sma12geo Geografi EniAnjayani

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com

Menguak Misteri Alam dengan Geografi . . .
Manusia hidup tidak pernah bisa lepas dari alam. Dari kekayaan alam, kebutuhan
manusia terpenuhi. Akan tetapi, melalui alam juga, manusia disadarkan bahwa
bencana bisa terjadi kapan saja. Sebut saja gempa bumi, tsunami, letusan gunung
berapi, dan sebagainya. Kepanikan saja tidak akan mengatasinya. Apa yang seharusnya,
kita lakukan? Inilah saatnya kita memahami keseimbangan geografis. Di setiap sudut
wilayah di Bumi, potensi baik dan buruk alam pasti ada. Begitu juga dengan alam
Indonesia. Selain memiliki kekayaan yang melimpah, batas Ring of Fire maupun Ring
of Disaster mengepungnya. Bencana yang terjadi seharusnya menjadi pelajaran yang
berharga. Kedua kombinasi kekayaan dan bahaya bisa dipahami dengan lebih baik
melalui geografi.
Belajar geografi merupakan langkah yang tepat untuk memahami alam beserta
isinya. Tujuannya untuk memperoleh jawaban atas fenomena alam, pola distribusi

spasial dan ekologisnya, serta menemukan keterkaitannya dengan eksistensi diri
manusia baik pada lingkup lokal maupun global. Dengan demikian, belajar geografi
tidak hanya sekadar menghafal deretan nama tempat, objek geografi, negara dengan
ibu kota-ibu kotanya. Tujuan lebih dalam pun kini menjadi tantangan bagimu. Apa
yang telah kamu pahami tentang lingkungan dan proses yang terkait diharapkan akan
memberimu kecakapan hidup (life skills) di kondisi alam seperti apa pun. Pada
akhirnya, kearifan, tanggung jawab, dan kepedulianmu dalam memanfaatkan
lingkungan serta toleransi terhadap keberagaman budaya masyarakat sangat
diharapkan. Inilah tantangan dan kompetensi yang harus kamu capai.
Buku yang sekarang kamu baca ini, akan menjadi petunjukmu untuk mencapai
tujuan di atas. Dengan pendekatan kontekstual, kamu akan diajak menengok
lingkunganmu lebih dekat setelah memahami berbagai konsep geografi. Dengan begitu,
kamu akan memahami betul potensi-potensi lokal yang bisa dikembangkan dan
menemukan ancaman bahaya yang harus dihadapi serta langkah tepat guna
meminimalkan dampak buruk. Dengan local knowledge ini, kamu akan lebih mudah
membaca dan menemukan potensi global yang mendukung kehidupan manusia, juga
ancaman massal yang suatu saat bisa saja mengusik kehidupan manusia. Inilah buku
geografi yang membumi. Bahasa yang digunakan sengaja dikemas dengan interaktif
dan bersahabat agar tidak membuatmu merasa digurui dan bosan. Kegiatan-kegiatan
disajikan secara integratif, mengasah keaktifan, kreativitas, kemampuan, dan

kepedulianmu terhadap lingkungan. Akhirnya, kamu tidak perlu khawatir lagi meski
berada di dalam Ring of Disaster. Selamat belajar!
Klaten, Mei 2007

vi

Penyusun

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

Kata Sambutan, iii

Latihan Ulangan Semester, 177

Kata Pengantar, iv

Bab VI


Daftar Isi, v
Tentang Buku Ini, vi
Bab I

Bab II

Bab III

Pengetahuan Peta, 1
A. Hakikat Peta, 3
B. Proyeksi Peta, 5
C. Komponen Peta, 16
D. Komposisi Peta, 19
E. Penyajian Data, 23
F. Simbolisasi Data untuk
Pemetaan Tematik, 32
Membuat Peta, 39
A. Prinsip Pengukuran dalam
Pemetaan, 41
B. Pengukuran Jarak, 42

C. Pengukuran Sudut Arah, 46
D. Kesalahan dan Koreksi Hasil
Pengukuran, 49
Lokasi Industri dan Pertanian, 55
A. Industri, 57
B. Pertanian, 84

Latihan Ulangan Blok, 101
Bab IV

Bab V

Penginderaan Jauh, 105
A. Definisi dan Sistem
Penginderaan Jauh, 107
B. Citra Penginderaan Jauh, 112
C. Interpretasi untuk Mencipta
Peta, 120
D. Manfaat Citra Penginderaan
Jauh, 126


Pola Keruangan Desa dan Kota, 181
A. Desa, 183
B. Kota, 189
C. Struktur Ruang Desa dan Kota, 193
D. Interaksi Wilayah Desa dan
Kota, 202

Bab VII Konsep Wilayah dan Pusat
Pertumbuhan, 217
A. Wilayah Formal dan
Fungsional, 219
B. Perwilayahan Formal dan
Fungsional, 220
C. Perwilayahan Berdasarkan
Fenomena Geografis, 223
D. Pusat-Pusat Pertumbuhan, 225
E. Pusat-Pusat Pertumbuhan di
Indonesia, 230
F. Batas Wilayah Pertumbuhan, 234

Bab VIII Pola Wilayah Negara Maju dan
Negara Berkembang, 241
A. Negara Maju dan Negara
Berkembang, 243
B. Model Pengembangan Wilayah
di Negara Maju dan Negara
Berkembang, 267
C. Usaha-Usaha Pengembangan
Wilayah Indonesia, 271
Latihan Ujian Akhir Sekolah, 279
Glosarium, 284
Indeks, 287
Daftar Pustaka, 290

Sistem Informasi Geografis (SIG), 131
A. Memahami SIG, 133
B. SIG Konvensional, 157
C. Penerapan SIG dalam Kajian
Geografi, 166


Daftar Isi

Di unduh dari : Bukupaket.com

v

vi

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

Tentang Buku Ini

Di unduh dari : Bukupaket.com

vii

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pendekatan yang digunakan dalam
geografi adalah pendekatan spasial
atau keruangan. Saya tahu ruang di
Bumi amatlah luas. Ruang yang luas
itu dapat diperkecil melalui peta atau
citra. Oleh karena itu, saya akan
memahami prinsip-prinsip dasar peta
dan pemetaan.

Saya akan mencari tahu hakikat
prinsip-prinsip pemetaan.

Saya akan mencari tahu prinsip dasar
pemetaan dan proyeksi peta.

Saya akan mengidentifikasi komponenkomponen peta dan manfaatnya.

Saya akan mengklasifikasi data, menampilkan data dengan simbol, dan
menyajikannya pada peta.


Akhirnya, saya memahami bagaimana
menyajikan kenampakan di Bumi pada
peta. Kelak ilmu ini sangat berguna
bagiku dalam menjalani kehidupan
terutama yang berkaitan dengan
masalah keruangan.

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

1

Sumber: www.lib.utexas.edu

Peta sudah ada sejak zaman dahulu. Dari zaman ke zaman
pengetahuan peta semakin berkembang.

Peta di atas membuktikan bahwa peta sudah mulai dipikirkan
orang sejak dahulu, meskipun peta di atas bukan peta yang paling

kuno. Konon, peta paling kuno dibuat pada tahun 1418 oleh seorang
laksamana laut dari Cina yang bernama Cheng-Ho. Cheng-Ho
mengarungi lautan antara tahun 1405 dan 1435. Eksplorasinya yang
didokumentasikan dalam catatan sejarah Cina, dituliskan dalam
sebuah buku yang muncul di Cina pada tahun 1418 berjudul ”The
Marvellous Visions of the Star Raft”. Bukti-bukti yang mencengangkan
tersebut dipamerkan di depan umum tanggal 16 Januari 2006. Sebuah
peta duplikat pada tahun 1763 tertanggal duplikasi dari tahun 1418
turut dipamerkan.
Jika peta ini terbukti autentik, sepertinya kita harus mengubah
anggapan bahwa orang Eropalah yang pertama kali berhasil membuat
peta dunia pertama yang komprehensif. Itu berarti kita harus
mempertanyakan peta dunia pertama yang diakui buatan Marti
Waldseemuller. Cobalah terus gali kebenaran ini.

2

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com


Peta menjadi perangkat penting dalam pembelajaran geografi. Oleh
karena itu, pada peta disajikan distribusi keruangan dan objek geografi serta
hubungannya. Bukan hal mudah menggambarkan objek geografi pada peta,
diperlukan ketelitian, pemahaman kaidah kartografi juga sentuhan
keindahan. Kaidah kartografi yang perlu dipertimbangkan antara lain
penggunaan proyeksi yang tepat, penggunaan komponen peta, komposisi
peta, hingga penyajian maupun simbolisasi data.

peta, kaidah kartografi, proyeksi peta, komponen peta,
proyeksi peta, komposisi peta,
simbol peta, data geografi

Sebuah peta adalah sebuah karya seni. Mengapa dikatakan
demikian? Selain membutuhkan ketelitian, membuat peta juga
membutuhkan sentuhan keindahan. Oleh karena itu, membuat peta
tidak boleh asal-asalan. Sebuah peta harus menyajikan informasi yang
akurat agar tidak menyesatkan si pengguna. Peta harus indah agar si
pengguna tertarik mempelajarinya.
Beruntunglah, kini sudah ada peralatan yang canggih untuk
menciptakan sebuah peta yang bermutu. Sebuah peta dapat bersumber
dari hasil pemotretan di udara baik dengan pesawat atau satelit. Selanjutnya, komputer dapat dioperasikan untuk mengolah peta sehingga
keakuratannya dapat dipertanggungjawabkan dan tentu saja indah.
Peta yang baik akan sangat berguna. Bagaimana membuat peta
yang baik? Bagaimana peta menyajikan informasi kepada kita? Dari
mana sumber untuk membuat peta? Semua itu akan kita pelajari.

A.

Hakikat Peta

Melihat dan membaca peta di depan membuktikan bahwa peta
sangat penting dalam kehidupan manusia. Peta kuno misalnya, dibuat
dan digunakan karena saat itu mereka membutuhkannya dalam
penjelajahan dan penelitian, meskipun dalam bentuk yang masih
sangat sederhana. Hal inilah yang kemudian mendorong berkembangnya ilmu kartografi. Melihat kenyataan ini, peta telah menjadi
salah satu metode komunikasi dengan cara grafis, yang sering disebut
graphicacy. Graphicacy ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik
mulai dari penggunaan hasil fotografi, grafik, diagram, sampai pada
peta. Semua cara tersebut mempunyai kekhasan, yaitu menggunakan
bentuk dua dimensi untuk menyampaikan dan menyajikan konsep
dan ide. Sementara itu seiring perkembangan teknologi, media
komunikasi tersebut makin berkembang, salah satunya adalah
penciptaan peta tiga dimensi.
Hal penting pada peta adalah bagaimana menyajikan hubungan
keruangan. Suatu bentuk hubungan keruangan bisa saja dinyatakan
dalam angka dan kata. Penggunaan kata dan angka dianggap tidak
efisien, seperti ungkapan ’suatu gambar dapat berarti seribu kata’.
Ungkapan tersebut seolah menjadi anggapan umum bahwa data yang
berhubungan dengan keruangan akan lebih efisien disajikan dalam
peta. Pada peta, hubungan keruangan disajikan dengan simbol dua
dimensi yang disusun secara sistematis. Oleh karena itu, diperlukan
kecakapan dalam membuat dan membacanya. Kesalahan bisa timbul

Tahukah kamu peta-peta jenis
apakah yang dibuat oleh
bangsa-bangsa kuno? Peta
pada masa lampau dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Peta wilayah tempat
mereka tinggal.
2. Peta langit, bintang,
planet, dan pola-polanya
yang berubah-ubah.
3. Peta yang tidak digambar
sebagai hasil dari sebuah
pengamatan. Peta jenis
ini berdasarkan mitos,
seperti tentang bagaimana Bumi diciptakan.

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

3

dalam sistem komunikasi ini. Nah, berikut bagan yang menggambarkan
sistem komunikasi peta (kartografis) dan bagian-bagian yang bisa
menimbulkan kesalahan komunikasi kartografis.

Real
World

Cartographers
Conception

Map

Recipient

Signal
Source

Encoder

Channel

Decoder

Recipient

Noise
Sumber: Pengetahuan Peta, halaman 4

Gambar 1.1 Bagan sistem ekonomi pada peta.
Keterangan:
Source
: kenampakan di permukaan Bumi.
Enconder : simbol yang digunakan untuk menggambarkan kenampakan di Bumi pada suatu
peta.
Signal
: peta itu sendiri, yang di dalamnya disajikan gambaran dua dimensi kenampakan di
permukaan Bumi, yang disusun oleh simbol.
Decoder : mekanisme otak penerima atau pembaca mengartikan simbol pada peta.
Recipient : pembaca peta.
Noise
: ketidaktepatan penggunaan simbol, keterangan yang tidak tepat, kurang terampil
dalam membuat dan membaca peta, dan sebagainya.

Melalui bagan tersebut, kamu menjadi tahu bagaimana kesalahan
penggunaan peta bisa terjadi. Dengan demikian, jika suatu saat kamu
membuat peta bisa menghindari atau setidaknya meminimalkan
kesalahan seperti pada noise. Kesalahan ini memang sering terjadi
karena peta merupakan pengecilan dari permukaan Bumi yang sengaja
dipersiapkan menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar,
dengan simbol yang digeneralisasi untuk mewakili kenampakan
sebenarnya. Oleh karena variasi yang kompleks inilah, tidak mudah
menyajikan aspek keruangan dalam peta serta mendefinisikan hingga
diperoleh kesimpulan yang menyatu. Sehingga dalam pembuatan peta
perlu diperhatikan batasan berikut.
1. Peta menggambarkan hubungan yang jelas secara matematis antara
objek yang digambarkan (misalnya jarak) dengan ukuran
sebenarnya. Perbandingan ukuran objek sebenarnya dan ukuran
pada peta dinyatakan dengan skala.
2. Meskipun peta menyajikan kenampakan di permukaan Bumi,
tetapi tidak semua fenomena bisa disajikan secara keseluruhan
pada suatu peta. Oleh karena itu, perlu adanya generalisasi,
klasifikasi, dan penyederhanaan.
Itulah beberapa hal yang harus kita cermati dalam pembuatan
peta. Pada hakikatnya peta adalah perwujudan rangkaian sistem
informasi, sehingga kesalahan sedikit saja pada tahap pembuatan bisa
merugikan pembaca peta.

4

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

Coba pikirkan bagaimana
peta benda-benda tidak kasatmata dibuat? Contohnya
peta cuaca, peta lempeng
tektonik Bumi, dan sebagainya.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa peta
merupakan penggambaran objek di Bumi dengan sistem proyeksi dari
bidang lengkung ke bidang datar. Nah, pada tahap ini diperlukan penggunaan proyeksi dengan tepat. Apa dan bagaimana proyeksi peta itu?

B.

Proyeksi Peta

Bentuk Bumi bulat sedangkan peta berbentuk datar. Di sinilah
sistem proyeksi diperlukan untuk memindahkan kenampakan di Bumi
pada bidang datar. Secara sederhana proyeksi peta dapat diartikan
sebagai cara pemindahan garis paralel dan meridian dari globe (bidang
lengkung) ke bidang datar. Ini artinya proyeksi merupakan suatu sistem
yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di Bumi dan di
peta. Coba kamu bayangkan jika Bumi yang berbentuk bola kemudian
dibentangkan menjadi bidang datar. Pasti di beberapa posisi terkesan
melengkung, inilah yang disebut distorsi atau kesalahan. Padahal di
sisi lain peta bisa disebut ideal jika bisa menggambarkan luas, bentuk,
arah, dan jarak dengan benar. Keempat persyaratan peta yang ideal
sulit untuk dipenuhi. Upaya yang bisa dilakukan dengan mengurangi
risiko kesalahan sekecil mungkin dengan memenuhi satu atau lebih
persyaratan tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut.
1. Wilayah yang akan dipetakan dibagi menjadi bagian-bagian yang
tidak begitu luas.
2. Memilih bidang proyeksi yang sesuai dengan posisi wilayah yang
dipetakan, misalnya bidang datar, bidang kerucut, dan bidang
silinder. Nah, dalam memilih macam proyeksi, hal-hal yang
dipertimbangkan, yaitu:
a. Bentuk, letak, dan luas daerah yang dipetakan.
b. Ciri-ciri tertentu atau ciri-ciri asli yang akan dipertahankan,
seperti mempertahankan bentuk (conform), luas (equivalent),
dan jarak (equidistant). Oleh karena sulit untuk memenuhi
ketiga syarat sekaligus, maka dipilih syarat yang bisa terpenuhi
dengan pemilihan proyeksi peta. Karena itu pulalah terdapat
beragam tipe proyeksi peta dengan kelebihan dan kekurangan,
sesuai dengan tujuan peta dan bagian muka Bumi yang
digunakan.

Prim

50°arc of mer
(Latitude) idian

E

ian

erid

P 60°
arc of parallel
(Longitude)

em

Beberapa istilah sederhana dalam
proyeksi:
1. Meridian dan meridian utama.
2. Paralel dan paralel nol atau ekuator.
3. Bujur (longitude-j), Bujur Barat
(0°–180°BB) dan Bujur Timur
(0°–180°BT).
4. Lintang (latitude-l), Lintang Utara
(0°–90°LU), dan Lintang Selatan
0°–90°LS).

M
N

Kunjungi
situs
http://
geography.about.com untuk
mengetahui banyak hal
tentang kartografi, peta sejarah, bagaimana mencetak
peta buta, dan tentang peta
untuk tujuan pembelajaran.

Ekuator
S

Sumber: www.e–dukasi.net

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

5

Mungkin penjelasan di depan membuatmu bingung? Jangan
khawatir, agar kamu lebih memahami masalah proyeksi, cermati
gambar-gambar berikut.
A.
A

B

A

B
y

y
D

x

x

C

C

A

B.

D

B

y

x

C

C.

D

A

B

y

x
C

D

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.2 Prinsip proyeksi

Pada gambar bagian A, kamu bisa memahami bagaimana
perubahan bentuk bisa terjadi dari bidang lengkung (segi empat) pada
globe berubah menjadi seperti bagian C di bidang datar. Perubahan
ini mengakibatkan adanya distorsi di berbagai wilayah di permukaan
Bumi. Bagaimana bentuk distorsinya? Coba bayangkan jeruk sebagai
Bumi. Kupaslah kulit jeruk tersebut seperti gambar berikut.

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.3 Globe irisan jeruk.

6

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

Adakah proyeksi yang sempurna? Tidak, setiap proyeksi
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menunjukkan
sifat dunia nyata. Satusatunya perwakilan Bumi
”sebenarnya” dengan skala
adalah bola dunia, karena
bola dunialah satu-satunya
cara yang dapat kita gunakan
untuk menunjukkan hubungan
yang tepat di antara titik-titik
di permukaan Bumi. Darinya
kita dapat mengukur jarak
antara tempat-tempat sebenarnya, arah nisbi yang
sebenarnya dari satu tempat
ke tempat lain, dan ukuran
sebenarnya suatu daratan.

Bagian manakah yang mengalami distorsi? Ya, bagian tengah atau
lintang rendah (khatulistiwa dan sekitarnya) serta bagian kutub
mengalami distorsi menjadi lebih besar. Bisa dikatakan semakin ke
kutub semakin besar distorsinya. Melihat kenyataan ini maka jika kita
akan memetakan wilayah khatulistiwa harus memilih proyeksi yang
benar-benar sesuai. Begitu juga dengan wilayah kutub. Lalu proyeksi
apa yang sesuai? Kenali dahulu beberapa tipe proyeksi.

1.

Proyeksi Berdasarkan Bidang Proyeksi

Berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan, proyeksi ini dibedakan
menjadi:
a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
Bidang proyeksi ini berupa bidang datar yang menyinggung
bola pada kutub, ekuator atau di sembarang tempat. Oleh karena
itu, proyeksi ini dibedakan menjadi:
1) Proyeksi azimuth normal, di mana bidang proyeksinya
bersinggungan dengan kutub.
2) Proyeksi azimuth transversal, bidang proyeksinya tegak lurus
dengan ekuator.
3) Proyeksi azimuth oblique, bidang proyeksinya menyinggung
salah satu tempat antara kutub dan ekuator.

Be

a

Gambar 1.4 Proyeksi zenithal

rt

L A U T A N

KUTUB
UTARA

A R T I K

GR
(D EE
en NL
m AN
ar D
k)

Laut
Greenland

Laut
Laptev

Laut Karn

L

t
au

o
uf

a
Sumber: www.e–dukasi.net

Laut Barent

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.5 Peta wilayah Kutub Utara dengan proyeksi azimuthal normal.

Sebelum menggunakan proyeksi ini kamu harus memahami
benar cirinya, yaitu garis-garis bujur sebagai garis lurus yang
berpusat pada kutub, garis lintang digambarkan dalam bentuk
lingkaran yang mengelilingi kutub, sudut yang dibentuk antara
garis bujur sama besarnya pada peta, dan seluruh permukaan Bumi
jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.
Nah, kamu dapat melihat hasil penggunaan proyeksi ini pada
gambar di atas. Gambar tersebut merupakan proyeksi azimuth normal yang dianggap sebagai proyeksi yang cocok untuk memetakan
daerah kutub. Penggambaran kutub dengan proyeksi ini dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

7

1) Proyeksi Gnomonik
Pada proyeksi ini, titik pusat seolah berada di pusat lingkaran
(digambarkan seperti sinar matahari yang bersumber di pusat
lingkaran). Menggunakan proyeksi ini lingkaran paralel makin
keluar makin mengalami pembesaran hingga wilayah ekuator.
BIDANG PROYEKSI
60°
60°

30°

30°


90°

60°
60°

30°

30°


V

V. Di Pusat Lingkaran

P
M

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.6 Proyeksi azimuthal gnomonik

2) Proyeksi Azimuthal Stereografik
Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar berasal dari
arah kutub berlawanan dengan titik singgung proyeksi.
Akibatnya jarak antarlingkaran paralel semakin membesar ke
arah luar.
BIDANG PROYEKSI


30°

60°

90°

30°


V

V di titik lingkaran berlawanan
dengan bidang proyeksi

Sumber: www.geocities.com

Gambar 1.7 Proyeksi azimuthal stereografik

8

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

3) Proyeksi Azimuthal Orthografik
Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar matahari
berasal dari titik jauh tidak terhingga. Akibatnya sinar proyeksi
sejajar dengan sumbu Bumi. Jarak antarlingkaran akan makin
mengecil apabila semakin jauh dari pusat.

