BAB 3 BOP TARIF TUNGGAL
BAB IV
BIAYA OVERHEAD PABRIK
TARIF TUNGGAL
Pokok pembahasan : metode dan dasar
pembebanan BOP
dengan
berbagai permasalahannya.
Garis besar pembahasan : definisi, komponen,
perhitungan tarif BOP pabrik,
akumulasi
dan pencatatan BOP
sesungguhnya,
pembebanan BOP
dan selisih pembebanan.
Batasan pembahasan : perhitungan tarif BOP
dengan
tarif tunggal
Tarif tunggal : tarif yang berlaku secara
A. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik
BOP adalah : biaya produksi selain Biaya Bahan
Baku dan Biaya Tenaga kerja Langsung
Karakteristik BOP :
* Jumlahnya tidak proporsional dengan volume
produksi
* Tidak dapat ditelusur dan diidentifikasi
secara
langsung kepada produksi atau
pesanan.
* Jumlahnya tidak material.
B. PENGGOLONGAN BOP
Ada 3 cara :
1. menurut sifatnya
2. menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan
perubahan volime kegiatan
3. menurut hubungannya dengan departemen
C. Penggunaan Tarif Pembebanan Biaya
Overhead pabrik
BOP
dapat dibebankan kepada produk
atau pesanan berdasarkan :
* Jumlah sesunguhnya
* tarif yang ditentukan dimuka
Pembebanan BOP berdasarkan jumlah sesungguhnya
dapat menimbulkan masalah :
1. BOP sesungguhnya baru diketahui jumlahnya pada
akhir periode, sehingga sulit mengalokasikannya
kepada produk jadi setiap periode (ex. kepada
satu
pesanan atau setiap bulan)
2. Fluktuasi BOP karena jenis biaya tertentu yang
hanya
terjadi pada suatu periode akan
dibebankan sebagai
biaya pada periode yang
bersangkutan, padahal
biaya tersebut
memberikan manfaat lebih dari satu
periode (ex.
Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
yang
terjadi apda satu periode).
3. Kesulitan untuk menelusuri BOP kepada pesanan
atau produk tertentu
Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara :
membebankan BOP kepada produk atau pesanan
berdasarkan tarif ditentukan dimuka.
D. PERHITUNGAN TARIF BOP
Langkah dalam menentukan tarif BOP :
1. Menyusun anggaran BOP (menentukan level aktivitas)
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk
(menghitung
anggaran BOP pada level aktivitas yg telah ditentukan
tersebut)
3. Menghitung tarif BOP
1. Menyusun anggaran BOP
(menentukan level aktivitas)
Hrs diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas)
yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran
BOP
Level aktivitas antara lain :
1. Kapasitas teoritis
2. Kapasitas Praktis
3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
4. Kapasitas Normal
Kapasitas Teoritis : kapasitas untuk memproduksi
dengan kecepatan penuh (100%) tanpa interupsi
Kapasitas Praktis : kapasitas produksi dengan
mempertimbangkan interupsi yang tidak dapat
dihindari (besarnya 75%-85%) dari kapasitas
teoritis.
Contoh : perbaikan mesin, ketidakefisienan, waktu setup,
pengiriman material
Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan :
kapasitas
produksi berdasarkan output
sesungguhnya yg
diharapkan pada suatu periode.
Kapasitas Normal : kapasitas produksi rata-rata
jangka
panjang untuk menghindari fluktuasi
tingkat produksi (75% dari kapasitas teoritis).
KAPASITAS MENGANGGUR & KELEBIHAN
KAPASITAS
Kapasitas Menganggur (Iddle Capacity) :
- terjadi karena : kesenjangan antara tingkat produksi
dengan penjualan
- Jika biaya kapasitas menganggur dianggarkan untuk
suatu periode, maka biaya yg terjadi dpt dimasukkan
dalam perhitungan tarif jika hanya kapasitas
sesungguhnya yg diharapkan digunakan sebagai pembagi
Kelebihan Kapasitas (Excess Capacity) :
- terjadi karena : kapasitas produksi lebih besar
daripada kaapsitas yg diharapkan akan digunakan
(kelebihan kapasitas karena ketidakseimbangan
peralatan atau mesin satu dengan yang lain- BOP yang
timbul dari kelebihan kaapsitas dikeluarkan dari
perhitungan tarif BOP
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada
produk (menghitung anggaran BOP pada level
aktivitas yg telah ditentukan tersebut)
Faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan tarif:
* pembebanan (pembagi) dan pemilihan
level
aktivitas.
* dasar yang meminimumkan biaya klerikal
Pemilihan dasar yang tepat dapat menjamin
pembebanan jumlah BOP proporsional dengan pemicu
terjadinya biaya tersebut.
Dasar pembebanan BOP :
1. Unit Produksi
4. Jam Kerja Langsung
2. Biaya Bahan Baku 5. Jam Mesin
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung
1. Tarif BOP Berdasarkan Unit Produksi
Rumus :
Tarif (Rp/Unit)
=
Estimasi jumlah
BOP
Estimasi unit
produksi
Dasar unit produksi menjadi tidak tepat jika
perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis
produk
Contoh :
Perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk :
Produk Perkira
an
Kuanti
tas
K
L
M
N
8.000
6.000
9.000
5.000
Faktor
Penim
bang
(unit)
4
3
2
4
Tarif per penimbang :
Total
32.00
0
18.00
0
18.00
0
20.00
0
88.00
0
Tarif
per
Penim
bang
(Rp)
2
2
2
2
Perkiraa
n BOP
64.000
36.000
36.000
40.000
176.000
Tarif BOP
(Rp)
8
6
4
8
2. Tarif BOP Berdasarkan Bahan Baku
Tarif BOP ditentukan berdasarkan Biaya BB, jika :
terdapat
hubungan antara jumlah BOP
dengan biaya BB
yg dipakai
Rumus
Tarif (Rp/Unit)
=
Estimasi jumlah
BOP
Estimasi jumlah
BOP
Kelemahan dasar pembebanan ini : jika suatu
produk
membutuhkan BB yg harganya
lebih tinggi daripada
produk lain, sedangkan
keduanya memerlukan proses
produksi yang
sama, maka produk lain akan dibebani BOP yang
lebih tinggi
Contoh :
Perusahaan memproduksi satu jenis produk
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan perkiraan produksi 50.000 unit.
Jadi tarif BOP per unit :
Jika perusahaan pada bulan Januari memproduksi
60.000,- unit, maka total BOP dibebankan
adalah :
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan perkiraan produksi Rp. 90.000,Jadi tarif BOP per unit :
Jika jumlah Biaya BB Rp. 150.000,-, maka total
BOP dibebankan adalah :
3. Tarif BOP Berdasarkan Tenaga Kerja
Langsung
Dasar ini tepat jika :
digunakan pada perusahaan bertipe padat karya
Dasar ini tidak tepat jika :
- digunakan pd perusahaan yang memproduksi lebih dari
satu produk atau pesanan dngan BTKL yang berbeda
- BOP memasukkan unsur depresiasi yang tinggi dan
tidak
berhubungan langsung dengan BTKL
Dasar ini mudah karena informasi BTKL selalu tersedia
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan perkiraan TKL Rp. 400.000,Jadi tarif BOP per unit :
Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 350.000,-, maka
jumlah BOP dibebankan adalah :
4. Tarif BOP Berdasarkan Jam Kerja
Langsung
Tujuan : untuk mengantisipasi kelemahan
pembebanan
berdasar jumlah JTKL
Rumus
Tarif (Rp/TKL)
=
Estimasi jumlah
BOP
Estimasi jumlah JKL
Dasar ini tepat jika :
terdapat korelasi antara jam kerja langsung
dengan BOP
Dasar ini tidak tepat jika :
digunakan pada perusahaan yang padat modal
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan jam kerja langsung Rp. 25.000,Jadi tarif BOP per unit :
Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 150.000,-, maka
jumlah BOP dibebankan adalah :
5. Tarif BOP Berdasarkan Jam Mesin
Dasar ini tepat jika :
mesin digunakan secara ekstensif dan komponen
terbesar BOP adalah Depresiasi, biaya
pemeliharaan, dan biaya pemanfaatan mesin
lainnya.
Estimasi jumlah BOP
Rumus
Metode ini membutuhkan pekerjaan klerikal
tambahan, yaitu : mencatat jumlah jam mesin.
Jika proses produksi menggunakan beberapa mesin /
kelompok mesin, maka pembebanan dapat dilakukan
dengan menggunakan penimbang. Alternatif lainnya
perusahan dapat menggunakan dasar waktu
pemrosesan yg dignakan untuk memproduksi setiap
unit produk.
Tarif (Rp/JM) =
Estimasi jumlah Jam
mesin
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan jam kerja langsung 20.00jam
Jadi tarif BOP :
Jika diketahui penggunaan mesin sesungguhnya
7.000 jam maka jumlah BOP dibebankan adalah :
3. Menghitung tarif BOP
Rumus
:
Tarif BOP =
BOP yang
Dianggarkan
Taksiran Dasar
Pembebanan
E. PEMBEBANAN BOP KE PRODUK ATAS
DASAR TARIF
Untuk menganalisis selisih antara BOP sesungguhnya
dgn yg dibebankan ke produk atas dasar tarif, maka
BOP dipecah menjadi 2 :
1. Tarif BOP tetap
2. Tarif BOP Variabel
Sehingga tiap2 elemen BOP yg dianggarkan harus
sudah digolongkan sesuai dgn perilaku dlm
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Masalahnya : untuk menentukan tarif BOP, diikut
sertakan tidaknya elemen BOP bersifat tetap dalam
penghitungan Harga Pokok Produksi
2 pendapat ttg elemen-elemen biaya yg
dimasukkan dalam harga pokok produksi :
1. Semua biaya produksi merupakan HP Produksi, shg tdd :
BBB, BTKL, BOPT, BOPV.
