artikel seminar sehari
\r
SEMINAR SEHARI
RONGGA MULUT SEBAGAI FOKAL INFEKSI
-ruf,*''t
M
Bi *s
f,?;\
w,ffitr
Oleh:
Dr.
RTSYA
CILMIATY, AR, drg; M.Si., SPKG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UN IVERSITAS SEBEIAS MARET
SURAKARTA 2OL4
RONGGA MTILUT SEBAGAI FOKAL INFEKSI
Oleh: Dr. Risya Cilmiaty,AR, drg, M.Si.,SpKG
I.
PENDAET'LUAI\I
Teori mengenai fokal infeksi telah menjadi pembicaraan yang luas di
kalangan para peneliti selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, bahwa fokus
sepsis bertanggung jawab terhadap inisiasi dan progres berbagai macam penyakit
inflamasi seperti artritis, ulkus peptih dan apendisitis (Akshata et al.. 2012).
Hubungan antara rongga mulut dan kesehatan umum sangat
sebuah pernyataan "The mouth is the window of
eral
your bo@'s
adalah jendela kesehatan badanmq sebab rongga
sesuai dengan
ledtli -
mulu
mulut dapa mcnunjukkan
berbagai macam gejala penyakit, infeksi, dan defisiensi nutrisi (Bansal et al.,
2013).
Diperkirakan terdapat mikroba normal atau komensal sebanyak
permukaan
t0'
pada
gigi, protesa implan! denture atau gigi tiruan, restorasi, dan ephel
mukosa rongga mulut, saluran pemafasan, saluran pencemaan, dan saluran
kencing. Rongga mulut terdiri hampir setengah bakteri komensal yang ada di
dalam tubuh manusia yang mencapai 6 miliar mikroba dan terdiri dari 30G500
spesies. Pada kondisi tertentu beberapa mikroorganisme dapat rnenjadi
oportunistik yang berkontribusi terhadap infeksi lokal ataupun sistemik Saat ini
diketahui ekosistem mikroba di mulut sangat dinamik dan rongga rnuhr
rlatu
menghadapi tantangan terhadap kemungkinan adanya infeksi dan berbsgai mac-m
kondisi sebagai bentuk manifestasi penyakit ataupun gangguan sisrcmik (Akshe
et a1.,2012)
Penyakit periodontal adalah salah satu penyakit infeksius honis yang
paling sering terjadi pada manusi4 dengan prevalensi bervariasi antara l0 dan
90Yo pada orang dewasa, tergantung kriteria diagnosisnya (Xiong
a
al., 2009).
Penyakit periodontal merupakan kondisi inflamasi jaringan lunak disekitar grgl
frun
W
(gingivitis) dan kerusakan struktur pendukung gigi. termasuk
ligamen periodontar,
tulang, sementurl dan jaringan lunak (periodontitis) (Stanko
and Holla., z0r4)-
Saat
ini
terdapat fakta yang menunjukkan bahwa penyakit periodontar
berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit
sistemik seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes melitus, dan efek kehamiran yang
merugikan (Xiong et
a1.,2009).
Gambar
l.
Puogenesis infeksi periodontardengan kondisi sistemik
(Akshata et a1.,2012)
A.
IITJBTJNGAI\I RONGGA MT'LUT DAIY DIABETES MELTTUS
Hubungan antara diabetes mellitus dan penyakit periodontal telah diteliti
secara luas. Telah banyak dijelaskan dalam penelitian epidemiologi bahwa
diabetes dapat meningkatkan risiko dan keparahan penyakit periodontal.
Peningkatan prevalensi dan keparahan periodontitis biasanya dapat terlihat pada
pasien diabeteg rerutama pada pasien dengan kontrol metabolik yang jelek
sehingga dapat memicu penyakit periodontal sebagai komplikasi diabetes mellitus
(Newman, dklq 2012).
Pada penelitian longirudinal dengan pasien diabetes mellitus tipe 2,
periodontitis yang parah berhubungan dengan kontnol glikemik yang buruk.
Pasien dengan periodootitis yang parah pada pemeriksaan awal mempunyaikontol
glikemik yang buntk sehma perindc
2{
ta}run dibandingkan dengan pasien tanpa
periodontitis. Pada penclitian dikatakan bahwa periodontitis dapat mempengaruhi
kontrol glikemik y'ang buruk- Periodontitis juga berhubungan dengan komplikasi
klasik dari diabetes. Pasien diabetss dewasa dengan periodontitis yang parah
mempunyai insidensi terkena ginjal dan komplikasi makrovaskular daripada
pasien diabetes dewasa dengnn hanya gingivitis atau periodontitis ringan.
Satu
atau lebih komplikasi kardivaskuler tcrjadi pada 82% pasien dengan periodontitis
parah dibandingkan ZlYo
psien tanpa periodontitis yang parah (Newman, dklg
2012).
Telah diketahui bahwa infhrnasi sisiemik memainkan peranan penting
dalam sensitivitas insulin dan keseimbangan glukosa Pcnyakit periodontal dapat
merangsang terjadinla inflamasi krooilq sctasai
-eambaran
peningkatan serum
cRP, [L-6, dan kadar fibrinog€n dapar dilihat pada pasien yang
menderita
periodontitis. tnflamasi dapat merangsang terjadinya resistensi insulin,
dan
beberapa resistensi sering menyertai infeksi sisremik- S€bagai conlotl, hkteri
non
periodontal akut dan infeksi sistemik telah terbukti meningkatkan resisitensi
inzulin dan memperburuk kootrolglikernik. Hal ini terjadi pada individu dengan
resistensi jaringan terhadap
atau tanpa diabetes. Infeksi sistemik meningkatkan
yaitu mencegah glukosa memasuki
insulin melalui bermacam-macam mekanisme'
glukosa darah' dan membutuhkan
sel targe! menyebabkan peningkatan kadar
untuk menjaga kadar glikemia yang
peningkatan produksi insulin pada pankreas
selama beberapa minggu dan bahkan
normal. Resistensi insulin dapat bertahan
Pada individu dengan diabetes tipe
bulanan s€telah pasien sembuh dari sakitnlz'
jaringa'n terhadap
2, ya,rg sudah memiliki resistensi insulirL maka resistensi
infeksi dapat memperburuk kontrol
insulin lebih lanjut yang disebabkan oleh
glikemikyangburuk.Padapasiendiabetesmellitustipel,dosisinsulinnormal
kontrol glikemik pada kehadiran
mungkin tidak cukup untuk mempertalEokan
kronk dapat menyebabkan
kemungkinan bahwa infeksi pcriodontal
infeksi. Ada
lzng buruk
balceri dan mengurangi
Terapi periodontal dirancang unruk rrenunrnkan
peningkatan resistensi insulin dan kontrol dikemik
sensitivitas insutin dan meningkatkan
inflamasi sehingga dapat mengembalikan
glikemik dapat dilihat pada beberapa
kontrol metabolik. peningkatan kontrol
(lrier*man, dkh 2012)'
penelitian tentang terapi pada pasien periodontitis
lmruscd Sirun
Pndafirmgrtory (:q{iS
Cfmr*lrtird
r?rLhiir
.{d.tr{..it
6ilrdtl
tfrrrrb
-:gg--)
lLr& Ilif{
.
*l l*
lt-ltf1lrrQ*o
$rairi@r
ffr.l"rt-IIG
Dbb€tts
dengan diabetes melitus (Bansal et al';
Gambar 2. Hubungan penyakit periodontal
2013)
4
tJ
J
5A
zE
m
tf# , " ''**"r,,'
*iT'-*- ,l'
.t
''+,
=$
wffiwEPH
d
Sil$r-
l*
"
-!
t0
>E
-
Z=
uJ
oE
a
(D
\1
oD
o(
b
tll
q5'
v
w
+
tu
2
\*
(t
L}
(t
6
@
gG
@
E
:
s\
t)
M
N
s
^\
s
R
AL
ss
F\
IE
(g
G
t*
q,
$,
c]
gs
4
tr
el,
e'
S"
s
*c
(g
!d
(0
E
ER
@
H€
o-
-rY
+u)
$l'
="
;(!
e'F
!dt
(oor* I&
6X
EU}
n$n
.. €ij E
Fa
=iE
SEMINAR SEHARI
RONGGA MULUT SEBAGAI FOKAL INFEKSI
-ruf,*''t
M
Bi *s
f,?;\
w,ffitr
Oleh:
Dr.
