Peraturan Menteri BUMN | JDIH Kementerian BUMN PER 06 MBU 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : PER-06/MBU/2014
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA,
Menimbang

Mengingat

Memperhatikan

: a. bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014
tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tabun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian

Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, telah ditetapkan perubahan struktur
organisasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara;
b. bahwa dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas
dan fungsi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Peraturan
Presiden sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu ditindaklanjuti
dengan penetapan tata kerja Kementerian Badan Usaha Milik
Negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Badan
Usaha Milik Negara tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Badan Usaha Milik Negara;
: 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4916);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan
Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada

Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM)
dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) Kepada Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara;
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014;
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun
2014;
: Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor: B/1573/M.PAN-RB/4/2014 tanggal 25
April 2014 tentang Penataan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Badan Usaha Milik Negara.
MEMUTUSICAN.../4

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA


Menetapkan

-2MEMUTUSKAN :
: PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN
BADAN USAHA MILIK NEGARA.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1
(1) Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut
Kementerian BUMN adalah unsur pelaksana Pemerintah dalam rangka penajaman, koordinasi,
dan sinkronisasi program Pemerintah di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara.
(2) Kementerian BUMN dipimpin oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya dalam
Peraturan ini disebut Menteri BUMN yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
Pasal 2
Kementerian BUMN mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pembinaan Badan
Usaha Milik Negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.

Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian BUMN
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan dan penetapan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik
Negara;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik
Negara;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian
BUMN; dan
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian BUMN.

BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
Kementerian BUMN terdiri atas:
a. Sekretariat Kementerian;
b. Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis;
c. Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan;
d. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain;
e. Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis;

f. Staf Ahli Bidang Tata Kelola dan Sinergi Antar Badan Usaha Milik Negara;
g. Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga; dan
h. Inspektorat Kementerian.

BAB III..

MENTERI BADAN USAHA MILIK NECiARA
REPUBLIK INDONESIA

-3BAB III
WAKIL MENTERI

Pasal 5
(1) Dalam memimpin Kementerian BUMN, Menteri BUMN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) dibantu oleh Wakil Menteri BUMN.
(2) Wakil Menteri BUMN berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.

Pasal 6
(1) Wakil Menteri BUMN mempunyai tugas membantu Menteri BUMN dalam memimpin
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian BUMN.

(2) Ruang lingkup tugas Wakil Menteri BUMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:
a. membantu Menteri BUMN dalam perumusan kebijakan Kementerian BUMN;
b. membantu Menteri BUMN dalam mengkoordinasikan pencapaian kebijakan strategis lintas
unit organisasi eselon I di lingkungan Kementerian BUMN.

Pasal 7
(1) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 di atas, meliputi:
a. membantu Menteri BUMN dalam proses pengambilan keputusan Kementerian BUMN;
b. membantu Menteri BUMN dalam melaksanakan program kerj a dan kontrak kinerja;
c. memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada Menteri BUMN berkaitan dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian BUMN;
melaksanakan
pengendalian dan pemantauan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian
d.
BUMN;
e. membantu Menteri BUMN dalam penilaian dan penetapan pengisian jabatan di lingkungan
Kementerian BUMN dan BUMN;
f. melaksanakan pengendalian reformasi birokrasi di Kementerian BUMN;
g. mewakili Menteri BUMN pada acara tertentu dan/atau memimpin rapat sesuai dengan
penugasan Menteri BUMN;

melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh Menteri BUMN;
h.
(2) Dalam hal tertentu, Wakil Menteri BUMN melaksanakan tugas khusus yang diberikan
langsung oleh Presiden melalui Menteri BUMN.

BAB IV
SEKRETARIAT KEMENTERIAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 8
(1) Sekretariat Kementerian adalah unsur pembantu Menteri BUMN yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.
(2) Sekretariat Kementerian dipimpin oleh Sekretaris Kementerian.

Pasal 9
Sekretariat Kementerian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan
dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian
BUMN.
Pasal 10.../49


MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

-4-

Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Sekretariat Kementerian
menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian BUMN;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian BUMN;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian BUMN;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama dan hubungan
masyarakat;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri BUMN.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi
Pasal 11
Sekretariat Kementerian terdiri atas:
a. Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi;
b. Biro Hukum;
c. Biro Umum.

Bagian Ketiga
Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Pasal 12
Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, penyusunan dan evaluasi atas pengelolaan manajemen kinerja, koordinasi program
Reformasi Birokrasi, evaluasi organisasi dan ketatalaksanaan, pengelolaan administrasi sumber
daya manusia aparatur, pengelolaan jabatan fungsional, penyusunan rencana, program, dan
anggaran, pengelolaan keuangan, dan pelaporan Kementerian BUMN.

Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Biro Perencanaan, Sumber
Daya Manusia dan Organisasi menyelenggarakan fungsi:
a. menyiapkan kebijakan dan pengelolaan manajemen kinerja Kementerian BUMN;

b. menyiapkan penyusunan struktur organisasi dan evaluasi kelembagaan, analisa dan evaluasi
jabatan, analisis beban kerja, penyusunan dan evaluasi prosedur kerja Kementerian BUMN;
c. Menyiapkan koordinasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Reformasi Birokrasi;
d. menyiapkan perencanaan, rekrutmen, mutasi, kesejahteraan, dan disiplin sumber daya manusia
aparatur Kementerian BUMN, serta tata usaha kepegawaian dan administrasi umum
kepegawaian;
menyiapkan
pengembangan karir, daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan, pengelolaan kinerja,
e.
assesment center, penyusunan kebutuhan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
aparatur Kementerian BUMN;
f. menyiapkan administrasi, pengelolaan dan pengembangan jabatan fungsional Kementerian
BUMN;
g. penyiapan penataan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN sebagai calon Direksi,
Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas maupun perangkat Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas
BUMN;
h. menyiapkan.../4

MENTER1 BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

-5menyiapkan
penyusunan
dan
evaluasi
rencana
jangka menengah, rencana strategis, rencana
h.
program dan anggaran tahunan, revisi program dan anggaran tahunan, laporan keuangan,
laporan kinerja, dan laporan akuntabilitas kinerja Kementerian BUMN;
i. menyiapkan penyusunan dan evaluasi pengelolaan keuangan, pembinaan pejabat pengelola
keuangan, pengelolaan arsip keuangan, dan monitoring realisasi anggaran;
pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Kementerian BUMN.
j.
Pasal 14
Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi terdiri atas:
Bagian Perencanaan, Manajemen Kinerja dan Keuangan;
a.
Bagian Sumber Daya Manusia;
b.
Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi.
c.
Pasal 15
Bagian Perencanaan, Manajemen Kinerja dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran, pengelolaan keuangan, dan pelaporan
Kementerian BUMN.
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Bagian Perencanaan,
Manajemen Kinerja dan Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan, pemantauan dan evaluasi rencana jangka menengah
Kementerian BUMN;
b. penyiapan bahan koordinasi penyusunan, pemantauan dan evaluasi rencana, program, dan
anggaran tahunan Kementerian BUMN;
c. penyiapan bahan pembinaan perbendaharaan, tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi serta
pengelolaan gaji;
d. pelaksanaan akuntansi keuangan, pengelolaan arsip keuangan, dan monitoring realisasi
anggaran;
penyusunan
bahan perencanaan dan pembinaan pejabat pengelola keuangan;
e.
f. penyiapan koordinasi dan penyusunan laporan kinerja dan laporan keuangan Kementerian
BUMN;
g. penyiapan koordinasi, penyusunan, pemantauan, dan evaluasi manajemen kinerja unit
organisasi Kementerian BUMN;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia
dan Organisasi.
Pasal 17
Bagian Perencanaan, Manajemen Kinerja dan Keuangan terdiri atas:
Subbagian Perencanaan; dan
a.
Subbagian Akuntansi dan Pelaporan.
b.

(1)
(2)

Pasal 18
Subbagian Perencanaan mempunyai tugas penyusunan perencanaan dan pembinaan pejabat
pengelola keuangan, melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan, pemantauan serta
evaluasi rencana jangka menengah serta program dan anggaran tahunan Kementerian BUMN.
Subbagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pembinaan perbendaharaan, tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi, pengelolaan gaji,
akuntansi keuangan, pengelolaan arsip keuangan, pencairan penambahan Penyertaan Modal
Negara (PMN) kepada BUMN, koordinasi penyusunan, pemantauan, dan evaluasi
manajemen kinerja unit organisasi Kementerian BUMN serta penyusunan laporan keuangan
dan laporan kinerja Kementerian BUMN.
Pasal 19..4

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

-6Pasal 19
Bagian Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi sumber daya
manusia aparatur serta melakukan pengelolaan jabatan fungsional.
Pasal 20
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bagian Sumber Daya Manusia
menyelenggarakan fungsi:
penyiapan perencanaan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN;
a.
penyiapan mutasi, kesejahteraan, dan disiplin sumber daya manusia aparatur, serta tata usaha
b.
kepegawaian dan administrasi umum kepegawaian;
penyiapan pengembangan karir, penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
c.
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN;
penyiapan penataan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN sebagai calon
d.
Direksi, Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas maupun perangkat Dewan Komisaris/ Dewan
Pengawas BUMN;
monitoring
pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara negara (LHKPN) wajib
e.
LKHPN sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN;
administrasi, pengelolaan dan pengembangan jabatan fungsional;
f.
penyiapan koordinasi penyusunan pemantauan, dan evaluasi manajemen kinerja sumber daya
g.
manusia aparatur Kementerian BUMN;
pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia
h.
dan Organisasi.
Pasal 21
Bagian Sumber Daya Manusia terdiri atas:
Subbagian Layanan Sumber Daya Manusia; dan
a.
Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Manajemen Jabatan Fungsional.
b.

Pasal 22
(1) Subbagian Layanan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi perencanaan, penyusunan, pemantauan, rekrutmen, mutasi, kesejahteraan serta
disiplin sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN Pegawai Negeri Sipil (PNS),
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), pejabat fungsional, monitoring LHKPN
sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN, penyiapan penataan sumber daya manusia
aparatur Kementerian BUMN sebagai calon Direksi, Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas
maupun perangkat Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN, serta melaksanakan tata usaha
dan administrasi umum kepegawaian.
(2) Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Manajemen Jabatan Fungsional
mempunyai tugas melakukan penyiapan pengembangan karir, penyusunan kebutuhan
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN, koordinasi
penyusunan pemantauan, dan evaluasi manajemen kinerja sumber daya manusia aparatur
Kementerian BUMN, serta melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengembangan dan
evaluasi jabatan fungsional Kementerian BUMN.

Pasal 23
Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi monitoring
dan evaluasi pelaksanaan program Reformasi Birokrasi, evaluasi organisasi serta penataan
tatalaksana.

Pasal 24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Bagian Organisasi dan
Reformasi Birokrasi menyelenggarakan fungsi:
penyiapan koordinasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Reformasi Birokrasi;
a.
b. penyiapan..

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

b.
c.
d.
e.

7
penyiapan koordinasi penyusunan analisis jabatan, evaluasi jabatan dan analisis beban kerja,
penyiapan koordinasi penyusunan struktur organisasi dan evaluasi kelembagaan;
penyiapan koordinasi penyusunan, pemantauan, dan evaluasi sistem dan prosedur kinerja
Kementerian;
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia
dan Organisasi.

Pasal 25
Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi terdiri atas:
Subbagian Organisasi dan Tata Laksana;
a.
Subbagian Reformasi Birokrasi.
b.

Pasal 26
(1) Subbagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis
dan evaluasi kelembagaan, penyusunan, pemantauan, dan evaluasi prosedur kerja Kementerian
BUMN, analisis jabatan, evaluasi jabatan dan analisis beban kerja Kementerian BUMN.
(2) Subbagian Reformasi Birokrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi monitoring
dan evaluasi pelaksanaan program Reformasi Birokrasi.

