6011174827. 6011174827
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN 2006
TENTANG
PERIZINAN MELAKUKAN KEGIATAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN BAGI PERGURUAN TINGGI ASING,
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ASING,
BADAN USAHA ASING DAN ORANG ASING
Kementerian Riset dan Teknologi
LANDASAN YURIDIS PP 41/2006
Pasal 17 – UU. No. 18/2002
(1) Kerja sama internasional dapat diusahakan oleh semua unsur
kelembagaan Iptek untuk meningkatkan alih teknologi dari
negara-negara lain serta meningkatkan partisipasi dalam kehidupan
masyarakat ilmiah internasional.
Penjelasan:
Kerja sama internasional yang dimaksud mencakup kerja sama
dengan lembaga iptek di negara lain atas inisiatif sendiri. Kerja sama
tersebut merupakan pelaksanaan kesepakatan antar-negara, baik
secara bilateral maupun multilateral, atau keanggotaan pada berbagai
organisasi internasional yang berkaitan dengan Iptek
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud harus dilaksanakan atas dasar
persamaan kedudukan yang saling menguntungkan dengan
tidak merugikan kepentingan nasional, serta tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
(3)Pemerintah bertanggung jawab memberikan dukungan bagi perguruan
tinggi dan lembaga litbang dalam rangka kerja sama internasional di bidang
Iptek
4) Perguruan tinggi asing, lembaga litbang asing, badan usaha asing,
dan orang asing yang tidak berdomisili di Indonesia yang akan
melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia harus
mendapatkan izin tertulis dari instansi pemerintah yang berwenang.
Penjelasan:
Ketentuan dalam ayat ini dimaksudkan untuk menghindarkan adanya
kegiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing yang
merugikan masyarakat atau negara karena:
Kegiatan tersebut dapat mengakibatkan kekayaan hayati dan
nonhayati, artefak, dan harta karun yang dimiliki oleh negara
dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab oleh pihak asing;
Kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan wabah, merusak fungsi
lingkungan hidup, gangguan sosial kemasyarakatan, atau gangguan
lain yang merugikan.
STRUKTUR PP 41 TAHUN 2006
BAB I - KETENTUAN UMUM (1 Pasal)
BAB II- PERIZINAN KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (12
Pasal)
Bagian Kesatu
: Kewenangan Pemberian Izin
Bagian Kedua
: Obyek Perizinan
Bagian Ketiga
: Tata Cara Perizinan
Bagian Keempat : Persetujuan dan Penolakan Permohonan Izin
Bagian Kelima
: Jangka Waktu dan Perpanjangan Izin
Bagian Keenam
: Biaya Perizinan
BAB III - LEMBAGA PENJAMIN DAN MITRA KERJA (4 Pasal)
BAB IV
- PELAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANG (4
Pasal)
BAB V
- PENGAWASAN (1 Pasal)
BAB VI
- SANKSI (3 Pasal)
BAB VII - KETENTUAN PERALIHAN (2 Pasal)
BAB VIII
- KETENTUAN PENUTUP (2 Pasal)
BAB II - PERIZINAN KEGIATAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(12 Pasal)
Bagian Kesatu
: Kewenangan Pemberian Izin
Bagian Kedua : Obyek Perizinan
Bagian Ketiga
: Tata Cara Perizinan
Bagian Keempat : Persetujuan dan Penolakan Permohon
Izin
Bagian Kelima
: Jangka Waktu dan Perpanjangan Izin
Bagian Keenam
: Biaya Perizinan
PERIZINAN
•
•
•
•
•
Kewenangan Pemberian Izin
–
Pasal 2
Obyek Perizinan – Pasal 3, dan 4
Tata Cara Perizinan–Pasal 5, 6, dan
7
Persetujuan dan Penolakan – Pasal
8, 9 dan 10
Jangka Waktu – Pasal 11 dan 12
Biaya – Pasal 13
TATA CARA PERIZINAN
Melengkapi persyaratan permohonan izin
Rencana kegiatan litbang:
a) keterangan pemohon izin (profile)
b)nama pemohon izin
c) maksud dan tujuan penelitian
d)obyek dan bidang penelitian
e) lokasi dan daerah dilaksanakannya penelitian
f) keuntungan penelitian bagi Indonesia
Rekomendasi atau persetujuan dari lembaga penjamin
Surat keterangan kerjasama dengan mitra kerja dari lembaga litbang dan/atau
perguruan tinggi di Indonesia
Membayar biaya izin
•
Mengajukan izin tertulis kepada Menteri
•
Pemberian izin dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil penilaian tim
koordinasi
•
Penilaian dilakukan atas obyek perizinan dan sifat kerugian yang dapat
ditimbulkan
Persetujuan dan Penolakan Izin
•
•
•
Dalam jangka waktu paling lama 90 hari
Menteri harus memberikan jawaban
terhadap permohonan izin - Pasal 8
Penolakan izin disampaikan secara tertulis
disertai dengan alasan-alasannya – Pasal 9
Persetujuan izin disampaikan secara
tertulis dengan tembusan kepada
pimpinan instansi Pemerintah yang
berwenang – Pasal 10
BAGAN
Jangka Waktu dan Perpanjangan Izin
Jangka Waktu Izin
Paling Lama 1 Tahun
(Pasal 11)
Perpanjangan paling banyak
2 (dua) kali secara berturut-turut
untuk masing-masing
jangka waktu paling lama
1 (satu) tahun
(Pasal 12 ayat (1))
Kelengkapan Persyaratan
(Pasal 12 ayat (3))
Selambat-lambatnya 30 hari
(Pasal 12 ayat (4))
Diajukan secara
tertulis ke Menteri
(Pasal 12 ayat (2)
Diterima atau ditolak
Pasal 12 ayat (5))
BAGAN PERSETUJUAN PERIZINAN
PASAL 10
Izin Disetujui Menteri
Perguruan tinggi Asing,
lembaga penelitian
dan pengembangan asing,
badan usaha asing,
dan orang asing
secara tertulis
dengan tembusan kepada
pimpinan instansi pemerintah
yang berwenang.
Penelitian
Dijalankan
BAGAN PENOLAKAN PERIZINAN
PASAL 10
Perguruan tinggi Asing,
Izin Ditolak Menteri
lembaga penelitian
dan pengembangan asing,
badan usaha asing,
dan orang asing
secara tertulis
disertai alasan alasan
penolakan
Penelitian tidak
Dijalankan
BAB III
Lembaga Penjamin dan Mitra Kerja
Lembaga Penjamin
Orang perorangan atau organisasi di
Indonesia atau di luar negeri yang
bertindak sebagai penjamin kegiatan
penelitian - Pasal 1 angka 9
Mitra Kerja
Lembaga litbang dan/atau perguruan
tinggi
pemerintah/swasta
berbadan
hukum Indonesia – Pasal 1 angka 10
•
Kompetensi dan kelayakan lembaga penjamin
dan mitra kerja ditentukan oleh tim koordinasi –
Pasal 14 ayat (2)
•
Lembaga Penjamin bertanggung jawab terhadap
perguruan tinggi asing, lembaga litbang asing,
badan usaha asing, dan orang asing selama
berada
dan
melaksanakan
penelitian
di
Indonesia – Pasal 15
•
Mitra kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan
penelitian yang dilakukan – Pasal 16
•
Persyaratan
lembaga
penjamin
dapat
dikecualikan apabila mitra kerja memiliki
kompetensi dan kelayakan sebagai lembaga
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
KRT (Ketua, Wakil &
Sekretaris)
LIPI
BPPT
LAPAN
BAKOSURTANAL
BATAN
BIN
BAIS – TNI
Ditwilhan-Dephan
Baintelkam Mabes Polri
Setneg
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Ditjen HKI
BRKP DKP
Balitbang Depkes
Kemenlu
Kemendagri
Kemendiknas
Kemenhut
Kementan
Kantor Meneg LH
Ditjen Imigrasi
KemenESDM
BAGAN TANGGUNG JAWAB LEMBAGA
PENJAMIN DAN MITRA KERJA
MITRA KERJA
LEMBAGA PENJAMIN
BERTANGGUNG JAWAB
Perguruan tinggi asing,
lembaga penelitian
dan pengembangan asing,
badan usaha asing,
dan orang asing
(Pasal 15)
Pelaksanaan kegiatan penelitian
dan pengembangan
yang dilakukan
(Pasal 16)
BAB IV
PELAPORAN DAN PELAKSANAAN
• Pelaporan
– melaporkan kedatangan dan maksud kegiatan penelitian kepada
Gubernur, Walikota/Bupati, dan kepolisian negara setempat – Pasal 18
– melaporkan hasil pelaksanaan penelitian yang dilakukan kepada
Menteri secara berkala – Pasal 19 ayat (1)
• Pelaksanaan Penelitian
– penelitian dilakukan harus sesuai dengan izin yang diberikan – Pasal
20 ayat (1)
– tidak diperkenankan membawa sample dan/atau spesimen keluar
wilayah NKRI, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangundangan – Pasal 20 ayat (2)
– Menghormati adat istiadat dan norma-norma kebudayaan yang berlaku
– Pasal 21
BAB V Dan VI
PENGAWASAN DAN SANKSI
Pengawasan
– Pengawasan kegiatan dilakukan oleh Pemerintah – Pasal 22 ayat (1)
Sanksi
Pelanggaran dikenakan sanksi administratif , berupa:
a) teguran lisan;
b) teguran tertulis;
c) pemberhentian sementara kegiatan;
d) pembatalan dan/atau pencabutan izin.
