PERDA RETRIBUSI PARKIR
1
PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
NOMOR
10
TAHUN 2003
TENTANG
RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PRABUMULIH,
Menimbang
:
a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dibidang perparkiran guna terwujudnya kelancaran, keamanan dan
ketertiban lalu lintas serta mengganti besarnya biaya penyediaan jasa
perparkiran, perlu dipungut Retribusi Parkir bagi kendaraan yang
memanfaatkan badan jalan sebagai tempat parkir;
b. bahwa besarnya retribusi parkir dan tempat parkir kendaraan perlu
diatur dengan Peraturan Daerah Kota Prabumulih;
c. bahwa untuk memenuhi maksud tersebut, perlu di atur dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Kota Prabumulih;
Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3186);
2. Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
3. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3848);
5. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
6. Undang-undang Nomor 06 Tahun 2001 tentang Pembentukkan Kota
Prabumulih (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4113);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3293);
2
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan
Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993
Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);
11.
Keputusan Presiden R.I Nomor 44 tahun 1999 tentang Tehnik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan
Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 70);
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM
TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih.
2.
Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih.
3.
Walikota adalah Walikota Prabumulih.
4.
Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kota Prabumulih.
5.
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kota Prabumulih.
3
6.
Badan adalah suatu bentuk Badan Usaha yang meliputi Perseroan
Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan usaha
Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun,
Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau
Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap
serta bentuk badan Usaha lainnya.
7.
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara.
8.
Tempat parkir adalah tempat yang ditentukan dan ditetapkan oleh
Kepala Daerah sebagai tempat untuk memarkir kendaraan.
9.
Tempat parkir umum adalah tempat untuk memarkir kendaraan
meluputi pinggir jalan dan peletaran parkir atau lingkungan parkir
yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.
10. Tempat parkir insidental adalah tempat-tempat parkir kendaraan yang
diselenggarakan secara tidak tetap atau tidak permanen karena adanya
suatu kepentingan atau kegiatan, baik mempergunakan fasilitas umum
maupun fasilitas lainnya.
11. Retribusi parkir adalah biaya yang dipungut atas pemberian pelayanan
dan fasilitas tempat parkir di badan jalan.
12. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi wajib retribusi.
13. Kendaraan adalah setiap kendaraan yang bermotor maupun tidak
bermotor baik yang tergolong kendaran umum maupun yang tidak
tergolong kendaraan tidak umum.
14. Surat Pandaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat
SPdORD adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk
melaporkan data objek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar
penghitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut
peraturan perundang-undangan retribusi daerah.
15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD
adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi
yang terutang.
16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang
selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang
menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.
17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya
disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih
besar daripada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
18. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD
adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi
administrasi berupa bunga dan atau denda.
4
19. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan
terhadap SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT
dan SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi.
20. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan dan mengolah data atau keterangan lainnya dalam
rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi
berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah.
21. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri
Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan
tersangka.
22. Batas Pusat Kota dalam Kota Prabumulih dimulai dari Simpang
Empat Kantor Pertamina sampai ke Kantor Dinas Perhubungan Kota
Prabumulih.
23. Batas Luar Kota dalam Kota Prabumulih adalah selain Nomor 23
seperti tersebut diatas.
BAB II
NAMA OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Parkir dipungut retribusi sebagai pembayaran atas
pelayanan dan fasilitas tempat parkir.
Pasal 3
Objek Retribusi adalah pemberian pelayanan dan fasilitas tempat parkir di
tepi jalan umum.
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang atau badan yang memperoleh pelayanan dan
fasilitas tempat parkir di tepi jalan umum.
BAB III
TATA CARA PENGUKURAN TINGKAT PENGGUNA JASA
Pasal 5
Tingkat penggunaan jasa, diukur berdasarkan pelayanan dan fasilitas tempat
parkir.
5
BAB IV
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR
SERTA BESARNYA TARIF
Pasal 6
(1)
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif
retribusi dimaksud untuk menutupi biaya penyelenggaraan pemberian
pelayanan dan fasilitas tempat parkir di badan jalan berdasarkan jenis
dan klasifikasi.
(2)
Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, meliputi untuk
kegiatan pembinaan, pengawasan dan pemantauan pelaksanaan
perparkiran di tepi jalan.
BAB V
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
Struktur dan besarnya tarif retribusi pemberian pelayanan dan fasilitas
tempat parkir, adalah sebagai berikut :
1.
Parkir Umum :
a.
