PERDA 8 Thn 2017 ttg Peurbahan Perda No 1 Tahun 2015 6 7 2017

BUPATI  BARITO  KUALA
PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 8 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 
TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang : a. bahwa    berdasarkan    Keputusan    Mahkamah    Konstitusi
Nomor    128/PPU/XIII/2015    maka    persyaratan   harus
berdomisili     paling     kurang     1     (satu)     tahun     sebelum
pendaftaran  bagi  calon  Kepala  Desa  sebagaimana  yang
diatur  dalam  Pasal  33  huruf  g  Undang­Undang  Nomor  6
Tahun     2014     tentang     Desa     dipandang     bertentangan
dengan Pasal 28C ayat (2) Undang­Undang Dasar 1945;
b. bahwa   berdasarkan   pertimbangan   sebagaimana   dimaksud
huruf   a,   perlu  membentuk   Peraturan   Daerah   tentang
Perubahan  Atas  Peraturan   Daerah  Barito   Kuala  Nomor  1

Tahun  2015   tentang   Tata   Cara   Pencalonan,   Pemilihan,
Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa.
Meningingat : 1. Undang–Undang   Nomor   27   Tahun   1959   tentang   Penetapan
Undang   Undang   Darurat   Nomor   3   Tahun   1953   tentang
Pembentukan   Daerah     Tingkat   II   di   Kalimantan   (Lembaran
Negara Republik Indonesia  Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan
Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Nomor   352)   sebagai
Undang–Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959   Nomor   72,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik
Indonesia Nomor  1820);
2. Undang­Undang   Nomor   6   Tahun   2014   tentang   Desa
(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2014   Nomor   7
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang­undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor   5587)   sebagaimana   telah   diubah   beberapa   kali
terakhir,   dengan   Undang­undang   Nomor   9   Tahun   2015
Tentang   Perubahan   Kedua   Atas   Undang­undang   Nomor   23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ((Lembaran Negara


Republik   Indonesia   Tahun   2015   Nomor   58,   Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan   Pemerintah   Nomor   43   Tahun   2014   tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang­Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang   Desa   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia  Tahun
2014   Nomor   123,   Tambahan  Lembaran   Negara   Republik
Indonesia  Nomor   5539),   sebagaimana   telah   diubah   dengan
Peraturan   Pemerintah   Nomor   47   Tahun   2015   Nomor   157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  112  Tahun  2014
tentang   Pemilihan  Kepala   Desa.  Berita  Negara   Republik
Indonesia  Tahun 2014 Nomor 2092);
6. Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor  82  Tahun   2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala   Nomor 16 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 34);
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN BARITO KUALA
dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN   DAERAH
 TENTANG   PERUBAHAN   ATAS
PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA
CARA   PENCALONAN,   PEMILIHAN,   PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.
Pasal I
Beberapa  ketentuan  dalam  Peraturan  Daerah  Nomor  1  Tahun
2015  tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran  Daerah
Kabupaten    Barito   kuala      Tahun   2015  Nomor  9 )   diubah
sebagai berikut:
1. Ketentuan  Pasal  24   ayat  (1)  huruf  g   dan   ayat   (6)  dihapus,
ayat  (2) huruf k, ayat (3) ayat (4) dan ayat (5)   diubah,  dan
diantara  ayat  (2)  dan  ayat  (3)  disisipkan  1  (satu)  ayat, yakni
ayat (2a), sehingga keseluruhan Pasal 24 berbunyi :


Pasal 24
(1) Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:
a. warga Negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang    teguh    dan    mengamalkan    pancasila,
melaksanakan Undang­Undang Dasar Negara Republik
Indonesia  Tahun  1945   serta   mempertahankan      dan
memelihara      keutuhan  Negara   Kesatuan   Republik
Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;
d. berpendidikan  paling  rendah  tamat  sekolah  menengah
pertama atau sederajat;
e. berusia   paling   rendah   25   (dua   puluh   lima)   tahun
pada  saat mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
g. dihapus
h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. tidak   pernah   dijatuhi   pidana   penjara   berdasarkan
putusan   pengadilan   yang   telah   mempunyai   kekuatan
hukum   tetap   karena   melakukan   tindak   pidana   yang

diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani   pidana   penjara   dan   mengumumkan   secara
jujur dan       terbuka kepada  publik       bahwa     yang
bersangkutan pernah   dipidana   serta   bukan   sebagai
pelaku kejahatan berulang­ulang;
j. tidak   sedang   dicabut   hak   pilihnya   sesuai   dengan
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap;
k. berbadan sehat;
l. tidak  pernah   sebagai   Kepala  Desa   selama  3  (tiga)
kali  masa jabatan; dan
m. memenuhi  kelengkapan   persayaratan   pencalonan
Kepala Desa
(2) Kelengkapan  persyaratan  sebagaimana  dimaksud  pada
ayat (1) huruf m, meliputi:
a. surat  permohonan/lamaran  ditulis  tangan  dengan
tinta  hitam diatas kertas bermaterai;
b. surat  pernyataan  bertaqwa  kepada  Tuhan   Yang  Maha
Esa  yang dibuat  oleh  yang  bersangkutan diatas  kertas

bersegel  atau  kertas   bermaterai   cukup   sesuai   dengan
ketentuan     peraturan perundang­undangan;
c. surat  pernyataan  setia  dan  taat  kepada  Pancasila
sebagai  Dasar   Negara,  Undang­Undang  Dasar  Negara
Republik  Indonesia  Tahun   1945  dan  kepada  Negara
Kesatuan  Republik  Indonesia   serta   Pemerintah   yang
dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas bersegel

atau   kertas   bermaterai    cukup   sesuai   ketentuan
peraturan perundang­undangan;
d. fotocopy ijasah formal dari tingkat dasar sampai dengan
ijazah terakhir  yang  telah  dilegalisir  oleh  instansi  yang
berwenang   atau   Surat   Keterangan   yang   dikeluarkan
oleh  Pejabat   yang   berwenang   bagi   yang   tidak   dapat
menunjukan ijasah asli atau bagi yang ijasahnya rusak;
e. fotocopy       Akte       kelahiran       yang       disahkan    oleh
pejabat   yang berwenang;
f. surat   keterangan   berbadan   sehat  dan   bebas   Narkoba
dari   dokter  Rumah   Sakit   Umum   Daerah   (RSUD)
Kabupaten Barito Kuala;

g. surat   Keterangan   Catatan   Kepolisian   (SKCK)   dari
kepolisian;
h. surat  keterangan  dari  Pengadilan  Negeri  yang
menyatakan  tidak pernah
dihukum   
penjara
karena   melakukan   tindak   pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;
i. daftar riwayat hidup;
j. surat   pernyataan   bersedia   dicalonkan  menjadi  Kepala
Desa yang dibuat di atas kertas bermaterai;
k. surat  pernyataan  bersedia   bertempat  tinggal  di   desa
setempat diatas kertas bermaterai;
l. surat keterangan tempat tinggal dari RT;
m. surat keterangan tempat tinggal dari Kepala Desa;
n. foto  copy  kartu  tanda  penduduk  (KTP)  dan  Kartu
keluarga  (KK) yang masih berlaku dan telah dilegalisir
Camat;
o. pas photo berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak
4 (empat) lembar;

p. surat  pernyataan  tidak  pernah  sebagai  Kepala  Desa
selama  3   (tiga)   kali   masa   jabatan   diatas   kertas
bermaterai;
q. surat   pernyataan   bersedia   mengganti   seluruh   biaya
penyelenggaraan
pemilihan jika calon mengundurkan
diri   sehingga   mengakibatkan   batalnya   pemilihan   yang
dibuat di atas kertas bermaterai;
r. surat    pernyataan    siap    menerima    dan    mengakui
hasil   proses pemilihan Kepala Desa dengan sadar dan
penuh tanggung jawab di atas kertas bermaterai;
s. surat    pernyataan    tidak    akan    melakukan    politik
uang  di  atas kertas bermaterai; dan 
t. melampirkan  naskah  visi  dan  misi  yang  dibuat  oleh
bakal  calon Kepala Desa
(2a) Bertempat   tinggal   di   desa   setempat   sebagaimana
dimaksud   pada   ayat   (2)   huruf   k   paling   lambat   sampai
dengan   saat   pelantikan   dibuktikan   dengan   Surat

