PERDA 8 Thn 2017 ttg Peurbahan Perda No 1 Tahun 2015 6 7 2017
BUPATI BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 8 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015
TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 128/PPU/XIII/2015 maka persyaratan harus
berdomisili paling kurang 1 (satu) tahun sebelum
pendaftaran bagi calon Kepala Desa sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 33 huruf g UndangUndang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dipandang bertentangan
dengan Pasal 28C ayat (2) UndangUndang Dasar 1945;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Barito Kuala Nomor 1
Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan,
Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa.
Meningingat : 1. Undang–Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai
Undang–Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);
2. UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undangundang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir, dengan Undangundang Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ((Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 34);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN BARITO KUALA
dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH
TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA
CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Barito kuala Tahun 2015 Nomor 9 ) diubah
sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 24 ayat (1) huruf g dan ayat (6) dihapus,
ayat (2) huruf k, ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diubah, dan
diantara ayat (2) dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni
ayat (2a), sehingga keseluruhan Pasal 24 berbunyi :
Pasal 24
(1) Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:
a. warga Negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan pancasila,
melaksanakan UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah
pertama atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun
pada saat mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
g. dihapus
h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara
jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai
pelaku kejahatan berulangulang;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap;
k. berbadan sehat;
l. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga)
kali masa jabatan; dan
m. memenuhi kelengkapan persayaratan pencalonan
Kepala Desa
(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf m, meliputi:
a. surat permohonan/lamaran ditulis tangan dengan
tinta hitam diatas kertas bermaterai;
b. surat pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas
bersegel atau kertas bermaterai cukup sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
c. surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila
sebagai Dasar Negara, UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah yang
dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas bersegel
atau kertas bermaterai cukup sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan;
d. fotocopy ijasah formal dari tingkat dasar sampai dengan
ijazah terakhir yang telah dilegalisir oleh instansi yang
berwenang atau Surat Keterangan yang dikeluarkan
oleh Pejabat yang berwenang bagi yang tidak dapat
menunjukan ijasah asli atau bagi yang ijasahnya rusak;
e. fotocopy Akte kelahiran yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang;
f. surat keterangan berbadan sehat dan bebas Narkoba
dari dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Barito Kuala;
g. surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari
kepolisian;
h. surat keterangan dari Pengadilan Negeri yang
menyatakan tidak pernah
dihukum
penjara
karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;
i. daftar riwayat hidup;
j. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala
Desa yang dibuat di atas kertas bermaterai;
k. surat pernyataan bersedia bertempat tinggal di desa
setempat diatas kertas bermaterai;
l. surat keterangan tempat tinggal dari RT;
m. surat keterangan tempat tinggal dari Kepala Desa;
n. foto copy kartu tanda penduduk (KTP) dan Kartu
keluarga (KK) yang masih berlaku dan telah dilegalisir
Camat;
o. pas photo berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak
4 (empat) lembar;
p. surat pernyataan tidak pernah sebagai Kepala Desa
selama 3 (tiga) kali masa jabatan diatas kertas
bermaterai;
q. surat pernyataan bersedia mengganti seluruh biaya
penyelenggaraan
pemilihan jika calon mengundurkan
diri sehingga mengakibatkan batalnya pemilihan yang
dibuat di atas kertas bermaterai;
r. surat pernyataan siap menerima dan mengakui
hasil proses pemilihan Kepala Desa dengan sadar dan
penuh tanggung jawab di atas kertas bermaterai;
s. surat pernyataan tidak akan melakukan politik
uang di atas kertas bermaterai; dan
t. melampirkan naskah visi dan misi yang dibuat oleh
bakal calon Kepala Desa
(2a) Bertempat tinggal di desa setempat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf k paling lambat sampai
dengan saat pelantikan dibuktikan dengan Surat
Keterangan Pindah atau dokumen lain yang
dipersamakan sesuai dengan ketentuan perundang
undangan;
(3) Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI yang mencalonkan
diri sebagai Kepala Desa selain harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga
harus mendapat izin tertulis dari Pejabat Pembina
Kepegawaian bagi Pegawai Negri Sipil dan dari pimpinan
institusi sesuai ketentuan yang berlaku pada TNI/POLRI;
(4) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang mencalonkan diri
sebagai bakal calon Kepala Desa selain harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), juga harus mendapat izin tertulis dari Camat atas
nama Bupati dan diberi cuti terhitung sejak ditetapkan
sebagai calon sampai dengan selesainya pelaksanaan
penetapan calon terpilih;
(5) Bagi anggota BPD yang mencalonkan diri sebagai bakal
calon Kepala Desa selain harus memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus
mendapat izin tertulis dari Camat atas nama Bupati dan
diberhentikan dari keanggotaan BPD terhitung sejak
ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa.
