Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 159 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan BNN.
SALINAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 159 TAHUN 2015 2012
TENTANG
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa dengan adanya peningkatan kinerja pegawai
dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yang telah
dilakukan di lingkungan Badan Narkotika Nasional,
maka tunjangan kinerja yang selama ini telah
diberikan perlu untuk ditingkatkan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali
pemberian tunjangan kinerja dimaksud dengan
menetapkan Peraturan Presiden tentang Tunjangan
Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional;
Mengingat
:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Peraturan . . .
-25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3098) sebagaimana telah beberapa kali
diubah,
terakhir
dengan
Peraturan
Pemerintah
Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh
Belas
atas
Peraturan
Pemerintah
Nomor
7
Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri
Sipil
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 2015 Nomor 123);
6. Peraturan
Pemerintah
tentang
Pengelolaan
Umum
(Lembaran
Nomor
23
Keuangan
Negara
Tahun
Badan
Republik
2005
Layanan
Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah
Nomor
23
Pengelolaan
Keuangan
Tahun
Badan
2005
Layanan
tentang
Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5340);
7. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Badan Narkotika Nasional;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN
KINERJA
PRESIDEN
PEGAWAI
DI
TENTANG
TUNJANGAN
LINGKUNGAN
BADAN
NARKOTIKA NASIONAL.
Pasal 1 . . .
-3Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
(1) Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur
Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian
untuk
menduduki
jabatan
pemerintahan.
(2) Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika Nasional
adalah PNS, prajurit Tentara Nasional Indonesia,
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
Pegawai Lainnya yang berdasarkan Keputusan
Pejabat yang berwenang diangkat dalam suatu
jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh
pada satuan organisasi di lingkungan Badan
Narkotika Nasional.
(3) Pegawai Lainnya adalah pegawai yang diangkat pada
jabatan yang telah mendapat persetujuan dari
menteri
yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur
negara dan reformasi birokrasi.
Pasal 2
Pegawai yang mempunyai jabatan di lingkungan Badan
Narkotika Nasional, selain diberikan penghasilan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, diberikan
Tunjangan Kinerja setiap bulan.
Pasal 3
(1) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, tidak diberikan kepada:
a. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang tidak mempunyai jabatan
tertentu;
b. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang diberhentikan untuk sementara
atau dinonaktifkan;
c. Pegawai . . .
-4c. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang diberhentikan dari jabatan
organiknya dengan diberikan uang tunggu dan
belum diberhentikan sebagai Pegawai Negeri
Sipil;
d. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang diperbantukan/dipekerjakan pada
badan/instansi lain di luar lingkungan Badan
Narkotika Nasional;
e. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang diberikan cuti di luar tanggungan
negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani
masa persiapan pensiun; dan
f. Pegawai pada Badan Layanan Umum yang telah
mendapatkan remunerasi sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pegawai di
Lingkungan Badan Narkotika Nasional yang tidak
diberikan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Badan
Narkotika Nasional.
Pasal 4
Besarnya Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2, adalah sebagaimana tercantum pada
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Presiden ini.
Pasal 5 . . .
-5Pasal 5
(1) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
2,
dibayarkan
terhitung
mulai
bulan
November 2015.
(2) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan dengan memperhitungkan capaian
kinerja pegawai setiap bulannya.
Pasal 6
Pajak Penghasilan atas Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Pasal 7
(1) Penetapan
kelas
jabatan
dari
para
pemangku
jabatan di lingkungan Badan Narkotika Nasional
ditetapkan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional
sesuai
dengan
persetujuan
menteri
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi
birokrasi.
(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kelas jabatan
dari para pemangku jabatan di lingkungan Badan
Narkotika Nasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), kelas jabatan ditetapkan oleh Kepala Badan
Narkotika
Nasional
menteri
yang
sesuai
dengan
menyelenggarakan
persetujuan
urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur
negara dan reformasi birokrasi.
(3) Dalam . . .
-6(3) Dalam
hal
persetujuan
menteri
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi
birokrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan
berakibat terhadap perubahan anggaran, menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang
pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi birokrasi berkoordinasi dengan menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang keuangan.
Pasal 8
(1) Bagi
Pegawai
di
Lingkungan
Badan
Narkotika
Nasional yang diangkat sebagai pejabat fungsional
dan
mendapatkan
tunjangan
profesi
maka
tunjangan kinerja dibayarkan sebesar selisih antara
tunjangan kinerja pada kelas jabatannya dengan
tunjangan profesi pada jenjangnya.
(2) Apabila
tunjangan
profesi
yang
diterima
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih besar
dari pada tunjangan kinerja pada kelas jabatannya
maka yang dibayarkan adalah tunjangan profesi
pada jenjangnya.
Pasal 9
(1) Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku,
seluruh Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional
wajib
melaksanakan
agenda
reformasi
birokrasi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
(2) Pelaksanaan . . .
-7(2) Pelaksanaan
agenda
reformasi
birokrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimonitor dan
dievaluasi
secara
berkala
oleh
Kepala
Badan
Narkotika Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi
Nasional,
baik
secara
sendiri-sendiri
maupun
bersama-sama.
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan
Peraturan
Presiden
Narkotika
Nasional
ini
diatur
setelah
oleh
Kepala
berkoordinasi
Badan
dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di
bidang
pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi birokrasi dan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang keuangan.
Pasal 11
Pada
saat
Peraturan
Presiden
ini
mulai
berlaku,
Peraturan Presiden Nomor 118 Tahun 2012 tentang
Tunjangan
Kinerja
Narkotika Nasional,
Pegawai
di
Lingkungan
Badan
dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 12
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar . . .
-8Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
pengundangan
Peraturan
penempatannya
dalam
Presiden
Lembaran
memerintahkan
ini
dengan
Negara
Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 385
LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 159 TAHUN 2015
TENTANG
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
No
KELAS JABATAN
TUNJANGAN KINERJA
PER KELAS JABATAN
1
2
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Rp26.324.000,00
Rp20.695.000,00
Rp14.721.000,00
Rp11.670.000,00
Rp 8.562.000,00
Rp 7.271.000,00
Rp 5.183.000,00
Rp 4.551.000,00
Rp 3.781.000,00
Rp 3.319.000,00
Rp 2.928.000,00
Rp 2.702.000,00
Rp 2.493.000,00
Rp 2.350.000,00
Rp 2.216.000,00
Rp 2.089.000,00
Rp 1.968.000,00
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 159 TAHUN 2015 2012
TENTANG
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa dengan adanya peningkatan kinerja pegawai
dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yang telah
dilakukan di lingkungan Badan Narkotika Nasional,
maka tunjangan kinerja yang selama ini telah
diberikan perlu untuk ditingkatkan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali
pemberian tunjangan kinerja dimaksud dengan
menetapkan Peraturan Presiden tentang Tunjangan
Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional;
Mengingat
:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Peraturan . . .
-25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3098) sebagaimana telah beberapa kali
diubah,
terakhir
dengan
Peraturan
Pemerintah
Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh
Belas
atas
Peraturan
Pemerintah
Nomor
7
Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri
Sipil
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 2015 Nomor 123);
6. Peraturan
Pemerintah
tentang
Pengelolaan
Umum
(Lembaran
Nomor
23
Keuangan
Negara
Tahun
Badan
Republik
2005
Layanan
Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah
Nomor
23
Pengelolaan
Keuangan
Tahun
Badan
2005
Layanan
tentang
Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5340);
7. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Badan Narkotika Nasional;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN
KINERJA
PRESIDEN
PEGAWAI
DI
TENTANG
TUNJANGAN
LINGKUNGAN
BADAN
NARKOTIKA NASIONAL.
Pasal 1 . . .
-3Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
(1) Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur
Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian
untuk
menduduki
jabatan
pemerintahan.
(2) Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika Nasional
adalah PNS, prajurit Tentara Nasional Indonesia,
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
Pegawai Lainnya yang berdasarkan Keputusan
Pejabat yang berwenang diangkat dalam suatu
jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh
pada satuan organisasi di lingkungan Badan
Narkotika Nasional.
(3) Pegawai Lainnya adalah pegawai yang diangkat pada
jabatan yang telah mendapat persetujuan dari
menteri
yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur
negara dan reformasi birokrasi.
Pasal 2
Pegawai yang mempunyai jabatan di lingkungan Badan
Narkotika Nasional, selain diberikan penghasilan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, diberikan
Tunjangan Kinerja setiap bulan.
Pasal 3
(1) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, tidak diberikan kepada:
a. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang tidak mempunyai jabatan
tertentu;
b. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang diberhentikan untuk sementara
atau dinonaktifkan;
c. Pegawai . . .
-4c. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang diberhentikan dari jabatan
organiknya dengan diberikan uang tunggu dan
belum diberhentikan sebagai Pegawai Negeri
Sipil;
d. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang diperbantukan/dipekerjakan pada
badan/instansi lain di luar lingkungan Badan
Narkotika Nasional;
e. Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional yang diberikan cuti di luar tanggungan
negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani
masa persiapan pensiun; dan
f. Pegawai pada Badan Layanan Umum yang telah
mendapatkan remunerasi sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pegawai di
Lingkungan Badan Narkotika Nasional yang tidak
diberikan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Badan
Narkotika Nasional.
Pasal 4
Besarnya Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2, adalah sebagaimana tercantum pada
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Presiden ini.
Pasal 5 . . .
-5Pasal 5
(1) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
2,
dibayarkan
terhitung
mulai
bulan
November 2015.
(2) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan dengan memperhitungkan capaian
kinerja pegawai setiap bulannya.
Pasal 6
Pajak Penghasilan atas Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Pasal 7
(1) Penetapan
kelas
jabatan
dari
para
pemangku
jabatan di lingkungan Badan Narkotika Nasional
ditetapkan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional
sesuai
dengan
persetujuan
menteri
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi
birokrasi.
(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kelas jabatan
dari para pemangku jabatan di lingkungan Badan
Narkotika Nasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), kelas jabatan ditetapkan oleh Kepala Badan
Narkotika
Nasional
menteri
yang
sesuai
dengan
menyelenggarakan
persetujuan
urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur
negara dan reformasi birokrasi.
(3) Dalam . . .
-6(3) Dalam
hal
persetujuan
menteri
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi
birokrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan
berakibat terhadap perubahan anggaran, menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang
pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi birokrasi berkoordinasi dengan menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang keuangan.
Pasal 8
(1) Bagi
Pegawai
di
Lingkungan
Badan
Narkotika
Nasional yang diangkat sebagai pejabat fungsional
dan
mendapatkan
tunjangan
profesi
maka
tunjangan kinerja dibayarkan sebesar selisih antara
tunjangan kinerja pada kelas jabatannya dengan
tunjangan profesi pada jenjangnya.
(2) Apabila
tunjangan
profesi
yang
diterima
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih besar
dari pada tunjangan kinerja pada kelas jabatannya
maka yang dibayarkan adalah tunjangan profesi
pada jenjangnya.
Pasal 9
(1) Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku,
seluruh Pegawai di Lingkungan Badan Narkotika
Nasional
wajib
melaksanakan
agenda
reformasi
birokrasi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
(2) Pelaksanaan . . .
-7(2) Pelaksanaan
agenda
reformasi
birokrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimonitor dan
dievaluasi
secara
berkala
oleh
Kepala
Badan
Narkotika Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi
Nasional,
baik
secara
sendiri-sendiri
maupun
bersama-sama.
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan
Peraturan
Presiden
Narkotika
Nasional
ini
diatur
setelah
oleh
Kepala
berkoordinasi
Badan
dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di
bidang
pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi birokrasi dan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang keuangan.
Pasal 11
Pada
saat
Peraturan
Presiden
ini
mulai
berlaku,
Peraturan Presiden Nomor 118 Tahun 2012 tentang
Tunjangan
Kinerja
Narkotika Nasional,
Pegawai
di
Lingkungan
Badan
dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 12
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar . . .
-8Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
pengundangan
Peraturan
penempatannya
dalam
Presiden
Lembaran
memerintahkan
ini
dengan
Negara
Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 385
LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 159 TAHUN 2015
TENTANG
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
No
KELAS JABATAN
TUNJANGAN KINERJA
PER KELAS JABATAN
1
2
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Rp26.324.000,00
Rp20.695.000,00
Rp14.721.000,00
Rp11.670.000,00
Rp 8.562.000,00
Rp 7.271.000,00
Rp 5.183.000,00
Rp 4.551.000,00
Rp 3.781.000,00
Rp 3.319.000,00
Rp 2.928.000,00
Rp 2.702.000,00
Rp 2.493.000,00
Rp 2.350.000,00
Rp 2.216.000,00
Rp 2.089.000,00
Rp 1.968.000,00
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO