Logam EksplorasiUmum Mangan Manggarai NTT
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
EKSPLORASI UMUM ENDAPAN MANGAN DI KABUPATEN MANGGARAI,
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
oleh:
Sukmana
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan tahun sebelumnya untuk mencari data primer
maupun data sekunder tentang kedudukan dan sebaran sumber daya mineral, khususnya mangan yang
terdapat di daerah Kabupaten Manggarai.
Metoda yang dilakukan meliputi pemetaan geologi, pemetaan ubahan dan mineralisasi sekala
1:25.000 dan pembuatan sumur uji.
Keterdapatan endapan mangan di Kabupaten Manggarai dijumpai di beberapa lokasi yang
terdapat di Kecamatan Lambaleda dan Kecamatan Sambi Rampas. Selain itu ditemukan pula daerahdaerah bekas penambangan di Kecamatan Cibal.
Dari data lapangan yang didapat pada daerah yang dikunjungi menunjukkan bahwa endapan
mangan di beberapa lokasi diantaranya menempati daerah batugamping dan yang lainnya menempati
batuan gunungapi berupa tufa.
Lokasi keterdapatan endapan mangan di Kabupaten Manggarai dapat dikelompokkan dalam 3
(tiga) kategori, yaitu endapan mangan yang sedang ditambang, endapan yang telah ditambang dan
endapan mangan yang masih merupakan dalam tahap kegiatan eksplorasi.
PENDAHULUAN
Daerah Manggarai merupakan salah satu daerah
yang mempunyai sebaran endapan mangan yang
cukup potensial, baik yang telah diketahui
potensinya maupun yang masih indikasi.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tahun
sebelumnya, maka tahun 2007 ini dilakukan
kegiatan eksplorasi umum di daerah Golo
Rawang, Kabupaten Manggarai. (Gambar 1)
Metoda penyelidikan yang dilakukan meliputi
pengumpulan data/informasi primer dan
pengumpulan data dan informasi sekunder serta
analisis laboratorium. Pengumpulan data primer
dalam kegiatan ini merupakan kegiatan utama,
yang merupakan pekerjaan lapangan dalam
rangka penelitian keterdapatan endapan mangan
di daerah tersebut. Metoda yang dilakukan
meliputi pemetaan geologi, pemetaan ubahan
dan mineralisasi sekala 1:25.000 dan pembuatan
sumur uji.
Dalam kegiatan ini telah diambil conto endapan
mangan yang berasal dari Sumur uji sebanyak
30 galian sumuran, dalam pengambilan contoh
mangan ini hanya ditunjukkan kepada mangan
saprolitik, subcrop dan outcrop dan bongkah
batugamping ataupun singkapannya. (Gambar 2)
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN
Berdasarkan pembagian fisiografi dari Peta
Geologi Lembar Pulau Flores yang merupakan
bagian dari Busur Volkanik Dalam Kalk Alkalin
yang berumur Kenozoikum, yang sampai saat ini
masih aktif. Busur tersebut dibentuk oleh
penunjaman kerak Benua Hindia ke arah utara.
Bentuk busur kepulauan ini masih mengalami
perubahan di bagian timur, karena tumbukan
dengan tepi benua Australia – New Guinea.
Daerah Flores bagian barat sebagian besar
ditutupi oleh lava dan breksi andesitik sampai
basaltik disisipi tufa pasiran dan pasir tufaan dari
Formasi Kiro yang berselingan dengan Satuan
Batuan Gunungapi Tua (Tlmv) berumur Miosen
Awal sebagai batuan tertua di Flores bagian
barat. (Gambar 3)
Sekuen ini ditutupi oleh batuan sedimen
batupasir napal dan batugamping berselingan
dengan batuan gunungapi lava dasit, breksi, abu
dan tufa berumur Miosen Tengah – Atas yang
diterobos oleh granodiorit, diorit dan riolit.
Sedang breksi, lava dan tufa serta produkproduk gunungapi Holosen seperti lahar, bom
volkanik dan lapili menutupi batuan-batuan
tersebut di beberapa tempat.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Berdasarkan hasil pemetaan geologi dan lintasan
kompas
geologi
daerah
keterdapatan
mineralisasi mangan tersebar di daerah Golo
Rawang, desa Tengkulawar, Kecamatan
Lambaleda, Kabupaten Manggarai. Endapan
mangan mengelompok menempati rongga dalam
zona batugamping yang masif, berwarna putih
sebagian kekuningan karena lapuk. Lokasi
tempat singkapan mangan dijumpai berdasarkan
peta geologi yang dibuat oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi yang menempati
batugamping tufaan (Tmpl) yang berbatasan
dengan Batuan Gunungapi yang dominan tufa
(Tmk).
Sesuai hasil pemetaan geologi dan lintasan
kompas geologi pada daerah keterdapatan
mineralisasi mangan yang tersebar di dua daerah
kecamatan ini, diantaranya tersebar di daerah
Ponglalap, Rokat, Tumbak dan Waso,
Kecamatan Lambaleda. Sebaran lainnya terdapat
di Merong, Kecamatan Sambi Rampas yang
lokasinya cukup jauh dari jalan besar. Sebaran di
dua kecamatan ini merupakan data tambahan
dari daerah kerja sebelumnya, tahun 2006.
Batuan yang ditemukan di daerah Ponglalap
adalah batugamping yang menjadi tempat
kedudukan bijih mangan dimana keterdapatan
berupa boulder tersebar cukup banyak. Namun
demikian lokasi tempat singkapan mangan yang
dijumpai secara regional menempati satuan
litologi endapan gunungapi Formasi Kiro.
Sedangkan batuan yang dijumpai di daerah
Rokat hanya berupa sebaran boulder besi
deluvial, dimana penyebaran boulder besi
terbanyak ditemukan pada singkapan batuan
vulkanik yang berupa breksi. Dinterpretasikan
batuan vulkanik sebagai window dan
mineralisasi pada batuan vulkanik. Secara
regional lokasinya menempati batugamping
berselingan dengan batugamping pasiran
Formasi Bari.
HASIL PENYELIDIKAN
Lokasi keterdapatan endapan mangan di
Kabupaten Manggarai dapat dikelompokkan
dalam 3 (tiga) kategori, yaitu endapan mangan
yang sedang ditambang, endapan yang telah
ditambang dan endapan mangan yang masih
merupakan dalam tahap kegiatan eksplorasi.
Endapan mangan yang sedang ditambang
dijumpai di Desa Satar Punda, Kecamatan
Lambaleda yang dikelola oleh PT. Istindo Mitra
Perdana dan PT. Arumbai Mangabakti. Di
daerah Wangkung, Kecamatan Reo dikelola oleh
PT. Tribina Sempurna. Produksi mangan tahun
2006 sampai dengan triwulan 3 tahun 2007
mencapai sekitar 34.793 ton. Sedangkan lokasi
endapan mangan yang telah selesai ditambang
dijumpai beberapa tempat antara lain daerah
Bajak dan Wancang, Kecamatan Cibal. Lokasi
endapan mangan yang masih dalam tahap
eksplorasi ditemukan di Desa Kajong dan Lante
serta di Bukit Golo Rawang,
Mineralisasi yang ditemukan di daerah
penyelidikan didominasi oleh pirolusit dan
psilomelan, sedikit sekali yang porous dan
berongga-rongga.
Namun
demikian
ketebalannya susah diamati dan setempatsetempat. Hal ini terutama terlihat di daerah
endapan mangan yang tersebar di Kabupaten
Manggarai umumnya, terutama di Ponglalap dan
Rokat, Tumbak dan Waso serta Merong.
(Gambar 4). Sedangkan untuk daerah endapan
bijih mangan yang ditemukan di Golo Rawang
diperkirakan
cukup
menarik
untuk
ditindaklanjuti. (Gambar 5)
Daerah Ponglalap, Kecamatan Lambaleda,
endapan mangan ditemukan berupa boulder
dimana bijih mangan mengelompok mengisi
rongga-rongga pada batugamping.
