Geologi dan Geokimia Panas Bumi Daerah Songa - Wayaua, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI
DAERAH SONGA - WAYAUA, HALMAHERA SELATAN,
PROVINSI MALUKU UTARA
Herry Sundhoro, Kasbani, Bangbang Sulaeman dan Iyus Rustama
Kelompok Program Penelitian Panas Bumi
ABSTRACT
The accessibility of hot fluids in the depth of Songa - Wayau are marked by Pelepele Besar, Pelepele
Pesisir, Babale Lansa, Padopado and Wayaua thermal futures. Those futures, such as: hot springs,
fumaroles, mud pools, hot grounds, steaming grounds and altered rocks, which have varies temperature
between 65.6 - 100,40 C, and also hot spring flow - rate are about 0.5 - 1 l/ minute.
The geothermal manifestations here is covered by volcanic, and metamorphic rocks, which is associated
to the N 330º E, dike of Recent volcanics lineament.
All hot waters are characterized by a high concentration of Cloride water type, and most of them are
situated in the immature water, while a few of them are also situated in partial equalibrium. The
calculation of underneath thermal hot fluids/ reservoar varies between 221 - 254° C, its used the
geothermometer of Na - K Fournier, 1981 and Giggenbach, 1988.
ABSTRAK
Hadirnya fluida panas di kedalaman Songa - Wayau dicerminkan oleh manifestasi panas di permukaan
Pelepele Besar, Pelepele Pesisir, Babale Lansa, Padopado and Wayaua. Manifestasi tersebut berupa mata
air panas, fumarola, kolam lumpur, tanah panas, tanah panas beruap dan batuan ubahan (alterasi), dengan
temperatur bervariasi antara 65.6 - 100,40 C dan debit air panas sebesar ± 0.5 - 1 l/ menit.
Manifestasi panas di sini berada di lingkungan batuan vulkanik dan metamorfik, dan berasosiasi dengan
struktur dike berupa kelurusab gunungapi berarah N 330º E.
Karakteristik semua air panas bertipe Klorida, dan kebanyakan berada di immature water, namun
beberapa ada yang terletak juga di partial equalibrium. Penghitungan suhu fluida di bawah permukaan
dengan mengaplikasikan formula Na - K Fournier, 1981 dan Giggenbach, 1988, menghasilkan temperatur
reservoar bervariasi antara 221 - 254°.C
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN
Daerah Songa - Wayaua, Kabupaten
Halmahera
Selatan
berdasarkan
kondisi
geologinya memiliki sumber energi alternatif
panas
bumi.
Sejauh
ini
survai
dan
pengembangannya belum dilakukan secara
sistimatik. Dalam memenuhi konsumsi energi
daerah, Kabupaten ini masih menggunakan energi
minyak bumi (bensin dan solar) yang harus
dipasok dari daerah lain, karena Kabupaten Halsel
sendiri tidak memiliki sumber energi fosil
(minyak bumi, gas dan batubara). Sehingga
subsidi yang diberikan Pemerintah menjadi mahal,
akibat
pembelian
minyak
bumi
selalu
dikonversikan dengan nilai dolar yang nilainya
selalu melambung bila dibandingkan dengan nilai
rupiah. Untuk memenuhi kebutuhan energi
tersebut, perlu diupayakan sumber energi berasal
dari daerah sendiri, diantaranya adalah energi
panasbumi.
Dukungan lainnya berupa literatur Muchsin
(1976) yang melaporkan bahwa di P. Bacan ada
mataair panas di Kampung Tawa dengan suhu
103º C
Maksud survai adalah untuk mengetahui
karasteristik geologi dan geokimia, berupa urutan
dan sebaran batuan, sistim panas bumi, tipe air
panas, suhu prakiraan di bawah permukaan dan
daerah up- flow.
Targetnya adalah untuk mengetahui luas
daerah prospek, daerah dis-charge dan re-charge,
model panas bumi berdasar data geologi dan
greokimia, karakter fisika dan kimia air panas dan
anomali Hg, CO2.
Lokasi bahasan berada di koordinat
127.60.00 -127.70.00 mT dan 0.66.00 - 0.77.00
mS (Gbr 1). Secara administratif pemerintahan
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
berada di Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten
Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara .
GEOLOGI DAERAH
Stratigrafi, Satuan batuan terdiri dari 14.
Urutan tua ke muda: Satuan malihan/ metamorfik
(Km), lava G. Jere (Tolj), Granit Tawa (Tmgt),
Aliran Piroklastik Pele (Qap), Gamping moluska
dan foraminifera (Qpg), lava G. Lansa (Oll), lava
G. Bibinoi (Olb), lava G. Songa (Ols), Aliran
Piroklastik G. Songa (Qjs), Jatuhan Piroklastik G.
Songa (Qjs), Jatuhan Piroklastik G. Lansa (Qjs),
Gamping Terumbu (Qgt), Kolovium (Qk) dan
Aluvium (Qa) (Gbr 2).
Struktur Geologi, dicerminkan kelurusan
(lineament) gunungapi, kerucut gunungapi, danau
kawah (crater), kelurusan tofografi, paset segitiga,
gawir sesar, kekar (joint), off-set batuan, breksiasi,
cermin sesar (slikcen-side), endapan kolovium,
manifestasi panas dan alterasi.
Berdasar cerminan tersebut, maka struktur geologi
daerah berupa: kelurusan kerucut G. Bibinoi, G.
Lansa/ G. Pele, danau kawah G. Songa, 4 kawah
di G. Lansa, 2 struktur sesar timurlaut-baratdaya,
1 sesar utara baratlaut-selatan tenggara dan 1 sesar
normal arah utara timurlaut-selatan baratdaya
(Gbr 2).
• Kelurusan (lineament) gunungapi, N 330º E,
berupa dike yang memotong basement
• Danau kawah G. Songa, lebar ± 1 km2.
