2011 Financial Statement Q1 PKPK (Review)
DAFTAR ISI
Hal
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Review
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi
1‐2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
4
Laporan Arus Kas Konsolidasi
5
Penjelasan Pos‐pos Posisi Keuangan Dan Laba Rugi
6‐31
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
(FORM VIII.G.11)
PERNYATAAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
PT PERDANA KARYA PERKASA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
PER 31 MARET 2011
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dalam Rupiah
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Retensi
Piutang lain‐lain
Persediaan
Pekerjaan dalam pelaksanaan
Pajak dibayar di muka
Biaya dibayar di muka dan uang muka
Aset Tidak Lancar
Beban eksplorasi ditangguhkan
Aset tetap
Nilai bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan
pada 31 Maret 2011 dan 31 Des 2010 masing‐
masing sebesar Rp. dan Rp.
Jaminan pengadilan pajak
Aset lain‐lain
Catatan
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
2.d.1.2, 4
2.d.1.2, 5
6
7
8
9
2.h, 20.a
10
13.287.475.453
34.507.718.460
16.385.302.939
827.711.525
25.581.739.955
65.457.329.847
4.523.159.907
15.142.576.204
175.713.014.289
16.295.937.999
60.551.862.570
11.308.289.616
966.975.057
26.374.921.753
51.173.874.539
10.918.682.059
5.734.315.979
183.324.859.573
2.i, 11
2.e, 12
56.498.696.899
196.215.087.606
56.747.943.508
191.186.144.106
13
14
26.407.177.566
15.549.848.978
294.670.811.050
26.407.177.566
10.138.534.659
284.479.799.840
470.383.825.339
467.804.659.412
JUMLAH ASET
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
1
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dalam Rupiah
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang usaha
Pihak ketiga
Pihak hubungan istimewa
Pajak yang masih harus dibayar
Biaya yang masih harus dibayar
Liabilitas keuangan akan jatuh tempo dalam
jangka waktu satu tahun :
Bank
Sewa pembiayaan
Liabilitas Jangka Panjang
Pajak tangguhan
Hutang hubungan istimewa
Imbalan kerja karyawan
Liabilitas keuangan akan jatuh tempo dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun :
Bank
Sewa pembiayaan
MODAL
Modal saham
Modal dasar 1.500.000.000 saham dengan nilai
nominal Rp. 200,‐ per Saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 600.000.000
saham
Tambahan modal disetor
Modal saham diperoleh kembali, berdasarkan
harga perolehannya
Kepentingan Non Pengendali
Saldo laba ditahan
Catatan
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
2.g, 16
2.g, 3, 16, 31
2.h, 20.b
2.f, 18
20.756.786.678
4.877.652.704
6.558.138.436
15.076.805.360
11.900.491.086
4.715.664.722
6.591.713.361
16.135.054.177
16
17
96.578.809.396
26.405.835.465
170.254.028.039
96.081.223.937
18.180.103.374
153.604.250.656
2.h, 20.c
3, 31
2.k, 19
35.219.732.510
23.739.764.083
1.694.741.432
34.640.019.397
23.739.764.083
1.625.505.934
16
17
41.742.104.032
6.100.348.865
108.496.690.923
49.922.622.965
12.875.443.241
122.803.355.620
21
120.000.000.000
120.000.000.000
22
19.972.351.354
19.972.351.354
23
29
(26.009.555.250)
(15.301.735)
77.685.612.008
191.633.106.377
(26.009.555.250)
(15.301.735)
77.449.558.766
191.397.053.136
470.383.825.339
467.804.659.412
JUMLAH LIABILITAS DAN MODAL
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
2
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah
Pendapatan usaha
Beban pokok pendapatan usaha
Catatan
31‐Mar‐11
31‐Mar‐10
2.g, 24
2.g, 25
46.596.981.220
37.387.124.918
96.215.444.317
76.494.609.935
9.209.856.302
19.720.834.382
361.173.302
3.169.611.118
3.530.784.420
5.679.071.882
894.929.190
6.923.508.893
7.818.438.083
11.902.396.299
Laba kotor
Beban usaha
Beban penjualan
Beban administrasi umum
2.g, 26
2.g, 26
Laba usaha
Pendapatan (beban) di luar usaha
Laba sebelum hak minoritas dan taksiran pajak
27
(4.770.459.252) (4.327.447.787)
908.612.630 7.574.948.512
Kepentingan Non Pengendali
‐
‐
Pendapatan sebelum taksiran pajak
908.612.630
7.574.948.512
(92.846.275)
‐
(579.713.113)
(672.559.388)
(847.591.748)
‐
(1.103.403.678)
(1.950.995.426)
LABA (RUGI) BERSIH
236.053.242
5.623.953.086
Laba per Saham
Laba usaha
Laba bersih
11
0
22
10
Taksiran pajak
Pajak kini
Pajak final
Pajak tidak final
Pajak tangguhan
2.h, 20.c
2.h, 20.c
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
3
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Catatan
SALDO LABA DITAHAN
Telah ditentukan
Belum ditentukan
Modal ditempatkan
dan disetor penuh
Modal saham
diperoleh kembali
Tambahan modal
disetor
Kepentingan
Non Pengendali
1.000.000.000
‐
‐
‐
1.000.000.000
75.382.708.916
15.301.735
(5.848.642.853)
6.900.190.969
76.449.558.766
190.345.505.020
‐
(5.848.642.853)
6.900.190.969
191.397.053.136
‐
1.000.000.000
236.053.242
76.685.612.008
236.053.242
236.053.242
Saldo awal per 31 Desember 2009
Kepentingan Non Pengendali
Deviden tunai tahun 2009
Laba periode berjalan
Saldo akhir per 31 Desember 2010
120.000.000.000
(26.009.555.250)
19.972.351.354
‐
‐
120.000.000.000
‐
‐
(26.009.555.250)
‐
‐
19.972.351.354
‐
(15.301.735)
‐
‐
(15.301.735)
Laba bersih periode berjalan
Saldo akhir per 31 Maret 2011
‐
120.000.000.000
‐
(26.009.555.250)
‐
19.972.351.354
‐
(15.301.735)
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
4
JUMLAH
EKUITAS
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah
Catatan
ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan dan karyawan
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
Hasil dari kegiatan operasi
Pembayaran pajak
Pembayaran bunga
Hasil dari kegiatan usaha lainnya
Arus kas dihasilkan dari (dipergunakan untuk)
Aktivitas Operasi
ARUS KAS AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap
Hasil dari penjualan aset tetap
Kenaikan aset lain‐lain
Arus Kas dihasilkan dari (dipergunakan untuk)
Aktivitas Investasi
31‐Mar‐11
31‐Mar‐10
67.703.375.539
(46.454.667.681)
21.248.707.859
(6.429.097.077)
(4.600.910.722)
(169.548.530)
94.605.483.894
(59.048.649.439)
35.556.834.455
(1.182.786.078)
(4.824.310.598)
325.597.407
10.049.151.530
29.875.335.186
(1.414.004.000) ‐
‐ 170.628.182
(5.411.314.318) 3.055.399.579
(6.825.318.318) 3.226.027.761
ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan (pembayaran) hutang bank
Penerimaan (pembayaran) sewa pembiayaan
Arus Kas Dihasilkan Dari (Dipergunakan Untuk)
Aktivitas Pendanaan
(7.682.933.474) (11.749.209.155)
1.450.637.715 (3.095.597.769)
(6.232.295.758) (14.844.806.924)
PENERIMAAN (PEMBAYARAN) BERSIH ARUS KAS
(3.008.462.546) 18.256.556.023
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
16.295.937.999
6.906.352.794
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
13.287.475.453
25.162.908.817
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
5
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Perdana Karya Perkasa Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Perdana Karya Kaltim berdasarkan Akta No. 17 tanggal 7
Desember 1983 yang diubah dengan Akta No.4 tanggal 4 November 1998, keduanya oleh Laden Mering, SH, pada waktu itu Calon
Notaris di Samarinda. Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan dari instansi yang berwenang berdasarkan Surat Keputusan
No.C24475.HT.01.01.TH.86 tanggal 24 Juni 1986 dan telah diumumkan melalui Berita Negara RI No.10611/2006, Tambahan Berita
Negara No.79/2006 tanggal 3 Oktober 2006.
Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, di antaranya sebagai berikut :
- Akta Pernyataan Keputusan Rapat (PKR) No.9 tanggal 20 September 2006 oleh Marina Soewana, SH, notaris di Jakarta, tentang
peningkatan modal dasar dan modal disetor. Akta perubahan ini telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang
berdasarkan Surat Keputusan No.W7-00616.HT.01.04.TH.2006 tanggal 15 September 2006.
- Akta PKR No.46 tanggal 28 September 2006 oleh Marina Soewana, SH, notaris di Jakarta, tentang perubahan status Perusahaan
menjadi sebuah Perusahaan Terbuka, perubahan nilai nominal saham menjadi Rp.200,- per saham, dan pelaksanaan Penawaran
Umum Saham kepada masyarakat melalui Pasar Modal. Akta ini telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang
berdasarkan Surat Keputusan No.W7-01276.HT.01.04.TH.2006 tanggal 4 Oktober 2006.
- Akta No.9 tanggal 6 Agustus 2008 oleh Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda, tentang penyesuaian seluruh
anggaran dasar Perusahaan terhadai Undang-undang No,40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah
memperoleh pengesahan dari instansi berwenang berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-86263.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 14
November 2008.
- Akta No.7 tanggal 10 November 2009 oleh Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda, tentang persetujuan
pengunduran diri Bp. Suroso dan pengangkatan Bp. Untung Haryono masing-masing sebagai Pengurus Perusahaan. Perubahan
data Perusahaan ini telah dilaporkan dan diterima kepada/oleh instansi berwenang berdasarkan.
Perusahaan berkedudukan di Graha Perdana, Jalan Sentosa 56, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Samarinda Utara,
Kotamadya Samarinda, Kalimantan Timur.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasarnya, Perusahaan melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang-bidang pembangunan,
perdagangan, pertanian, pengangkutan darat, perbengkelan dan jasa-jasa melalui divisi-divisi usaha jasa konstruksi penunjang migas,
persewaan alat berat, dan pertambangan batubara.
Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010, dan 31 Maret 2010 masing-masing 961
orang, 963 orang, dan 1.263 orang.
b. Penawaran Umum Saham Perdana Perusahaan
Perusahaan melaksanakan Penawaran Umum Saham Perdana sebanyak 125.000.000 saham atau 20,83% dari seluruh sahamsahamnya berjumlah 600.000.000 saham berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif No.S-3178/BL/2007 tanggal 27 Juni 2007 atas
Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan kepada Bapepam LK. Selanjutnya mulai tanggal 11 Juli 2007 saham-saham Perusahaan
untuk pertama kalinya tercatat dan diperdagangkan pada PT. Bursa Efek Indonesia.
c. Susunan Direksi Dan Komisaris
Susunan Direksi Dan Komisaris Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010, dan 31 Maret 2010 berdasarkan Akta
No.7 tanggal 10 November 2009 dari Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Tn. Lie Hendry Widyanto
Ny. Fanny Listiawati
Tn. Istiardjo
: Komisaris Utama
: Komisaris
: Komisaris Independen
Direksi
Tn. Ir. Soerjadi Soedarsono
Tn. Tukidi
Tn. Untung Haryono
: Direktur Utama
: Direktur
: Direktur
6
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
1. UMUM (lanjutan)
d. Anak Perusahaan
Perusahaan memiliki Anak Perusahaan, PT Semoi Prima Lestari, didirikan di Samarinda berdasarkan Akta No. 31 tanggal 23 Maret
2005 oleh Khairu Subhan, SH, notaris di Samarinda, akta pendirian mana telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang
berdasarkan Surat Keputusan No.C-12097.HT.01.01.TH.2005 tanggal 4 Mei 2005. Kepemilikan saham Anak Perusahaan pada
tanggal 31 Maret 2011. 31 Desember 2010, dan 31 Maret 2010 berdasarkan Akta No.10 Tanggal 20 November 2006 dari Lia
Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda, adalah sebagai berikut :
No
1
2
3
Pemegang Saham
Kevin Wijaya Santoso
Yuwono Siauw
PT Perdana Karya Perkasa Tbk
JUMLAH
Volume
20
60
320
400
Nominal (Rp)
20.000.000
60.000.000
320.000.000
400.000.000
%
5,00
15,00
80,00
100,00
Anak Perusahaan bergerak di bidang usaha pertambangan batubara dengan memiliki Kuasa Pertambangan batubara seluas 3.557 ha
berlokasi di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Anak Perusahaan hingga periode laporan keuangan belum
beroperasi secara komersial.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Interim Konsolidasi
Laporan keuangan interim konsolidasi disajikan sesuai dengan PSAK No.1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, dan
PSAK No.3 (Revisi 2010) tentang Penyajian Laporan Keuangan Interim, serta Peraturan Bapepam LK No.VIII.G.7, lampiran Surat
Keputusan Ketua Bapepam LK No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman dan Penyajian Laporan Keuangan.
Dasar pengukuran laporan adalah konsep biaya historis, kecuali akun-akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain
sebagaimana diuraikan dalam masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus
kas. Laporan arus kas disusun dengan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan.
Dalam penyusunan laporan keuangan interim konsolidasi, sesuain dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
- Nilai aset dan kewajiban dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan interim
konsolidasi
- Jumlah pendapatan dan beban selama periode berjalan
Walaupun estimasi dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul
mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan interim konsolidasi adalah mata uang Rupiah.
b. Akuntansi Grup
Anak Perusahaan
- Semuia Anak Perusahaan dikonsolidasi. Anak Perusahaan adalah entitas (termasuk Entitas Bertujuan Khusus) di mana Grup
memiliki lebih dari 50% hak suara, atau dapat dibuktikan adanya pengendalian kebijakan keuangan dan operasional oleh Grup.
- Anak Perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian atas Anak Perusahaan tersebut beralih kepada Grup, dan tidak lagi
dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian tidak lagi dimiliki oleh Grup. Dalam mencatat akuisisi Anak Perusahaan digunakan metode
pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan, atau kewajiban yang diambil alih
pada tanggal akuisisi ditambah biaya yang berkaitan secara langsung dengan akuisisi. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset
bersih Anak Perusahaan dicatat sebagai goodwill.
- Transaksi antar perusahaan dalam Grup, saldo dan keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antar perusahaan dalam Grup
dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi, kecuali apabila harga perolehan tidak dapat diperoleh kembali. Jika
diperlukan kebijakan akuntansi Anak Perusahaan diubah agar konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Grup.
- Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan nilai wajar bagian Grup atas aset bersih Anak Perusahaan /
perusahaan asosiasi pada tanggal akuisisi. Goodwill diamortisasi dengan metode garis lurus selama estimasi masa manfaatnya,
yaitu 5 tahun. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi atas perusahaan yang bersangkutan
7
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b. Akuntansi Grup (lanjutan)
Anak Perusahaan (lanjutan)
pada saat akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar yang ada, tingkat perttumbuhan potensial dan
faktor lain yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi.
Anak Perusahaan yang dikonsolidasi dengan Perusahaan pada tanggal laporan keuangan sebagai berikut :
Anak Perusahaan
No
1
PT Semoi Prima Lestari
Domisili
Samarinda
Bidang Usaha
Pertambangan batubara
Jumlah Aset
Rp. 8.842.061.412,-
%
80,00%
c. Penjabaran Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi.
Pada tanggal laporan keuangan, aset dan kewajiban moneter dalam mata usang asing dijabarkan dengan kurs tengah yang berlaku
pada tanggal laporan keuangan sebagai berikut :
Valuta Asing
USD.1
31 Maret 2011
Rp. 8.709,-
31 Desember 2010
Rp. 8.991,-
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas
sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat.
d. Instrumen Keuangan
Perusahaan telah menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No.55
(Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No.50 : “Akuntansi Investasi Efek
Tertentu” dan PSAK No.55 (Revisi 1999) : “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” untuk laporan keuangan yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
PSAK No.50 (Revisi 2006) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengindentifikasikan informasi yang harus
diungkapan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset
keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuita; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan
keuntungan; dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan
pengungkapan antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang
suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan.
d.1. Aset Keuangan
Aset keuangn dalam lingkup PSAK No.55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan
tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal
dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode
keuangan.
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah (dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian dan penjualan aset keuangan
yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar
(perdagangan yang lazim) diakuis pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau
menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, instrumen
keuangan yang memiliki dan tidak dimiliki kuotasi, instrumen keuangan derivatif dan aset keuangan lancar, serta tidak lancar
lainnya.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut :
8
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
d.1. Aset Keuangan (lanjutan)
1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan
aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset
keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali
dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan
sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan
dalam laporan neraca pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan
laba rugi.
Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah apabila karakteristik dan risikonya tidak
berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini
diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi.
Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan
mengubah arus kas yang akan diperlukan.
2) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan,
yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
(amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kjerugian
diakui dalam laporan laba rugi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami
penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang hubungan istimewa, aset keuangan lancar lainnya, piutang
jangka panjang dan aset keuangan tidak lancar lainnya dari Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
- Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu 3(tiga) bulan atau kurang
sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan hutang serta tidak dibatasi penggunaanya.
- Piutang Usaha
Piutang usaha adalah jumlah tagihan dari pelanggan untuk penjualan batubara, pekerjaan konstruksi, dan pekerjaanpekerjaan lain yang dihitung berdasarkan pemakaian peralatan (persewaan peralatan). Jika pembayaran piutang
diharapkan diterima dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal usaha Perusahaan, jika lebih lama), piutang
tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset tidak lancar.
Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan provisi untuk penurunan nilai.
Penghapus bukuan piutang harus memdapat persetujuan dari pemegang saham, atau Komisaris sesuai dengan
anggaran dasar Perusahaan berdasarkan salah satu kriteria pokok pelanggan sebagai berikut:
Telah dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan bagi debitur yang berbentuk Badan Usaha
Telah dinyatakan tidak dapat ditagih oleh PUPLN/Pengadilan
Dokumen pendukung tagihan kepada pelanggan hilang dan tidak diperoleh dokumen pengganti yang sah dan relevan.
d.2. Kewajiban Keuangan
Pengakuan Awal
Kewajiban keuangan dalam lingkup PSAK No.55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai
dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan mereka pada saat
pengakuan awal. Kewajiban keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan Perusahaan meliputi hutang usaha, hutang
pembiayaan, hutang sewa pembiayaan, hutang hubungan istimewa, biaya yang masih harus dibayar, dan kewajiban-kewajiban
keuangan lainnya yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lancar dan tidak lancar.
9
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
d.2. Kewajiban Keuangan (lanjutan)
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran kewajiban keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut :
- Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk kewajiban keuangan untuk
diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika mereka diperoleh untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok
diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas kewajiban
yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi.
- Pinjaman dan Hutang
Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat
kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.
d.3. Penghentian Pengakuan Aset Dan Kewajiban Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan, atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa)
dihentikan pengakuannya pada saat :
- Hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir, atau
- Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar
arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian ‘pass-through’ dan
baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat aset, atau (b) Perusahaan secara
substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko atau manfaat suatu aset, tetapi telah mentransfer kendali atas
aset tersebut.
Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika suatu kewajiban keuangan yang ada digantikan oleh kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan
persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu kewajiban yang saat
ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan kewajiban awal dan pengakuan
kewajiban baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing kewajiban diakui dalam laporan laba rugi.
Hutang usaha adalah kewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok dalam transaksi
usaha pada umumnya. Hutang usaha dikelompokkan sebagai kewajiban lancar, apabila pembayaran jatuh tempo dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang (dalam siklus normal operasi usaha, jika lebih lama). Jika tidak, hutang usaha tersebut disajikan
sebagai kewajiban tidak lancar. Hutang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan
doamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
e. Aset Tetap Dan Penyusutan
Aset tetap diakui sebesar biaya perolehannya setelah dikurangi akumulasi penyusutan menggunakan metode garis lurus pada
masing-masing kelompok aset tetap sebagai berikut:
Kelompok Aset Tetap
Bangunan
Alat berat
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Inventaris kantor
Inventaris proyek
Umur Manfaat
20 tahun
8 tahun
8 tahun
4 tahun
4 tahun
4 tahun
10
Tarif Penyusutan
5,00%
12,50%
12,50%
25,00%
25,00%
25,00%
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Aset Tetap Dan Penyusutan (lanjutan)
Perusahaan melakukan revisi terhadap nilai residu dan umur manfaat aset tetap pada setiap akhir tahun buku.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran biaya yang memperpanjang masa
manfaat aset dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan kelompok aset yang sesuai.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan
keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang dijasilkan diakui dalam laporan laba rugi.
Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disajikan sebesar nilai kini pembayaran minimum sewa pembiayaan ditambah
harga opsi yang akan dibayar oleh Perusahaan pada akhir masa sewa pembiayaan. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap
pembayaran sewa dialokasi sebagai pelunasan kewajiban dan pembayaran beban bunga. Aset sewa pembiayaan disusutkan dengan
metode yang sama dengan metode penyusutan aset tetap yang dimiliki.
Aset tetap ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan
keadaan yang mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Ketugian akibat penurunan nilai
diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut.
Penurunan Nilai Aset
Sesuai dengan PSAKA No.48 “Penurunan Nilai Aset” Perusahaan menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai
aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasikan nilai tercatat aset tersebut mungkin tidak dapat
diperoleh kembali. Jika nilai aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kambali, kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi
tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual netto dengan nilai pakai aset. Harga jual neto
adalah jumlah yang diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi antar pihak-pihak bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait. Nilai
pakai adalah nilai sekarang dari taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aset dan dari
penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan untuk aset secara
individual, atau jika tidak memungkinkan, untuk unit terkecil penghasil kas.
f.
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Biaya atas proses yang telah terjadi dan manfaatnya telah dirasakan pada periode berjalan, tetapi pembayaran belum dilaksanakan
pada periode yang sama.
g. Pengakuan Pendapatan Dan Beban
Pendapatan diakui pada saat barang atau jasa telah selesai dan diserahkan kepada pelanggan, dan/atau proses penyerahan barang
atau jasa berdasarkan kontran yang disetujui kedua pihak. Sedangkan beban diakui pada saat barang atau jasa diterima atau
diselesaikan sesuai progres fisik (accrual basis)
h. Perpajakan
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dalam jumlah penuh dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan
timbul akibat perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban
dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak
penghasilan tangguhan.
Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk
dikompensasi. Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya Surat Ketetapan Pajak, atau apabila
dilakukan banding, ketika hasil banding diputuskan.
i.
Beban Ditangguhkan : Biaya Eksplorasi Dan Pengembangan
Sesuai PSAK No.33 Akuntansi Pertambangan Umum, biaya yang tibmul atas kegiatan eksplorasi dan evaluasi di suatu area of
interest wajib dibebankan pada periode berjalan, kecuali bilamana memenuhi salah satu dari kondisi di bawah ini, maka biaya tersebut
ditangguhkan pembebannya.
11
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
i.
Beban Ditangguhkan : Biaya Eksplorasi Dan Pengembangan (lanjutan)
- Ijin untuk melaksanakan eksplorasi di area of interest tersebut masih berlaku dan kegiatan eksplorasinya pada tanggal neraca
masih belum selesai, serta kegiatan eksplorasi yang berarti (significant) dalam area of interest terkait masih berl;angsung, sehingga
pada tahap ini belum dapat ditentukan apakah eksplorasi tersebut akan dapat menghasilkan cadangan terbukti.
- Ijin untuk melaksanakan kegiatan penambangan di area of interest tersebut masih berlaku dan dapat dibuktikan bahwa biaya
eksplorasi yang terjadi diharapkan dapat diperoleh kembali (recovered) dari hasil produksi Cadangan Terbukti yang bersangkutan
atau dari hasil yang akan diperoleh bilamana hak penambangannya dipindah-tangankan atau dialihkan kepada pihak lain.
Amortisasi biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan dihitung berdasarkan taksiran umur ekonomis dari area of interest, yaitu
15 tahun, terhitung sejak Perusahaan beroperasi secara komersial. (Lihak Catatan No. )
j.
Pelunasan Hutang Melalui Penyerahan Saham
Pelunasan hutang melalui penerbitan saham baru atau penyerahan saham Perusahaan dicatat sebesar nilai wajar saham. Perbedaan
nilai wajar yang diterbitkan dengan nilai tercatat hutang yang diselesaikan diakui sebagai keuntungan yang timbul sebagai akibat
restrukturisasi hutang.
Keuntungan neto atas restrukturisasi hutang setelah pajak penghasilan terkait diakui dalam perhitungan laba bersih untuk periode
terjadinya restrukturisasi dan diklasifikasikan sebagai pos luar biasa.
k. Imbalan Kerja Karyawan
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengimplementasikan PSAKA 24 (Revisi 2004) Imbalan Kerja. Perhitungan estimasi
kewajiban imbalan pasca kerja karyawan ditentukan dengan metode aktuaria “Projected Unit Credit”
l.
Laba Rugi Per Saham
Laba per Saham dihitung dengan cara membagi laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar pada tahun bersangkutan tidak termasuk saham yang dibeli kembali oleh Perusahaan dan disimpan sebagai saham
treasury.
m. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen
membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan
kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat
berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
n. Goodwill Negatif Yang Timbul Dari Akuisisi
Jika biaya perolehan (cost of acquisition) lebih rendah dari bagian (interest) pengakuisisi atas nilai wajar aset dan kewajiban yang
dapat diindentifikasi yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara
proporsional, sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Apabila nilai wajar aset non moneter sudah diturunkan seluruhnya , ternyata
masih terdapat sisa selisih yang belum dieliminasi, maka sisa selisih tersebut diakui sebagai pendapatan ditangguhkan (deffered
income) dan diakui sebagai pendapatan secara sistematis selama suatu periode yang tidak kurang dari 20 tahun.
3. TRANSAKSI DENGAN PARA PENDIRI, PIHAK AFILIASI, DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, didefinisikan dalam PSAK No.07 Pengungkapan Pihak-pihak Yang
Mempunyai Hubungan Istimewa, dan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.VIII.G.7. Pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa yang dimaksud adalah :
a. Perusahaan, yang melalui satu atau lebih perantara (intermediries) mengendalikan, atau dikendalikan oleh atau berada di bawah
pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding company, subsidiaries dan fellow subsidiaries)
12
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
3. TRANSAKSI DENGAN PARA PENDIRI, PIHAK AFILIASI, DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU (lanjutan)
b. Perusahaan asosiasi (Associated Company)
c. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang
berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat
adalah mereka yang diharapkan mempengaruhi dan dipengaruhi peroeangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan
pelapor)
d. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan
mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direkso dan manajer serta anggota keluarga
dekat orang-orang tersebut;
e. Perusahaan dimana kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh setiap
orang yang diuraikan dalam c dan d atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini
mencakup perusahaan-perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama
dengan perusahaan pelapor.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Bapepam LK No.IX.E.1 Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam LK No.Kep-412/BL/2009 tanggal 25
November 2009 Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi diatur ketentuan sebagai berikut :
a. Benturan kepentingan adalah perbedaan kepentingan ekonomis antara Perusahaan dengan pribadi direksi, komisaris, dan pemegang
saham utama Perusahaan dalam suatu transaksi yang dapat merugikan Perusahaan karena adanya penetapan harga yang tidak
wajar.
b. Transaksi afiliasi adalah transaksi antara Perusahaan dengan pribadi direksi, komisaris dan pemegang saham utama Perusahaan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Atas transaksi afiliasi meliputi nilai 5% dari jumlah aset tercatat, atau sejumlah sama dengan atau lebih dari Rp. 5 milyar, harus
dilakukan penilaian oleh Penilai Independen. Setiap transaksi afiliasi harus diberitahukan kepada Bapepam LK selambat-lambatnya
2(Dua) hari setelah pelaksanaan transaksi.
d. Apabila berdasarkan penilaian independen dinyatakan terdapat perbedaan kepentingan ekonomis, maka transaksi tersebut
merupakan transaksi benturan kepentingan dan harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari para pemegang saham
independen’
Berdasarkan PSAK No.7, semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan
dengan tingkat harga dan persyaratan normal maupun tidak, telah diungkapan pada catatan atas laporan keuangan untuk masing-masing
akun.
4. KAS DAN SETARA KAS
Kas
Bank
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank BNI (Persero) Tbk
PT Bank BRI (Persero) Tbk
PT Bank BPD Kaltim
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Danamon Tbk
PT Bank UOB Buana Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Ekspor Indonesia
Sub‐jumlah
13
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
810.684.420
860.621.880
5.162.315.807
2.605.351.413
6.238.279
908.000
5.497.188
18.537.992
42.349.820
10.423.410
2.373.715
1.116.549
‐
448.978.799
8.304.090.972
1.778.111.493
6.293.398.311
6.313.279
866.000
5.572.368
636.510.298
42.535.820
10.629.069
2.496.714
1.174.267
100.000
‐
8.777.707.619
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
99.410.622
3.717.642.008
14.340.152
27.077.500
6.623.543
292.878.183
14.728.051
‐
4.172.700.060
606.237.436
5.482.327.410
15.555.997
29.299.526
7.472.744
469.383.403
16.101.882
31.230.102
6.657.608.500
13.287.475.453
16.295.937.999
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
9.813.403.285
14.126.363.824
10.567.951.351
12.548.638.421
40.092.129.920
7.911.094.229
34.507.718.460
60.551.862.570
USD
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank BNI (Persero) Tbk
PT Bank BPD Kaltim
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
Sub‐jumlah
JUMLAH
5. PIUTANG USAHA
Pihak ketiga
Rupiah
Piutang batubara
Piutang konstruksi
Piutang persewaan peralatan
JUMLAH
Piutang usaha berdasarkan umurnya
Umur piutang
1‐30 hari
31‐90 hari
91‐180 hari
Lebih dari 180 hari
JUMLAH
31‐Mar‐11
Jumlah
6.594.424.998
23.002.845.125
3.839.569.135
1.070.879.202
34.507.718.460
Piutang batubara
PT Asia Pacific Mining Resources
CV Batu Mas Jaya
PT Core Mineral Resources
PT Indoutama Bara Jaya
PT Indomineral Mega Perkasa
CV Merry Jaya
PT Prima Putra Sentosa
PT Sentosa Laju Energy
PT Sarana Marine Perkasa
PT Rama Bumi Indo
Piutang konstruksi
PT Vico Indonesia
Total E&P Indonesie
PT FMC Santana
PT Sembrani Persada Oil
PT Mawar Mahakam
14
%
19,11%
66,66%
11,13%
3,10%
100,00%
31‐Des‐10
Jumlah
25.661.328.858
28.336.571.690
5.483.082.821
1.070.879.202
60.551.862.570
%
42,38%
46,80%
9,06%
1,77%
100,00%
21.272.420
527.910.985
815.831.850
74.844.846
6.895.348
1.396.379.360
1.405.762.700
2.054.613.001
2
Hal
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Review
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi
1‐2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
4
Laporan Arus Kas Konsolidasi
5
Penjelasan Pos‐pos Posisi Keuangan Dan Laba Rugi
6‐31
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
(FORM VIII.G.11)
PERNYATAAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
PT PERDANA KARYA PERKASA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
PER 31 MARET 2011
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dalam Rupiah
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Retensi
Piutang lain‐lain
Persediaan
Pekerjaan dalam pelaksanaan
Pajak dibayar di muka
Biaya dibayar di muka dan uang muka
Aset Tidak Lancar
Beban eksplorasi ditangguhkan
Aset tetap
Nilai bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan
pada 31 Maret 2011 dan 31 Des 2010 masing‐
masing sebesar Rp. dan Rp.
Jaminan pengadilan pajak
Aset lain‐lain
Catatan
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
2.d.1.2, 4
2.d.1.2, 5
6
7
8
9
2.h, 20.a
10
13.287.475.453
34.507.718.460
16.385.302.939
827.711.525
25.581.739.955
65.457.329.847
4.523.159.907
15.142.576.204
175.713.014.289
16.295.937.999
60.551.862.570
11.308.289.616
966.975.057
26.374.921.753
51.173.874.539
10.918.682.059
5.734.315.979
183.324.859.573
2.i, 11
2.e, 12
56.498.696.899
196.215.087.606
56.747.943.508
191.186.144.106
13
14
26.407.177.566
15.549.848.978
294.670.811.050
26.407.177.566
10.138.534.659
284.479.799.840
470.383.825.339
467.804.659.412
JUMLAH ASET
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
1
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dalam Rupiah
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang usaha
Pihak ketiga
Pihak hubungan istimewa
Pajak yang masih harus dibayar
Biaya yang masih harus dibayar
Liabilitas keuangan akan jatuh tempo dalam
jangka waktu satu tahun :
Bank
Sewa pembiayaan
Liabilitas Jangka Panjang
Pajak tangguhan
Hutang hubungan istimewa
Imbalan kerja karyawan
Liabilitas keuangan akan jatuh tempo dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun :
Bank
Sewa pembiayaan
MODAL
Modal saham
Modal dasar 1.500.000.000 saham dengan nilai
nominal Rp. 200,‐ per Saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 600.000.000
saham
Tambahan modal disetor
Modal saham diperoleh kembali, berdasarkan
harga perolehannya
Kepentingan Non Pengendali
Saldo laba ditahan
Catatan
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
2.g, 16
2.g, 3, 16, 31
2.h, 20.b
2.f, 18
20.756.786.678
4.877.652.704
6.558.138.436
15.076.805.360
11.900.491.086
4.715.664.722
6.591.713.361
16.135.054.177
16
17
96.578.809.396
26.405.835.465
170.254.028.039
96.081.223.937
18.180.103.374
153.604.250.656
2.h, 20.c
3, 31
2.k, 19
35.219.732.510
23.739.764.083
1.694.741.432
34.640.019.397
23.739.764.083
1.625.505.934
16
17
41.742.104.032
6.100.348.865
108.496.690.923
49.922.622.965
12.875.443.241
122.803.355.620
21
120.000.000.000
120.000.000.000
22
19.972.351.354
19.972.351.354
23
29
(26.009.555.250)
(15.301.735)
77.685.612.008
191.633.106.377
(26.009.555.250)
(15.301.735)
77.449.558.766
191.397.053.136
470.383.825.339
467.804.659.412
JUMLAH LIABILITAS DAN MODAL
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
2
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah
Pendapatan usaha
Beban pokok pendapatan usaha
Catatan
31‐Mar‐11
31‐Mar‐10
2.g, 24
2.g, 25
46.596.981.220
37.387.124.918
96.215.444.317
76.494.609.935
9.209.856.302
19.720.834.382
361.173.302
3.169.611.118
3.530.784.420
5.679.071.882
894.929.190
6.923.508.893
7.818.438.083
11.902.396.299
Laba kotor
Beban usaha
Beban penjualan
Beban administrasi umum
2.g, 26
2.g, 26
Laba usaha
Pendapatan (beban) di luar usaha
Laba sebelum hak minoritas dan taksiran pajak
27
(4.770.459.252) (4.327.447.787)
908.612.630 7.574.948.512
Kepentingan Non Pengendali
‐
‐
Pendapatan sebelum taksiran pajak
908.612.630
7.574.948.512
(92.846.275)
‐
(579.713.113)
(672.559.388)
(847.591.748)
‐
(1.103.403.678)
(1.950.995.426)
LABA (RUGI) BERSIH
236.053.242
5.623.953.086
Laba per Saham
Laba usaha
Laba bersih
11
0
22
10
Taksiran pajak
Pajak kini
Pajak final
Pajak tidak final
Pajak tangguhan
2.h, 20.c
2.h, 20.c
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
3
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Catatan
SALDO LABA DITAHAN
Telah ditentukan
Belum ditentukan
Modal ditempatkan
dan disetor penuh
Modal saham
diperoleh kembali
Tambahan modal
disetor
Kepentingan
Non Pengendali
1.000.000.000
‐
‐
‐
1.000.000.000
75.382.708.916
15.301.735
(5.848.642.853)
6.900.190.969
76.449.558.766
190.345.505.020
‐
(5.848.642.853)
6.900.190.969
191.397.053.136
‐
1.000.000.000
236.053.242
76.685.612.008
236.053.242
236.053.242
Saldo awal per 31 Desember 2009
Kepentingan Non Pengendali
Deviden tunai tahun 2009
Laba periode berjalan
Saldo akhir per 31 Desember 2010
120.000.000.000
(26.009.555.250)
19.972.351.354
‐
‐
120.000.000.000
‐
‐
(26.009.555.250)
‐
‐
19.972.351.354
‐
(15.301.735)
‐
‐
(15.301.735)
Laba bersih periode berjalan
Saldo akhir per 31 Maret 2011
‐
120.000.000.000
‐
(26.009.555.250)
‐
19.972.351.354
‐
(15.301.735)
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
4
JUMLAH
EKUITAS
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah
Catatan
ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan dan karyawan
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
Hasil dari kegiatan operasi
Pembayaran pajak
Pembayaran bunga
Hasil dari kegiatan usaha lainnya
Arus kas dihasilkan dari (dipergunakan untuk)
Aktivitas Operasi
ARUS KAS AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap
Hasil dari penjualan aset tetap
Kenaikan aset lain‐lain
Arus Kas dihasilkan dari (dipergunakan untuk)
Aktivitas Investasi
31‐Mar‐11
31‐Mar‐10
67.703.375.539
(46.454.667.681)
21.248.707.859
(6.429.097.077)
(4.600.910.722)
(169.548.530)
94.605.483.894
(59.048.649.439)
35.556.834.455
(1.182.786.078)
(4.824.310.598)
325.597.407
10.049.151.530
29.875.335.186
(1.414.004.000) ‐
‐ 170.628.182
(5.411.314.318) 3.055.399.579
(6.825.318.318) 3.226.027.761
ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan (pembayaran) hutang bank
Penerimaan (pembayaran) sewa pembiayaan
Arus Kas Dihasilkan Dari (Dipergunakan Untuk)
Aktivitas Pendanaan
(7.682.933.474) (11.749.209.155)
1.450.637.715 (3.095.597.769)
(6.232.295.758) (14.844.806.924)
PENERIMAAN (PEMBAYARAN) BERSIH ARUS KAS
(3.008.462.546) 18.256.556.023
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
16.295.937.999
6.906.352.794
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
13.287.475.453
25.162.908.817
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebagai Bagian Tak Terpisahkan Dengan Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
5
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Perdana Karya Perkasa Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Perdana Karya Kaltim berdasarkan Akta No. 17 tanggal 7
Desember 1983 yang diubah dengan Akta No.4 tanggal 4 November 1998, keduanya oleh Laden Mering, SH, pada waktu itu Calon
Notaris di Samarinda. Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan dari instansi yang berwenang berdasarkan Surat Keputusan
No.C24475.HT.01.01.TH.86 tanggal 24 Juni 1986 dan telah diumumkan melalui Berita Negara RI No.10611/2006, Tambahan Berita
Negara No.79/2006 tanggal 3 Oktober 2006.
Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, di antaranya sebagai berikut :
- Akta Pernyataan Keputusan Rapat (PKR) No.9 tanggal 20 September 2006 oleh Marina Soewana, SH, notaris di Jakarta, tentang
peningkatan modal dasar dan modal disetor. Akta perubahan ini telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang
berdasarkan Surat Keputusan No.W7-00616.HT.01.04.TH.2006 tanggal 15 September 2006.
- Akta PKR No.46 tanggal 28 September 2006 oleh Marina Soewana, SH, notaris di Jakarta, tentang perubahan status Perusahaan
menjadi sebuah Perusahaan Terbuka, perubahan nilai nominal saham menjadi Rp.200,- per saham, dan pelaksanaan Penawaran
Umum Saham kepada masyarakat melalui Pasar Modal. Akta ini telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang
berdasarkan Surat Keputusan No.W7-01276.HT.01.04.TH.2006 tanggal 4 Oktober 2006.
- Akta No.9 tanggal 6 Agustus 2008 oleh Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda, tentang penyesuaian seluruh
anggaran dasar Perusahaan terhadai Undang-undang No,40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah
memperoleh pengesahan dari instansi berwenang berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-86263.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 14
November 2008.
- Akta No.7 tanggal 10 November 2009 oleh Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda, tentang persetujuan
pengunduran diri Bp. Suroso dan pengangkatan Bp. Untung Haryono masing-masing sebagai Pengurus Perusahaan. Perubahan
data Perusahaan ini telah dilaporkan dan diterima kepada/oleh instansi berwenang berdasarkan.
Perusahaan berkedudukan di Graha Perdana, Jalan Sentosa 56, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Samarinda Utara,
Kotamadya Samarinda, Kalimantan Timur.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasarnya, Perusahaan melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang-bidang pembangunan,
perdagangan, pertanian, pengangkutan darat, perbengkelan dan jasa-jasa melalui divisi-divisi usaha jasa konstruksi penunjang migas,
persewaan alat berat, dan pertambangan batubara.
Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010, dan 31 Maret 2010 masing-masing 961
orang, 963 orang, dan 1.263 orang.
b. Penawaran Umum Saham Perdana Perusahaan
Perusahaan melaksanakan Penawaran Umum Saham Perdana sebanyak 125.000.000 saham atau 20,83% dari seluruh sahamsahamnya berjumlah 600.000.000 saham berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif No.S-3178/BL/2007 tanggal 27 Juni 2007 atas
Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan kepada Bapepam LK. Selanjutnya mulai tanggal 11 Juli 2007 saham-saham Perusahaan
untuk pertama kalinya tercatat dan diperdagangkan pada PT. Bursa Efek Indonesia.
c. Susunan Direksi Dan Komisaris
Susunan Direksi Dan Komisaris Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010, dan 31 Maret 2010 berdasarkan Akta
No.7 tanggal 10 November 2009 dari Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Tn. Lie Hendry Widyanto
Ny. Fanny Listiawati
Tn. Istiardjo
: Komisaris Utama
: Komisaris
: Komisaris Independen
Direksi
Tn. Ir. Soerjadi Soedarsono
Tn. Tukidi
Tn. Untung Haryono
: Direktur Utama
: Direktur
: Direktur
6
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
1. UMUM (lanjutan)
d. Anak Perusahaan
Perusahaan memiliki Anak Perusahaan, PT Semoi Prima Lestari, didirikan di Samarinda berdasarkan Akta No. 31 tanggal 23 Maret
2005 oleh Khairu Subhan, SH, notaris di Samarinda, akta pendirian mana telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang
berdasarkan Surat Keputusan No.C-12097.HT.01.01.TH.2005 tanggal 4 Mei 2005. Kepemilikan saham Anak Perusahaan pada
tanggal 31 Maret 2011. 31 Desember 2010, dan 31 Maret 2010 berdasarkan Akta No.10 Tanggal 20 November 2006 dari Lia
Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda, adalah sebagai berikut :
No
1
2
3
Pemegang Saham
Kevin Wijaya Santoso
Yuwono Siauw
PT Perdana Karya Perkasa Tbk
JUMLAH
Volume
20
60
320
400
Nominal (Rp)
20.000.000
60.000.000
320.000.000
400.000.000
%
5,00
15,00
80,00
100,00
Anak Perusahaan bergerak di bidang usaha pertambangan batubara dengan memiliki Kuasa Pertambangan batubara seluas 3.557 ha
berlokasi di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Anak Perusahaan hingga periode laporan keuangan belum
beroperasi secara komersial.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Interim Konsolidasi
Laporan keuangan interim konsolidasi disajikan sesuai dengan PSAK No.1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, dan
PSAK No.3 (Revisi 2010) tentang Penyajian Laporan Keuangan Interim, serta Peraturan Bapepam LK No.VIII.G.7, lampiran Surat
Keputusan Ketua Bapepam LK No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman dan Penyajian Laporan Keuangan.
Dasar pengukuran laporan adalah konsep biaya historis, kecuali akun-akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain
sebagaimana diuraikan dalam masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus
kas. Laporan arus kas disusun dengan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan.
Dalam penyusunan laporan keuangan interim konsolidasi, sesuain dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
- Nilai aset dan kewajiban dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan interim
konsolidasi
- Jumlah pendapatan dan beban selama periode berjalan
Walaupun estimasi dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul
mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan interim konsolidasi adalah mata uang Rupiah.
b. Akuntansi Grup
Anak Perusahaan
- Semuia Anak Perusahaan dikonsolidasi. Anak Perusahaan adalah entitas (termasuk Entitas Bertujuan Khusus) di mana Grup
memiliki lebih dari 50% hak suara, atau dapat dibuktikan adanya pengendalian kebijakan keuangan dan operasional oleh Grup.
- Anak Perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian atas Anak Perusahaan tersebut beralih kepada Grup, dan tidak lagi
dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian tidak lagi dimiliki oleh Grup. Dalam mencatat akuisisi Anak Perusahaan digunakan metode
pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan, atau kewajiban yang diambil alih
pada tanggal akuisisi ditambah biaya yang berkaitan secara langsung dengan akuisisi. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset
bersih Anak Perusahaan dicatat sebagai goodwill.
- Transaksi antar perusahaan dalam Grup, saldo dan keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antar perusahaan dalam Grup
dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi, kecuali apabila harga perolehan tidak dapat diperoleh kembali. Jika
diperlukan kebijakan akuntansi Anak Perusahaan diubah agar konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Grup.
- Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan nilai wajar bagian Grup atas aset bersih Anak Perusahaan /
perusahaan asosiasi pada tanggal akuisisi. Goodwill diamortisasi dengan metode garis lurus selama estimasi masa manfaatnya,
yaitu 5 tahun. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi atas perusahaan yang bersangkutan
7
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b. Akuntansi Grup (lanjutan)
Anak Perusahaan (lanjutan)
pada saat akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar yang ada, tingkat perttumbuhan potensial dan
faktor lain yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi.
Anak Perusahaan yang dikonsolidasi dengan Perusahaan pada tanggal laporan keuangan sebagai berikut :
Anak Perusahaan
No
1
PT Semoi Prima Lestari
Domisili
Samarinda
Bidang Usaha
Pertambangan batubara
Jumlah Aset
Rp. 8.842.061.412,-
%
80,00%
c. Penjabaran Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi.
Pada tanggal laporan keuangan, aset dan kewajiban moneter dalam mata usang asing dijabarkan dengan kurs tengah yang berlaku
pada tanggal laporan keuangan sebagai berikut :
Valuta Asing
USD.1
31 Maret 2011
Rp. 8.709,-
31 Desember 2010
Rp. 8.991,-
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas
sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat.
d. Instrumen Keuangan
Perusahaan telah menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No.55
(Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No.50 : “Akuntansi Investasi Efek
Tertentu” dan PSAK No.55 (Revisi 1999) : “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” untuk laporan keuangan yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
PSAK No.50 (Revisi 2006) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengindentifikasikan informasi yang harus
diungkapan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset
keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuita; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan
keuntungan; dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan
pengungkapan antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang
suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan.
d.1. Aset Keuangan
Aset keuangn dalam lingkup PSAK No.55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan
tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal
dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode
keuangan.
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah (dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian dan penjualan aset keuangan
yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar
(perdagangan yang lazim) diakuis pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau
menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, instrumen
keuangan yang memiliki dan tidak dimiliki kuotasi, instrumen keuangan derivatif dan aset keuangan lancar, serta tidak lancar
lainnya.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut :
8
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
d.1. Aset Keuangan (lanjutan)
1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan
aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset
keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali
dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan
sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan
dalam laporan neraca pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan
laba rugi.
Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah apabila karakteristik dan risikonya tidak
berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini
diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi.
Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan
mengubah arus kas yang akan diperlukan.
2) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan,
yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
(amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kjerugian
diakui dalam laporan laba rugi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami
penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang hubungan istimewa, aset keuangan lancar lainnya, piutang
jangka panjang dan aset keuangan tidak lancar lainnya dari Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
- Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu 3(tiga) bulan atau kurang
sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan hutang serta tidak dibatasi penggunaanya.
- Piutang Usaha
Piutang usaha adalah jumlah tagihan dari pelanggan untuk penjualan batubara, pekerjaan konstruksi, dan pekerjaanpekerjaan lain yang dihitung berdasarkan pemakaian peralatan (persewaan peralatan). Jika pembayaran piutang
diharapkan diterima dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal usaha Perusahaan, jika lebih lama), piutang
tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset tidak lancar.
Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan provisi untuk penurunan nilai.
Penghapus bukuan piutang harus memdapat persetujuan dari pemegang saham, atau Komisaris sesuai dengan
anggaran dasar Perusahaan berdasarkan salah satu kriteria pokok pelanggan sebagai berikut:
Telah dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan bagi debitur yang berbentuk Badan Usaha
Telah dinyatakan tidak dapat ditagih oleh PUPLN/Pengadilan
Dokumen pendukung tagihan kepada pelanggan hilang dan tidak diperoleh dokumen pengganti yang sah dan relevan.
d.2. Kewajiban Keuangan
Pengakuan Awal
Kewajiban keuangan dalam lingkup PSAK No.55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai
dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan mereka pada saat
pengakuan awal. Kewajiban keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan Perusahaan meliputi hutang usaha, hutang
pembiayaan, hutang sewa pembiayaan, hutang hubungan istimewa, biaya yang masih harus dibayar, dan kewajiban-kewajiban
keuangan lainnya yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lancar dan tidak lancar.
9
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
d.2. Kewajiban Keuangan (lanjutan)
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran kewajiban keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut :
- Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk kewajiban keuangan untuk
diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika mereka diperoleh untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok
diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas kewajiban
yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi.
- Pinjaman dan Hutang
Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat
kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.
d.3. Penghentian Pengakuan Aset Dan Kewajiban Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan, atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa)
dihentikan pengakuannya pada saat :
- Hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir, atau
- Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar
arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian ‘pass-through’ dan
baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat aset, atau (b) Perusahaan secara
substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko atau manfaat suatu aset, tetapi telah mentransfer kendali atas
aset tersebut.
Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika suatu kewajiban keuangan yang ada digantikan oleh kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan
persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu kewajiban yang saat
ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan kewajiban awal dan pengakuan
kewajiban baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing kewajiban diakui dalam laporan laba rugi.
Hutang usaha adalah kewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok dalam transaksi
usaha pada umumnya. Hutang usaha dikelompokkan sebagai kewajiban lancar, apabila pembayaran jatuh tempo dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang (dalam siklus normal operasi usaha, jika lebih lama). Jika tidak, hutang usaha tersebut disajikan
sebagai kewajiban tidak lancar. Hutang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan
doamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
e. Aset Tetap Dan Penyusutan
Aset tetap diakui sebesar biaya perolehannya setelah dikurangi akumulasi penyusutan menggunakan metode garis lurus pada
masing-masing kelompok aset tetap sebagai berikut:
Kelompok Aset Tetap
Bangunan
Alat berat
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Inventaris kantor
Inventaris proyek
Umur Manfaat
20 tahun
8 tahun
8 tahun
4 tahun
4 tahun
4 tahun
10
Tarif Penyusutan
5,00%
12,50%
12,50%
25,00%
25,00%
25,00%
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Aset Tetap Dan Penyusutan (lanjutan)
Perusahaan melakukan revisi terhadap nilai residu dan umur manfaat aset tetap pada setiap akhir tahun buku.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran biaya yang memperpanjang masa
manfaat aset dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan kelompok aset yang sesuai.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan
keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang dijasilkan diakui dalam laporan laba rugi.
Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disajikan sebesar nilai kini pembayaran minimum sewa pembiayaan ditambah
harga opsi yang akan dibayar oleh Perusahaan pada akhir masa sewa pembiayaan. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap
pembayaran sewa dialokasi sebagai pelunasan kewajiban dan pembayaran beban bunga. Aset sewa pembiayaan disusutkan dengan
metode yang sama dengan metode penyusutan aset tetap yang dimiliki.
Aset tetap ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan
keadaan yang mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Ketugian akibat penurunan nilai
diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut.
Penurunan Nilai Aset
Sesuai dengan PSAKA No.48 “Penurunan Nilai Aset” Perusahaan menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai
aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasikan nilai tercatat aset tersebut mungkin tidak dapat
diperoleh kembali. Jika nilai aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kambali, kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi
tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual netto dengan nilai pakai aset. Harga jual neto
adalah jumlah yang diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi antar pihak-pihak bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait. Nilai
pakai adalah nilai sekarang dari taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aset dan dari
penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan untuk aset secara
individual, atau jika tidak memungkinkan, untuk unit terkecil penghasil kas.
f.
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Biaya atas proses yang telah terjadi dan manfaatnya telah dirasakan pada periode berjalan, tetapi pembayaran belum dilaksanakan
pada periode yang sama.
g. Pengakuan Pendapatan Dan Beban
Pendapatan diakui pada saat barang atau jasa telah selesai dan diserahkan kepada pelanggan, dan/atau proses penyerahan barang
atau jasa berdasarkan kontran yang disetujui kedua pihak. Sedangkan beban diakui pada saat barang atau jasa diterima atau
diselesaikan sesuai progres fisik (accrual basis)
h. Perpajakan
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dalam jumlah penuh dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan
timbul akibat perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban
dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak
penghasilan tangguhan.
Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk
dikompensasi. Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya Surat Ketetapan Pajak, atau apabila
dilakukan banding, ketika hasil banding diputuskan.
i.
Beban Ditangguhkan : Biaya Eksplorasi Dan Pengembangan
Sesuai PSAK No.33 Akuntansi Pertambangan Umum, biaya yang tibmul atas kegiatan eksplorasi dan evaluasi di suatu area of
interest wajib dibebankan pada periode berjalan, kecuali bilamana memenuhi salah satu dari kondisi di bawah ini, maka biaya tersebut
ditangguhkan pembebannya.
11
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
i.
Beban Ditangguhkan : Biaya Eksplorasi Dan Pengembangan (lanjutan)
- Ijin untuk melaksanakan eksplorasi di area of interest tersebut masih berlaku dan kegiatan eksplorasinya pada tanggal neraca
masih belum selesai, serta kegiatan eksplorasi yang berarti (significant) dalam area of interest terkait masih berl;angsung, sehingga
pada tahap ini belum dapat ditentukan apakah eksplorasi tersebut akan dapat menghasilkan cadangan terbukti.
- Ijin untuk melaksanakan kegiatan penambangan di area of interest tersebut masih berlaku dan dapat dibuktikan bahwa biaya
eksplorasi yang terjadi diharapkan dapat diperoleh kembali (recovered) dari hasil produksi Cadangan Terbukti yang bersangkutan
atau dari hasil yang akan diperoleh bilamana hak penambangannya dipindah-tangankan atau dialihkan kepada pihak lain.
Amortisasi biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan dihitung berdasarkan taksiran umur ekonomis dari area of interest, yaitu
15 tahun, terhitung sejak Perusahaan beroperasi secara komersial. (Lihak Catatan No. )
j.
Pelunasan Hutang Melalui Penyerahan Saham
Pelunasan hutang melalui penerbitan saham baru atau penyerahan saham Perusahaan dicatat sebesar nilai wajar saham. Perbedaan
nilai wajar yang diterbitkan dengan nilai tercatat hutang yang diselesaikan diakui sebagai keuntungan yang timbul sebagai akibat
restrukturisasi hutang.
Keuntungan neto atas restrukturisasi hutang setelah pajak penghasilan terkait diakui dalam perhitungan laba bersih untuk periode
terjadinya restrukturisasi dan diklasifikasikan sebagai pos luar biasa.
k. Imbalan Kerja Karyawan
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengimplementasikan PSAKA 24 (Revisi 2004) Imbalan Kerja. Perhitungan estimasi
kewajiban imbalan pasca kerja karyawan ditentukan dengan metode aktuaria “Projected Unit Credit”
l.
Laba Rugi Per Saham
Laba per Saham dihitung dengan cara membagi laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar pada tahun bersangkutan tidak termasuk saham yang dibeli kembali oleh Perusahaan dan disimpan sebagai saham
treasury.
m. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen
membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan
kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat
berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
n. Goodwill Negatif Yang Timbul Dari Akuisisi
Jika biaya perolehan (cost of acquisition) lebih rendah dari bagian (interest) pengakuisisi atas nilai wajar aset dan kewajiban yang
dapat diindentifikasi yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara
proporsional, sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Apabila nilai wajar aset non moneter sudah diturunkan seluruhnya , ternyata
masih terdapat sisa selisih yang belum dieliminasi, maka sisa selisih tersebut diakui sebagai pendapatan ditangguhkan (deffered
income) dan diakui sebagai pendapatan secara sistematis selama suatu periode yang tidak kurang dari 20 tahun.
3. TRANSAKSI DENGAN PARA PENDIRI, PIHAK AFILIASI, DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, didefinisikan dalam PSAK No.07 Pengungkapan Pihak-pihak Yang
Mempunyai Hubungan Istimewa, dan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.VIII.G.7. Pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa yang dimaksud adalah :
a. Perusahaan, yang melalui satu atau lebih perantara (intermediries) mengendalikan, atau dikendalikan oleh atau berada di bawah
pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding company, subsidiaries dan fellow subsidiaries)
12
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
3. TRANSAKSI DENGAN PARA PENDIRI, PIHAK AFILIASI, DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU (lanjutan)
b. Perusahaan asosiasi (Associated Company)
c. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang
berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat
adalah mereka yang diharapkan mempengaruhi dan dipengaruhi peroeangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan
pelapor)
d. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan
mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direkso dan manajer serta anggota keluarga
dekat orang-orang tersebut;
e. Perusahaan dimana kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh setiap
orang yang diuraikan dalam c dan d atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini
mencakup perusahaan-perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama
dengan perusahaan pelapor.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Bapepam LK No.IX.E.1 Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam LK No.Kep-412/BL/2009 tanggal 25
November 2009 Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi diatur ketentuan sebagai berikut :
a. Benturan kepentingan adalah perbedaan kepentingan ekonomis antara Perusahaan dengan pribadi direksi, komisaris, dan pemegang
saham utama Perusahaan dalam suatu transaksi yang dapat merugikan Perusahaan karena adanya penetapan harga yang tidak
wajar.
b. Transaksi afiliasi adalah transaksi antara Perusahaan dengan pribadi direksi, komisaris dan pemegang saham utama Perusahaan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Atas transaksi afiliasi meliputi nilai 5% dari jumlah aset tercatat, atau sejumlah sama dengan atau lebih dari Rp. 5 milyar, harus
dilakukan penilaian oleh Penilai Independen. Setiap transaksi afiliasi harus diberitahukan kepada Bapepam LK selambat-lambatnya
2(Dua) hari setelah pelaksanaan transaksi.
d. Apabila berdasarkan penilaian independen dinyatakan terdapat perbedaan kepentingan ekonomis, maka transaksi tersebut
merupakan transaksi benturan kepentingan dan harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari para pemegang saham
independen’
Berdasarkan PSAK No.7, semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan
dengan tingkat harga dan persyaratan normal maupun tidak, telah diungkapan pada catatan atas laporan keuangan untuk masing-masing
akun.
4. KAS DAN SETARA KAS
Kas
Bank
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank BNI (Persero) Tbk
PT Bank BRI (Persero) Tbk
PT Bank BPD Kaltim
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Danamon Tbk
PT Bank UOB Buana Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Ekspor Indonesia
Sub‐jumlah
13
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
810.684.420
860.621.880
5.162.315.807
2.605.351.413
6.238.279
908.000
5.497.188
18.537.992
42.349.820
10.423.410
2.373.715
1.116.549
‐
448.978.799
8.304.090.972
1.778.111.493
6.293.398.311
6.313.279
866.000
5.572.368
636.510.298
42.535.820
10.629.069
2.496.714
1.174.267
100.000
‐
8.777.707.619
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
99.410.622
3.717.642.008
14.340.152
27.077.500
6.623.543
292.878.183
14.728.051
‐
4.172.700.060
606.237.436
5.482.327.410
15.555.997
29.299.526
7.472.744
469.383.403
16.101.882
31.230.102
6.657.608.500
13.287.475.453
16.295.937.999
31‐Mar‐11
31‐Des‐10
9.813.403.285
14.126.363.824
10.567.951.351
12.548.638.421
40.092.129.920
7.911.094.229
34.507.718.460
60.551.862.570
USD
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank BNI (Persero) Tbk
PT Bank BPD Kaltim
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
Sub‐jumlah
JUMLAH
5. PIUTANG USAHA
Pihak ketiga
Rupiah
Piutang batubara
Piutang konstruksi
Piutang persewaan peralatan
JUMLAH
Piutang usaha berdasarkan umurnya
Umur piutang
1‐30 hari
31‐90 hari
91‐180 hari
Lebih dari 180 hari
JUMLAH
31‐Mar‐11
Jumlah
6.594.424.998
23.002.845.125
3.839.569.135
1.070.879.202
34.507.718.460
Piutang batubara
PT Asia Pacific Mining Resources
CV Batu Mas Jaya
PT Core Mineral Resources
PT Indoutama Bara Jaya
PT Indomineral Mega Perkasa
CV Merry Jaya
PT Prima Putra Sentosa
PT Sentosa Laju Energy
PT Sarana Marine Perkasa
PT Rama Bumi Indo
Piutang konstruksi
PT Vico Indonesia
Total E&P Indonesie
PT FMC Santana
PT Sembrani Persada Oil
PT Mawar Mahakam
14
%
19,11%
66,66%
11,13%
3,10%
100,00%
31‐Des‐10
Jumlah
25.661.328.858
28.336.571.690
5.483.082.821
1.070.879.202
60.551.862.570
%
42,38%
46,80%
9,06%
1,77%
100,00%
21.272.420
527.910.985
815.831.850
74.844.846
6.895.348
1.396.379.360
1.405.762.700
2.054.613.001
2