Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah Lingkungan Pada Laporan Tahunan | Rohman | Jurnal Akuntansi dan Investasi 808 2390 1 PB

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 3 No. 2, hal: 80-95, Juli 2002
ISSN: 1411-6227

Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah
Lingkungan Pada Laporan Tahunan
Abdul Rohman
E-mail : Abdulrohman@gmail.com

ABSTRACT
The accounting profession requires that financial statements reveal all
information that may affect the user's decision-making. Along with this it is
necessary to attempt to accommodate the needs of the parties who have an
interest in a business entity to information regarding environmental issues. For
that environmental information should be included in the annual report.
Environmental accounting at the moment is still a theme of debate. This article
will try to discuss environmental issues with some emphasis: methods of
valuation, disclosure, reporting and quality of disclosure of environmental issues
in the context of the annual report.
Keywords : Financial Statements, Annual Report, Disclosure, Environmental.
ABSTRAK
Profesi akuntan mensyaratkan bahwa laporan keuangan mengungkap seluruh

informasi yang mungkin mempengaruhi user untuk pengambilan keputusan.
Seiring dengan hal tersebut maka perlu usaha untuk mengakomodasi
kebutuhan pihak-pihak yang memiliki kepentingan pada entitas bisnis terhadap
informasi yang menyangkut masalah lingkungan. Untuk itu informasi
lingkungan harus tercakup dalam laporan tahunan. Akuntansi lingkungan pada
saat ini masih menjadi tema perdebatan. Tulisan ini akan mencoba membahas
masalah lingkungan dengan beberapa penekanan: metode penilaian,
pengungkapan, pelaporan dan kualitas pengungkapan masalah lingkungan
dalam konteks laporan tahunan.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Laporan Tahunan, Pengungkapan,
Lingkungan.

PENDAHULUAN
Akuntansi lingkungan secara sederhana dapat dipahami sebagai pengakuan dan
integrasi dampak isu-isu lingkungan atas akuntansi tradisional suatu perusahaan.
80

Abdul Rohman, Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah Lingkungan.....

Istilah akuntansi lingkungan sekarang ini masih menjadi polemik. Pada satu sisi

akuntansi lingkungan dipandang sebagai akuntansi untuk lingkungan yakni studi yang
mempelajari bagaimana menilai asset alam. Pada sisi lain akuntansi lingkungan
meneliti pengaruh isu-isu lingkungan terhadap akuntansi.
Pada dasarnya akuntansi lingkungan mengukur biaya dan manfaat lingkungan
sosial sebagai akibat proses aktivitas perusahaan dan pelaporan sebagai bentuk
pertanggungjawaban prestasi perusahaan. Pemahaman sifat dan relevansi akuntansi
lingkungan sangat beragam tergantung perspektif para professional dan orientasi
fungsional praktisi. Beberapa aspek bidang garap akuntansi lingkungan antara lain:
(1) Pengakuan dan identifikasi pengaruh negatif aktivitas bisnis perusahan
terhadap lingkungan dalam praktik akuntansi konvensional.
(2) Identifikasi, mencari, dan memeriksa persoalan bidang garap akuntansi
konvensional yang bertentangan dengan kriteria lingkungan serta
memberikan alternatif solusinya.
(3) Identifikasi biaya dan manfaat apabila perusahaan lebih peduli terhadap
lingkungan.
PENGUKURAN DAN PENILAIAN LINGKUNGAN
BIAYA DAN KEWAJIBAN LINGKUNGAN
Peningkatan kesadaran akan kerusakan lngkungan mengarah pada peningkatan
biaya perusahaan yang meliputi peralatan, pemulihan, pencatatan, dan pengawasan
kepatuhan peraturan pemerintah tentang limbah berbahaya. Biaya yang terkait

dengan limbah berbahaya dari proses produksi tidak dimasukkan dalam tarif
overhead keseluruhan. Biaya dalam proses produksi langsung dibebankan ke dalam
produk atau lini produk yang mengkonsumsinya. Langkah awal implementasi biaya
lingkungan dalam rencana kerja entittas bisnis adalah mengelompokkan jenis-jenis
biaya lingkungan dengan memperhatikan beberapa aspek seperti: lokasi limbah,
jenis limbah berbahaya, jumlah dan kondisi situs, dan metode pembuangan.
Pencemaran limbah yang menyebabkan adanya kontaminasi menurut FASB dalam
issue no. 90-8 yang dikeluarkan lewat EITF (Emerging Issues Task Forces)
mendapat perlakuan tersendiri. Menurut aturan ini, kapitalisasi dilakukan jika biaya
yang terjadi memenuhi ketentuan:
(1) Memperpanjang umur asset, meningkatkan kapasitasnya, serta secara
relatif meningkatkan efisiensi atas kondisi properti pada saat dibangun atau
diperoleh.
(2) Mengurangi atau mencegah kontaminasi pada masa akan datang.
(3) Dalam penyiapan properti yang akan dijual, lebih lanjut cost dikapitalisasi
untuk memperluas daya pemulihan atau recoverability.