Di Lokasi Pusat Kota :
1) Mobil barang dengan kereta gandeng
dan kereta tempel
……………
Rp.
7.000,-
Rp.
4.000,-
Rp.
3.000,-
Rp.
2.000,-
Rp.
3.500,-
Rp.
2.500,-
……………
……………
Rp.
Rp.
2.500,2.500,-
……………
Rp.
1.000,-
4)
Mobil
penumpang, ……………
sedan, pick-up dan
sejenisnya
Rp.
1.000,-
5)
Sepada motor
Rp.
500,-
2)
3)
Mobil barang dengan tonase :
a)
Mobil barang dengan tonase
diatas 10 ton
……………
b)
Mobil barang dengan tonase
5 ton s/d 10 ton
……………
c)
Mobil barang dengan tonase
2 ton s/d 4 ton
……………
d)
Mobil tangki atau mobil
box besar
……………
e)
Mobil tangki atau mobil
box kecil
……………
Mobil bus :
a) Mobil bus besar
b) Mobil bus
sedang
c) Mobil bus kecil
……………
6
b.
Di Lokasi Luar Pusat Kota :
1) Mobil barang dengan kereta gandeng
dan kereta tempel
……………
2)
3)
4)
5)
Mobil barang dengan tonase :
a)
Mobil barang dengan tonase
diatas 10 ton
……………
b)
Mobil barang dengan tonase
5 ton s/d 10 ton
……………
c)
Mobil barang dengan tonase
2 ton s/d 4 ton
……………
d)
Mobil tangki atau mobil
box besar
……………
e)
Mobil tangki atau mobil
box kecil
……………
Rp.
5.000,-
Rp.
3.000,-
Rp.
2.000,-
Rp.
1.500,-
Rp.
3.000,-
Rp.
2.000,-
Mobil bus :
a) Mobil bus besar …………… Rp.
b) Mobil bus
…………… Rp.
sedang
c) Mobil bus kecil
…………… Rp.
Mobil
penumpang, …………… Rp.
sedan, pick-up dan
sejenisnya
Sepeda motor
……………
Rp.
2.000,1.500,1.000,1.000,-
500,-
BAB VI
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 8
Retribusi yang terutang dipungut dalam wilayah Daerah.
BAB VII
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 9
Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan.
7
BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 10
(1) Pemungutan dilakukan setiap kali kendaraan parkir.
(2) Pemungutan/pembayaran retribusi dapat dilakukan secara langganan
bulanan.
(3) Syarat-syarat dan tata cara pembayaran retribusi secara berlangganan
diatur lebih lanjut oleh Walikota.
(4) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang
dipersamakan.
Pasal 11
(1)
(2)
(3)
Pemungutan retribusi ditepi jalan umum dilakukan oleh Dinas
Perhubungan atau Dinas/Instansi lain yang ditunjuk oleh Walikota.
Kepada Instansi pemungut/unit pengelola dan instansi terkait lainnya
diberikan biaya pemungutan sebesar 5% dari hasil pungutan yang disetor
ke Kas Daerah.
Pembagian biaya pemungutan akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.
BAB IX
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 12
(1)
(2)
(3)
Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan
retribusi dengan persetujuan DPRD Kota Prabumulih.
Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan sebagaimana
dimaksud ayat (1) pasal ini, dengan memperhatikan kemampuan wajib
retribusi.
Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan
oleh Walikota.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 13
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam
dengan pidana kurungan paling lama 3 (Tiga) bulan atau denda paling
banyak Rp. 1000.0000,- (satu juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetor ke Kas Daerah.
8
BAB XI
PENYIDIKAN
Pasal 14
(1) Selain pejabat PenyidikUmum yang bertugas menyidik tindak pidana,
Penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Daerah ini, dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS)
tertentu
dilingkungan
Pemerintah
Daerah
yang
pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berwenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian
dan melakukan pemeriksaan;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal dari tersangka;
d. melakukan penyitaan benda atau surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat
petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau
peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan
selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut
kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya;
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat
dipertanggung-jawabkan;
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota
9
Pasal 16
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota
Prabumulih.
Ditetapkan di Prabumulih
pada tanggal 10 September 2003
WALIKOTA PRABUMULIH
RACHMAN DJALILI
Diundangkan di Prabumulih
pada tanggal 25 September 2003
SEKRETARIS DAERAH
KOTA PRABUMULIH,
HASBULLAH KEMIS
LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2003 NOMOR 22 SERI C
PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
NOMOR
10
TAHUN 2003
TENTANG
RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PRABUMULIH,
Menimbang
:
a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dibidang perparkiran guna terwujudnya kelancaran, keamanan dan
ketertiban lalu lintas serta mengganti besarnya biaya penyediaan jasa
perparkiran, perlu dipungut Retribusi Parkir bagi kendaraan yang
memanfaatkan badan jalan sebagai tempat parkir;
b. bahwa besarnya retribusi parkir dan tempat parkir kendaraan perlu
diatur dengan Peraturan Daerah Kota Prabumulih;
c. bahwa untuk memenuhi maksud tersebut, perlu di atur dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Kota Prabumulih;
Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3186);
2. Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
3. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3848);
5. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
6. Undang-undang Nomor 06 Tahun 2001 tentang Pembentukkan Kota
Prabumulih (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4113);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3293);
2
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan
Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993
Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);
11.
Keputusan Presiden R.I Nomor 44 tahun 1999 tentang Tehnik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan
Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 70);
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM
TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih.
2.
Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih.
3.
Walikota adalah Walikota Prabumulih.
4.
Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kota Prabumulih.
5.
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kota Prabumulih.
3
6.
Badan adalah suatu bentuk Badan Usaha yang meliputi Perseroan
Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan usaha
Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun,
Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau
Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap
serta bentuk badan Usaha lainnya.
7.
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara.
8.
Tempat parkir adalah tempat yang ditentukan dan ditetapkan oleh
Kepala Daerah sebagai tempat untuk memarkir kendaraan.
9.
Tempat parkir umum adalah tempat untuk memarkir kendaraan
meluputi pinggir jalan dan peletaran parkir atau lingkungan parkir
yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.
10. Tempat parkir insidental adalah tempat-tempat parkir kendaraan yang
diselenggarakan secara tidak tetap atau tidak permanen karena adanya
suatu kepentingan atau kegiatan, baik mempergunakan fasilitas umum
maupun fasilitas lainnya.
11. Retribusi parkir adalah biaya yang dipungut atas pemberian pelayanan
dan fasilitas tempat parkir di badan jalan.
12. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi wajib retribusi.
13. Kendaraan adalah setiap kendaraan yang bermotor maupun tidak
bermotor baik yang tergolong kendaran umum maupun yang tidak
tergolong kendaraan tidak umum.
14. Surat Pandaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat
SPdORD adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk
melaporkan data objek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar
penghitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut
peraturan perundang-undangan retribusi daerah.
15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD
adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi
yang terutang.
16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang
selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang
menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.
17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya
disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih
besar daripada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
18. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD
adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi
administrasi berupa bunga dan atau denda.
4
19. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan
terhadap SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT
dan SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi.
20. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan dan mengolah data atau keterangan lainnya dalam
rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi
berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah.
21. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri
Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan
tersangka.
22. Batas Pusat Kota dalam Kota Prabumulih dimulai dari Simpang
Empat Kantor Pertamina sampai ke Kantor Dinas Perhubungan Kota
Prabumulih.
23. Batas Luar Kota dalam Kota Prabumulih adalah selain Nomor 23
seperti tersebut diatas.
BAB II
NAMA OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Parkir dipungut retribusi sebagai pembayaran atas
pelayanan dan fasilitas tempat parkir.
Pasal 3
Objek Retribusi adalah pemberian pelayanan dan fasilitas tempat parkir di
tepi jalan umum.
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang atau badan yang memperoleh pelayanan dan
fasilitas tempat parkir di tepi jalan umum.
BAB III
TATA CARA PENGUKURAN TINGKAT PENGGUNA JASA
Pasal 5
Tingkat penggunaan jasa, diukur berdasarkan pelayanan dan fasilitas tempat
parkir.
5
BAB IV
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR
SERTA BESARNYA TARIF
Pasal 6
(1)
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif
retribusi dimaksud untuk menutupi biaya penyelenggaraan pemberian
pelayanan dan fasilitas tempat parkir di badan jalan berdasarkan jenis
dan klasifikasi.
(2)
Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, meliputi untuk
kegiatan pembinaan, pengawasan dan pemantauan pelaksanaan
perparkiran di tepi jalan.
BAB V
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
Struktur dan besarnya tarif retribusi pemberian pelayanan dan fasilitas
tempat parkir, adalah sebagai berikut :
1.
Parkir Umum :
a.
Di Lokasi Pusat Kota :
1) Mobil barang dengan kereta gandeng
dan kereta tempel
……………
Rp.
7.000,-
Rp.
4.000,-
Rp.
3.000,-
Rp.
2.000,-
Rp.
3.500,-
Rp.
2.500,-
……………
……………
Rp.
Rp.
2.500,2.500,-
……………
Rp.
1.000,-
4)
Mobil
penumpang, ……………
sedan, pick-up dan
sejenisnya
Rp.
1.000,-
5)
Sepada motor
Rp.
500,-
2)
3)
Mobil barang dengan tonase :
a)
Mobil barang dengan tonase
diatas 10 ton
……………
b)
Mobil barang dengan tonase
5 ton s/d 10 ton
……………
c)
Mobil barang dengan tonase
2 ton s/d 4 ton
……………
d)
Mobil tangki atau mobil
box besar
……………
e)
Mobil tangki atau mobil
box kecil
……………
Mobil bus :
a) Mobil bus besar
b) Mobil bus
sedang
c) Mobil bus kecil
……………
6
b.
Di Lokasi Luar Pusat Kota :
1) Mobil barang dengan kereta gandeng
dan kereta tempel
……………
2)
3)
4)
5)
Mobil barang dengan tonase :
a)
Mobil barang dengan tonase
diatas 10 ton
……………
b)
Mobil barang dengan tonase
5 ton s/d 10 ton
……………
c)
Mobil barang dengan tonase
2 ton s/d 4 ton
……………
d)
Mobil tangki atau mobil
box besar
……………
e)
Mobil tangki atau mobil
box kecil
……………
Rp.
5.000,-
Rp.
3.000,-
Rp.
2.000,-
Rp.
1.500,-
Rp.
3.000,-
Rp.
2.000,-
Mobil bus :
a) Mobil bus besar …………… Rp.
b) Mobil bus
…………… Rp.
sedang
c) Mobil bus kecil
…………… Rp.
Mobil
penumpang, …………… Rp.
sedan, pick-up dan
sejenisnya
Sepeda motor
……………
Rp.
2.000,1.500,1.000,1.000,-
500,-
BAB VI
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 8
Retribusi yang terutang dipungut dalam wilayah Daerah.
BAB VII
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 9
Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan.
7
BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 10
(1) Pemungutan dilakukan setiap kali kendaraan parkir.
(2) Pemungutan/pembayaran retribusi dapat dilakukan secara langganan
bulanan.
(3) Syarat-syarat dan tata cara pembayaran retribusi secara berlangganan
diatur lebih lanjut oleh Walikota.
(4) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang
dipersamakan.
Pasal 11
(1)
(2)
(3)
Pemungutan retribusi ditepi jalan umum dilakukan oleh Dinas
Perhubungan atau Dinas/Instansi lain yang ditunjuk oleh Walikota.
Kepada Instansi pemungut/unit pengelola dan instansi terkait lainnya
diberikan biaya pemungutan sebesar 5% dari hasil pungutan yang disetor
ke Kas Daerah.
Pembagian biaya pemungutan akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.
BAB IX
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 12
(1)
(2)
(3)
Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan
retribusi dengan persetujuan DPRD Kota Prabumulih.
Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan sebagaimana
dimaksud ayat (1) pasal ini, dengan memperhatikan kemampuan wajib
retribusi.
Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan
oleh Walikota.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 13
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam
dengan pidana kurungan paling lama 3 (Tiga) bulan atau denda paling
banyak Rp. 1000.0000,- (satu juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetor ke Kas Daerah.
8
BAB XI
PENYIDIKAN
Pasal 14
(1) Selain pejabat PenyidikUmum yang bertugas menyidik tindak pidana,
Penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Daerah ini, dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS)
tertentu
dilingkungan
Pemerintah
Daerah
yang
pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berwenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian
dan melakukan pemeriksaan;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal dari tersangka;
d. melakukan penyitaan benda atau surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat
petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau
peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan
selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut
kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya;
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat
dipertanggung-jawabkan;
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota
9
Pasal 16
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota
Prabumulih.
Ditetapkan di Prabumulih
pada tanggal 10 September 2003
WALIKOTA PRABUMULIH
RACHMAN DJALILI
Diundangkan di Prabumulih
pada tanggal 25 September 2003
SEKRETARIS DAERAH
KOTA PRABUMULIH,
HASBULLAH KEMIS
LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2003 NOMOR 22 SERI C