PERBEDAAN KESEHATAN FISIK ANTARA LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA DENGAN YANG Perbedaan Kesehatan Fisik Antara Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti Wreda Dengan Yang Tinggal Bersama Keluarga.

(1)

PERBEDAAN KESEHATAN FISIK ANTARA LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA DENGAN YANG

TINGGAL BERSAMA KELUARGA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih derajat Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh:

NAMA

: Deftika Marlindaningrum

NIM

: J 210.100.097

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014


(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jl. A.Yani Tromol Pos-Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax: 715448 Surakarta 57102 Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Pembimbing I

Nama : Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep.,NS.,ETN.,M.Kep NIK : -

Pembimbing II

Nama : Sahuri Teguh K, S.Kep.,Ns NIK : -

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa :

Nama NIM Fakultas Program Studi Judul Skripsi

: : : : : : :

Deftika Marlindaningrum J 210 100 097

Ilmu Kesehatan S1 Keperawatan

PERBEDAAN KESEHATAN FISIK ANTARA LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 17 Juli 2014 Pembimbing I

Winarsih Nur A,S.Kep.,Ns.,ETN.,M.Kep

Pembimbing II


(3)

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya

Nama : DEFTIKA MARLINDANINGRUM NIM : J210100097

Fakultas/ Jurusan : ILMU KESEHATAN/ KEPERAWATAN S1 Jenis : SKRIPSI

Judul : PERBEDAAN KESEHATAN FISIK ANTARA LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.

3. Bersedia dan meminjam untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 21Juli 2014 Yang Menyatakan


(4)

NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KESEHATAN FISIK ANTARA LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA DENGAN YANG

TINGGAL BERSAMA KELUARGA

Deftika Marlindaningrum1, Winarsih Nur Ambarwati2, Sahuri Teguh K3 Abstrak

Proses menua atau lanjut usia (lansia) adalah proses yang sangat alami yang dialami oleh semua makluh hidup. Lansia pada umumnya akan mengalami berbagai gejala akibat dari penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Berdasarkan survey pendahuluan di Panti Wreda Dharma Bakti didapatkan data tentang status kesehatan lansia yang sebagian besar lansia sehat ada sekitar 74% dan yang sakit 26 %, dimana jumlah lansia ada 95 orang, lansia yang sehat kondisi fisik masih begitu baik, mereka masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan masih bisa mengikuti kegiatan seperti senam pagi, lansia yang sakit kondisi fisik kurang begitu baik dan untuk melakukan aktivitas sehari-hari membutuhkan bantuan dari orang lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 lansia yang tinggal bersama keluarga, mereka merasa lebih tenang menjalani masa tuanya, bisa berkumpul dengan keluarganya, wawancara dengan 3 lansia, mereka sering sakit-sakitan dan pernah mondok dirumah sakit, kondisi kesehatan fisik juga sangat lemah, meskipun begitu keluarga sangat peduli mau membantu dalam menjaga kesehatan lansia dan membantu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kesehatan fisik antara lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dengan yang tinggal bersama keluarga. Metode penelitiaan yang digunakan adalah deskriptif analitik comparatif dengan rancangan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 30 lansia yang tinggal di Panti Wreda dan 30 yang tinggal bersama keluarga dengan teknik simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji Indepenedent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas termasuk baik, kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga mayoritas termasuk baik, tidak ada perbedaan signifikan rata-rata nilai kesehatan fisik responden antara kelompok lanjut usia yang tinggal di panti werdha dan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga (p = 0,372).


