Peraturan Dirjen Perbendaharaan | KPPN TANJUNGBALAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-82 /PB/2011
TENTANG
PEDOMAN AKUNTANSI PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH
PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
Menimbang

bahwa dalam rangka tenvujudnya penyajian piutang di neraca
terjaga agar nilainya sama dengan nilai bersih yang dapat
direalisasikan, perlu dilakukan penyisihan piutang tak tertagih;
bahwa sesuai dengan Pasal 75 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat, Direktur Jenderal Perbendaharaan
mengatur ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan
laporan keuangan bagi entitas pelaporan dan pos-pos tertentu
yang memerlukan perlakuan khusus;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dirnaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang
Tak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lernbaga:

Mengingat

1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007 tentang
Bagan Akun Standar:
2. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171/PMK.05/2007 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat:
3 Peraturan Menteri Keuangan Nornor 201/PMK.06/2010 tentang
Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan
Penyisihan Piutang tak tertagih;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI PENYISIHAN PIUTANG TAK
TERTAGIH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA.
BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud
dengan:
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada
Kementerian Negara/Lembaga dan/atau hak Kementerian
Negara/Lembaga yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.
Kualitas Piutang adalah hampiran atas ketertagihan piutang yang
(

diukur berdasarkan kepatuhan membayar kewajiban oleh debitor.
Penyisihan Piutang Tak tertagih adalah cadangan yang harus
dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang
berdasarkan penggolongan kualitas piutang.
Piutang Jangka Pendek adalah piutang yang akan jatuh tempo
atau akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan sejak
tanggal pelaporan.
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo
atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal

pelaporan.
yang
keuangan
laporan
komponen
adalah
Neraca
menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban. clan ekuitas pada tanggal tertentu.
Catatan atas Laporan Keuangan adalah laporan yang menyajikan
informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran.
neraca, dan laporan arus kas dalam rangka pengungkapan yang
memadai
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya
disebut UAKPA, adalah unit akuntansi instansi yang melakukan
kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja, termasuk
satuan kerja perangkat daerah yang menerima alokasi dana
dekonsentrasi/tugas pembantuan.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah, yang

selanjutnya disebut UAPPA-W, adalah unit akuntansi instansi yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan
maupun barang seluruh UAKPA yang berada dalam wilayah
kerjanya.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1, yang
selanjutnya disebut UAPPA-E1 . adalah unit akuntansi instansi
yang melakukan kegiatan penggabungan laporan. baik keuangan
maupun barang seluruh UAPPA-W yang berada di wilayah
kerjanya serta UAKPA yang langsung berada di bawahnya.
11. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut
UAPA, adalah unit akuntansi instansi pada tingkat Kementerian
Negara/Lembaga (Pengguna Anggaran) yang melakukan kegiatan
penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh
UAPPA-E1 yang berada di bawahnya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Pedoman akuntansi penyisihan piutang tak tertagih yang diatur
dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rneliputi:
a. Piutang PNBP di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga

berdasarkan pungutan pendapatan negara, tidak termasuk di
lingkungan Bendahara Umum Negara:

f

b Piutang PNBP di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga
berdasarkan perikatan, tidak termasuk uang muka belanja,
belanja dibayar dimuka, serta pinjaman dan penerusan
pinjaman;

c. Piutang PNBP di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga
karena Tuntutan PerbendaharaanlTuntutan Ganti Rugi.
(2) Jurnal standar dan akun-akun yang tercantum dalam Lampiran
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini meliputi seluruh akun penyisihan piutang tak
tertagih, termasuk piutang perpajakan dan piutang atas
pelaksanaan tugas Menteri Keuangan selaku BUN.

BAB III
AKUNTANSI PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH

Pasal 3
UAKPA melakukan akuntansi penyisihan piutang tak tertagih
terhadap piutang yang dimiliki dan/atau dikuasainya.
Penyisihan piutang tak tertagih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diterapkan terhadap piutang jangka pendek dan piutang jangka
panjang.
(3) Penghitungan penyisihan piutang tak tertagih dijabarkan di dalam
Kartu Penyisihan Piutang Tak tertagih sesuai dengan Format yang
tercantum pada Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
Nilai penyisihan piutang tak tertagih sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak bersifat akumulatif tetapi ditetapkan setiap semester
dan tahunan sesuai perkembangan kualitas piutang.
Tata cara penetapan kualitas piutang dan besarnya tarif
penyisihan piutang tak tertagih dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai kualitas
piutang Kementerian Negara/Lembaga dan pembentukan
penyisihan piutang tak tertagih sebagaimana Lampiran Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal 4

Untuk mendukung pencatatan akuntansi, UAKPA melakukan
penatausahaan piutang yang mengacu kepada Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan yang mengatur mengenai Petunjuk
Teknis Penatausahaan Piutang PNBP pada Satuan Kerja
Kementerian Negara/Lembaga.
Pasal 5
Berdasarkan Kartu Penyisihan Piutang sebagaimana tersebut
pada Pasal 3 ayat (3). UAKPA melakukan pencatatan atas
penyisihan piutang tak tertagih di dalam sistem akuntansi yang
dibuat setiap semester dan tahunan dengan menggunakan

it

formulir jurnal aset sesuai dengan Format yang diatur dalam
Lampiran II yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini.

BAB IV
TATA CARA PELAPORAN SERTA PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN

Pasal 6
UAKPA menyajikan penyisihan piutang tak tertagih di dalam
neraca setiap semester dan tahunan.
UAKPA mengungkapkan informasi yang lebih rinci tentang
penyisihan piutang tak tertagih di dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
(3) UAKPA menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tak
tertagih melalui laporan keuangan ke UAPPA-W atau UAPPA-E1
setiap semester dan tahunan.
Pasal 7
UAPPA-W menyajikan dan mengungkapkan penyisihan piutang
tak tertagih di dalarn laporan keuangan UAPPA-W setiap semester
dan tahunan berdasarkan laporan keuangan UAKPA.
UAPPA-W mengungkapkan lebih rinci penyisihan piutang tak
tertagih di dalarn Catatan atas Laporan Keuangan.
(3) UAPPA-W menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang
tak tertagih melalui laporan keuangan kepada UAPPA-E1 setiap
semester dan tahunan.
Pasal 8
UAPPA-E1 menyajikan penyisihan piutang tak tertagih di dalarn

laporan keuangan UAPPA-E1 setiap semester dan tahunan
berdasarkan laporan keuangan UAPPA-W/UAKPA.
UAPPA-E1 mengungkapkan lebih rind penyisihan piutang tak
tertagih di dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(3) UAPPA-E1 menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang
tak tertagih melalui laporan keuangan kepada UAPA setiap
semester dan tahunan.
Pasal 9
UAPA menyajikan penyisihan piutang tak tertagih di dalam neraca
UAPA setiap semester dan tahunan berdasarkan laporan
keuangan UAPPA-E1.
UAPA mengungkapkan lebih rinci penyisihan piutang tak tertagih
di dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(3) UAPA menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tak
tertagih melalui laporan keuangan kepada Menteri Keuangan c.q
Ditjen Perbendaharaan setiap semester dan tahunan.

BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 10

pada
Prosedur Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Kementerian Negara/Lembaga diatur dalam Lampiran Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal 11
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan untuk digunakan mulai penyusunan laporan keuangan
kementerian negara/lembaga tahun 2011.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3o Nopember 2011
DIREKTUR JiEr•JDEP,,A,L,

/az
AGUS SUPRIJANTO
NIP 19530814 197507 1 001

EL,

Lampiran Perdirjen No: PER- 8z /PB/2011

Tanggal: 30 Nopember 2011

BAB I
PENDAHULUAN
Paragraph 43 PSAP 01 Lampiran II PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). menyatakan bahwa neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pospos yang antara lain adalah piutang pajak dan piutang bukan pajak. Hal ini sejalan dengan
basis akuntansi yang diterapkan pemerintah saat ini sebagaimana diatur di dalam paragraph
39 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Lampiran II PP 71 Tahun 2010. yaitu
basis akrual untuk pengakuan aset. kewajiban. dan ekuitas dana. Oleh karena itu.
kementerian negara/lembaga yang memiliki piutang baik piutang pajak maupun piutang
bukan pajak wajib menyajikannya di dalam neraca.
Sesuai dengan paragraph 63 PSAP 01 Lampiran II PP

71

Tabun 2010, piutang

dicatat sebesar nilai nominal, artinya sebesar nilai yang tercantum di dalam dokumen
piutang. Namun demikian, untuk menjaga relevansinya terhadap pengambilan keputusan
serta untuk memperhitungkan ada potensi ketidaktertagihan suatu piutang.
Sehubungan dengan hal tersebut, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)
telah menerbitkan Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 06 tentang
Piutang yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dad SAP. Buletin teknis ini
menjabarkan lebih rinci tentang jenis-jenis piutang pemerintah, pengakuan, pengukuran, dan
penyajian serta pengungkapan piutang pemerintah dalam laporan keuangan pemerintah.
Lebih lanjut Buletin Teknis tersebut menguraikan tentang penyajian aset berupa
piutang di neraca harus dijaga agar nilainya sama dengan nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value). Untuk itu, diperlukan metode untuk menyesuaikan nilai
piutang berdasarkan kualitas atau tingkat resiko ketidaktertagihannya. Metode yang lazim
digunakan di dalam akuntansi adalah dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih
berdasarkan kualitas piutang pada setiap tanggal pelaporan.
Untuk memberikan pemahaman yang sama tentang kualitas piutang path
kementerian negara/lembaga dan tata cara pengukuran penyisihan piutang, pemerintah
telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tanggal 23
November 2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan
Penyisihan Piutang Tak Tertagih. Ketentuan ini akan diterapkan pada penyusunan Laporan
Keuangan Pernerintah Pusat dan Laporan Keuangan K/L mulai tahun anggaran 2011.
Mengingat pengakuan, pengukuran dan penyajian piutang pemerintah tersebut
cukup kompleks maka diperlukan petunjuk teknis yang dapat dijadikan acuan bagi setiap
entitas di dalam melakukan proses akuntansi yang meliputi pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam laporan keuangan pemerintah.

Pedoman teknis dimaksud meliputi tata cara penentuan kualitas piutang, penetapan besaran
nilai piutang untuk perhitungan penyisihan, penetapan tarif penyisihan, jurnal standar, dan
akun-akun yang digunakan.
Kementerian negara/lembaga yang tidak melakukan penilaian atas kualitas piutang
yang dirnilikinya. tidak melakukan pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih. dan
tidak melakukan pemantauan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar hasil
penagihan piutang yang telah disisihkan senantiasa dapat direalisasikan dikenakan sanksi
administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri Keuangan

BAB II
TATA CARA PENENTUAN KUALITAS PIUTANG DAN PERSENTASE
PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH

A. PENGGOLONGAN KUALITAS PIUTANG
Penggolongan kualitas piutang merupakan salah satu dasar untuk menentukan
besaran tarif penyisihan piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan
mempertimbangkan jatuh tempo dan perkembangan upaya penagihan yang dilakukan oleh
pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi piutang pada tanggal pelaporan.
Kualitas piutang ditetapkan dalam 4 (empat) golongan, yaitu: kuatitas lancar, kualitas kurang
lancar. kuatitas diragukan, dan kualitas macet.
Beberapa jenis piutang pada beberapa unit eselon I Kementerian Keuangan
memiliki karakteristik yang spesifik, sehingga memerlukan pengaturan tersendiri.
Penggolongan piutang pajak dan kualitas piutang di bidang perpajakan diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak, penggolongan piutang pajak dan kualitas piutang di
bidang kepabeanan dan cukai diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai,
sedangkan piutang lainnya seperti Piutang Penerusan Pinjaman diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan. Dengan demikian peraturan ini hanya akan membahas
penggolongan kualitas piutang penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) yang berada di
kementerian negara/lembaga. Namun demikian untuk penetapan kode-kode akun
penyisihan piutang tak tertagih tetap mencakup keseluruhan jenis piutang pemerintah.
Penggolangan kualitas piutang PNBP adalah sebagai berikut:
Kualitas lancar

Apabila belurn dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal
jatuh tempo yang ditetapkan.

Kualitas Kurang Lancar

Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

Kualitas Diragukan

Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan

Kualitas Macet

Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan
pelunasan: atau
Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang

Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

B. PEMBENTUKAN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH
Kementerian negara/lembaga wajib membentuk Penyisihan Piutang tidak Tertagih
balk yang umum maupun yang khusus. Penyisihan piutang tidak Tertagih ditentukan
sebagai berikut:
Penyisihan piutang tidak tertagih yang umum ditetapkan paling sedikit 5%o (lima
permil) dari piutang yang memiliki kualitas lancar.
Penyisihan piutang tidak tertagih khusus ditetapkan sebagai berikut:
10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah
dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan.
50% (lima puluh persen) dan piutang dengan kualitas diragukan setelah
dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan.
c. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi
dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan.
Nilai agunan atau barang sitaan mungkin sama, kurang, atau lebih dari nilai
piutangnya. Agunan atau barang sitaan yang nilainya melebihi saldo piutangnya
diperhitungkan sama dengan sisa piutang. Dengan demikian nilai piutang setelah dikurangi
nilai agunan atau nilai barang sitaan tidak akan minus, paling rendah nol. Hal ini
menunjukkan bahwa piutang yang memiliki nilai agunan atau nilai barang sitaan sama
dengan atau lebih dari nilai piutangnya dianggap terbebas dari risiko tidak tertagih.
Prosentase penyisihan piutang tidak tertagih ditetapkan berdasarkan kualitas piutang
pada tanggal pelaporan dengan mengabaikan prosentase penyisihan piutang tidak tertagih
periode pelaporan sebelumnya. Dengan demikian. penyisihan piutang tidak tertagih
ditetapkan setiap semester berdasarkan kondisi kualitas piutang pada saat itu dan tidak
dilakukan akumulasi atas penyisihan piutang sebagaimana diperlakukan dalam penyusutan
aset tetap.
Berikut Bagan Alur Pembentukan Penyisihan Piutang Tak Tertagih

I-

Data Piutang

Menilai
Kuahtas Piutang

Selesai )

Ya
Piutang yg
Kuahtasnya
Menu run?

PENYISIHAN KFIUSUS sesuai
Kualitas yang 6.1111
15

C
Kualitas Piutang
KURANG tANCAR

Kualitas Piutang
DIRAGUKAN
r rN YC IH M4

/-•

Penyetihan
Khusus 10K

Penyisthan
Khusus 50%

.1_ "

KuahtaS Piutang
mACET

Penyisihan
Khusus 100%

,1e

C. NILAI AGUNAN DAN BARANG SITAAN
Nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan
penyisihan piutang tidak tertagih adalah sebagai berikut:
100% dari agunan berupa surat berharga yang diterbitkan BI, SBN, garansi bank,
tabungan atau deposito yang diblokir pada bank. emas. dan logam mulia.
80% dari nilai hak tanggungan atas tanah bersertifikat hak milik (SHM) atau hak
guna bangunan (SHGB) berikut bangunan diatasnya
60% dari nilai jual objek pajak atas tanah besertifikat hak milik (SHM), hak guna
bangunan (SHGB) atau hak pakai, berikut bangunan di atasnya yang tidak diikat
dengan hak tanggungan
50 % dari nilai jual objek pajak alas tanah dengan bukti kepemilikan berupa Surat
Girik (letter C) atau bukti kepemilikan non sertifikat lainnya yang dilampiri surat
pemberitahuan pajak terhutang (SPPT) terakhir

50% dari nilai hipotik atas pesawat udara dan kapal laut dengan isi kotor paling
sedikit 20 meter kubik
50% dari nilai jaminan fidusia atas kendaraan bermotor
7. 50% dari nilai atas pesawat udara, kapal laut, dan kendaraan bermotor yang tidak
diikat sesuai ketentuan yang berlaku dan disertai bukti kepemilikan
8 Agunan selain di alas dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam
pembentukan penyisihan piutang tidak tertagih setelah mendapat persetujuan dari
Menteri Keuangan
Nilai barang sitaan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan
penyisihan piutang tidak tertagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
ditetapkan sebesar:
100% dari agunan berupa surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, surat
berharga negara. tabungan dan deposito yang diblokir pada bank, emas dan logam
mulia
60% dari nilai jual objek pajak alas tanah bersertifikat hak milik (SHM) , hak guna
bangunan (SHGB). atau hak pakai, berikut bangunan di atasnya
50% dari nilai jual objek pajak atas tanah dengan bukti kepemilikan berupa Surat
Girik (letter C) atau bukti kepernilikan non sertifikat lainnya yang dilampiri surat
pemberitahuan pajak terhutang (SPPT) terakhir
50% dari nilai atas pesawat udara, kapal laut, dan kendaraan bermotor yang disertai
bukti kepemilikan.
Barang sitaan selain yang di atas tidak diperhitungkan sebagai pengurang dalam
pembentukan penyisihan piutang tidak tertagih.
Nilai agunan atau barang sitaan bersumber dari nilai yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang. Apabila sumber nilai agunan atau barang sitaan tersebut tidak diperoleh,
agunan atau barang sitaan tidak diperhitungkan sebagai faktor pengurang penyisihan
piutang tidak tertagih. Menteri Keuangan cq. DJKN berwenang melakukan penilaian
kembali atas nilai agunan dan/atau barang sitaan yang telah diperhitungkan sebagai
pengurang dalam pembentukan penyisihan piutang tidak tertagih apabila kementerian
negara/lembaga tidak memenuhi ketentuan. Ketentuan mengenai penilaian agunan atau
barang sitaan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan penyisihan
piutang tidak tertagih dilaksanakan secara bertahap dalam 5 (lima) tahun sejak 2010.

Jadi. untuk piutang yang tidak dalam kategori golongan lancar. nilai piutang yang
akan diperhitungkan untuk membentuk penyisihan piutang tidak tertagih adalah setelah
dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan yang dapat diperhitungkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Untuk mempermudah pembentukan penyisihan piutang
tidak tertagih entitas perlu membuat Kartu Penyisihan Piutang tidak Tertagih (terlampir).
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut in' diberikan ilustrasi sebagai
berikut:
Ilustrasi 1
Satuan kerja ABC memiliki piutang PNBP senilai Rp 75 juta yang sudah menunggak 2 bulan
dan telah diterbitkan surat tagihan pertama pada bulan November 2011. Agunan berupa
tanah dengan bukti kepemilikan berupa Surat Girik (letter C) dengan NJOP Rp 50 juta. Maka
perhitungan pembentukan penyisihan piutang tidak tertagih per 31 Desember 2011 adalah
sebagai berikut:
Nilai piutang yang akan dibuat penyisihannya: 75 juta — (50% x Rp 50 juta) = Rp 50
juta
Kualitas piutang: kualitas kurang lancar
Prosentase penyisihan piutang tidak tertagih: 10%
Penyisihan piutang tidak tertagih = 10% x Rp 50 juta = Rp 5 juta
Ilustrasi 2
Satuan kerja DEF pada tanggal 31 Desember 2010 memiliki piutang yang sudah
dikelompokkan berdasarkan kualitas piutang beserta agunannya seperti berikut ini:
Ku rang Lancar

