Peraturan Dirjen Perbendaharaan | KPPN TANJUNGBALAI

,
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONES.IA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 33
IPB/2011
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HIBAH NOMOR 2007 66 089
KfW JERMAN UNTUK PROYEK FOREST PROGRAMME
(SUPPORT FOR THE MINISTRY OF FORESTRy)

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Menimbang

Mengingat

a.

bahwa dalam rangka melaksanakan strategi konservasi hutan dan
pengelolaan hutan lestari yang menghasilkan penurunan emisi gas
rumah kaca dari sektor kehutanan dan perbaikan taraf hidup

masyarakat sekitar hutan, Pemerintah Indonesia memperoleh dana
hibah dari KfW Jerman untuk Proyek Forest Programme (Support for
the Ministry of Forestry);

b.

bahwa untuk pengelolaan dana hibah Nomor 2007 66 089, perlu
petunjuk pelaksanaan pencairan dana hibah dimaksud;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana
Hibah Nomor 2007 66 089 KfW Jerman Untuk Proyek Forest
Programme (Support for the Ministry of Forestry);

1.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan .
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 tentang

Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan Dalam
Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Dana
Pinjaman Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4092);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 23, Tambahan セ@
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202);
(

6.
7.

8.


9.
10.

11.
12.

13.

14.

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana
telah diu bah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun
2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang

Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1431PMK.05/2006 tentang Tata
Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101 /PMK.01/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaa n;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas
Nomor 185/KMK.03/1995 dan Kep.031/KeU5/1995 tentang Tata Cara
Perencanaan , Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pemantauan
Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah dengan
SKB Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan NasionaliKetua Bappenas Nomor 459/KMK.03/1999
dan KEP-264/KET/09/1999;
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas
Beban Anggaran · Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana

telah diu bah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-11/PB/2011;
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-4/PB/2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembebanan Dana Pinjaman
dan/atau Hibah Luar Negeri Melalui Mekanisme Rekening Khusus;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HIBAH NOMOR 2007 66
089 KfW JERMAN UNTUK PROYEK FOREST PROGRAMME (SUPPORT
FOR THE MINISTRY OF FORESTRy) .

BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud
dengan:
-2-


r

1.

Forest Programme adalah program kerjasama keuangan antara
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federal
Jerman yang bertujuan untuk melaksanakan strategi konservasi hutan
dan pengelolaan hutan lestari yang menghasilkan penurunan emisi
gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan perbaikan taraf hidup
masyarakat sekitar hutan.

2.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

3.


Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran selanjutnya disebut DIPA atau
dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA, adalah suatu
dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara yang berfungsi sebagai
dokumen pelaksanaan anggaran dan dokumen pendukung akuntansi
pemerintahan.

4.

Hibah Pemerintah yang selanjutnya disebut Hibah adalah setiap
penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan,
rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari
Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari
dalam negeri atau luar negeri.

5.

Perjanjian Hibah adalah kesepakatan tertulis mengenai Hibah antara
Pemerintah dan Pemberi Hibah yang dituangkan dalam dokumen

perjanjian pemberian hibah atau dokumen lain yang dipersamakan.

6.

Pemberi Hibah adalah pihak yang berasal dari dalam negeri atau luar
negeri yang memberikan Hibah kepada Pemerintah.

7 ... Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut PNKuasa PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau
kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pad a
Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.
8.

No Objection Letter atau dokumen yang dipersamakan yang
selanjutnya disebut NOL adalah surat persetujuan dari Pemberi Hibah
atas suatu kontrak dengan jumlah batasan tertentu atau tanpa batasan
nilai berdasarkan jenis pekerjaan yang ditetapkan.

9.


Executing Agency yang selanjutnya disingkat EA adalah Kementerianl
Lembaga yang menjadi penanggung jawab secara keseluruhan
pelaksanaan kegiatan.

10. Pembayaran Langsung (direct payment) yang selanjutnya disingkat PL
adalah penarikan dana yang dilakukan oleh KPPN yang ditunjuk atas
permintaan PNKuasa PA
dengan cara mengajukan Aplikasi
Penarikan Dana (withdrawal application) kepada Pemberi Hibah untuk
membayar langsung kepada rekanan/pihak yang dituju.
11. Rekening Khusus (special account) yang selanjutnya disebut Reksus
adalah Rekening Pemerintah yang dibuka oleh Menteri Keuangan
pada Bank Indonesia atau Bank yang ditunjuk untuk menampung dan
menyalurkan dana Hibah tertentu dan dapat dipulihkan saldonya
(bersifat revolving) setelah dipertanggungjawabkan kepada Pemberi

Hib'h.

-3-


r

12. Dana Awal Rekening Khusus yang selanjutnya disebut initial
deposit adalah dana awal yang ditempatkan pad a Rekening Khusus
oleh Pemberi Hibah atas permintaan Bendahara Umum Negara atau
Kuasa Bendahara Umum Negara untuk kebutuhan pemoiayaan
selama periode tertentu atau sejumlah yang ditentukan dalam
Perjanjian Hibah.
13. Withdrawal Application yang selanjutnya disingkat WA adalah
dokumen yang digunakan untuk melakukan penarikan Initial Deposit
dana hibah, pengisian kembali Rekening Khusus, dan/atau penarikan
untuk penggantian atas pengeluaran-pengeluaran yang telah
dibayarkan terlebih dahulu oleh Pemerintah.
14. Replenishment adalah pengisian kembali dana pad a Reksus oleh
pemberi pinjaman/hibah luar negeri untuk mengganti pengeluaran
yang telah terjadi sesuai permintaan pada WA yang diajukan oleh
Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
15. Reimbursement adalah penggantian kembali dana dari pemerintah
yang telah digunakan sebagai dana talangan karena Reksus tidak
cukup atau kosong sesuai permintaan pad a WA yang diajukan oleh
Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
16. Backlog atas dana Hibah adalah penggunaan Dana Talangan
Pemerintah dalam rangka penarikan dana Hibah melalui mekanisme
Reksus yang belum dimintakan dan/atau belum mendapatkan
penggantian dan/atau tidak mendapatkan penggantian dari Pemberi
Hibah.
17. Ineligible adalah pengeluaran atas SP2D Reksus berdasarkan SPM
yang diajukan oleh PAiKuasa PA yang tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Perjanjian. Hibah, pengeluaran atas SP2D
Reksus tersebut tidak diakui dan/atau tidak mendapat penggantian
dari Pemberi Hibah.
18. Closing Date adalah batas akhir waktu untuk pencairan dana hibah
luar negeri melalui penerbitan SP2D oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.

19. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat
KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dan merupakan Kuasa Bendahara Umum Negara yang melaksanakan
tugas pembayaran sebagaimana tercantum dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran.
20. Bank Operasional I yang selanjutnya disebut BO I adalah bank
operasional mitra kerja Kuasa Bendahara Umum Negara di daerah
yang menyalurkan dana APBN untuk pengeluaran non-gaji bulanan
(termasuk kekurangan gaji dan gaji susulan) dan Uang Persediaan.
21. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PAiKuasa PA atau pejabat lain yang
ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau
dokumen lain yang dipersamakan.
22. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D
adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM.
23. Surat Perintah Pembebanan SP2D-Reksus yang selanjutnya disebut
SPB-SP2D adalah Surat Perintah Pembebanan Reksus yang
diterbitkan oleh KPPN berdasarkan SP2D-Reksus.
セ@
-4-