Bagian Keempat
Biro Hukum
Pasal 27
Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan, pelayanan dan bantuan hukum.

Pasal 28
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Biro Hukum
menyelenggarakan fungsi:
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;
a.
pengkajian dan pemberian pelayanan hukum;
b.
pengkajian dan pemberian bantuan hukum; dan
c.
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Kementerian BUMN.

Pasal 29
Biro Hukum terdiri atas:
Bagian Peraturan Perundang-undangan;
a.
Bagian Pelayanan Hukum I;
b.
Bagian Pelayanan Hukum II; dan
c.
d. Bagian Bantuan Hukum.

Pasal 30
Bagian Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, sinkronisasi peraturan, serta
pengelolaan jaringan informasi dan dokumentasi hukum.

Pasal 31
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Bagian Peraturan Perundangundangan menyelenggarakan fungsi:
penyiapan koordinasi, pengkajian dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta
a.
sinkronisasi dan penyempurnaan peraturan;
pengelolaan
jaringan informasi dan dokumentasi hukum;
b.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum.
c.
Pasal 32.../84

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

-8Pasal 32
Bagian Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
Subbagian Peraturan Perundang-undangan I;
a.
Subbagian Peraturan Perundang-undangan II; dan
b.
Subbagian Jaringan Informasi dan Dokumentasi Hukum.
c.

(1)

(2)

(3)

Pasal 33
Subbagian Peraturan Perundang-undangan I mempunyai tugas penyiapan bahan koordinasi
dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta penyiapan pengkajian dan penyusunan
rekomendasi penyempurnaan peraturan perundang-undangan internal.
Subbagian Peraturan Perundang-undangan II mempunyai tugas penyiapan bahan koordinasi
dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta penyiapan pengkajian dan penyusunan
rekomendasi penyempurnaan peraturan perundang-undangan eksternal.
Subbagian Jaringan Informasi dan Dokumentasi Hukum mempunyai tugas mengelola
jaringan informasi dan dokumentasi hukum.

Pasal 34
Bagian Pelayanan Hukum I mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan hukum terkait
kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi bagi Sekretariat Kementerian, Deputi Bidang
Usaha Industri Agro dan Industri Strategis, Deputi Infrastruktur Bisnis, para Staf Ahli serta
Inspektorat.
Pas al 35
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Bagian Pelayanan Hukum I
menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkajian dan penyusunan Keputusan/Instruksi/Surat Edaran Menteri BUMN;
b. Pengkajian dan penyusunan Nota Kesepahaman dan/atau Perjanjian yang melibatkan
Kementerian BUMN;
c. Penyusunan Pendapat hukum (Legal Opinion) bagi unit-unit kerja di lingkungan Kementerian
BUMN dan BUMN;
d. Pemberian dukungan aspek hukum terkait pelaksanaan privatisasi, restrukturisasi, penyertaan
modal, pendayagunaan asset dan sinergi, penghapusan dan pemindahtanganan aktiva tetap,
penghapusan piutang, dan pelaksanaan PSO BUMN serta aksi korporasi lainnya;
e. Memberikan konsultansi masalah-masalah hukum BUMN kepada unit-unit kerja di lingkungan
Kementerian BUMN dan BUMN;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum.
Pasal 36

Bagian Pelayanan I terdiri atas:
Subbagian Pelayanan Hukum Ia; dan
a.
Subbagian Pelayanan Hukum Ib.
b.
(1)

(2)

Pasal 37
Subbagian Pelayanan Hukum Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan pengkajian dan
penyusunan pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi
korporasi di lingkungan Sekretariat Kementerian, Deputi Infrastruktur Bisnis, para Staf Ahli
serta Inspektorat.
Subbagian Pelayanan Hukum Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan pengkajian dan
pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi di
lingkungan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis.
Pasal