Keterangan   Pindah   atau   dokumen   lain   yang

dipersamakan   sesuai   dengan   ketentuan   perundang
undangan;
(3) Pegawai    Negeri    Sipil/TNI/POLRI    yang    mencalonkan
diri   sebagai Kepala Desa    selain    harus    memenuhi
persyaratan   sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (1)  juga
harus    mendapat     izin     tertulis    dari   Pejabat   Pembina
Kepegawaian  bagi Pegawai Negri Sipil  dan dari pimpinan
institusi sesuai ketentuan yang berlaku pada TNI/POLRI;
(4) Kepala  Desa dan Perangkat Desa yang  mencalonkan  diri
sebagai   bakal   calon    Kepala    Desa    selain    harus
memenuhi    persyaratan   sebagaimana   dimaksud   pada
ayat (1), juga harus mendapat izin tertulis dari Camat atas
nama   Bupati   dan   diberi   cuti   terhitung   sejak   ditetapkan
sebagai   calon   sampai   dengan   selesainya   pelaksanaan
penetapan calon terpilih;
(5) Bagi  anggota  BPD  yang  mencalonkan  diri  sebagai  bakal
calon  Kepala   Desa  selain  harus   memenuhi  persyaratan
sebagaimana  dimaksud   pada  ayat  (1),  juga   harus
mendapat izin tertulis dari Camat atas nama Bupati dan
diberhentikan   dari  keanggotaan  BPD  terhitung   sejak

ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa. 
2. Ketentuan   pasal   49   ayat   (3)   dirubah   dan   ayat   (4)   dihapus
sehingga keseluruhan pasal 49 berbunyi sebagai berikut :
Pasal  49
(1) Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dari
jumlah   suara   sah   ditetapkan   sebagai   calon   kepala   desa
terpilih 
(2) Dalam   hal   jumlah   calon   kepala   desa   terpilih   yang
memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu)
calon,   pada   desa   dengan   TPS   lebih   dari   1   (satu),   calon
terpilih  ditetapkan  berdasarkan  suara terbanyak  pada   TPS
dengan jumlah pemilih terbanyak 
(3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara
terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa
dengan TPS hanya 1 (satu), maka dilaksanakan pemilihan
ulang

3. Ketentuan pasal 52 ayat (1) diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal  52

(1) Dalam hal terdapat lebih dari 1 {satu} orang calon yang
mendapat   jumlah   dukungan   suara   terbanyak   dengan
jumlah yang sama sebagaimana dimaksud pada Pasal 49

(2)
(3)
(4)
(5)

ayat (3), maka diadakan pemilihan ulang putaran kedua
bagi   calon   dengan   jumlah   perolehan   suara   terbanyak
yang sama;
Pemilihan   putaran   kedua   dilaksanakan   selambat­
larnbatnya   7   (tujuh)   hari   setelah   pemungutan   suara
putaran pertama dilaksanakan;
Pemilihan   ulang   hanya   meliputi   proses   pemungutan
suara sampai dengan akhir proses pemilihan kepala desa;
Biaya   pemilihan   uiang   dibebankan   kepada   calon   kepala
desa dan/atau partisipasi masyarakat;
Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), hasilnya tetap sama, maka dinyatakan batal dan
selanjutnya   Camat   mengusulkan   penjabat   kepala   desa
dengan   tetap   memperhatikan   aspirasi   dari   Badan
Permusyawaratan Desa