24. Daftar SPB adalah daftar rekapitulasi SPB-SP2D yang diterbitkan oleh
KPPN pada hari berkenaan untuk disampaikan kepada Direktorat
Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdirektorat Rekening Pinjaman dan
Hibah.
25. Daftar Surat Perintah Debet yang selanjutnya disebut Daftar SPD
adalah daftar surat perintah pendebitan Reksus yang diterbitkan oleh
Direktorat Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdirektorat Rekening
Pinjaman dan Hibah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia atau Bank
atas dasar SPB-SP2D.
26. Warkat Pembebanan Rekening yang selanjutnya disingkat WPR
adalah sarana penarikan rekening giro yang distandardisasi oleh Bank
Indonesia untuk memindahbukukan dana atas beban Reksus ke RKUN atau rekening yang dituju.
27. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka
kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat revolving, diberikan kepada
bendahara pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional
sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
28. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah
uang yang diberikan kepada Satker untuk kebutuhan yang sangat
mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.

Pasal2



(1) Spesifikasi dari hibah dimaksud adalah sebagai berikut:
a.

Nomor Perjanjian Hibah

200766089

b.

Nomor Register

71227101

c.

Tanggal Penandatanganan

19 Oktober 2010

d.

Tanggal Efektif

19 Oktober 2010

e.

Closing Date

30 Desember 2017

f.

Jumlah Hibah

EUR020,000,000

g.

Nomor Reksus

602.002991980

h.

Initial Deposit

Sesuai Rencana Kebutuhan 4
(em pat) bulan

i.

Persentase Pembiayaan

j.

Executing Agency

100% Grant
Biro Perencanaan
Sekretariat Jenderal
Kementerian Kehutanan

(2) Perubahan terkait spesifikasi dan kategori hibah dimaksud sesuai
amendment Financing/Separate Agreement dan/atau persetujuan dari
Pemberi Hibah, diatur dan ditetapkan melalui Surat Direktur
Pengelolaan
Kas
Negara
atas
nama
Direktur
Jenderal

I

Pomeo',',rnoo.

-5-

BAB II
PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN
Pasal3
(1) Tata cara pembayaran dana hibah Nomor 2007 66 089 dilaksanakan
menggunakan mekanisme PL dan mekanisme Reksus.
(2) Tata cara pembayaran dengan mekanisme PL sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan untuk:
a. pembayaran kegiatan kategori 4 (Consultancy) ;
b. pembayaran kegiatan Kategori 5 (Monitoring) dan Kategori 6
(Demonstration Activities) apabila nilai kontrak lebih dari
EUR0350,000.
(3) Tata cara pembayaran dengan mekanisme Reksus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk kegiatan at as semua
kategori kecuali untuk kategori sebagaimana dimaksud pad a ayat (2).
(4) Pembayaran dana hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dibebankan pad a Rekening Khusus Nomor 602.002991980 pad a
Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta.
(5) Pembebanan dan pembayaran dana hibah Nomor 2007 66 089
dilakukan sesuai dengan Kategori dan Porsi Pembiayaan
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini
BAB III
PENCAIRAN DANA
Pasal4
Pencairan dana hibah dengan menggunakan mekanisme PL sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dilakukan oleh KPPN yang ditunjuk dalam
DIPA (KPPN Khusus Jakarta VI) berdasarkan permintaan PAlKuasa PA
dengan cara mengajukan Aplikasi Penarikan Dana kepada Pemberi Hibah
untuk membayar langsung kepada rekanan/pihak yang dituju.
Pasal5
(1) Pencairan dana melalui mekanisme Reksus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) dilaksanakan melalui penerbitan SP2D oleh
KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA berdasarkan
DIPA.
(2) Terhadap SPM l,IPITUP yang diajukan oleh PAlKuasa PA, KPPN
menerbitkan SP2D UPITUP atas beban Kas Negara pad a BO I mitra
kerja KPPN.
(3) Terhadap SPM-LS Reksus yang diajukan oleh PAlKuasa PA, KPPN
menerbitkan SP2D-LS Reksus alas beban Kas Negara pada BO I
milra kerja KPPN, sekaligus menerbitkan SPB-SP2D sebesar jumlah
pengeluaran yang tercantum di dalam SPM-LS Reksus yang
bersangkutan.
(4) Terhadap SPM-GUP lsi Reksus yang diajukan oleh PAlKuasa PA,
KPPN menerbitkan SP2D-GUP lsi Reksus atas beban Kas Negara
pada BO I mitra kerja KPPN, sekaligus menerbitkan SPB-SP2D
sebesar jumlah pengeluaran yang tercantum di dalam SPM-GUP lsi
Reksus yang bersangkutan.
-6-

t

(5) Terhadap SPM-GUP Potongan Reksus yang diajukan oleh PAlKuasa
PA, KPPN menerbilkan SP2D-GUP Polongan Reksus sebesar jumlah
yang masih dapat dibayarkan alas beban Kas Negara pada BO I milra
kerja KPPN ; sekaligus menerbitkan SPB-SP2D sebesar jumlah
pengeluaran yang lercantum di dalam SPM-GUP Polongan Reksus
yang bersangkulan.
(6) Terhadap SPM-GUP Nihil Reksus yang diajukan oleh PAlKuasa PA,
KPPN menerbitkan SP2D-GUP Nihil Reksus, sekaligus menerbilkan
SPB-SP2D sebesar jumlah pengeluaran atau potongan yang
tercantum di dalam SPM-GUP Nihil Reksus yang bersangkutan.
(7) Terhadap penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (3), (4),
(5) , dan (6), KPPN mengirimkan lembar kedua SP2D dimaksud
kepada PAlKuasa PA.
(8) Terhadap penerbilan SPB-SP2D sebagaimana dimaksud pada ayal
(3) , (4), (5), dan (6), KPPN menyampaikan SPB-SP2D asli kepada
Direktoral Pengelolaan Kas Negara dan lembusan kepada PAlKuasa
PA.
(9) Terhadap SPM-GUP Polongan Reksus atau SPM-GUP Nihil Reksus
sebagaimana dimaksud pad a ayat (5) dan ayat (6), KPPN tidak
menerbitkan SPM/SP2D Reksus Pengganti.
Pasal6
Dalam penerbitan SP2D, KPPN harus memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
a. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang mensyaratkan NOL, dapat
dilaksanakan apabila SPM yang diajukan dilampiri copy NOL atas
kontrak yang bersangkutan.
b. NOL sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah NOL terhadap
kontrak yang telah ditetapkan/ditandatangani (Final/Signed Contract) .
c. Pada SPM harus tercantum nomor hibah, nomor register, nomor
Reksus, kode kategori, porsi pembiayaan, nilai, nom or dan tanggal
kontrak termasuk addendum, nomor dan tanggal Berita Acara
Pembayaran, dan tanggal NOL (apabila dipersyaratkan).
d. Dalam hal penerbitan SP2D untuk keperluan pembayaran kontrakkontrak dalam valuta asing, tidak diperkenankan merupiahkan tagihan
valuta asing terse but.
e. Pengajuan dokumen untuk pembayaran sebagaimana dimaksud pada
ィオイセヲ@
d disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI.
BAB IV
PENGISIAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
Pasal7
(1) Pengisian/penggantian kembali dana Reksus menjadi tanggung jawab
Executing Agency bersangkutan dan dilaksanakan secara berkala
dengan menyampaikan WA replenishment/reimbursement kepada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direklorat Pengelolaan Kas (
Negara.
-7-

