktor-faktor penyebab pendorong dan faktor peluang (Faktor
Korelatif Kriminogen) dari adanya kejahatan tersebut. Sehingga akan tercipta
suatu kondisi kesadaran kewaspadaan dan daya tangkal serta terbina dan
terciptanya kondisi perilaku dan norma hidup bebas dari segala ancaman narkoba
(Dit Bimmas Polri, 2000:23). Selain itu mereka harus diberdayakan melalui
kegiatan-kegiatan positif agar ruang mereka melakukan kegiatan tercela seperti
penyalahgunaan narkoba dapat dicegah dan pemerintah tentu harus memacu para
pemuda Karang Taruna melalui bentuk apresiasi yang kongkret.
KATCOM (Karang Taruna competition)
KATCOM adalah sebuah terobosan dalam mememberikan apresiasi bagi
para pemuda Karang Taruna sekaligus juga memicu pemuda Karang Taruna untuk
mampu memberikan kontribusi dan berperan penting dalam lingkungan
masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan
kesejahteraan masyarakat serta berkontribusi dalam melakukan pencegahan dini
penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Dengan adanya bentuk
apresiasi yang nyata dari pemerintah ini maka peran Karang Taruna akan terasa
lebih dihargai sehingga akan memicu mereka untuk berkontribusi lebih.
KATCOM dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat kecamatan,
kabupaten, provinsi dan juga tingkat nasional. Mereka yang ingin sampai pada
tingkat nasional harus melelui proses penyaringan di tingkat kecamatan dan
kabupaten. KATCOM di buat berjenjang agar proses seleksi menuju tingkat
nasional lebih mudah dan terkoordinir. Melalui proses yang ketat ini pula di
harapkan para pemuda Karang Taruna mampu menunjukkan dan memberikan
terobosan-terobosan yang kreatif dalam kontribusinya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Krteria penilaian dari KATCOM dilihat dari dua faktor yakni hasil input dan
output. Dari faktor input yang dinilai meliputi aspek kualitas kader, yang bisa
ditinjau dari segi perkembangan organisasi Karang Taruna itu sendiri mulai dari,
1. Pemberdaya, pengembang, dan penguat sistem jaringan kerjasama antar
Karang Taruna serta dengan pihak lain yang terkait.

2. Penyelenggara organisasi, konsolidasi dan sosialisasi kebijakann serta
peyelenggara mekanisme pengambilan keputusan organisasi.
3. Pengelola sistem informasi dan komunikasi .
4. Penyelenggara koordinasi dan konsolidasi kegiatan penanggulangan
permasalahan sosial termasuk dengan unit teknis tersendiri.
5. Pemelihara kesetiakawanan sosial, konsistensi, dan citra organisasi.
6. Penyelenggara sistem dan koordinasi pengembangan SDM para kader KT.
Dari sisi output aspek penilaiannya meliputi,
1. Hasil karya cipta dan karsa berupa teknologi baik sederhana maupun
modern yang bermanfaat bagi masyarakat baik dalam bidang ekonomi,
pandidikan maupun lainnya..
2. Kontribusi KT terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Kontribusi dari KT dalam melakukan sosialisasi, penyuluhan dan
pembinaan kepada kader dan masyarakat terutama kalangan muda
mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba.
4. Melakukan pengecekan dan pendataan terhadap warga yang yang
terindikasi mengkonsumsi narkoba dan menindak lanjutinya ke pihak yang
terkait.
Penilaian ini dilakukan secara kolektif yang menyangkut beberapa aspek
penilaian seperti diatas. Cara penilaiannya adalah pihak juri dari tingkat
kecamatan dan kabupaten bekerja sama melakukan peninjaun ke lokasi secara
berkala setiap sebulan sekali selama 6 bulan berturut-turut. Bagi mereka
kelompok KT yang lolos sesuai penilaian diambil 1 terbaik yang berhak mewakili
ketingkat provinsi. Di tingkat provonsi mereka yang lolos melakukan presentasi
atas apa yang telah mereka hasilkan dan dari situ diambil penilaian serta pihak juri
malakukan peninjauan sekali sebelum presentasi dilakukan guna mengumpulkan
bukti dan fakta yang otentik sehingga kemungkinan terjadinya manipulasi data
dan tindak kecurangan dapat dihindari. Sedangkan bagi yang terbaik mereka
kelompok KT berhak mewakili ke tingkat nasional. Di tingkatt nasional mereka
akan kembali dinilai dan diambil 3 terbaik dan diberikan penghargaan.
Dengan dijalankannya program KATCOM dengan metode seperti ini
diharapkan tujuan utama program ini untuk melakaukan pencegahan dini terhadap
penyalahgunaan narkoba di kalangan muda tetap terwujud dan juga tetap
memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkreasi dan berkembang serta
sebagai bentuk penghargaan bagi mereka para pemuda KT yang telah
berkontribusi penuh terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pihak-pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan
Pemerintahan

Peran pemerintah sangat penting dalam hal ini baik itu pemerintah daerah dan
juga pusat. Terutama adalah keikutsertaan dari BNN, dan menteri kesejahteraan sosial
karena gagasan ini selain tujuan utamanya untuk pencegahan dini penyalahgunaan
narkoba tapi juga berhubungan dengan kesejahteraan sosial terutama di lingkungan
masyarakat yang terkait. Mereka harus bekerja secara berkesinambungan agar
gagasan KATCOM ini dapat terealisasi karena pihak pemerintah, baik pusat maupun
daereh inilah yang bisa menyelenggarakan dan mengimplementasikan gagasan ini.
Karang Taruna

Karang taruna sebagai obyek utama tentu perannya sangat diperlukan dalam
keikutsertaannya. Tanpa keikutsertaan dari Karang Taruna, gagasan ini tidak bisa
terealisasi.
Langkah-langkah Implementasi Gagasan
Implementasi gagasan KATCOM dimulai dari kebijakan pemerintah pusat
yang harus segera mungkin mewacanakan dan merealisasikan gagasan KATCOM
yang kemudian berkesinambungan hingga tingkat provinsi, kabupaten, dan
kecamatan yang tentunya informasi ini harus tersalurkan pada tingkat terkecil yakni
kelurahan/desa sehingga dalam hal ini sosialisasi adalah hal yang terpenting. Pada
akhirnya kelompok Karang Tarunalah yang nantinya akan berperan aktif dalam
keikutsertaannya nanti.
KESIMPULAN
1. KATCOM adalah sebuah terobosan dalam menghimpun dan
mengefektifkan peran pemuda Karang Taruna dalam melakukan sosialisasi
sebagai bentuk pencegahan dini terhadap penyalahgunaan narkoba di
kalangan muda dan masyarakat.
2. KATCOM juga sebagai wadah, ajang, dan juga kesempatan bagi pemuda
Karang Taruna untuk berkreasi dan menyalurkan inspirasi-inspirasi
kreatifnya demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. KATCOM juga sebagai bentuk apresiasi bagi pemuda Karang Taruna
yang berkontribusi dengan baik kepada masyarakat yang diberikan kepada
pemerintah.
4. Peran dan kerjasama pemerintah terutama BNN dan kementerian
kesejahteraan sosial dan juga pemrintahan daerah dibawahnya dan juga
keikutsertaan dari Karang Taruna sangat dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Conklin, John E. (1977). Criminology. (3rd ed.). New York: Macmillan Pub.co.
Dit Bimmas Polri. (2000). Penanggulangan Penyalahgunaan Bahaya Narkoba.
Jakarta: Dit Bimmas Polri
F.Agsya, 2010, Undang-Undang Narkotika dan Undang-Undang Psikotropika,
Jakarta: Asa Mandiri, hal53.
Ibid, hal 6.
Ibid hal 61.
Ibid hal 97.
Hadiman,1999 Menguak Misteri Maraknya Narkoba, Jakarta: Yayasan Sosial
Usaha Bersama, hal.39
Kusno Adi, 2009, Kebijakan Kriminal Dalam Penanggulangan Tindak Pidana
Narkotika Oleh Anak, Malang: UMM Press, hal. 30.
Kompas, “Penyelundupan Psikotropika, Petugas dan Mafia Adu
Kelihaian”. 23 Mei 2009.
Media Indonesia, “Cegah”. 26 Juni 2009.
Suara Pembaruan,. “Efektivitas Pengendalian Kejahatan”. 18 Februari 2009.
Antara, “Pengedar Narkoba Ditangkap Polisi Bekasi”. 19 Februari 2007.
[online] http://www.antara.co.id/print/?i=1171866950

Kompas, “3,6 Ton Bahan Narkotika Disita”. 19 Desember 2008. [online]
Sinar Harapan, “Bekasi Jadi Primadona Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba”.
5 Desember 2003. [online]
http://www.bnn.go.id
http://www.berita99.com/…/wow-2015-pengguna-narkoba-di-indo…
http://www.kemendagri.go.id/media/filemanager/2013/05/28/b/u/buku_induk_ko
e_data_dan_wilayah_2013.pdf
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/04/21/60290/Febriy
Pimpin-Karang-Taruna-Kota-Semarang#sthash.z3dBzDom.dpuf

LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
1. KETUA PELAKSANA
A. Identitas Diri

1
.

Nama Lengkap

Eko Santoso

2
.

Jenis Kelamin

Laki-Laki

3
.

Program Studi

Ilmu Sejarah

4
.

NIM

3111414012

5
.

Tempat danTanggal Lahir

Grobogan, 28 September 1995

6
.

E-mail

Santosoeko24@yahoo.com

7
.

Telepon

082220689446

B. Riwayat Pendidikan

SD

SMP

SMA

Nama
Institusi

SD N 3 Asemrudung

SMP N 3 Geyer

SMA N 1 Geyer

Jurusan

-

-

IPS

Tahun
MasukLulus

2002-2008

2008-2011

2011-2014

C. Penghargaan 10 Tahun Terakhir

No. Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

1.

Lulusan terbaik sejurusan IPS

SMA N 1 Geyer

2014

2.

Juara 3 OSN Geografi seSMA tingkat kabupten

Dinas pendidikan
kabupaten Grobogan

2013

3.

Juara 1 OSN Matematika
se- SMP tingkat
kabupaten

Dinas pendidikan
kabupaten Grobogan

2011

4.

Juara cerdas cermat
Dinas pendidikan
bahaya dampak nikotin se- kabupaten Grobogan
SMP tingkat kabupaten

2011

2. ANGGOTA 1
A. Identitas Diri

1
.

Nama Lengkap

Sulistya Putri

2
.

Jenis Kelamin

Perempuan

3
.

Program Studi

Ilmu Sejarah

4
.

NIM

3111414019

5
.

Tempat danTanggal Lahir

Grobogan, 23 Maret 1996

6
.

E-mail

sulistyaputri 11@gmail.com

7
.

Telepon

08562677578

B. Riwayat Pendidikan

SD

SMP

SMA

Nama
Institusi

SD N 1
Asemrudun
g

SMP N 3 Geyer

SMA N 1
Pulokulon

Jurusan

-

-

IPA

Tahun
MasukLulus

2002-2008

2008-2011

2011-2014

C. Penghargaan 10 Tahun Terakhir

No
.

Jenis Penghargaan

1.

Juara 1 Penulisan Karya Ilmiah Dinas Pendidikan
tingkat SMA se Grobogan
Kabupaten Grobogan

2013

2.

Juara harapan 3 Penulisan
Karya Ilmiah tingkat SMA se
Jawa Tengah

2013

Institusi Pemberi
Penghargaan

Dinas Pendidikan
Kabupaten Grobogan

3. ANGGOTA II
A. Identitas Diri

1.

Nama Lengkap

Sarif Hidayat

2.

Jenis Kelamin

Laki-laki

3.

Program Studi

Manajemen

4.

NIM

7101412254

5.

Tempat dan Tanggal Lahir

Kebumen, 04 Maret 1995

6.

E-mail

sarifhidayat76@yahoo.com

7.

Telepon

087715434634

B. Riwayat Pendidikan

Tahun

Nama
Institusi

SD

SMP

SMA

SD Negeri 1
Sadang

SMP Negeri 1
Sadang

SMA Negeri 1
Pejagoan

Jurusan
Tahun
MasukKeluar

IPS
2002-2007

2007-2010

2010-2013

4. ANGGOTA III
A. Identitas Diri

1.

Nama Lengkap

Asep Syaeful Bachri

2.

Jenis Kelamin

Laki-Laki

3.

Program Studi

Ilmu Sejarah

4.

NIM

3111414025

5.

Tempat dan Tanggal Lahir

Ngawi, 09 Mei 1996

6.

E-mail

kangasep@gmail.com

7.

Telepon

085737587725

B. Riwayat Pendidikan

SD

SMP

SMA

Nama
Institusi

MI Nurul Yaqin

MTS Al Hidayah

MA Al Hidayah

Jurusan

-

-

IPS

Tahun
MasukLulus

2002-2008

2008-2011

2011-2014

LAMPIRAN
DOSEN PENDAMPING
A. Identitas Diri

1.

Nama Lengkap

Syaiful Amin

2.

Jenis Kelamin

Laki-Laki

3.

Prodi

Pendidikan Sejarah

4.

NIDN

000958501

5.

E-mail

syaifulamin14@ gmail.com

6.

Telepon

085641565794

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM Pengabdian Masyarakat saya dengan judul: KATCOM
(Karang Taruna Competition) : Langkah Dini Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba di Kalangan Pemuda Desa.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran, Gunungpati Semarang 50229 Telepon
(024) 8508006 Laman: www.unnes.ac.id,
E-mail:@unnes.ac.id
SURAT PERYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Eko santoso

NIM

: 3111414012

Program Studi
Fakultas

: Ilmu sejarah

: FIS

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Pengabdian Masyarakat
saya dengan judul: KATCOM (Karang Taruna Competition) : Langkah Dini

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pemuda Desa, yang diusulkan
untuk tahun 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau
sumber lain.
Bilamana di ketemukan hari diketemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya.
Semarang, 10 Juni 2015

Mengetahui

Yang menyatakan

Pembantu Rektor/Ketua
Bidang Kemahasiswaan

Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si

Eko Santoso

NIP.196012171986011001

NIM. 3111414012

Dokumen yang terkait