Metode penentuan HP Produksi yg memperhitungkan
semua biaya produksi sbg HP Produksi disebut :
full costing method (absorption costing,
conventional costing)
2. HP Produksi hanya tdd biaya2 produksi yg berperilaku
variabel saja, shg tdd : BBB, BTKL, BOPV. Dan biaya2
produksi yg berperilaku tetap diperlakukan sebagai biaya
periode (period expense)
Metode penentuan HP Produksi yg hanya memperhitungkan
biaya produksi variabel saja sbg HP Produksi disebut :
Variable costing / Direct Costing (banyak
digunakan
untuk kepentingan manajemen intern)
Soal (a)
PT XYZ berproduksi atas dasar pesanan Anggaran BOP
disusun pd kapasitas normal 25.000 Jam Mesin, sbb:
Kode
Rek
Jenis Biaya
6101
6102
6103
6104
By bahan penolong
By Listrik & Air
By bahan bakar
BTKTL
6105
6106
By tunjangan
karyawan
By reparasi & pemel.
6107
6108
By Asuransi
Depresiasi
Jumlah Total
Tetap/
Variabe
l
V
V
V
V
T
T
V
T
T
T
BOP atas
dasar Tarif
BOP
Sesungguhn
ya
1.500.000
1.500.000
850.000
1.250.000
1.750.000
1.250.000
600.000
500.000
400.000
600.000
2.000.000
1.750.000
1.000.000
1.250.000
1.750.000
1.250.000
1.000.000
500.000
400.000
600.000
10.200.00
0
11.500.000
Catatan
Per kas
Per kas
Per kas
Soal (b)
Perhitungan tarif BOP (atas dasar tarif) :
Tarif BOP variabel = Rp. 5.700.00 : 25.000 = Rp 228/JM
Tarif BOP tetap
= Rp. 4.500.000 : 25.000 = Rp.
180/JM
Tarif BOP Total
= Rp. 408/JM
Jika Pada tahun 200X perusahaan menerima pesanan 250
unit, dengan waktu pengerjaan 20.000 Jam Mesin. Dengan
metode :
a. Full Costing
b. Variabel Costing
Hitunglah & Catat :
1. BOP yg dibebankan kpd produk dan catat ke dlm Jurnal!
2. Pengumpulan BOP Sesungguhnya !
3. Selisih BOP
Jawaban 1a) :
Pembebanan BOP kpd Produk
dlm Metode Full Costing
Jawaban 1b) :
Pembebanan BOP kpd Produk
dlm Metode Variabel Costing
PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA
BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan
dibandingkan dengan BOP yg dibebankan kpd
produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka
BOP yg sesungguhnya terjadi : dicatat dalam
rekening
kontrol BOP sesunggguhnya &
dirinci ke
dalam Kartu Biaya utk jenis
BOP yg
sesungguhnya terjadi
Selisihnya merupakan : BOP yg lebih atau kurang
dibebankan
(over or underapplied
factory
overhead cost)
Jawaban 2a) :
Pengumpulan BOP Sesungguhnya
dlm Metode Full Costing
Jurnal :
BDP Sesungguhnya
Rp. 11.500.000,Persediaan Bahan Penolong
Rp. 2.00.000,Persediaan Bahan Bakar
1.00.000,Gaji & Upah
3.000.000,Persediaan Suku Cadang
1.000.000,Biaya Asuransi Gedung 400.000,Akum.Dep. Mesin
600.000,Kas
3.500.000,(utk mencatatat BOP sesungguhnya tjd)
Jawaban 2b) :
Pengumpulan BOP Sesungguhnya
dlm Metode Variabel Costing
Pencatatan sama dengan full Costing, ttp krn BOP sesungguhnya dibebankan
sbg biaya periode terjadinya (tdk sbg HP Produksi) mk BOP yg telah dicatat
dlm BOP Sesungguhnya dibagi mjd 2 kelompok :
- BOPV Sesungguhnya
- BOPT Sesungguhnya
Jurnal :
1)
BDP Sesungguhnya
Rp. 11.500.000,Persediaan Bahan Penolong
Rp. 2.000.000,Persediaan Bahan Bakar
1.000.000,Gaji & Upah
3.000.000,Persediaan Suku Cadang
1.0000.000,Biaya Asuransi Gedung
400.000,Akum.Dep. Mesin
600.000,Kas
3.500.000,(utk mencatatat BOP sesungguhnya tjd)
2)
BOPV Sesungguhnyaq
Rp. 7.000.000,BOPT Sesungguhnya
4.500.000,BOP Sesungguhnya
Rp. 1 1.500.000,(utk mencatat pemisahan BOP Sesungguhnya tjd berdasarkan
perilakunya)
Jawaban 3a) :
Perhitungan & Analisis BOP
dgn Metode Full Costing
HP Produksi yg ditentukan dgn metode full costing, maka : pada akhir
periode
akuntnasi dilakukan perhitungan selisih BOP yg
dibebankan kepada
produk
Selisih BOP dapat dipecah kedalam 2 macam selisih (variance) :
a. Selisih anggaran (Budget Variance)
b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
Perhitungan :
-
Jawaban 3a) : Perhitungan & Analisis BOP dgn Metode Full Costing
a.
Selisih Anggaran (Budget Variance) /
Spending Variance
Perhitungan selisih anggaran (Metode 1) :
Perhitungan selisih anggaran (Metode 2)
Jawaban 3a) : Perhitungan & Analisis BOP dgn Metode Full Costing
b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
Faktor : tdk dipakainya / dilampauinya kapasitas yg dianggarkan
Selisih kapasitas : BOPT yg dianggarkan dgn BOPT yg dibebankan kpd
produk
Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 1) :
BOPT Dianggarkan
= Rp. 4.500.000
BOPT dibebankan kpd produk 20.000JM x Rp. 180 =
Selisih Kapasitas
= Rp.
900.000(R)
Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 2)
Kapasitas yg dianggarkan
25.000 JM
Kapasitas sesungguhnya yg dicapai
5.000 JM
Tarif BOP Tetap
Rp. 180,- / JM
Selisih Kapasitas
Rp.
900.000(R)
3.600.000
20.000 JM
Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 3)
BOP yg dianggarkan pd kapasitas sesungguhnya dicapai :
BOP Tetap
Rp. 4.500.000
BOP Variabel
5.600.000
Jml Biaya
Rp. 10.100.000
BOP yg dibebankan ke produk 20.000JM x Rp.460,9.200.000
Selisih Kapasitas
Rp.
900.000(R)
Jawaban 3b) :
Perhitungan & Analisis BOP
dgn Metode Variabel Costing
HP Produksi yg ditentukan dgn metode variabel costing, maka : pada akhir
periode
akuntnasi dilakukan perhitungan BOP yg lebih / kurang
dibebankan kepada produk
Perhitungan :
- BOPV yg dibebankan kpd produk : 20.000 JM x Rp. 280,- = Rp. 5.600.000
- BOPV Sesungguhnya
=
5.700.000
Selisih BOPV
= Rp. 100.000
Jurnal :
1) BOPV yg Dibebankan
Rp. 5.600.000,BOPV Sesungguhnya
Rp. 5.600.000,(utk menutup rek BOP yg dibebankan yg dibebankan ke BOPS)
2)
Selisih BOP Variabel
Rp. 100.000,BOPV Sesungguhnya
(utk mencatat selisih BOP Variabel)
-
Rp.
100.000,-
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (1)
Berbagai
Rek. Yg
dikredit
Pencatatan
BOP S
BOP
Sesungguhny
a
BOP yg
Dibebanka
n
Selisih BOP
BDP - BOP
Pembebanan BOP
atas Dasar Tarif
Gambar : pemindahan selisih BOP dr Rek. BOPS ke Rek. Selisih
BOP
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (2)
Tergantung kpd penyebab tjdnya selisih BOP :
Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek.
Persediaan BDP, Persediaan Barang
Jadi dan HP
Penjualan
(jika selisih krn kesalahan penghitungan tarif BOP,
dan keadaan lain yg tdk berhubungan dgn
efisiensi
prsh, spt : perubahan harga bahan
penolong,
perubahan tarif TKTL)
Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau
penambah Rek. HP Penjualan
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (3)
SOAL :
Dari soal PT XYZ, pada akhir tahun 200X selisih
BOP
Rp. 1.000.000,- saldo rekening;
Persediaan BDP
Rp.
500.000,Persediaan Brg jadi
2.500.000,Harga Pokok Penjualan
12.000.000,Jumlah Rp.15.000.000,Buat perhitungan pembebanan selisih BOP dan
catat
dalam jurnal dengan metode 1 & 2!
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (4)
Jawaban (Perhitungan)
Nama
Rekening
Selisih
BOP
Persd. BDP
Persd. Brg
Jadi
Saldo 31 Des
200X
sebelum
penyesuaian
Dasar
Penyesuaian
Saldo 31
Des 200X
setelah
penyesuaia
n
1.000.000
500.000 (5/150)x1.000.00
0
533.333,3
= 33.333,3
2.500.000
(25/150)x1.000.0 2.666.666,7
00
12.000.000
= 166.666,7 12.800.000
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (5)
Jawaban (JURNAL)
Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek. Persediaan BDP,
Persediaan
Barang Jadi dan HP Penjualan
Persd. BDP
Persd. Brg Jadi
HPP
Selisih BOP
33.333,3
166.666,7
800.000
-
1.000.000
Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau penambah
Rek. HP
Penjualan
HPP
Selisih BOP
1.000.000
-
1.000.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK
TARIF TUNGGAL
Pokok pembahasan : metode dan dasar
pembebanan BOP
dengan
berbagai permasalahannya.
Garis besar pembahasan : definisi, komponen,
perhitungan tarif BOP pabrik,
akumulasi
dan pencatatan BOP
sesungguhnya,
pembebanan BOP
dan selisih pembebanan.
Batasan pembahasan : perhitungan tarif BOP
dengan
tarif tunggal
Tarif tunggal : tarif yang berlaku secara
A. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik
BOP adalah : biaya produksi selain Biaya Bahan
Baku dan Biaya Tenaga kerja Langsung
Karakteristik BOP :
* Jumlahnya tidak proporsional dengan volume
produksi
* Tidak dapat ditelusur dan diidentifikasi
secara
langsung kepada produksi atau
pesanan.
* Jumlahnya tidak material.
B. PENGGOLONGAN BOP
Ada 3 cara :
1. menurut sifatnya
2. menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan
perubahan volime kegiatan
3. menurut hubungannya dengan departemen
C. Penggunaan Tarif Pembebanan Biaya
Overhead pabrik
BOP
dapat dibebankan kepada produk
atau pesanan berdasarkan :
* Jumlah sesunguhnya
* tarif yang ditentukan dimuka
Pembebanan BOP berdasarkan jumlah sesungguhnya
dapat menimbulkan masalah :
1. BOP sesungguhnya baru diketahui jumlahnya pada
akhir periode, sehingga sulit mengalokasikannya
kepada produk jadi setiap periode (ex. kepada
satu
pesanan atau setiap bulan)
2. Fluktuasi BOP karena jenis biaya tertentu yang
hanya
terjadi pada suatu periode akan
dibebankan sebagai
biaya pada periode yang
bersangkutan, padahal
biaya tersebut
memberikan manfaat lebih dari satu
periode (ex.
Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
yang
terjadi apda satu periode).
3. Kesulitan untuk menelusuri BOP kepada pesanan
atau produk tertentu
Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara :
membebankan BOP kepada produk atau pesanan
berdasarkan tarif ditentukan dimuka.
D. PERHITUNGAN TARIF BOP
Langkah dalam menentukan tarif BOP :
1. Menyusun anggaran BOP (menentukan level aktivitas)
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk
(menghitung
anggaran BOP pada level aktivitas yg telah ditentukan
tersebut)
3. Menghitung tarif BOP
1. Menyusun anggaran BOP
(menentukan level aktivitas)
Hrs diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas)
yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran
BOP
Level aktivitas antara lain :
1. Kapasitas teoritis
2. Kapasitas Praktis
3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
4. Kapasitas Normal
Kapasitas Teoritis : kapasitas untuk memproduksi
dengan kecepatan penuh (100%) tanpa interupsi
Kapasitas Praktis : kapasitas produksi dengan
mempertimbangkan interupsi yang tidak dapat
dihindari (besarnya 75%-85%) dari kapasitas
teoritis.
Contoh : perbaikan mesin, ketidakefisienan, waktu setup,
pengiriman material
Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan :
kapasitas
produksi berdasarkan output
sesungguhnya yg
diharapkan pada suatu periode.
Kapasitas Normal : kapasitas produksi rata-rata
jangka
panjang untuk menghindari fluktuasi
tingkat produksi (75% dari kapasitas teoritis).
KAPASITAS MENGANGGUR & KELEBIHAN
KAPASITAS
Kapasitas Menganggur (Iddle Capacity) :
- terjadi karena : kesenjangan antara tingkat produksi
dengan penjualan
- Jika biaya kapasitas menganggur dianggarkan untuk
suatu periode, maka biaya yg terjadi dpt dimasukkan
dalam perhitungan tarif jika hanya kapasitas
sesungguhnya yg diharapkan digunakan sebagai pembagi
Kelebihan Kapasitas (Excess Capacity) :
- terjadi karena : kapasitas produksi lebih besar
daripada kaapsitas yg diharapkan akan digunakan
(kelebihan kapasitas karena ketidakseimbangan
peralatan atau mesin satu dengan yang lain- BOP yang
timbul dari kelebihan kaapsitas dikeluarkan dari
perhitungan tarif BOP
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada
produk (menghitung anggaran BOP pada level
aktivitas yg telah ditentukan tersebut)
Faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan tarif:
* pembebanan (pembagi) dan pemilihan
level
aktivitas.
* dasar yang meminimumkan biaya klerikal
Pemilihan dasar yang tepat dapat menjamin
pembebanan jumlah BOP proporsional dengan pemicu
terjadinya biaya tersebut.
Dasar pembebanan BOP :
1. Unit Produksi
4. Jam Kerja Langsung
2. Biaya Bahan Baku 5. Jam Mesin
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung
1. Tarif BOP Berdasarkan Unit Produksi
Rumus :
Tarif (Rp/Unit)
=
Estimasi jumlah
BOP
Estimasi unit
produksi
Dasar unit produksi menjadi tidak tepat jika
perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis
produk
Contoh :
Perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk :
Produk Perkira
an
Kuanti
tas
K
L
M
N
8.000
6.000
9.000
5.000
Faktor
Penim
bang
(unit)
4
3
2
4
Tarif per penimbang :
Total
32.00
0
18.00
0
18.00
0
20.00
0
88.00
0
Tarif
per
Penim
bang
(Rp)
2
2
2
2
Perkiraa
n BOP
64.000
36.000
36.000
40.000
176.000
Tarif BOP
(Rp)
8
6
4
8
2. Tarif BOP Berdasarkan Bahan Baku
Tarif BOP ditentukan berdasarkan Biaya BB, jika :
terdapat
hubungan antara jumlah BOP
dengan biaya BB
yg dipakai
Rumus
Tarif (Rp/Unit)
=
Estimasi jumlah
BOP
Estimasi jumlah
BOP
Kelemahan dasar pembebanan ini : jika suatu
produk
membutuhkan BB yg harganya
lebih tinggi daripada
produk lain, sedangkan
keduanya memerlukan proses
produksi yang
sama, maka produk lain akan dibebani BOP yang
lebih tinggi
Contoh :
Perusahaan memproduksi satu jenis produk
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan perkiraan produksi 50.000 unit.
Jadi tarif BOP per unit :
Jika perusahaan pada bulan Januari memproduksi
60.000,- unit, maka total BOP dibebankan
adalah :
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan perkiraan produksi Rp. 90.000,Jadi tarif BOP per unit :
Jika jumlah Biaya BB Rp. 150.000,-, maka total
BOP dibebankan adalah :
3. Tarif BOP Berdasarkan Tenaga Kerja
Langsung
Dasar ini tepat jika :
digunakan pada perusahaan bertipe padat karya
Dasar ini tidak tepat jika :
- digunakan pd perusahaan yang memproduksi lebih dari
satu produk atau pesanan dngan BTKL yang berbeda
- BOP memasukkan unsur depresiasi yang tinggi dan
tidak
berhubungan langsung dengan BTKL
Dasar ini mudah karena informasi BTKL selalu tersedia
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan perkiraan TKL Rp. 400.000,Jadi tarif BOP per unit :
Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 350.000,-, maka
jumlah BOP dibebankan adalah :
4. Tarif BOP Berdasarkan Jam Kerja
Langsung
Tujuan : untuk mengantisipasi kelemahan
pembebanan
berdasar jumlah JTKL
Rumus
Tarif (Rp/TKL)
=
Estimasi jumlah
BOP
Estimasi jumlah JKL
Dasar ini tepat jika :
terdapat korelasi antara jam kerja langsung
dengan BOP
Dasar ini tidak tepat jika :
digunakan pada perusahaan yang padat modal
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan jam kerja langsung Rp. 25.000,Jadi tarif BOP per unit :
Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 150.000,-, maka
jumlah BOP dibebankan adalah :
5. Tarif BOP Berdasarkan Jam Mesin
Dasar ini tepat jika :
mesin digunakan secara ekstensif dan komponen
terbesar BOP adalah Depresiasi, biaya
pemeliharaan, dan biaya pemanfaatan mesin
lainnya.
Estimasi jumlah BOP
Rumus
Metode ini membutuhkan pekerjaan klerikal
tambahan, yaitu : mencatat jumlah jam mesin.
Jika proses produksi menggunakan beberapa mesin /
kelompok mesin, maka pembebanan dapat dilakukan
dengan menggunakan penimbang. Alternatif lainnya
perusahan dapat menggunakan dasar waktu
pemrosesan yg dignakan untuk memproduksi setiap
unit produk.
Tarif (Rp/JM) =
Estimasi jumlah Jam
mesin
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,dan jam kerja langsung 20.00jam
Jadi tarif BOP :
Jika diketahui penggunaan mesin sesungguhnya
7.000 jam maka jumlah BOP dibebankan adalah :
3. Menghitung tarif BOP
Rumus
:
Tarif BOP =
BOP yang
Dianggarkan
Taksiran Dasar
Pembebanan
E. PEMBEBANAN BOP KE PRODUK ATAS
DASAR TARIF
Untuk menganalisis selisih antara BOP sesungguhnya
dgn yg dibebankan ke produk atas dasar tarif, maka
BOP dipecah menjadi 2 :
1. Tarif BOP tetap
2. Tarif BOP Variabel
Sehingga tiap2 elemen BOP yg dianggarkan harus
sudah digolongkan sesuai dgn perilaku dlm
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Masalahnya : untuk menentukan tarif BOP, diikut
sertakan tidaknya elemen BOP bersifat tetap dalam
penghitungan Harga Pokok Produksi
2 pendapat ttg elemen-elemen biaya yg
dimasukkan dalam harga pokok produksi :
1. Semua biaya produksi merupakan HP Produksi, shg tdd :
BBB, BTKL, BOPT, BOPV.
Metode penentuan HP Produksi yg memperhitungkan
semua biaya produksi sbg HP Produksi disebut :
full costing method (absorption costing,
conventional costing)
2. HP Produksi hanya tdd biaya2 produksi yg berperilaku
variabel saja, shg tdd : BBB, BTKL, BOPV. Dan biaya2
produksi yg berperilaku tetap diperlakukan sebagai biaya
periode (period expense)
Metode penentuan HP Produksi yg hanya memperhitungkan
biaya produksi variabel saja sbg HP Produksi disebut :
Variable costing / Direct Costing (banyak
digunakan
untuk kepentingan manajemen intern)
Soal (a)
PT XYZ berproduksi atas dasar pesanan Anggaran BOP
disusun pd kapasitas normal 25.000 Jam Mesin, sbb:
Kode
Rek
Jenis Biaya
6101
6102
6103
6104
By bahan penolong
By Listrik & Air
By bahan bakar
BTKTL
6105
6106
By tunjangan
karyawan
By reparasi & pemel.
6107
6108
By Asuransi
Depresiasi
Jumlah Total
Tetap/
Variabe
l
V
V
V
V
T
T
V
T
T
T
BOP atas
dasar Tarif
BOP
Sesungguhn
ya
1.500.000
1.500.000
850.000
1.250.000
1.750.000
1.250.000
600.000
500.000
400.000
600.000
2.000.000
1.750.000
1.000.000
1.250.000
1.750.000
1.250.000
1.000.000
500.000
400.000
600.000
10.200.00
0
11.500.000
Catatan
Per kas
Per kas
Per kas
Soal (b)
Perhitungan tarif BOP (atas dasar tarif) :
Tarif BOP variabel = Rp. 5.700.00 : 25.000 = Rp 228/JM
Tarif BOP tetap
= Rp. 4.500.000 : 25.000 = Rp.
180/JM
Tarif BOP Total
= Rp. 408/JM
Jika Pada tahun 200X perusahaan menerima pesanan 250
unit, dengan waktu pengerjaan 20.000 Jam Mesin. Dengan
metode :
a. Full Costing
b. Variabel Costing
Hitunglah & Catat :
1. BOP yg dibebankan kpd produk dan catat ke dlm Jurnal!
2. Pengumpulan BOP Sesungguhnya !
3. Selisih BOP
Jawaban 1a) :
Pembebanan BOP kpd Produk
dlm Metode Full Costing
Jawaban 1b) :
Pembebanan BOP kpd Produk
dlm Metode Variabel Costing
PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA
BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan
dibandingkan dengan BOP yg dibebankan kpd
produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka
BOP yg sesungguhnya terjadi : dicatat dalam
rekening
kontrol BOP sesunggguhnya &
dirinci ke
dalam Kartu Biaya utk jenis
BOP yg
sesungguhnya terjadi
Selisihnya merupakan : BOP yg lebih atau kurang
dibebankan
(over or underapplied
factory
overhead cost)
Jawaban 2a) :
Pengumpulan BOP Sesungguhnya
dlm Metode Full Costing
Jurnal :
BDP Sesungguhnya
Rp. 11.500.000,Persediaan Bahan Penolong
Rp. 2.00.000,Persediaan Bahan Bakar
1.00.000,Gaji & Upah
3.000.000,Persediaan Suku Cadang
1.000.000,Biaya Asuransi Gedung 400.000,Akum.Dep. Mesin
600.000,Kas
3.500.000,(utk mencatatat BOP sesungguhnya tjd)
Jawaban 2b) :
Pengumpulan BOP Sesungguhnya
dlm Metode Variabel Costing
Pencatatan sama dengan full Costing, ttp krn BOP sesungguhnya dibebankan
sbg biaya periode terjadinya (tdk sbg HP Produksi) mk BOP yg telah dicatat
dlm BOP Sesungguhnya dibagi mjd 2 kelompok :
- BOPV Sesungguhnya
- BOPT Sesungguhnya
Jurnal :
1)
BDP Sesungguhnya
Rp. 11.500.000,Persediaan Bahan Penolong
Rp. 2.000.000,Persediaan Bahan Bakar
1.000.000,Gaji & Upah
3.000.000,Persediaan Suku Cadang
1.0000.000,Biaya Asuransi Gedung
400.000,Akum.Dep. Mesin
600.000,Kas
3.500.000,(utk mencatatat BOP sesungguhnya tjd)
2)
BOPV Sesungguhnyaq
Rp. 7.000.000,BOPT Sesungguhnya
4.500.000,BOP Sesungguhnya
Rp. 1 1.500.000,(utk mencatat pemisahan BOP Sesungguhnya tjd berdasarkan
perilakunya)
Jawaban 3a) :
Perhitungan & Analisis BOP
dgn Metode Full Costing
HP Produksi yg ditentukan dgn metode full costing, maka : pada akhir
periode
akuntnasi dilakukan perhitungan selisih BOP yg
dibebankan kepada
produk
Selisih BOP dapat dipecah kedalam 2 macam selisih (variance) :
a. Selisih anggaran (Budget Variance)
b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
Perhitungan :
-
Jawaban 3a) : Perhitungan & Analisis BOP dgn Metode Full Costing
a.
Selisih Anggaran (Budget Variance) /
Spending Variance
Perhitungan selisih anggaran (Metode 1) :
Perhitungan selisih anggaran (Metode 2)
Jawaban 3a) : Perhitungan & Analisis BOP dgn Metode Full Costing
b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
Faktor : tdk dipakainya / dilampauinya kapasitas yg dianggarkan
Selisih kapasitas : BOPT yg dianggarkan dgn BOPT yg dibebankan kpd
produk
Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 1) :
BOPT Dianggarkan
= Rp. 4.500.000
BOPT dibebankan kpd produk 20.000JM x Rp. 180 =
Selisih Kapasitas
= Rp.
900.000(R)
Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 2)
Kapasitas yg dianggarkan
25.000 JM
Kapasitas sesungguhnya yg dicapai
5.000 JM
Tarif BOP Tetap
Rp. 180,- / JM
Selisih Kapasitas
Rp.
900.000(R)
3.600.000
20.000 JM
Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 3)
BOP yg dianggarkan pd kapasitas sesungguhnya dicapai :
BOP Tetap
Rp. 4.500.000
BOP Variabel
5.600.000
Jml Biaya
Rp. 10.100.000
BOP yg dibebankan ke produk 20.000JM x Rp.460,9.200.000
Selisih Kapasitas
Rp.
900.000(R)
Jawaban 3b) :
Perhitungan & Analisis BOP
dgn Metode Variabel Costing
HP Produksi yg ditentukan dgn metode variabel costing, maka : pada akhir
periode
akuntnasi dilakukan perhitungan BOP yg lebih / kurang
dibebankan kepada produk
Perhitungan :
- BOPV yg dibebankan kpd produk : 20.000 JM x Rp. 280,- = Rp. 5.600.000
- BOPV Sesungguhnya
=
5.700.000
Selisih BOPV
= Rp. 100.000
Jurnal :
1) BOPV yg Dibebankan
Rp. 5.600.000,BOPV Sesungguhnya
Rp. 5.600.000,(utk menutup rek BOP yg dibebankan yg dibebankan ke BOPS)
2)
Selisih BOP Variabel
Rp. 100.000,BOPV Sesungguhnya
(utk mencatat selisih BOP Variabel)
-
Rp.
100.000,-
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (1)
Berbagai
Rek. Yg
dikredit
Pencatatan
BOP S
BOP
Sesungguhny
a
BOP yg
Dibebanka
n
Selisih BOP
BDP - BOP
Pembebanan BOP
atas Dasar Tarif
Gambar : pemindahan selisih BOP dr Rek. BOPS ke Rek. Selisih
BOP
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (2)
Tergantung kpd penyebab tjdnya selisih BOP :
Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek.
Persediaan BDP, Persediaan Barang
Jadi dan HP
Penjualan
(jika selisih krn kesalahan penghitungan tarif BOP,
dan keadaan lain yg tdk berhubungan dgn
efisiensi
prsh, spt : perubahan harga bahan
penolong,
perubahan tarif TKTL)
Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau
penambah Rek. HP Penjualan
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (3)
SOAL :
Dari soal PT XYZ, pada akhir tahun 200X selisih
BOP
Rp. 1.000.000,- saldo rekening;
Persediaan BDP
Rp.
500.000,Persediaan Brg jadi
2.500.000,Harga Pokok Penjualan
12.000.000,Jumlah Rp.15.000.000,Buat perhitungan pembebanan selisih BOP dan
catat
dalam jurnal dengan metode 1 & 2!
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (4)
Jawaban (Perhitungan)
Nama
Rekening
Selisih
BOP
Persd. BDP
Persd. Brg
Jadi
Saldo 31 Des
200X
sebelum
penyesuaian
Dasar
Penyesuaian
Saldo 31
Des 200X
setelah
penyesuaia
n
1.000.000
500.000 (5/150)x1.000.00
0
533.333,3
= 33.333,3
2.500.000
(25/150)x1.000.0 2.666.666,7
00
12.000.000
= 166.666,7 12.800.000
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (5)
Jawaban (JURNAL)
Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek. Persediaan BDP,
Persediaan
Barang Jadi dan HP Penjualan
Persd. BDP
Persd. Brg Jadi
HPP
Selisih BOP
33.333,3
166.666,7
800.000
-
1.000.000
Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau penambah
Rek. HP
Penjualan
HPP
Selisih BOP
1.000.000
-
1.000.000