81

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 3 No. 2, hal: 80-95, Juli 2002


Issues no. 89-13, mengenai akuntansi biaya pemindahan atau penggantian
asbes, yang kemudian direkomendasikan sebagai kapitalisasi biaya yang terjadi pada
perlakukan asbes sepanjang mereka memiliki pengalaman di dalam masalah akuisisi
properti. Selain biaya eksplisit, biaya lingkungan mengandung biaya implisit dan
kemungkinan kewajiban potensial. FASB dalam issues no. 93-5 mengenai akuntansi
untuk kewajiban lingkungan, disebut kewajiban lingkungan karena hal tersebut dapat
dievaluasi secara independen dari setiap potensi klaim bagi pemulihan dan
pengakuan kewajiban lingkungan yang akan berkurang hanya jika suatu klaim bagi
pemulihan memungkinkan untuk direalisasi.
Ada empat jenis dasar kewajiban lingkungan, yaitu (B. Stanko, 1995;19):
a. Pencemaran tanah (Soil contamination)
b. Pencemaran air tanah (Ground water contamination)
c. Pencemaran air permukaan (Surface water contamination)
d. Pencemaran emisi udara (Air emission contamination)
Selain kewajiban dasar di atas FASB juga telah memberikan arahan terhadap
masalah pengungkapan yang menyangkut masalah kewajiban kontijensi. Petunjuk
akuntansi kontijensi diberikan oleh FASB pernyataan no. 5 mengenai akuntansi
kontijensi. Pernyataan no. 5 ini menjawab pertanyaan when (dan If) untuk mengakui
kerugian kontijensi atau loss contingencies. Pernyataan ini mendefinisikan kontijensi

sebagai suatu kondisi, situasi atau keadaan yang ada yang meliputi ketidakpastian
yang akan diselesaikan ketika satu atau lebih peristiwa pada masa yang akan datang
terjadi atau gagal untuk terjadi (tidak terjadi). Menurut pernyataan ini kerugian
kontijensi harus diakui sepanjang:
(1) Adanya kemungkinan adanya kewajiban atau berkurangnya asset.
(2) Jumlah kewajiban yang timbul atau berkurangnya asset dapat diperkirakan
sehubungan dengan pengukuran kerugian kontijensi tersebut.
Ilustrasi mengenai biaya dan kewajiban/utang lingkungan dalam suatu laporan
keuangan tahunan disajikan dalam lampiran 1 dan 2.
METODE PENGUKURAN DAN PENILAIAN LINGKUNGAN
Alternatif metode yang dapat dipakai untuk menilai biaya lingkungan
perusahaan adalah:
Metode Cost–Benefit
Laporan yang dihasilkan oleh akuntansi lingkungan merupakan laporan
pertanggungjawaban sosial yang terdiri dari unsur-unsur biaya sosial dan manfaat
sosial. Suatu aktivitas yang berdampak terhadap lingkungan dapat dikategorikan
dalam manfaat sosial bila aktivitas itu:
 Memperbaiki keadaan lingkungan
 Mengurangi kerusakan lingkungan yang terjadi
82


Abdul Rohman, Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah Lingkungan.....

Sedangkan suatu aktivitas yang berdampak terhadap lingkungan dikategorikan dalam
biaya sosial bila aktivitas itu:
 Menimbulkan kerusakan lingkungan
 Menambah kerusakan lingkungan yang terjadi.
Pengukuran manfaat sosial dan biaya sosial dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
a. Manfaat Sosial
Manfaat sosial dapat diukur dengan menggunakan pendekatan berdasarkan
biaya pencegahan atau perbaikan, missal:
1. Pencemaran air tanah dan air permukaan.
 Pencegahan atau pengurangan pencemaran dapat diukur dengan
jumlah yang dikeluarkan untuk membeli atau memasang alat
pengendali limbah produk.
 Penanganan pencemaran dapat diukur dengan jumlah yang
dikeluarkan untuk membersihkan perairan yang tercemar.
2. Pencemaran tanah
 Pencegahan atau pengurangan pencemaran dapat diukur melalui

jumlah yang dikeluarkan untuk membeli alat untuk membersihkan
tanah dari sampah misalnya: truk sampah, alat daur ulang sampah atau
produk sampingan.
 Penanganan polusi dapat diukur melalui jumlah yang dikeluarkan
untuk membersihkan lingkungan yang telah tercemar oleh sampah
buangan.
3. Pencemaran udara
Pencegahan, pengurangan, atau penanganan polusi dapat diukur melalui
jumlah yang dikeluarkan untuk membeli dan memasang alat yang dapat
mengendalikan atau mengurangi asap buangan pabrik atau bau yang
menyengat.
b. Biaya Sosial
Biaya sosial dapat diukur dengan jumlah kerugian yang diderita oleh pihakpihak yang merasakan dampak pencemaran. Jumlah kerugian dapat
diketahui dengan menggunakan pendekatan berdasarkan nilai pengganti.
Perusahaan dapat melakukan survei terhadap masyarakat sekitar yang
terkena dampak pencemaran untuk dapat mengetahui jumlah kerugian
mereka. Pengukurannya misalnya:
1. Pencemaran air tanah
Jumlah kerugian dapat diukur dengan bentuk biaya pengobatan ke dokter
dan turunnya penghasilan masyarakat setempat karena produktivitas

menurun.
83

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 3 No. 2, hal: 80-95, Juli 2002

2. Pencemaran tanah
Jumlah kerugian diukur dengan bentuk penurunannya kualitas tanah yang
tercemar.
3. Pencemaran udara
Jumlah kerugian diukur dalam bentuk biaya pengobatan masyarakat
sekitar yang mengalami penurunan kondisi kesehatan akibat menghirup
udara yang telah tercemar.
Metode Akuntansi Biaya Penuh
Akuntansi biaya penuh (full cost accounting) merupakan metode penentuan harga
pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai HPP, baik
biaya produksi variable maupun tetap (Mulyadi, 1993). Akuntansi biaya penuh
merupakan integrasi semua biaya internal dan eksternal yang disebabkan operasi,
aktivitas, produk atau jasa suatu entitas.
Dari perspektif lingkungan, akuntansi biaya penuh merupakan integrasi biaya
internal lingkungan dan biaya lain dengan informasi biaya eksternal lingkungan yang

berhubungan dengan dampak aktivitas, proses, produk atau jasa terhadap
lingkungan. Akuntansi biaya penuh digunakan untuk menentukan biaya internal dan
eksternal terkait dengan dampak dan aspek lingkungan entitas bisnis, produk atau
proses untuk mencapai tujuan dan kebijakan lingkungan (Willis, 1997). Akuntansi
biaya penuh mengidentifikasi dan mengukur dampak dan pengaruh lingkungan yang
terkait dengan ekosistem dan habitat manusia. Dampak dan pengaruh lingkungan
tersebut mungkin berhubungan dengan konsumsi atau penggunaan sumber daya
alam, degradasi atau perbaikan.
Metode Activity Based Costing
Activity Based Costing (ABC) adalah sistem penentuan biaya dua tahap dengan
membebankan biaya-biaya ke produk menurut kebutuhan tiap-tiap produk. Tahap
pertama ABC, adalah mengidentifikasi aktivitas dan biaya terkait. Tahap ini
mencerminkan kebutuhan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas dan
biaya aktivitas ke obyek biaya. Tahap kedua adalah process views, membebankan
aktivitas dan biaya terkait ke produk, penghubung dan konsumen melalui cost driver
(turney, 1992). Sistem ini digunakan perusahaan dalam menentukan biaya
lingkungan karena sistem ini merupakan sistem penentuan biaya yang secara
proporsional dapat menempatkan biaya lingkungan. Tahap pertama dalam
penerapan ABC adalah mengidentifikasi aktivitas dan biaya yang terkait dengan
pemulihan, pematuhan, dan pengelolaan lingkungan. Tahap kedua adalah

membebankan biaya yang telah diidentifikasi ke produk, Suplier, atau konsumen
melalui cost driver. Metodolagi ABC ini akan berhasil jika semua aspek lingkungan
bisnis diakui dan diidentifikasi. Namun terdapat dua jenis biaya dalam biaya
84

Abdul Rohman, Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah Lingkungan.....

lingkungan yaitu biaya eksplisit dan biaya implicit. Beberapa biaya lingkungan seperti
biaya pembuangan, atau modifikasi teknologi merupakan biaya eksplisit sehingga
dapat diidentifikasi, sedangkan biaya implicit seperti program pelatihan sulit untuk
dikuantifikasi.
Life Cycle Analysis

Life Cycle Analysis (LCA) didefinisikan sebagai akumulasi biaya untuk aktivitas
selama siklus hidup suatu produk dari masa perkenalan sampai kemunduran oleh
perusahaan dan konsumen (Peavey, 1990). Tujuan utama konsep ini adalah
keselarasan pendapatan dan biaya yang dapat dicapai dengan mengeluarkan aktivitas
tertentu berdasar rencana penjualan jumlah unit produksi total. Dalam akuntansi
siklus hidup, semua biaya dikapitalisasi antara lain biaya riset, pengembangan,
perencanaan, dan pemasaran.

Dari sudut akuntansi lingkungan, analisis siklus hidup merupakan proses obyektif
untuk mengevaluasi batasan-batasan lingkungan terkait produk, proses, atau aktivitas.
Upaya yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi dan mengkuantifikasi
pengunaan bahan baku dan lingkungan. Data digunakan untuk menilai dampak
penggunaan energi pada lingkungan, dan mengevaluasi dan menerapkan
kesempatan-kesempatan untuk perbaikan lingkungan. Analisis siklus hidup
mencakup siklus hidup secara keseluruhan, proses produksi, transportasi dan
distribusi, penggunaan ulang, pemeliharaan, siklus ulang, dan pembuangan ulang.
PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN
Aspek Pengungkapan Lingkungan dalam Pelaporan
Pengakuan akuntansi mencakup pengakuan dan pengungkapan, sedangkan
akuntansi lingkungan sering dipandang hanya mencakup pengakuan, pengukuran
jumlah, dan penyajian. Tantangan bagi dunia akuntansi antara lain ketidakpastian
dan pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana menjelaskan pengeluaran lingkungan
saat dikeluarkan (apakah akan dikapitalisasi atau diperlakukan sebagai biaya dan
bagaimana mengalokasi ke dalam akuntansi), kapan untuk mengakui sebagai hutang
atau kondisi yang membutuhkan pengeluaran di masa datang, dan bagaimana
mengukur pengeluaran yang diharapkan.
SEC mensyaratkan pengungkapan yang spesifik dalam laporan 10K. Aturan S-K,
item 101, 103, dan 103, dan staff accounting Bulletin no. 92 adalah aturan yang
digunakan oleh SEC untuk mengusahakan pedoman dalam environmental
Disclosure.
a. Item 101, mensyaratkan deskripsi secara umum bisnis dan pengungkapan atas
pengaruh hukum lingkungan yang mungkin memiliki pengeluaran dari sisi
capital, earnings, dan competitive position ketika hal tersebut material. Jumlah
85

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 3 No. 2, hal: 80-95, Juli 2002

estimasi yang diungkap untuk pengeluaran modal seharusnya merepresentasikan
periode berjalan atau tahun fiscal secara berturut-turut dan setiap periode masa
depan yang memungkinkan pengeluaran menjadi material.
b. Item 103, mengarah pada tindakan hukum yang berhubungan dengan masalah
lingkungan dan persyaratan pengungkapan atas perlakukan hukum terhadap
tindakan-tindakan yang memunculkan akibat hukum jika, 1. proceeding tersebut
adalah material untuk bisnis atas kondisi keuangan dari mereka yang mendaftar,
2. dalam proceeding tersebut meliputi klaim yang lebih 7 % dari yang
mendaftarkan asset lancar, 3. kewenangan pemerintah adalah bagian proceeding
dimana sanksi akan menjadi lebih lesar dari $ 100.000,-.
c. Item 303, mensyaratkan pengungkapan peristiwa yang material dan
ketidakpastian yang diketahui oleh manajemen yang akan menyebabkan
informasi laporan keuangan menjadi tidak representatif terhadap hasil operasi
masa depan atau kondisi keuangan.
d. SEC Staff accounting Bulletin no. 92, menyatakan bahwa penggunaan tingkat
diskonto pembayaran kas seharusnya menjadi sesuatu yang akan menghasilkan
jumlah kewajiban lingkungan yang dapat dinyatakan/ diselesaikan dalam
transaksi arms length dengan pihak ketiga. Jika tingkat-tingkat tersebut tidak
tersedia maka tingkat yang dipilih seharusnya tidak melebihi tingkat bunga pada
satuan moneter atas asset yang secara esensial beresiko dan memliki
perbandingan dengan kewajiban lingkungan.
Sementara itu aspek-aspek pengungkapan lingkungan dalam laporan tahunan
organisasi bisnis yang dapat dipertimbangkan untuk diungkap dalam suatu laporan
tahunan (jerry G. Kreuze, 1996):
a. Mengusahakan tinjauan singkat regulasi yang menyangkut lingkungan yang
relevan bagi perusahaan
b. Mengusahakan tinjauan umum tentang kewajiban lingkungan masa lalu, saat ini,
dan masa datang (yang dapat disediakan) perusahaan. Termasuk masalah
pengadilan antara pemerintah dan perusahaan.
c. Mengusahakan secara detail informasi masalah khusus, termasuk kewajiban
lingkungan.
d. Rencana atau strategi yang mengarah lingkungan.
e. Estimasi biaya atau range of cost yang penting untuk dipertemukan dengan
kewajiban lingkungan. Jika hal ini menunjukkan suatu kemungkinan sebaiknya
ditunjukkan.
f. Mengidentifikasikan kapan, jika, dan bagaimana biaya tersebut memiliki catatan
dalam suatu rekening. Jika tidak memiliki catatan sebaiknya ditunjukkan
mengapa.