BIDANG PROYEKSI
0°30° 60°

90°
P

30°

30°
M
V di titik yang jauh
dari lingkaran.

V

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.8 Proyeksi azimuthal orthografik.

b. Proyeksi Silinder (Cylindrical)
Proyeksi ini menggunakan silinder sebagai bidang proyeksinya
dan menyinggung bola Bumi. Jika proyeksi ini menyinggung
wilayah khatulistiwa, maka garis paralel merupakan garis horizontal dan garis meridian.
Bidang Datar Menyinggung Khatulistiwa

75°

KU
90°
90°


KU

45°
30°
15°

15°
30°
45°
60°

75°

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.9 Proyeksi tabung

Beberapa keuntungan penggunaan proyeksi ini, yaitu dapat
menggambarkan wilayah yang luas dan sesuai untuk menggambarkan wilayah khatulistiwa atau lintang rendah.
c.

Proyeksi Kerucut
Dari namanya saja pasti kamu langsung tahu bahwa proyeksi
ini berkaitan dengan bangun kerucut. Proyeksi ini memiliki paralel
melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Baris paralel

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

9

berupa garis lingkaran, sedangkan garis bujur berupa jari-jari.
Proyeksi ini paling tepat digunakan untuk memetakan daerah
lintang 45° atau lintang tengah.
V





B

A

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.10 Proyeksi kerucut

ksi
roye



si

si

ng p

ek

ek

an

roy

Bid

90°

gp

roy

90°

an

gp

Bid

si

Secara garis besar, proyeksi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Proyeksi Kerucut Normal atau Standar
Proyeksi ini menggunakan kerucut dengan garis singgung
dengan bola Bumi terletak pada suatu paralel (paralel standar).
2) Proyeksi Kerucut Transversal
Pada proyeksi ini sumbu kerucut berada tegak lurus terhadap
sumbu Bumi.
3) Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Pada proyeksi ini sumbu kerucut membentuk garis miring terhadap sumbu Bumi.

g

an

Bid

1) Standar

2) Universal

Bida

ek

y
pro

3) Oblique

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.10 Macam proyeksi kerucut.

Ketiga proyeksi berdasarkan bidang ini (azimuthal, kerucut
dan silinder) termasuk kelompok proyeksi murni yang
penggunaan dalam kehidupan sehari-hari sangat terbatas
karena dirasa sulit. Selanjutnya, proyeksi berdasarkan bidang
ini mengalami modifikasi hingga muncul proyeksi gubahan.

2.

Proyeksi Modifikasi/Gubahan (Proyeksi
Arbitrary)

Proyeksi ini lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang
diperoleh melalui perhitungannya.
a. Proyeksi Bonne (Equal Area)
Proyeksi ini merupakan proyeksi yang baik untuk menggambarkan
wilayah Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa. Proyeksi ini
menggambarkan sudut dan jarak yang benar pada meridian tengah

10

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

dan pada paralel standar, terdapat distorsi yang cukup besar
apabila menjauhi meridian tengah.
DISTORSI PINGGIR TERLALU BESAR

75

60

45

30

15

0
Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.12 Proyeksi Bonne

Proyeksi Boone pertama kali dihitung oleh Ringober Boone pada
pertengahan tahun 1700-an dan sesuai untuk memetakan negara-negara
di lintang tengah seperti Amerika Serikat. Keseluruhan garis paralel terbagi
merata. Skalanya benar untuk menggambarkan wilayah sepanjang
meridian tengah.

b. Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini, tiap bagian mempunyai ukuran yang sama luas
hingga ke wilayah pinggir proyeksi. Semakin mendekati kutub,
ukuran berubah semakin kecil.

90°

90°


15°
30°
45°
50°
75°

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.13 Proyeksi Mollweide

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

11

c.

Proyeksi Sinusoidal
Proyeksi ini lebih dikenal oleh orang-orang di wilayah Amerika
Selatan, Australia, dan Afrika, karena sesuai untuk menggambar
wilayah tersebut. Selain itu, proyeksi ini dapat juga digunakan
untuk menggambarkan daerah yang kecil di belahan Bumi mana
saja maupun daerah luas yang jauh dari khatulistiwa. Proyeksi
ini menggambarkan sudut dan jarak yang tepat untuk wilayah
meridian tengah. Sedangkan untuk wilayah khatulistiwa bisa
digambarkan dengan luasan yang sesuai.
120°

100°

80°

60°

40°

20°



30°


10°
20°
30°
40°
50°
60°
70°

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.14 Proyeksi sinusoidal

d. Proyeksi Mercator
Proyeksi ini melukiskan Bumi di bidang silinder yang
sumbunya berimpit dengan bola Bumi, kemudian seolah-olah
silindernya dibuka menjadi bidang datar.
180° 160° 140° 120° 100° 80° 60° 40° 20°

0° 20° 40° 60° 80° 100° 120° 140° 160° 180°
80°

Antartic circle
60°
40°
20°

Ekuator


20°
C chorde
at c
ircle

Gre

Antartic circle

40°
60°

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.15 Proyeksi mercator

Hasil proyeksi ini layak digunakan untuk memetakan wilayah
dekat ekuator. Akan tetapi makin mendekati kutub, distorsi
semakin besar. Selain karakteristik ini, masih ada ciri lain yang
dimiliki proyeksi ini, yaitu:
1) Kutub-kutub hampir tidak dapat dipetakan karena terletak di
posisi tidak terhingga.
2) Interval jarak antarmeridian sama.
3) Interval jarak antarparalel tidak sama, semakin mendekati
kutub semakin lebar.

12

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

4) Menggunakan proyeksi ini, Bumi dibagi menjadi enam puluh
zona. Tiap zona mempunyai lebar 6°. Zona nomor 1 dimulai
dari daerah yang dibatasi oleh meridian 180°B dan 174°B,
dilanjutkan ke arah timur sampai dengan zona enam puluh.
e.

Proyeksi Homolografik (Goode)
Proyeksi ini merupakan proyeksi perbaikan kesalahan pada
proyeksi Mollweide.
90°
75
45
30
15
180

150

60 45

15 0

30

0

75

135

180

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.16 Proyeksi homolografik

Seputar Proyeksi Goode
Proyeksi Goode pertama kali dihitung oleh John Paul Goode (1862–1932)
dari Chicago. Semenjak itu mulai digunakan secara luas untuk peta global.
Seperti pada gambar, peta ini dipotong menjadi beberapa bagian untuk
mengurangi penyimpangan dan perentangan, terutama di wilayah samudra
dan Antartika.

f.

Proyeksi Gall
Ciri khas yang dimiliki proyeksi ini adalah bentuk yang berbeda
pada wilayah lintang yang mendekati kutub.
N
60°
45°
30°
15°


0

15°
30°
45°
60°

S

N

75°
60°
45°
30°
15°

0


15°
30°
45°
60°

S

75°

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.17 Proyeksi gall

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

13

Proyeksi Berdasarkan Sifat Asli yang
Dipertahankan

3.