2. Ketentuan pasal 49 ayat (3) dirubah dan ayat (4) dihapus
sehingga keseluruhan pasal 49 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 49
(1) Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dari
jumlah suara sah ditetapkan sebagai calon kepala desa
terpilih
(2) Dalam hal jumlah calon kepala desa terpilih yang
memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu)
calon, pada desa dengan TPS lebih dari 1 (satu), calon
terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada TPS
dengan jumlah pemilih terbanyak
(3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara
terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa
dengan TPS hanya 1 (satu), maka dilaksanakan pemilihan
ulang
3. Ketentuan pasal 52 ayat (1) diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 52
(1) Dalam hal terdapat lebih dari 1 {satu} orang calon yang
mendapat jumlah dukungan suara terbanyak dengan
jumlah yang sama sebagaimana dimaksud pada Pasal 49
(2)
(3)
(4)
(5)
ayat (3), maka diadakan pemilihan ulang putaran kedua
bagi calon dengan jumlah perolehan suara terbanyak
yang sama;
Pemilihan putaran kedua dilaksanakan selambat
larnbatnya 7 (tujuh) hari setelah pemungutan suara
putaran pertama dilaksanakan;
Pemilihan ulang hanya meliputi proses pemungutan
suara sampai dengan akhir proses pemilihan kepala desa;
Biaya pemilihan uiang dibebankan kepada calon kepala
desa dan/atau partisipasi masyarakat;
Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), hasilnya tetap sama, maka dinyatakan batal dan
selanjutnya Camat mengusulkan penjabat kepala desa
dengan tetap memperhatikan aspirasi dari Badan
Permusyawaratan Desa
4. Ketentuan pasal 70 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 70
(1) Dalam hal terjadi kekosongan kepala Desa karena
diberhentikan tetap, diberhentikan sementara, Kepala
Desa berhalangan lebih dari 3 (tiga) bulan, Kepala Desa
definitif belum dapat dilantik dalam waktu yang belum
dapat ditentukan, atau terjadi kebijakan penundaan
pemilihan kepala Desa oleh Menteri, maka Bupati
mengangkat Penjabat Kepala Desa.
(2) Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diangkat dari Pegawai Aparatur Sipil Negara
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala yang
memahami bidang kepemimpinan dan teknis
pemerintahan dari Desa yang bersangkutan.
(3) Pengangkatan penjabat kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati atas usul Camat dengan tetap memperhatikan
aspirasi dari Badan Permusyawaratan Desa.
(4) Masa jabatan penjabat kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah sampai dengan dilantiknya
kepala Desa yang baru.
(5) Wewenang, tugas, dan kewajiban penjabat kepala Desa
adalah sama dengan wewenang, tugas dan kewajiban
Kepala Desa definitif.
(6) Penjabat kepala Desa diberhentikan dari jabatannya
sebelum habis masa jabatannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) apabila menjadi tersangka dan atau terbukti
melalukan perbuatan yang melanggar peraturan
perundang udangan yang berlaku.
(7) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
diusulkan oleh Camat kepada Bupati dengan
memperhatikan aspirasi BPD.
(8) Apabila terjadi pemberhentian penjabat kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7), maka
diusulkan penjabat kepala Desa yang baru.
(9) Mekanisme pengusulan penjabat kepala Desa yang baru
sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tetap mengacu pada
mekanisme pengusulan penjabat kepala Desa
sebagaimana pada ayat (2) dan ayat (3).
(10) Pegawai Aparatur Sipil Negara yang diangkat menjadi
penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) berhak mendapatkan tunjangan kepala Desa dan
penghasilan lainnya yang sah.
5. Ketentuan pasal 72 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 72
(1) Pemilihan kepala Desa antar waktu dilakukan bagi desa
dalam hal sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti
lebih dari 1 (satu) tahun.
(2) Pemilihan kepala Desa antar waktu dilakukan secara
demokratis melalui proses pemilihan secara langsung atau
musyawarah desa khusus untuk pemilihan kepala Desa
antar waktu.
(3) Sebelum pelaksanaan Pemilihan kepala Desa antar waktu,
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Pembentukan panitia pemilihan kepala Desa antar
waktu oleh Badan Permusyawaratan Desa paling
lambat dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari
terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;
b. Pengajuan biaya pemilihan dengan beban APBDesa oleh
panitia pemilihan kepada pejabat kepala Desa paling
lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak panitia terbentuk;
c. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat
kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) Hari terhitung sejak diajukan oleh panitia
pemilihan;
d. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa
oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 15 (lima
belas) Hari;
e. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal
calon oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 7
(tujuh) Hari; dan
f. penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia
pemilihan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling
banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan
pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkan
sebagai calon yang berhak dipilih.
g. Dalam hal jumlah bakal calon yang memenuhi
persyaratan lebih dari 3 (tiga), panitia melakukan
seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria
memiliki pengalaman bekerja di lembaga Pemerintahan,
tingkat pendidikan, usia dan persyaratan lain yang
ditetapkan Bupati
(4) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu
ditetapkan melalui proses pemilihan langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), panitia
menyelenggarakan pemilihan langsung oleh unsur
masyarakat yang mempunyai hak pilih.
(5) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu
ditetapkan melalui proses musyawarah desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dengan kegiatan sebagai berikut :
a. penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua
Badan Permusyawaratan Desa yang teknis pelaksanaan
pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan;
b. pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh
musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat atau
melalui pemungutan suara;
c. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia
pemilihan melalui mekanisme musyawarah mufakat
atau melalui pemungutan suara yang telah disepakati
oleh musyawarah Desa;
d. pelaporan hasil pemilihan calon kepala Desa oleh
panitia pemilihan kepada musyawarah Desa;
e. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa;
f. pelaporan hasil pemilihan kepala Desa melalui
musyawarah Desa kepada Badan Permusyawaratan
Desa dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari setelah
musyawarah Desa mengesahkan calon kepala Desa
terpilih;
(6) pelaporan calon kepala Desa terpilih oleh ketua Badan
Permusyawaratan Desa kepada bupati/walikota paling
lambat 7 (tujuh) Hari setelah menerima laporan dari
panitia pemilihan;
(7) penerbitan keputusan bupati/walikota tentang
pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih
paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak diterimanya
laporan dari Badan Permusyawaratan Desa; dan
(8) pelantikan kepala Desa oleh bupati/walikota paling lama
30 (tiga puluh) Hari sejak diterbitkan keputusan
pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih
dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
6. Di antara Pasal 72 dan Pasal 73 disisipkan 1 (satu) pasal,
yakni Pasal 72A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 72A
(1) Masa jabatan kepala Desa yang dipilih melalui mekanisme
pemilihan kepala Desa antar waktu adalah sampai habis
sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti.
(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung 1 (satu) periode.
7. Ketentuan ayat (1) pasal 76 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 76
(1) Biaya pemilihan kepala Desa serentak dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan
Dana Bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa.
(2) Segala biaya yang ditimbulkan akibat dari kelengkapan
persyaratan calon kepala Desa termasuk biaya
pelaksanaan psikotes dibebankan kepada bakal calon
kepala Desa
(3) Segala biaya yang ditimbulkan akibat dari pemilihan
kepala Desa antar waktu dibebankan pada APBDesa yang
bersangkutan.
8. Ketentuan pasal 77 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 77
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemilihan kepala
Desa diatur dengan Peraturan Bupati
Pasal II
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agara setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala.
Ditetapkan di Marabahan
Pada Tanggal 4 Agustus 2017
BUPATI BARITO KUALA,
HASANUDIN MURAD
Diundang di Marabahan
Pada tanggal 7 Agustus 2017
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA,
SUPRIYONO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017 NOMOR 45
NOREG: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN (88/2017)
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 8 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015
TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
I.
UMUM
Bahwa atas dasar pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi
tersebut maka persyaratan harus berdomisili paling kurang 1 (satu)
tahun sebelum pendaftaran bagi calon Kepala Desa sebagaimana diatur
dalam Pasal 24 ayat (1) huruf g Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015
tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan
dan Pemberhentian Kepala desa maka harus Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, dirubah untuk disesuaikan;
II.
PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (2a)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Angka 2
Pasal 49
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Angka 3
Pasal 52
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pemilihan ulang
putaran kedua adalah jika terdapat calon
yang memperoleh suara terbanyak lebih
Angka 4
Angka 5
dari 1 (satu) orang calon maka
dilaksanakan pemilihan ulang hanya bagi
calon yang mendapat suara terbanyak
dengan jumlah suara yang sama.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 70
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas
Pasal 72
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan persyaratan lain
yang ditetapkan oleh Bupati sebagaimana
pada huruf g adalah seleksi psikotes
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Angka 6
Angka 7
Angka 8
Pasal II
Pasal 72A
Ayat (1)
Masa jabatan kepala Desa yang dipilih
melalui mekanisme pemilihan kepala Desa
antar waktu terhitung sejak yang
bersangkutan dilantik oleh Bupati atau
pejabat yang ditunjuk.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 76
Ayat (1)
Biaya pemilihan kepala Desa serentak
dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten adalah
untuk pengadaan surat suara, kotak
suara, perlengkapan peralatan lainnya,
honorarium panitia dan biaya pelantikan,
sedangkan dan Dana Bantuan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
untuk kebutuhan pada pelaksanaan
pemungutan suara
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 77
Yang dimaksud dengan pemilihan kepala Desa
adalah pemilihan kepada Desa serentak dan
pemilihan kepala Desa antar waktu
Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017
NOMOR 45.
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 8 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015
TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 128/PPU/XIII/2015 maka persyaratan harus
berdomisili paling kurang 1 (satu) tahun sebelum
pendaftaran bagi calon Kepala Desa sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 33 huruf g UndangUndang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dipandang bertentangan
dengan Pasal 28C ayat (2) UndangUndang Dasar 1945;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Barito Kuala Nomor 1
Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan,
Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa.
Meningingat : 1. Undang–Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai
Undang–Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);
2. UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undangundang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir, dengan Undangundang Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ((Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 34);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN BARITO KUALA
dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH
TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA
CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Barito kuala Tahun 2015 Nomor 9 ) diubah
sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 24 ayat (1) huruf g dan ayat (6) dihapus,
ayat (2) huruf k, ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diubah, dan
diantara ayat (2) dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni
ayat (2a), sehingga keseluruhan Pasal 24 berbunyi :
Pasal 24
(1) Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:
a. warga Negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan pancasila,
melaksanakan UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah
pertama atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun
pada saat mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
g. dihapus
h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara
jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai
pelaku kejahatan berulangulang;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap;
k. berbadan sehat;
l. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga)
kali masa jabatan; dan
m. memenuhi kelengkapan persayaratan pencalonan
Kepala Desa
(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf m, meliputi:
a. surat permohonan/lamaran ditulis tangan dengan
tinta hitam diatas kertas bermaterai;
b. surat pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas
bersegel atau kertas bermaterai cukup sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
c. surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila
sebagai Dasar Negara, UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah yang
dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas bersegel
atau kertas bermaterai cukup sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan;
d. fotocopy ijasah formal dari tingkat dasar sampai dengan
ijazah terakhir yang telah dilegalisir oleh instansi yang
berwenang atau Surat Keterangan yang dikeluarkan
oleh Pejabat yang berwenang bagi yang tidak dapat
menunjukan ijasah asli atau bagi yang ijasahnya rusak;
e. fotocopy Akte kelahiran yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang;
f. surat keterangan berbadan sehat dan bebas Narkoba
dari dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Barito Kuala;
g. surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari
kepolisian;
h. surat keterangan dari Pengadilan Negeri yang
menyatakan tidak pernah
dihukum
penjara
karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;
i. daftar riwayat hidup;
j. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala
Desa yang dibuat di atas kertas bermaterai;
k. surat pernyataan bersedia bertempat tinggal di desa
setempat diatas kertas bermaterai;
l. surat keterangan tempat tinggal dari RT;
m. surat keterangan tempat tinggal dari Kepala Desa;
n. foto copy kartu tanda penduduk (KTP) dan Kartu
keluarga (KK) yang masih berlaku dan telah dilegalisir
Camat;
o. pas photo berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak
4 (empat) lembar;
p. surat pernyataan tidak pernah sebagai Kepala Desa
selama 3 (tiga) kali masa jabatan diatas kertas
bermaterai;
q. surat pernyataan bersedia mengganti seluruh biaya
penyelenggaraan
pemilihan jika calon mengundurkan
diri sehingga mengakibatkan batalnya pemilihan yang
dibuat di atas kertas bermaterai;
r. surat pernyataan siap menerima dan mengakui
hasil proses pemilihan Kepala Desa dengan sadar dan
penuh tanggung jawab di atas kertas bermaterai;
s. surat pernyataan tidak akan melakukan politik
uang di atas kertas bermaterai; dan
t. melampirkan naskah visi dan misi yang dibuat oleh
bakal calon Kepala Desa
(2a) Bertempat tinggal di desa setempat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf k paling lambat sampai
dengan saat pelantikan dibuktikan dengan Surat
Keterangan Pindah atau dokumen lain yang
dipersamakan sesuai dengan ketentuan perundang
undangan;
(3) Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI yang mencalonkan
diri sebagai Kepala Desa selain harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga
harus mendapat izin tertulis dari Pejabat Pembina
Kepegawaian bagi Pegawai Negri Sipil dan dari pimpinan
institusi sesuai ketentuan yang berlaku pada TNI/POLRI;
(4) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang mencalonkan diri
sebagai bakal calon Kepala Desa selain harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), juga harus mendapat izin tertulis dari Camat atas
nama Bupati dan diberi cuti terhitung sejak ditetapkan
sebagai calon sampai dengan selesainya pelaksanaan
penetapan calon terpilih;
(5) Bagi anggota BPD yang mencalonkan diri sebagai bakal
calon Kepala Desa selain harus memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus
mendapat izin tertulis dari Camat atas nama Bupati dan
diberhentikan dari keanggotaan BPD terhitung sejak
ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa.
2. Ketentuan pasal 49 ayat (3) dirubah dan ayat (4) dihapus
sehingga keseluruhan pasal 49 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 49
(1) Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dari
jumlah suara sah ditetapkan sebagai calon kepala desa
terpilih
(2) Dalam hal jumlah calon kepala desa terpilih yang
memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu)
calon, pada desa dengan TPS lebih dari 1 (satu), calon
terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada TPS
dengan jumlah pemilih terbanyak
(3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara
terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa
dengan TPS hanya 1 (satu), maka dilaksanakan pemilihan
ulang
3. Ketentuan pasal 52 ayat (1) diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 52
(1) Dalam hal terdapat lebih dari 1 {satu} orang calon yang
mendapat jumlah dukungan suara terbanyak dengan
jumlah yang sama sebagaimana dimaksud pada Pasal 49
(2)
(3)
(4)
(5)
ayat (3), maka diadakan pemilihan ulang putaran kedua
bagi calon dengan jumlah perolehan suara terbanyak
yang sama;
Pemilihan putaran kedua dilaksanakan selambat
larnbatnya 7 (tujuh) hari setelah pemungutan suara
putaran pertama dilaksanakan;
Pemilihan ulang hanya meliputi proses pemungutan
suara sampai dengan akhir proses pemilihan kepala desa;
Biaya pemilihan uiang dibebankan kepada calon kepala
desa dan/atau partisipasi masyarakat;
Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), hasilnya tetap sama, maka dinyatakan batal dan
selanjutnya Camat mengusulkan penjabat kepala desa
dengan tetap memperhatikan aspirasi dari Badan
Permusyawaratan Desa
4. Ketentuan pasal 70 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 70
(1) Dalam hal terjadi kekosongan kepala Desa karena
diberhentikan tetap, diberhentikan sementara, Kepala
Desa berhalangan lebih dari 3 (tiga) bulan, Kepala Desa
definitif belum dapat dilantik dalam waktu yang belum
dapat ditentukan, atau terjadi kebijakan penundaan
pemilihan kepala Desa oleh Menteri, maka Bupati
mengangkat Penjabat Kepala Desa.
(2) Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diangkat dari Pegawai Aparatur Sipil Negara
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala yang
memahami bidang kepemimpinan dan teknis
pemerintahan dari Desa yang bersangkutan.
(3) Pengangkatan penjabat kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati atas usul Camat dengan tetap memperhatikan
aspirasi dari Badan Permusyawaratan Desa.
(4) Masa jabatan penjabat kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah sampai dengan dilantiknya
kepala Desa yang baru.
(5) Wewenang, tugas, dan kewajiban penjabat kepala Desa
adalah sama dengan wewenang, tugas dan kewajiban
Kepala Desa definitif.
(6) Penjabat kepala Desa diberhentikan dari jabatannya
sebelum habis masa jabatannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) apabila menjadi tersangka dan atau terbukti
melalukan perbuatan yang melanggar peraturan
perundang udangan yang berlaku.
(7) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
diusulkan oleh Camat kepada Bupati dengan
memperhatikan aspirasi BPD.
(8) Apabila terjadi pemberhentian penjabat kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7), maka
diusulkan penjabat kepala Desa yang baru.
(9) Mekanisme pengusulan penjabat kepala Desa yang baru
sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tetap mengacu pada
mekanisme pengusulan penjabat kepala Desa
sebagaimana pada ayat (2) dan ayat (3).
(10) Pegawai Aparatur Sipil Negara yang diangkat menjadi
penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) berhak mendapatkan tunjangan kepala Desa dan
penghasilan lainnya yang sah.
5. Ketentuan pasal 72 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 72
(1) Pemilihan kepala Desa antar waktu dilakukan bagi desa
dalam hal sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti
lebih dari 1 (satu) tahun.
(2) Pemilihan kepala Desa antar waktu dilakukan secara
demokratis melalui proses pemilihan secara langsung atau
musyawarah desa khusus untuk pemilihan kepala Desa
antar waktu.
(3) Sebelum pelaksanaan Pemilihan kepala Desa antar waktu,
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Pembentukan panitia pemilihan kepala Desa antar
waktu oleh Badan Permusyawaratan Desa paling
lambat dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari
terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;
b. Pengajuan biaya pemilihan dengan beban APBDesa oleh
panitia pemilihan kepada pejabat kepala Desa paling
lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak panitia terbentuk;
c. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat
kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) Hari terhitung sejak diajukan oleh panitia
pemilihan;
d. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa
oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 15 (lima
belas) Hari;
e. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal
calon oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 7
(tujuh) Hari; dan
f. penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia
pemilihan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling
banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan
pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkan
sebagai calon yang berhak dipilih.
g. Dalam hal jumlah bakal calon yang memenuhi
persyaratan lebih dari 3 (tiga), panitia melakukan
seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria
memiliki pengalaman bekerja di lembaga Pemerintahan,
tingkat pendidikan, usia dan persyaratan lain yang
ditetapkan Bupati
(4) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu
ditetapkan melalui proses pemilihan langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), panitia
menyelenggarakan pemilihan langsung oleh unsur
masyarakat yang mempunyai hak pilih.
(5) Dalam hal mekanisme pemilihan kepala Desa antar waktu
ditetapkan melalui proses musyawarah desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dengan kegiatan sebagai berikut :
a. penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua
Badan Permusyawaratan Desa yang teknis pelaksanaan
pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan;
b. pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh
musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat atau
melalui pemungutan suara;
c. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia
pemilihan melalui mekanisme musyawarah mufakat
atau melalui pemungutan suara yang telah disepakati
oleh musyawarah Desa;
d. pelaporan hasil pemilihan calon kepala Desa oleh
panitia pemilihan kepada musyawarah Desa;
e. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa;
f. pelaporan hasil pemilihan kepala Desa melalui
musyawarah Desa kepada Badan Permusyawaratan
Desa dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari setelah
musyawarah Desa mengesahkan calon kepala Desa
terpilih;
(6) pelaporan calon kepala Desa terpilih oleh ketua Badan
Permusyawaratan Desa kepada bupati/walikota paling
lambat 7 (tujuh) Hari setelah menerima laporan dari
panitia pemilihan;
(7) penerbitan keputusan bupati/walikota tentang
pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih
paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak diterimanya
laporan dari Badan Permusyawaratan Desa; dan
(8) pelantikan kepala Desa oleh bupati/walikota paling lama
30 (tiga puluh) Hari sejak diterbitkan keputusan
pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih
dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
6. Di antara Pasal 72 dan Pasal 73 disisipkan 1 (satu) pasal,
yakni Pasal 72A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 72A
(1) Masa jabatan kepala Desa yang dipilih melalui mekanisme
pemilihan kepala Desa antar waktu adalah sampai habis
sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti.
(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung 1 (satu) periode.
7. Ketentuan ayat (1) pasal 76 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 76
(1) Biaya pemilihan kepala Desa serentak dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan
Dana Bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa.
(2) Segala biaya yang ditimbulkan akibat dari kelengkapan
persyaratan calon kepala Desa termasuk biaya
pelaksanaan psikotes dibebankan kepada bakal calon
kepala Desa
(3) Segala biaya yang ditimbulkan akibat dari pemilihan
kepala Desa antar waktu dibebankan pada APBDesa yang
bersangkutan.
8. Ketentuan pasal 77 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 77
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemilihan kepala
Desa diatur dengan Peraturan Bupati
Pasal II
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agara setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala.
Ditetapkan di Marabahan
Pada Tanggal 4 Agustus 2017
BUPATI BARITO KUALA,
HASANUDIN MURAD
Diundang di Marabahan
Pada tanggal 7 Agustus 2017
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA,
SUPRIYONO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017 NOMOR 45
NOREG: PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN (88/2017)
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 8 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015
TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
I.
UMUM
Bahwa atas dasar pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi
tersebut maka persyaratan harus berdomisili paling kurang 1 (satu)
tahun sebelum pendaftaran bagi calon Kepala Desa sebagaimana diatur
dalam Pasal 24 ayat (1) huruf g Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015
tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan
dan Pemberhentian Kepala desa maka harus Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, dirubah untuk disesuaikan;
II.
PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (2a)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Angka 2
Pasal 49
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Angka 3
Pasal 52
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pemilihan ulang
putaran kedua adalah jika terdapat calon
yang memperoleh suara terbanyak lebih
Angka 4
Angka 5
dari 1 (satu) orang calon maka
dilaksanakan pemilihan ulang hanya bagi
calon yang mendapat suara terbanyak
dengan jumlah suara yang sama.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 70
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas
Pasal 72
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan persyaratan lain
yang ditetapkan oleh Bupati sebagaimana
pada huruf g adalah seleksi psikotes
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Angka 6
Angka 7
Angka 8
Pasal II
Pasal 72A
Ayat (1)
Masa jabatan kepala Desa yang dipilih
melalui mekanisme pemilihan kepala Desa
antar waktu terhitung sejak yang
bersangkutan dilantik oleh Bupati atau
pejabat yang ditunjuk.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 76
Ayat (1)
Biaya pemilihan kepala Desa serentak
dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten adalah
untuk pengadaan surat suara, kotak
suara, perlengkapan peralatan lainnya,
honorarium panitia dan biaya pelantikan,
sedangkan dan Dana Bantuan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
untuk kebutuhan pada pelaksanaan
pemungutan suara
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 77
Yang dimaksud dengan pemilihan kepala Desa
adalah pemilihan kepada Desa serentak dan
pemilihan kepala Desa antar waktu
Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017
NOMOR 45.