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
-9Pasal 38
Bagian Pelayanan Hukum II mempunyai tugas pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan
pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi bagi Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan
Perhubungan serta Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain.
Pasal 39
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Bagian Pelayanan Hukum II
menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkajian dan penyusunan Keputusan Menteri BUMN;
b. Penyusunan Pendapat hukum (Legal Opinion) bagi unit-unit kerja di lingkungan Kementerian
BUMN dan BUMN;
c. Pemberian dukungan aspek hukum terkait pelaksanaan privatisasi, restrukturisasi, penyertaan
modal, pendayagunaan asset dan sinergi, penghapusan dan pemindahtanganan aktiva tetap,
penghapusan piutang, dan pelaksanaan PSO BUMN serta aksi korporasi lainnya;
d. Memberikan konsultansi masalah-masalah hukum BUMN kepada unit-unit kerja di lingkungan

Kementerian BUMN dan BUMN;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum.
Pasal 40
Bagian Pelayanan Hukum II terdiri atas:
Subbagian Pelayanan Hukum Ila; dan
a.
Subbagian Pelayanan Hukum IIb.
b.

(1)
(2)

Pasal 41
Subbagian Pelayanan Hukum Ila mempunyai tugas melakukan penyiapan pengkajian dan
pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi di
lingkungan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan.
Subbagian Pelayanan Hukum IIb mempunyai tugas melakukan penyiapan pengkajian dan
pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi di
lingkungan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain.

Pasal 42
Bagian Bantuan Hukum mempunyai tugas penyiapan penelaahan kasus hukum dan pemberian
bantuan hukum kepada BUMN dan semua unit kerja di lingkungan Kementerian BUMN.
Pasal 43
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Bagian Bantuan Hukum
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan penelaahan kasus hukum;
b. pemberian bantuan hukum pada BUMN dan unit-unit kerja di lingkungan Kementerian BUMN
dalam penanganan perkara, pra peradilan, perdata, niaga, agama, tata usaha negara, sengketa
pajak, dan perkara-perkara lain yang berada di lingkungan peradilan lain baik yang sudah ada
maupun yang akan dibentuk, serta menyangkut Hak Uji Materiil, sengketa Internasional,
Arbitrase, dan Kepegawaian;
c. pendampingan kepada para pejabat, mantan pejabat, pegawai, dan mantan pegawai
Kementerian BUMN yang dalam pelaksanaan tugasnya dimintai keterangan oleh aparat
penegak hukum dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana umum yang
berkaitan dengan jabatan;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum.
Pasal 44..114

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

- 10 Pasal 44
Bagian Bantuan Hukum terdiri atas:
Subbagian Bantuan Hukum I; dan
a.
Subbagian Bantuan Hukum II.
b.

Pasal 45
(1)

(2)

Subbagian Bantuan Hukum I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan
kasus hukum, pemberian bantuan hukum dan pendampingan kepada para pejabat, mantan
pejabat, pegawai dan mantan pegawai Kementerian BUMN di lingkungan Sekretariat
Kementerian, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis, Deputi Infrastruktur
Bisnis, para Staf Ahli serta Inspektorat.
Subbagian Bantuan Hukum II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan
kasus hukum, pemberian bantuan hukum dan pendampingan kepada para pejabat, mantan
pejabat, pegawai dan mantan pegawai Kementerian BUMN di di lingkungan Deputi Bidang
Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan serta Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa
Konstruksi, dan Jasa Lain.

Bagian Kelima
Biro Umum
Pasal 46
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga,
dan protokol.

Pasal 47
Dalam melaksanakan, tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Biro Umum menyelenggarakan
fungsi:
pelaksanaan urusan ketatausahaan;
a.
pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga;
b.
pelaksanaan urusan pengadaan barang/ jasa;
c.
d. pelaksanaan urusan protokol;
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Kementerian BUMN.
e.

Pasal 48
Biro Umum terdiri atas:
Bagian Administrasi;
a.
Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga, dan Protokol.
b.