86

Abdul Rohman, Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah Lingkungan.....

g. Mendeskripsikan jaminan mengenai efek yang terkait dengan isu pengungkapan
lingkungan.
h. Mengkhususkan pada kemungkinan efek kewajiban lingkungan yang akan
nampak dalam keuangan perusahaan.
i. Mencoba merumuskan dampak lingkungan atas produk, pemakaian bahan
baku, limbah, dan proses produksinya. Termasuk pengemasan, penggunaan
energi limbah, dan produk sampingan yang dihasilkan.
j. Merumuskan kebijakan daur ulang dan konversi energi atas dampak dan
implementasi dalam operasi internalnya. Kebutuhan ini terbatas mengenai
proses produksi tetapi meliputi aktivitas konservasi lain.
k. Merumuskan pengakuan penerimaan perusahaan sebagai pelindung atau
pelanggar masalah lingkungan.
l. Merumuskan siapa yang bertanggungjawab dalam suatu organisasi (posisi atau
jabatan) terhadap kebijakan lingkungan, tindakan dan pengawasannya.
Tahap Akuntansi dan Pelaporan Lingkungan
Tahap-tahap akuntansi dan pelaporan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan kebijakan:
a. Pernyataan kebijakan lingkungan.
b. Langkah-langkah pengawasan kepatuhan terhadap kebijakan.
c. Pernyataan kepatuhan terhadap kebijakan.
2. Menyusun Rencana dan Struktur
a. Menyusun perubahan struktural dan tanggungjawab organisasi untuk
mengembangkan kepekaan lingkungan.
b. Merencanakan aktivitas-aktivitas terkait dengan lingkungan.
c. Membahas dengan kelompok pecinta lingkungan setempat dan rencanakan
bekerjasam dengan komunitas lain.
d. Merumuskan kebijakan keuangan.
e. Menentukan jumlah pengeluaran untuk perlindungan lingkungan, modal,
pendapatan, reaksi dan antisipasi terhadap perundang-undangan dan lainlain.
f. Antisipasi pola pengeluaran lingkungan masa depan.
g. Penilaian kewajiban lingkungan, dampak terhadap audit keuangan, dampak
terhadap hasil keuangan.
3. Melaksanakan berbagai aktivitas
a. Kepatuhan terhadap standar audit lingkungan, prosedur hasil, dan masalah
kepatuhan terhadap laporan standar.
b. Audit lingkungan dan masalah, ikhtisar atau hasil.
c. Analisis unit fisik misal bahan baku, energi dan limbah.

87

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 3 No. 2, hal: 80-95, Juli 2002

d. Analisis berhubungan dengan lembaga-lembaga pemerintah atau denda atau
keluhan.
e. Analisis investasi atau aktivitas operasi yang dipengaruhi oleh pertimbangan
lingkungan.
f. Analisis atau deskripsi proyek sukarela.
4. Manajemen yang berkesinambungan
a. Identifikasi sumber daya alam penting dan yang dapat disubstitusi.
b. Estimasi aktivitas yang berkelanjutan.
c. Estimasi biaya berkelanjutan yang mungkin akan dikeluarkan untuk
dikembangkan ke posisi sebelumnya.
d. Penilaian dan pernyataan atas masukan atau keluaran aliran sumber daya
alam dan perubahan didalamnya.
Bentuk Pengungkapan Masalah Lingkungan
Perhatian terhadap permasalahan lingkungan suatu entitas seharusnya diungkapkan
dalam bentuk pernyataan kebijakan seperti yang dikemukakan oleh Georgia O.G.
Adapun bentuk yang disarankan tersebut antara lain:
a. Suatu pernyataan kebijakan yang mengarah pada perencanaan untuk produksi,
transportasi, penyimpanan, dan penjualan barang dan atau jasa dengan cara yang
paling aman.
b. Pernyataan yang mengarah pada usaha remediasi/pemulihan terhadap kebijakan
masa lalu, komplain yang sah dan rencana peningkatan lingkungan dalam suatu
kegiatan operasi suatu entitas.
c. Jumlah keseluruhan uang/kas yang diperuntukan rencana tersebut.
d. Jumlah uang/kas yang telah dibelanjakan.
e. Jumlah satuan uang/kas yang direncanakan akan dibelanjakan setiap tahun
dalam enam tahun secara berturut-urut.
f. Jenis lingkungan yang berorientasi pada asset yang telah dan atau baru akan
diperoleh dan jumlah uang/kas yang berhubungan dengan jenis asset.
g. Hasil audit lingkungan.
Selanjutnya dalam melakukan penyajian pengungkapan lingkungan perlu
diperhatikan masalah-masalah prinsip yang seharusnya diungkapkan dalam laporan
tahunan, hal ini dimaksudkan agar pengungkapan lingkungan tidak terkesan terlalu
sempit, mengada-ada atau bahkan terlalu luas pengungkapannya.
Masalah Prinsip Pengungkapan Laporan Tahunan
Tahun 1989 social investor and environmental groups menggabungkan usahanya
dengan menggunakan CERES (coalition for environmental responsible economics).
Proyek ini menghasilkan pedoman bagi perusahaan untuk secara sukarela
menunjukkan komitmen mereka terhadap masalah lingkungan. Hasil ini kemudian
88

Abdul Rohman, Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah Lingkungan.....

disahkan dan ditandatangani sejumlah perusahaan yang kemudian dinamakan the
council on economic priorities (1991). Adapun isi dari komitmen tersebut berupa
prinsip untuk bertindak secara bertanggungjawab pada masalah:
a. Perlindungan biosphere.
b. Pemeliharaan atas manfaat sumber daya alam.
c. Pengurangan dan pembuangan limbah.
d. Kebijakan pengguunaan energi.
e. Resiko pengurangan.
f. Pemasaran produk dan jasa yang aman.
g. Kompensasi kerusakan.
h. Pengungkapan.
i. Lingkungan direktur dan manajer.
j. Penilaian dan audit tahunan.
Pengungkapan sederhana seperti yang diinginkan oleh Valdez Principle ini dirasakan
belum memadai bagi kebutuhan invstor. Investor memerlukan bukti komitmen
terhadap lingkungan. Untuk masalah ini jack A. Brill dan Alan Reader (1992) telah
mengidentifikasi 17 informasi mengenai permintaan (dalam bentuk pertanyaan)
mengenai bentuk kesadaran yang diberikan investor terhadap masalah lingkungan.
Secara umum pertanyaan tersebut dibagi dua kelompok yakni pertanyaan mengenai
output perusahaan yang ramah lingkungan dan tindakan, dan pengertian mendasar
atau filosofi pemikiran mengenai lingkungan secara internal. Daftar pertanyaan ini
merupakan bentuk kesadaran investor sebagai permintaan bagi perusahaan dalam
melakukan pengungkapan masalah lingkungan. Untuk mempertemukan antara
permintaan stakeholder secara keseluruhan perlu melihat secara obyektif kualitas isi
pengungkapan lingkungan yang disampaikan oleh entitas dalam laporan tahunan.
USAHA PENILAIAN KUALITAS PENGUNGKAPAN
DALAM LAPORAN TAHUNAN
Usaha untuk mempertemukan kebutuhan stakeholder dengan kepentingan
entitas perusahaan mungkin dapat dijembatani dengan usaha untuk melihat secara
nyata atas kualitas pengungkapan lingkungan. Usaha ini dapat dilakukan dengan
melhat beberapa elemen berikut (George O. Gamble, 1995):
(1) Journal Entry (JE), perhatian terhadap tindakan masa lalu yang berkaitan
dengan masalah lingkungan. Item ini memberikan penilaian yang paling
sedikit karena terbatasnya lingkup yang dinilai yakni aktivitas masa lalu.
(2) footnote (FN), item ini mengungkapkan Cash flow sesungguhnya pada masa
lalu dan yang diharapkan terjadi pada masa depan sebagai konsekuensi dari
tindakan yang mengarah pada lingkungan masa lalu yang memiliki dampak
89

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 3 No. 2, hal: 80-95, Juli 2002

cash flow yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. FN lebih luas jika
dibandingkan dengan JE atau dapat dikatakan FN lebih informatif.
(3) Violation (V), item ini mengungkapkan usaha pemulihan penanganan
lingkungan yang mempunyai sisi negatif. Informasi ini bagi stakeholder lebih
berarti karena item ini memberikan ilustrasi usaha entitas dalam menangani
dampak negatif lingkungan, termasuk juga pengungkapan jumlah cash flow
nya.
(4) Short Qualitative Disclosure (SQD), item ini mengungkapkan informasi
tentang kebijakan lingkungan entitas, legal compliance dan pembatasanpembatasan, serta perubahan peraturan mengenai lingkungan. Item ini lebih
informatif dibandingkan dengan laporan penyimpangan atau penanganan
dampak negatif lingkungan karena pada tingkat yang minimum isinya sama.
Tambahan pengungkapan informasi dalam SQD dapat dimasukkan dalam
bentuk pengeluaran operasi dan pengeluaran modal terhadap lingkungan dan
pengaruh masalah-masalah lingkungan pada aspek operasi lainnya. SQD lebih
luas dibandingkan item sebelumnya karena menggabungkan sejumlah isu yang
menjadi perhatian entitas terhadap masalah lingkungan.
(5) Extended Qualitative Disclosure (EQD), informasi yang diungkapkan berupa
rencana peningkatan masalah lingkungan pada sisi operasi suatu entitas,
jumlah uang/kas yang dianggarkan untuk rencana tersebut, jumlah uang/kas
yang dibelanjakan atau realisasi anggaran hingga pada tanggal tertentu.
Tambahan informasi yang diungkap dapat dalam bentuk jumlah uang/kas
yang diharapkan akan dibelanjakan pada setiap tahun selama lima tahunan,
jenis asset yang berorientasi pada masalah lingkungan, dan hasil audit
lingkungan. Jenis pengungkapan ini juga memberikan stakeholder suatu
informasi mengenai produk yang dihasilkan dan proses produksi oleh
corporate entry yang ramah lingkungan.
Rumusan yang dikembangkan al: JE = 1; FN = 2; V = 3-5; SDQ = 4-6; dan
EQD = 7-10. Dalam rumusan tersebut di atas skor terendah berarti nilai
informasinya paling kecil/rendah dan sebaliknya jika nilai skornya paling tinggi maka
akan memberikan nilai informasi disclosure yang paling tinggi.
KESIMPULAN
(1) Masih ada pandangan yang berbeda mengenai pengertian akuntansi
lingkungan. Hal ini terjadi karena masing-masing pihak melihat pada sisi yang
berbeda. Pada satu sisi akuntansi lingkungan dipandang sebagai akuntansi
untuk lingkungan yakni studi yang mempelajari bagaimanan menilai asset alam.
Pada sisi lain akuntansi lingkungan meneliti pengaruh isu-isu lingkungan
terhadap akuntansi.
90

Abdul Rohman, Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah Lingkungan.....

(2) Beberapa aspek bidang garap akuntansi lingkungan antara lain:
a. Pengakuan dan identifikasi pengaruh negatif aktivitas bisnis perusahaan
terhadap lingkungan dalam praktik akuntansi konvensional.
b. Identifikasi, mencari, dan memeriksa persoalan akuntansi konvensional
yang bertentangan dengan kriteria lingkungan serta memberikan alternatif
solusinya.
c. Identifikasi biaya dan manfaat apabila perusahaan lebih peduli terhadap
lingkungan.
(3) Ada beberapa alternatif metode penilaian yang dapat digunakan: cost benefit
atau biaya-manfaat, akuntansi biaya penuh, activity base costing, dan life cycle
analysis.
(4) Dalam melakukan pelaporan dan pengungkapan masalah lingkungan ada
beberapa yang harus diperhatikan: aspek tahap pelaporan, bentuk
pengungkapan, masalah-masalah prinsip yang hendak diperhatikan dalam
pengungkapan.
(5) Beberapa elemen harus diperhatikan dalam menilai kualitas pengungkapan
masalah lingkungan: Journal Entry, Foonote, Violation, Short Qualitative
disclosure, dan Extended qualitative disclosure.
DAFTAR PUSTAKA
Brian B. Stanko and Thomas L. Zeller. 1995. Environmental Liability in Financial
Reporting, B&E Review: 19-43.
Financial Accounting Standard Board. 1975. Accounting for Contingencies,
Statement of Accounting Standards no. 5, Stamford, Conn: FASB.
George O. Gamble, KathyHsu, Devaun Kite, dan Robin R. Radke. 1995.
Environmental disclosure In annual Reports and 10 Ks: An Examination,
Accounting Horizons Vol. 9 No. 3: 41.
Jack A. Brill, dan Alan Reder. 1992. Investing from the heart, Icrown Publisher Inc.,
new York.
Jerry G. Kreuze, Gale E. Newell, dan Stephen J. Newell. 1996. Environmental
Disclosure: What Companies are reporting?, Management Accounting: 37-43.
L. Todd Johnson. 1993. Reseach on Environmental Reporting, Accounting
Horizons (September): 118-123.

91

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 3 No. 2, hal: 80-95, Juli 2002

Mulyadi. 1993. Akuntansi manajemen, BP STIE YKPN, Yogyakarta.
Peavy, Dennis E. 1990. Its Time to Change, Management Accounting (February):
31-35.
SEC, Rules and Interpretations. 1993. Regulation S-Kalimat, Subpart 229.100, item
101 and 103, Englewood Cliffs, N.J., Prentice hall, Inc.
Turney, Peter B.B. 1992. Activity Based Cost, management Accounting, January.
Willis, Alan. 1997. Counting the cost, CA Magazine, April.
Parker, LD, KR. Ferris dan DT. Otley. 1989. Accounting for Social Impact,
Accounting for the human Factor, Prentice Hall Ltd.

92

Abdul Rohman, Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah Lingkungan.....

Lampiran 1
NERACA
Per periode akhir akuntansi
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
Persediaan
Jumlah A.L.
Aktiva Tetap
Tanah
Bangunan

XX
X
Ak.Depresiasi XX
X
Peralatan
XX
X
Ak.Depresiasi XX
X
Jumlah A.T.
Aktiva lain-lain
Kekayaan
XX
Alam
X
Ak.Depresiasi XX
X
Jumlah A.LL.

Th.Berjalan Anggara Selisih
n
Rp XXX

Rp
XXX
XXX

RpXX
X
XXX

XXX

XXX

XXX

XXX
XXX

XXX
XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX
XXX
XXX

Utang dan Ekuitas Pemilik Th.Berjalan Anggara Selisih
n
Utang Lancar
Utang Dagang
Rp XXX Rp XXX Rp
XXX
Utang Biaya
XXX
XXX
XXX
Jumlah Utang Lancar
XXX
XXX
XXX
Utang tidak Lancar
Utang Obligasi
XXX
XXX
XXX
Utang Lain-lain
Utang Lingkungan
XXX
XXX
XXX

Jumlah Utang

XXX

XXX

XXX

XXX
XXX

XXX
XXX

XXX
XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

Ekuitas
Modal Saham
Modal Alam

XXX

XXX

XXX

Laba di Tahan

XXX

XXX

XXX

Jumlah Modal

93

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 3 No. 2, hal: 80-95, Juli 2002

Jumlah Aktiva

Rp XXX

Rp
XXX

RpXX
X

Jumlah Utang dan Ekuitas

Rp XXX

Rp XXX Rp
XXX

Sumber: Parker, Outley Prentice Hall, 1989.
Lampiran 2
Laporan Biaya Pemeliharaan Lingkungan
Rekening
Biaya Tetap
Gaji
Administrasi dan Umum
Peralatan
Depresiasi
Jumlah Biaya Tetap
Biaya Variabel
Uji Eksternalitas Kualitas Lingkungan
Bahan Penolong
Administrasi dan Umum
Lain-lain
Jumlah Biaya Variabel

Biaya
Aktual
Rp XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

Anggaran
Rp XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

Laporan Laba Rugi
Per Periode Akhir Akuntansi
Rekening

Aktual

Anggaran

Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor

RpXXX Rp XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

Biaya Operasional
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi dan Umum
Jumlah Biaya Operasi
Laba Bersih Operasi

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

Biaya Non Operasi
Biaya Bunga
Biaya kekayaan Alam

XXX
XXX

XXX
XXX

94

Abdul Rohman, Usaha Pengembangan Pengungkapan Masalah Lingkungan.....

Jumlah Biaya Pemeliharaan Lingkungan

Rp XXX

Rp XXX

Biaya
Pemeliharaan XXX
Lingkungan
Jumlah Biaya non Operasional
XXX
Penghasilan non Operasional
Laba Bersih non Operasional
Laba Bersih sebelum Pajak
Pajak
Laba bersih setelah Pajak

XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
RpXXX Rp XXX

Sumber: Parker, Outley Prentice Hall, 1989.

95