• Danau kawah di timur G. Lansa, ada 4 kawah ±
10 X 10 m2 sampai 20 X 20 m2).
• Dua sesar timurlaut-baratdaya yang memotong
Bkt. Genem N 60º E. Di utara berupa batas
metamorfik dan vulkanik Tersier, di selatan
berupa batas metamorfik dan granit Tersier.
• Satu sesar N 140-145º E, blok utara relatif naik
dan blok selatan turun, dan memunculkan mata
air panasWayaua.
• Satu sesar N 25-N 45º E, yang menunjukkan
blok utara naik dan blok selatan turun. Bidang
sesar berupa batas metamorfik dengan kolovium
Sesar memunculkan air panas, tanah panas,
lumpur panas, fumarola dan batuan ubahan
bersuhu 80 - 102º C.
HIDROGEOLOGI
Wilayah air tanah dibagi 3, yaitu; Daerah
resapan air, daerah munculan air dan Aliran
permukaan (Gbr 3).
Daerah re-charge (resapan air) berada di satuan
morfologi ST, SB dan SG. Mencakup ± 70 %
luas daerah. Air hujan yang meresap ke bumi
terperangkap menjadi air tanah dalam (catchment
area) pada batuan permeabilitas (feed-zone).
Daerah dis-charge (munculan air) berada di
satuan morfologi pedataran, mencakup ± 20 %
luas daerah. Air hujan/ meteoric water yang
meresap ke bumi dan tidak menjadi catchment
area akan muncul ke permukaan sebagai limpasan
mataair panas dan air dingin berupa akumulasi air
tanah dangkal..
Aliran air permukaan (run-off water) merupakan
air hujan yang mengalir sebagai sungai. Secara
gravitasi mengalir dari elevasi tinggi ke rendah,
selanjutnya ke laut Lapan di timur dan laut
Wayaua di barat (Gbr 3).
MANIFESTASI PANAS BUMI
Manifestasi panas permukaan berupa; mataair
panas, fumarola, kolam lumpur (mud pool), tanah
panas (hot ground), tanah panas beruap (steaming
ground) dan alterasi. Kriteria berupa:
• Manifestasi Pele pele Besar (APSGA 1), elevasi
+ 1-5 m dpl. Temperatur air panas 99.8-100.20
C, suhu udara 29.6o C, pH 7.05 , debit ± 0.5 l/
detik. Fisik, berwarna jernih, sedikit bau
belerang, rasa kesat, ada gelembung gas dan
sinter silika dan oksida besi. Ada fumarola
berbau belerang kuat, temperatur 103.50 C,
tanah panas 93.70 C dan batuan ubahan. Luas ±
80 x 20 m2.
• Manifestasi Pele pele Pesisir (APSGA 2),
elevasi + 1-25 m dpl. Ada fumarola, kolam
lumpur, tanah panas dan alterasi. Temperatur air
panas 97.8-100.40 C, temperatur udara 28.4o C,
pH 6.6, debit ± 1 l/ detik. Luas ± 3.5 m2.
Fisik air panas jernih, bau belerang lemah, rasa
kesat, ada gelembung gas dan sinter silika dan
oksida besi kecoklatan.
Fumarola berbau
belerang menyengat, bertemperatur 100.4103.50 C, beberapa kolam lumpur bertemperatur
77-87.40 C, tanah panas 90.6-102.60 C dan
batuan alterasi. Luas ± 80 x 30 m2 .
• Manifestasi Babale Langsa (APSGA 3), elevasi
+ 2 m dpl. Temperatur air 450 C, temperatur
udara 360 C, pH 7, debit ± 0.5 l/ detik. Fisik
jernih, tidak berasa, terkadang bergelembung
gas.
• Manifestasi Pado-pado (APPD), elevasi + 1-5
m dpl. .Mata air panas bertemperatur 82.6-91.30
C, temperatur udara 28.90 C, pH 7.14, debit ±
0.5 - 1 l/ detik . Fisik air jernih, berbau
belerang, tawar, bergelembung gas, beruap tipis,
ada sinter silika dan oksida besi kecoklatan.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
• Manifestasi Wayaua (APWA), elevasi + 1-5 m
dpl.
Temperatur air panas 65.6-69.20 C,
temperatur udara 30.1 C, pH 7.11, debit ± 0.5-1
l/ detik. Fisik air jernih, tidak berasa,
bergelembung gas . Luas ± 300 x 10 m2.
GEOKIMIA
Kimia Air panas
Analisis kimia akan menentukan karakteristik,
tipe dan lingkungan air panas, berdasarkan ploting
kandungan unsur pada diagram segitiga
Giggenbach, 1988 (Gbr 4 dan 5).
Ploting konsentrasi unsur air panas pada
diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 (Gbr 5)
menunjukkan, semua bertipe klorida.
Air panas tipe klorida, berindikasi sebagai fluida
panas yang keluar dari deep water. Namun air
panas Wayaua ada di pesisir pantai, sehingga
besarnya Cl- adalah akibat kontaminasi air laut.
Ploting air panas diagram segitiga Na/1000K/100-√Mg menunjukkan, bahwa air panas
Wayaua dan Babale Lansa ada di immature water.
Artinya air panas tadi terkontaminasi oleh air
permukaan. Ini terlihat dari nilai konsentrasi Mg
yang lebih dominan, dibandingkan nilai Na dan K
yang dominan dari konsentrasi fluida panas.
Air panas Pado pado, Pele pele pesisir dan Pele
pele Besar berada di partial equilibrium, artinya
berindikasi telah terjadi kesetimbangan di
reservoar. Namun air panas Pado pado dengan
sifat fisik dan kimia mencirikan terkontaminasi air
laut.Maka unsur Na, K bernilai besar tersebut
disebabkan oleh akumulasi air laut.
Aplikasi diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg
tersebut cocok dipakai untuk sampel air panas
APSGA 1 dan 2 (Pele pele pesisir dan Pele pele
Besar).
Di sekitar mata air panas Pele pele Besar, Pele
pele Pesisir di jumpai endapan NaCl, ini boleh
jadi merupakan fluida hidrotermal yang berasal
langsung dari brine water.
GEOTHERMOMETER AIR PANAS
Aplikasi geotermometer dengan persyaratan
dan kriteria tercocok diperoleh nilai estinasi suhu
di kedalaman antara 221-254° C (geothermometer
Na-K Fournier, 1981 dan Giggenbach, 1988).
Suhu tersebut merupakan suhu reservoar
berentalfi tinggi (high enthalphy).
KANDUNGAN Hg DAN CO2
Sampel tanah dan udara tanah pada kedalaman
1 meter di 116 titik amat, selanjutnya dianalisis di
laboratorium untuk mendapat data konsentrasi Hg
dan CO2. Hasil analisis menunjukkan kandungan
Hg tanah antara 5 - 14295 ppb dan kandungan
CO2 udara tanah antara 0.13-8.02 %.
Kontur Hg tanah dan CO2 udara tanah ada di
Gambar 7 dan 8. Menunjukkan Hg ambang batas
188 ppb dan C02 1.0 %. Anomali Hg dan CO2
diasumsikan di sekitar manifestasi Pelepele Besar,
Pelepele Pesisir, Padopado hingga ke kaki
G.Langsa. Yang merupakan zona lemah (struktur)
dengan sistim panas bumi up-flow. Sebaran
anomali Hg dan C02 menunjukkan kesamaan arah,
yaitu hampir utara-selatan, seluas ± 3.5 km2.
DISKUSI
Karakteristik mata air panas Pelepele Besar
dan Pelepele Pesisir: bersifat netral (pH= 7.47.9), temperatur permukaan 91-99.8° C, debit 0.44.5 l/ menit dan bertipe airpanas klorida. Indikasi
menunjukkan bahwa reservoir didominasi air
panas (water heated reservoir), dan merupakan
sistim panas bumi bersifat up-flow.
Lajim di sistim panas bumi dominasi air panas,
biasanya ada sinter silika (SiO2), karena terjadi
boilling water di reservoar. Sehingga fluida uap
dan gas bertemperatur dan tekanan tinggi,
menyebabkan densitas fluida menjadi ringan.
Fluida berdensitas kecil selanjutnya naik ke
permukaan membentuk sistim up-flow berupa
semburan air panas dan fumarola.
Akibat fluida panas bertemperatur tinggi (221-254° C) menunjukkan telah terjadi boiling
water)di reservoar.
Diasumsikan daerah Pelepele Besar dan
Pelepele Pesisir merupakan daerah panas bumi
bersistim up-flow. Adanya endapan NaCl, boleh
jadi merupakan fluida hidrotermal berasal dari
brine water. Keadaan tersebut didukung juga oleh
tipe air panas yang bertipe klorida (Gbr 4).
Endapan NaCl kemungkinan terjadi akibat P dan
T relatif tinggi, yang mengakibatkan fluida panas
dari brine water naik dan mengendap di
permukaan.
MODEL PANAS BUMI
Model panas bumi daerah Songa - Wayaua
terlihat di Gambar 7.
• Heat-source (sumber panas) merupakan
kantong magmatik di bawah G. Lansa.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
• Zone reservoar berupa akumulasi airtanah
terpanaskan secara konduksi dan konveksi, dan
menjadi fluida panas di permeabilitas batuan
(feed-Zone).
Reservoar
diperkirakan
di
kedalaman > + 400 hingga + 1500 m.
• Batuan penudung berupa clay-cap berada
diantara zona reservoar dengan tanah penutup
(over burden).
• Batuan konduktif berupa batuan dasar umur
Kapur dan Tersier yang terkristalinkan dan
tersilisifikasi, bersifat mengkonduksikan panas
di heat - source ke permukaan.
SIMPULAN
Adanya fluida panas di bawah diindikasikan
oleh mataair panas, fumarola, kolam lumpur,
tanah panas, tanah panas beruap dan batuan
alterasi. Mata airpanas bertemperatur 91-99.8° C,
pH 7.4-7.9 dan debit 0.4-4.5 l/ menit.
Representatif estimasi suhu bawah permukaan
adalah 221-254° C. Suhu tersebut termasuk dalam
suhu reservoir berentalfi tinggi (high enthalphy).
Diasumsikan daerah Pelepele Besar dan
Pelepele Pesisir merupakan daerah bersistim
panas bumi up-flow dengan kritertia sbb:
• Karakteristik air panas bertipe klorida dan
partial
equalibrium.
Mengindikasikan,
reservoar didominasi air panas (water heated
reservoir).
• Ada endapan NaCl, sinter silika dan oksida
besi. yang kemungkinan merupakan fluida
hidrotermal dari brine water, akibat P dan T
tinggi mengakibatkan fluida naik ke permukaan
dan mengendap di permukaan.
• Anomali Hg dan CO2 di sekitar Pelepele, dan
kaki baratdaya G.Langsa, dan merupakan zona
lemah (struktur).
PUSTAKA
Fournier, R.O., 1981. Application of Water
Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System:
Principles and Case Histories”. John Willey
& Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute
Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca GeoIndicators. Geochemica Acta 52. pp. 27492765.
Katili, 1973; Tektonik dan busur vulkanik
Indonesia
Muckhsin, Inventarisasi gejala air panas daerah
Bacan, 1976.
Yasin .A, dkk., 1975, Peta Geologi Lembar
Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara,
Skala 1: 250.000. P3 G. Bandung.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Lokasi
bahasan
Gambar 1. Daerah bahasan
Gambar 2. Peta geologi
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
G.SIBELA
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
G.PELE
G.LANSA
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
P.GAMJAHA
DARAH MUNCULAN AIR TANAH
( DI-SCHARGE AREA )
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
G.BIBINOI
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
Gambar 3. Wilayah air tanah (geohidrologi)
Cl
Ma
tur
ew
80
at
er
rs
s
HCO3/Cl
nic
% Cl
wa
te
60
l ca
Cl
er
Vo
Ph
40
iph
er
HCO3
al
SO4
20
wa
ter
s
Steam heated waters
SO4
20
40
60
% SO4
80
HCO3
Gambar. 4. Uji kandungan konsentrasi unsur terhadap diagram segitiga Cl-SO4-HCO3
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Na/1000
80
% Na K
Full equilibrium
60
160°
T Km
T Kn
10
0
0°
22
°
40
w
ei
rb
ox
Partial equilibrium
20
Immature waters
ROCK
K/100
20
60 % Mg
40
Mg
80
Gambar 5. Uji kandungan konsentrasi unsur terhadap diagram segitiga Na/1000-K/100 dan VMg
A 8000
PETA DISTRI BUSI Hg
DAERAH PANAS BUMI SO NG A - WAYAUA
KECAM ATAN BACAN TIMUR, KABUPATEN HALSEL
PROVINSI MALUKU UT ARA
A 7500
Y 10
68 2
9928000
Y 12
A 7000
Y 15
A 6500
Y 18
Y 21
Y 28
Y 26
Y 24
U
A 6000
A 5500
RK 15
A 5000
9926000
RC 4
Y2
Y4
F 1000
F 1500
RK 17
Y6
9918000
2000 m
3000 m
10000
5000
1000
A 2500
E 5000
E 5500
D 3950
9920000
1000 m
KETERANGAN
RK 3
A 3700
RK
RK24
RK 5
A 3500
RK 8
RKRK
6 7
A 3000
G 3000
F 2000
GA 3500
2000
F 2500
G 4000
F 3000
G 4500
F 3500
G 5000
F 4000
F 4500
G 5500
E 1500
E 2100
F 5000
E 2500
F 5500
E 3000
F 6000
D 2000
E 3400
F 6400
D 2500
E 4000
F 7000
D 3000
E 4500
D 3400
9922000
0m
RK 18
RK 1
A 4000
65 9
9924000
P. G amjaha
RK 16
RC 2 A 4500
RC 6
500
400
300
200
100
75
50
25
0
F 7500
C 1000
D 4500
E 6000
C 1500
D 5000
E 6500
C 2000
D 5500
E 7000
C 2500
D 6000
B 1000
E 7500
C 3000
D
6500
B 1500
C 3500
D 7000
B 2000
C 4000
D 7500
B 2500
C 4500
D 8000
B 3000
C 5000
D 8500
B 3500
C 5500
B 4000
C 6000
B 4500
C 6500
B 5000
C 7000
B 5500
C 7500
B 6 00 0
B 6500
B 7000
R12
Kontur distribusi Hg
R13
R14
R15
Mata air panas
Conto air dingin
28 2
RK 9
Titik pengukuran geokimia
RK 10
RK 11
Kontur ketinggian interval 50 meter
9916000
RK 12
Jalan desa
RK 13
RK 14
Sungai
9914000
346000
348000
350000
352000
354000
356000
Gambar 6. Peta kontur Hg
4000 m
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
A 8000
PETA DISTRIBUSI CO2
DAERAH PANAS BUMI SONG A - WAYAUA
KECAM ATAN BACAN TIMUR, KABUPATEN HALSEL
PROVINSI MALUKU UT ARA
A 7500
Y 10
9928000
Y 12
A 7000
Y 15
A 6500
Y 18
Y 21
Y 26
Y 24
U
A 6000
Y 28
A 5500
RK 15
A 5000
9926000
RC 4
RK 17
9922000
9920000
9918000
Y4
Y6
1000 m
2000 m
3000 m
KETERANGAN
RK
A 3700
RK
23
RK 4
A 3500
RK 5
Y2
F 1000
F 1500
0m
RK 18
RK 1
A 4000
659
9924000
P. G amjaha
RK 16
RC 2 A 4500
RC 6
RK 8
RKRK
6 7
A 3000
6.0
5.0
4.0
A 2500
3.0
G 3000
F 2000
GA 3500
2000
F 2500
G 4000
F 3000
G 4500
F 3500
G 5000
F 4000
F 4500
G 5500
E 1500
E 2100
F 5000
E 2500
F 5500
E 3000
F 6000
D 2000
E 3400
F 6400
D 2500
E 4000
F 7000
D 3000
E 4500
D 3400
F 7500
E 5000
D 3950
E 5500
C 1000
D 4500
E 6000
C 1500
D 5000
E 6500
C 2000
D 5500
C 2500
E 7000
D 6000
B 1000
E 7500
C 3000
D 6500
B 1500
C 3500
D 7000
B 2000
C 4000
D 7500
B 2500
C 4500
D 8000
B 3000
C 5000
D 8500
B 3500
C 5500
B 4000
C 6000
B 4500
C 6500
B 5000
C 7000
B 5500
C 7500
B 6000
B 6500
B 7000
2.0
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.2
0.0
R12
Kontur distribusi CO2
R13
R14
R15
Mata air panas
Conto air dingin
282
RK 9
Titik pengukuran geokimia
RK 10
RK 11
Kontur ketinggian interval 50 meter
9916000
RK 12
Jalan desa
RK 13
RK 14
Sungai
9914000
346000
348000
350000
352000
354000
356000
Gambar 7. Peta kontur CO2
Gambar 8. Model tentatif daerah panas bumi Songa - Wayaua
4000 m
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI
DAERAH SONGA - WAYAUA, HALMAHERA SELATAN,
PROVINSI MALUKU UTARA
Herry Sundhoro, Kasbani, Bangbang Sulaeman dan Iyus Rustama
Kelompok Program Penelitian Panas Bumi
ABSTRACT
The accessibility of hot fluids in the depth of Songa - Wayau are marked by Pelepele Besar, Pelepele
Pesisir, Babale Lansa, Padopado and Wayaua thermal futures. Those futures, such as: hot springs,
fumaroles, mud pools, hot grounds, steaming grounds and altered rocks, which have varies temperature
between 65.6 - 100,40 C, and also hot spring flow - rate are about 0.5 - 1 l/ minute.
The geothermal manifestations here is covered by volcanic, and metamorphic rocks, which is associated
to the N 330º E, dike of Recent volcanics lineament.
All hot waters are characterized by a high concentration of Cloride water type, and most of them are
situated in the immature water, while a few of them are also situated in partial equalibrium. The
calculation of underneath thermal hot fluids/ reservoar varies between 221 - 254° C, its used the
geothermometer of Na - K Fournier, 1981 and Giggenbach, 1988.
ABSTRAK
Hadirnya fluida panas di kedalaman Songa - Wayau dicerminkan oleh manifestasi panas di permukaan
Pelepele Besar, Pelepele Pesisir, Babale Lansa, Padopado and Wayaua. Manifestasi tersebut berupa mata
air panas, fumarola, kolam lumpur, tanah panas, tanah panas beruap dan batuan ubahan (alterasi), dengan
temperatur bervariasi antara 65.6 - 100,40 C dan debit air panas sebesar ± 0.5 - 1 l/ menit.
Manifestasi panas di sini berada di lingkungan batuan vulkanik dan metamorfik, dan berasosiasi dengan
struktur dike berupa kelurusab gunungapi berarah N 330º E.
Karakteristik semua air panas bertipe Klorida, dan kebanyakan berada di immature water, namun
beberapa ada yang terletak juga di partial equalibrium. Penghitungan suhu fluida di bawah permukaan
dengan mengaplikasikan formula Na - K Fournier, 1981 dan Giggenbach, 1988, menghasilkan temperatur
reservoar bervariasi antara 221 - 254°.C
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN
Daerah Songa - Wayaua, Kabupaten
Halmahera
Selatan
berdasarkan
kondisi
geologinya memiliki sumber energi alternatif
panas
bumi.
Sejauh
ini
survai
dan
pengembangannya belum dilakukan secara
sistimatik. Dalam memenuhi konsumsi energi
daerah, Kabupaten ini masih menggunakan energi
minyak bumi (bensin dan solar) yang harus
dipasok dari daerah lain, karena Kabupaten Halsel
sendiri tidak memiliki sumber energi fosil
(minyak bumi, gas dan batubara). Sehingga
subsidi yang diberikan Pemerintah menjadi mahal,
akibat
pembelian
minyak
bumi
selalu
dikonversikan dengan nilai dolar yang nilainya
selalu melambung bila dibandingkan dengan nilai
rupiah. Untuk memenuhi kebutuhan energi
tersebut, perlu diupayakan sumber energi berasal
dari daerah sendiri, diantaranya adalah energi
panasbumi.
Dukungan lainnya berupa literatur Muchsin
(1976) yang melaporkan bahwa di P. Bacan ada
mataair panas di Kampung Tawa dengan suhu
103º C
Maksud survai adalah untuk mengetahui
karasteristik geologi dan geokimia, berupa urutan
dan sebaran batuan, sistim panas bumi, tipe air
panas, suhu prakiraan di bawah permukaan dan
daerah up- flow.
Targetnya adalah untuk mengetahui luas
daerah prospek, daerah dis-charge dan re-charge,
model panas bumi berdasar data geologi dan
greokimia, karakter fisika dan kimia air panas dan
anomali Hg, CO2.
Lokasi bahasan berada di koordinat
127.60.00 -127.70.00 mT dan 0.66.00 - 0.77.00
mS (Gbr 1). Secara administratif pemerintahan
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
berada di Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten
Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara .
GEOLOGI DAERAH
Stratigrafi, Satuan batuan terdiri dari 14.
Urutan tua ke muda: Satuan malihan/ metamorfik
(Km), lava G. Jere (Tolj), Granit Tawa (Tmgt),
Aliran Piroklastik Pele (Qap), Gamping moluska
dan foraminifera (Qpg), lava G. Lansa (Oll), lava
G. Bibinoi (Olb), lava G. Songa (Ols), Aliran
Piroklastik G. Songa (Qjs), Jatuhan Piroklastik G.
Songa (Qjs), Jatuhan Piroklastik G. Lansa (Qjs),
Gamping Terumbu (Qgt), Kolovium (Qk) dan
Aluvium (Qa) (Gbr 2).
Struktur Geologi, dicerminkan kelurusan
(lineament) gunungapi, kerucut gunungapi, danau
kawah (crater), kelurusan tofografi, paset segitiga,
gawir sesar, kekar (joint), off-set batuan, breksiasi,
cermin sesar (slikcen-side), endapan kolovium,
manifestasi panas dan alterasi.
Berdasar cerminan tersebut, maka struktur geologi
daerah berupa: kelurusan kerucut G. Bibinoi, G.
Lansa/ G. Pele, danau kawah G. Songa, 4 kawah
di G. Lansa, 2 struktur sesar timurlaut-baratdaya,
1 sesar utara baratlaut-selatan tenggara dan 1 sesar
normal arah utara timurlaut-selatan baratdaya
(Gbr 2).
• Kelurusan (lineament) gunungapi, N 330º E,
berupa dike yang memotong basement
• Danau kawah G. Songa, lebar ± 1 km2.
• Danau kawah di timur G. Lansa, ada 4 kawah ±
10 X 10 m2 sampai 20 X 20 m2).
• Dua sesar timurlaut-baratdaya yang memotong
Bkt. Genem N 60º E. Di utara berupa batas
metamorfik dan vulkanik Tersier, di selatan
berupa batas metamorfik dan granit Tersier.
• Satu sesar N 140-145º E, blok utara relatif naik
dan blok selatan turun, dan memunculkan mata
air panasWayaua.
• Satu sesar N 25-N 45º E, yang menunjukkan
blok utara naik dan blok selatan turun. Bidang
sesar berupa batas metamorfik dengan kolovium
Sesar memunculkan air panas, tanah panas,
lumpur panas, fumarola dan batuan ubahan
bersuhu 80 - 102º C.
HIDROGEOLOGI
Wilayah air tanah dibagi 3, yaitu; Daerah
resapan air, daerah munculan air dan Aliran
permukaan (Gbr 3).
Daerah re-charge (resapan air) berada di satuan
morfologi ST, SB dan SG. Mencakup ± 70 %
luas daerah. Air hujan yang meresap ke bumi
terperangkap menjadi air tanah dalam (catchment
area) pada batuan permeabilitas (feed-zone).
Daerah dis-charge (munculan air) berada di
satuan morfologi pedataran, mencakup ± 20 %
luas daerah. Air hujan/ meteoric water yang
meresap ke bumi dan tidak menjadi catchment
area akan muncul ke permukaan sebagai limpasan
mataair panas dan air dingin berupa akumulasi air
tanah dangkal..
Aliran air permukaan (run-off water) merupakan
air hujan yang mengalir sebagai sungai. Secara
gravitasi mengalir dari elevasi tinggi ke rendah,
selanjutnya ke laut Lapan di timur dan laut
Wayaua di barat (Gbr 3).
MANIFESTASI PANAS BUMI
Manifestasi panas permukaan berupa; mataair
panas, fumarola, kolam lumpur (mud pool), tanah
panas (hot ground), tanah panas beruap (steaming
ground) dan alterasi. Kriteria berupa:
• Manifestasi Pele pele Besar (APSGA 1), elevasi
+ 1-5 m dpl. Temperatur air panas 99.8-100.20
C, suhu udara 29.6o C, pH 7.05 , debit ± 0.5 l/
detik. Fisik, berwarna jernih, sedikit bau
belerang, rasa kesat, ada gelembung gas dan
sinter silika dan oksida besi. Ada fumarola
berbau belerang kuat, temperatur 103.50 C,
tanah panas 93.70 C dan batuan ubahan. Luas ±
80 x 20 m2.
• Manifestasi Pele pele Pesisir (APSGA 2),
elevasi + 1-25 m dpl. Ada fumarola, kolam
lumpur, tanah panas dan alterasi. Temperatur air
panas 97.8-100.40 C, temperatur udara 28.4o C,
pH 6.6, debit ± 1 l/ detik. Luas ± 3.5 m2.
Fisik air panas jernih, bau belerang lemah, rasa
kesat, ada gelembung gas dan sinter silika dan
oksida besi kecoklatan.
Fumarola berbau
belerang menyengat, bertemperatur 100.4103.50 C, beberapa kolam lumpur bertemperatur
77-87.40 C, tanah panas 90.6-102.60 C dan
batuan alterasi. Luas ± 80 x 30 m2 .
• Manifestasi Babale Langsa (APSGA 3), elevasi
+ 2 m dpl. Temperatur air 450 C, temperatur
udara 360 C, pH 7, debit ± 0.5 l/ detik. Fisik
jernih, tidak berasa, terkadang bergelembung
gas.
• Manifestasi Pado-pado (APPD), elevasi + 1-5
m dpl. .Mata air panas bertemperatur 82.6-91.30
C, temperatur udara 28.90 C, pH 7.14, debit ±
0.5 - 1 l/ detik . Fisik air jernih, berbau
belerang, tawar, bergelembung gas, beruap tipis,
ada sinter silika dan oksida besi kecoklatan.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
• Manifestasi Wayaua (APWA), elevasi + 1-5 m
dpl.
Temperatur air panas 65.6-69.20 C,
temperatur udara 30.1 C, pH 7.11, debit ± 0.5-1
l/ detik. Fisik air jernih, tidak berasa,
bergelembung gas . Luas ± 300 x 10 m2.
GEOKIMIA
Kimia Air panas
Analisis kimia akan menentukan karakteristik,
tipe dan lingkungan air panas, berdasarkan ploting
kandungan unsur pada diagram segitiga
Giggenbach, 1988 (Gbr 4 dan 5).
Ploting konsentrasi unsur air panas pada
diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 (Gbr 5)
menunjukkan, semua bertipe klorida.
Air panas tipe klorida, berindikasi sebagai fluida
panas yang keluar dari deep water. Namun air
panas Wayaua ada di pesisir pantai, sehingga
besarnya Cl- adalah akibat kontaminasi air laut.
Ploting air panas diagram segitiga Na/1000K/100-√Mg menunjukkan, bahwa air panas
Wayaua dan Babale Lansa ada di immature water.
Artinya air panas tadi terkontaminasi oleh air
permukaan. Ini terlihat dari nilai konsentrasi Mg
yang lebih dominan, dibandingkan nilai Na dan K
yang dominan dari konsentrasi fluida panas.
Air panas Pado pado, Pele pele pesisir dan Pele
pele Besar berada di partial equilibrium, artinya
berindikasi telah terjadi kesetimbangan di
reservoar. Namun air panas Pado pado dengan
sifat fisik dan kimia mencirikan terkontaminasi air
laut.Maka unsur Na, K bernilai besar tersebut
disebabkan oleh akumulasi air laut.
