PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

FAQ
bahasa indonesia

Q: Apa itu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
A: PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), atau
PT PII, adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk
dan berada di bawah pembinaan dan pengawasan
Kementerian Keuangan, yang memiliki tugas untuk
menyediakan penjaminan proyek infrastruktur dengan
skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Pendirian
PT PII merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk
melakukan percepatan pembangunan infrastruktur di
Indonesia dengan menyediakan dukungan kontinjen/
penjaminan atas risiko yang ditimbulkan oleh tindakan
atau non-tindakan pemerintah yang berdampak pada
penurunan nilai keekonomian proyek KPS infrastruktur.
Q: Apa yang dimaksud dengan Proyek KPS? Apa saja
bentuknya?
A: Proyek KPS merupakan proyek infrastruktur yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah untuk dibangun dan dibiayai
pihak swasta melalui ikatan perjanjian (kontrak) yang

melibatkan suatu instansi pemerintah (sektor publik)
dan suatu badan usaha (sektor swasta). Setelah
mendapatkan penetapan dari Pemerintah, pihak swasta
bertanggung jawab atas desain, konstruksi, pembiayaan
dan operasi dari proyek. Kontrak KPS biasanya memiliki
jangka waktu yang relatif panjang (lebih dari 15 tahun)
untuk memungkinkan pengembalian investasi pihak
swasta. Basis dari kontrak KPS adalah pembagian
alokasi risiko proyek KPS antara Pemerintah (melalui
KPK) dan Swasta, dimana tiap risiko dialokasikan
kepada pihak yang secara relatif lebih mampu
mengendalikan, mengelola, mencegah ataupun
menyerapnya. Bentuk proyek KPS dapat berupa
kerjasama operasi dan pemeliharaan fasilitas
infrastruktur hingga pembiayaan, penyediaan dan
pengoperasian fasilitas infrastruktur.
Q: Apa yang dimaksud dengan PJPK?
A: PJPK (Penanggung Jawab Proyek Kerjasama) merupakan
mitra yang mewakili Pemerintah dalam KPS. Entitas
PJPK dapat berupa Kementerian/Lembaga/Pemerintah

Daerah atau Badan Usaha Milik Negera (BUMN) /Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bertanggung jawab
untuk menyediakan infrastruktur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
FAQ PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

1

Q: Apa saja yang dapat dijamin oleh PT PII?
A: Pada dasarnya penjaminan dapat diberikan atas
kewajiban inansial PJPK yang muncul akibat terjadinya
risiko yang telah dialokasikan kepada PJPK dalam
Perjanjian KPS, sepanjang kewajiban inansial tersebut
dapat dikuantiikasi atau terdapat formula kompensasinya
pada saat perjanjian kerjasama ditandatangani. Contoh
kewajiban inansial yang bisa mendapatkan Penjaminan
Infrastruktur adalah kewajiban yang timbul akibat adanya
keterlambatan pengurusan perijinan/lisensi, perubahan
peraturan perundangan, ketiadaan penyesuaian tarif
dan kegagalan pengintegrasian jaringan/fasilitas.

Q: Apa tujuan pendirian PT PII?
A: Ringkasnya, tujuan pembentukan PT PII adalah sebagai
berikut:
Menyediakan penjaminan pada proyek Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha/Swasta (KPS)
dibidang Infrastruktur.
Meningkatkan kelayakan kredit (creditworthiness),
utamanya bankability proyek-proyek KPS Infrastruktur.
Meningkatkan tata kelola (governance), konsistensi dan
transparansi dalam proses pemberian penjaminan.
Meminimalkan kemungkinan terjadinya sudden
shock terhadap APBN dan ring-fencing eksposur
kewajiban kontinjensi Pemerintah.

2

FAQ PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Q: Regulasi apa saja yang terkait pemberian Penjaminan
Infrastruktur oleh PT PII?

A: Terdapat enam peraturan inti yang terkait langsung, yaitu:
Peraturan Presiden No. 67/2005 tentang Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur berikut amandemennya Peraturan
Presiden No. 13/2010 dan Peraturan Presiden No.
56/2011.
Peraturan
Presiden
No.
78/2010
tentang
Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan
Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur.
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 260/
PMK.011/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha.
Peraturan Pemerintah No. 35/2009 tentang
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Untuk

Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) Dibidang
Penjaminan Infrastruktur.
Peraturan Pemerintah No. 88/2010 tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara untuk PT PII.
Peraturan Pemerintah No. 55/2011 tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara untuk PT PII.
Peraturan Pemerintah No. 68/2012 tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara untuk PT
PII.

Q: Proyek Infrastruktur apa yang dijamin oleh PT PII?
A: Proyek infrastruktur yang dapat dijamin oleh PT PII
adalah proyek infrastruktur yang merupakan proyek
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) sesuai dengan
kriteria yang ditentukan oleh Peraturan Presiden No. 13
tahun 2010. Peraturan Presiden tersebut menetapkan
8 (delapan) sektor yang dapat diberi penjaminan,
yaitu: Transportasi, Jalan/Jembatan Tol, Pengairan, Air
Minum, Air Limbah, dan Persampahan, Telekomunikasi
dan Informatika, Listrik, dan Transmisi dan/atau

Distribusi Minyak dan Gas Bumi.

