Studei Sifat Campuran Asphalt Concrete Wearing Cours (AC-WC) Dengan Bahan Utama Bongkaran Aspal Beton Lama Dan Autoclaved Aerated Concrete (AAC) Sebagai Filler.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015
Studi Sifat Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC)
Dengan Bahan Utama Bongkaran Aspal Beton Lama Dan
Autoclaved Aerated Concrete (AAC) Sebagai Filler
I G.R. Purbanto, I N.K. Mataram, P.G. Pradnya
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kontak email: rakapurbanto@gmail.com
Pendahuluan
Metode Penelitian
Pada tahap awal penelitian dilakukan pengujian material, kemudian modifikasi
gradasi dimana dilakukan penambahan agregat pada garukan aspal lama.
Campuran dilaksanakan secara panas (hotmix) dan dipadatkan dengan 2x75
tumbukan Marshall, kemudian dilaksanakan pengujian Marshall. Kemudian
ditentukan Kadar Aspal Optimum (KAO). Pada KAO dilakukan pengujian Marshall
juga dan kekakuan (stiffness), sesuai tujuan berdasarkan standar yg berlaku.
Hasil dan Pembahasan
9000
Modulus kekakuan tarik tak
langsung (ITSM) (MPa)
Dalam penelitian ini digunakan bongkaran aspal lama atau RAP (Reclaimed Asphalt
Pavement) sebagai bahan dasar dengan menggunakan aspal keras penetrasi 60/70
untuk campuran perkerasan AC – WC (Asphalt Concrete Wearing Course) Halus,
dan sisa potongan AAC (Autoclaved Aerated Concrete) dari pekerjaan bangunan
digunakan sebagai filler. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh karakteristik
Marshall campuran, nilai Cantabro Abration Loss (CAL) dan kekakuan (stiffnes).
Campuran menggunakan RAP dan aspal keras akan cenderung menjadi semakin
kaku, sehingga perlu dikaji karakteristiknya (Dep. PU, 2004).
8000
7000
6000
5000
4000
3000
Camp.1: AC-WC, pen60/70, agg alam
Camp. 2. Latasir, emulsi, RAP
Camp. 3: AC-WC, pen60/70, RAP
2000
1000
0
0
10
20
Temperatur ( °C)
30
40
Hasil uji modulus kekakuan tarik tak langsung-Indirect Tensile
Stiffness Modulus (ITSM)
Camp yg diteliti (camp.3, lebih kaku dibandingkan camp 1 dan 2,
karena aspal perekat tambahan yg dipakai dari aspal yg keras.
5000
6.0
4500
5.5
4000
5.0
3500
4.5
Flow (mm)
Stabilitas
Karakteristik Marshall Campuran, dianalisa untuk menentukan Kadar Aspal otimum (KAO)
3000
2500
2000
Kesimpulan
4.0
3.5
3.0
2.5
1500
2.0
1000
1.5
500
5
5
5.5
6
Kadar Aspal Total (%)
6.5
5.5
7
6
6.5
7
Kadar Aspal Total (%)
20
18
1200
16
1000
14
VIM (%)
Marsshall Quotient (Kg/mm)
1400
800
600
12
10
8
400
6
200
4
2
0
5
5.5
6
Kadar Aspal Total (%)
6.5
7
5
5.5
6
Kadar Aspal Total (%)
5.5
6
6.5
7
20.000
25
18.000
20
14.000
VMA (%)
VIM %
16.000
12.000
10.000
8.000
6.000
15
10
5
4.000
0
2.000
5
5.5
6
6.5
5
7
Kadar Aspal Total ( % )
6.5
Kadar Aspal Total (%)
70
VFB (%)
60
50
40
7
1. Kadar aspal optimum campuran AC – WC ( Asphalt Concrete Wearing
Course) Halus dengan menggunakan hasil bongkaran aspal beton lama
sebagai bahan dasar dan abu AAC ( Autoclaved Aerated Concrete ) sebagai
filler adalah sebesar 6,275%.
2. Karakteristik campuran AC – WC ( Asphalt Concrete Wearing Course) Halus
pada kadar aspal optimum dengan menggunakan hasil bongkaran aspal
beton lama sebagai bahan dasar dan abu AAC ( Autoclaved Aerated
Concrete ) sebagai filler adalah sebagai berikut :
3. Nilai stabilitas yang diperoleh adalah 3743,61 kg (spesifikasi ≥ 800kg) dengan
nilai flow 5,47 mm (spesifikasi ≥ 3,0 mm), nilai marshall quotient 703,28
kg/mm (spesifikasi ≥ 250 kg/mm), nilai VIM marshall 4,579% (spesifikasi 3,05,0 %), nilai VMA 15,670% (spesifikasi ≥ 15%) dan nilai VFB 70,779%
(spesifikasi ≥ 65%) dan nilai stabilitas marshall sisa 95,10% ( spesifikasi
min.90%).
4. Nilai (CAL) Cantabro abration loss dari campuran AC – WC (Asphalt
Concrete-Wearing Course) Halus dengan menggunakan hasil bongkaran
aspal beton lama sebagai bahan dasar dan abu AAC (Autoclaved aerated
Concrete) sebagai filler adalah sebesar 3,66%.
5. Nilai Indirect Tensile Stiffness Modulus (ITSM) lebih besar pada temperatur
yang lebih rendah. Pada temperatur standar 20 °C, nilai ITSM AC-WC denga
aspal pen 60/70 dengan bahan RAP (Camp. 3, yang diteliti) nilai ITSMnya
7325 MPa, lebih kaku dari Camp. Latasir dengan aspal emulsi dan Reclaimed
Asphalt Pavement-RAP) yaitu (Camp. 2), sebesar 4356 MPa yang setara
dengan nilai ITSM AC-WC dengan agregat alam dgn aspal penetrasi 60/70
(Camp. 1) 4568 MPa.
30
20
5
5.5
6
Kadar Aspal Total (%)
6.5
7
KAO =6,275%
Karakteristik campuran pada kadar aspal optimum
dari camp. yg diteliti (disebut Camp. 3 ; Pradnya,
2015).
Semua karakteristik sesuai spesifikasi
Karakteristik Campuran
Ucapan Terima Kasih
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Rektor Unud, Ketua LPPM,
Bapak Dekan, dan Ketua Jurusan Teknik Sipil FT Unud, yang elah
memfasilitasi penelitian ini
Kadar Aspal Optimum (KAO)
Persyaratan Campuran
AC-WC Halus
6,275%
Stabilitas
(Kg)
1498,62
Min. 800
Flow
(mm)
5,47
Min.3
Marshall quotient
(kg/mm)
281,66
Min. 250
VIM
(%)
4,579
3,0-5,0
VMA
(%)
15,670
Min. 15
VFB
(%)
70,779
Min.65
Tabel 2. Nilai Cantabro Campuran AC-WC.
Cantabro Abration Loss (CAL) 3,66% ( < 20% (spesifikasi)
Berat sebelum
Berat setelah
Kadar Aspal
%
Kehilangan berat
Kehilangan berat
pengujian (Mo)
pengujian (Mi)
(gram)
(gram)
(gram)
%
1240,4
1199,0
41,4
3,337
1245,2
1195,6
49,6
3,983
6,275
Rata-rata
3,66
Daftar Pustaka
1. British Standard, 2012, Bituminous mixtures – Test methods for hot mix
asphalt, Part 26:Stiffness, BS EN 12697-26:2012.
2. Dep. PU, RI-Ditjen Bina Marga. 2010 revisi 3. Dokumen Pelelangan Nasional
Penyediaan Pekerjaan Konstruksi (Pemborongan) Untuk Harga Satuan,
Spesifikasi Umum, Campuran Beraspal Panas.
3. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU,
Standar Nasional Indonesia. 2004. Cara uji ekstraksi kadar aspal dari
campuran beraspal mengunakan tabung refluks gelas. RSNI M-05-2004.
4. Pradnya, P.G., 2015, Analisis Karakteristik Campuran AC - WC ( Asphalt
Concrete Wearing Course ) Dengan Menggunakan Bongkaran Aspal Beton
Lama Sebagai Bahan Dasar Dan AAC ( Autoclaved Aerated Concrete )
Sebagai Filler, Tugas Akhir yg tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Unud.
Studi Sifat Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC)
Dengan Bahan Utama Bongkaran Aspal Beton Lama Dan
Autoclaved Aerated Concrete (AAC) Sebagai Filler
I G.R. Purbanto, I N.K. Mataram, P.G. Pradnya
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kontak email: rakapurbanto@gmail.com
Pendahuluan
Metode Penelitian
Pada tahap awal penelitian dilakukan pengujian material, kemudian modifikasi
gradasi dimana dilakukan penambahan agregat pada garukan aspal lama.
Campuran dilaksanakan secara panas (hotmix) dan dipadatkan dengan 2x75
tumbukan Marshall, kemudian dilaksanakan pengujian Marshall. Kemudian
ditentukan Kadar Aspal Optimum (KAO). Pada KAO dilakukan pengujian Marshall
juga dan kekakuan (stiffness), sesuai tujuan berdasarkan standar yg berlaku.
Hasil dan Pembahasan
9000
Modulus kekakuan tarik tak
langsung (ITSM) (MPa)
Dalam penelitian ini digunakan bongkaran aspal lama atau RAP (Reclaimed Asphalt
Pavement) sebagai bahan dasar dengan menggunakan aspal keras penetrasi 60/70
untuk campuran perkerasan AC – WC (Asphalt Concrete Wearing Course) Halus,
dan sisa potongan AAC (Autoclaved Aerated Concrete) dari pekerjaan bangunan
digunakan sebagai filler. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh karakteristik
Marshall campuran, nilai Cantabro Abration Loss (CAL) dan kekakuan (stiffnes).
Campuran menggunakan RAP dan aspal keras akan cenderung menjadi semakin
kaku, sehingga perlu dikaji karakteristiknya (Dep. PU, 2004).
8000
7000
6000
5000
4000
3000
Camp.1: AC-WC, pen60/70, agg alam
Camp. 2. Latasir, emulsi, RAP
Camp. 3: AC-WC, pen60/70, RAP
2000
1000
0
0
10
20
Temperatur ( °C)
30
40
Hasil uji modulus kekakuan tarik tak langsung-Indirect Tensile
Stiffness Modulus (ITSM)
Camp yg diteliti (camp.3, lebih kaku dibandingkan camp 1 dan 2,
karena aspal perekat tambahan yg dipakai dari aspal yg keras.
5000
6.0
4500
5.5
4000
5.0
3500
4.5
Flow (mm)
Stabilitas
Karakteristik Marshall Campuran, dianalisa untuk menentukan Kadar Aspal otimum (KAO)
3000
2500
2000
Kesimpulan
4.0
3.5
3.0
2.5
1500
2.0
1000
1.5
500
5
5
5.5
6
Kadar Aspal Total (%)
6.5
5.5
7
6
6.5
7
Kadar Aspal Total (%)
20
18
1200
16
1000
14
VIM (%)
Marsshall Quotient (Kg/mm)
1400
800
600
12
10
8
400
6
200
4
2
0
5
5.5
6
Kadar Aspal Total (%)
6.5
7
5
5.5
6
Kadar Aspal Total (%)
5.5
6
6.5
7
20.000
25
18.000
20
14.000
VMA (%)
VIM %
16.000
12.000
10.000
8.000
6.000
15
10
5
4.000
0
2.000
5
5.5
6
6.5
5
7
Kadar Aspal Total ( % )
6.5
Kadar Aspal Total (%)
70
VFB (%)
60
50
40
7
1. Kadar aspal optimum campuran AC – WC ( Asphalt Concrete Wearing
Course) Halus dengan menggunakan hasil bongkaran aspal beton lama
sebagai bahan dasar dan abu AAC ( Autoclaved Aerated Concrete ) sebagai
filler adalah sebesar 6,275%.
2. Karakteristik campuran AC – WC ( Asphalt Concrete Wearing Course) Halus
pada kadar aspal optimum dengan menggunakan hasil bongkaran aspal
beton lama sebagai bahan dasar dan abu AAC ( Autoclaved Aerated
Concrete ) sebagai filler adalah sebagai berikut :
3. Nilai stabilitas yang diperoleh adalah 3743,61 kg (spesifikasi ≥ 800kg) dengan
nilai flow 5,47 mm (spesifikasi ≥ 3,0 mm), nilai marshall quotient 703,28
kg/mm (spesifikasi ≥ 250 kg/mm), nilai VIM marshall 4,579% (spesifikasi 3,05,0 %), nilai VMA 15,670% (spesifikasi ≥ 15%) dan nilai VFB 70,779%
(spesifikasi ≥ 65%) dan nilai stabilitas marshall sisa 95,10% ( spesifikasi
min.90%).
4. Nilai (CAL) Cantabro abration loss dari campuran AC – WC (Asphalt
Concrete-Wearing Course) Halus dengan menggunakan hasil bongkaran
aspal beton lama sebagai bahan dasar dan abu AAC (Autoclaved aerated
Concrete) sebagai filler adalah sebesar 3,66%.
5. Nilai Indirect Tensile Stiffness Modulus (ITSM) lebih besar pada temperatur
yang lebih rendah. Pada temperatur standar 20 °C, nilai ITSM AC-WC denga
aspal pen 60/70 dengan bahan RAP (Camp. 3, yang diteliti) nilai ITSMnya
7325 MPa, lebih kaku dari Camp. Latasir dengan aspal emulsi dan Reclaimed
Asphalt Pavement-RAP) yaitu (Camp. 2), sebesar 4356 MPa yang setara
dengan nilai ITSM AC-WC dengan agregat alam dgn aspal penetrasi 60/70
(Camp. 1) 4568 MPa.
30
20
5
5.5
6
Kadar Aspal Total (%)
6.5
7
KAO =6,275%
Karakteristik campuran pada kadar aspal optimum
dari camp. yg diteliti (disebut Camp. 3 ; Pradnya,
2015).
Semua karakteristik sesuai spesifikasi
Karakteristik Campuran
Ucapan Terima Kasih
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Rektor Unud, Ketua LPPM,
Bapak Dekan, dan Ketua Jurusan Teknik Sipil FT Unud, yang elah
memfasilitasi penelitian ini
Kadar Aspal Optimum (KAO)
Persyaratan Campuran
AC-WC Halus
6,275%
Stabilitas
(Kg)
1498,62
Min. 800
Flow
(mm)
5,47
Min.3
Marshall quotient
(kg/mm)
281,66
Min. 250
VIM
(%)
4,579
3,0-5,0
VMA
(%)
15,670
Min. 15
VFB
(%)
70,779
Min.65
Tabel 2. Nilai Cantabro Campuran AC-WC.
Cantabro Abration Loss (CAL) 3,66% ( < 20% (spesifikasi)
Berat sebelum
Berat setelah
Kadar Aspal
%
Kehilangan berat
Kehilangan berat
pengujian (Mo)
pengujian (Mi)
(gram)
(gram)
(gram)
%
1240,4
1199,0
41,4
3,337
1245,2
1195,6
49,6
3,983
6,275
Rata-rata
3,66
Daftar Pustaka
1. British Standard, 2012, Bituminous mixtures – Test methods for hot mix
asphalt, Part 26:Stiffness, BS EN 12697-26:2012.
2. Dep. PU, RI-Ditjen Bina Marga. 2010 revisi 3. Dokumen Pelelangan Nasional
Penyediaan Pekerjaan Konstruksi (Pemborongan) Untuk Harga Satuan,
Spesifikasi Umum, Campuran Beraspal Panas.
3. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU,
Standar Nasional Indonesia. 2004. Cara uji ekstraksi kadar aspal dari
campuran beraspal mengunakan tabung refluks gelas. RSNI M-05-2004.
4. Pradnya, P.G., 2015, Analisis Karakteristik Campuran AC - WC ( Asphalt
Concrete Wearing Course ) Dengan Menggunakan Bongkaran Aspal Beton
Lama Sebagai Bahan Dasar Dan AAC ( Autoclaved Aerated Concrete )
Sebagai Filler, Tugas Akhir yg tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Unud.