SEKRETARIAT KABINET RI

SALINAN
PRES IOEN

REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 42 TAHUN

2017

TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL
ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bahwa Kepoiisian Ncgara Republik

Menimbang:


Indonesia
bertugas memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat;
b.

bahwa untuk meningkatkan profesionalisme,
pembinaan karir, dan peningkatan mutu pelaksanaan
tugas anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia,

perlu membentuk jabatan fungsional

Anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

menetapkan Peraturan Presiden tentang Jabatan
Fungsional Anggota Kcpolisian Negara Republik
Indonesia;

Mengingat:

1.

Pasal

4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

2. Undang-Undang


Nomor 4168);

3. Peraturan

PRESIDEN

REPUBLIK INOONESIA

-23. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagaimana tetah diubah dengan
Peraturan Presiden 5 Tahun 2OLT tentangperubahan
atas Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian

Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OLZ Nomor 15);
MEMUTUSI(AN:

Menetapkan:


PERATURAN

PRESIDEN

FUNGSIONAL ANGGOTA

TENTANG

JABATAN
KEPOLISIAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA.
BAB I
N UMUM

Pasal

I


Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
selanjutnya disebut Polri adalah alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri.

2. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
selanjutnya disebut Kapolri adalah pimpinan polri dan
penanggung jawab penyelenggaraan fungsi kepolisian.

3. Iftiteria Jabatan Fungsional adalah ukuran atau
pedoman yang menjadi dasar dalam penetapan suatu
jabatan fungsional Polri.
4. Jabatan

.


PRES IDEN

REPU

BLIK INDONESIA

-34. Jabatan Fungsional Anggota Polri adalah kedudukan
yang menunjukkan tugas, tanggungiawab, wewenang

dan hak seorang anggota dalam suatu

satuan
organisasi Polri, yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada kompetensi jabatan, keahlian
dan/atau keterampilan rcrtentu serta bersifat mandiri.
5. Rumpun Jabatan Fungsional Polri adalah himpunan

jenis jabatan fungsional yang


dikelompokkan
berdasarkan pendckatan tugas dan fungsi jabatan
pada satuan kerja di lingkungan Polri.

BAB II
KRITERIA JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 2
(1)

Kriteria Jabatan Fungsional Anggota Polri meliputi:
a. mempunyai metodologi, teknik analisis, dan
prosedur kerja yang didasarkan atas disiplin ilmu
pengetahuan dan/atau keterampilan strategis,
taktis, dan teknis tertentu dengan sertifikasi;
b. memiliki etika profesi yang ditetapkan oleh Kapotri;
c. jenjang jabatan fungsional disusun berdasarkan:
l) keahlian; dan
2) keterampilan;
d. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bersifat
mandiri; dan

e. diperlukan dalam pclaksanaan tugas dan fungsi
organisasi Polri.

(21

Jabatan Fungsional Anggota Polri terdiri dari:
a. jabatan fungsional keahlian; dan
b. jabatan fungsional kcterampilan.
Pasal 3

PRESIDEN

REPU

BLIK INDONESIA

-4Pasal 3

Jabatan Fungsional Anggota polri merupakan jabatan
karir yang terikat pada kode etik profesi polri.

(2) Pejabat Fungsional di lingkungan polri berkedudukan
sebagai pelaksana teknis tugas pokok pada satuan
(1)

keg'a Polri.
(3) Pejabat Fungsional Polri sebagaimana dimaksud pada

ayat (21 bertanggungjawab kepada pimpinan satuan
kerja.
(4) Pimpinan satuan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) melaksanakan pembinaan pejabat fungsional
sesuai dengan rumpun jabatan di lingkungan polri.
BAB III
JENIS RUMPUN DAN WEWENANG PENETAPAN
JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 4

Jenis rumpun Jabatan Fungsional Anggota polri disusun
dengan menggunakan pendekatan perpaduan antara
pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja di lingkungan

Polri dengan jabatan dan keahlian/ keterampilan tertentu.
pasal 5

(l)

Rumpun Jabatan Fungsional Anggota polri terdiri
atas:

a. rumpun jabatan pcmbinaan polri; dan
b. rumpun jabatan operasional polri.
(2) Rumpun jabatan pembinaan polri sebagaimana
dimaksud pada ayat (l) huruf a merupakan himpunan
jenis Jabatan pungsional Anggota polri yang
melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan,
pembantu pimpinan, dan pendukung.
(3) Rumpun . .

.

PRES IDEN


REPU

BLIK INDONESIA

-5(3)

Rumpun jabatan operasional polri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan himpunan
yang
melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok polri.

jenis Jabatan Fungsional Anggota polri

Pasal 6
(1)

Jabatan Fungsional Anggota polri dan formasi
pegawainya ditetapkan oleh Kapolri setelah
mendapatkan persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan.

(2)

Penetapan Jabatan Fungsional Anggota polri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada
rumpun jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5.

BAB IV
JENJANG DAN SYAMT JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 7

(l) Jenjang jabatan fungsional keahlian sebagai66la
dimaksud dalam Pasal 2 ayaL 12) huruf a terdiri atas:
a. jenjang ahli utama;
b. jenjang ahli madya;
c. jenjang ahli muda; dan
d. jenjang ahli pertama.
(21

Jenjang jabatan fungsional

keterampilan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf
b terdiri atas:
a. jenjang penyelia;
b. jenjang mahir;
c. jenjang terampil; dan
d. jenjang pemula.
pasal 8...

PRESIDEN

REPIJ

BLIK INDONESIA

-6Pasal 8

(1) Jenjang ahli urama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (l) huruf a merupakan jenjang jabatan
fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya
bersifat strategis nasional yang mensyaratkan

kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan
kepangkatan mulai dari Brigadir Jenderal polisi
sampai dengan Inspektur Jenderal polisi.

(2) Jenjang ahli madya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (t) huruf b merupakan jenjang jabatan
fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya
bersifat strategis sektoral yang mens5raratl