RTSYA
CILMIATY, AR, drg; M.Si., SPKG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UN IVERSITAS SEBEIAS MARET
SURAKARTA 2OL4
RONGGA MTILUT SEBAGAI FOKAL INFEKSI
Oleh: Dr. Risya Cilmiaty,AR, drg, M.Si.,SpKG
I.
PENDAET'LUAI\I
Teori mengenai fokal infeksi telah menjadi pembicaraan yang luas di
kalangan para peneliti selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, bahwa fokus
sepsis bertanggung jawab terhadap inisiasi dan progres berbagai macam penyakit
inflamasi seperti artritis, ulkus peptih dan apendisitis (Akshata et al.. 2012).
Hubungan antara rongga mulut dan kesehatan umum sangat
sebuah pernyataan "The mouth is the window of
eral
your bo@'s
adalah jendela kesehatan badanmq sebab rongga
sesuai dengan
ledtli -
mulu
mulut dapa mcnunjukkan
berbagai macam gejala penyakit, infeksi, dan defisiensi nutrisi (Bansal et al.,
2013).
Diperkirakan terdapat mikroba normal atau komensal sebanyak
permukaan
t0'
pada
gigi, protesa implan! denture atau gigi tiruan, restorasi, dan ephel
mukosa rongga mulut, saluran pemafasan, saluran pencemaan, dan saluran
kencing. Rongga mulut terdiri hampir setengah bakteri komensal yang ada di
dalam tubuh manusia yang mencapai 6 miliar mikroba dan terdiri dari 30G500
spesies. Pada kondisi tertentu beberapa mikroorganisme dapat rnenjadi
oportunistik yang berkontribusi terhadap infeksi lokal ataupun sistemik Saat ini
diketahui ekosistem mikroba di mulut sangat dinamik dan rongga rnuhr
rlatu
menghadapi tantangan terhadap kemungkinan adanya infeksi dan berbsgai mac-m
kondisi sebagai bentuk manifestasi penyakit ataupun gangguan sisrcmik (Akshe
et a1.,2012)
Penyakit periodontal adalah salah satu penyakit infeksius honis yang
paling sering terjadi pada manusi4 dengan prevalensi bervariasi antara l0 dan
90Yo pada orang dewasa, tergantung kriteria diagnosisnya (Xiong
a
al., 2009).
Penyakit periodontal merupakan kondisi inflamasi jaringan lunak disekitar grgl
frun
W
(gingivitis) dan kerusakan struktur pendukung gigi. termasuk
ligamen periodontar,
tulang, sementurl dan jaringan lunak (periodontitis) (Stanko
and Holla., z0r4)-
Saat
ini
terdapat fakta yang menunjukkan bahwa penyakit periodontar
berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit
sistemik seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes melitus, dan efek kehamiran yang
merugikan (Xiong et
a1.,2009).
Gambar
l.
Puogenesis infeksi periodontardengan kondisi sistemik
(Akshata et a1.,2012)
A.
IITJBTJNGAI\I RONGGA MT'LUT DAIY DIABETES MELTTUS
Hubungan antara diabetes mellitus dan penyakit periodontal telah diteliti
secara luas. Telah banyak dijelaskan dalam penelitian epidemiologi bahwa
diabetes dapat meningkatkan risiko dan keparahan penyakit periodontal.
Peningkatan prevalensi dan keparahan periodontitis biasanya dapat terlihat pada
pasien diabeteg rerutama pada pasien dengan kontrol metabolik yang jelek
sehingga dapat memicu penyakit periodontal sebagai komplikasi diabetes mellitus
(Newman, dklq 2012).
Pada penelitian longirudinal dengan pasien diabetes mellitus tipe 2,
periodontitis yang parah berhubungan dengan kontnol glikemik yang buruk.
Pasien dengan periodootitis yang parah pada pemeriksaan awal mempunyaikontol
glikemik yang buntk sehma perindc
2{
ta}run dibandingkan dengan pasien tanpa
periodontitis. Pada penclitian dikatakan bahwa periodontitis dapat mempengaruhi
kontrol glikemik y'ang buruk- Periodontitis juga berhubungan dengan komplikasi
klasik dari diabetes. Pasien diabetss dewasa dengan periodontitis yang parah
mempunyai insidensi terkena ginjal dan komplikasi makrovaskular daripada
pasien diabetes dewasa dengnn hanya gingivitis atau periodontitis ringan.
Satu
atau lebih komplikasi kardivaskuler tcrjadi pada 82% pasien dengan periodontitis
parah dibandingkan ZlYo
psien tanpa periodontitis yang parah (Newman, dklg
2012).
Telah diketahui bahwa infhrnasi sisiemik memainkan peranan penting
dalam sensitivitas insulin dan keseimbangan glukosa Pcnyakit periodontal dapat
merangsang terjadinla inflamasi krooilq sctasai
-eambaran
peningkatan serum
cRP, [L-6, dan kadar fibrinog€n dapar dilihat pada pasien yang
menderita
periodontitis. tnflamasi dapat merangsang terjadinya resistensi insulin,
dan
beberapa resistensi sering menyertai infeksi sisremik- S€bagai conlotl, hkteri
non
periodontal akut dan infeksi sistemik telah terbukti meningkatkan resisitensi
inzulin dan memperburuk kootrolglikernik. Hal ini terjadi pada individu dengan
resistensi jaringan terhadap
atau tanpa diabetes. Infeksi sistemik meningkatkan
yaitu mencegah glukosa memasuki
insulin melalui bermacam-macam mekanisme'
glukosa darah' dan membutuhkan
sel targe! menyebabkan peningkatan kadar
untuk menjaga kadar glikemia yang
peningkatan produksi insulin pada pankreas
selama beberapa minggu dan bahkan
normal. Resistensi insulin dapat bertahan
Pada individu dengan diabetes tipe
bulanan s€telah pasien sembuh dari sakitnlz'
jaringa'n terhadap
2, ya,rg sudah memiliki resistensi insulirL maka resistensi
infeksi dapat memperburuk kontrol
insulin lebih lanjut yang disebabkan oleh
glikemikyangburuk.Padapasiendiabetesmellitustipel,dosisinsulinnormal
kontrol glikemik pada kehadiran
mungkin tidak cukup untuk mempertalEokan
kronk dapat menyebabkan
kemungkinan bahwa infeksi pcriodontal
infeksi. Ada
lzng buruk
balceri dan mengurangi
Terapi periodontal dirancang unruk rrenunrnkan
peningkatan resistensi insulin dan kontrol dikemik
sensitivitas insutin dan meningkatkan
inflamasi sehingga dapat mengembalikan
glikemik dapat dilihat pada beberapa
kontrol metabolik. peningkatan kontrol
(lrier*man, dkh 2012)'
penelitian tentang terapi pada pasien periodontitis
lmruscd Sirun
Pndafirmgrtory (:q{iS
Cfmr*lrtird
r?rLhiir
.{d.tr{..it
6ilrdtl
tfrrrrb
-:gg--)
lLr& Ilif{
.
*l l*
lt-ltf1lrrQ*o
$rairi@r
ffr.l"rt-IIG
Dbb€tts
dengan diabetes melitus (Bansal et al';
Gambar 2. Hubungan penyakit periodontal
2013)
4
tJ
J
5A
zE
m
tf# , " ''**"r,,'
*iT'-*- ,l'
.t
''+,
=$
wffiwEPH
d
Sil$r-
l*
"
-!
t0
>E
-
Z=
uJ
oE
a
(D
\1
oD
o(
b
tll
q5'
v
w
+
tu
2
\*
(t
L}
(t
6
@
gG
@
E
:
s\
t)
M
N
s
^\
s
R
AL
ss
F\
IE
(g
G
t*
q,
$,
c]
gs
4
tr
el,
e'
S"
s
*c
(g
!d
(0
E
ER
@
H€
o-
-rY
+u)
$l'
="
;(!
e'F
!dt
(oor* I&
6X
EU}
n$n
.. €ij E
Fa
=iE