Daerah Rokat, Kecamatan Lambaleda, indikasi
bijih mangan yang dijumpai diduga berasosiasi
dengan besi (Ferro-manganese) dimana bijih
besi deluvial ditemukan tersebar di daerah ini
seperti yang ditemukan di lembah S. Way Ara.
Pada bagian luar bongkah bijih besi nampak
mengembang Malahit.
Daerah Waso dan Tumbak, Kecamatan
Lambaleda, indikasi endapan bijih mangan di
daerah ini adalah berupa pengisian ronggarongga dalam batugamping, seperti yang
ditemukan di pantai daerah Waso.
Daerah Merong, Kecamatan Sambirampas,
indikasi endapan mangan dijumpai berupa
boulder dimana mineralisasi mangan mengisi
rongga-rongga dalam batugamping. Selain itu
juga ditemukan bijih mengisi pada batuan
volkanik yang mengisi pada rekahan batuan
tersebut.
Sebaran primer di Golo Rawang seluas 6000
meter persegi hingga satu hektar, dengan
ketebalan diperkirakan rata-rata 6 meter,
merupakan dimensi yang cukup besar
ukurannya. Umumnya dimensi kantong ini
sangat beragam dan dengan kadar Mn berbeda-
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
beda. Mineralisasi mangan Golo Rawang,
Kabupaten Manggarai merupakan daerah
prospek yang perlu mendapat perhatian, karena
secara geologi sebarannya cukup luas. Endapan
mangan primer tersebut tersebar di TP 04, TP
09, TP 10, TP 11, TP 12, TP 13 dan TP 14. yang
bertepatan dengan morfologi puncak perbukitan
Golo Rawang dengan conto dominan terdiri dari
R = Mangan primer dan SC = Mangan deluvial.
Sedang yang ke arah barat daya terdapat banyak
yang berupa SC = Mangan deluvial dan SF =
saprolit sehingga tergambarkan seperti dalam
Gambar 6. Keterdapatan endapan mangan di
daerah ini, jika dilihat bentuk endapan yang
tidak menerus, berupa kantong-kantong pengisi
rongga dalam batugamping sehingga sulit untuk
melakukan perhitungan sumber daya melalui
pemboran yang sistematis. Untuk mengatasi ini,
sebelum pemboran perlu dilakukan penyelidikan
geofisika yang memanfaatkan perbedaan berat
jenis yang cukup besar antar batugamping dan
endapan mangan guna melokalisir kantong
endapan mangan.
Untuk sementara ini dalam perhitungan sumber
daya tertunjuk daerah sebaran mangan di Golo
Rawang, menggunakan metoda perhitungan
sebagai berikut :
Sumber daya = Luas x Tebal/2 x Berat Jenis
Luas sebaran I, berdasarkan perhitungan
komputer mempunyai luas : 6.000 m, dengan
ketebalan kemungkinan bisa diolah 6 meter dan
berat Jenis 4,5. Maka sumber daya seluruhnya
6.000 x 6/2 x 4,5 = 81.000 ton.
Luas sebaran II, karena masih banyak mangan
tersebar di sekitar dan posisinya berupa
“subcrop”, maka dapatlah dibuat perkiraan
dengan luas: 10.000 m. dengan ketebalan
kemungkinan bisa diolah 6 meter dan berat jenis
4,5. Maka sumber daya seluruhnya 10.000 x 6/2
x 4,5 = 135.000. ton.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang belum ditunjang
oleh hasil analisis laboratorium dapat
disimpulkan, bahwa di Kabupaten Manggarai
yang diinvetarisasi sumber daya mineralnya
terutama mangan, memiliki potensi mineral
mangan
yang
memungkinkan
untuk
ditindaklanjuti dan dikembangkan sebagai
komoditi yang bisa diusahakan menjadi bahan
galian unggulan daerah Manggarai dengan
penambangan skala kecil. Sehingga nantinya
diharapkan ada perusahaan baru yang bergerak
di bidang pengelolaan dan penambangan
mangan. Selain kerja sama antara PT. Istindo
Mitra Perdana dan PT. Arumbai Mangabakti
serta PT. Bone – Wangkat, ketiga perusahaan ini
telah berhasil mengelola dan mengkaji
keterdapatan mangan di daerah Manggarai dan
berproduksi bertahun-tahun.
Endapan mangan tersebut tersebar di beberapa
tempat, mineralisasi mangan Golo Rawang,
Kabupaten Manggarai merupakan daerah
prospek yang perlu mendapat perhatian khusus
karena secara geologi sebarannya cukup luas.
Endapan mangan tersebut menyebar seluas 6000
meter persegi hingga satu hektar, terletak hampir
di puncak punggungan bukit. Perlu diketahui
endapan mangan disini sebagiannya merupakan
hasil pelapukan yang masih belum “transported”
jauh sehingga bisa disebut “insitu boulder”.
Hasil perhitungan total sumber daya tertunjuk
endapannya masing-masing berkisar antara
81.000 ton hingga 135.000 ton, dengan
ketebalan hingga 6 meter.
DAFTAR PUSTAKA
S. Koesoemadinata, dkk., 1994, Peta Geologi
Lembar Ruteng, Nusa Tenggara,
sekala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung
---------------------, 1996/1997, Pemetaan Semi
mikro terhadap 35 bahan galian
golongan C di Kabupaten Daerah
Tingkat II Manggarai, CV. Patria Jasa
Kupang, Nusa Tenggara Timur
Jerry N.C Garry, 1998, Drilling Status Report
KP 209-Wae Dara KP, Flores Island.
………………., 1998, Laporan Penciutan
Kedua PT. Flores Barat Mining
--------------------, Laporan Terminasi dan
Tinjauan Hasil Eksplorasi di Wilayah
Kontrak
Karya
Kabupaten
Manggarai
dan
Ngada,
Nusa
Tenggara Timur.
.......................,
1993,
Laporan
Studi
Kelayakan Penambangan Mangan di
Reo, Nusa Tenggara Timur. PT
Istindo Mitra Perdana
Gurniwa, A, dkk., 2002, Laporan Penyelidikan
Geokimia Regional Lembar Ruteng
Barat, Nusa Tenggara Timur,
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral, Bandung
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Sumartono, dkk., Laporan Penyelidikan
Geokimia Regional Lembar Ruteng Ngada, Nusa Tenggara Timur,
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral, Bandung
......................, 2001, Manggarai dalam angka
2001,
Pemerintah
Kabupaten
Manggarai.
......................, 2007, Laporan Triwulan II –
III, Kegiatan Tahap Eksplorasi Daerah
Kajong dan sekitarnya, Kecamatan
Reok, Kabupaten Manggarai – Flores,
Nusa Tenggara Timur. PT. Tribina
Sempurna
......................, 2007, Laporan Triwulan I – II,
Kuasa Pertambangan Eksploitasi Daerah
Rubis dan Sekitarnya, Siwa – Wangkal,
Desa Kajong, Kecamatan Reok,
Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara
Timur. PT. Sumber Jaya Asia
......................, 2007, Laporan Kegiatan Survey
Di Daerah Golo Rawang dan
Sekitarnya, Kecamatan Lambaleda,
Kabupaten Manggarai. PT. Alaska
Dwipa
Perdana
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 1. Peta Lokasi Eksplorasi Umum Cebakan Mangan di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 2. Penampang Sumur Uji Bukit Golo Rawang, Desa Tengkulawar, Kecamatan Lambaleda, Flores, NTT
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 3. Peta geologi regional Kabupaten Manggarai (Koesoemadinata, 1994)
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 4. Peta Lokasi Keterdapatan Cebakan Mangan dalam peta geologi regional P. Flores
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 5. Peta Geologi daerah Golo Rawang, Desa Tengkulawar dan Pinggang, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa
Tenggara Timur
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 6. Peta Geologi daerah Endapan Bijih Mangan Golo Rawang, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara
Timur
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
EKSPLORASI UMUM ENDAPAN MANGAN DI KABUPATEN MANGGARAI,
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
oleh:
Sukmana
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan tahun sebelumnya untuk mencari data primer
maupun data sekunder tentang kedudukan dan sebaran sumber daya mineral, khususnya mangan yang
terdapat di daerah Kabupaten Manggarai.
Metoda yang dilakukan meliputi pemetaan geologi, pemetaan ubahan dan mineralisasi sekala
1:25.000 dan pembuatan sumur uji.
Keterdapatan endapan mangan di Kabupaten Manggarai dijumpai di beberapa lokasi yang
terdapat di Kecamatan Lambaleda dan Kecamatan Sambi Rampas. Selain itu ditemukan pula daerahdaerah bekas penambangan di Kecamatan Cibal.
Dari data lapangan yang didapat pada daerah yang dikunjungi menunjukkan bahwa endapan
mangan di beberapa lokasi diantaranya menempati daerah batugamping dan yang lainnya menempati
batuan gunungapi berupa tufa.
Lokasi keterdapatan endapan mangan di Kabupaten Manggarai dapat dikelompokkan dalam 3
(tiga) kategori, yaitu endapan mangan yang sedang ditambang, endapan yang telah ditambang dan
endapan mangan yang masih merupakan dalam tahap kegiatan eksplorasi.
PENDAHULUAN
Daerah Manggarai merupakan salah satu daerah
yang mempunyai sebaran endapan mangan yang
cukup potensial, baik yang telah diketahui
potensinya maupun yang masih indikasi.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tahun
sebelumnya, maka tahun 2007 ini dilakukan
kegiatan eksplorasi umum di daerah Golo
Rawang, Kabupaten Manggarai. (Gambar 1)
Metoda penyelidikan yang dilakukan meliputi
pengumpulan data/informasi primer dan
pengumpulan data dan informasi sekunder serta
analisis laboratorium. Pengumpulan data primer
dalam kegiatan ini merupakan kegiatan utama,
yang merupakan pekerjaan lapangan dalam
rangka penelitian keterdapatan endapan mangan
di daerah tersebut. Metoda yang dilakukan
meliputi pemetaan geologi, pemetaan ubahan
dan mineralisasi sekala 1:25.000 dan pembuatan
sumur uji.
Dalam kegiatan ini telah diambil conto endapan
mangan yang berasal dari Sumur uji sebanyak
30 galian sumuran, dalam pengambilan contoh
mangan ini hanya ditunjukkan kepada mangan
saprolitik, subcrop dan outcrop dan bongkah
batugamping ataupun singkapannya. (Gambar 2)
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN
Berdasarkan pembagian fisiografi dari Peta
Geologi Lembar Pulau Flores yang merupakan
bagian dari Busur Volkanik Dalam Kalk Alkalin
yang berumur Kenozoikum, yang sampai saat ini
masih aktif. Busur tersebut dibentuk oleh
penunjaman kerak Benua Hindia ke arah utara.
Bentuk busur kepulauan ini masih mengalami
perubahan di bagian timur, karena tumbukan
dengan tepi benua Australia – New Guinea.
Daerah Flores bagian barat sebagian besar
ditutupi oleh lava dan breksi andesitik sampai
basaltik disisipi tufa pasiran dan pasir tufaan dari
Formasi Kiro yang berselingan dengan Satuan
Batuan Gunungapi Tua (Tlmv) berumur Miosen
Awal sebagai batuan tertua di Flores bagian
barat. (Gambar 3)
Sekuen ini ditutupi oleh batuan sedimen
batupasir napal dan batugamping berselingan
dengan batuan gunungapi lava dasit, breksi, abu
dan tufa berumur Miosen Tengah – Atas yang
diterobos oleh granodiorit, diorit dan riolit.
Sedang breksi, lava dan tufa serta produkproduk gunungapi Holosen seperti lahar, bom
volkanik dan lapili menutupi batuan-batuan
tersebut di beberapa tempat.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Berdasarkan hasil pemetaan geologi dan lintasan
kompas
geologi
daerah
keterdapatan
mineralisasi mangan tersebar di daerah Golo
Rawang, desa Tengkulawar, Kecamatan
Lambaleda, Kabupaten Manggarai. Endapan
mangan mengelompok menempati rongga dalam
zona batugamping yang masif, berwarna putih
sebagian kekuningan karena lapuk. Lokasi
tempat singkapan mangan dijumpai berdasarkan
peta geologi yang dibuat oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi yang menempati
batugamping tufaan (Tmpl) yang berbatasan
dengan Batuan Gunungapi yang dominan tufa
(Tmk).
Sesuai hasil pemetaan geologi dan lintasan
kompas geologi pada daerah keterdapatan
mineralisasi mangan yang tersebar di dua daerah
kecamatan ini, diantaranya tersebar di daerah
Ponglalap, Rokat, Tumbak dan Waso,
Kecamatan Lambaleda. Sebaran lainnya terdapat
di Merong, Kecamatan Sambi Rampas yang
lokasinya cukup jauh dari jalan besar. Sebaran di
dua kecamatan ini merupakan data tambahan
dari daerah kerja sebelumnya, tahun 2006.
Batuan yang ditemukan di daerah Ponglalap
adalah batugamping yang menjadi tempat
kedudukan bijih mangan dimana keterdapatan
berupa boulder tersebar cukup banyak. Namun
demikian lokasi tempat singkapan mangan yang
dijumpai secara regional menempati satuan
litologi endapan gunungapi Formasi Kiro.
Sedangkan batuan yang dijumpai di daerah
Rokat hanya berupa sebaran boulder besi
deluvial, dimana penyebaran boulder besi
terbanyak ditemukan pada singkapan batuan
vulkanik yang berupa breksi. Dinterpretasikan
batuan vulkanik sebagai window dan
mineralisasi pada batuan vulkanik. Secara
regional lokasinya menempati batugamping
berselingan dengan batugamping pasiran
Formasi Bari.
HASIL PENYELIDIKAN
Lokasi keterdapatan endapan mangan di
Kabupaten Manggarai dapat dikelompokkan
dalam 3 (tiga) kategori, yaitu endapan mangan
yang sedang ditambang, endapan yang telah
ditambang dan endapan mangan yang masih
merupakan dalam tahap kegiatan eksplorasi.
Endapan mangan yang sedang ditambang
dijumpai di Desa Satar Punda, Kecamatan
Lambaleda yang dikelola oleh PT. Istindo Mitra
Perdana dan PT. Arumbai Mangabakti. Di
daerah Wangkung, Kecamatan Reo dikelola oleh
PT. Tribina Sempurna. Produksi mangan tahun
2006 sampai dengan triwulan 3 tahun 2007
mencapai sekitar 34.793 ton. Sedangkan lokasi
endapan mangan yang telah selesai ditambang
dijumpai beberapa tempat antara lain daerah
Bajak dan Wancang, Kecamatan Cibal. Lokasi
endapan mangan yang masih dalam tahap
eksplorasi ditemukan di Desa Kajong dan Lante
serta di Bukit Golo Rawang,
Mineralisasi yang ditemukan di daerah
penyelidikan didominasi oleh pirolusit dan
psilomelan, sedikit sekali yang porous dan
berongga-rongga.
Namun
demikian
ketebalannya susah diamati dan setempatsetempat. Hal ini terutama terlihat di daerah
endapan mangan yang tersebar di Kabupaten
Manggarai umumnya, terutama di Ponglalap dan
Rokat, Tumbak dan Waso serta Merong.
(Gambar 4). Sedangkan untuk daerah endapan
bijih mangan yang ditemukan di Golo Rawang
diperkirakan
cukup
menarik
untuk
ditindaklanjuti. (Gambar 5)
Daerah Ponglalap, Kecamatan Lambaleda,
endapan mangan ditemukan berupa boulder
dimana bijih mangan mengelompok mengisi
rongga-rongga pada batugamping.
