134155 AKJ 2010 04 08 80 Persen Pengrajin Kecil Tidak Memiliki NPWP

80 % pengrajin di kota Yogyakarta tidak memliki NPWP
Sebanyak 80 % dari anggota yang tergabung dalam dewan kerajinan kota Yogyakarta/
belum mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP) //dan saat ini dari 6.000 pengrajin
dan pedagang kecil yang baru menjadi anggota Dekranasda Kota Yogyakarta hanya
125 saja //
Wakil Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta /Tri Kirana Muslidatun menyampaikan bahwa
80 % anggota yang tergabung dalam dekranasda kota Yogyakarta /masih belum memiliki
NPWP dan IMB//dan hal inilah yang menyebabkan UKM tersebut tidak bisa
mengembangkan usahanya/ akibat keterbatasan gerak dalam hal pengucuran kredit
melalui pihak ketiga///
--state
Disampaikan bahwa mereka mempunyai ketakutan tersendiri tentang pajak, karena
minimnya pengetahuan para anggota yang merupakan pengrajin kecil mengenai manfaat
NPWP//dan dekranas merasa perlu untuk menggandeng kantor pajak/guna
mensosialisasikan permasalahan ini //
--state
Di Dekranasda Kota Yogyakarta sendiri, para anggota telah memperoleh fasilitas
pameran secara rutin untuk memperkenalkan produk mereka secara gratis/ diberikan
pelatihan atau program pendampingan serta secara rutin mengggelar temu anggota//
Rina /akj /rbtv
NB : State Dekranas diambil statement nya aja plus ditambahi visual umkm


News reader : 80 % pengrajin di kota Yogyakarta tidak memliki NPWP
Sebanyak 80 % dari anggota yang tergabung dalam dewan kerajinan kota Yogyakarta/
belum mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP) // Wakil Ketua Dekranasda Kota
Yogyakarta /Tri Kirana Muslidatun menyampaikan Bahwa UKM yang belum memiliki
NPWP / tidak bisa mengembangkan usahanya karena akibat keterbatasan gerak dalam
hal pengucuran kredit melalui pihak ketiga ///

elama ini, para pengrajin kecil atau usaha kecil menengah (UKM) di Kota Yogyakarta
yang tergabung sebagai anggota Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota
Yogyakarta, 80 persen dari 125 anggotanya belum mempunyai Nomer Pokok Wajib
Pajak (NPWP). Hal ini menyebabkan UKM tersebut tidak bisa mengembangkan
usahanya, akibat keterbatasan gerak dalam hal pengucuran kredit melalui pihak ketiga.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Tri Kirana Muslidatun
mengungkapkan hal itu di Griya UMKM, Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, Selasa (6/4).
Tri Kirana atau yang lebih akrab dipanggil Ana juga mengatakan mayoritas anggota ini
mempunyai ketakutan tersendiri tentang pajak, karena minimnya pengetahuan para
anggota yang merupakan pengrajin kecil mengenai manfaat NPWP. Untuk itu dalam
temu anggota Dekranasda Kota Yogyakarta hari ini, pihaknya menggandeng kantor pajak
Yogyakarta untuk memberikan keterangan dan manfaat tentang pajak kepada mereka.

"Dengan ini mereka akan mengetahui manfaat pajak terutama untuk membantu masalah
perkreditan dan perijinan pameran ke luar negeri. Selama ini mereka masih takut untuk
mengurus IMB atau Ijin Mendirikan Bangunan karena belum mempunyai HO dan yang
paling ditakuti adalah pajak karena menurut mereka pajak bisa mengurangi pendapatan,"
jelas Ana.
Lebih lanjut Ana menjelaskan di Kota Yogyakarta terdapat 6.000 pengrajin dan pedagang
kecil. Sementara hingga kini baru 125 yang menjadi anggota Dekranasda Kota
Yogyakarta dengan mayoritas belum memiliki ijin IMB dan NPWP. Mengenai IMB
kebanyakan mereka tinggal di tanah-tanah kraton atau negara yang sulit diurus
perijinannya, sedangkan untuk NPWP sendiri mereka masih belum paham akan
keuntungannya.
"HO, SIUP dan NPWP berguna untuk masalah perijinan dan pemberian kredit dari
BUMN atau pihak perbankan yang mayoritas mempersyaratkan minimal mempunyai
NPWP. Dengan NPWP saja, kita dapat dibebaskan biaya fiskal Rp.2,5 juta apabila
bepergian ke luar negeri untuk berpameran. Untuk itu dengan diadakannya temu anggota
ini yang sekaligus dimanfaatkan sebagai sosialisasi pajak agar para anggota tergerak
untuk membuat NPWP," katanya
Ketakutan para pengrajin kecil akan pajak harus dihilangkan terlebih dahulu dengan
memberikan pengarahan yang benar tetang manfaat pajak bagi pengembangan usaha
mereka. Di Dekranasda Kota Yogyakarta sendiri, para anggota telah memperoleh fasilitas

pameran secara rutin untuk memperkenalkan produk mereka secara gratis, diberikan
pelatihan atau program pendampingan serta secara rutin mengggelar temu anggota.

Namun semuanya itu harus didukung dengan kerjasama bersama pihak lain, terutama
bekerjasama dengan BUMN dan Perbankan. Ini dilakukan untuk lebih mengembangkan
usaha kecil para pengrajin sehingga pada akhirnya mereka mempunyai produk yang
layak jual, baik secara nasinonal maupun internasional.