Aplikasi diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg
tersebut cocok dipakai untuk sampel air panas
APSGA 1 dan 2 (Pele pele pesisir dan Pele pele
Besar).
Di sekitar mata air panas Pele pele Besar, Pele
pele Pesisir di jumpai endapan NaCl, ini boleh
jadi merupakan fluida hidrotermal yang berasal
langsung dari brine water.
GEOTHERMOMETER AIR PANAS
Aplikasi geotermometer dengan persyaratan
dan kriteria tercocok diperoleh nilai estinasi suhu
di kedalaman antara 221-254° C (geothermometer
Na-K Fournier, 1981 dan Giggenbach, 1988).
Suhu tersebut merupakan suhu reservoar
berentalfi tinggi (high enthalphy).
KANDUNGAN Hg DAN CO2
Sampel tanah dan udara tanah pada kedalaman
1 meter di 116 titik amat, selanjutnya dianalisis di
laboratorium untuk mendapat data konsentrasi Hg
dan CO2. Hasil analisis menunjukkan kandungan
Hg tanah antara 5 - 14295 ppb dan kandungan
CO2 udara tanah antara 0.13-8.02 %.
Kontur Hg tanah dan CO2 udara tanah ada di
Gambar 7 dan 8. Menunjukkan Hg ambang batas
188 ppb dan C02 1.0 %. Anomali Hg dan CO2
diasumsikan di sekitar manifestasi Pelepele Besar,
Pelepele Pesisir, Padopado hingga ke kaki
G.Langsa. Yang merupakan zona lemah (struktur)
dengan sistim panas bumi up-flow. Sebaran
anomali Hg dan C02 menunjukkan kesamaan arah,
yaitu hampir utara-selatan, seluas ± 3.5 km2.
DISKUSI
Karakteristik mata air panas Pelepele Besar
dan Pelepele Pesisir: bersifat netral (pH= 7.47.9), temperatur permukaan 91-99.8° C, debit 0.44.5 l/ menit dan bertipe airpanas klorida. Indikasi
menunjukkan bahwa reservoir didominasi air
panas (water heated reservoir), dan merupakan
sistim panas bumi bersifat up-flow.
Lajim di sistim panas bumi dominasi air panas,
biasanya ada sinter silika (SiO2), karena terjadi
boilling water di reservoar. Sehingga fluida uap
dan gas bertemperatur dan tekanan tinggi,
menyebabkan densitas fluida menjadi ringan.
Fluida berdensitas kecil selanjutnya naik ke
permukaan membentuk sistim up-flow berupa
semburan air panas dan fumarola.
Akibat fluida panas bertemperatur tinggi (221-254° C) menunjukkan telah terjadi boiling
water)di reservoar.
Diasumsikan daerah Pelepele Besar dan
Pelepele Pesisir merupakan daerah panas bumi
bersistim up-flow. Adanya endapan NaCl, boleh
jadi merupakan fluida hidrotermal berasal dari
brine water. Keadaan tersebut didukung juga oleh
tipe air panas yang bertipe klorida (Gbr 4).
Endapan NaCl kemungkinan terjadi akibat P dan
T relatif tinggi, yang mengakibatkan fluida panas
dari brine water naik dan mengendap di
permukaan.
MODEL PANAS BUMI
Model panas bumi daerah Songa - Wayaua
terlihat di Gambar 7.
• Heat-source (sumber panas) merupakan
kantong magmatik di bawah G. Lansa.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
• Zone reservoar berupa akumulasi airtanah
terpanaskan secara konduksi dan konveksi, dan
menjadi fluida panas di permeabilitas batuan
(feed-Zone).
Reservoar
diperkirakan
di
kedalaman > + 400 hingga + 1500 m.
• Batuan penudung berupa clay-cap berada
diantara zona reservoar dengan tanah penutup
(over burden).
• Batuan konduktif berupa batuan dasar umur
Kapur dan Tersier yang terkristalinkan dan
tersilisifikasi, bersifat mengkonduksikan panas
di heat - source ke permukaan.
SIMPULAN
Adanya fluida panas di bawah diindikasikan
oleh mataair panas, fumarola, kolam lumpur,
tanah panas, tanah panas beruap dan batuan
alterasi. Mata airpanas bertemperatur 91-99.8° C,
pH 7.4-7.9 dan debit 0.4-4.5 l/ menit.
Representatif estimasi suhu bawah permukaan
adalah 221-254° C. Suhu tersebut termasuk dalam
suhu reservoir berentalfi tinggi (high enthalphy).
Diasumsikan daerah Pelepele Besar dan
Pelepele Pesisir merupakan daerah bersistim
panas bumi up-flow dengan kritertia sbb:
• Karakteristik air panas bertipe klorida dan
partial
equalibrium.
Mengindikasikan,
reservoar didominasi air panas (water heated
reservoir).
• Ada endapan NaCl, sinter silika dan oksida
besi. yang kemungkinan merupakan fluida
hidrotermal dari brine water, akibat P dan T
tinggi mengakibatkan fluida naik ke permukaan
dan mengendap di permukaan.
• Anomali Hg dan CO2 di sekitar Pelepele, dan
kaki baratdaya G.Langsa, dan merupakan zona
lemah (struktur).
PUSTAKA
Fournier, R.O., 1981. Application of Water
Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System:
Principles and Case Histories”. John Willey
& Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute
Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca GeoIndicators. Geochemica Acta 52. pp. 27492765.
Katili, 1973; Tektonik dan busur vulkanik
Indonesia
Muckhsin, Inventarisasi gejala air panas daerah
Bacan, 1976.