Pasal 49
Bagian Administrasi mempunyai tugas penyiapan koordinasi penyusunan, monitoring, dan evaluasi
tata naskah dinas, melaksanakan urusan persuratan, arsip, dokumentasi, perpustakaan, dan
ketatausahaan pimpinan.

Pasal 50
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Bagian Administrasi
menyelenggarakan fungsi:
penyiapan koordinasi penyusunan, monitoring, dan evaluasi tata naskah dinas;
a.
pelaksanan urusan persuratan, arsip, dokumentasi, dan perpustakaan;
b.
pelaksanaan urusan ketatausahaan Menteri, Sekretaris Kementerian, para Deputi, dan para
c.
Staf Ahli;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Umum.
Pasal 51.../1

MENTER1 BADAN USAHA M1LIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
- 11 Pasal 51
Bagian Administrasi terdiri atas:
Subbagian Persuratan dan Arsip;
a.
Subbagian Perpustakaan dan Dokumentasi;
b.
Subbagian Tata Usaha Menteri;
c.
Subbagian Tata Usaha Wakil Menteri;
d.
Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian;
e.
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis;
f.
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Perhubungan;
g.
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Kontruksi, dan Jasa Lain;
h.
Subbagian Tata Usaha Deputi Infrastruktur Bisnis;
i.
Subbagian Tata Usaha Staf Ahli
j.
Pasal 52
Subbagian
Persuratan
dan
Arsip
mempunyai
tugas penyiapan bahan koordinasi, penyusunan,
(1)
monitoring, dan evaluasi tata naskah dinas dan tata naskah dinas elektronik, melakukan
urusan persuratan, pengembangan sistem arsip, dan pengelolaan arsip.
(2) Subbagian Perpustakaan dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan pengelolaan
perpustakaan dan pelaksanaan dokumentasi Kementerian BUMN.
(3) Subbagian Tata Usaha Menteri mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
administrasi kepada Menteri BUMN.
(4) Subbagian Tata Usaha Wakil Menteri mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
administrasi kepada Wakil Menteri BUMN.
(5) Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan administrasi kepada Sekretaris Kementerian.
(6) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis mempunyai
tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Deputi Bidang Usaha Industri
Agro dan Industri Strategis.
(7) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Perhubungan mempunyai
tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Deputi Bidang Usaha Energi,
Logistik dan Perhubungan.
(8) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Kontruksi, dan Jasa Lain
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Bidang Usaha Jasa
Keuangan, Jasa Kontruksi, dan Jasa Lain.
(9) Subbagian Tata Usaha Deputi Infrastruktur Bisnis mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan administrasi kepada Deputi Infrastruktur Bisnis.
(10) Subbagian Tata Usaha Staf Ahli mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
administrasi kepada para Staf Ahli.
Pasal 53
Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan mempunyai tugas melaksanakan
urusan perlengkapan, pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), rumah tangga, protokol, dan
layanan pengadaan Kementerian BUMN.
Pasal 54
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, Bagian Perlengkapan, Rumah
Tangga dan Layanan Pengadaan menyelenggarakan fungsi:
pelaksanaan pengelolaan barang milik/kekayaan negara;
a.
penyiapan
bahan pengadaan barang secara elektronik;
b.
pelaksanaan urusan dalam dan keamanan;
c.
d. pelaksanaan urusan pengadaan barang/ jasa;
pelaksanaan urusan protokol;
e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Umum
f.
Pasal 55..1124

