PERMEN LHK NO 65 TAHUN 2015 TTG dekonsentrasi 2016
9
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : P.65/MenLHK-Setjen/2015
TENTANG
PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI)
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2016 KEPADA
34 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI SELAKU WAKIL PEMERINTAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
: a. bahwa
dalam
rangka
meningkatkan
efektivitas
pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup
dan
kehutanan,
pemerintahan
di
terdapat
bidang
beberapa
lingkungan
urusan
hidup
dan
kehutanan yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku
wakil Pemerintah;
b. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 16 ayat (5) Peraturan
Pemerintah
Nomor
7
Tahun
2008
tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, pelimpahan
urusan pemerintahan dari Pemerintah kepada Gubernur
selaku Wakil Pemerintah ditetapkan dengan Peraturan
Menteri;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tentang
Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan
(Dekonsentrasi)
Kehutanan
Bidang
Tahun
2016
Lingkungan
Kepada
Hidup
34
Pemerintah Provinsi Selaku Wakil Pemerintah.
dan
Gubernur
-2-
Mengingat
: 1. Undang-Undang
Nomor
5
Tahun
1990
tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990
Nomor
49,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 3419);
2. Undang-Undang
Kehutanan
Nomor
(Lembaran
41
Tahun
Negara
1999
Republik
tentang
Indonesia
Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4412);
3. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2003
tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
-3-
7. Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang
Perlindungan
(Lembaran
Nomor
Nomor
dan
Negara
140,
32
Tahun
Pengelolaan
Republik
Tambahan
2009
tentang
Lingkungan
Indonesia
Lembaran
Hidup
Tahun
Negara
2009
Republik
Indonesia Nomor 5059);
9. Undang-Undang
Pemerintah
Nomor
Daerah
23
Tahun
(Lembaran
2014
tentang
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang
Nomor
9
Tahun
2015
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor
153,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4161);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang
Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4452);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan
Hutan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4453), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun
2009
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5056);
-4-
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
15. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Kementerian
(Lembaran
Lingkungan
Negara
Hidup
Republik
dan
Indonesia
Kehutanan
Tahun
2015
Nomor 8);
16. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Tahun 2014-2019, sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun
2015;
17. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Rencana
Kerja
Pemerintah
Tahun
2016
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 137);
18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Lingkungan
Hidup
Daerah
Provinsi
dan
Daerah
Kabupaten/ Kota;
19. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan
Tata
Kerja
Kementerian
Lingkungan
Hidup
dan
Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 713);
20. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.39/MenLHK-II/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2015-2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1195);
-5-
21. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.49/MenLHK-II/2015 tentang Rencana Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2016;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN
MENTERI
LINGKUNGAN
HIDUP
DAN
KEHUTANAN TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN
PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG LINGKUNGAN
HIDUP
DAN
GUBERNUR
KEHUTANAN
PEMERINTAH
TAHUN
2016
PROVINSI
KEPADA
SELAKU
34
WAKIL
PEMERINTAH.
BAB I
PENGERTIAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang
memegang
kekuasaan
pemerintahan
negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden
dan
Menteri
Undang-Undang
sebagaimana
Dasar
Negara
dimaksud
Republik
dalam
Indonesia
Tahun 1945.
2. Dekonsentrasi
Pemerintah
adalah
kepada
pelimpahan
wewenang
Gubernur
sebagai
dari
wakil
Pemerintah.
3. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil
Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi,
tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi
vertikal pusat di daerah.
-6-
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah instansi pada
pemerintah provinsi yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan Dekonsentrasi Bidang Lingkungan Hidup
dan Bidang Kehutanan.
5. Hutan
adalah
suatu
kesatuan
ekosistem
berupa
hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang
didominasi
pepohonan
dalam
persekutuan
alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan.
6. Taman Hutan Raya adalah Kawasan Pelestarian Alam
(KPA) untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa
yang alami atau buatan, jenis asli dan/atau bukan asli,
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan,
pendidikan,
menunjang
budidaya,
pariwisata, dan rekreasi.
7. Kawasan Konservasi adalah kawasan yang ditetapkan
sebagai
Kawasan
Suaka
Alam
Pelestarian Alam (KPA), Taman
(KSA),
Kawasan
Buru dan Hutan
Lindung.
8. Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri
khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman
tumbuhan
dan
satwa
serta
ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan.
9. Kawasan
Pelestarian
Alam
(KPA)
adalah
kawasan
dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di
perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
10. Taman Buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan
sebagai tempat wisata berburu.
-7-
11. Hutan
Lindung
adalah
kawasan
hutan
yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga
mencegah
kehidupan
banjir,
untuk
mengatur
mengendalikan
erosi,
tata
air,
mencegah
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
12. Jasa Lingkungan adalah suatu produk yang dapat atau
tidak dapat diukur secara langsung berupa Jasa Wisata
Alam/rekreasi,
Perlindungan
Sistem
Hidrologi,
Kesuburan Tanah, Pengendalian Erosi dan Banjir,
Keindahan, Keunikan dan Kenyamanan.
13. Ekosistem esensial adalah ekosistem karst, lahan basah
(danau, sungai, rawa, payau dan wilayah pasang surut
dengan tidak lebih dari 6 (enam) meter), mangrove dan
gambut yang berada di luar KSA dan KPA.
14. Hot Spot adalah informasi dari citra satelit mengenai
lokasi kebakaran hutan atau lahan.
15. Masyarakat Peduli Api (MPA) adalah masyarakat yang
secara
sukarela
peduli
terhadap
pengendalian
kebakaran hutan dan lahan yang telah dilatih.
16. Batas Kawasan Hutan adalah batas luar kawasan
hutan dan/atau batas fungsi kawasan hutan.
17. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah
pengelolaan
hutan
sesuai
fungsi
pokok
dan
peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan
lestari.
18. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) adalah
KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar
terdiri dari kawasan hutan lindung.
19. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHP) adalah
satu
kesatuan
pengusahaan
hutan
terkecil
atas
kawasan hutan produksi yang layak diusahakan secara
lestari dan secara ekonomi.
20. Hutan
Produksi
adalah
kawasan
hutan
yang
mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
-8-
21. Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) adalah suatu
informasi
sumber
yang
daya
dapat
hutan,
menggambarkan
kehilangan
dan
cadangan
penggunaan
sumber daya hutan, sehingga pada waktu tertentu
dapat diketahui kecenderungannya, apakah surplus
atau
defisit
jika
dibandingkan
dengan
waktu
sebelumnya.
22. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya
untuk
memulihkan,
mempertahankan,
dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya
dukung,
produktivitas
dan
peranannya
dalam
mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
23. Reklamasi Hutan adalah usaha untuk memperbaiki
atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan
yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan peruntukannya.
24. Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Terpadu
adalah
mengakomodir
konsep
berbagai
pembangunan
peraturan
yang
perundangan-
undangan dan dijabarkan secara menyeluruh dan
terpadu
dalam
suatu
rencana
jangka
pendek,
menengah maupun panjang yang memuat perumusan
masalah spesifik di dalam DAS, sasaran dan tujuan
pengelolaan,
arahan
kegiatan
dalam
pemanfaatan,
peningkatan pelestarian sumber daya alam air, tanah
dan vegetasi, pengembangan sumber daya manusia,
arahan model pengelolaan DAS, serta sistem monitoring
dan evaluasi kegiatan pengelolaan DAS.
-9-
25. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai
dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari
curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang
batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas
di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
26. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) adalah
strategi operasionalisasi arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah nasional pada wilayah
provinsi.
27. Perbenihan Tanaman Hutan adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan konservasi sumber daya genetik,
pemuliaan tanaman hutan, pengadaan dan peredaran
benih dan/atau bibit.
28. Perairan Darat adalah semua bentuk perairan yang
terdapat di darat, meliputi mata air, air yang mengalir
di permukaan bergerak menuju ke daerah-daerah yang
lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan lainlain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan
Daerah Aliran Sungai (DAS).
29. Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan sumber
daya hutan pada kawasan hutan negara dan/atau
hutan
hak,
yang
memberi
kesempatan
kepada
masyarakat setempat sebagai pelaku dan/atau mitra
utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya
dan mewujudkan kelestarian hutan.
30. Hutan Negara adalah hutan yang berada pada tanah
yang tidak dibebani hak atas tanah.
31. Hutan Hak atau Hutan Rakyat adalah hutan yang
berada pada tanah yang telah dibebani hak atas tanah.
- 10 -
32. Biaya
Operasional
Penyuluh
(BOP)
adalah
biaya
perjalanan tetap dan perlengkapan penunjang yang
disediakan
kepada
melaksanakan
penyuluh
kegiatan
kehutanan
kunjungan,
untuk
pendampingan,
dan bimbingan kepada pelaku utama dan pelaku
usaha.
33. Penyuluh Kehutanan adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang melakukan
kegiatan penyuluhan kehutanan oleh pejabat yang
berwenang
pada
satuan
organisasi
yang
memiliki
kewenangan dibidang penyuluhan kehutanan.
34. Penyuluhan kehutanan adalah proses pemberdayaan
masyarakat
dalam
mengembangkan
pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat sehingga menjadi tahu,
mau, dan mampu melakukan kegiatan pembangunan
hutan dan kehutanan untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraannya serta mempunyai kepedulian dan
berpartisipasi
aktif
dalam
pelestarian
hutan
dan
lingkungan.
35. Kelompok Tani Hutan (KTH) adalah kumpulan individu
petani dalam suatu wadah organisasi yang tumbuh
berdasarkan
kebersamaan,
kepentingan
untuk
kesamaan
bekerjasama
profesi
dalam
dan
rangka
pembangunan usaha hutan tanaman dalam rangka
kesejahteraan anggotanya.
36. Tenurial adalah hak pemangkuan dan penguasaan
terhadap
lahan
dikandungnya.
dan
sumber
daya
alam
yang
- 11 -
37. Masyarakat Hukum Adat adalah kelompok masyarakat
yang secara turun-temurun bermukim di wilayah
geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal-usul
leluhur,
adanya
hubungan
yang
kuat
dengan
lingkungan hidup, serta adanya sistem nilai yang
menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan
hukum.
38. Peredaran Hasil Hutan adalah lalu lintas angkutan
hasil hutan yang dimulai dari blok tebangan (di hutan)
sampai
ke
tempat/industri
pengolahan
kayu/hasil
hutan lainnya.
39. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari
penerimaan perpajakan.
40. Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) adalah pungutan
yang dikenakan sebagai pengganti nilai instrinsik dari
hasil hutan yang dipungut dari hutan negara.
41. Dana Reboisasi (DR) adalah dana yang dipungut dari
pemegang izin usaha pemanfaatan hutan dari hutan
alam yang berupa kayu dalam rangka reboisasi dan
rehabilitasi hutan.
42. Penatausahaan Hasil Hutan adalah kegiatan yang
meliputi penatausahaan tentang perencanaan produksi,
pemanenan atau penebangan, penandaan, pengukuran
dan
pengujian,
pengangkutan/peredaran
dan
penimbunan, pengolahan dan pelaporan.
43. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan
Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan
Produksi
(IUPHHK-HTI)
adalah
izin
usaha
untuk
membangun Hutan Tanaman pada Hutan Produksi
yang
dibangun
oleh
kelompok
industri
untuk
meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi
dalam
rangka
industri.
memenuhi
kebutuhan
bahan
baku
- 12 -
44. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam
Hutan Alam yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HA
yang sebelumnya disebut Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) adalah izin memanfaatkan hutan produksi yang
kegiatannya terdiri dari penebangan, pengangkutan,
penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan
dan pemasaran hasil hutan kayu.
45. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi
Ekosistem
dalam
hutan
alam
yang
selanjutnya
disingkat IUPHHK-RE adalah izin usaha yang diberikan
untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada
hutan
produksi
sehingga
dapat
keterwakilannya
perlindungan
termasuk
yang
memiliki
ekosistem
dipertahankan
melalui
dan
penanaman,
fungsi
kegiatan
pemulihan
penting
dan
pemeliharaan,
ekosistem
pengayaan,
hutan
penjarangan,
penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna
untuk mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna)
serta unsur non hayati (tanah, iklim dan topografi) pada
suatu
kawasan
kepada
jenis
yang
asli,
sehingga
tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.
46. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan
hayati baik nabati maupun hewani beserta produk
turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari
ekosistem hutan.
47. Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) adalah
pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku
serpih menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
48. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan
kehutanan.
di
bidang
lingkungan
hidup
dan
- 13 -
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud penyelenggaraan dekonsentrasi adalah untuk
meningkatkan
kinerja
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
(2) Tujuan penyelenggaraan dekonsentrasi adalah untuk
meningkatkan efektivitas peran dan posisi Gubernur
selaku
wakil
pemerintah
di
dalam
melaksanakan
urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup dan
kehutanan.
BAB III
PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI
Bagian Kesatu
Jenis Dekonsentrasi
Pasal 3
(1) Menteri melimpahkan sebagian urusan pemerintahan di
bidang lingkungan hidup dan kehutanan kepada 34
Gubernur pemerintah provinsi.
(2) Rincian urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup
dan
kehutanan
yang
dilimpahkan
kepada
Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Menteri ini.
(3) Urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan yang dilimpahkan kepada Gubernur tidak
boleh dilimpahkan kepada bupati/walikota maupun
kepada kepala desa.
- 14 -
(4) Pelimpahan urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup dan kehutanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), berlaku sampai dengan 31 Desember tahun
2016.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Dekonsentrasi
Pasal 4
(1) Gubernur menetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Provinsi yang menangani urusan pemerintahan bidang
lingkungan hidup, dan bidang kehutanan sebagai
pelaksana urusan pemerintahan bidang lingkungan
hidup dan kehutanan yang dilimpahkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3.
(2) Setelah
menerima
pelimpahan
sebagian
urusan
pemerintahan bidang lingkungan hidup dan kehutanan
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
menetapkan
perangkat
pengelola
3,
Gubernur
keuangan
yang
meliputi kuasa pengguna anggaran/barang, pejabat
pembuat
komitmen,
pejabat
penguji
tagihan/penandatanganan surat perintah membayar,
dan bendahara pengeluaran.
(3) Gubernur
menyampaikan
hasil
penetapan
kuasa
pengguna anggaran/barang dan perangkat pengelola
keuangan kepada Menteri dengan tembusan kepada
Menteri
Keuangan
c.q.
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan.
(4) Gubernur di dalam melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan bidang lingkungan hidup dan kehutanan
yang dilimpahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3, wajib berpedoman kepada norma, standar, prosedur,
dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri.
- 15 -
(5) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilimpahkan
kepada Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3,
dibiayai
oleh
bagian
anggaran
Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2016.
(6) Pelaksanaan anggaran oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang menangani urusan pemerintahan bidang
lingkungan
hidup
dan
kehutanan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), berpedoman kepada peraturan
perundang-undangan.
(7) Pengelolaan
anggaran
pemerintahan
di
untuk
bidang
pelaksanaan
lingkungan
urusan
hidup
dan
kehutanan yang dilimpahkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3, wajib dilakukan secara tertib, taat pada
peraturan
perundang-undangan,
efisien,
ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
(8) Perencanaan kegiatan dan anggaran pada Satuan Kerja
Perangkat
Daerah
Gubernur
untuk
provinsi
menangani
yang
telah
urusan
ditetapkan
pemerintahan
bidang lingkungan hidup, dan bidang kehutanan yang
dilimpahkan, dikoordinasikan oleh Sekretariat Satuan
Kerja Perangkat Daerah.
Bagian Ketiga
Pelaporan Dekonsentrasi
Pasal 5
(1) Setiap 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan dan pada akhir
tahun Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menangani
sebagian
lingkungan
hidup,
urusan
dan
pemerintahan
bidang
kehutanan
bidang
yang
dilimpahkan wajib melaporkan pelaksanaan sebagian
urusan pemerintahan :
- 16 -
a.
Bidang lingkungan hidup kepada Menteri dengan
tembusan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian
Lingkungan
Jenderal
Hidup
dan
Kementerian
Kehutanan,
Direktur
Pencemaran
dan
Kehutanan,
Lingkungan
Jenderal
Kerusakan
Inspektur
Hidup
dan
Pengendalian
Lingkungan,
dan
Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
b. Bidang
kehutanan
kepada
Menteri
dengan
tembusan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian
Lingkungan
Jenderal
Hidup
dan
Kementerian
Kehutanan,
Lingkungan
Inspektur
Hidup
dan
Kehutanan, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan
dan Tata Lingkungan, Direktur Jenderal Konservasi
Sumber
Daya
Alam
dan
Ekosistem,
Direktur
Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Direktur
Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Direktur Jenderal Pengendalian Daerah
Aliran
Sungai
Jenderal
dan
Hutan
Perhutanan
Lindung,
Sosial
dan
Direktur
Kemitraan
Lingkungan, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari, dan Kepala Badan Penyuluhan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
(2) Pelaporan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
meliputi aspek manajerial dan aspek akuntabilitas.
(3) Aspek manajerial terdiri dari perkembangan realisasi
penyerapan dana, pencapaian target keluaran, kendala
yang dihadapi, dan saran tindak lanjut.
(4) Aspek
akuntabilitas
terdiri
dari
laporan
realisasi
anggaran, neraca, catatan atas laporan keuangan, dan
laporan barang.
- 17 -
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 6
(1) Pembinaan
teknis
atas
pelaksanaan
dekonsentrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 :
a. Bidang
lingkungan
hidup
dilaksanakan
oleh
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan
Lingkungan,
Penegakan
Hukum
dan
Direktur
Lingkungan
Jenderal
Hidup
dan
Kehutanan.
b. Bidang
kehutanan
dilaksanakan
oleh
Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan,
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam
dan Ekosistem, Direktur Jenderal Pengendalian
Perubahan Iklim, Direktur
Hukum
Direktur
Lingkungan
Jenderal
Jenderal
Penegakan
Hidup dan Kehutanan,
Pengendalian
Daerah
Aliran
Sungai dan Hutan Lindung, Direktur Jenderal
Perhutanan
Direktur
Lestari,
Sosial
Jenderal
dan
dan
Kemitraan
Pengelolaan
Kepala
Badan
Lingkungan,
Hutan
Produksi
Penyuluhan
dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
(2) Pembinaan
meliputi
sebagaimana
pemberian
dimaksud
pedoman,
pada
fasilitasi,
ayat
(1)
pelatihan,
bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi.
(3) Pembinaan administrasi bidang lingkungan hidup dan
kehutanan
dilaksanakan
oleh
Sekretaris
Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
(4) Norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) merupakan instrumen
pembinaan untuk melaksanakan urusan pemerintahan
bidang
lingkungan
hidup
dan
kehutanan
didekonsentrasikan kepada Gubernur.
yang
- 18 -
(5) Pengawasan fungsional atas pelaksanaan dekonsentrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan review atas
laporan keuangan dana dekonsentrasi dilaksanakan
oleh
Inspektur
Jenderal
Kementerian
Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
(6) Menteri dapat menarik kembali urusan pemerintahan
bidang
lingkungan
hidup
dan
kehutanan
yang
didekonsentrasikan, apabila :
a. Menteri mengubah kebijakan; dan/atau
b. Gubernur
melaksanakan
dekonsentrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tidak sesuai
dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang
ditetapkan oleh Menteri.
(7) Penarikan
lingkungan
kembali
hidup
urusan
dan
pemerintahan
kehutanan
bidang
sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
BAB V
SANKSI
Pasal 7
(1) Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) penerima dana
dekonsentrasi yang secara sengaja atau lalai tidak
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan dana dimaksud kepada Menteri dikenakan
sanksi
berupa
penundaan
penghentian alokasi pendanaan.
pencairan
dan/atau
- 19 -
(2) Sanksi penundaan pencairan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) dikenakan, apabila Satuan Kerja
Perangkat Daerah Provinsi tidak melakukan rekonsiliasi
laporan
keuangan
dengan
kantor
pelayanan
perbendaharaan negara setempat dan unit akuntansi
pembantu
pengguna
anggaran
Eselon
I
sesuai
ketentuan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah pusat.
(3) Penundaan pencairan dan/atau penghentian alokasi
pendanaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat
(1)
ditetapkan
oleh
Menteri
setelah
berkonsultasi
dengan Menteri Keuangan.
(4) Pengenaan
sanksi
penundaan
pencairan
tidak
membebaskan Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi
dari
kewajiban
menyampaikan
laporan
dana
dekonsentrasi.
(5) Penghentian pembayaran dalam tahun berjalan dapat
dilakukan apabila:
a. Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
menyampaikan laporan keuangan
tidak
tiga bulanan
kepada Menteri secara berturut-turut 2 (dua) kali
dalam tahun anggaran berjalan; dan/atau
b. Ditemukan
adanya
penyimpangan
dari
hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat
Jenderal
Kementerian
Kehutanan,
Lingkungan
Inspektorat
Jenderal
Hidup
dan
Kementerian
Dalam Negeri atau Inspektorat Daerah.
(6) Menteri
menetapkan
pembayaran sebagaimana
keputusan
penghentian
dimaksud pada ayat (4),
setelah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan.
- 20 -
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
Peraturan
Menteri
memerintahkan
ini
dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Desember 2015
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 134
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
21
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : P.65/MenLHK-Setjen/2015
TENTANG
PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN TAHUN 2016 KEPADA 34 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI SELAKU WAKIL
PEMERINTAH
Program
Kegiatan
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
No. Pelaksana
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
1 Rapat Koordinasi Monitoring dan
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
I
Gubernur
Aceh
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
22
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
II
Gubernur
Sumatera
Utara
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
6
Pengambilan sampel air sungai
7
8
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
Penyampaian Rapor Proper Provinsi
9
10
11
12
13
14
15
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
23
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
III
Gubernur
Sumatera
Barat
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
6
Pengambilan sampel air sungai
7
8
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
9
10
11
12
13
14
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
24
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
IV
Gubernur
Riau
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Pengawasan Izin Lingkungan Yang
Hidup dan Kehutanan
Dikeluarkan oleh Prov/Kab/Kota
20 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
21 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
22 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
23 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
24 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
25 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
25
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
V
Gubernur
Kepulauan
Riau
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
5
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
6
Pengambilan sampel air sungai
7
Analisa sampel air sungai
8
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
9 Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
10 Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
11 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
12 Inspeksi Lapangan Proper
13 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Pengawasan Izin Lingkungan Yang
Hidup dan Kehutanan
Dikeluarkan oleh Prov/Kab/Kota
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
21 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
22 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
23 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
24 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
25 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
26
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
VI
Gubernur
Jambi
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
27
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
VII Gubernur
Sumatera
Selatan
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
3
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
4
5
6
7
8
9
10 Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
11 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
12 Inspeksi Lapangan Proper
13 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
28
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
VIII Gubernur
Bangka
Belitung
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
3
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
29
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
IX
Gubernur
Bengkulu
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
6
Pengambilan sampel air sungai
7
8
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
9
10
11
12
13
14
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
30
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
X
Gubernur
Lampung
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
6
7
8
9
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
10 Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
11 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
12 Inspeksi Lapangan Proper
13 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
31
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
XI
Gubernur
Banten
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
32
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
XII Gubernur
Pengendalian Pencemaran dan
DKI Jakarta Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
3
4
5
6
7
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
8 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
9 Inspeksi Lapangan Proper
10 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
11 Supervisi Pelaksanaan Proper
12 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
13 Masa Sanggahan Proper Provinsi
14 Evaluasi Sanggahan Proper
15 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 16 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
17 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
18 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
19 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
20 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
21 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
33
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
XIII Gubernur
Pengendalian Pencemaran dan
Jawa Barat Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
3
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
4
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
5
6
Pengambilan sampel air sungai
7
8
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
9 Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
10 Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
11 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
12 Inspeksi Lapangan Proper
13 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Pengawasan Izin Lingkungan Yang
Hidup dan Kehutanan
Dikeluarkan oleh Prov/Kab/Kota
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
21 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
22 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
23 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
24 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
25 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
34
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
XIV Gubernur
Jawa
Tengah
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Pengawasan Izin Lingkungan Yang
Hidup dan Kehutanan
Dikeluarkan oleh Prov/Kab/Kota
20 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
21 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
22 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
23 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
24 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
25 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
35
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
XV Gubernur
Daerah
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
Istimewa
Yogyakarta
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Eva
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : P.65/MenLHK-Setjen/2015
TENTANG
PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI)
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2016 KEPADA
34 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI SELAKU WAKIL PEMERINTAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
: a. bahwa
dalam
rangka
meningkatkan
efektivitas
pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup
dan
kehutanan,
pemerintahan
di
terdapat
bidang
beberapa
lingkungan
urusan
hidup
dan
kehutanan yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku
wakil Pemerintah;
b. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 16 ayat (5) Peraturan
Pemerintah
Nomor
7
Tahun
2008
tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, pelimpahan
urusan pemerintahan dari Pemerintah kepada Gubernur
selaku Wakil Pemerintah ditetapkan dengan Peraturan
Menteri;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tentang
Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan
(Dekonsentrasi)
Kehutanan
Bidang
Tahun
2016
Lingkungan
Kepada
Hidup
34
Pemerintah Provinsi Selaku Wakil Pemerintah.
dan
Gubernur
-2-
Mengingat
: 1. Undang-Undang
Nomor
5
Tahun
1990
tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990
Nomor
49,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 3419);
2. Undang-Undang
Kehutanan
Nomor
(Lembaran
41
Tahun
Negara
1999
Republik
tentang
Indonesia
Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4412);
3. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2003
tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
-3-
7. Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang
Perlindungan
(Lembaran
Nomor
Nomor
dan
Negara
140,
32
Tahun
Pengelolaan
Republik
Tambahan
2009
tentang
Lingkungan
Indonesia
Lembaran
Hidup
Tahun
Negara
2009
Republik
Indonesia Nomor 5059);
9. Undang-Undang
Pemerintah
Nomor
Daerah
23
Tahun
(Lembaran
2014
tentang
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang
Nomor
9
Tahun
2015
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor
153,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4161);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang
Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4452);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan
Hutan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4453), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun
2009
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5056);
-4-
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
15. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Kementerian
(Lembaran
Lingkungan
Negara
Hidup
Republik
dan
Indonesia
Kehutanan
Tahun
2015
Nomor 8);
16. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Tahun 2014-2019, sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun
2015;
17. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Rencana
Kerja
Pemerintah
Tahun
2016
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 137);
18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Lingkungan
Hidup
Daerah
Provinsi
dan
Daerah
Kabupaten/ Kota;
19. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan
Tata
Kerja
Kementerian
Lingkungan
Hidup
dan
Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 713);
20. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.39/MenLHK-II/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2015-2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1195);
-5-
21. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.49/MenLHK-II/2015 tentang Rencana Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2016;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN
MENTERI
LINGKUNGAN
HIDUP
DAN
KEHUTANAN TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN
PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG LINGKUNGAN
HIDUP
DAN
GUBERNUR
KEHUTANAN
PEMERINTAH
TAHUN
2016
PROVINSI
KEPADA
SELAKU
34
WAKIL
PEMERINTAH.
BAB I
PENGERTIAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang
memegang
kekuasaan
pemerintahan
negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden
dan
Menteri
Undang-Undang
sebagaimana
Dasar
Negara
dimaksud
Republik
dalam
Indonesia
Tahun 1945.
2. Dekonsentrasi
Pemerintah
adalah
kepada
pelimpahan
wewenang
Gubernur
sebagai
dari
wakil
Pemerintah.
3. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil
Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi,
tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi
vertikal pusat di daerah.
-6-
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah instansi pada
pemerintah provinsi yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan Dekonsentrasi Bidang Lingkungan Hidup
dan Bidang Kehutanan.
5. Hutan
adalah
suatu
kesatuan
ekosistem
berupa
hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang
didominasi
pepohonan
dalam
persekutuan
alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan.
6. Taman Hutan Raya adalah Kawasan Pelestarian Alam
(KPA) untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa
yang alami atau buatan, jenis asli dan/atau bukan asli,
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan,
pendidikan,
menunjang
budidaya,
pariwisata, dan rekreasi.
7. Kawasan Konservasi adalah kawasan yang ditetapkan
sebagai
Kawasan
Suaka
Alam
Pelestarian Alam (KPA), Taman
(KSA),
Kawasan
Buru dan Hutan
Lindung.
8. Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri
khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman
tumbuhan
dan
satwa
serta
ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan.
9. Kawasan
Pelestarian
Alam
(KPA)
adalah
kawasan
dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di
perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
10. Taman Buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan
sebagai tempat wisata berburu.
-7-
11. Hutan
Lindung
adalah
kawasan
hutan
yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga
mencegah
kehidupan
banjir,
untuk
mengatur
mengendalikan
erosi,
tata
air,
mencegah
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
12. Jasa Lingkungan adalah suatu produk yang dapat atau
tidak dapat diukur secara langsung berupa Jasa Wisata
Alam/rekreasi,
Perlindungan
Sistem
Hidrologi,
Kesuburan Tanah, Pengendalian Erosi dan Banjir,
Keindahan, Keunikan dan Kenyamanan.
13. Ekosistem esensial adalah ekosistem karst, lahan basah
(danau, sungai, rawa, payau dan wilayah pasang surut
dengan tidak lebih dari 6 (enam) meter), mangrove dan
gambut yang berada di luar KSA dan KPA.
14. Hot Spot adalah informasi dari citra satelit mengenai
lokasi kebakaran hutan atau lahan.
15. Masyarakat Peduli Api (MPA) adalah masyarakat yang
secara
sukarela
peduli
terhadap
pengendalian
kebakaran hutan dan lahan yang telah dilatih.
16. Batas Kawasan Hutan adalah batas luar kawasan
hutan dan/atau batas fungsi kawasan hutan.
17. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah
pengelolaan
hutan
sesuai
fungsi
pokok
dan
peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan
lestari.
18. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) adalah
KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar
terdiri dari kawasan hutan lindung.
19. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHP) adalah
satu
kesatuan
pengusahaan
hutan
terkecil
atas
kawasan hutan produksi yang layak diusahakan secara
lestari dan secara ekonomi.
20. Hutan
Produksi
adalah
kawasan
hutan
yang
mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
-8-
21. Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) adalah suatu
informasi
sumber
yang
daya
dapat
hutan,
menggambarkan
kehilangan
dan
cadangan
penggunaan
sumber daya hutan, sehingga pada waktu tertentu
dapat diketahui kecenderungannya, apakah surplus
atau
defisit
jika
dibandingkan
dengan
waktu
sebelumnya.
22. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya
untuk
memulihkan,
mempertahankan,
dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya
dukung,
produktivitas
dan
peranannya
dalam
mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
23. Reklamasi Hutan adalah usaha untuk memperbaiki
atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan
yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan peruntukannya.
24. Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Terpadu
adalah
mengakomodir
konsep
berbagai
pembangunan
peraturan
yang
perundangan-
undangan dan dijabarkan secara menyeluruh dan
terpadu
dalam
suatu
rencana
jangka
pendek,
menengah maupun panjang yang memuat perumusan
masalah spesifik di dalam DAS, sasaran dan tujuan
pengelolaan,
arahan
kegiatan
dalam
pemanfaatan,
peningkatan pelestarian sumber daya alam air, tanah
dan vegetasi, pengembangan sumber daya manusia,
arahan model pengelolaan DAS, serta sistem monitoring
dan evaluasi kegiatan pengelolaan DAS.
-9-
25. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai
dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari
curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang
batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas
di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
26. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) adalah
strategi operasionalisasi arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah nasional pada wilayah
provinsi.
27. Perbenihan Tanaman Hutan adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan konservasi sumber daya genetik,
pemuliaan tanaman hutan, pengadaan dan peredaran
benih dan/atau bibit.
28. Perairan Darat adalah semua bentuk perairan yang
terdapat di darat, meliputi mata air, air yang mengalir
di permukaan bergerak menuju ke daerah-daerah yang
lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan lainlain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan
Daerah Aliran Sungai (DAS).
29. Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan sumber
daya hutan pada kawasan hutan negara dan/atau
hutan
hak,
yang
memberi
kesempatan
kepada
masyarakat setempat sebagai pelaku dan/atau mitra
utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya
dan mewujudkan kelestarian hutan.
30. Hutan Negara adalah hutan yang berada pada tanah
yang tidak dibebani hak atas tanah.
31. Hutan Hak atau Hutan Rakyat adalah hutan yang
berada pada tanah yang telah dibebani hak atas tanah.
- 10 -
32. Biaya
Operasional
Penyuluh
(BOP)
adalah
biaya
perjalanan tetap dan perlengkapan penunjang yang
disediakan
kepada
melaksanakan
penyuluh
kegiatan
kehutanan
kunjungan,
untuk
pendampingan,
dan bimbingan kepada pelaku utama dan pelaku
usaha.
33. Penyuluh Kehutanan adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang melakukan
kegiatan penyuluhan kehutanan oleh pejabat yang
berwenang
pada
satuan
organisasi
yang
memiliki
kewenangan dibidang penyuluhan kehutanan.
34. Penyuluhan kehutanan adalah proses pemberdayaan
masyarakat
dalam
mengembangkan
pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat sehingga menjadi tahu,
mau, dan mampu melakukan kegiatan pembangunan
hutan dan kehutanan untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraannya serta mempunyai kepedulian dan
berpartisipasi
aktif
dalam
pelestarian
hutan
dan
lingkungan.
35. Kelompok Tani Hutan (KTH) adalah kumpulan individu
petani dalam suatu wadah organisasi yang tumbuh
berdasarkan
kebersamaan,
kepentingan
untuk
kesamaan
bekerjasama
profesi
dalam
dan
rangka
pembangunan usaha hutan tanaman dalam rangka
kesejahteraan anggotanya.
36. Tenurial adalah hak pemangkuan dan penguasaan
terhadap
lahan
dikandungnya.
dan
sumber
daya
alam
yang
- 11 -
37. Masyarakat Hukum Adat adalah kelompok masyarakat
yang secara turun-temurun bermukim di wilayah
geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal-usul
leluhur,
adanya
hubungan
yang
kuat
dengan
lingkungan hidup, serta adanya sistem nilai yang
menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan
hukum.
38. Peredaran Hasil Hutan adalah lalu lintas angkutan
hasil hutan yang dimulai dari blok tebangan (di hutan)
sampai
ke
tempat/industri
pengolahan
kayu/hasil
hutan lainnya.
39. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari
penerimaan perpajakan.
40. Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) adalah pungutan
yang dikenakan sebagai pengganti nilai instrinsik dari
hasil hutan yang dipungut dari hutan negara.
41. Dana Reboisasi (DR) adalah dana yang dipungut dari
pemegang izin usaha pemanfaatan hutan dari hutan
alam yang berupa kayu dalam rangka reboisasi dan
rehabilitasi hutan.
42. Penatausahaan Hasil Hutan adalah kegiatan yang
meliputi penatausahaan tentang perencanaan produksi,
pemanenan atau penebangan, penandaan, pengukuran
dan
pengujian,
pengangkutan/peredaran
dan
penimbunan, pengolahan dan pelaporan.
43. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan
Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan
Produksi
(IUPHHK-HTI)
adalah
izin
usaha
untuk
membangun Hutan Tanaman pada Hutan Produksi
yang
dibangun
oleh
kelompok
industri
untuk
meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi
dalam
rangka
industri.
memenuhi
kebutuhan
bahan
baku
- 12 -
44. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam
Hutan Alam yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HA
yang sebelumnya disebut Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) adalah izin memanfaatkan hutan produksi yang
kegiatannya terdiri dari penebangan, pengangkutan,
penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan
dan pemasaran hasil hutan kayu.
45. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi
Ekosistem
dalam
hutan
alam
yang
selanjutnya
disingkat IUPHHK-RE adalah izin usaha yang diberikan
untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada
hutan
produksi
sehingga
dapat
keterwakilannya
perlindungan
termasuk
yang
memiliki
ekosistem
dipertahankan
melalui
dan
penanaman,
fungsi
kegiatan
pemulihan
penting
dan
pemeliharaan,
ekosistem
pengayaan,
hutan
penjarangan,
penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna
untuk mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna)
serta unsur non hayati (tanah, iklim dan topografi) pada
suatu
kawasan
kepada
jenis
yang
asli,
sehingga
tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.
46. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan
hayati baik nabati maupun hewani beserta produk
turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari
ekosistem hutan.
47. Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) adalah
pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku
serpih menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
48. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan
kehutanan.
di
bidang
lingkungan
hidup
dan
- 13 -
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud penyelenggaraan dekonsentrasi adalah untuk
meningkatkan
kinerja
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
(2) Tujuan penyelenggaraan dekonsentrasi adalah untuk
meningkatkan efektivitas peran dan posisi Gubernur
selaku
wakil
pemerintah
di
dalam
melaksanakan
urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup dan
kehutanan.
BAB III
PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI
Bagian Kesatu
Jenis Dekonsentrasi
Pasal 3
(1) Menteri melimpahkan sebagian urusan pemerintahan di
bidang lingkungan hidup dan kehutanan kepada 34
Gubernur pemerintah provinsi.
(2) Rincian urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup
dan
kehutanan
yang
dilimpahkan
kepada
Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Menteri ini.
(3) Urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan yang dilimpahkan kepada Gubernur tidak
boleh dilimpahkan kepada bupati/walikota maupun
kepada kepala desa.
- 14 -
(4) Pelimpahan urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup dan kehutanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), berlaku sampai dengan 31 Desember tahun
2016.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Dekonsentrasi
Pasal 4
(1) Gubernur menetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Provinsi yang menangani urusan pemerintahan bidang
lingkungan hidup, dan bidang kehutanan sebagai
pelaksana urusan pemerintahan bidang lingkungan
hidup dan kehutanan yang dilimpahkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3.
(2) Setelah
menerima
pelimpahan
sebagian
urusan
pemerintahan bidang lingkungan hidup dan kehutanan
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
menetapkan
perangkat
pengelola
3,
Gubernur
keuangan
yang
meliputi kuasa pengguna anggaran/barang, pejabat
pembuat
komitmen,
pejabat
penguji
tagihan/penandatanganan surat perintah membayar,
dan bendahara pengeluaran.
(3) Gubernur
menyampaikan
hasil
penetapan
kuasa
pengguna anggaran/barang dan perangkat pengelola
keuangan kepada Menteri dengan tembusan kepada
Menteri
Keuangan
c.q.
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan.
(4) Gubernur di dalam melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan bidang lingkungan hidup dan kehutanan
yang dilimpahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3, wajib berpedoman kepada norma, standar, prosedur,
dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri.
- 15 -
(5) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilimpahkan
kepada Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3,
dibiayai
oleh
bagian
anggaran
Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2016.
(6) Pelaksanaan anggaran oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang menangani urusan pemerintahan bidang
lingkungan
hidup
dan
kehutanan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), berpedoman kepada peraturan
perundang-undangan.
(7) Pengelolaan
anggaran
pemerintahan
di
untuk
bidang
pelaksanaan
lingkungan
urusan
hidup
dan
kehutanan yang dilimpahkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3, wajib dilakukan secara tertib, taat pada
peraturan
perundang-undangan,
efisien,
ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
(8) Perencanaan kegiatan dan anggaran pada Satuan Kerja
Perangkat
Daerah
Gubernur
untuk
provinsi
menangani
yang
telah
urusan
ditetapkan
pemerintahan
bidang lingkungan hidup, dan bidang kehutanan yang
dilimpahkan, dikoordinasikan oleh Sekretariat Satuan
Kerja Perangkat Daerah.
Bagian Ketiga
Pelaporan Dekonsentrasi
Pasal 5
(1) Setiap 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan dan pada akhir
tahun Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menangani
sebagian
lingkungan
hidup,
urusan
dan
pemerintahan
bidang
kehutanan
bidang
yang
dilimpahkan wajib melaporkan pelaksanaan sebagian
urusan pemerintahan :
- 16 -
a.
Bidang lingkungan hidup kepada Menteri dengan
tembusan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian
Lingkungan
Jenderal
Hidup
dan
Kementerian
Kehutanan,
Direktur
Pencemaran
dan
Kehutanan,
Lingkungan
Jenderal
Kerusakan
Inspektur
Hidup
dan
Pengendalian
Lingkungan,
dan
Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
b. Bidang
kehutanan
kepada
Menteri
dengan
tembusan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian
Lingkungan
Jenderal
Hidup
dan
Kementerian
Kehutanan,
Lingkungan
Inspektur
Hidup
dan
Kehutanan, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan
dan Tata Lingkungan, Direktur Jenderal Konservasi
Sumber
Daya
Alam
dan
Ekosistem,
Direktur
Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Direktur
Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Direktur Jenderal Pengendalian Daerah
Aliran
Sungai
Jenderal
dan
Hutan
Perhutanan
Lindung,
Sosial
dan
Direktur
Kemitraan
Lingkungan, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari, dan Kepala Badan Penyuluhan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
(2) Pelaporan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
meliputi aspek manajerial dan aspek akuntabilitas.
(3) Aspek manajerial terdiri dari perkembangan realisasi
penyerapan dana, pencapaian target keluaran, kendala
yang dihadapi, dan saran tindak lanjut.
(4) Aspek
akuntabilitas
terdiri
dari
laporan
realisasi
anggaran, neraca, catatan atas laporan keuangan, dan
laporan barang.
- 17 -
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 6
(1) Pembinaan
teknis
atas
pelaksanaan
dekonsentrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 :
a. Bidang
lingkungan
hidup
dilaksanakan
oleh
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan
Lingkungan,
Penegakan
Hukum
dan
Direktur
Lingkungan
Jenderal
Hidup
dan
Kehutanan.
b. Bidang
kehutanan
dilaksanakan
oleh
Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan,
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam
dan Ekosistem, Direktur Jenderal Pengendalian
Perubahan Iklim, Direktur
Hukum
Direktur
Lingkungan
Jenderal
Jenderal
Penegakan
Hidup dan Kehutanan,
Pengendalian
Daerah
Aliran
Sungai dan Hutan Lindung, Direktur Jenderal
Perhutanan
Direktur
Lestari,
Sosial
Jenderal
dan
dan
Kemitraan
Pengelolaan
Kepala
Badan
Lingkungan,
Hutan
Produksi
Penyuluhan
dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
(2) Pembinaan
meliputi
sebagaimana
pemberian
dimaksud
pedoman,
pada
fasilitasi,
ayat
(1)
pelatihan,
bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi.
(3) Pembinaan administrasi bidang lingkungan hidup dan
kehutanan
dilaksanakan
oleh
Sekretaris
Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
(4) Norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) merupakan instrumen
pembinaan untuk melaksanakan urusan pemerintahan
bidang
lingkungan
hidup
dan
kehutanan
didekonsentrasikan kepada Gubernur.
yang
- 18 -
(5) Pengawasan fungsional atas pelaksanaan dekonsentrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan review atas
laporan keuangan dana dekonsentrasi dilaksanakan
oleh
Inspektur
Jenderal
Kementerian
Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
(6) Menteri dapat menarik kembali urusan pemerintahan
bidang
lingkungan
hidup
dan
kehutanan
yang
didekonsentrasikan, apabila :
a. Menteri mengubah kebijakan; dan/atau
b. Gubernur
melaksanakan
dekonsentrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tidak sesuai
dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang
ditetapkan oleh Menteri.
(7) Penarikan
lingkungan
kembali
hidup
urusan
dan
pemerintahan
kehutanan
bidang
sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
BAB V
SANKSI
Pasal 7
(1) Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) penerima dana
dekonsentrasi yang secara sengaja atau lalai tidak
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan dana dimaksud kepada Menteri dikenakan
sanksi
berupa
penundaan
penghentian alokasi pendanaan.
pencairan
dan/atau
- 19 -
(2) Sanksi penundaan pencairan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) dikenakan, apabila Satuan Kerja
Perangkat Daerah Provinsi tidak melakukan rekonsiliasi
laporan
keuangan
dengan
kantor
pelayanan
perbendaharaan negara setempat dan unit akuntansi
pembantu
pengguna
anggaran
Eselon
I
sesuai
ketentuan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah pusat.
(3) Penundaan pencairan dan/atau penghentian alokasi
pendanaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat
(1)
ditetapkan
oleh
Menteri
setelah
berkonsultasi
dengan Menteri Keuangan.
(4) Pengenaan
sanksi
penundaan
pencairan
tidak
membebaskan Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi
dari
kewajiban
menyampaikan
laporan
dana
dekonsentrasi.
(5) Penghentian pembayaran dalam tahun berjalan dapat
dilakukan apabila:
a. Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
menyampaikan laporan keuangan
tidak
tiga bulanan
kepada Menteri secara berturut-turut 2 (dua) kali
dalam tahun anggaran berjalan; dan/atau
b. Ditemukan
adanya
penyimpangan
dari
hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat
Jenderal
Kementerian
Kehutanan,
Lingkungan
Inspektorat
Jenderal
Hidup
dan
Kementerian
Dalam Negeri atau Inspektorat Daerah.
(6) Menteri
menetapkan
pembayaran sebagaimana
keputusan
penghentian
dimaksud pada ayat (4),
setelah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan.
- 20 -
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
Peraturan
Menteri
memerintahkan
ini
dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Desember 2015
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 134
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
21
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : P.65/MenLHK-Setjen/2015
TENTANG
PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN TAHUN 2016 KEPADA 34 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI SELAKU WAKIL
PEMERINTAH
Program
Kegiatan
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
No. Pelaksana
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
1 Rapat Koordinasi Monitoring dan
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
I
Gubernur
Aceh
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
22
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
II
Gubernur
Sumatera
Utara
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
6
Pengambilan sampel air sungai
7
8
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
Penyampaian Rapor Proper Provinsi
9
10
11
12
13
14
15
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
23
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
III
Gubernur
Sumatera
Barat
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
6
Pengambilan sampel air sungai
7
8
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
9
10
11
12
13
14
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
24
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
IV
Gubernur
Riau
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Pengawasan Izin Lingkungan Yang
Hidup dan Kehutanan
Dikeluarkan oleh Prov/Kab/Kota
20 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
21 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
22 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
23 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
24 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
25 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
25
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
V
Gubernur
Kepulauan
Riau
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
5
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
6
Pengambilan sampel air sungai
7
Analisa sampel air sungai
8
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
9 Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
10 Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
11 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
12 Inspeksi Lapangan Proper
13 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Pengawasan Izin Lingkungan Yang
Hidup dan Kehutanan
Dikeluarkan oleh Prov/Kab/Kota
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
21 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
22 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
23 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
24 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
25 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
26
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
VI
Gubernur
Jambi
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
27
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
VII Gubernur
Sumatera
Selatan
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
3
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
4
5
6
7
8
9
10 Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
11 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
12 Inspeksi Lapangan Proper
13 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
28
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
VIII Gubernur
Bangka
Belitung
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
3
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
29
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
IX
Gubernur
Bengkulu
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
6
Pengambilan sampel air sungai
7
8
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
9
10
11
12
13
14
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
30
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
X
Gubernur
Lampung
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
6
7
8
9
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
10 Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
11 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
12 Inspeksi Lapangan Proper
13 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
31
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
XI
Gubernur
Banten
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
21 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
22 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
23 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
24 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
32
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
XII Gubernur
Pengendalian Pencemaran dan
DKI Jakarta Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
3
4
5
6
7
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
8 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
9 Inspeksi Lapangan Proper
10 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
11 Supervisi Pelaksanaan Proper
12 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
13 Masa Sanggahan Proper Provinsi
14 Evaluasi Sanggahan Proper
15 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 16 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Hidup dan Kehutanan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
17 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
18 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
19 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
20 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
21 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
33
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
XIII Gubernur
Pengendalian Pencemaran dan
Jawa Barat Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
3
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
4
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
5
6
Pengambilan sampel air sungai
7
8
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
9 Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
10 Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
11 Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
12 Inspeksi Lapangan Proper
13 Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
14 Supervisi Pelaksanaan Proper
15 Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Pengawasan Izin Lingkungan Yang
Hidup dan Kehutanan
Dikeluarkan oleh Prov/Kab/Kota
Pengendalian Perubahan Iklim
20 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
21 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
22 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
23 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
24 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
25 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
34
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
XIV Gubernur
Jawa
Tengah
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Evaluasi kualitas Udara Perkotaan
2
Survey Lapangan Kualitas Udara
Perkotaan
Pengawasan dan evaluasi kualitas
udara perkotaan
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien dengan Metode Pasive
Sampler
Inventarisasi Emisi Perkotaan di 4
Kab/Kota
Pengambilan sampel air sungai
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Analisa sampel air sungai
Rakernis Pemantauan Kualitas Air
Sungai
Penguatan Kapasitas & Sosialisasi
Proper di Provinsi
Pengumpulan Form Self
Assessment Proper di Provinsi
Penilaian Mandiri Evaluasi Form
Self Assessment Proper oleh
Provinsi
Inspeksi Lapangan Proper
Penyusunan Rapor Sementara Self
Assessment Proper
Supervisi Pelaksanaan Proper
Penyampaian Rapor Proper Provinsi
16 Masa Sanggahan Proper Provinsi
17 Evaluasi Sanggahan Proper
18 Pembahasan Peringkat Final Proper
Penegakan Hukum Lingkungan 19 Pengawasan Izin Lingkungan Yang
Hidup dan Kehutanan
Dikeluarkan oleh Prov/Kab/Kota
20 Verifikasi Pengaduan Permasalahan
Lingkungan
Pengendalian Perubahan Iklim
21 Sosialisasi Adaptasi Perubahan
Iklim
22 Pengembangan Sistem Informasi
Data Indeks Kerentanan (SIDIK)
23 Fasilitasi Penyusunan Rencana
Adaptasi
24 Fasilitasi Program Kampung Iklim
(ProKlim)
25 Pelaporan Pemantauan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat
Provinsi
Keterangan
35
Program
Kegiatan
No. Pelaksana
XV Gubernur
Daerah
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
: Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
Urusan Pemerintah Bidang Lingkungan Hidup yang Dilimpahkan
Jenis yang Dilimpahkan
Komponen
No.
Sub Komponen
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
Istimewa
Yogyakarta
1
Rapat Koordinasi Monitoring dan
Eva