Yasin .A, dkk., 1975, Peta Geologi Lembar
Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara,
Skala 1: 250.000. P3 G. Bandung.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Lokasi
bahasan
Gambar 1. Daerah bahasan
Gambar 2. Peta geologi
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
G.SIBELA
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
G.PELE
G.LANSA
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
P.GAMJAHA
DARAH MUNCULAN AIR TANAH
( DI-SCHARGE AREA )
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
G.BIBINOI
DARAH RESAPAN AIR
( RE-CHARGE AREA )
Gambar 3. Wilayah air tanah (geohidrologi)
Cl
Ma
tur
ew
80
at
er
rs
s
HCO3/Cl
nic
% Cl
wa
te
60
l ca
Cl
er
Vo
Ph
40
iph
er
HCO3
al
SO4
20
wa
ter
s
Steam heated waters
SO4
20
40
60
% SO4
80
HCO3
Gambar. 4. Uji kandungan konsentrasi unsur terhadap diagram segitiga Cl-SO4-HCO3
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Na/1000
80
% Na K
Full equilibrium
60
160°
T Km
T Kn
10
0
0°
22
°
40
w
ei
rb
ox
Partial equilibrium
20
Immature waters
ROCK
K/100
20
60 % Mg
40
Mg
80
Gambar 5. Uji kandungan konsentrasi unsur terhadap diagram segitiga Na/1000-K/100 dan VMg
A 8000
PETA DISTRI BUSI Hg
DAERAH PANAS BUMI SO NG A - WAYAUA
KECAM ATAN BACAN TIMUR, KABUPATEN HALSEL
PROVINSI MALUKU UT ARA
A 7500
Y 10
68 2
9928000
Y 12
A 7000
Y 15
A 6500
Y 18
Y 21
Y 28
Y 26
Y 24
U
A 6000
A 5500
RK 15
A 5000
9926000
RC 4
Y2
Y4
F 1000
F 1500
RK 17
Y6
9918000
2000 m
3000 m
10000
5000
1000
A 2500
E 5000
E 5500
D 3950
9920000
1000 m
KETERANGAN
RK 3
A 3700
RK
RK24
RK 5
A 3500
RK 8
RKRK
6 7
A 3000
G 3000
F 2000
GA 3500
2000
F 2500
G 4000
F 3000
G 4500
F 3500
G 5000
F 4000
F 4500
G 5500
E 1500
E 2100
F 5000
E 2500
F 5500
E 3000
F 6000
D 2000
E 3400
F 6400
D 2500
E 4000
F 7000
D 3000
E 4500
D 3400
9922000
0m
RK 18
RK 1
A 4000
65 9
9924000
P. G amjaha
RK 16
RC 2 A 4500
RC 6
500
400
300
200
100
75
50
25
0
F 7500
C 1000
D 4500
E 6000
C 1500
D 5000
E 6500
C 2000
D 5500
E 7000
C 2500
D 6000
B 1000
E 7500
C 3000
D
6500
B 1500
C 3500
D 7000
B 2000
C 4000
D 7500
B 2500
C 4500
D 8000
B 3000
C 5000
D 8500
B 3500
C 5500
B 4000
C 6000
B 4500
C 6500
B 5000
C 7000
B 5500
C 7500
B 6 00 0
B 6500
B 7000
R12
Kontur distribusi Hg
R13
R14
R15
Mata air panas
Conto air dingin
28 2
RK 9
Titik pengukuran geokimia
RK 10
RK 11
Kontur ketinggian interval 50 meter
9916000
RK 12
Jalan desa
RK 13
RK 14
Sungai
9914000
346000
348000
350000
352000
354000
356000
Gambar 6. Peta kontur Hg
4000 m
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
A 8000
PETA DISTRIBUSI CO2
DAERAH PANAS BUMI SONG A - WAYAUA
KECAM ATAN BACAN TIMUR, KABUPATEN HALSEL
PROVINSI MALUKU UT ARA
A 7500
Y 10
9928000
Y 12
A 7000
Y 15
A 6500
Y 18
Y 21
Y 26
Y 24
U
A 6000
Y 28
A 5500
RK 15
A 5000
9926000
RC 4
RK 17
9922000
9920000
9918000
Y4
Y6
1000 m
2000 m
3000 m
KETERANGAN
RK
A 3700
RK
23
RK 4
A 3500
RK 5
Y2
F 1000
F 1500
0m
RK 18
RK 1
A 4000
659
9924000
P. G amjaha
RK 16
RC 2 A 4500
RC 6
RK 8
RKRK
6 7
A 3000
6.0
5.0
4.0
A 2500
3.0
G 3000
F 2000
GA 3500
2000
F 2500
G 4000
F 3000
G 4500
F 3500
G 5000
F 4000
F 4500
G 5500
E 1500
E 2100
F 5000
E 2500
F 5500
E 3000
F 6000
D 2000
E 3400
F 6400
D 2500
E 4000
F 7000
D 3000
E 4500
D 3400
F 7500
E 5000
D 3950
E 5500
C 1000
D 4500
E 6000
C 1500
D 5000
E 6500
C 2000
D 5500
C 2500
E 7000
D 6000
B 1000
E 7500
C 3000
D 6500
B 1500
C 3500
D 7000
B 2000
C 4000
D 7500
B 2500
C 4500
D 8000
B 3000
C 5000
D 8500
B 3500
C 5500
B 4000
C 6000
B 4500
C 6500
B 5000
C 7000
B 5500
C 7500
B 6000
B 6500
B 7000
2.0
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.2
0.0
R12
Kontur distribusi CO2
R13
R14
R15
Mata air panas
Conto air dingin
282
RK 9
Titik pengukuran geokimia
RK 10
RK 11
Kontur ketinggian interval 50 meter
9916000
RK 12
Jalan desa
RK 13
RK 14
Sungai
9914000
346000
348000
350000
352000
354000
356000
Gambar 7. Peta kontur CO2
Gambar 8. Model tentatif daerah panas bumi Songa - Wayaua
4000 m