FAQ PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

3

Q: Apa kriteria sebuah proyek Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS) yang bisa dijamin oleh PT PII?
A: Secara umum, proyek KPS yang bisa diberikan jaminan
oleh PT PII adalah proyek KPS yang pemilihan mitra
swastanya dilakukan sesuai dengan Peraturan Presiden
No. 13/2010 dan Peraturan Presiden No. 56/2011.
Proyek KPS tersebut harus melalui proses lelang,
memiliki kelayakan teknis, ekonomi dan keuangan, serta
memenuhi ketentuan Iingkungan dan sosial. Kriteria lain
yang menjadi pertimbangan adalah proyek KPS tersebut
harus memenuhi ketentuan perundang-undangan
sektor, memiliki dokumen studi kelayakan yang dilakukan
oleh ahli yang kredibel dan terdapat ketentuan arbitrase
yang mengikat dalam Perjanjian Kerjasama.

Q: Bagaimana alur proses untuk mendapatkan penjaminan
atas proyek? Apakah pihak swasta yang berminat
atas suatu proyek dapat langsung melakukan aplikasi
kepada PT PII?
A: Aplikasi untuk mendapatkan penjaminan PT PII harus
disampaikan oleh PJPK proyek terkait. Berdasarkan
permintaan PJPK, PT PII akan melakukan evaluasi
dan menstruktur penjaminan. Jika proyek KPS
dinyatakan layak mendapatkan penjaminan, PT PII akan
mengeluarkan Pernyataan Kesediaan Penjaminan atas
proyek, yang selanjutnya oleh PJPK akan dicantumkan
dalam dokumen tender untuk kepentingan para peserta
Ielang saat menyusun dokumen penawaran mereka.
Proses permohonan penjaminan ini secara rinci diatur
dalam Perpres No. 78/2010 dan PMK No. 260/2010.

4

FAQ PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)


Q: Apakah ada biaya terkait penjaminan PT PII ini? Jika ya,
bagaimana strukturnya, berapa besarannya dan siapa
yang menanggung?
A: Pihak swasta yang menerima manfaat penjaminan
infrastruktur akan membayar biaya penjaminan. Struktur
imbal jasa penjaminan tersebut berbentuk One-Time Fee
(dihitung terhadap nilai proyek) dan Recurring Fee (dihitung
terhadap nilai eksposur penjaminan yang diberikan). Selain
tergantung kepada nilai proyek dan nilai eksposur
penjaminan, besaran imbal jasa penjaminan tersebut akan
mempertimbangkan proil risiko proyek, cakupan
penjaminan, dan durasi penjaminan. Secara indikatif,
untuk saat ini tingkat imbal jasa penjaminan One-Time
Fee adalah sekitar 100 basis poin, sedangkan untuk
recurring fee adalah sekitar 50 - 100 basis poin.
(Catatan: Tingkat imbal jasa penjaminan dapat berubah-ubah sesuai
dengan struktur penjaminan dan transaksi setiap proyek).

Q: Apa manfaat dari pendirian PT PII untuk Pemerintah?
A: Manfaat pendirian PT PII untuk Pemerintah adalah untuk:

Menarik minat investor swasta dan lembaga keuangan
dalam berpartisipasi di proyek KPS, sehingga tingkat
keberhasilan eksekusi proyek sesuai rencana dan
jadwal menjadi lebih tinggi.
Meningkatkan kompetisi dalam proses tender
sehingga diharapkan diperoleh proposal tender yang
berkualitas dan mendapatkan harga yang kompetitif.
Q: Apa manfaat dari pendirian PT PII untuk Sektor Swasta?
A: Manfaat pendirian PT PII untuk sektor swasta adalah:
Mitigasi risiko bagi sektor swasta yang tidak dapat
dicakup dari pasar.
Peningkatan transparansi, kejelasan dan consistency
akan proses evaluasi dan pemberian penjaminan
bagi proyek.
Peningkatan bankability dari proyek.
Memperpanjang jangka waktu pinjaman, yang
berdampak pada harga penawaran (bid) yang lebih
kompetitif.
Memberikan insentif bagi PJPK untuk membuat
kontrak yang memenuhi standar yang berlaku umum/

internasional.

FAQ PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

5

Q: Bagaimana proses penjaminan yang dilakukan oleh PT
PII?
A: Proses pemberian jaminan terhadap suatu proyek oleh
PT PII meliputi:
Konsultasi/Bimbingan
(Consultation/Guidance):
Memberikan informasi rinci tentang penjaminan
oleh PT PII, seperti kriteria penjaminan, proses yang
harus dilakukan untuk memperoleh jaminan, contoh
perjanjian konsesi, dsb.
Penyaringan (Screening): Mengevaluasi Formulir
Penyaringan (Screening Form) yang disampaikan
PJPK kepada PT PII untuk menentukan kualiikasi
proyek atau eligibilitas dalam memperoleh jaminan

berdasarkan regulasi atau ketentuan yang ada.
Beberapa kriteria umum antara lain: termasuk sektor
yang tercantum dalam Perpres No. 13/2010, proyek
selaras dengan prioritas Pemerintah, dan dokumentasi
proyek telah disiapkan oleh ahli yang kredibel.
Evaluasi (Appraisal): Melakukan evaluasi kelayakan
proyek secara rinci dari aspek legal, teknik, ekonomi
dan keuangan, serta lingkungan dan sosial, termasuk
juga evaluasi terhadap kemampuan PJPK untuk
memenuhi kewajiban inansialnya sesuai perjanjian
konsesi.
Penstrukturan (Structuring): Menetapkan struktur
penjaminan serta menyusun ketentuan dan kondisi
penjaminan, misalnya jangka waktu, kewajiban
inansial dan risiko yang dijamin, yang disesuaikan
untuk masing-masing proyek KPS.
Bentuk dan tata cara pemberian jaminan serta
mekanisme pengajuan dan penyelesaian klaim diatur
secara spesiik dalam Perpes No. 78/2010 dan PMK
No. 260/2010.

6

FAQ PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Q: Dengan Modal PT PII yang terbatas, bagaimana PT PII
menjamin proyek infrastruktur yang nilainya jauh lebih
besar?
A: Jika nilai proyek yang harus dijamin melebihi kemampuan
modalnya, PT PII dapat melakukan penjaminan bersama
(co-guarantee) dengan lembaga pembangunan multilateral
(Mulitilateral Development Agency/MDA, seperti Bank
Dunia), dengan institusi keuangan lainnya atau dengan
Pemerintah Republik Indonesia. Mekanisme co-guarantee
ini akan tertuang dalam Perjanjian Penjaminan (Guarantee
Agreement) antara investor/lender dengan para
Penjamin. PT PII memiliki fasilitas penjaminan (guarantee
facility) sebesar USD 480 juta dari Bank Dunia, lembaga
dengan peringkat kredit AAA. Meskipun penjaminan
proyek dilakukan melalui struktur penjaminan
bersama/co-guarantee, proses penjaminan, termasuk
evaluasi (appraisal) dilakukan oleh PT PII sesuai
dengan kebijakan satu pelaksana (single window
policy).
Q: Apa yang dimaksud dengan Single Window Policy?
A: Single Window Policy atau kebijakan satu pelaksana
adalah kebijakan penugasan Pemerintah kepada PT PII
sebagai Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur untuk
melaksanakan proses penjaminan Pemerintah. Manfaat
dari kebijakan satu pelaksana ini adalah untuk mewujudkan
transparansi dan konsistensi dalam pemrosesan
pemberian jaminan dan klaim dalam rangka meningkatkan
kepercayaan investor untuk berpartisipasi dalam proyekproyek infrastruktur di Indonesia.
Q: Bagaimana PT PII dapat mempertahankan posisi
inansialnya jika terjadi klaim penjaminan?
A: Sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan, PT PII memiliki hak Regres kepada PJPK atas
setiap klaim yang dibayarkan PT PII kepada investor.
Nilai Regres yang dapat ditagihkan oleh PT PII kepada
PJPK adalah nilai klaim yang telah dibayarkan, dengan
memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of
money). Hak PT PII dan kewajiban PJPK ini dituangkan
dalam suatu Perjanjian Regres antara PT PII dan PJPK
yang akan ditandatangani sebelum PT PII menandatangani
Perjanjian Penjaminan dengan pihak Swasta. Adanya
skema regres ini akan dapat memastikan keberlangsungan
kondisi inansial PT PII.
FAQ PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

7

Q: Mengapa diperlukan Perjanjian Regres?
A: Disamping untuk memastikan keberlangsungan kondisi
inansial (inancial sustainability) PT PII, Perjanjian Regres
(Recourse Agreement) diperlukan untuk memastikan
PJPK bertanggungjawab atas kewajiban-kewajibannya
(baik inansial maupun non-inansial) yang telah
disepakati dalam kontrak KPS.

Kontra Penjaminan bagi Fasilitas Penjaminan dari MDA

Q: Bagaimana pengaturan antara Perjanjian Regres,
Perjanjian Penjaminan dan Perjanjian KPS?
A: Gambar berikut menunjukkan pengaturan semua
perjanjian yang terkait transaksi KPS.

Kementerian
Keuangan

Penyertaan Modal & Kebijakan Penjaminan

Usulan Penjaminan

Perjanjian Regres

Fasilitas Kredit & Penjaminan

Lembaga
Pembangunan
Multilateral/
Lain-lain

Perjanjian
Penjaminan

PJPK (Kementerian
BUMN, Pemda)

Perjanjian Penjaminan Bersama
Perjanjian KPS

Pelaksana
Proyek/Investor

8

FAQ PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)