– Sanksi pembatalan dan/atau pencabutan izin dilaksanakan oleh
Menteri – Pasal 23 ayat(3)
– Pengenaan sanksi administratif tidak mengurangi kemungkinan
dikenakan sanksi hukum lainnya sesuai peraturan perundangundangan – Pasal 25
BAB VII dan VIII
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
• Izin yang dikeluarkan berdasarkan Keppres No 100
Tahun 1993 tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
jangka waktu izin – Pasal 26
• Izin kepada Kepala LIPI sesuai Keppres No 100 Tahun
1993 tetap diproses dengan mengacu pada Peraturan
Pemerintah No 41 Tahun 2006 – Pasal 27
• Pada saat PP ini berlaku, Keppres No 100 Tahun 1993
dinyatakan tidak berlaku – Pasal 28 ayat (1)
• PP ini berlaku 1 tahun sejak tanggal pengundangan
(15 Desember 2006) – Pasal 29
Alur Perizinan Peneliti Asing
PENGAJUAN
Kantor
Perwakilan RI
EVALUASI
IZIN
PENGAWASAN
Pemohon
Izin
1. Mitra Kerja
2. Lembaga
Penjamin
Menteri
SekTKPIPA
Tim Koordinasi
Alur Perizinan Peneliti Asing
PENGAJUAN
Kantor
Perwakilan RI
EVALUASI
IZIN
• Rencana kegiatan litbang
• Rekomendasi lembaga
penjamin
• Rekomendasi mitra kerja
• Biaya
Menteri
SekTKPIPA
• DAFTAR
KEGIATAN
LITBANG
Pemohon
Izin
PENGAWASAN
1. Mitra Kerja
2. Lembaga
Penjamin
Tim Koordinasi
penilaian dan
pengkajian
• Persetujuan /
Penolakan
Aspek-aspek:
• manfaat,
polkam,
ekosos-bud,
dll
KAITAN PP 41 TAHUN 2006 DENGAN
MATERIAL TRANSFER AGREEMENT (MTA)
Pasal 20 ayat (2)
Perguruan tinggi asing, lembaga penelitian dan
pengembangan asing, badan usaha asing, dan
orang asing dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
membawa sampel dan/atau spesimen bahan
penelitian dan pengembangan keluar wilayah
NKRI, kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Perundang-undangan.
PENJELASAN PASAL 20 AYAT (2)
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang dimaksud dalam Pasal ini antara
lain adalah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pengesahan
International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture
(Perjanjian Mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman untuk Pangan dan
Pertanian) yang di dalamnya terdapat pengaturan mengenai Material Transfer
Agreement (Perjanjian Pengalihan Bahan) yang memperbolehkan pertukaran
sampel dan/atau spesimen antar negara untuk kepentingan penelitian.
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR:15/Permentan/OT.140/3/2009 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN PENGALIHAN MATERIAL
(MATERIAL TRANSFER AGREEMENT)
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 732/Menkes/SK/VII/2008 Tentang
Pedoman Pengiriman Spesimen untuk Keperluan Penelitiam dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian Riset dan Teknologi
Sekretariat Perizinan Peneliti Asing
Gedung BPPT II Lt. 8
Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340
Tel.: 62 (0)21 3169293
Fax: 62 (0)21 39836180; 39836181
Homepage www.ristek.go.id
E-mail : [email protected]
Sekretariat
Perizinan Penelitian Asing
Gd. II BPPT
Jl. MH. Thamrin No.8
JAKARTA
NOMOR 41 TAHUN 2006
TENTANG
PERIZINAN MELAKUKAN KEGIATAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN BAGI PERGURUAN TINGGI ASING,
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ASING,
BADAN USAHA ASING DAN ORANG ASING
Kementerian Riset dan Teknologi
LANDASAN YURIDIS PP 41/2006
Pasal 17 – UU. No. 18/2002
(1) Kerja sama internasional dapat diusahakan oleh semua unsur
kelembagaan Iptek untuk meningkatkan alih teknologi dari
negara-negara lain serta meningkatkan partisipasi dalam kehidupan
masyarakat ilmiah internasional.