Diragukan

Macet

Rp750.000,00

Rp250.000,00

Nilai Piutang

Rp10.000.000,00

Rp1.500.000,00

Agunan

Tanah dengan

Honda Astrea Grand

Tanah tanpa hak

hak tanggungan

tahun 1998

tanggungan

Rp8.000.000,00

Rp2.500.000,00

Nilai Agunan

0

Besarnya penyisihan piutang tak tertagih akan dihitung sebagai berikut:

Rp6.000.000,00

Lancar

Kurang Lancar

Diragukan

Macet

Nilai Piutang

Rp10.000.000,00

Rp1.500.000.00

Rp750.000.00

Rp250.000,00

Agunan

Tanah dengan
hak tanggungan

Honda Astrea
Grand tahun 1998

Nilai Agunan

Rp8.000.000.00

Rp2.500.000,00

0

Rp6.000.000,00

Nilai Agunan

0

= 50% X
2.500.000.00

0

= 60% X
6.000.000,00

Y9
Diperhitungkan

Tanah tanpa
hak
tanggungan

= Rp1.250.000,00
Rp3.600.000,00

Karena
Rp250.000,00
maka =
Rp250.000,00
Dasar
Pengenaan

Rp10.000.000,00

Rp250.000,00

Rp750.000.00

0

% Penyisihan

0,5%

10%

50%

100%

Penyisihan
(Rp)

Rp50.000.00

Rp25.000,00

375.000,00

0

D. RESTRUKTURISASI PIUTANG
Kementerian negara/lembaga dapat melakukan restrukturisasi piutang terhadap debitor
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dengan pertimbangan debitor mengalami
kesulitan pembayaran dan/atau debitor memiliki prospek usaha yang balk dan diperkirakan
mampu rnemenuhi kewajiban setelah dilakukan restrukturisasi. Cakupan restrukturisasi
rneliputi pemberian keringanan hutang,persetujuan angsuran, atau persetujuan penundaan
pembayaran Jadi, restrukturisasi piutang dimaksudkan
penerimaan negara.

untuk memaksimalkan potensi

Restrukturisasi piutang dapat menyebabkan peningkatan kualitas piutang. Perubahan
kualitas piutang setelah persetujuan restrukturisasi dapat diubah oleh kementerian negara/
lembaga adalah sebagai berikut:
setinggi-tingginya kualitas kurang lancar untuk piutang yang sebelum restrukturisasi
memiliki kualitas diragukan atau kualitas macet; dan
tidak berubah. apabila piutang yang sebelum rmemiliki kualitas kurang lancar.
Apabila kewajiban yang ditentukan dalam restrukturisasi tidak dipenuhi oleh debitor. maka
kualitas piutang yang telah diubah, dinilai kembali seolah-olah tidak terdapat restrukturisasi.
Berikut ini adalah ilustrasi restrukturisasi piutang pada sebuah kementerian dengan berbagai
kondisi debitor:
Pada tanggal 30 Juni 2010, Kementerian "B" mempunyai piutang a.n. Tn. "C" sebesar
Rp1.000.000.000,00 dengan kualitas diragukan. Karena mengalami kesulitan kas. Tn. "C"
mengusulkan restrukturisasi berupa pembayaran secara berkala atau angsuran dengan
skema usulan dari Tn. "C" Rp100.000.000,00 per bulan selama 10 (sepuluh) bulan mulai
bulan Juli 2010.
Kualitas Piutang
Setelah
Restrukturisasi

Debitor tidak memenuhi kewajiban
restrukturisasi

Diragukan

atau
Diragukan
menjadi
dinaikkan
Kurang Lancar

Diragukan atau diturunkan menjadi Macet

Penyisihan
Piutang = 50%

% Penyisihan Piutang =

% Penyisihan Piutang = 50% atau 100%

Sebelum
Restrukturisasi

%

50% atau 10%

Dengan pertimbangan tertentu, Kementerian "B" menerbitkan surat persetujuan pembayaran
secara berkala a.n. Tn. "C", dengan pembayaran sebesar Rp125.000.000,00 per bulan
selama 8 (delapan) bulan mulai bulan Juli 2010.

â Apabila patuh

1--

4

Perubahan kualitas piutang ditetapkan sendiri oleh K/L dengan memperhatikan kepatuhan
membayar kewajiban oleh debitor. Penghitungan penyisihan piutang per 31 Desember 2010
apabila Tn. "C" tertib melakukan pembayaran:
Pembayaran Tn. "C" = 6 x Rp125.000.000,00 = Rp750.000.000,00
Sisa hutang Tn. "C - kepada Kementerian "B" = Rp250.000.000.00

Kualitas Piutang
Berubah

Tetap
Diragukan

Dinaikkan menjadi Kurang Lancar

°A) Penyisihan Piutang = 50%

%

Penyisihan Piutang = Rp125.000.000,00

Penyisihan Piutang

Penyisihan Piutang = 10%
= Rp12.500.000,00

> Apabila tidak patuh
Perubahan kualitas piutang ditetapkan sendiri oleh K/L dengan memperhatikan kepatuhan
membayar kewajiban oleh debitor.Penghitungan penyisihan piutang per 31 Desember 2010
apabila Tn. "C" hanya membayar 4 (empat) kali sebesar Rp600.000.000.00 sepanjang bulan
Juli s.d. Desember 2010:
Tn. "C" melakukan pembayaran sebanyak 4 (empat) kali = Rp600.000.000.00
Sisa hutang Tn. "C" kepada Kementerian "B" = Rp400.000.000,00

Kualitas Piutang
Berubah

Tetap

Diturunkan menjadi Macet

Diragukan
%

Penyisihan Piutang

Penyisihan Piutang =
Rp300.000.000,00

= 50%

%

Penyisihan Piutang

Penyisihan Piutang

â Apabila semula patuh, kemudian tidak patuh

=

100%

= Rp400.000.000,00

Misalkan. Tn. "C' semula tertib melakukan pembayaran selama 6 (enam) bulan berturutturut sepanjang bulan Juli s.d. Desember 2010 sehingga hutangnya telah berkurang sebesal
Rp750 000.000.00. Narnun, pembayaran lanjutan di tahun 2011 tidak dilakukan.
Apabila per 31 Desember 2010 kualitas piutangnya sudah dinaikkan menjadi Kurang
Lancar. maka per 30 Juni 2011 kualitas piutangnya dikembalikan seolah-olah tidak ada
restrukturisasi s yaitu Kualitas Diragukan.
Selain itu, diperhatikan juga jangka waktu penurunan kualitas piutangnya yang dihitung
sejak kualitas piutangnya menurun menjadi Kualitas Diragukan. Apabila sejak penurunan
kualitas piutang menjadi Diragukan sudah mencapai batas penurunan kualitas selanjutnya.
maka piutang tersebut digolongkan menjadi Macet.

Kualitas Piutang
Tetap

Berubah

Diragukan

Diturunkan menjadi rviacet

% Penyisihan Piutang = 50%

% Penyisihan Piutang = 100%

Penyisihan Piutang = Rp125.000.000.00

Penyisihan Piutang = Rp250.000.000.00

BAB III
AKUN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH

I. PENYISIHAN PIUTANG JANGKA PENDEK
Uraian
Akun
116

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Jangka Pendek
1611

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Pajak
11611

1162

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Pajak
116111

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Pajak PPh
Migas

116112

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Pajak PPh
Non Migas

116113

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Pajak PPN

116114

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Pajak PPnBM

116115

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Pajak PBB
dan BPHTB

116116

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Cukai dan Bea
Materai

116117

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Pajak Lainnya

116118

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Cukai Lainnya

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Bukan Pajak
11621

11622

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Bukan Pajak
116211

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang PNBP

116212

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang Lainnya

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — PT PPA
116221

11623

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — PT PPA

Penyisihan Piutang Tak Tertagih — Bagian Lancar Piutang
Penerusan Pinjaman
116231

Penyisihan Piutang Tak Tertagih — Bagian Lancer Piutang
Penerusan Pinjaman

116232

Penyisihan Piutang Tak Tertagih — Bagian Lancar RDI

Penyisihan Piutang Tak Tertagih — Potensi Tunggakan
Yang Dapat Ditagih

116233

11624

1163

Penyisihan Piutang Tak Tertagih — Bagian Lancar Piutang Kredit
Pemerintah
116241

Penyisihan Piutang Tak Tertagih — Bagian Lancar Piutang
Kredit Pemerintah Bidang Perkebunan

116242

Penyisihan Piutang Tak Tertagih — Bagian Lancar Piutang
Kredit Investasi Pemerintah

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran
11631

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran
116311

1164

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Bagian Lancar Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
116411

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Bagian Lancar
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Bagian Lancar Investasi Permanen
11651

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Bagian Lancar Investasi
Permanen
116511

1166

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
11641

1165

1

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Bagian Lancar
Investasi Permanen

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang dari Kegiatan Operasional
BLU
11661

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih — Piutang BLU Penyedia
Barang dan Jasa
116611

Penyisihan Piutang Tidak
Pelayanan Kesehatan

Tertagih



Piutang

BLU

116612

Penyisihan Piutang Tidak
Pelayanan Pendidikan

Tertagih



Piutang

BLU

116613

Penyisihan Piutang Tidak
Penunjang Konstruksi

Tertagih



Piutang

BLU

11662

11663

11669

116614

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang KU Penyedia
Jasa Telekomunikasi

116619

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BLU Penyedia
Barang dan Jasa Lainnya

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BLU Pengelola
Wilayah/Kawasan Tertentu
116621

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BLU Pengelola
Kawasan Otorita

116622

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BLU Pengelola
Kasawan Ekonomi Terpadu

116629

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BLU Pengelola
Kasawan Lainnya

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BLU Pengelola Dana
Khusus Masyarakat
116631

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BLU Pengelola
Dana lnvestasi

116632

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BLU Pengelola
Dana Bergulir

116639

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BLU Pengelola
Dana Lainnya

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Operasional Lainnya
BLU
116691

1167

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang clan Kegiatan
Operasional Lainnya BLU

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Operasional BLU
11671

Piutang

dari

Kegiatan

Non

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Sewa BLU
116711

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Sewa Tanah
BLU

116712

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Sewa Gedung
BLU

116713

Penyisihan Piutang
Ruangan BLU

Tidak Tertagih - Piutang

Sewa

116714

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang
Peralatan dan Mesin BLU

Sewa

116719
11672

11679

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Sewa Lainnya
BLU

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang dari Penjualan Aset
BLU
116721

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang dari Penjualan
Aset Tetap BLU

116722

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang dari Penjualan
Aset Lainnya BLU

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Non Operasional
Lainnya BLU
116791

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang dari Kegiatan
Non Operasional Lainnya BLU

II

PENYISIHAN PIUTANG JANGKA PANJANG/ASET LAINNYA

155

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Jangka Panjang
1551

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Tagihan Penjualan Angsuran
15511

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -Tagihan Penjualan Angsuran
155111

1552

Tertagih
Tidak
Piutang
Penyisihan
PerbendaharaanfTuntutan Ganti Rugi
15521

Tuntutan

-

Tuntutan

Tidak Tertagih
Piutang
Penyisihan
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan Penjualan
Angsuran BLU

Tertagih
Tidak
Piutang
Penyisihan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi BLU
15541

-

Tagihan

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi BLU
155411

Tuntutan

Tagihan

Tuntutan

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan Tuntutan
PerbendaharaanfTuntutan Ganti Rugi BLU

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Kredit Pemerintah
15551

1556

Tagihan

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan Penjualan Angsuran
BLU
155311

1555

-

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan Penjualan Angsuran BUJ
15531

1554

Tuntutan

Tagihan

-

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi
155211

1553

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan Penjualan
Angsuran

155511

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Kredit Pemerintah
Bidang Pertanian dan Perkebunan

155512

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Kredit Investasi
Pemerintah

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Penerusan Pinjaman
15561

_

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Kredit Pemerintah

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Penerusan Pinjaman
155611

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Penerusan Pinjaman

155612

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - RDI

BAB IV
JURNAL STANDAR

A. PEMBENTUKAN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH
Jurnal pembentukan penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan pada setiap tanggal
neraca. yaitu semesteran dan tahunan. Jurnal dibuat berdasarkan hasil perhitungan
penyisihan piutang tidak tertagih untuk setiap jenis piutang berdasarkan kondisi nyata
kualitas piutang pada tanggal pelaporan. Jurnal penyisihan piutang tidak tertagih dicatat
dengan menggunakan akun sesuai dengan akun piutang terkait.
Jurnal standar pembentukan penyisihan piutang tidak tertagih dikelompokkan
menurut jatuh tempo piutang. Untuk piutang jangka pendek pembentukan penyisihan
piutang tidak tertagih adalah dengan mendebet ekuitas dana lancar dan mengkredit akun
penyisihan piutang tidak tertagih sebagai berikut:
Dr