4. Ketentuan   pasal   70     diubah   sehingga   berbunyi   sebagai
berikut :
Pasal 70
(1) Dalam   hal   terjadi   kekosongan   kepala   Desa   karena
diberhentikan   tetap,   diberhentikan   sementara,   Kepala
Desa  berhalangan lebih  dari 3 (tiga) bulan,  Kepala  Desa
definitif   belum   dapat   dilantik   dalam   waktu   yang   belum
dapat   ditentukan,   atau   terjadi   kebijakan   penundaan
pemilihan   kepala   Desa   oleh   Menteri,   maka   Bupati
mengangkat Penjabat Kepala Desa.
(2) Penjabat   kepala   Desa   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat
(1)   diangkat   dari   Pegawai   Aparatur   Sipil   Negara
dilingkungan   Pemerintah   Kabupaten   Barito   Kuala   yang
memahami   bidang   kepemimpinan   dan   teknis
pemerintahan dari Desa yang bersangkutan.
(3) Pengangkatan   penjabat   kepala   Desa   sebagaimana
dimaksud   pada   ayat   (2)   ditetapkan   dengan   Keputusan
Bupati   atas   usul   Camat   dengan   tetap   memperhatikan
aspirasi dari Badan Permusyawaratan Desa.
(4) Masa   jabatan   penjabat   kepala   Desa   sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah sampai dengan dilantiknya
kepala Desa yang baru.
(5) Wewenang,   tugas,   dan   kewajiban   penjabat   kepala   Desa
adalah   sama   dengan   wewenang,   tugas   dan   kewajiban
Kepala Desa definitif.
(6) Penjabat   kepala   Desa   diberhentikan   dari   jabatannya
sebelum   habis   masa   jabatannya   sebagaimana   dimaksud
pada ayat (4) apabila menjadi tersangka dan atau terbukti
melalukan   perbuatan   yang   melanggar   peraturan
perundang udangan yang berlaku.

(7) Pemberhentian   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (6)
diusulkan   oleh   Camat   kepada   Bupati   dengan
memperhatikan aspirasi BPD.
(8) Apabila   terjadi   pemberhentian   penjabat   kepala   Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7), maka
diusulkan penjabat kepala Desa yang baru.
(9) Mekanisme  pengusulan penjabat kepala  Desa yang baru
sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tetap mengacu pada
mekanisme   pengusulan   penjabat   kepala   Desa
sebagaimana pada ayat (2) dan ayat (3).
(10) Pegawai   Aparatur   Sipil   Negara   yang   diangkat   menjadi
penjabat   kepala   Desa   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat
(3)   berhak   mendapatkan   tunjangan   kepala   Desa   dan
penghasilan lainnya yang sah.
5. Ketentuan   pasal   72     diubah   sehingga   berbunyi   sebagai
berikut :
Pasal 72
(1) Pemilihan   kepala   Desa   antar   waktu   dilakukan   bagi  desa
dalam   hal   sisa   masa   jabatan   kepala   Desa   yang   berhenti
lebih dari 1 (satu) tahun.
(2) Pemilihan   kepala   Desa   antar   waktu   dilakukan   secara
demokratis melalui proses pemilihan secara langsung atau
musyawarah   desa   khusus   untuk   pemilihan   kepala   Desa
antar waktu.
(3) Sebelum pelaksanaan Pemilihan kepala Desa antar waktu,
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Pembentukan   panitia   pemilihan   kepala   Desa   antar
waktu   oleh   Badan   Permusyawaratan   Desa   paling
lambat   dalam   jangka   waktu   15   (lima   belas)   hari
terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;
b. Pengajuan biaya pemilihan dengan beban APBDesa oleh
panitia   pemilihan   kepada   pejabat   kepala   Desa   paling
lambat   dalam   jangka   waktu   30   (tiga   puluh)   hari
terhitung sejak panitia terbentuk;
c. pemberian   persetujuan   biaya   pemilihan   oleh   penjabat
kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh)   Hari   terhitung   sejak   diajukan   oleh   panitia
pemilihan;
d. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa
oleh   panitia   pemilihan   dalam   jangka   waktu   15   (lima
belas) Hari; 
e. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal
calon   oleh   panitia   pemilihan   dalam   jangka   waktu   7
(tujuh) Hari; dan 

f. penetapan   calon   kepala   Desa   antarwaktu   oleh   panitia
pemilihan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling
banyak   3   (tiga)   orang   calon   yang   dimintakan
pengesahan   musyawarah   Desa   untuk   ditetapkan
sebagai calon yang berhak dipilih.
g. Dalam   hal   jumlah   bakal   calon   yang   memenuhi
persyaratan   lebih   dari   3   (tiga),   panitia   melakukan
seleksi   tambahan   dengan   menggunakan   kriteria
memiliki pengalaman bekerja di lembaga Pemerintahan,
tingkat   pendidikan,   usia   dan   persyaratan   lain   yang
ditetapkan Bupati
(4) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu
ditetapkan   melalui   proses   pemilihan   langsung
sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1),   panitia
menyelenggarakan   pemilihan   langsung   oleh   unsur
masyarakat yang mempunyai hak pilih. 
(5) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu
ditetapkan melalui proses musyawarah desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dengan kegiatan sebagai berikut :
a. penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua
Badan Permusyawaratan Desa yang teknis pelaksanaan
pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan; 
b. pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh
musyawarah   Desa   melalui   musyawarah   mufakat   atau
melalui pemungutan suara; 
c. pelaksanaan  pemilihan  calon   kepala   Desa   oleh   panitia
pemilihan   melalui   mekanisme   musyawarah   mufakat
atau   melalui   pemungutan   suara   yang   telah   disepakati
oleh musyawarah Desa;
d. pelaporan   hasil   pemilihan   calon   kepala   Desa   oleh
panitia pemilihan kepada musyawarah Desa; 
e. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa; 
f.   pelaporan   hasil   pemilihan   kepala   Desa   melalui
musyawarah   Desa   kepada   Badan   Permusyawaratan
Desa   dalam   jangka   waktu   7   (tujuh)   Hari   setelah
musyawarah   Desa   mengesahkan   calon   kepala   Desa
terpilih; 
(6) pelaporan   calon   kepala   Desa   terpilih   oleh   ketua   Badan
Permusyawaratan   Desa   kepada   bupati/walikota   paling
lambat   7   (tujuh)   Hari   setelah   menerima   laporan   dari
panitia pemilihan; 
(7) penerbitan   keputusan   bupati/walikota   tentang
pengesahan   pengangkatan   calon   kepala   Desa   terpilih
paling   lambat   30   (tiga   puluh)   Hari   sejak   diterimanya
laporan dari Badan Permusyawaratan Desa; dan 

(8) pelantikan kepala Desa oleh bupati/walikota paling lama
30   (tiga   puluh)   Hari   sejak   diterbitkan   keputusan
pengesahan   pengangkatan   calon   kepala   Desa   terpilih
dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang­undangan. 
6. Di   antara   Pasal   72   dan   Pasal   73   disisipkan   1   (satu)   pasal,
yakni Pasal 72A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 72A
(1) Masa jabatan kepala Desa yang dipilih melalui mekanisme
pemilihan kepala Desa antar waktu adalah sampai habis
sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti.
(2) Masa   jabatan   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)
dihitung 1 (satu) periode.
7. Ketentuan   ayat   (1)   pasal   76     diubah   sehingga   berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 76
(1) Biaya   pemilihan   kepala   Desa   serentak   dibebankan   pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan
Dana   Bantuan   dari   Anggaran   Pendapatan   dan   Belanja
Desa.
(2) Segala   biaya   yang   ditimbulkan   akibat   dari   kelengkapan
persyaratan   calon   kepala   Desa   termasuk   biaya
pelaksanaan   psikotes   dibebankan   kepada   bakal   calon
kepala Desa
(3) Segala   biaya   yang   ditimbulkan   akibat   dari   pemilihan
kepala Desa antar waktu dibebankan pada APBDesa yang
bersangkutan. 
8. Ketentuan   pasal   77     diubah   sehingga   berbunyi   sebagai
berikut :
Pasal 77
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemilihan kepala
Desa diatur dengan Peraturan Bupati
Pasal II
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agara   setiap   orang   mengetahuinya,   memerintahkan
Pengundangan   Peraturan   Daerah   ini   dengan   penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala.

Ditetapkan di Marabahan
Pada Tanggal 4 Agustus 2017            
BUPATI BARITO KUALA,

HASANUDIN MURAD
Diundang di Marabahan
Pada tanggal 7 Agustus 2017
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA,

                           SUPRIYONO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017 NOMOR 45
NOREG:  PERATURAN   DAERAH   KABUPATEN   BARITO   KUALA   PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN (88/2017)

PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR  8  TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015
TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
I.