Penjelasan:
Kerja sama internasional yang dimaksud mencakup kerja sama
dengan lembaga iptek di negara lain atas inisiatif sendiri. Kerja sama
tersebut merupakan pelaksanaan kesepakatan antar-negara, baik
secara bilateral maupun multilateral, atau keanggotaan pada berbagai
organisasi internasional yang berkaitan dengan Iptek
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud harus dilaksanakan atas dasar
persamaan kedudukan yang saling menguntungkan dengan
tidak merugikan kepentingan nasional, serta tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
(3)Pemerintah bertanggung jawab memberikan dukungan bagi perguruan
tinggi dan lembaga litbang dalam rangka kerja sama internasional di bidang
Iptek
4) Perguruan tinggi asing, lembaga litbang asing, badan usaha asing,
dan orang asing yang tidak berdomisili di Indonesia yang akan
melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia harus
mendapatkan izin tertulis dari instansi pemerintah yang berwenang.
Penjelasan:
Ketentuan dalam ayat ini dimaksudkan untuk menghindarkan adanya
kegiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing yang
merugikan masyarakat atau negara karena:
Kegiatan tersebut dapat mengakibatkan kekayaan hayati dan
nonhayati, artefak, dan harta karun yang dimiliki oleh negara
dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab oleh pihak asing;
Kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan wabah, merusak fungsi
lingkungan hidup, gangguan sosial kemasyarakatan, atau gangguan
lain yang merugikan.
STRUKTUR PP 41 TAHUN 2006
BAB I - KETENTUAN UMUM (1 Pasal)
BAB II- PERIZINAN KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (12
Pasal)
Bagian Kesatu
: Kewenangan Pemberian Izin
Bagian Kedua
: Obyek Perizinan
Bagian Ketiga
: Tata Cara Perizinan
Bagian Keempat : Persetujuan dan Penolakan Permohonan Izin
Bagian Kelima
: Jangka Waktu dan Perpanjangan Izin
Bagian Keenam
: Biaya Perizinan
BAB III - LEMBAGA PENJAMIN DAN MITRA KERJA (4 Pasal)
BAB IV
- PELAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANG (4
Pasal)
BAB V
- PENGAWASAN (1 Pasal)
BAB VI
- SANKSI (3 Pasal)
BAB VII - KETENTUAN PERALIHAN (2 Pasal)
BAB VIII
- KETENTUAN PENUTUP (2 Pasal)
BAB II - PERIZINAN KEGIATAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(12 Pasal)
Bagian Kesatu
: Kewenangan Pemberian Izin
Bagian Kedua : Obyek Perizinan
Bagian Ketiga
: Tata Cara Perizinan
Bagian Keempat : Persetujuan dan Penolakan Permohon
Izin
Bagian Kelima
: Jangka Waktu dan Perpanjangan Izin
Bagian Keenam
: Biaya Perizinan
PERIZINAN
•
•
•
•
•
Kewenangan Pemberian Izin
–
Pasal 2
Obyek Perizinan – Pasal 3, dan 4
Tata Cara Perizinan–Pasal 5, 6, dan
7
Persetujuan dan Penolakan – Pasal
8, 9 dan 10
Jangka Waktu – Pasal 11 dan 12
Biaya – Pasal 13
TATA CARA PERIZINAN
Melengkapi persyaratan permohonan izin
Rencana kegiatan litbang:
a) keterangan pemohon izin (profile)
b)nama pemohon izin
c) maksud dan tujuan penelitian
d)obyek dan bidang penelitian
e) lokasi dan daerah dilaksanakannya penelitian
f) keuntungan penelitian bagi Indonesia
Rekomendasi atau persetujuan dari lembaga penjamin
Surat keterangan kerjasama dengan mitra kerja dari lembaga litbang dan/atau
perguruan tinggi di Indonesia
Membayar biaya izin
•
Mengajukan izin tertulis kepada Menteri
•
Pemberian izin dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil penilaian tim
koordinasi
•
Penilaian dilakukan atas obyek perizinan dan sifat kerugian yang dapat
ditimbulkan
Persetujuan dan Penolakan Izin
•
•
•
Dalam jangka waktu paling lama 90 hari
Menteri harus memberikan jawaban
terhadap permohonan izin - Pasal 8
Penolakan izin disampaikan secara tertulis
disertai dengan alasan-alasannya – Pasal 9
Persetujuan izin disampaikan secara
tertulis dengan tembusan kepada
pimpinan instansi Pemerintah yang
berwenang – Pasal 10
BAGAN
Jangka Waktu dan Perpanjangan Izin
Jangka Waktu Izin
Paling Lama 1 Tahun
(Pasal 11)
Perpanjangan paling banyak
2 (dua) kali secara berturut-turut
untuk masing-masing
jangka waktu paling lama
1 (satu) tahun
(Pasal 12 ayat (1))
Kelengkapan Persyaratan
(Pasal 12 ayat (3))
Selambat-lambatnya 30 hari
(Pasal 12 ayat (4))
Diajukan secara
tertulis ke Menteri
(Pasal 12 ayat (2)
Diterima atau ditolak
Pasal 12 ayat (5))
BAGAN PERSETUJUAN PERIZINAN
PASAL 10
Izin Disetujui Menteri
Perguruan tinggi Asing,
lembaga penelitian
dan pengembangan asing,
badan usaha asing,
dan orang asing
secara tertulis
dengan tembusan kepada
pimpinan instansi pemerintah
yang berwenang.
Penelitian
Dijalankan
BAGAN PENOLAKAN PERIZINAN
PASAL 10
Perguruan tinggi Asing,
Izin Ditolak Menteri
lembaga penelitian
dan pengembangan asing,
badan usaha asing,
dan orang asing
secara tertulis
disertai alasan alasan
penolakan
Penelitian tidak
Dijalankan
BAB III
Lembaga Penjamin dan Mitra Kerja
Lembaga Penjamin
Orang perorangan atau organisasi di
Indonesia atau di luar negeri yang
bertindak sebagai penjamin kegiatan
penelitian - Pasal 1 angka 9
Mitra Kerja
Lembaga litbang dan/atau perguruan
tinggi
pemerintah/swasta
berbadan
hukum Indonesia – Pasal 1 angka 10
•
Kompetensi dan kelayakan lembaga penjamin
dan mitra kerja ditentukan oleh tim koordinasi –
Pasal 14 ayat (2)
•
Lembaga Penjamin bertanggung jawab terhadap
perguruan tinggi asing, lembaga litbang asing,
badan usaha asing, dan orang asing selama
berada
dan
melaksanakan
penelitian
di
Indonesia – Pasal 15
•
Mitra kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan
penelitian yang dilakukan – Pasal 16
•
Persyaratan
lembaga
penjamin
dapat
dikecualikan apabila mitra kerja memiliki
kompetensi dan kelayakan sebagai lembaga
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
KRT (Ketua, Wakil &
Sekretaris)
LIPI
BPPT
LAPAN
BAKOSURTANAL
BATAN
BIN
BAIS – TNI
Ditwilhan-Dephan
Baintelkam Mabes Polri
Setneg
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Ditjen HKI
BRKP DKP
Balitbang Depkes
Kemenlu
Kemendagri
Kemendiknas
Kemenhut
Kementan
Kantor Meneg LH
Ditjen Imigrasi
KemenESDM
BAGAN TANGGUNG JAWAB LEMBAGA
PENJAMIN DAN MITRA KERJA
MITRA KERJA
LEMBAGA PENJAMIN
BERTANGGUNG JAWAB
Perguruan tinggi asing,
lembaga penelitian
dan pengembangan asing,
badan usaha asing,
dan orang asing
(Pasal 15)
Pelaksanaan kegiatan penelitian
dan pengembangan
yang dilakukan
(Pasal 16)
BAB IV
PELAPORAN DAN PELAKSANAAN
• Pelaporan
– melaporkan kedatangan dan maksud kegiatan penelitian kepada
Gubernur, Walikota/Bupati, dan kepolisian negara setempat – Pasal 18
– melaporkan hasil pelaksanaan penelitian yang dilakukan kepada
Menteri secara berkala – Pasal 19 ayat (1)
• Pelaksanaan Penelitian
– penelitian dilakukan harus sesuai dengan izin yang diberikan – Pasal
20 ayat (1)
– tidak diperkenankan membawa sample dan/atau spesimen keluar
wilayah NKRI, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangundangan – Pasal 20 ayat (2)
– Menghormati adat istiadat dan norma-norma kebudayaan yang berlaku
– Pasal 21
BAB V Dan VI
PENGAWASAN DAN SANKSI
Pengawasan
– Pengawasan kegiatan dilakukan oleh Pemerintah – Pasal 22 ayat (1)
Sanksi
Pelanggaran dikenakan sanksi administratif , berupa:
a) teguran lisan;
b) teguran tertulis;
c) pemberhentian sementara kegiatan;
d) pembatalan dan/atau pencabutan izin.
– Sanksi pembatalan dan/atau pencabutan izin dilaksanakan oleh
Menteri – Pasal 23 ayat(3)
– Pengenaan sanksi administratif tidak mengurangi kemungkinan
dikenakan sanksi hukum lainnya sesuai peraturan perundangundangan – Pasal 25
BAB VII dan VIII
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
• Izin yang dikeluarkan berdasarkan Keppres No 100
Tahun 1993 tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
jangka waktu izin – Pasal 26
• Izin kepada Kepala LIPI sesuai Keppres No 100 Tahun
1993 tetap diproses dengan mengacu pada Peraturan
Pemerintah No 41 Tahun 2006 – Pasal 27
• Pada saat PP ini berlaku, Keppres No 100 Tahun 1993
dinyatakan tidak berlaku – Pasal 28 ayat (1)
• PP ini berlaku 1 tahun sejak tanggal pengundangan
(15 Desember 2006) – Pasal 29
Alur Perizinan Peneliti Asing
PENGAJUAN
Kantor
Perwakilan RI
EVALUASI
IZIN
PENGAWASAN
Pemohon
Izin
1. Mitra Kerja
2. Lembaga
Penjamin
Menteri
SekTKPIPA
Tim Koordinasi
Alur Perizinan Peneliti Asing
PENGAJUAN
Kantor
Perwakilan RI
EVALUASI
IZIN
• Rencana kegiatan litbang
• Rekomendasi lembaga
penjamin
• Rekomendasi mitra kerja
• Biaya
Menteri
SekTKPIPA
• DAFTAR
KEGIATAN
LITBANG
Pemohon
Izin
PENGAWASAN
1. Mitra Kerja
2. Lembaga
Penjamin
Tim Koordinasi
penilaian dan
pengkajian
• Persetujuan /
Penolakan
Aspek-aspek:
• manfaat,
polkam,
ekosos-bud,
dll
KAITAN PP 41 TAHUN 2006 DENGAN
MATERIAL TRANSFER AGREEMENT (MTA)
Pasal 20 ayat (2)
Perguruan tinggi asing, lembaga penelitian dan
pengembangan asing, badan usaha asing, dan
orang asing dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
membawa sampel dan/atau spesimen bahan
penelitian dan pengembangan keluar wilayah
NKRI, kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Perundang-undangan.
PENJELASAN PASAL 20 AYAT (2)
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang dimaksud dalam Pasal ini antara
lain adalah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pengesahan
International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture
(Perjanjian Mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman untuk Pangan dan
Pertanian) yang di dalamnya terdapat pengaturan mengenai Material Transfer
Agreement (Perjanjian Pengalihan Bahan) yang memperbolehkan pertukaran
sampel dan/atau spesimen antar negara untuk kepentingan penelitian.
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR:15/Permentan/OT.140/3/2009 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN PENGALIHAN MATERIAL
(MATERIAL TRANSFER AGREEMENT)
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 732/Menkes/SK/VII/2008 Tentang
Pedoman Pengiriman Spesimen untuk Keperluan Penelitiam dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian Riset dan Teknologi
Sekretariat Perizinan Peneliti Asing
Gedung BPPT II Lt. 8
Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340
Tel.: 62 (0)21 3169293
Fax: 62 (0)21 39836180; 39836181
Homepage www.ristek.go.id
E-mail : [email protected]
Sekretariat
Perizinan Penelitian Asing
Gd. II BPPT
Jl. MH. Thamrin No.8
JAKARTA