31131X

Cadangan Piutang

Cr

116XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Pendek

XXXXX

XXXXX

Sedangkan untuk satuan kerja badan layanan umum (BLU) jurnalnya adalah sebagai
berikut:
Dr

31132X

Cr 116XXX

Cadangan Piutang BLU

XXXXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Pendek

XXXXX

Untuk piutang jangka panjang pembentukan penyisihan piutang tidak tertagih adalah
dengan mendebet akun diinvestasikan dalam asset lainnya dan mengkredit akun penyisihan
piu ang tidak tertagih sebagai berikut:

Dr 32131X

Cr

155XXX

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang

XXXXX

XXXXX

1

Sedangkan untuk satuan kerja BLU jurnalnya adalah sebagai berikut:

Dr

32132X

Diinvestasikan dalam Met Lainnya-BLU

Cr

155XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang

XXXXX

XXXXX

B. PENYESUAIAN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH
Pada tanggal pelaporan berikutnya K/L melakukan evaluasi terhadap perkembangan
kualitas piutang yang dimilikinya. Apabila kualitas piutang masih sarna, maka tidak perlu
dilakukan jurnal penyesuaian cukup diungkapkan di dalam CaLK. Apabila kualitas piutang
menurun, maka dilakukan penambahan terhadap nilai penyisihan piutang tidak tertagih
sebesar selisih antara angka yang seharusnya disajikan dalam neraca dengan saldo awal
dengan jurnal sebagai berikut:
Jurnal penambahan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka pendek:

Dr

31131X Cadangan Piutang

Cr

116XXX

XXXXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Pendek

XXXXX

Jurnal penambahan riilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka pendek
satker BLU:
Dr

31132X

Cadangan Piutang BLU

Cr

116XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Pendek

XXXXX

XXXXX

Jurnal penambahan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka panjang:

r

32131X

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Cr

155XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang

XXXXX

XXXXX

7-

Sedangkan untuk satuan kerja BLU jurnalnya adalah sebagai berikut:
Dr

32132X

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-BLU

Cr

155XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang

XXXXX

XXXXX

Sebaliknya, apabila kualitas piutang meningkat misalnya akibat restrukturisasi, maka
dilakukan pengurangan terhadap nilai penyisihan piutang tidak tertagih sebesar selisih
antara angka yang seharusnya disajikan dalam neraca dengan saldo awal dengan jurnal
sebagai berikut:
Jurnal pengurangan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka pendek:

Dr

116XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Pendek

Cr

31131X

Cadangan Piutang

XXXXX

XXXXX

Jurnal pengurangan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka pendek
satker BLU:

r

116XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Pendek

r

31132X

Cadangan Piutang BLU

XXXXX

XXXXX

Jurnal pengurangan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka
pa njang:

Dr

155XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang

Cr

32132X

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

XXXXX

XXXXX

Sedangkan untuk satuan kerja BLU jurnalnya adalah sebagai berikut:

Dr

155XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang

Cr

32132X

Diinyestasikan dalam Aset Lainnya-BLU

XXXXX

XXXXX

C. PENGHAPUSBUKUAN PIUTANG
Berdasarkan keputusan instansi yang berwenang dapat dilakukan penghapusbukuan
terhadap piutang pemerintah. Penghapusbukuan piutang tidak selalu diikuti oleh
penghapustagihan piutang. Oleh karena itu piutang yang sudah dihapusbukukan tetapi tetap
diupayakan penagihannya perlu ditatausahakan secara ekstrakomptabel dan diungkapkan
di dalam CaLK.
Piutang yang sudah dihapusbukukan harus dieliminasi dari neraca. Perlakuan
akuntansi penghapusan piutang dilakukan dengan cara mengurangi akun Piutang dan akun
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih sebesar jumlah yang tercantum dalam surat keputusan
sebagai berikut:

116XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Pendek

Cr

31131X

Cadangan Piutang

Dr

31131X

Cadangan Piutang

Cr

113XXX

Piutang

Dr

XXXXX

XXXXX

XXXXX
XXXXX

Sedangkan jurnal penghapusbukuan untuk satuan kerja BLU:

Dr

Cr

116XXX

31132X

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Pendek

Cadangan Piutang BLU

XXXXX

XXXXX

r

31132X

113XXX

Cadangan Piutang BLU
XXXXX

Piutang

Untuk piutang jangka panjang atau aset lainnya jurnalnya adalah sebagai berikut:

Dr

32131X

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Cr

155XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang

32132X

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

155XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang

r

XXXXX

XXXXX

XXXXX

XXXXX

Sedangkan untuk satuan kerja BLU jurnalnya adalah sebagai berikut:

155XXX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang - BLU

32132X

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-BLU

Dr

31132X Diinvestasikan dalam Aset Lainnya BLU

Cr

1556XX

Aset Lainnya -BLU

XXXXX
XXXXX

XXXXX

XXXXX

BAB V
ILLUSTRASI AKUNTANSI PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH

1 Satker A memiliki piutang TGR sejak 1 Oktober 2011 senilai 24 juta yang akan diangsur
Rp 1 juta per bulan selama 24 bulan setiap tanggal 1 mulai 1 Oktober 2011. Sampai 31
Desember 2011 pegawai yang bersangkutan mengangsur tepat waktu.
> Tanggal 1 Oktober 2011 dicatat aset berupa Tagihan Tuntutan Ganti Rugi sebesar
Rp24.000.000 dengan jurnal sebagai berikut:

Dr

151211

Cr

321311

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

24.000.000
24.000.000

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

> Tanggal 31 Desember 2011 perlu dilakukan penyesuaian untuk mengakui beberapa
perubahan dalam aset tersebut.
o Mengakui pengurangan Tagihan Tuntutan Ganti Rugi karena pelunasan untuk
bulan Oktober s.d. Desember 2011

r

321311

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

151211

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

3.000.000
3.000.000

o Mengakui perubahan klasifikasi dari Tagihan Tuntutan Ganti Rugi yang
merupakan kelompok Aset Lainnya menjadi Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
yang merupakan kelompok Aset Lancar untuk Tagihan TGR yang jatuh tempo
kurang dari 12 bulan. Reklasifikas tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