ME TERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
- 12 Pasal 55
Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan terdiri atas:
Subbagian Perlengkapan dan Pengelola Barang Milik Negara;
a.
Subbagian Rumah Tangga dan Protokol;
b.
Subbagian Pengadaan.
c.
Pasal 56
Subbagian
Perlengkapan
dan
Pengelolaan
BMN mempunyai tugas melakukan urusan
(1)
pengelolaan serta administrasi pelaporan barang milik/ kekayaan negara.
(2) Subbagian Rumah Tangga dan protokol mempunyai tugas melakukan urusan dalam dan
keamanan, serta urusan keprotokolan.
(3) Subbagian Pengadaan mempunyai tugas melakukan urusan pengadaan barang dan jasa di
lingkungan Kementerian BUMN, melakukan penyiapan bahan pengadaan barang secara
elektronik, dan secara ex officio menjabat sebagai Sekretaris Unit Layanan Pengadaan di
lingkungan Kementerian BUMN.
Pasal 57
Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan, karena ruang lingkup, sifat, tugas
dan fungsinya, melaksanakan fungsi Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kementerian BUMN.
Pasal 58
Kepala Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan karena ruang lingkup, sifat,
tugas dan fungsinya secara ex officio menjadi Kepala Unit Layanan Pengadaan di lingkungan
Kementerian BUMN.
Pasal 59
Ketentuan lebih lanjut mengenai layanan pengadaan barang/ jasa di lingkungan Kementerian
BUMN diatur oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB V
DEPUTI BIDANG USAHA INDUSTRI AGRO DAN INDUSTRI STRATEGIS
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 60
Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis dipimpin oleh Deputi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.
Pasal 61
(1) Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis mempunyai togas menyiapkan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik
Negara di bidang usaha Industri Agro dan Industri Strategis.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Deputi Bidang Usaha
Industri Agro dan Industri Strategis secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris
Kementerian.

Pasal 62.../134

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
- 13 Pasal 62
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Deputi Bidang Usaha Industri
Agro dan Industri Strategis menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha
Industri Agro dan Industri Strategis;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha
Industri Agro dan Industri Strategis;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan Badan
Usaha Milik Negara di bidang usaha Industri Agro dan Industri Strategis; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 63
Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis terdiri atas:
a. Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan;
b. Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri; dan
c. Asisten Deputi Usaha Industri Strategis dan Telekomunikasi.
Bagian Ketiga
Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan
Pasal 64
Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan
pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha
Perkebunan dan Kehutanan.
Pasal 65
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, Asisten Deputi Usaha
Perkebunan dan Kehutanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan dan
Kehutanan;
b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha
Perkebunan dan Kehutanan;
penyiapan
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
c.
pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;
d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja
utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi
BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;
e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;
penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
f.
capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan dan
Kehutanan;
g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
privatisasi BUMN bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;
h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah
yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perkebunan dan
Kehutanan;
i. penyi ap an . . . /1

MENTERI BADAN USAHA MILK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

i.

j.
k.

1.

m.

n.

- 14 penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta
pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perkebunan dan
Kehutanan;
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perkebunan dan
Kehutanan;
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha
Perkebunan dan Kehutanan;
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perkebunan dan
Kehutanan;
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perkebunan dan
Kehutanan;
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri
Strategis.

Pasal 66
Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan terdiri atas:
a. Bidang Usaha Perkebunan I;
b. Bidang Usaha Perkebunan II; dan
c. Bidang Usaha Kehutanan.
Pasal 67
Bidang Usaha Perkebunan I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan
tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha
Perkebunan kelompok I.
Pasal 68
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Bidang Usaha Perkebunan I
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan
kelompok I;
penyiapan
bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha
b.
Perkebunan kelompok I;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;
d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja
utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi
BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;
e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;
f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;
penyiapan
bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
g.
privatisasi BUMN bidang usaha Perkebunan kelompok I;
h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah
yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;
i. penyiapan.../1

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

15
i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta
pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perkebunan
kelompok I;
j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;
k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perkebunan
kelompok I;
1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;
m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;
n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan.
Pasal 69
Bidang Usaha Perkebunan kelompok I terdiri atas:
a. Subbidang Usaha Perkebunan Ia; dan
b. Subbidang Usaha Perkebunan Ib.
Pasal 70
Subbidang
Usaha
Perkebunan
Ia
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
(1)
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan
BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perkebunan kelompok Ia.
(2) Subbidang Usaha Perkebunan Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan
BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perkebunan kelompok Ib.
Pasal 71
Bidang Usaha Perkebunan II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan
tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha
Perkebunan kelompok II.
Pasal 72
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, Bidang Usaha Perkebunan II
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan
kelompok II;
b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha
Perkebunan kelompok II;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, eyalnasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;
d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja
utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi
BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;
e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;
f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;
penyiapan
bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
g.
privatisasi BUMN bidang usaha Perkebunan kelompok II;
h. penyiapan.../16X

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

- 16 h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah
yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok
II;
i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta
pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perkebunan
kelompok II;
j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;
k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perkebunan
kelompok II;
1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;
m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;
n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan.
Pasal 73
Bidang Usaha Perkebunan kelompok II terdiri atas:
a. Subbidang Usaha Perkebunan Ha; dan
b. Subbidang Usaha Perkebunan Hb.
Pasal 74
(1) Subbidang Usaha Perkebunan Ha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan
BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perkebunan kelompok Ha.
(2) Subbidang Usaha Perkebunan IIb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan
BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perkebunan kelompok Hb.
Pasal 75
Bidang Usaha Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang
masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Kehutanan.
Pasal 76
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75, Bidang Usaha Kehutanan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Kehutanan;
b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha
Kehutanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
pembinaan BUMN di bidang usaha Kehutanan;
penyiapan
bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja
d.
utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi
BUMN di bidang usaha Kehutanan;
e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Kehutanan;
penyiapan
bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
f.
capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Kehutanan;
g. penyiapan.../ 174

MENTERI BADAN LISAHA MILIK NEGARA
RI PUBLIK INDONESIA

- 17 g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
privatisasi BUMN bidang usaha Kehutanan;
h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah
yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Kehutanan;
i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta
pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Kehutanan;
j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Kehutanan;
k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Kehutanan;
1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Kehutanan;
m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Kehutanan;
n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan.
Pasal 77
Bidang Usaha Kehutanan terdiri atas:
a. Subbidang Usaha Kehutanan Ia; dan
b. Subbidang Usaha Kehutanan Ib.
Pasal 78
(1) Subbidang Usaha Kehutanan Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis,
evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi
lainnya di bidang usaha Kehutanan kelompok Ia.
(2) Subbidang Usaha Kehutanan Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis,
evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi
lainnya di bidang usaha Kehutanan kelompok lb.
Bagian Keempat
Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri
Pasal 79
Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha
Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri.
Pasal 80
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, Asisten Deputi Usaha
Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian,
Perikanan, dan Aneka Industri;
penyiapan
bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha
b.
Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

d. penyiapan.../1

MENTERI BADAN USAHA MIL1K NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
- 18 d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja
utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi
BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;
penyiapan
bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
e.
Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka
Industri;
f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan
Aneka Industri;
g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
privatisasi BUMN bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;
h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah
yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan,
dan Aneka Industri;
i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta
pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Pertanian,
Perikanan, dan Aneka Industri;
j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan
Aneka Industri;
k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Pertanian,
Perikanan, dan Aneka Industri;
1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan
Aneka Industri;
m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan
Aneka Industri;
n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri
Strategis.
Pasal 81
Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri terdiri atas:
a. Bidang Usaha Pertanian dan Perikanan;
b. Bidang Usaha Aneka Industri I; dan
c. Bidang Usaha Aneka Industri II.
Pasal 82
Bidang Usaha Pertanian dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan
pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang
usaha Pertanian dan Perikanan.
Pasal 83
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82, Bidang Usaha Pertanian dan
Perikanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian dan
Perikanan;
b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha
Pertanian dan Perikanan;
c. penyiapan.../14

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

c.
d.

e.
f.
g.
h.

i.

j.
k.

1.

m.
n.

- 19 penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;
penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja
utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi
BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;
penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;
penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;
penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
privatisasi BUMN bidang usaha Pertanian dan Perikanan;
penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang
Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah
yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;
penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta
pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidan