(inpres no. 11 tahun 2011) 2011 inpres 17 aksi ppk

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI  PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA  
NOMOR  17  TAHUN  2011  
TENTANG  
AKSI  PENCEGAHAN DAN  PEMBERANTASAN  KORUPSI TAHUN  2012  
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,  
Dalam  upaya  pencegahan  dan  pemberantasankorupsi,  dengan  ini 
menginstruksikan : 
Kepada  

1.  Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II; 
2.   Sekretaris Kabinet; 
3.   Jaksa Agung; 
4.   Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 
5.   Panglima Tentara Nasional Indonesia; 
6.   Kepala  Unit  Kerja  Presiden  Bidang  Pengawasan  dan 
Pengendalian Pembangunan; 
7.   Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 
8.   Para Sekretaris Jenderal pada  Lembaga Tinggi Negara; 

9.   Para Gubernur; 
10.  Para Bupati/Walikota. 

Untuk 
PERTAMA  

Mengambil  langkah­langkah  yang  diperlukan  sesuai  tugas, 
fungsi,  dan  kewenangan  masing­masing  dalam  rangka 
pencegahan dan pemberantasan korupsi Tahun 2012, dengan 
merujuk  pada  Prioritas  Pembangunan  Nasional  dalam 
Rencana  Pembangunan  Jangka  Menengah  Nasional  Tahun 
2010­2014 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012. 
KEDUA  ... 

PRESIDEN  
REPUBLIK  INDONESIA  

­ 2  -

KEDUA  


Dalam  mengambil  langkah­langkah  sebagaimana  dimaksud 
dalam  Diktum  PERTAMA,  berpedoman  pada  ウエイ。・ァゥセ@
yang meliputi : 
1.   Strategi Pencegahanj 
2.   Strategi Penegakan Hukum; 
3.   Strategi Peraturan Perundang­Undangan; 
4.   Strategi Kerjasama Internasional dan  Penyelamatan Aset 
HasH Korupsi; 
5.   Strategi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi; 
6.   Strategi Mekanisme Pelaporan. 

KETIGA  

Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini : 
1.   Menteri  Koordinator  Bidang  Politik, 

Keamanan 

mengoordinasikan 


Hukum,  dan 

Pelaksanaan, 

Aksi 

.Pencegahan  dan  Pemberantasan  Korupsi  di  bidang 
politik, hukum, dan keamanan; 
2.   Menteri 

Koordinator 

Bidang. 

Perekonomian 

mengoordinasikan  Pelaksanaan  Aksi  Pencegahan  dan 
Pemberantasan Korupsi di  bidang ekonomi; 
3.   Menteri  Koordinator  Bidang  Kesejahteraan  Rakyat 

mengoordinasikan  Pelaksanaan  Aksi  Pencegahan  dan 
Pemberantasan Korupsi di bidang kesejahteraan rakyat. 
KEEMPAT  

Para  Menteri  Kabinet  Indonesia  Bersatu  II,  Sekretaris 
Kabinet,  Jaksa Agung  Republik  Indonesia,  Kepala  Kepolisian 
Negara  Republik  Indonesia,  Panglima  Tentara  Nasional 
Indonesia,  Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan 
dan  ,.. 

PRESIDEN  
REPUBLIK  INDONESIA  

­ 3  -

dan  Pengendalian  Pembangunan,  Para  Kepala  Lembaga 
Pemerintah  Non  Kementerian,  Para Sekretaris Jenderal  pada 
Lembaga 

Tinggi 


Negara, 

Para 

Gubernur, 

Para 

Bupati/Walikota  melaksanakan  Aksi  Pencegahan  dan 
Pemberantasan  Korupsi  sebagaimana  dimaksud  dalam 
lampiran Instruksi Presiden ini. 

KELIMA 

Dalam  rangka  pelaksanaan  Instruksi  Presiden  ini,  semua 
Kementerian, 
Pemerintah 

Lembaga  Pemerintah 

Daerah 

Non 

Kementerian, 

Provinsi/Kabupaten/Kota, 

wajib 

berkoordinasi  dengan  Komisi  Pemberantasan  Tindak Pidana 
Korupsi,  Bank  Indonesia,  Pusat  Pelaporan  dan  Analisis 
Transaksi  Keuangan,  Ombudsman  Republik  Indonesia, 
Lembaga  Perlindungan  Saksi  dan  Korban,  Badan  Pemeriksa 
Keuangan,  Komisi Yudisial, dan Mahkamah Agung. 

KEENAM 

Kepala  Unit  Kerja  Presiden  Bidang  Pengawasan  dan 
Pengendalian 


Pembangunan 

melakukan 

koordinasi 

Pemantauan  dan  Evaluasi  kemajuan  secara  berkala  dan 
melaporkan hasilnya kepada Presiden. 

KETUJUH 

Melaksanakan  Instruksi  Presiden  ini  dengan  sungguhsungguh dan penuh tanggung jawab.

Instruksi ...

PRESIDEN.  
REPU8LIK  INDONESIA  

­ 4  ­


Instruksi Presiden ini mulai berla,ku pada tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 19 Desember 2011
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd
dセN@

Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Asisten Depu.ti Bidang
Peranc
Perundang-undangan
,Hukum, dan

H. SUSILO BAMBANG YUDHOYQNO

PRESIOEN  

REPUBLIK  INDONESIA  

LAMPJRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBUK INDONESIA 
N O M O R 1 7  TAHUN  2011 
TANGGAL 

19 Desember 2011 

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2012 

No

",Isul
Strategi
Nasional

Aksi

Ke1uaran


Target
Penyelesaian

Sa::;aran

Instansi
Penanggung
Jawab

Instansi
Terkait

(I)

(21

(S) 

(4} 


(5} 

(6) 

(71

STRATEGI PENCEGAHAN

-

Sistem Pebiyanan Publik Berbasis Teknologi Ioformasi



Pelaksanaan

Terbangunnya sist:em penanganan perkara
berba::;is T! dari Bareskrim Polri sampai dengan
Ditreskrim Polda, PoIres dan Polsek yang dapat
diakses oleh masyarakat, dengan target 25%
darijumlah Polres dan PoIsek yang ada pada
saatini

April 2012

Tersosialisasikannya sist:em penanganan
perkara berbasis T! kepada Polda, Palres, dan 
Polsek percontohan

Juni2012

Terlaksananya sistem penanganan perJ.cara

JuIi2012

penanganan perkara
yang tnmaparan dan
akuntabe1 sesuai revisi
Peratunm KaPoIri No. 12

Tahun2009



Peningkatan transparansi dan 
akuntabilita::! publik dalam penanganan
perkara pidana sesuai dengan Revisi
Peraturan KaPoIri No. 12 Tahun 2009 di 
lingkungan Kepolisian Negara Republik
Indonesia

Kepolisian
Negara Republik
Indonesia

Sek;jen
Ombudsman RI

.' 



yang dapat diakses oleh masyarakat secara

terbata.s pada Polda, Polres, Polaek

Mセ@

.セ・イ\Zッョエィ。@

セ@

Persenta::!e .,.



.' 

PRESIDEN  
REPUBLIK  INDONESIA  



-]
No

Isul

Strategi
I Nasional



Aksi

2






(2)


Persentase penanganan perkara yang
terdokumentasikan dala.m sistem penanganan
perkara yang berbasis TI

Pelaksanaan
transparansi, dan
akuntabilitas Iayanan
publik di Iingkungan
Kepolisian

Terpublikasinya informasi publik melalui
website Polri dan papan pengumuman di
seluruh Indonesia, antara lain terdiri dan;
a. Profil Organisasi dan 80M,  struktur
organisasi dan tugas/fungsi unit, nama
pejabat dan kontak pejabat yang dapat
dihubungi
b. Penegakan hukum, pelayanan publik dan
penjagaan ketertiban, dan informasi wajib
lainnya sesuai dengan ketentuan KIP

Pelaksanaan pelayanan
paspor yang cepat,
mudah, transparan dan
tepat waktu dan bebas
dari pungutan liar

100% kantor imigrasi yang sudah dapat
melayani pemberian paspor dalam waktu 4
(empat) han setelah pengambilan ioto pemohon
dan bebas dan pungutan liar



(4)
Oesember2012

(3) 



3

Sasaran

Instansi
Penanggung
Jawab

Instansi
Terkait

(5) 

(6)

(7) 

-----

(1)





Target
Penyelesaian

Keluaran

Juni2012

Peningkatan transparansi dan
akuntabilitas dalam pelayanan publik
sesuai tugas dan fungsi kepolisian

Kepolisian
Negara Republik
Indonesia

Desember 2012

Pelayanan pembuatan paspor menjadi
mudah, murah, cepat, transparan dan
tepat waktu dan muJai proses awal
sampai terbit paspor sehingga dapat
meminimalisir terjadinya pungutan liar

Kementerian
Hukumdan
HAM






Pelaksanaan ...

セiCBG@

NセGZゥ@

"'­l"'" 
BセNQ

.r"'"
!ill! 

セ、ョ@ セエャ@

-.......iANaセヲ

|セQN@

NセA

Iftl1

"".l\!(1;,."

PRESIDEN  
REPUBLIK  INDONESIA  


-------,-------

No 

Isu/ 
Strategi 
Nasional 

Keluaran

(1) 

-----

(3) 

t。イセエ@

Pcnyelcsaian 
(4) 

-------

­­­_.­­­-

­ ..

Sasaran 

Pelaksanaan 
administrasi hukum 
perdata dan administrasi 
badan hukum yang 
1 transparan dan
akuntabel 

Terpublikasinya Berita Negara (BN),  tambahan 
Berita Negara (TBN)  dan layanan permohonan 
badan hUkum diumumkan secara tepat waktu 
melalui situs yang dapat diakses oIeh 
masyarakat

Desember 2012 

Peningkatan transparansi dan 
akuntabilitas pelayanan informasi di 
Lingkungan Kementerian Hukum dan 
HAM 



'  Penguatan pertukaran 
data perpajakan dan 
dokumen ekspor dan 
impor antara DJP dan 
DJBC 

Terbangun dan termanfaatkannya sistem
pertukaran data dokumen ekspor, impor dan
perpajakan antara DJP dan DJBC dalam
perhitungan bea cukai dan perpajakan. 

Juli 2012 

Penggunaan data. ekspor impor yang
sama (unified data) dalam perhitungan 
bea cukai dan pajak oleh DJP dan DJBC 
sebagai upaya pencegahan korupsi di
lingkungan DJP dan DJBC 

1.   Jumlah K/L dan Pemda (Prov/Kab/Kota)
yang memiliki whistle blower system dalam 

April 2012 

PeIaksanaan  whistle
blower system pada 

Instansi pemerintah 
proses pengadaan barang dan jasa 
dalam proses pengadaan  2.   Tersedianya whistle blower system yang 
barang dan jasa 
dapat dimanfaatkan oleh K/L dan Pemda 
pada portal pengadaan nasional 

Instansi
Penanggung
Jawab 

Instansi
Terkait

(6) 

(7)  

(5) 

4  



­
セBNM

1.   Peningkatan sistem pengawasan yang 
memberikan perlindungan kepada 
whistle blower dalam rangka
pemberantasan korupsi di sektor 
pengadaan barang dan jasa
2.  Mendorong pengungkapan 
penyimpangan/penyalahgunaan 
kewenangan dalam proses pengadaan 
barang dan jasa 

Kementerian 
Hukumdan 
HAM 

=::;.nan 
Lembaga 
Kebijakan 
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah

+
I

Kementerian
Dalam Negeri

(LKPP)

----------

Evaluasi ... 

エセBGp

セ「@

iセGa
It{
セLOエヲ

Bセ|

'-セャ@ IiI
ャセ@

;;0>...... ,

PRESIDEN  
REPUBLIK  INDONESIA  

4

セB{@

sZセァゥ@

AkS;--'--'---'i'----

Keluaran

"J---p-- tセャM

Nasional

Mᄋセ。ウイョ

-- ----

enye esaIan

(1) 

(2J  

7



Pelaksanaan whistle 
blower system di
Jingkungan DJBC yang
エセイゥョ・ァZ。ウ@
dengan.
slstem dl Kementenan
Keuangan

(3) 

(4) 

Evaluasi terhadap whistle blower  system di
K/L dan Pemda dalam proses pengadaan
barang dan jasa

Desember 2012

Tertanganinya seluruh pengaduan whistle 
bloweryang telah diverifIkasi sesuai dengan
Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai
tentang Tata Cara Penerimaan dan
Penanganan Pengaduan Masyarakat pada
DJBC

Desember 2012

Pelaksanaan pelayanan
perizinan secara online
dan keterbukaan
informasi status
perizinan

Tersedianya sistem peJayanan perizinan secara
online yang dapat diakses oleh masyarakat



Juni 2012

- -,
Jawab

1.

Peningkatan sistem pengawasan
yang memberikan perlindungan
kepada whistle blower dalam rangka
pemberantasan korupsi di
Ii  ku
D
ng ngan JBC
Mendorong pengungkapan
penyimpangan/penyalahgunaan
kewenangan di lingkungan DJBC

Peningkatan kemudahan masyarakat
dan pelaku dunia usaha dalam
pengurusan perizinan dengan minimal
human interaction 

LKPP

Instankaisi
Ter

(61 

(5) 

Peningkatan efektivitas sistem
pengawasan yang memberikan
perlindungan kepada whistle blower 
dalam rangka pemberantasan korupsi di
sektor pengadaan barang dan jasa

2.

8

ー・セZョァM

t

(71 

---,

Kementerian
Keuangan

Kementerian
Lingkungan
Hidup,
Kementerian
Kehutanan,
Kementerian
Perdagangan,
Kemenakertrans

Tersedianya ...

PRESIDEN  
REPUBLIK  INDONESIA  

5
-..

----- .. --

No

セエイBG

..ai

MNセ

..-...

_-------_._-

Aksi

Keluaran

Target
Penyelesaian

Sasaran

(2)

(3) 

(4) 

(5) 

1\1".,;,,";'1

(1)

セMN

10

Penerapan Sistem
Pelayanan Informasi dan
perizinanlnvestasi
Secara Elektronik
fSPIPISEI
PeIaksanaan
transparansi Iayanan
perizinan USaha di 
daerah

Instansi
Penanggung
Jawab

Instansi
Terkait

(6) 

(7) 

­

Tersedianya publikasi informasi secara online 
mengenai pengurusan perizinan tertentu,
status permohonan perizinan serta izin yang
telah diterbitkan (beserta dokumen
pendukungnya)

JUni2012

Peningkatan transparansi dan
akuntabilitas terhadap informasi dan
status perizinan sesuai tahapan yang
ditentukan, termasuk antara lain:
1. Jenis layanan dan mekanisme
2. Besar biaya dan lama waktu
3.  Status proses aplikasi

Kementerian
Lingkungan
Hidup,
Kementerian
Kehutanan,
Kementerian
Perdagangan,
Kemenakertrans

Termanfaatkannya sistem pelayanan informasi
dan perizinan investasi berbasis TI di
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSp)

Desember 2012

Peningkatan kemudahan masyarakat
dan pe1aku dunia usaha dalam
pengurusan perizinan investasi dengan
minimal human interaction

Badan
Koordinasi
Penanaman
Modal (BKPM) 

Jumlah Provinsi, Kabupaten dan kota yang
telah memiliki PTSP mempubIikasikan
informasi perizinan 

Desember 2012

Peningkatan transparansi dan
akuntabilitas terhadap informasi dan
Iayanan di PTSP yang meliputi:
1. Jenis layanan dan mekanisme
2. Begar biaya dan lama waktu
3. Status proses aplikasi

Kementerian
Dalam Negeri



g-

.•._.- --

-------

Pelaksanaan ...

PRESIDEN  
REPUBLIK  INDONESIA  

6
----LMセ



セ@





-

.  .... 
セM@

MセL

Isul

No

Strategi
Na:;iunal

Alesi

Kcluaran

(2)
Pelaksanaan
transparansiproses
Pengadaan Badan Publik
Pemerintah

(3) 

--------

(I)
11

QRセ@

Pelaksanaan
transparansi dan
partisipasi dalam proses
rekrutmen PNS

__

..---- . .-.---."._-,

-

Semua K/L dan Pemda (Prov/Kab/Kota)
melaksanakan pengadaan barang/jasa
menggunakan Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE). dengan mendirikan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
di K/L atau Pemda masing-masing, atau
bergabung dengan LPSE terdekat. Sehingga,
terbentuk satu LPSE Nasional
Jumlah K/L dan Pemda yang
mempublikasikan proses rekruIitmen PNS
pada website masing-masing yang terintegrasi
、・ョセ。@
website KemenPAN dan RB
Terbangunnya mekanisme pengaduan
masyarakat dalam proses rekrutmen PNS

--..- - ......,­
セM

Target
Penyelesaian

-Instansi
Penanggung
Jawab

Sasaran

Instansi
Tcrkait

(4)
Desember 2012

(5)
Dalam APBN/APBD tahun 2012,
sekurang-kurangnya 75 %  dan seluruh
belanja K/L dan 40 %  belanja Pemda
(Prov/Kab/Kota) yang dipergunakan
untuk pengadaan barang/jasa wajib
menggunakan SPSE melalui LPSE
sendiri atau LPSE terdekat

Desember 2012

Peningkatan transparansi dan
akuntabilitas dalam proses rekrutmen
PNS

KemenPAN dan
RB

Seluruh KI L,
Pemerintah
Daerah,
Kementerian
Dalam Negeri

Pengelo1aan transportasi kereta api yang
transparan dan akuntabelsebagai. salah
satu layanan publik

Kementerian
Perhubungan

BPI