UMUM
Bahwa   atas   dasar  pertimbangan   hukum   Mahkamah   Konstitusi
tersebut   maka   persyaratan   harus   berdomisili  paling   kurang   1   (satu)
tahun sebelum pendaftaran bagi calon Kepala Desa sebagaimana diatur
dalam Pasal 24 ayat (1) huruf g Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015
tentang   Tata   Cara   Pencalonan,   Pemilihan,   Pengangkatan,   Pelantikan
dan Pemberhentian Kepala desa maka harus Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun  2015  tentang  Tata Cara  Pencalonan,   Pemilihan,  Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, dirubah untuk disesuaikan;

II.

PASAL DEMI PASAL
Pasal I
 Angka 1
Pasal 24
Ayat (1) 
Cukup jelas
Ayat (2) 
Cukup jelas
Ayat (2a) 
Cukup jelas
Ayat (3) 
Cukup jelas
Ayat (4) 
Cukup jelas
Ayat (5) 
Cukup jelas
Ayat (6) 
Cukup jelas
Angka 2
Pasal 49
Ayat (1) 
Cukup jelas
Ayat (2) 
Cukup jelas
Ayat (3) 
Cukup jelas
Angka 3
Pasal 52
Ayat (1) 
Yang dimaksud dengan pemilihan ulang 
putaran kedua adalah jika terdapat calon 
yang memperoleh suara terbanyak lebih 

Angka 4

Angka 5

dari 1 (satu) orang calon maka 
dilaksanakan pemilihan ulang hanya bagi 
calon yang mendapat suara terbanyak 
dengan jumlah suara yang sama.
Ayat (2) 
Cukup jelas
Ayat (3) 
Cukup jelas
Ayat (4) 
Cukup jelas
Pasal 70
Ayat (1) 
Cukup jelas
Ayat (2) 
Cukup jelas
Ayat (3) 
Cukup jelas
Ayat (4) 
Cukup jelas
Ayat (5) 
Cukup jelas
Ayat (6) 
Cukup jelas
Ayat (7) 
Cukup jelas
Ayat (8) 
Cukup jelas
Ayat (9) 
Cukup jelas
Ayat (10) 
Cukup jelas
Pasal 72
Ayat (1) 
Cukup jelas
Ayat (2) 
Cukup jelas
Ayat (3) 
Yang dimaksud dengan persyaratan lain 
yang ditetapkan oleh Bupati sebagaimana 
pada huruf g adalah seleksi psikotes
Ayat (4) 
Cukup jelas
Ayat (5) 
Cukup jelas
Ayat (6) 
Cukup jelas
Ayat (7) 
Cukup jelas
Ayat (8) 
Cukup jelas

Angka 6

Angka 7

Angka 8

Pasal II

Pasal 72A
Ayat (1) 
Masa   jabatan   kepala   Desa   yang   dipilih
melalui mekanisme pemilihan kepala Desa
antar   waktu   terhitung   sejak   yang
bersangkutan   dilantik   oleh   Bupati   atau
pejabat yang ditunjuk.
Ayat (2) 
Cukup jelas
Pasal 76
Ayat (1) 
Biaya   pemilihan   kepala   Desa   serentak
dibebankan   pada   Anggaran   Pendapatan
dan   Belanja   Daerah   Kabupaten   adalah
untuk   pengadaan   surat   suara,   kotak
suara,   perlengkapan   peralatan   lainnya,
honorarium panitia dan biaya pelantikan,
sedangkan   dan   Dana   Bantuan   dari
Anggaran   Pendapatan   dan   Belanja   Desa
untuk  kebutuhan  pada    pelaksanaan
pemungutan suara
Ayat (2) 
Cukup jelas
Ayat (3) 
Cukup jelas
Pasal 77
Yang dimaksud dengan pemilihan kepala Desa 
adalah pemilihan kepada Desa serentak dan 
pemilihan kepala Desa antar waktu

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017
NOMOR 45.