MAKALAH KONSEP KEPERAWATAN JIWA MASYARAK

MAKALAH KONSEP KEPERAWATAN JIWA
MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
Haifa Alya Azahra (211115017)
Gusti Dwi Lingga (
Sinta Karika Sari (211115021)
Merliani (
Regita Agustina (211115025)
Peggy Pebriani (211115031)
Tira Nur Aprilliana (211115034)
Fitri Laelasari (211115012)
Violeta Regina Kalitow (211115028)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES
JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2017-2018

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kita panjatkan tahmid bagi keagungan asma Allah SWT

dalam shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau yang memberikan
inspirasi dan sumber keteladanan bagi orang-orang yang mengharapkan keridhaannya, dan semoga kita semua menjadi golongan hamba yang sholih amiin.
Sebagai ungkapan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat beserta karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
tentang “Konsep Keperawatan Jiwa Masyarakat” semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dunia akhirat.

Cimahi, September 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan jiwa masyarakat telah menjadi bagian dari masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Berbagai masalah multi-dimensional yang masih dan akan terus dihadapi masyarakat
menyangkut masalah ekonomi, bencana alam, wabah penyakit merupakan factor pencetus

terjadinya masalah pada kesehatan jiwa masyarakat Indonesia. Masalah kesehatan jiwa di
masyarakat dampaknya sangat luas dan kompleks. Meskipun secara tidak langsung
menyebabkan kematian, namun akan mengakibatkan si penderita gangguan jiwa menjadi tidak
produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitarnya
Definisi kesehatan jiwa menurut UU no.3 1966 tersebut adalah keadaan jiwa yang sehat .
mengenai usaha- usaha kesehatan jiwa dan penanganan penakit jiwa diusahakan oleh pemerintah
atau badan swasta dengan mengikutsertakan masyarakat dalam usaha- usaha kesehatan jiwa
(promotif , preventif, kuratif, rehabilitative)
Masalah kesehatan mental sering terjadi di masyarakat. Masalah kesehatan mental yang terjadi di
masyarakat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor makrososial dan makroekonomi.
Pemerintah terus melakukan dan memperbaiki peraturan yang berkaitan dengan faktor-faktor
tersebut. Hanya saja terkadang pemerintah sebagai pembuat dan perancang peraturan tidak sadar
akan konsekuensi peraturan yang mereka buat terhadap kesehatan mental masyarakat. Faktorfaktor sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatan mental masyarakat seperti kemiskinan,
pengangguran, terjadinya konflik yang berkepanjangan, dll. Faktor kemiskinan mempengaruhi
kesehatan mental masyarakat dikarenakan tekanan-tekanan dalam menjalani hidup, seperti
kesulitan untuk memenuhi keperluan hidup, tekanan dari lingkungan sosial terkait dengan
penerimaan dari lingkungan sekitarnya, kemudian dari segi kesehatan, kesulitan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang layak bagi mereka juga membuat semakin parahnya
gangguan yang mereka alami.
Dari kesulitan-kesulitan hidup yang mereka hadapi dapat menimbulkan dampak negatif yang

semakin memperparah keadaan, seperti misalnya bunuh diri, kekerasan dalam rumah tangga, dll.

Pengangguran juga menjadi salah satu hal yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan
mental. Hal ini disebabkan oleh penilaian negatif dari masyarakat terhadap orang-orang yang
belum memperoleh pekerjaan, selain itu juga tuntutan atau desakan dari orang-orang terdekat
yang membuat orang tersebut semakin tertekan dan menimbulkan gangguan psikologis dalam
dirinya. Untuk mengatasinya diperlukan program preventif dan promosi kesehatan mental
kepada masyarakat.

B. Tujuan penulisan
1.

Untuk memenuhi tugas pada matakuliah Keperawatan Komunitas III dan untuk mengetahui

pengertian atau definisi Konsep Kesehatan Jiwa Masyarakat
2. Untuk mengetahui Faktor- factor yang mempengaruhi Konsep Kesehatan Jiwa Masyarakat
3. Untuk mengetahui masalah- masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Konsep Kesehatan Jiwa
Masyarakat
4. Untuk mengetahui upaya pemecahan masalah dalam pelaksanaan Konsep Kesehatan Jiwa
Mayarakat

C. Manfaat penulisan
1. Untuk mahasiswa menambah pengetahuan mahasiswa tentang kesehatan jiwa masyarakat
2. Untuk intitusi sebagai bahan referensi
3. Untuk pemerintah

BAB II
KONSEP KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
A. Definisi
Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik mental dan social yang memungkinka

setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Sedangkan menurut WHO (2005) kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Dari dua defenisi di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu
kondisi fisik, mental dan sosial yang bebas dari gangguan,seperti penyakit atau perasaan
tertekan yang memungkinkan seseorang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stres
yang terjadi sehari-hari serta berhubungan sosial secara nyaman dan berkualitas.
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral

dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.
Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1996 tentang kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi
yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang
dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain. Selain dengan itu pakar
lain mengemukakan bahwa kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera
(mental wellbeing) yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang
utuh dan kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia.
Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan
sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai
sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Sumiati dkk, 2009)
Kesehatan jiwa meliputi :
1) Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
2) Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
3) Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari – hari
Kesehatan Jiwa Masyarakat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa & sosial yang berorientasi
kepada masyarakat dengan mengutamakan pendekatan masyarakat.
Pelayanan keperawatan yang komprehensif; holistik & paripurna berfokus pada masyarakat
yang sehat, rentan terhadap stress & dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan


Pelayanan Keperawatan yang komprehensif yaitu pelayanan yang difokuskan pada:
a. Pencegahan primer pada anggota masyarakat yang sehat.
b. Pencegahan sekunder pada anggota masyarakat yang mengalami masalah psikososial &
gangguan jiwa.
c. Pencegahan tersier pada klien gangguan jiwa dengan proses pemulihan
Pelayanan keperawatan yang holistic yaitu pelayanan yang difokuskan pada aspek bio-psikososio-kultural & spiritual. Perawatan mandiri Individu dan keluarga :
a. Masyarakat baik individu maupun keluarga diharapkan dapat secara mandiri memelihara
kesehatan jiwanya.
b. Pada saat ini sangat penting pemberdayaan keluarga
c. Perawat dan petugas kesehatan lain dapat mengelompokkan masyarakat dalam masyarakat sehat
jiwa, masyarakat yang mempunyai masalah psikososial, masyarakat yang mengalami gangguan
jiwa
Konsep Kesehatan Jiwa Masyarakat merupakan suatu orientasi kesehatan jiwa yang mencakup
semua kegiatan kesehatan jiwa yang dilaksanakan di masyarakat dengan menitik beratkan pada
upaya promotif dan preventif tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabilitative.
B. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan konsep kesehatan jiwa masyarakat
Beberapa factor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan konsep kesehatan jiwa masyarakat
1. Faktor Kesadaran masyarakat
Keikutsertaan dalam suatu kegiatan pembangunan bukan timbul begitu saja akan tetapi karena
adanya yang mendorong untuk berpartisipasi . salah satu adalah factor kesadaran masyarakat itu

sendiri
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati
dan mempunyai frekuensi spesifik , durasi dan tujuan yang baik disadari ataupun tidak disadari .
Kesadaran dari diri sendiri untuk tetap mempertahankan kesehatan merupakan hal penting untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup seseorang individu agar dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
masyarakat .
Kesadaran individu untuk menerima dan ikut berpartisipasi dalam program pemerintah untuk
meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat dibutuhkan agar lebih meningkatkan mutu kesehatan
jiwa pada individu dan masyarakat

2. Factor pendidikan
Salah satu factor yang menyebabkan terjadinya perubahan adalah factor pendidikan . jika
dihubungkan tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat , maka kenyataan menunjukan
adanya hubungan yang erat . masyarakat yang berpendidikan tinggi biasanya memiliki tingkat
kemauan yang tinggi untuk melakukan kegiatan –kegiatan pembangunan .
3. Faktor pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan berperan penting untuk menjalankan konsep kesehatan jiwa masyarakat .
Tujuan pelayanan kesehatan jiwa yaitu untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan

klien dan dalam memelihara kesehatan jiwa . Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat :
Ø Tim kesehatan terdiri atas : psikiater, psikolok klinik dan perawat jiwa
Ø Tim berkedudukan di tingkat Dinas Kesehatan kabupaten / kota
Ø Tim bertanggung jawab terhadap program pelayanan kesehatan jiwa di daerah pelayanan
kesehatan kabupaten / kota
Ø Tim bergerak secara periodik ke tiap puskesmas untuk konsultasi, surveisi, monitoring dan
evaluasi
Ø Pada saat tim mengunjungi puskesmas, maka penanggung jawab pelayanan kesehatan jiwa &
komunitas di puskesmas akan : mengkonsultasikan kasus-kasus yang tidak berhasil atau
melaporkan hasil dan kemajuan pelayanan yang telah dilakukan
Unit pelayanan Kesehatan Jiwa di RSU :
a. Rumah sakit Umum daerah pada tingkat kabupaten / kota diharapkan mampu menyediakan
pelayanan rawat inap bagi klien gangguan jiwa dengan jumlah tempat tidur terbatas sesuai
dengan kemampuan
b. Sistem rujukan dari puskesmas / tim kesehatan jiwa masyarakat kabupaten / kota ke rumah sakit
umum harus jelas
Rumah Sakit Jiwa :
a. Rumah sakit jiwa merupakan pelayanan spesialistik kesehatan jiwa yang difokuskan pada klien
b.


gangguan jiwa yang tidak berhasil di rawat di keluarga/puskesmas/ RSU
Pasien yang telah selesai di rawat di RSJ dirujuk lagi ke puskesmas. Penanggung jawab
pelayanan kesehatan jiwa masyarakat di puskesmas bertanggung jawab terhadap lanjutan asuhan
di keluarga
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 220/MENKES/SK/III/1992
tentang pedoman umum Tim Pembina, Pengarah, Pelaksana kesehatan Jiwa Masyarakat.
Kesehatan jiwa masyarakat (Community Mental Health) merupakan suatu orientasi kesehatan
jiwa yang dilaksanakan di masyarakat. Kesehatan jiwa masyarakat ini dititik beratkan pada
upaya promotif dan preventif tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabilitative .

Upaya promotif yang dimaksud merupakan suatu rangkaian atau kegiatan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan jiwa yang bersifat promosi kesehatan jiwa .
Upaya promotif dilaksanakan dilingkungan :
a. Keluarga
Upaya promotif di lingkungan keluarga dilaksanakan dalam bentuk pola asuh dan pola
komunikasi dalam keluarga yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan jiwa yang sehat
a. lembaga pendidikan dilakukan untuk
Ø
menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan
jiwa; dan

Ø keterampilan hidup terkait Kesehatan Jiwa bagi peserta didik sesuai dengan tahap
perkembangannya
b. tempat kerja
Dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai Kesehatan Jiwa, serta
menciptakan tempat kerja yang kondusif untuk perkembangan jiwa yang sehat agar tercapai
c.

kinerja yang optimal.
Masyarakat
Dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai Kesehatan Jiwa, serta
menciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan jiwa
yang sehat

d. fasilitas pelayanan kesehatan;
dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai Kesehatan Jiwa
dengan sasaran kelompok pasien, kelompok keluarga, atau masyarakat di sekitar fasilitas
e.
Ø

pelayanan kesehatan

media massa;
penyebarluasan informasi bagi masyarakat mengenai Kesehatan Jiwa, pencegahan, dan

penanganan gangguan jiwa di masyarakat dan fasilitas pelayanan di bidang Kesehatan Jiwa;
Ø pemahaman yang positif mengenai gangguan jiwa dan ODGJ dengan tidak membuat program
pemberitaan, penyiaran, artikel, dan/atau materi yang mengarah pada stigmatisasi dan
diskriminasi terhadap ODGJ; dan
Ø pemberitaan, penyiaran, program, artikel, dan/atau materi yang kondusif bagi pertumbuhan dan
perkembangan Kesehatan Jiwa
f. lembaga keagamaan dan tempat ibadah; dan
g. lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan
upaya preventif merupakan suatu kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah kejiwaan dan
gangguan jiwa. Upaya preventif Kesehatan Jiwa dilaksanakan di lingkungan:

a. keluarga;
b. lembaga; dan
c. masyarakat
4. Faktor keadaaan Sosial
Pemerintah telah menyediakan konsep kesehatan jiwa masyarakat dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu kesehatan jiwa masyarakat . Namun upaya pemerintah tidak akan terealisasi
jika keadaan lingkungan tersebut tidak bisa dijangkau . untuk itu Lingkungan tempat tinggal
berpengaruh dalam pelaksanaan konsep kesehatan jiwa masyarakat . Status kesehatan
masyarakat dan cakupan pelayanan kesehatan masih rendah . Masyarakat secara umum belum
mempunyai pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan kondisi lingkungan yang kurang baik
.Penggunaan fasilitas kesehatan di daerah terpencil yang tidak memadai yang dipengaruhi oleh
askses jarak . namun bukan hanya disebabkan oleh jarak tapi terdapat dua factor yaitu
determinan penyediaan yang merupakan factor pelayanan dan determinan permintaan yang
merupakan factor pengguna . Determinan penyediaan meliputi infrastruktur fisik , tempat
pelayanan, ketersediaan ,pemanfaatan dan distribusi petugas , biaya pelayanan serta mutu
pelayanan . sedangkan determinan permintaan meliputi rendahnya pendidikan dan factor social
budaya masyarakat serta tingkat pendapatan yang rendah atau miskin
Pemerintah Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur tentang kesehatan mental,
yaitu Undang-Undang Nomor 3 tahun 1966 mengenai kesehatan jiwa. Dalam Undang-Undang
tersebut dijelaskan pengertian kesehatan jiwa adalah satu kondisi yang memungkinkan
perkembangan physik, intelektuil dan emosionil yang optimal dari seseorang dan perkembangan
itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain. Dalam pasal 2, juga ditegaskan bahwa
usaha-usaha kuratif maupun preventif demi kepentingan penderita penyakit jiwa adalah tugas
pemerintah.
Pemeliharaan kesehatan jiwa, disebutkan bahwa usaha-usaha pemeliharaan kesehatan jiwa
pemerintah meliputi:
a) Memelihara kesehatan jiwa dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak;
b) menggunakan keseimbangan jiwa dengan menyesuaikan penempatan tenaga selaras dengan
bakat dan kemampuannya;
c) perbaikan tempat kerja dan suasana kerja dalam perusahaan dan sebagainya sesuai dengan ilmu
kesehatan jiwa
d) mempertinggi taraf kesehatan jiwa seseorang dalam hubungannya dengan keluarga dan
masyarakat
e) usaha-usaha lain yang dianggap perlu oleh Menteri Kesehatan.

Dalam penerapannya di masyarakat, program preventif dalam kesehatan mental dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Menurut Commission on Chronic Illness (1957) dalam Psikologi Klinis
(2007) terdapat tiga tingkat program prevensi yaitu: prevensi primer, prevensi sekunder, dan
prevensi tersier.
- Prevensi primer bertujuan untuk mengurangi terjadi gangguan mental pada masyarakat secara
umum atau individu.
- Prevensi sekunder bertujuan untuk mengurangi durasi atau meringankan gangguan yang sudah
mulai terjadi.
- Prevensi tersier bertujuan untuk mengurangi efek dari gangguan yang sudah berkembang dan
mencegah kekambuhan. (Sundberg, 2007)
Dari penjelasan di atas kita dapat mengadakan program preventif dalam masyarakat. Langkah
pertama yang dapat kita lakukan adalah melakukan pendekatan dengan masyarakat untuk
mengetahui lebih dalam masalah kesehatan mental dalam setiap kelompok masyarakat. Selain itu
kita dapat melakukan prevensi lain yaitu dengan memberikan pengetahuan dan melatih
kemampuan problem solving masyarakat; kemampuan untuk menghadapi masalah dalam hidup;
kemampuan interpersonal; kemampuan menghadapi stress, terutama pada orangtua; peningkatan
aspek spiritual; pengembangan faktor protektif pada anak-anak; dan promosi kesehatan mental.
Dalam hal yang lebih khusus, misalnya, program preventif terhadap kasus bunuh diri dalam
masyarakat, yaitu dengan memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa bunuh diri bukan
jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah. Masyarakat dilatih untuk mampu menghadapi
masalah yang sulit dan menumbuhkan rasa kepercayaan mereka terhadap diri mereka sendiri
bahwa mereka mampu menjalani kehidupan ini. Dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga
misalnya, dapat dilakukan pemberdayaan kaum ibu, pengembangan kemampuan dalam
mengatasi masalah rumah tangga, untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Selain itu, bentuk preventif yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan,
terutama kesehatan psikis mereka. Dalam hal ini, diperlukan kerjasama antara dokter, psikolog,
pemerintah, terutama departemen kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
memadai bagi masyarakat. Kesadaran dari masyarakat sangat diperlukan. Jika masyarakat sudah
sadar akan kesehatan mental maka program preventif yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.
Diperlukan adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam pelaksanaan program
prenventif ini. Program ini tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama antara masyarakat dan
pemerintah.

Upaya kuratif merupakan kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terhadap ODGJ yang
mencakup proses diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sehingga ODGJ dapat berfungsi
kembali secara wajar di lingkungan keluarga, lembaga, dan masyarakat.

C. Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan konsep kesehatan jiwa pada masyarakat
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat
Keberadaan pasien gangguan jiwa di tengah- tengah masyarakat sampai saat ini masih belum
mendapat tempat seperti orang normal . penderita gangguan jiwa sering dianggap mengganggu
keberadaan orang lain . kondisi tersebut dapat disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan
serta sikap individu maupun masyarakat dalam menilai pasien gangguan jiwa . Akibatnya
keterlambatan dalam penanganan pasien gangguan jiwa terjadi dan menyebabkan bertambahnya
jumlah penderita sakit jiwa dimasyarakat
2. Minimnya fasilitas penunjang kesehatan
Kesehatan jiwa masih menjadi persoalan serius di Indonesia . data

riset kesehatan 2013

mencatat prevelensi gangguan jwa berat di Indonesia mencapai 1,7 miliar . artinya 1-2 orang dari
1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat . hal ini diperburuk dengan minimnya
pelayanan kesehatan jiwa di Negara Indonesia sehingga banyak penderita gangguan kesehatan
mental yang belum tertangani dengan baik .
3. Fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau
Keterjangkauan fasilitas kesehatan atau pelayanan kesehatan dan jaringannya di daerah terpencil
masih rendah meskipun pemerintah telah berupaya melakukan pemenuhan sarana prasarana .
Masalahnya berada pada jarak tempat tinggal pengguna dari tempat pelayanan, kekurangan alatalat dan persediaan di tempat pelayanan , kekurangan dana dan biaya transportasi dan
kekurangan dana untuk biaya pengobatan
D. Upaya pemecahan masalah pada pelaksanaan konsep kesehatan jiwa masyarakat
1. Dilakukannya pemberdayaan untuk masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan mutu kesehatan jiwa
masyrakat . baik pemberdayaan untuk masyarakat sendiri , tokoh masyarkat maupun profesi
kesehatan .
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat meliputi deteksi dini gangguan
jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa .

2. Pelatihan kesehatan jiwa bagi tenaga kesehatan jiwa
Pelatihan wajib dilakukan agar adanya tenaga kesehatan professional yang handal agar promosi,
preventif , kuratif dan rehabilitasi terhadap masyarakat yang menderitas sakit maupun yang sehat
dapat dilakukan secara menyeluruh termasuk didalamnya adalah pelayan kesehatan jiwa.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Konsep Kesehatan Jiwa Masyarakat merupakan suatu orientasi kesehatan jiwa yang mencakup
semua kegiatan kesehatan jiwa yang dilaksanakan di masyarakat dengan menitik beratkan pada
upaya promotif dan preventif tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabilitative
2. Faktor- factor yang mempangaruhi pelaksanaan konsep kesehatan jiwa masyarakat yaitu
Ø Factor kesadaran masyarakat
Ø Factor pendidikan
Ø Factor pelayanan kesehatan
Ø Faktor keadaan social
3. Masalah – masalah yang dihadapi pada pelaksanaan konsep kesehatan jiwa masyarakat
Ø Kurangnya pengetahuan masyarakat
Ø Minimnya fasilitas penunjang pengobatan
Ø Fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau
4. Upaya pemecahan masalah pada pelaksanaan konsep kesehatan jiwa
Masyarakat
Ø Pemberdayaan masyarakat
Ø Pelatihan kesehatan jiwa bagi tenaga kesehatan masyarakat
B. Saran
1. Untuk mahasiswa diharapkan bisa menguasai materi tentang konsep kesehatan jiwa masyarakat
2. Untuk institusi
3. Untuk pemerintah melalui tenaga ahlinya diharapkan tidak hanya membuat programnya tetapi
harus ada realisasi yang benar- benar nyata transparan dantepat sasaran
4. Untuk dosen mata kuliah kiranya dapat selalu membimbing mahasiwa dalam pembelajaran
mengenai mutu kesehatan jiwa pada masyarakat

DAFTAR PUSTAKA