Ditinjau dari klasifikasi ini, proyeksi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Proyeksi Equivalent
Proyeksi ini mempertahankan luas daerah. Artinya luas daerah
sebenarnya sama dengan luas daerah pada peta setelah dikalikan
skala.
b. Proyeksi Konform
Proyeksi ini mempertahankan sudut-sudut sesuai dengan
kenampakan di permukaan Bumi. Artinya skala yang dipertahankan adalah ketepatan sudut.
c.

Proyeksi Equidistant
Proyeksi ini mempertahankan jarak sehingga jarak di atas muka
Bumi sama dengan jarak di atas peta apabila dikalikan skala.

Proyeksi Berdasarkan Kedudukan Sumbu
Simetri

4.

Berdasarkan pembagian ini, proyeksi dibedakan menjadi:
a. Proyeksi Normal
Pada proyeksi ini, sumbu simetri berimpit dengan sumbu Bumi.
b. Proyeksi Miring
Pada proyeksi ini, sumbu simetri membentuk sudut miring dengan
sumbu Bumi.
c.

Proyeksi Transversal
Sumbu simetri pada proyeksi ini tegak lurus sumbu Bumi atau
terletak pada bidang ekuator (disebut juga proyeksi equatorial).
a

a b c d KU e f g h
d e f

a

c
d

b

g

a

h

E

Q

E

KS

EKUATOR e
f
g
h

Q
e f g h

EKUATOR

b

a b c d

c

KU

b
c
d
KU
KU
cd
b
e
a
fg
e
h
f
g

EKUATOR h

KS

KS

a. Menyinggung kutub b. Menyinggung ekuator
(azimuth normal)
(azimuth transversal)

c. Menyinggung antara
kutub dan ekuator
(azimuth oblique)

Sumber: www.e–dukasi.net

Gambar 1.18 Macam proyeksi berdasarkan kedudukan sumbu simetri.

Nah, itulah beberapa jenis proyeksi yang digunakan dalam
pemetaan. Catatan penting yang harus kamu ingat, yaitu bahwa
proyeksi peta selalu mempunyai distorsi (berubah dari bentuk aslinya).
Beberapa proyeksi mungkin akan mengubah bentuk arah menjadi tidak
tetap. Beberapa proyeksi lainnya mengubah ukuran, tetapi mempertahankan bentuk dan arah dengan tepat. Pada perkembangannya, para
pembuat peta telah membuat lebih dari seratus proyeksi yang berbeda.
Untuk pemilihan proyeksi itu sendiri disesuaikan dengan tujuan untuk

14

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

apa peta itu dibuat. Agar kamu memperoleh bayangan bagaimana
proyeksi dan distorsi di dalamnya terjadi, lakukan percobaan
sederhana berikut.

Percobaan Kulit Jeruk
a.

Tujuan: Membuktikan adanya distorsi dalam pemetaan dengan
proyeksi.

b.

Alat dan Bahan:
1) Globe.
2) Spidol permanen.
3) Sebuah jeruk (pilihlah jenis jeruk yang mudah dikupas).
4) Pisau dapur.

c.

Langkah Kerja:
1) Menggunakan spidol permanen, gambarlah ekuator
dan benua-benua di Bumi
pada kulit jeruk dengan
menggunakan globe sebagai
panduan.
2) Masih menggunakan spidol
permanen, bagilah kulit jeruk
menjadi beberapa bagian
(minimal empat bagian yang
sama besar).
Sumber: Geografi, Kegiatan-Kegiatan untuk
3) Kupaslah kulit jeruk tersebut
Menjelajahi, Memetakan, dan Menikmati Duniamu, halaman 19
dengan bantuan pisau dan
lakukan secara perlahan.
Letakkan hasil potongan secara berjajar kemudian cocokkan
apakah sama dengan gambar berikut.
U

Sam
Atla

udra
ntik
Ekuator

B 0° Samudra
Pasifik

T

S
Gore
Sumber: Geografi, Kegiatan-Kegiatan untuk Menjelajahi, Memetakan, dan
Menikmati Duniamu, halaman 19

d.

Analisis dan Kesimpulan:
Selanjutnya lakukan analisis dengan menjawab pertanyaan berikut.
1) Bentuk proyeksi apakah yang sesuai dengan hasil praktik?
2) Di bagian manakah distorsi banyak terjadi? Jelaskan pendapatmu!

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

15

Setelah suatu kenampakan Bumi terproyeksi pada bidang datar,
maka satu tahap pemetaan sudah dilaksanakan. Masih ada beberapa
hal lagi yang harus dipenuhi agar gambaran permukaan Bumi tersebut
layak disebut peta. Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan
komponen peta atau sering disebut kelengkapan peta.

C.

Komponen Peta

Pada waktu SMP kamu pernah belajar membaca peta dengan
bantuan komponen peta. Ingat bukan? Nah, kali ini kita akan
membahasnya dengan lebih mendalam. Komponen peta menjadi hal
yang harus ada pada peta, karena dengannya peta bisa dengan mudah
dibaca, ditafsirkan, serta tentu saja tidak membingungkan.

1.

Judul Peta

Judul menggambarkan isi sebuah peta. Apakah yang kamu dapat
sesudah sekilas membaca judul peta? Ya, setidaknya kamu akan
memperoleh gambaran muatan peta tersebut. Bahkan melalui judul
pula, kamu bisa mendapatkan gambaran wilayah manakah yang
dipetakan. Demi tujuan tersebut, dalam pemilihan judul pun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Judul harus mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta.
b. Judul peta sebisa mungkin tidak menimbulkan penafsiran ganda.

2.

Skala Peta

Kenampakan di permukaan Bumi tidak mungkin digambarkan
dengan ukuran sebenarnya di peta. Jika hal itu dilakukan tentu saja
memerlukan media yang luas. Nah, di sinilah skala peta berperan.
Kenampakan di Bumi dapat diperkecil ukurannya dengan perbandingan ukuran agar dapat ditampilkan pada peta. Perbandingan
tersebut dinyatakan dalam skala. Di SMP kamu pernah belajar tentang
skala dan bagaimana suatu skala disajikan. Penyajian skala dilakukan
dengan tiga cara sebagai berikut.
Skala Angka
(Pecahan)

Skala Grafik

Skala Tulisan (Skala Verbal)

1 : 5.000.000

0

50

100

150

200 km

0

1

2

3

4 cm

1 sentimeter di peta sama dengan
50 kilometer di permukaan Bumi.

Sumber: Dokumen Penulis

Skala grafik hendaknya dicantumkan pada peta, karena sangat berguna
pada saat melakukan pembesaran maupun pengecilan peta. Coba
temukan peranan skala grafis dalam hal tersebut. Nah, setelah kamu
temukan peranan skala peta tersebut kamu akan menyadari betapa
pentingnya skala. Lalu, bagaimana jika suatu peta tidak ada skalanya?
Jika hal ini kamu temui, maka cara-cara berikut dapat kamu lakukan.
a. Membandingkan dengan objek pada peta yang sudah pasti diketahui
ukurannya di lapangan. Cara ini dilakukan dengan mengambil objek
yang secara umum telah diketahui ukurannya. Lapangan sepak bola
misalnya yang mempunyai panjang 100 meter, atau dapat juga
menggunakan objek-objek yang bisa kamu ukur di lapangan dan

16

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

tampak pada peta. Dengan menggunakan lapangan sepak bola, jika
suatu kenampakan digambarkan sepanjang 4 cm, maka peta
mempunyai skala 1 : 2.500. Bagaimana jika panjang lapangan sepak
bola digambarkan sepanjang 5 cm, berapa skalanya?
b. Menggunakan bantuan peta topografi. Pada peta topografi pada
umumnya ditampilkan garis kontur. Masih ingat apa itu garis
kontur? Garis kontur yaitu garis pada peta yang menghubungkan
titik-titik dengan ketinggian yang sama. Deretan garis ini tidak
diletakkan begitu saja, tetapi ada Contour interval (Ci) yang
merupakan selisih ketinggian dua garis kontur. Nilai Ci dapat
ditemukan dengan pedoman rumus berikut.
Ci =

1
× penyebut skala
2.000

Nah, apabila suatu peta terdapat garis kontur tetapi tidak tercantum
skala petanya, maka skala peta dapat dihitung.
Contoh:
Suatu peta wilayah x mempunyai Ci = 20 meter. Berapa skala
peta tersebut?
Ci = 20

Coba diskusikan dengan
teman sebangkumu kelebihan
dan kelemahan skala grafik!

1
× penyebut skala
2.000
Jadi, penyebut skala adalah 40.000. Nah, berarti peta tersebut
mempunyai skala 1 : 40.000. Namun, ingat peta yang akan dihitung
adalah peta asli, bukan hasil pembesaran maupun pengecilan.
20 =

c.

Membandingkannya dengan peta lain dengan cakupan daerah
sama dan ada skalanya. Cara ini dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
P1 = penyebut skala peta yang diketahui skalanya.

d1
P2 = d × P1
2

P2 = penyebut skala yang akan dicari.
d1 = jarak di peta yang sudah diketahui skalanya.
d2 = jarak pada peta yang dicari skalanya.

Perhatikan contoh berikut.
B
B

d1
P2 = d × P1
2

d2

d1
A

Jawaban:

A

Sumber: Pengetahuan Peta, halaman 15

P2 =

3
× 100.000
6

Gambar 1.19 Prinsip perbandingan skala.

d1 = 3 cm
d2 = 6 cm

P1 = 100.000
P2 = . . .?

1
× 100.000 = 50.000
2
Jadi, skala peta yang dicari 1 : 50.000
=

d. Menghitung skala dari garis lintang. Cara ini baik digunakan untuk
wilayah dekat ekuator (lintang rendah). Pedoman yang digunakan
yaitu panjang 1° lintang dekat ekuator = 68,7 mil = 110,56 km.
Contoh:
1 cm
= 5.889.474 cm
1,9 cm
= 1° lintang
skala ± 1 : 5.900.000 (hasil pembulatan)
1,9
= 110,56 km
1,9 cm
= 11.056.000 cm
Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

17

Jenis peta berdasarkan skala terdiri atas:
1. Peta kadaster, skala < 1 : 5.000.
2. Peta skala besar, skala 1 : 5.000 sampai dengan < 1 : 250.000.
3. Peta skala sedang, skala 1 : 250.000 sampai dengan < 1 : 500.000.
4. Peta skala kecil, skala 1 : 500.000 sampai dengan < 1 : 1.000.000.
5. Peta skala sangat kecil, skala > 1 : 1.000.000.

3.

Petunjuk Arah (Orientasi)

Meskipun terlihat sederhana, tanda ini penting pada peta. Gunanya
tentu saja untuk menunjukkan arah sehingga bermanfaat bagi
penggunaan peta untuk menentukan arah. Coba lihat peta atau atlas
yang kamu punyai. Bagaimanakah petunjuk arah ini digambarkan dan
ditempatkan pada peta?

4.

Simbol dan Warna

Dalam dunia pemetaan dikenal beberapa tipe simbol. Masih
ingatkah kamu berbagai jenis simbol tersebut? Nah, untuk sekadar
mengingatkanmu, simaklah geo info berikut.

Titik

Garis

: rumah

: sungai

: masjid

: jalan kereta api

Area/Bidang
: hutan

: sawah

Nominal /
Kualitatif

: gereja
: kota

: sungai

: gunung

: jalan

: lokasi tambang

: batas wilayah

Ordinal /
Kuantitatif

: kota provinsi

: jalan arteri

: penduduk padat

: kota kabupaten

: jalan kolektor

: penduduk sedang

: kota kecamatan

: jalan lokal

: penduduk jarang

Interval

: satu dot/titik
100 orang
: satu satuan
dimensi
300 jiwa

: rawa
: permukiman

Kepadatan Penduduk
00
1.0 0
50

10
0

Wujud Simbol

Piktorial

Bentuk Simbol

garis kontur

: 6.000–8.000/km2
: 2.000–4.000/km2
: 1.000–2.000/km2

200 jiwa
100 jiwa

Sumber: Dokumen Penulis

18

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

Apakah kelebihan dan kelemahan simbol gradasi
warna dan gradasi arsiran
dalam menggambarkan data
area/bidang yang bersifat
kuantitatif?

Menggunakan simbol-simbol tersebut kamu dapat mengenali objek
sosial seperti jalan raya, rel kereta api, lahan pertanian, pelabuhan
dan sebagainya. Jalan raya dikenali dengan simbol garis. Tingkatan
jalan bisa dibedakan dengan penggunaan simbol garis yang berbeda.
Tipe garis yang berbeda ini pulalah yang membedakan jalan, jalan
kereta api, dan sungai. Objek fisik bisa juga dikenali dari peta, seperti
gunung yang dikenali dengan simbol segitiga dan bentang alam yang
dikenali dari garis kontur.
Selain dengan simbol, penggunaan warna untuk menonjolkan
perbedaan objek lazim digunakan. Tidak ada ketentuan baku
penggunaan warna dalam peta. Terkadang kebiasaan umum serta
maksud dan tujuan peta sering menjadi pedoman pewarnaan peta.
Penggunaan warna juga bisa digunakan untuk membedakan data
kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif digambarkan dengan gradasi
warna. Bagaimana menyajikan simbol warna dapat kamu pelajari pada
subbab di belakang.

5.

Legenda atau Keterangan

Apakah artinya simbol tanpa keterangan, itulah gambaran betapa
pentingnya legenda dalam sebuah peta. Legenda peta berisi keterangan
simbol yang terdapat pada peta. Agar dapat memahami isi peta dengan
baik, pembaca peta harus benar-benar memahami legenda. Buka dan
lihat kembali atlas atau peta yang kamu miliki, di manakah letak
legendanya?

6.

Sumber dan Tahun Pembuatan Peta

Jika suatu saat kamu membutuhkan peta yang benar-benar dapat
dipercaya, carilah peta dengan memerhatikan sumber dan tahun
pembuatan. Mengapa harus dengan kedua hal tersebut? Sumber pada
peta menunjukkan data-data yang digunakan dalam pemetaan,
sehingga akan memberikan kepastian bahwa informasi yang disajikan
dalam peta benar-benar akurat. Sedangkan informasi tahun
memberikan petunjuk apakah data tersebut benar-benar up date dan
tidak kedaluwarsa.

7.

Mengapa sumber data dalam
suatu peta perlu dicantumkan?

Inset

Inset digunakan untuk memperjelas posisi suatu wilayah yang ada di
peta. Inset terdiri atas dua jenis, yaitu inset lokasi dan inset
pembesaran. Inset lokasi memberikan gambaran global wilayah di
sekitar daerah yang dipetakan. Contoh peta Provinsi Riau memerlukan
inset peta Sumatra atau Indonesia. Sedangkan inset pembesaran
digunakan untuk menggambarkan wilayah yang kecil.
Berbagai komponen peta ini harus ada di dalam peta dan
diletakkan dengan tepat agar keterbacaannya benar-benar terjamin
serta unsur keindahan pun tidak terabaikan. Untuk memenuhi
keduanya, maka harus dibuat komposisi peta yang tepat.

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

19

D.

Komposisi Peta

Selain kelengkapan komponen, peta yang baik akan memberikan
gambaran wujud dan letak yang sebenarnya, tidak membingungkan,
serta menarik. Nah, jika kamu telah mengetahui bagaimana syarat peta
yang baik, tentunya kamu akan berusaha untuk membuat peta yang
baik. Selain persyaratan tersebut, dalam pembuatan peta kamu juga
harus memerhatikan bagaimana komposisi peta yang tepat. Perhatikan
contoh komposisi peta topografi Indonesia berikut.
A

B
2

1

3

14

1

13

2
12

3

13

4
5
6

7
4

6

7

5

9

9

8

8

10
11

10

11

12

Sumber: Pengetahuan Peta, halaman 49

Gambar 1.20 Komposisi peta topografi.
Keterangan:
Komposisi A
(Peta topografi lama)
1. Daerah yang dicakup
2. Nomor lembar peta seri
3. Pulau induk
4. Petunjuk letak peta
5. Petunjuk orientasi utara
6. Skala angka dan grafis
7. Pengarang/penerbit
8. Pembagian daerah administrasi
9. Keterangan proyeksi peta
10. Petunjuk pembacaan grid peta
11. Legenda/keterangan
12. Penjelasan sumber
13. Grid lintang
14. Grid bujur

Komposisi B
(Peta topografi baru)
1. Judul peta
2. Skala angka
3. Nomor lembar peta seri
4. Daerah yang dicakup
5. Edisi (tahun), petunjuk letak peta
6. Keterangan proyeksi peta
7. Pengarang/penerbit
8. Petunjuk orientasi utara
9. Skala grafis
10. Pembagian daerah administrasi
11. Petunjuk pembacaan koordinat geografis
12. Grid lintang
13. Grid bujur

Untuk peta-peta berseri, seperti peta topografi maupun peta rupa bumi,
tidak memerlukan garis tepi, berbeda dengan komposisi peta pada peta
tematik. Pada kedua peta tersebut, keseimbangan sangat dipertimbangkan.
Contoh komposisi peta tematik.
Contoh 1
A. Komposisi yang terlalu berat
B. Komposisi yang baik/teratur.
ke kanan.
8

1

1

8

2

2
3

3
4

8
4

5

5

8
6

6

7

7

Sumber: Pengetahuan Peta, halaman 50

Gambar 1.21 Komposisi peta tematik.

20

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

Keterangan A dan B:
1. Judul peta tematik
2. Daerah yang dicakup
3. Skala angka dan grafis
4. Orientasi utara

5.
6.
7.
8.

Legenda/keterangan
Penyusun/penerbit
Sumber data
Grid lintang dan bujur

Contoh 2
A. Komposisi kurang baik/
kurang teratur
9

1

B. Komposisi peta yang baik
1

4

4

2

2
3

3

5

9

5

9
7
6

6

8

7
8

Sumber: Pengetahuan Peta, halaman 51

Gambar 1.22 Komposisi lain peta tematik.
Keterangan A dan B:
1. Judul peta tematik
2. Daerah yang dicakup
3. Skala angka dan grafis
4. Orientasi utara
5. Legenda/keterangan

6.
7.
8.
9.

Peta inset/peta lokasi
Pengarang/penerbit
Sumber data
Grid lintang dan bujur

Berdasarkan contoh komposisi peta pada gambar, kamu bisa
membayangkan dan mendesain peta tematik yang akan kamu buat.
Komposisi peta yang dirancang dengan tepat akan menambah kejelasan
bagi pembaca peta. Tidak hanya itu, bahkan dengan komposisi peta
yang baik dan tepat akan memberikan kesan suatu peta yang indah.
Di sinilah letak seni pada ilmu kartografi yang menyatakan bahwa
kartografi adalah ilmu dan seni. Nah, melalui kegiatan penamaan unsur
geografi kamu mengetahui bahwa penyajian data yang harus tepat,
mudah dibaca dan mempunyai unsur keindahan. Misalnya, kamu akan
membuat peta jumlah siswa tiap kelas di sekolahmu. Bagaimana
menyajikan datanya? Sebelum penyajian data pada peta, kamu harus
mengenali terlebih dahulu jenis data. Untuk itu, mari kita bahas
bersama mengenai klasifikasi data dan penyajiannya.

Penamaan Unsur Geografi
Bisakah kamu bayangkan jika sebuah peta tidak ditampilkan nama
unsur geografi, misalnya suatu wilayah atau sungai tidak dituliskan namanya? Pasti menjadi tidak bermanfaat. Meskipun begitu, peta yang telah
terdapat penamaan unsur geografi, terkadang menjadi tidak bermanfaat
apabila letak penamaan tersebut tidak tepat. Nah, kegiatan kali ini akan

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

21

mengajakmu menganalisis berbagai tipe penamaan unsur serta menemukan
kesalahannya. Perhatikan rangkaian gambar berikut.
A.

Kutaceramong

Kutaceramong Lhokkruet

Lhokkruet

B.

S.

Ka
pu
as

S.

K

ap
ua
s

C.

IK

T

R A AT L A N T

AN
TL
UDRA A

MUD

SAM

SA

IK

D.

22

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

E.

B AT U R A J A
B AT U R A J A

R AT U

S
ME

R AT

US

U

N

IB

A

L

G

U

N
PEG

UN

UN

GA

N

PE

KI

G

NGAN KINIBAL

PE

N

AN

U

G

U

UNU

U

N

ME
EG

U

G

AN

P

N

F.

Sumber: Dokumen Penulis

Dari rangkaian gambar di atas, terdapat beberapa penamaan unsur
geografi pada peta yang tepat, temukanlah dan berikan alasan
ketidaktepatan itu. Selanjutnya, diskusikan dengan teman-temanmu halhal apakah yang perlu dipertimbangkan saat penulisan nama geografi pada
peta.

E.

Penyajian Data

1.

Klasifikasi Data

Perhatikanlah kedua gambar di bawah ini.
B.

A.

1.000

4.000
8.000

1.500
1.000
10.000

500
5.000

1.000
500

Peta persebaran pertambangan mineral
di suatu daerah.
= besi

Peta persebaran jumlah pekerja di
pertambangan mineral.
= besi

= tembaga

= tembaga

= magnesium

= magnesium

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 1.23 Penyajian data kualitatif dan kuantitatif.

Apakah perbedaan pada kedua gambar tersebut? Mewakili unsur
apa sajakah masing-masing gambar tersebut? Menurutmu, manakah
yang merupakan data kualitatif dan mana yang berupa data kuantitatif?
Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

23

Pada gambar A, tampak simbol-simbol berbentuk segitiga,
lingkaran, dan tanda silang. Simbol-simbol ini sama dengan simbol
pada gambar B. Tetapi perhatikan gambar A, pada gambar tersebut
tidak digambarkan jumlah atau nilai dari masing-masing simbol.
Gambar atau peta tersebut hanya mengungkapkan distribusi keruangan
dari data yang dipetakan saja. Sehingga dari peta tersebut hanya dapat
diketahui di mana lokasi terdapatnya mineral besi, mineral tembaga,
maupun mineral magnesium. Nah, gambar A merupakan contoh
pencerminan data kualitatif.
Berbeda dengan gambar B. Pada peta ini selain digambarkan lokasi
terdapatnya tambang mineral besi, tembaga, dan magnesium dengan
menggunakan simbol, ditunjukkan juga nilai atau jumlah pekerja yang
bekerja di tiap-tiap lokasi tambang. Gambar ini merupakan
pencerminan data kuantitatif.
Jadi, apa kesimpulanmu mengenai data kualitatif dan data
kuantitatif? Dengan contoh seperti pada gambar mungkin kamu sudah
mendapatkan gambaran bagaimana melakukan klasifikasi data, mana
yang tergolong data kualitatif dan data kuantitatif. Sebagai contoh data
mengenai partai politik yang mengikuti pemilu tahun 2004,
menurutmu termasuk dalam jenis apakah data tersebut? Data partai
politik yang mengikuti pemilu tahun 2004 merupakan data kualitatif,
tetapi apabila data tersebut ditampilkan bersamaan dengan data jumlah
partai politik yang mengikuti pemilu pada tiap periode, data jumlah
partai politik yang mengikuti pemilu tahun 2004 menjadi data
kuantitatif. Bagaimana dengan data perolehan suara tiap partai politik
yang mengikuti pemilu tahun 2004? Menurutmu termasuk jenis
apakah data tersebut?
Jika kamu perhatikan di televisi, koran, ataupun majalah, sering
disajikan data mengenai perolehan suara tiap partai politik peserta
pemilu tahun 2004. Perhatikanlah, data tersebut disajikan dalam
berbagai bentuk, antara lain dalam bentuk tabel dan grafik. Tujuan
dari penyajian data menggunakan tabel ataupun grafik/diagram, yaitu
supaya data dapat dengan mudah terbaca dan tentu saja menarik. Dapat
kamu bayangkan jika data tersebut hanya disajikan dalam bentuk katakata atau kalimat yang panjang.

Selain dibedakan menjadi data kualitatif dan kuantitatif, data yang akan
dipetakan juga bisa dibedakan berdasarkan ukuran data. Pembagiannya
sebagai berikut.
a. Nominal
Suatu pengelompokan unsur di permukaan Bumi dengan aturan
tertentu dan tidak mempunyai tingkatan (peringkat). Masing-masing
unsur yang dipetakan tidak berkaitan. Unsur-unsur tersebut dikenal
dengan namanya saja. Seperti objek bangunan sawah, laut, dan
sebagainya.
b.

Ordinal
Suatu pengelompokan unsur di permukaan Bumi yang mempunyai
tingkatan. Unsur-unsur diklasifikasikan dalam tingkatan secara garis
besar, sesuai dengan ukuran, kepentingan umum, dan lain-lain. Dalam
arti, besar kecil, tua muda, padat jarang, dan sebagainya.

24

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

Masih ada cara lain dalam klasifikasi data, yaitu dengan membuat kelas
interval. Cara ini biasa digunakan untuk mengelompokkan deretan data
statistik. Pemilihan kelas interval disesuaikan dengan data yang akan
dipetakan. Langkah yang dilakukan, pertama dengan menentukan jumlah
kelas interval. Salah satu cara untuk menentukan jumlah kelas interval
dengan menggunakan rumus berikut.
K = 1 + 3,3 log N
Keterangan:
K = jumlah kelas interval
N = jumlah frekuensi
Setelah jumlah kelas diperoleh, selanjutnya ditentukan ukuran kelas
interval dengan mengetahui terlebih dahulu luas penyebaran data (range).
Oleh karena itu, harus diketahui dahulu nilai tertinggi dan terendah. Untuk
memperoleh ukuran kelas dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
Kelas Interval =

Nilai Tinggi _ Nilai Terendah
Jumlah Kelas

Contoh:
Data penduduk RT X sebanyak 30 orang dengan komposisi umur
sebagai berikut.
1. Wiwin = 42 tahun
2. Sri = 42 tahun
3. Amir = 42 tahun
4. Mila = 42 tahun
5. Eti = 42 tahun
6. Eri = 42 tahun
7. Era = 42 tahun
8. Ito = 37 tahun
9. Siti = 11 tahun
10. Caca = 5 tahun
11. Ica = 52 tahun
12. Ida = 51 tahun
13. Hendra = 19 tahun
14. Wawan = 19 tahun
15. Hadi = 29 tahun
16. Cipto = 25 tahun
17. Joko = 8 tahun
18. Bambang = 36 tahun
19. Samsul = 33 tahun
20. Anwar = 9 tahun
21. Puji = 3 tahun
22. Tari = 75 tahun
23. Endang = 19 tahun
24. Made = 17 tahun
25. Sitompul = 2 tahun
26. Endah = 42 tahun
27. Tini = 29 tahun
28. Lila = 10 tahun
29. Nita = 45 tahun
30. Anis = 46 tahun
Jumlah kelas yang dapat dibuat dari data di atas, yaitu:
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 30
= 5, 8 dibulatkan menjadi 6 kelas

Pengetahun Peta

Di unduh dari : Bukupaket.com

25

Dari jumlah kelas tersebut digunakan untuk memperoleh kelas interval
dengan langkah sebagai berikut.
Kelas Interval =

Nilai Tertinggi − Nilai Terendah
Jumlah Kelas

75 − 2
6
= 12

=

Jadi, kelas interval yang diperoleh sebagai berikut.
2–13
14–25
26–37
38–49
50–61
62–73
Dengan hasil yang diperoleh ini, kamu dapat menggambarkannya dalam
bentuk diagram penduduk. Atau dapat juga kamu analisis di tingkat manakah
pengelompokan umur paling banyak. Mudah bukan?

2.

Tabel

Penyajian data pada peta pun dapat menggunakan tabel.
Bagaimana bentuk tabel pun pasti sudah tidak asing lagi bagimu. Ya,
tabel terdiri atas kolom dan baris. Berapa pun jumlah kolom dan baris
dalam suatu tabel tidak ada batasan. Penyajian data dengan tabel sangat
berguna apabila unsur yang dipetakan mempunyai variabel yang
kompleks. Penyajian dengan cara ini sangat baik untuk analisis
perbandingan.
Contoh:
Peta Tingkat Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk
Tahun (/km2)

A

Wilayah

B

2000

C
D

2001

2002

2003

2004

Daerah A

800 1.000 1.500 1.600 2.000

Daerah B

700

800 1.000 1.100 1.900

Daerah C

1.500 1.600 1.750 1.800 2.000

Daerah D

1.750 1.800 1.900 2.100 2.500

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 1.24 Penyajian data dalam bentuk tabel.

Pada contoh di atas, data pada tiap daerah disajikan dengan tabel.
Tabel tersebut dapat berfungsi untuk membandingkan tingkat
kepadatan penduduk pada tiap wilayah dan pada kurun waktu

26

GEOGRAFI Kelas XII

Di unduh dari : Bukupaket.com

tertentu. Setelah ini, kamu juga bisa mencoba membuat tabel mengenai
jumlah siswa di sekolahmu. Cobalah!
Penyajian data dengan menggunakan tabel mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Salah satu kekurangan penyajian data dengan tabel,
yaitu apabila digunakan sebagai perbandingan, pembaca kurang cepat
menangkap tingkat perbandingan karena nilai data disajikan dengan
angka. Tetapi hal ini akan memberikan kelebihan, karena data disajikan
dengan nominal angka sehingga tidak akan terjadi kesalahan
pembacaan. Menurutmu, apakah kekurangan dan kelebihan lain
penyajian data dengan tabel? Cara lain untuk menyajikan data yang
digunakan sebagai perbandingan, yaitu dengan grafik atau diagram.

3.

Apakah kelebihan dan kekurangan penyajian data dengan
tabel?

Grafik atau Diagram

Penyajian data dengan grafik