Daerah Rokat, Kecamatan Lambaleda, indikasi
bijih mangan yang dijumpai diduga berasosiasi
dengan besi (Ferro-manganese) dimana bijih
besi deluvial ditemukan tersebar di daerah ini
seperti yang ditemukan di lembah S. Way Ara.
Pada bagian luar bongkah bijih besi nampak
mengembang Malahit.
Daerah Waso dan Tumbak, Kecamatan
Lambaleda, indikasi endapan bijih mangan di
daerah ini adalah berupa pengisian ronggarongga dalam batugamping, seperti yang
ditemukan di pantai daerah Waso.
Daerah Merong, Kecamatan Sambirampas,
indikasi endapan mangan dijumpai berupa
boulder dimana mineralisasi mangan mengisi
rongga-rongga dalam batugamping. Selain itu
juga ditemukan bijih mengisi pada batuan
volkanik yang mengisi pada rekahan batuan
tersebut.
Sebaran primer di Golo Rawang seluas 6000
meter persegi hingga satu hektar, dengan
ketebalan diperkirakan rata-rata 6 meter,
merupakan dimensi yang cukup besar
ukurannya. Umumnya dimensi kantong ini
sangat beragam dan dengan kadar Mn berbeda-
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
beda. Mineralisasi mangan Golo Rawang,
Kabupaten Manggarai merupakan daerah
prospek yang perlu mendapat perhatian, karena
secara geologi sebarannya cukup luas. Endapan
mangan primer tersebut tersebar di TP 04, TP
09, TP 10, TP 11, TP 12, TP 13 dan TP 14. yang
bertepatan dengan morfologi puncak perbukitan
Golo Rawang dengan conto dominan terdiri dari
R = Mangan primer dan SC = Mangan deluvial.
Sedang yang ke arah barat daya terdapat banyak
yang berupa SC = Mangan deluvial dan SF =
saprolit sehingga tergambarkan seperti dalam
Gambar 6. Keterdapatan endapan mangan di
daerah ini, jika dilihat bentuk endapan yang
tidak menerus, berupa kantong-kantong pengisi
rongga dalam batugamping sehingga sulit untuk
melakukan perhitungan sumber daya melalui
pemboran yang sistematis. Untuk mengatasi ini,
sebelum pemboran perlu dilakukan penyelidikan
geofisika yang memanfaatkan perbedaan berat
jenis yang cukup besar antar batugamping dan
endapan mangan guna melokalisir kantong
endapan mangan.
Untuk sementara ini dalam perhitungan sumber
daya tertunjuk daerah sebaran mangan di Golo
Rawang, menggunakan metoda perhitungan
sebagai berikut :
Sumber daya = Luas x Tebal/2 x Berat Jenis
Luas sebaran I, berdasarkan perhitungan
komputer mempunyai luas : 6.000 m, dengan
ketebalan kemungkinan bisa diolah 6 meter dan
berat Jenis 4,5. Maka sumber daya seluruhnya
6.000 x 6/2 x 4,5 = 81.000 ton.
Luas sebaran II, karena masih banyak mangan
tersebar di sekitar dan posisinya berupa
“subcrop”, maka dapatlah dibuat perkiraan
dengan luas: 10.000 m. dengan ketebalan
kemungkinan bisa diolah 6 meter dan berat jenis
4,5. Maka sumber daya seluruhnya 10.000 x 6/2
x 4,5 = 135.000. ton.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang belum ditunjang
oleh hasil analisis laboratorium dapat
disimpulkan, bahwa di Kabupaten Manggarai
yang diinvetarisasi sumber daya mineralnya
terutama mangan, memiliki potensi mineral
mangan
yang
memungkinkan
untuk
ditindaklanjuti dan dikembangkan sebagai
komoditi yang bisa diusahakan menjadi bahan
galian unggulan daerah Manggarai dengan
penambangan skala kecil. Sehingga nantinya
diharapkan ada perusahaan baru yang bergerak
di bidang pengelolaan dan penambangan
mangan. Selain kerja sama antara PT. Istindo
Mitra Perdana dan PT. Arumbai Mangabakti
serta PT. Bone – Wangkat, ketiga perusahaan ini
telah berhasil mengelola dan mengkaji
keterdapatan mangan di daerah Manggarai dan
berproduksi bertahun-tahun.
Endapan mangan tersebut tersebar di beberapa
tempat, mineralisasi mangan Golo Rawang,
Kabupaten Manggarai merupakan daerah
prospek yang perlu mendapat perhatian khusus
karena secara geologi sebarannya cukup luas.
Endapan mangan tersebut menyebar seluas 6000
meter persegi hingga satu hektar, terletak hampir
di puncak punggungan bukit. Perlu diketahui
endapan mangan disini sebagiannya merupakan
hasil pelapukan yang masih belum “transported”
jauh sehingga bisa disebut “insitu boulder”.
Hasil perhitungan total sumber daya tertunjuk
endapannya masing-masing berkisar antara
81.000 ton hingga 135.000 ton, dengan
ketebalan hingga 6 meter.
DAFTAR PUSTAKA
S. Koesoemadinata, dkk., 1994, Peta Geologi
Lembar Ruteng, Nusa Tenggara,
sekala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung
---------------------, 1996/1997, Pemetaan Semi
mikro terhadap 35 bahan galian
golongan C di Kabupaten Daerah
Tingkat II Manggarai, CV. Patria Jasa
Kupang, Nusa Tenggara Timur
Jerry N.C Garry, 1998, Drilling Status Report
KP 209-Wae Dara KP, Flores Island.
………………., 1998, Laporan Penciutan
Kedua PT. Flores Barat Mining
--------------------, Laporan Terminasi dan
Tinjauan Hasil Eksplorasi di Wilayah
Kontrak
Karya
Kabupaten
Manggarai
dan
Ngada,
Nusa
Tenggara Timur.
.......................,
1993,
Laporan
Studi
Kelayakan Penambangan Mangan di
Reo, Nusa Tenggara Timur. PT
Istindo Mitra Perdana
Gurniwa, A, dkk., 2002, Laporan Penyelidikan
Geokimia Regional Lembar Ruteng
Barat, Nusa Tenggara Timur,
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral, Bandung
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Sumartono, dkk., Laporan Penyelidikan
Geokimia Regional Lembar Ruteng Ngada, Nusa Tenggara Timur,
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral, Bandung
......................, 2001, Manggarai dalam angka
2001,
Pemerintah
Kabupaten
Manggarai.
......................, 2007, Laporan Triwulan II –
III, Kegiatan Tahap Eksplorasi Daerah
Kajong dan sekitarnya, Kecamatan
Reok, Kabupaten Manggarai – Flores,
Nusa Tenggara Timur. PT. Tribina
Sempurna
......................, 2007, Laporan Triwulan I – II,
Kuasa Pertambangan Eksploitasi Daerah
Rubis dan Sekitarnya, Siwa – Wangkal,
Desa Kajong, Kecamatan Reok,
Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara
Timur. PT. Sumber Jaya Asia
......................, 2007, Laporan Kegiatan Survey
Di Daerah Golo Rawang dan
Sekitarnya, Kecamatan Lambaleda,
Kabupaten Manggarai. PT. Alaska
Dwipa
Perdana
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 1. Peta Lokasi Eksplorasi Umum Cebakan Mangan di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 2. Penampang Sumur Uji Bukit Golo Rawang, Desa Tengkulawar, Kecamatan Lambaleda, Flores, NTT
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 3. Peta geologi regional Kabupaten Manggarai (Koesoemadinata, 1994)
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 4. Peta Lokasi Keterdapatan Cebakan Mangan dalam peta geologi regional P. Flores
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 5. Peta Geologi daerah Golo Rawang, Desa Tengkulawar dan Pinggang, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa
Tenggara Timur
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 6. Peta Geologi daerah Endapan Bijih Mangan Golo Rawang, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara
Timur