311311

113411

Bagian Lancar TGR

Cadangan Piutang

12.000.000

12.000.000

Dr 321311

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Cr 151211

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

12.000.000

12.000.000

o Mengakui adanya kemungkinan piutang yang tidak dapat direalisasikan melalui
akun Penyisihan Piutang Tidak Tertagih. Dalam ilustrasi ini, piutang yang dimiliki
kualitas lancar.
satker pada tanggal pelaporan termasuk dalam kategori
Penyisihan piutang tidak tertagih dihitung sebagai berikut
0 5/1000 X Rp21.000.000= Rp105.000, alokasi untuk piutang jangka
pendek dan panjang dihitung secara proporsional Untuk penyisihan
bagian lancar TGR = (12.000.000/21.000.000)*Rp105.000 = Rp60.000 dan
adalah
lainnya
aset
untuk
sedangkan
(9.000.000/21.000.000)*Rp105.000 = Rp45.000. Penyesuaian tersebut
dicatat dengan jurnal:

Dr

311311

Cadangan Piutang

Cr

116611

Penyisihan Piutang Tidak TertagihBagian Lancar Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

Dr

311311

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

r

155211

Penyisihan Piutang Tidak TertagihTagihan Tuntutan Perbendahraan/TGR

60.000

60.000

45.000

45.000

Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Oktober sampai dengan Desember 2011
akan disajikan dalam neraca sebagai berikut:

Neraca per 31 Desember 2011
Aset Lancar
Piutang pajak
Piutang PNBP
Bag. lancar Penerusan Pinj.
Bag, Lancar Piutang TGR
Bag, Lancar TPA
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang Tidak
tertagih-P.Jk.Pdk
Piutang jangka pendek neto
Aset Lainnya
Piutang Penerusan
Pinjaman
Tagihan TGR
Tagihan Penj. Angsuran
Aset lain-lain
Penyisihan Piutang Tidak
tertagih-P.Jk.Pjg

Kewajiban
0
0
0
12,000,000
0
0
(60.000)

Kewajiban jangka Pendek
Kewajiban jangka Panjang

0

Jumlah Kewajiban

11.940.000
0

Ekuitas Dana

9.000.000
0
0
(45.000)

Ekuitas Dana lancar
Cadangan Piutang
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dlm aset lainnya

Aset Lainnya Neto

8.955.000

Ekuitas Dana Cadangan
Jumlah Ekuitas Dana

Jumlah Aset

20.895.000

11.940.000
8.955.000
0

20.985.000

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana

20.895.000

2. Satker A memiliki piutang TGR sejak 1 Oktober 2011 senilai 24 juta yang akan diangsur
Rp 1 juta per bulan selama 24 bulan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011
pegawai yang bersangkutan menunggak cicilan pertama, kedua, dan ketiga. Atas
tunggakan cicilan tersebut telah diterbitkan surat tagihan kedua pada tanggal 25
November 2011.
Selanjutnya pada tanggal 05 Juni 2012, piutang tersebut dihapusbukukan berdasarkan
surat keputusan penghapusbukuan piutang pemerintah.
Tanggal 1 Oktober 2011 dicatat aset berupa Tagihan Tuntutan Ganti Rugi dengan
jurnal sebagai berikut:

Dr

151211

Cr

321311

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

24.000.000
24.000.000

â Pada tanggal 31 Desember 2011 perlu dilakukan penyesuaian untuk mengakui
beberapa perubahan dalam aset tersebut.

Karena debitor tidak melakukan pembayaran atas utangnya maka tidak
diperlukan jurnal untuk mencatat pengurangan Tagihan Tuntutan Ganti Rugi.
Mengakui perubahan klasifikasi dari Tagihan Tuntutan Ganti Rugi yang
merupakan kelompok Aset Lainnya menjadi Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
yang merupakan kelompok Met Lancar untuk Tagihan TGR yang jatuh tempo
kurang dari 12 bulan. Dalam ilustrasi ini reklasifikasi sebesar Rp15.000.000
berasal dari piutang tahun 2011 (Rp3.000.000) dan 2012 (Rp12.000.000).
Reklasifikas tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Bagian Lancar TGR

Dr

113411

Cr

311311

Dr

321311

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

r

151211

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

15.000.000
15.000.000

Cadangan Piutang

15.000.000
15.000.000

Mengakui adanya kemungkinan piutang yang tidak dapat direalisasikan melalui
akun Penyisihan Piutang Tidak Tertagih. Dalam ilustrasi ini, piutang yang dimiliki
satker pada tanggal pelaporan termasuk dalam kategori diragukan. Penyisihan
piutang tidak tertagih dihitung sebagai berikut
50/100 X Rp24.000.000= Rp12.000.000. alokasi untuk piutang jangka
pendek dan panjang dihitung secara proporsional. Untuk penyisihan
TGR=
lancar
bagian
Rp7.500.000
dan
sedangkan
(15.000.000/24.000.000)*Rp12.000.000 =
adalah
lainnya
aset
untuk
Penyesuaian
(9.000.000/24.000.000)*Rp12.000.000 = Rp4.500.000.
tersebut dicatat dengan jurnal:

Dr

311311

Cadangan Piutang

Cr

116611

Penyisihan Piutang Tidak TertagihBagian Lancar Tuntutan
PerbendaharaanfTuntutan Ganti Rugi

7.500.000

7.500.000

4.500.000

r

311311

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

r

155211

Penyisihan Piutang Tidak TertagihTagihan Tuntutan Perbendahraan/TGR

4.500.000

Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Oktober sampai dengan Desember 2011
akan disajikan dalam neraca sebagai berikut:

Neraca per 31 Desember 2011
Aset Lancar
Piutang pajak
Piutang PNBP
Bag. lancar Penerusan Pinj.
Bag. Lancar Piutang TGR
Bag. Lancar TPA
Piutang Lainnya

Penyisihan Piutang Tidak
tertagih-P.Jk. Pdk
Piutang jangka pendek neto

0
0
0
15.000.000
0
0

Kewajiban
Kewajiban jangka Pendek
Kewajiban jangka Panjang

0
0

(7.500.000)
7.500.000

Aset Lainnya
Piutang Penerusan

Jumlah Kewajiban

0

Ekuitas Dana

0

Pinjaman
Tagihan TGR
Tagihan Penj. Angsuran
Aset lain-lain

Penyisihan Piutang Tidak
tettagib-P.Jk.Pjg

9.000.000
0
0
(4.500.000)

Aset Lainnya Neto

4.500.000

Jumlah Aset

12.000.000

Ekuitas Dana lancar
Cadangan Piutang

7.500.000

Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dlm aset lainnya

4.500.000
0
12.000.000

Ekuitas Dana Cadangan
Jumlah Ekuitas Dana
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana

12.000.000

Pada tanggal 30 Juni 2012, penghapusbukuan piutang pemerintah tersebut akan dicatat
sebagai berikut:

Dr

116311

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Pendek

Cr 311311 Cadangan Piutang

7.500 000

7.500.000

r

311311 Cadangan Piutang

r

113411 Bagian Lancar TGR

15.000.000

15.000.000

Untuk aset lainnya urnalnya adalah sebagai berikut:

1556XX

Penyisihan Piutang tidak Tertagih —
Piutang Jangka Panjang

321311

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Dr

321311

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Cr

1556XX

Tuntutan Ganti Rugi

4.500.000

4.500.000

9.000.000

9.000.000

Neraca Per 30 Juni 2012
Aset Lancar
Piutang pajak
Piutang PNBP
Bag lancar Penerusan Pinj.
Bag. Lancar Piutang TGR
Bag. Lancar TPA
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang Tidak
tertagih-P. Jk. Pdk
Piutang jangka pendek neto
Aset Lainnya
Piutang Penerusan
Pinjaman
Tagihan TGR
Tagihan Penj. Angsuran
Aset lain-lain
Penyisihan Piutang Tidak
tertagih-P. Jk. Pjg

Kewajiban
0
0
0
0
0
0
0

Kewajiban jangka Pendek
Kewajiban jangka Panjang

0

Jumlah Kewajiban

0

Ekuitas Dana

0
0
0
0

Ekuitas Dana lancar
Cadangan Piutang
Ekuitas Dana investasi
Diinvestasikan dlm aset lainnya

Aset Lainnya Neto

0

Ekuitas Dana Cadangan
Jumlah Ekuitas Dana

Jumlah Aset

0

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana

0
0

0

0
0
0

0
0

3. Satker A memiliki piutang TGR sejak 1 Oktober 2011 senitai 24 juta yang akan
diangsur Rp 1 juta per bulan selama 24 bulan setiap tanggal 1 mulai tanggal 1 Oktober
Jaminan atas penyelesaian kerugian tersebut berupa surat kepemilikan
2011.
kendaraan roda dua dengan nilai yang dapat diperhitungkan Rp 6 juta.
Sampai 31 Desember 2011 pegawai yang bersangkutan ternyata tidak mengangsur dan
atas tagihan pertama dan ke dua (Oktober dan Nopember 2011) telah diterbitkan surat
tagihan pertama pada tanggal 25 Nopember 2011.
Selanjutnya pada bulan Maret 2012, diterbitkan surat tagihan ke dua atas tagihan yang
belum dilunasi. Bulan Agustus 2011 pegawai yang bersangkutan membayar Rp 10 juta
untuk angsuran Oktober 2011 sampai dengan Juli 2012. Pembayaran angsuran
berikutnya dibayar setiap awal bulan oleh yang bersangkutan.
Tanggal 1 Oktober 2011 dicatat aset berupa Tagihan Tuntutan Ganti Rugi dengan
jurnal sebagai berikut:

Dr

151211

Tagihan Tuntutan Perbendaraan/Ganti
Rugi

Cr

321311

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

24.000 000

24.000.000

Pada tanggal 31 Desember 2011 perlu dilakukan penyesuaian untuk mengakui
beberapa beberapa perubahan dalam aset tersebut.
o Mengakui perubahan klasifikasi dari Tagihan Tuntutan Ganti Rugi yang
merupakan kelompok Aset Lainnya menjadi Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
yang merupakan kelompok Aset Lancar untuk Tagihan TGR yang jatuh tempo
kurang dari 12 bulan. Reklasifikasi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai
berikut:

Dr

113411

Cr 311311

Dr

151211

Cr

321311

Bagian Lancar TGR

15.000.000
15.000.000

Cadangan Piutang

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/ Ganti Rugi

15.000.000

15.000.000

o Mengakui adanya kemungkinan piutang yang tidak dapat direalisasikan melalui
akun Penyisihan Piutang Tidak Tertagih. Dalam ilustrasi ini, piutang yang dimiliki
kurang lancar.
sacker pada tanggal pelaporan termasuk dalam kategori
Penyisihan piutang tidak tertagih dihitung sebagai berikut
o 10/100 X (24.000.000-6.000.000) = Rp1.800.000, alokasi untuk piutang
jangka pendek dan panjang dihitung secara proporsional. Untuk
TGR=
lancar
penyisihanbagian
(15.000.000/24.000.000)*Rp1.800.000 = Rp1.125.000 dan sedangkan
adalah
latnnya
aset
untuk
(9.000.000/24.000.000)*Rp1.800.000 = Rp675.000. Penyesuaian tersebut
dicatat dengan jurnal.

1.125.000

Dr

311311

Cadangan Piutang

Cr

116611

Penyisihan Piutang Tidak TertagihBagian Lancar Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

Dr

321311

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Cr

155211

Penyisihan Piutang Tidak TertagihTagihan Tuntutan Perbendahraan/TGR

1.125.000

675.000

675.000

Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Oktober sampai dengan Desember 2011
akan disajikan dalam neraca sebagai berikut.

Aset Lancar
Piutang pajak
Piutang PNBP
Bag. lancar Penerusan Pinj.
Bag. Lancar Piutang TGR
Bag. Lancar TPA
Piutang Lainnya

Penyisihan Piutang Tidak
tertagih-P.Jk.Rik
Piutang jangka pendek neto

Neraca per 31 Desember 2011
Kewajiban
Kewajiban
jangka
Pendek
0
0 Kewajiban jangka Panjang
0
15.000 000
0
0
(1.125.000)
13.875.000

Jumlah Kewajiban

0
0
0

0

Aset Lainnya
Piutang Penerusan
Pinjaman
Tagihan TGR
Tagihan Penj. Angsuran
Met lain-lain

Penyisihan Piutang Tidak
tertagih-P. Jk. Pjg

0
9.000.000
0
0

(675.000)

Aset Lainnya Neto

8.325.000

Jumlah Aset

22.200.000

Ekuitas Dana
Ekuitas Dana lancar
Cadangan Piutang

13.875.000

Ekuitas Dana Investasi
8.325.000

Diinvestasikan dlm aset lainnya

0

Ekuitas Dana Cadangan
Jumlah Ekuitas Dana

22.200.000

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana

22.200.000

o Pada tanggal 30 Juni 2012 perlu diakui penamba