(5)

2

Perbedaan Kesehatan Fisik Antara Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti Wreda Dengan Yang Tinggal Bersama Keluarga (Deftika MarlindaNingrum )

DIFF ERENCE BETWEEN ELDERLY PHYSICAL HEALTH LIVING IN A NURSING HOME STAY TOGETHER WITH THE F AMILY

Deftika Marlindaningrum1, Winarsih Nur Ambarwati2, Sahuri Teguh K3

Abstract

The process elderly of ageing (seniors) is a very natural process experienced by all beings living beings. Elderly in general will experience a variety of symptoms as a result of a decrease in the function of biological, psychological, social and economic. Based on surveys preliminary in nursing home Dharma Bakti data obtained on the status health of the elderly who mostly elderly healthy there are approximately 74% and 26% are sick, there are 95 where the number of elderly people, elderly healthy physical condition was so good, they can still do activities independently everyday and still be able to follow events such as morning exercise, elderly sick less good physical condition and to perform activities of daily living requiring assistance from another person. Results of interviews with 5 senior who lives with the family, they feel calmer undergo old age, can get together with his family, interviews with 3 elderly, they often sickly and had lodgings in the hospital, physical health condition is also very weak, even though the family is so very concerned would assist in maintaining the health of the elderly and help in getting health care. The purpose of this study was to determine the difference between the physical health of elderly living in nursing homes with living with family. Comparative researct method used is descriptive analytic cross-sectional design. The samples are 30 elderly people living in nursing homes and 30 who live with a family with a technique simple random sampling. Technique analysis data are used to Indepenedent t-test.Techniques analysis data were used to test Indepenedent t-test. The results showed that physical health in the elderly living in nursing homes, including the majority of well, physical health in the elderly who lived with the family, including the majority of there was no significant difference in the average value of the respondent's physical health among the elderly living in nursing homes and the elderly who live with family (p-value = 0.372).


(6)

PENDAHULUAN

Proses menua atau lanjut usia (lansia) adalah proses yang sangat alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang terkait dengan lanjut usia diatur dalam undang-undang yaitu Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 1998 dalam pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas ( Depkes, 1998).

Lansia pada umumnya akan mengalami berbagai gejala akibat terjadinya penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya ( Tamher & Noorkasiani, 2009).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2010 meningkat menjadi 9,7 % dari jumlah lansia 23,9 juta dengan usia harapan hidup 66,2 % , tahun 2013 mengalami peningkatan 6,6 % dari jumlah lansia 25 juta, usia harapan hidup 69 tahun. Menurut data (WHO) jumlah penduduk lansia tahun 2020 diperkirakan mencapai 28,8 juta orang dengan peningkatan sekitar 11,3 4 dan usia harapan hidup 71,1 tahun

( Nugroho, 2008).

Peningkatan umur harapan hidup tersebut menimbulkan dampak khususnya masalah kesehatan, yang terjadi pada lansia berupa masalah fisik, biologi, maupun psikososial. Dari hasil sebuah studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lansia yang dilaksanakan komnas lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa

penyakit yang terbanyak diderita lansia adalah penyakit sendi (52,3%), hipertensi (38,8%), anemia (30,7%) dan katarak (23%) (Nugroho, 2008).

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Panti Wreda Dharma Bakti Pajang tanggal 28 januari 2014, didapatkan data tentang status kesehatan lansia dimana sebagian besar lansia yang sehat ada sekitar 74% dan yang sakit sekitar 26 %, dimana jumlah lansia ada 95 orang. Dari observasi yang dilakukan di Panti Wreda, lansia yang sehat kondisi fisik masih begitu baik. Mereka masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan masih bisa mengikuti kegiatan yang ada di Panti Wreda seperti senam pagi. Berbeda dengan lansia yang sakit kondisi fisik kurang begitu baik dan untuk melakukan aktivitas sehari-hari membutuhkan bantuan dari orang lain.

Sedangkan dari wawancara dengan 5 lansia yang tinggal bersama keluarga, mereka merasa lebih tenang menjalani masa tuanya, bisa berkumpul dengan keluarganya. Dari wawancara dengan 3 lansia, mereka sering sakit-sakitan dan pernah mondok dirumah sakit, kondisi kesehatan fisik juga sangat lemah. Meskipun begitu keluarga sangat peduli mau membantu dalam menjaga kesehatan lansia dan membantu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Berbeda dengan 2 lansia yang masih aktif bekerja seperti disawah mereka masih mampu bekerja, dari observasi kondisi fisik masih begitu baik, masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.


(7)

4

Perbedaan Kesehatan Fisik Antara Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti Wreda Dengan Yang Tinggal Bersama Keluarga (Deftika MarlindaNingrum )

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada perbedaaan kesehatan fisik antara lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dengan yang tinggal bersama keluarga.