(2) Pengajuan WA replenishment/reimbursement sebagaimana dimaksud
pada ayal (1) dapal dilakukan selelah paling kurang 50% pengeluaran
dana initial deposit dapal dipertanggungjawabkan dengan dilampiri
dokumen pendukung:
a. rencana kebuluhan unluk em pal bulan kedepan;
b. rekonsiliasi Reksus; dan
c. statement of expenditure dan payment certificate dari konsullan.
(3) Executing Agency menyampaikan WA replenishmentlreimbursement
berdasarkan copy rekening koran Reksus dan copy rekening bunga
Reksus kepada Direkloral Jenderal Perbendaharaan c.q. Direkloral
Pengelolaan Kas Negara dengan kelenluan sebagai berikut:

a. Executing Agency menerima copy SP2D Reksus beserta dokumen
pendukungnya dari PAiKuasa PA.
b. Executing Agency menerima copy rekening koran Reksus dan
copy rekening bunga Reksus hibah berkenaan dari Direkloral
Jenderal Perbendaharaan c.q. Direkloral Pengelolaan Kas Negara.
c. Berdasarkan copy rekening koran Reksus, copy rekening bunga
Reksus, dan copy SP2D Reksus yang dilerima, Executing Agency
menyiapkan dan menyampaikan WA dalam rangka replenishment
kepada Direkloral Jenderal Perbendaharaan c.q. Direkloral
Pengelolaan Kas Negara.
d. Apabila lerdapal pengeluaran yang membebani rekening dana
lalangan, Executing Agency menyiapkan dan menyampaikan WA
dalam rangka reimbursement kepada Direkloral Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direklorat Pengelolaan Kas Negara.
(4) Direktoral Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas
Negara memeriksa dan meneliti WA replenishment/reimbursement
yang diterima dari Executing Agency. Setelah WA replenishment/
reimbursement dinyatakan benar, Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c.q . Direktoral Pengelolaan Kas Negara menerbitkan covering leiter
WA replenishment/reimbursement dan menyampaikan secara lengkap
WA replenishment/reimbursement tersebut kepada Pemberi Hibah.
(5) Apabila Executing Agency tidak melaksanakan kewajiban untuk
menyampaikan WA replenishment/reimbursement secara berkala, dan
mengakibatkan saldo dana yang lersedia pada Reksus berkenaan di
Bank Indonesia tidak mencukupi, Direklur Jenderal Perbendaharaan
c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara dapat menerbitkan surat
perinlah penghentian pembayaran sementara kepada KPPN.
(6) Pembayaran kembali alas penghentian pembayaran semenlara
sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dapat dilaksanakan setelah
KPPN menerima surat pemberitahuan dari Direktur Jenderal
Perbendaharaan c.q . Direktur Pengelolaan Kas Negara.

!
-8-

BAB V
PELAPORAN DAN PENGIRIMAN DOKUMEN
Pasal8
(1) Terhadap penerbitan SPB-SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6), KPPN menerbitkan Daftar
SPB dalam rangkap 2 (dua), lembar asli untuk Direktorat Pengelolaan
Kas Negara dan lembar kedua sebagai pertinggal KPPN.
(2) KPPN membukukan SPM-LS/GUP Isi/Potongan/Nihii Reksus yang
telah diterbitkan SP2D-nya sebagai pengeluaran anggaran dengan
membebankan pada akun terkait.
(3) Paling lambat pukul 17.00 waktu setempat pad a hari yang sama
dengan tanggal penerbitan SP2D Reksus atau SPB-SP2D, KPPN
menyampaikan:
a.

Daftar SPB berupa Arsip Data Komputer (ADK) menggunakan
program aplikasi yang tersedia melalui saluran komunikasi data
ke alamat http://komda.perbendaharaan.goJdlfileupload1.php;

b.

Daftar SPB yang telah ditandatangani oleh Kepala KPPN atau
pejabat yang ditunjuk (softcopy dengan format PDF)
menggunakan aplikasi e-SPB pad a web-intranet dengan alamat
http://10.O.32. 152.

(4) KPPN menyampaikan asli SPB-SP2D dan asli Daftar SPB beserta
. seluruh copy SP2D Reksus minggu sebelumnya kepada Direktorat
Pengelolaan Kas Negara pada hari Senin atau awal hari kerja minggu
berikutnya dengan sarana ekspedisi terce pat.
(5) Alamat penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
adalah:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
u.p. Subdirektorat Rekening Pinjaman dan Hibah
Gedung Prijadi Praptosuhardjo I Lantai 4
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710
BABVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 9
(1) Dalam hal dipersyaratkan, Executing Agency menyusun Financial
Statement of Special Account untuk kepentingan audit penggunaan
Reksus oleh eksternal auditor.
(2) Financial Statement of Special Account sebagaimana dimaksud pad a
ayat (1), disampaikan kepada Pemberi Hibah dan Direktur Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara.

Pasal10
(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi hibah luar negeri
dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Pengesahan faktur pajak dan Surat Setoran Pajak dilakukan sesuai
ketentuan.
-9-

r

Pasal11
(1) Pengeluaran atas SP2D yang telah membebani Reksus tetapi belum
dimintakan penggantiannya kepada PHLN dinyatakan backlog sampai
dengan
SP2D · Reksus
berkenaan
diajukan
replenishment!
reimbursement dan telah mendapat penggantian.
(2) Pengeluaran atas SP2D Reksus berdasarkan SPM yang diajukan oleh
PNKuasa PA yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur
dalam NPHLN dikategorikan sebagai pengeluaran ineligible.
(3) Atas pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Direktur Jenderal Perbendaharaan menyampaikan surat
pemberitahuan kepada Pimpinan Kementerian/Lembaga dengan
tembusan kepada Direktur Jenderal Anggaran.
(4) Pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), menjadi tanggung jawab Kementerian/Lembaga yang
bersangkutan dan harus diperhitungkan dalam revisi DIPA tahun
anggaran berjalan atau dibebankan dalam DIPA tahun anggaran
berikutnya.
Pasal 12
(1) Bunga yang diperoleh dari Reksus dikembalikan ke Reksus berkenaan
untuk digunakan lebih lanjut pada kegiatan proyek yang bersangkutan.
(2) Pemberi Hibah diperbolehkan untuk mendapatkan informasi dan
dokumen terkait dengan penggunaan Reksus.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal13
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 16 Juni
DIREKTUR JENDERAL,

-10-

2011


LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 33
IPB/2011 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HIBAH NOMOR 2007 66
089 KfW JERMAN UNTUK PROYEK FOREST PROGRAMME
(SUPPORT FOR THE MINISTRY OF FORESTRY)

DAFTAR KATEGORI DAN PORSI PEMBIAYMN DANA HIBAH NOMOR 2007 66 089
KtW JERMAN UNTUK PROYEK FOREST PROGRAMME
(SUPPORT FOR THE MINISTRY OF FORESTRY)

Kode
Kategori

Project Component
(Uraian Kategori)

Jumlah
Pembiayaan
(dalam valuta
Euro)

Porsi
Pembiayaan

(1 )

(2)

(3)

(4)

1.
2.
3.
4.
5.

NPMU Implementation
DPMU Implementation

-

6.
7.
8.

Demonstration Activities 3)
Physical Contingencies
Financial Contingencies

110.000
240.000

100 %
100 %

-

Consultancy ')
Monitoring 2)

-

3.400 .510
2.180.000

100 %
100 %

13.000.000
534.745
534.745

100 %
100 %
100 %

20,000,000

Total
Catatan:

') Untuk pekerjaan Kategori 4 (Consultancy), pembayaran melalui mekanisme PL.
2) Untuk pekerjaan Kategori 5 (Monitoring), kontrak dengan nilai > Euro350,OOO
pembayaran melalui mekanisme PL.
3) Untuk pekerjaan Kategori 6 (Demonstration Activities), kontrak dengan nilai > Euro350,000
pembayaran melalui mekanisme PL.
- NOLdari KtW untu k kontrak " Rp200.000.000

DIREKTUR JENDER_A L,

-11-