METODE

Jenis Penelitian ini menggunakan desain penelitian

deskriptif analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti Wreda Dharma Bakti Pajang berjumlah 98 lansia dan yang tinggal bersama keluarga di Desa Cepokosawit berjumlah 108 lansia.

Pengambilan sampel menggunakan metode (simple random sampling) yaitu didapatkan 30 lansia yang tinggal di Panti Wreda dan 30 yang tinggal bersama keluarga di Desa Cepokosawit.

Variabel independent

penelitian ini yaitu lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dengan yang tinggal bersama keluarga. Variabel

dependen pada penelitian ini yaitu kesehatan fisik. Instrumen Penelitian menggunakan kuesioner Sort form 36 (SF-36) yaitu kesehatan fisik. Analisa data yang digunakan adalah menggunakan Uji Independent t-tes

HASIL

Tabel 4.1 Distribusi responden menurut kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan dan status perkawinan pada lansia yang tinggal di Panti Wreda dengan

yang tinggal bersama Keluarga Karakteristik Kelompok yang tinggal di

Panti Wreda

Kelompok Yang Tinggal Bersama Keluarga Jumlah (%) Jumlah (%) Umur

60-65 tahun 8 26,7 14 46,7

66-75 12 40,0 9 30,0

> 75 tahun 10 33,3 7 23,3

Jenis Kelamin :

Laki-laki 16 53,3 20 66,7

Perempuan 14 46,7 10 33,3

Pendidikan :

Tidak Sekolah 14 46,7 5 16,7

SD 7 23,3 12 40,0

SMP 5 16,7 10 33,3

SMA 4 13,3 2 6,7

PT 0 0,0 1 3,3

Status :

Janda/Duda 20 66,7 16 53,3

Menikah 10 33,3 14 46,

Jumlah 30 100,0 30 100,0


(8)

Tabel 4.1 menunjukan distribusi umur responden pada kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda maupun kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga, berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas berusia antara 66-77 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 40,0%, sedangkan pada kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga mayoritas berumur antara 60-65 yaitu sebanyak 14 orang atau 46,7%. Dapat dilihat dari tabel 4.1 distribusi jenis kelamin pada lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang atau 53,3%, adapun jenis kelamin pada kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga

mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang atau 66,7%.

Dapat dilihat dari tabel 4.1 distribusi Pendidikan responden pada kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda sebagian besar adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 14 orang atau 46,7%, sedangkan lanjut usia yang tinggal bersama keluarga mayoritas berpendidikan tamat SD yaitu sebanyak 20 orang atau 40,0%. Sedangkan berdasarkan distribusi status perkawinan pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas berstatus janda/duda sebanyak 20 orang atau 66,7%, sedangkan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga mayoritas juga berstatus janda /duda sebanyak 16 orang atau 53,3%.

Analisis Univariat

Berdasarkan nilai skor yang diperoleh dari kuesioner Sort Form

36

yaitu kesehatan fisik, kemudian dilakukan 2 kategorisasi penilaian yaitu :

Tabel 4.2 Hasil Penilaian kesehatan fisik pada lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda

Kesehatan Fisik

Frek. Persent Buruk

Baik

7 23

23,3 76,7 Total 30 100,0

Tabel 4.2 diatas menunjukkan hasil penilaian kesehatan fisik pada

lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas baik yaitu ada 23 orang atau 76,6 % dan yang tergolong buruk ada 7 orang atau 23,3 %.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian kesehatan fisik pada lanjut usia yang tinggal bersama keluarga

Kesehatan Fisik

Frek. Persent Buruk

Baik

5 25

16,7 83,3 Total 30 100,0

Tabel 5.1 diatas menunjukkan hasil penilaian kesehatan fisik pada


(9)

6

Perbedaan Kesehatan Fisik Antara Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti Wreda Dengan Yang Tinggal Bersama Keluarga (Deftika MarlindaNingrum )

lansia yang tinggal bersama keluarga

mayoritas baik yaitu sebanyak 25 orang atau 83,3 % dan yang tergolong buruk sebanyak 7 orang atau 16,7 %

Analisis Bivariat

1. Analisis normalitas data

Uji normalitas data menggunakan

Uji Kolmogorov-Smirnov.

Hasil uji normalitas data ditampilkan dalam tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas data Data p-value Kesimpulan

Kel-1 Kel-2 Kesehatan

Fisik

0,786 0,894 Normal Tabel 4.4 menunjukkan data kesehatan fisik lanjut usia antara lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga memiliki nilai p-value > 0,05, sehingga kesimpulannya adalah data berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal dilanjutkan dengan pengujian hipotesis yaitu uji

Independen t test

2. Analisis uji beda rata-rata kesehatan fisik

Analisis uji beda yang digunakan untuk pengujian adalah menggunakan uji uji Independent t-test

Tabel 4.5 Hasil pengujian beda rata-rata kesehatan fisik kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dengan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga

Kesehatan Fisik

Mean t-test

p-value Kep..

Lansia di Panti Wreda

57,90

0,899 0.372 Ho diteri ma Lansia bersama keluarga 60,77

Tabel 4.5 menunjukkan nilai p-value = 0,372. Keputusan yang diambil adalah Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan signifikan rata-rata nilai kesehatan fisik responden antara kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga.

PEMBAHASAN

1. Kesehatan Fisik Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Wreda

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas termasuk baik yaitu sebanyak 23 orang (76,7%) dan yang tergolong buruk sebanyak 7 orang (23,3%).

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu dimana lansia yang tinggal di Panti Wreda yang kesehatan fisiknya dikatakan baik mereka masih mampu melakukan aktivitas dan kegiatan secara mandiri seperti menyapu, senam, jalan santai, mencuci,mengangkat benda ringan dan membawa barang. Sedangkan lansia yang kesehatan fisik dikatakan buruk, mereka sangat membatasi kegiatan dan aktivitas yang dilakukan di Panti Wreda


(10)

karena kondisi fisik yang lemah, sudah sangat tua dan kondisi yang sakit-sakitan dan sudah tidak memungkinkan lagi untuk melakukan secara mandiri dan harus membutuhkan bantuan.

Sedangkan Menurut Sugono (2008) tujuan utama Panti Wreda adalah untuk menampung manusia lanjut usia dalam keadaan sehat dan mandiri dimana mereka tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga atau yang memiliki keluarga akan tetapi dititipkan karena ketidakmampuan keluarga untuk merawat manula.

2. Kesehatan Fisik Lanjut Usia yang Tinggal Bersama Keluarga

Sedangkan hasil penelitian pada kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga mayoritas termasuk baik yaitu sebanyak 25 orang (83,3%) dan yang tergolong buruk sebanyak 5 orang (16,7%). Bagi lanjut usia yang tinggal

bersama keluarga mereka yang tergolong baik kesehatan fisiknya dapat dilihat dari aktivitas dan kegiatan sehari-hari. Dimana sebagian besar lansia yang tinggal bersama keluarga berpendidikan SD yaitu sebanyak 12 orang atau 40 %, karena status pendidikan yang rendah dan kebutuhan hidup relatif tinggi sehingga memaksa mereka harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

Lansia yang tinggal bersama keluarga kebanyakan bekerja sebagai Petani. Karena mereka sudah terbiasa untuk bekerja dan melakukan aktivitas secara mandiri, sehingga mampu meningkatkan

sistem kerja otot sehingga semakin kuat. Sedangkan lansia yang kesehatan fisiknya buruk dalam hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa mereka sering-sering sakit-sakitan sehingga aktivitas sehari-hari sangat terganggu, sangat dibatasi seperti berjalan lebih dari 1,5 km, menaiki beberapa anak tangga, mengangkat benda ringan, mencuci dll. Untuk aktivitas sehari-harinya sangat bergantung dari orang lain dan keluarga seperti mencuci baju maupun pekerjaan lainnya.

Menurut Friedman (2002), bahwa fungsi keluarga diantaranya adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi, dan dilihat dari fungsi ekonomi keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

3. Perbedaan kesehatan fisik antara lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dengan yang Tinggal bersama keluarga

Hasil uji independen paired t-test diketahui p-value = 0,372 yang nilainya lebih besar dari 0,05, artinya bahwa tidak ada perbedaan signifikan rata-rata nilai kesehatan fisik responden antara kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga.

Namun demikian berdasarkan nilai rata-rata kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal di


(11)

8

Perbedaan Kesehatan Fisik Antara Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti Wreda Dengan Yang Tinggal Bersama Keluarga (Deftika MarlindaNingrum )

Panti Wreda sebesar 57,90 yang nilainya lebih kecil dari pada kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga yaitu sebesar 60,77. Artinya bahwa kesehatan fisik lanjut usia pada kelompok yang tinggal di Panti Wreda lebih kecil dan kurang begitu baik dibandingkan dengan tingkat kesehatan fisik pada lanjut usia yang tinggal bersama keluarga.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Setyoadi (2012) yang meneliti tentang perbedaan tingkat kualitas hidup pada wanita lansia di komunitas dan di panti. Hasil uji mann whitney, dengan α = 0,05 disimpulkan tidak ada perbedaan tingkat kualitas hidup pada wanita lansia di komunitas dan panti (p = 0,477).

PENUTUP Kesimpulan

1. Kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas termasuk baik yaitu sebesar (76,7%) dan yang tergolong buruk sebesar (23,3%).

2. Kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga mayoritas termasuk baik yaitu sebesar (83,3%) dan yang tergolong buruk sebesar (16,7%).

3. Tidak ada perbedaan signifikan rata-rata nilai kesehatan fisik responden antara kelompok lanjut usia yang tinggal di panti werdha dan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga (p = 0,372).

Saran

1. Bagi Lansia

Diharapkan dapat meningkatkan kesehatan fisik bagi lansia yang tinggal di Panti Wreda maupun yang tinggal bersama keluarga, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup bagi lansia, misalnya dengan selalu berolahraga ringan secara teratur, mengkonsumsi asupan gizi yang cukup dan tidak memikirkan hal-hal yang negatif.

2. Bagi Dinas terkait

Diharapkan dapat memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran bagi lanjut usia berkaitan dengan pentingnya persiapan fisik dan mental khususnya bagi para karyawannya sehingga mereka mampu menikmati masa tuanya dengan bahagia.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan informasi tentang masalah kesehatan yang sering dihadapi para lansia dan bagaimana cara mengatasinya.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengimplementasikan metode ini untuk meningkatkan kesehatan selain kesehatan fisik bagi lanjut usia dalam masalah yang berbeda, misalnya kesehatan psikis, kesehatan mental, dan lainnya dengan memperluas cakupan sampel yang lebih luas.


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1998.

Pedoman Pembinaan

Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan II Materi Pembinaan.

Friedman,M. 2002. Family nursing ; thory and assement. conenectiont: Appleton-Centu. Nugroho,Wahyudi. 2008.

Keperawatan Gerotik. Jakarta : EGC.

Setyoadi. 2012. Perbedaan Tingkat Kualitas Hidup Pada Wanita Lansia di Komunitas dan Panti (The Different Quality Of Live Level In Elderly Women At The Comunity And The Aging Institutision )

http://ejournal.umm.ac.id/index. php/keperawatan/article/viewFil e/621/641_umm_scientific_jour nal.pdf. Diakses pada tanggal 11 Februari 2014

Sugono, D. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Tamher,S & Noorkasiani. 2009.

Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan

1. Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jln. A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura.

2. Staf Dosen Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jln. A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura.

3. Staf Dosen Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jln. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakara Keperawatan. Jakarta : Penerbit


(1)

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada perbedaaan kesehatan fisik antara lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dengan yang tinggal bersama keluarga.

METODE

Jenis Penelitian ini

menggunakan desain penelitian

deskriptif analitik komparatif dengan

pendekatan cross sectional. Populasi

pada penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti Wreda Dharma Bakti Pajang berjumlah 98 lansia dan yang tinggal bersama keluarga di Desa Cepokosawit berjumlah 108 lansia.

Pengambilan sampel

menggunakan metode (simple random

sampling) yaitu didapatkan 30 lansia

yang tinggal di Panti Wreda dan 30 yang tinggal bersama keluarga di Desa Cepokosawit.

Variabel independent

penelitian ini yaitu lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dengan yang tinggal bersama keluarga. Variabel

dependen pada penelitian ini yaitu

kesehatan fisik. Instrumen Penelitian menggunakan kuesioner Sort form 36 (SF-36) yaitu kesehatan fisik. Analisa

data yang digunakan adalah

menggunakan Uji Independent t-tes

HASIL

Tabel 4.1 Distribusi responden menurut kelompok umur, jenis kelamin,

pendidikan dan status perkawinan pada lansia yang tinggal di Panti Wreda dengan yang tinggal bersama Keluarga

Karakteristik Kelompok yang tinggal di

Panti Wreda

Kelompok Yang Tinggal Bersama Keluarga

Jumlah (%) Jumlah (%)

Umur

60-65 tahun 8 26,7 14 46,7

66-75 12 40,0 9 30,0

> 75 tahun 10 33,3 7 23,3

Jenis Kelamin :

Laki-laki 16 53,3 20 66,7

Perempuan 14 46,7 10 33,3

Pendidikan :

Tidak Sekolah 14 46,7 5 16,7

SD 7 23,3 12 40,0

SMP 5 16,7 10 33,3

SMA 4 13,3 2 6,7

PT 0 0,0 1 3,3

Status :

Janda/Duda 20 66,7 16 53,3

Menikah 10 33,3 14 46,

Jumlah 30 100,0 30 100,0


(2)

Tabel 4.1 menunjukan distribusi umur responden pada kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda maupun kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga, berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas berusia antara 66-77 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 40,0%, sedangkan pada kelompok lanjut usia

yang tinggal bersama keluarga

mayoritas berumur antara 60-65 yaitu sebanyak 14 orang atau 46,7%. Dapat dilihat dari tabel 4.1 distribusi jenis kelamin pada lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang atau 53,3%, adapun jenis kelamin pada kelompok lanjut usia

yang tinggal bersama keluarga

mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang atau 66,7%.

Dapat dilihat dari tabel 4.1 distribusi Pendidikan responden pada kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda sebagian besar adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 14 orang atau 46,7%, sedangkan lanjut usia

yang tinggal bersama keluarga

mayoritas berpendidikan tamat SD yaitu sebanyak 20 orang atau 40,0%.

Sedangkan berdasarkan distribusi

status perkawinan pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas berstatus janda/duda sebanyak 20 orang atau 66,7%, sedangkan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga mayoritas juga berstatus janda /duda sebanyak 16 orang atau 53,3%.

Analisis Univariat

Berdasarkan nilai skor yang

diperoleh dari kuesioner Sort Form

36

yaitu kesehatan fisik, kemudian dilakukan 2 kategorisasi penilaian yaitu :

Tabel 4.2 Hasil Penilaian kesehatan fisik pada lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda

Kesehatan Fisik

Frek. Persent

Buruk Baik

7 23

23,3 76,7

Total 30 100,0

Tabel 4.2 diatas menunjukkan hasil penilaian kesehatan fisik pada

lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas baik yaitu ada 23 orang atau 76,6 % dan yang tergolong buruk ada 7 orang atau 23,3 %.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian kesehatan fisik pada lanjut usia yang tinggal bersama keluarga

Kesehatan Fisik

Frek. Persent

Buruk Baik

5 25

16,7 83,3

Total 30 100,0

Tabel 5.1 diatas

menunjukkan hasil penilaian


(3)

lansia yang tinggal bersama keluarga

mayoritas baik yaitu sebanyak 25 orang atau 83,3 % dan yang tergolong buruk sebanyak 7 orang atau 16,7 %

Analisis Bivariat

1. Analisis normalitas data

Uji normalitas data

menggunakan

Uji Kolmogorov-Smirnov.

Hasil uji normalitas data ditampilkan dalam tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas data

Data p-value Kesimpulan

Kel-1 Kel-2 Kesehatan

Fisik

0,786 0,894 Normal Tabel 4.4 menunjukkan data kesehatan fisik lanjut usia antara lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga

memiliki nilai p-value > 0,05,

sehingga kesimpulannya adalah data berdistribusi normal. Data yang

berdistribusi normal dilanjutkan

dengan pengujian hipotesis yaitu uji Independen t test

2. Analisis uji beda rata-rata kesehatan fisik

Analisis uji beda yang digunakan untuk pengujian adalah menggunakan uji uji Independent t-test

Tabel 4.5 Hasil pengujian

beda rata-rata kesehatan fisik

kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dengan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga

Kesehatan Fisik

Mean t-test

p-value Kep.. Lansia di

Panti Wreda

57,90

0,899 0.372 Ho diteri ma Lansia

bersama keluarga

60,77

Tabel 4.5 menunjukkan nilai p-value = 0,372. Keputusan yang diambil adalah Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan signifikan rata-rata nilai kesehatan fisik responden antara kelompok lanjut usia yang

tinggal di Panti Wreda dan

kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga.

PEMBAHASAN

1. Kesehatan Fisik Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Wreda

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas termasuk baik yaitu sebanyak 23 orang (76,7%) dan yang tergolong buruk sebanyak 7 orang (23,3%).

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu dimana lansia yang tinggal di Panti Wreda yang kesehatan fisiknya dikatakan baik mereka masih mampu melakukan

aktivitas dan kegiatan secara

mandiri seperti menyapu, senam, jalan santai, mencuci,mengangkat benda ringan dan membawa barang. Sedangkan lansia yang kesehatan fisik dikatakan buruk, mereka sangat membatasi kegiatan dan aktivitas yang dilakukan di Panti Wreda


(4)

karena kondisi fisik yang lemah, sudah sangat tua dan kondisi yang

sakit-sakitan dan sudah tidak

memungkinkan lagi untuk

melakukan secara mandiri dan harus membutuhkan bantuan.

Sedangkan Menurut Sugono (2008) tujuan utama Panti Wreda adalah untuk menampung manusia lanjut usia dalam keadaan sehat dan

mandiri dimana mereka tidak

memiliki tempat tinggal dan

keluarga atau yang memiliki

keluarga akan tetapi dititipkan karena ketidakmampuan keluarga untuk merawat manula.

2. Kesehatan Fisik Lanjut Usia

yang Tinggal Bersama

Keluarga

Sedangkan hasil penelitian pada kelompok lanjut usia yang tinggal

bersama keluarga mayoritas

termasuk baik yaitu sebanyak 25 orang (83,3%) dan yang tergolong buruk sebanyak 5 orang (16,7%). Bagi lanjut usia yang tinggal

bersama keluarga mereka yang tergolong baik kesehatan fisiknya dapat dilihat dari aktivitas dan

kegiatan sehari-hari. Dimana

sebagian besar lansia yang tinggal bersama keluarga berpendidikan SD yaitu sebanyak 12 orang atau 40 %,

karena status pendidikan yang

rendah dan kebutuhan hidup relatif tinggi sehingga memaksa mereka

harus bekerja keras untuk

mencukupi kebutuhan

sehari-harinya.

Lansia yang tinggal bersama

keluarga kebanyakan bekerja

sebagai Petani. Karena mereka sudah terbiasa untuk bekerja dan melakukan aktivitas secara mandiri,

sehingga mampu meningkatkan

sistem kerja otot sehingga semakin

kuat. Sedangkan lansia yang

kesehatan fisiknya buruk dalam hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa mereka sering-sering sakit-sakitan sehingga aktivitas

sehari-hari sangat terganggu, sangat

dibatasi seperti berjalan lebih dari 1,5 km, menaiki beberapa anak tangga, mengangkat benda ringan, mencuci dll. Untuk aktivitas sehari-harinya sangat bergantung dari orang lain dan keluarga seperti mencuci baju maupun pekerjaan lainnya.

Menurut Friedman (2002), bahwa fungsi keluarga diantaranya

adalah untuk mempertahankan

keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi, dan dilihat dari fungsi ekonomi keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan secara

ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan

individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

3. Perbedaan kesehatan fisik antara lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dengan yang Tinggal bersama keluarga

Hasil uji independen paired

t-test diketahui p-value = 0,372 yang

nilainya lebih besar dari 0,05, artinya bahwa tidak ada perbedaan signifikan rata-rata nilai kesehatan fisik responden antara kelompok lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda dan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga.

Namun demikian berdasarkan nilai rata-rata kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal di


(5)

Panti Wreda sebesar 57,90 yang nilainya lebih kecil dari pada kesehatan fisik pada kelompok lanjut usia yang tinggal bersama

keluarga yaitu sebesar 60,77.

Artinya bahwa kesehatan fisik lanjut usia pada kelompok yang tinggal di Panti Wreda lebih kecil dan kurang begitu baik dibandingkan dengan tingkat kesehatan fisik pada lanjut usia yang tinggal bersama keluarga.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Setyoadi (2012) yang meneliti tentang perbedaan tingkat kualitas

hidup pada wanita lansia di

komunitas dan di panti. Hasil uji

mann whitney, dengan α = 0,05

disimpulkan tidak ada perbedaan tingkat kualitas hidup pada wanita lansia di komunitas dan panti (p = 0,477).

PENUTUP Kesimpulan

1. Kesehatan fisik pada kelompok

lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda mayoritas termasuk baik yaitu sebesar (76,7%) dan yang

tergolong buruk sebesar

(23,3%).

2. Kesehatan fisik pada kelompok

lanjut usia yang tinggal bersama keluarga mayoritas termasuk baik yaitu sebesar (83,3%) dan yang tergolong buruk sebesar (16,7%).

3. Tidak ada perbedaan signifikan rata-rata nilai kesehatan fisik

responden antara kelompok

lanjut usia yang tinggal di panti werdha dan kelompok lanjut usia yang tinggal bersama keluarga (p = 0,372).

Saran

1. Bagi Lansia

Diharapkan dapat

meningkatkan kesehatan fisik bagi lansia yang tinggal di Panti Wreda maupun yang tinggal

bersama keluarga, sehingga

mampu meningkatkan kualitas hidup bagi lansia, misalnya

dengan selalu berolahraga

ringan secara teratur,

mengkonsumsi asupan gizi

yang cukup dan tidak

memikirkan hal-hal yang

negatif.

2. Bagi Dinas terkait

Diharapkan dapat memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran bagi lanjut usia berkaitan dengan pentingnya persiapan fisik dan mental

khususnya bagi para

karyawannya sehingga mereka mampu menikmati masa tuanya dengan bahagia.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan

informasi tentang masalah

kesehatan yang sering dihadapi para lansia dan bagaimana cara mengatasinya.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengimplementasikan metode

ini untuk meningkatkan

kesehatan selain kesehatan fisik bagi lanjut usia dalam masalah

yang berbeda, misalnya

kesehatan psikis, kesehatan

mental, dan lainnya dengan memperluas cakupan sampel yang lebih luas.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1998.

Pedoman Pembinaan

Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan II Materi Pembinaan.

Friedman,M. 2002. Family nursing

; thory and assement.

conenectiont: Appleton-Centu.

Nugroho,Wahyudi. 2008.

Keperawatan Gerotik. Jakarta :

EGC.

Setyoadi. 2012. Perbedaan Tingkat Kualitas Hidup Pada Wanita Lansia di Komunitas dan Panti (The Different Quality Of Live Level In Elderly Women At The Comunity And The Aging Institutision )

http://ejournal.umm.ac.id/index. php/keperawatan/article/viewFil e/621/641_umm_scientific_jour nal.pdf. Diakses pada tanggal 11 Februari 2014

Sugono, D. 2008. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta.

Tamher,S & Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan

1. Mahasiswa Program Studi

S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jln. A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura.

2. Staf Dosen Program Studi

S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jln. A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura.

3. Staf Dosen Program Studi

S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Jln. A. Yani Tromol Pos 1

Pabelan Surakara

Keperawatan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika