HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERANTASAN SARANG Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk Di Desa Kudu Baki Sukoharjo.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN
MOTIVASI DENGAN PEMBERANTASAN SARANG
NYAMUK DI DESA KUDU BAKI SUKOHARJO
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
NISYA EKA PUSPITASARI
J 410 131 028
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Puspitasari, Nisya. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN
MOTIVASI DENGAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
DI DESA KUDU BAKI SUKOHARJO.Skripsi. Program Studi
Kesehatan Masyarakat. Fakultas IlmuKesehatan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Pembimbing: (I) Sri Darnoto SKM., MPH,
(II) Anisa Catur Waijayanti SKM., M.Epid
ABSTRAK
Penyakit chikungunya bersifat endemis di Desa Kudu dimana tahun 2013 terdapat
8 penderita, tahun 2014 ada 12 penderita. Pencegahan yang paling murah dan
efektif dapat dilakukan dengan 3M. Penting bagi masyarakat untuk melakukan
pemberantasan nyamuk secara rutin. Pemberantasan sarang nyamuk adalah
pemberantasan jentik nyamuk sebagai upaya pencegahan penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan, sikap, dan motivasi dengan pemberantasan sarang nyamuk di
Desa Kudu Baki Sukoharjo. Metode penelitian ini menggunakan rancangan
Observasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Sampel dalam
penelitian ini adalah kepala keluarga sebanyak 60 orang. Uji statistik
menggunakan Chi Square dengan menggunakan aplikasi komputer. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberantasan
sarang nyamuk nilai Continuity Corection sebesar 8,629 dan p-value 0,003 < 0,05
(POR = 3,667; 95% CI: 1,587 - 8,472); sikap dengan pemberantasan sarang
nyamuk nilai Continuity Corection sebesar 5,509 dan p-value 0,019 < 0,05 (POR
= 2,949; 95% CI: 1,263 – 6,885); dan motivasi dengan pemberantasan sarang
nyamuk nilai Continuity Corection sebesar 11,397 dan p-value 0,001(POR 4,278;
95% CI: 1,870 – 9,78).
Kata kunci : Pemberantasan Sarang Nyamuk, Pengetahuan, Sikap, Motivasi
Puspitasari, Nisya. THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE,
ATTITUDE, AND MOTIVATION WITH MOSQUITO NEST
ERADICATION THE VILLAGE OF SUKOHARJO BAKI KUDU.
Skripsi. Study of Public Health. Faculty of Medical Sience.
Muhammadiyah University of Surakarta. Supervisor : (I) Sri Darnoto
SKM., MPH, (II) Anisa Catur Waijayanti SKM., M.Epid
ABSTRACT
The chikungunya disease is endemic in village Kudu wherethere are 8 in sufferes
2013, in 2014 there were 12 sufferes. Prevention is the most inexpensive and
effective can be done with 3M. It is important for the community to make the
eradication of mosquitoes on a regular basis. Mosquito nest eradication is the
eradication of mosquito larva in an effort to prevention of disease caused
by mosquitoes. The purpose of this research was to determine the relationship
between knowledge, attitude, and motivation of mosquito nest eradication in Kudu
village. This research method using Analytic Observational design with
Cross Sectional Study approach. The samples in this research is the head
of family as much as 60 people. Using the Chi Square statistical tests using
computer software.
The result showed relationship between all knowledge with mosquito nest
eradication value Continuity Corection of 8,629 and p-value of 0.003 < 0.05
(POR = 3,667; 95% CI: 1,587 - 8,472); the attittude of the mosquito nest
eradication with the value of Continuity Correction 5,509 and p-value
of 0,019 < 0,05 dan p-value 0,019 < 0,05 (POR = 2,949; 95% CI: 1,263 – 6,885);
mosquito nest eradication with motivation value Continuity Correction of 11,397
and p-value of 0,001001 (POR 4,278; 95% CI: 1,870 – 9,78).
Keywords: Mosquito Nest Eradication, Knowledge, Attitude, Motivation
PENDAHULUAN
Salah satu upaya pemerintah
kelumpuhan sementara karena rasa
meningkatkankesejahteraan
sakit bila berjalan. Kadang-kadang
untuk
keluarga
dengan
pembangunan
yang
melaksanakan
muncul rasa mual sampai muntah.
berwawasan
Dengan kata lain seseorang yang
kesehatan, memiliki tujuan untuk
menderita
chikungunya
dapat
meningkatkan kesadaran, kemauan
terganggu
kenyamanan
serta
dan kemampuan hidup sehat setiap
aktivitas sehari-harinya (Judarwanto,
orang
2006).
agar
terwujud
derajat
Dunia
kesehatan yang optimal. Peningkatan
mencatat
sejumlah
derajat kesehatan sangat dipengaruhi
laporan wabah mengenai demam
oleh faktor perilaku yaitu perilaku
chikungunya
yang proaktif untuk memelihara dan
dengan estimasi kasus sebanyak
meningkatkan kesehatan, mencegah
50.000 orang pada tahun 1999-2000,
risiko
yaitu
di
Kinshasa
terjadinya
penyakit,
di pulau La Réunion dengan estimasi
diri
ancaman
jumlah kasus sebesar 270.000 (40%
penyakit serta berpartisipasi aktif
dari jumlah penduduk) pada tahun
dalam
2005-2006 dan di India pada tahun
melindungi
kegiatan
dari
pemberdayaan
2006-2007 dengan jumlah kasus 1,4
masyarakat bidang kesehatan.
Demam
chikungunya
tidak
–
6,5
juta
orang
(Sourisseau,
menyebabkan kematian. Pada anak
2007).Di Indonesia, kejadian luar
kecil
biasa (KLB) chikungunya dilaporkan
serta
sering terjadi kejang demam
dapat
mengakibatkan
pada
tahun
1982,
demam
perdarahan dan syok walaupun tidak
chikungunya di Indonesia dilaporkan
sering dijumpai. Pada anak yang
pertama kali di Samarinda pada
lebih besar, demam biasanya diikuti
tahun 1973, kemudian berjangkit di
rasa sakit pada otot dan sendi serta
Kuala Tungkal, Martapura, Ternate,
terjadi perbesaran kelenjar getah
Yogyakarta (1983), Muara Enim
bening. Pada orang dewasa rasa nyeri
(1999), Aceh dan Bogor (2001).
pada bagian sendi dan otot sangat
Sebuah
dominan hingga dapat menimbulkan
ditemukan di Port Klang di Malaysia
wabah
chikungunya
pada
tahun
1999,
selanjutnya
8 orang. Tahun 2014 jumlah penyakit
berkembang ke wilayah-wilayah lain.
DB
Awal 2001, kejadian luar biasa
chikungunya 12 orang. Tahun 2015
demam chikungunya terjadi di Muara
jumlah penyakit DB di Desa Kudu 4
Enim, Sumatera Selatan dan Aceh.
orang,
Disusul
Berdasarkan
Bogor
Setahun
bulan
Oktober.
kemudian,
demam
di
Desa
Kudu
chikungunya
7
orang,
1
data
orang.
kegiatan
penggerakan PSN oleh kader sampai
di
bulan September 2014 hasil ABJ di
Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan
Kecamatan Baki adalah 89% (Dinkes
Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan
Sukoharjo, 2014). Data Puskesmas
sepanjang tahun 2001-2003 jumlah
Baki menyatakan bahwa pada tahun
kasus Chikungunya mencapai 3.918
2013 PSN di Desa Kudu mencapai
jiwa
80%.
chikungunya
dan
berjangkit
tanpa
lagi
kematian
yang
Tahun
2014
berdasarkan
diakibatkan penyakit ini (Depkes,
pemeriksaan kader secara berkala 3
2012).
bulan sekali dengan cara sampling
Di Kabupaten Sukoharjo pada
200 rumah
didapatkan hasil pada
tahun 2013 terdapat 639 kasus
pemeriksaan
dengan gejala klinis chikungunya.
pemeriksaan
kedua
Jumlah
penduduk
pemeriksaan
ketiga
Sukoharjo
sebesar
Kabupaten
851.157
jiwa
(BPS, 2011) maka incidence rate
pertama
85%
78%
82%,
dan
(Data
Sekunder Puskesmas Baki).
Tujuan umum penelitian ini
75/100.000
untuk mengetahui hubungan antara
penduduk. Penyakit chikungunya dan
pengetahuan, sikap, dan motivasi
demam berdarah dengue (DBD)
dengan
pemberantasan
merebak di Kabupaten Sukoharjo.
nyamuk
di
Pada tahun 2013 jumlah penyakit DB
Sukoharjo.
chikungunya
sebesar
Desa
Kudu
sarang
Baki
di Desa Kudu 3 orang, chikungunya
rancangan penelitian Cross Sectional
METODE
Jenis
penelitian
Observasional
yang digunakan
Analitik
dengan
Study. Penelitian telah dilaksanakan
tanggal 11-13 April 2015. Sampel
Quota
Sampling.
yang digunakan dalam penelitian ini
teknik
Data
adalah 60 kepala keluarga dengan
dianalisis dengan Uji Chi Square.
HASIL
Hasil
menunjukkan
responden
berumur
mayoritas
31-35
tahun
(26,7%). Rata-rata pekerjaan responden
sebagai
buruh
(30%).
Pendidikan
tertinggi responden adalah SMA (30%)
dan terendah Diploma (6,7%).
Hasil Univariat
a. Pengetahuan
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Kategori
Pengetahuan
Rendah
Tinggi
Jumlah
Freku
ensi
20
40
60
c. Motivasi
Distribusi Frekuensi Motivasi
Persentase
KategoriMotivasi
TidakBaik
Baik
Jumlah
33,3
66,7
100
b. Sikap
Distribusi Frekuensi Sikap
KategoriSikap
TidakBaik
Baik
Jumlah
Frekuensi
23
37
60
Persentase
38,3
61,7
100
Frekuensi
18
42
60
Persentase
30
70
100
d. Pemberantasan Sarang Nyamuk Distribusi
Frekuensi Pemberantasan Sarang Nyamuk
PemberantasanSarangNyamuk
TidakMelakukan PSN
Melakukan PSN
Jumlah
Frekuensi
17
43
60
Hasil Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pengetahuan
PSN
Tidak Melakukan
Total
Rendah
11
9
20
Tinggi
6
34
40
Pada
variabel
pengetahuan
POR
pvalue
3,667
0,003
Pada
95% CI
Lower
1,587
Upper
8,472
variabel
pengetahuan
diperoleh nilai Continuity Corection
diperoleh nilai POR sebesar 3,667 dan
sebesar 8,629 dan p-value 0,003,
p-value
sehingga disimpulkan p-value < 0,05
confidence interval 95% diperoleh
(0,003 < 0,05) maka ada hubungan
nilai lower sebesar 1,587 dan upper
antara
sebesar 8,472, artinya pengetahuan
pengetahuan
dengan
pemberantasan sarang nyamuk.
sebesar
0,003
pada
rendah mempunyai risiko 3,667 kali
Persentase
28,3
71,7
100
untuk
tidak
pemberantasan
melakukan
sarang
dibandingkan dengan pengetahuan
nyamuk
tinggi.
b. Hubungan Sikap dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk
PSN
Sikap
Total
Tidak
Melakukan
Tidak Baik
11
12
23
Baik
6
31
37
POR
2,949
95% CI
pvalue
Lower
Upper
0,019
1,263
6,885
c.
Pada variabel sikap diperoleh
valuesebesar 0,019 pada confidence
nilai Continuity Corection sebesar
interval 95% diperoleh nilai lower
5,509 dan p-value 0,019, sehingga
sebesar 1,263 dan upper sebesar
disimpulkan p-value < 0,05 (0,019 <
6,885, artinya sikap yang tidak baik
0,05) maka ada hubungan antara
mempunyai risiko 2,949 kali untuk
sikap dengan pemberantasan sarang
tidak
nyamuk.
sarang
melakukan
pemberantasan
nyamuk
dibandingkan
dengan sikap yang baik.
Pada variabel sikap diperoleh
nilai POR sebesar 2,949 dan p-
c. Hubungan Motivasi dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Motivasi
Tidak Baik
PSN
Tidak Melakukan
11
7
Total
POR
Pada
diperoleh
6
36
variabel
nilai
motivasi
Continuity
Lower
0,001
Pada
motivasi
diperoleh nilai POR 4,278 dan p-
value 0,001, sehingga disimpulkan
interval
p-value < 0,05 (0,001 < 0,05)
lower1,870
maka
artinya
antara
9,785
variabel
value0,001
hubungan
1,870
42
Corection sebesar 11,397 dan p-
ada
Upper
18
4,278
Baik
95% CI
pvalue
pada
95%
confidence
diperoleh
nilai
upper
9,785
dan
motivasi
tidak
baik
motivasi dengan pemberantasan
mempunyai risiko 4,278 kali untuk
sarang nyamuk.
tidak melakukan pemberantasan
sarang
nyamuk
dibandingkan
dengan motivasi baik.
PEMBAHASAN
sudah mengganggu sehingga hal
Hasil Univariat
ini dapat menimbulkan jentik
1. Pengetahuan
nyamuk.
Berdasarkan tabel diketahui
bahwa
terdapat
20
(33,3%)
3. Motivasi
Berdasarkan tabel diketahui
responden memiliki pengetahuan
bahwa
rendah dan terdapat 40 (66,7%)
responden
responden memiliki pengetahuan
tidak baik dan terdapat 42 (70%)
tinggi. Pada pengetahuan rendah
responden
beberapa kepala keluarga belum
baik. Pada motivasi tidak baik
mengetahui bahwa menggantung
kepala keluarga belum termotivasi
pakaian
dapat
untuk melakukan pemberantasan
menjadikan sarang nyamuk dan
sarang nyamuk sebelum terkena
memakai obat nyamuk gosok
penyakit.
dibalik
pintu
dapat mencegah gigitan nyamuk.
terdapat
18
memiliki
memiliki
(30%)
motivasi
motivasi
4. PemberantasanSarangNyamuk
Berdasarkan tabel diketahui
2. Sikap
Berdasarkan tabel diketahui
bahwa
terdapat
23
(38,3%)
bahwa
terdapat
responden
tidak
17
(28,3%)
melakukan
responden memiliki sikap tidak
pemberantasan sarangnyamuk dan
baik
(61,7%)
terdapat 43 (71,7%) responden
responden memiliki sikap baik.
melakukan pemberantasan sarang
Pada
yang
nyamuk. Kepala keluarga yang
memiliki sikap tidak baik belum
belum melakukan pemberantasan
melakukan pemberantasan sarang
sarang
nyamuk secara rutin seminggu
rumahnya masih ditemukan jentik
sekali dan masih kurangnya sikap
nyamuk pada waktu penelitian
untuk segera mengubur barang-
sebagian besar terdapat di bak
barang bekas jika keberadaannya
mandi yang belum dikuras.
dan
terdapat37
kepala
keluarga
nyamuk
dilingkungan
Hasil Uji Chi Square pada
Hasil Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan dengan
variabel pengetahuan diperoleh
Pemberantasan Sarang Nyamuk
nilai Continuity Corection sebesar
Berdasarkan
tabel
8,629 dan p-value 0,003 < 0,05,
menunjukkan pengetahuan rendah
maka
terdapat 20 orang yang terdiri dari
pengetahuan
11 orang tidak melakukan PSN
pemberantasan sarang nyamuk.
dan
yang
Dari
pada
POR 3,667 (95% CI: 1,587 -
hanya
melakukan
9
orang
PSN,
ada
hubungan
antara
dengan
penelitian
diperolehnilai
pengetahuan tinggi terdapat 40
8,472),
orang yang terdiri dari 34 orang
rendah mempunyai risiko 3,667
melakukan PSN dan hanya 6
kali
orang yang tidak melakukan PSN.
pemberantasan
Hasil Uji Chi Square pada
artinya
untuk
pengetahuan
tidak
melakukan
sarang
nyamuk
dibandingkan pengetahuan tinggi.
pengetahuan rendah yang tidak
Hal
melakukan PSN sebesar 18,3%
responden sudah baik tentang
dan yang melakukan PSN sebesar
kegiatan 3M, manfaat melakukan
15% hal ini bisa disebabkan
3M, cara mengatasi barang bekas
karena tingkat pendidikan kepala
agar
keluarga
nyamuk,
dimana
tingkat
ini
terbukti
tidak
pengetahuan
menjadi
PSN
sarang
bukan
hanya
pendidikan rendah belum terlalu
tanggung jawab petugas kesehatan
mengerti
saja dan mengetahui
tentang
PSN.
Pada
nyamuk
pengetahuan tinggi yang tidak
Aedes Aegypti menggigit siang
melakukan PSN sebesar 10% dan
hari.
yang
melakukan
PSN
Hasil diatas sejalan dengan
56,7%
dalam hal ini pengetahuan kepala
penelitian
sebelumnya
keluarga tinggi memiliki tingkat
dilakukan
oleh
tahu tentang PSN lebih baik
Kurniawan (2012) menyatakan
sehingga dapat melakukan PSN
ada
dalam kehidupan sehari-hari.
pengetahuan dan perilaku PSN
hubungan
Sari
yang
dan
tingkat
dengan keberadaan jentik Aedes
Aegypti
di
Desa
Ngesrep
Kecamatan Ngemplak Kabupaten
Boyolali
p
dimana
0,007.Metode
yang
Analysis (MRA).
Ketika
=
digunakan
Regression
interaksi/Moderated
kepala
mengetahui
dan
keluarga
memahami
sama yaitu Cross Sectional dan
betapa pentingnya pemberantasan
Chi
sarang nyamuk dalam kehidupan
analisis
yang
digunakan
Squaredengan taraf kepercayaan
sehari-hari
guna
0,05.
terjadinya
penyakit
Hasil penelitian ini tidak
sejalan
dengan
penelitian
mencegah
yang
disebabkan oleh vektor nyamuk,
maka
kepala
keluarga
akan
sebelumnya yang dilakukan oleh
memiliki
Nasir
melakukan pencegahan penyakit
dkk
(2014)
yang
perilaku baik untuk
menyatakan tidak ada hubungan
dengan
pengetahuan
nyamuk. Berdasarkan hasil diatas
masyarakat
dan
sikap
dengan
tingkat
maka
pemberantsan
sejalan
kepadatan larva Aedes Aegypti di
Notoadmojo
wilayah
pengetahuan
endemis
DBD
Kota
sarang
dengan
(2007)
teori
bahwa
merupakan
hasil
Makassar (p > 0,05). Hal ini
“tahu” dan ini terjadi setelah
dipengaruhi
perbedaan
orang mengadakan penginderaan
yang
terhadap suatu objek tertentu.
dalam
adanya
penelitian
dilaksanakan.
Pada
penelitian
Penginderaan
Nasir dkk (2014) jumlah sampel
terjadi
yang
manusia
digunakan
pengambilan
terhadap
objek
panca
indera
melalui
yakni
penglihatan,
200,
teknik
sampel
yang
pendengaran, penciuman, rasa dan
proporsional
raba dengan sendiri. Pada waktu
digunakan
yaitu
random
sampling,
lokasi
penginderaan
sampai
penelitian dilakukan di wilayah
menghasilkan
pengetahuan
endemis DBD Kota Makassar,
tersebut sangat dipengaruhi oleh
dan untuk metode penelitian yang
intensitas
digunakan yaituuji chi square dan
terhadap objek. Sebagian besar
multivariat
dengan
uji
perhatian
persepsi
pengetahuan manusia diperoleh
sehingga
melalui mata dan telinga.
melakukan pengurasan pada bak
2. Hubungan
Sikap
dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Berdasarkan
mandi
terlambat
sehingga
untuk
menimbulkan
jentik nyamuk.
Hasil Uji Chi Square pada
tabel
menunjukkan sikap tidak baik
variabel
sikap diperoleh nilai
terdapat 23 orang yang terdiri dari
Continuity
12 orang melakukan PSN dan 11
5,509 dan p-value 0,019 < 0,05,
orang tidak melakukan PSN, pada
maka ada hubungan antara sikap
sikap baik terdapat 37 orang yang
dengan
terdiri dari 31 orang melakukan
nyamuk.
PSN dan hanya 6 orang yang
diperolehnilai POR 2,949 (95%
tidak melakukan PSN.
CI: 1,263 – 6,885), artinya sikap
Corection
sebesar
pemberantasan
Dari
sarang
penelitian
Square
yang tidak baik mempunyai risiko
diperoleh sikap tidak baik yang
2,949 kali untuk tidak melakukan
melakukan PSN sebesar 20% dan
pemberantasan
yang
PSN
dibandingkan dengan sikap yang
terlihat
baik. Hal ini terbukti dengan sikap
Hasil
Uji
tidak
Chi
melakukan
sebesar 18,3% hal ini
sarang
nyamuk
pada saat penelitian beberapa
responden
yang
kepala keluarga masih kurang
menutup
penampungan
untuk
sebagai
menggunakan
contoh masih terdapat beberapa
membersihkan
jentik di bak mandi dan barang-
penampungan sebelum ada jentik,
barang
rumah.
melakukan PSN agar keluarga
Namun, hal ini tidak menutup
terhindar dari gigitan nyamuk, ,
kemungkinan untuk sikap baik
dan jika ada wadah tergenang
masih
langsung melakukan 3M.
bersikap
bekas
ada
baik
diluar
10%
yang
tidak
baik
dengan
air,
bubuk
abate,
tempat
Hasil diatas sejalan dengan
melakukan PSN hal ini bisa
disebabkan beberapa faktor yang
penelitian
mana
dilakukan oleh Nuryanti (2013)
bisa
kesibukan
terjadi
kepala
karena
keluarga
yang
sebelumnya
menyatakan
bahwa
yang
ada
hubungan antara pengetahuan dan
demam berdarah dengue (PSN-
sikap
DBD) dan kondisi sosial ekonomi
dalam
perilaku
pemberantasan sarang nyamuk di
masyarakat
antara
lain:
masyarakat dimana p-value< 0,05
pendidikan,
pekerjaan,
status
(p
ekonomi,
pengetahuan,
sikap,
=
0,0001).Metode
digunakan
sama
Sectional
dan
yang
yaitu
Cross
analisis
yang
sarana
dan
prasarana
keterpaparan penyuluhan.
digunakan Chi Square.
Pengetahuan
Hasil diatas tidak sejalan
serta
dapat
mempengaruhi sikap seseorang.
sebelumnya
Kepala keluarga yang memiliki
yang dilakukan oleh Hardayati
pengetahuan baik akan melakukan
dkk (2011) yang menyatakan
sikap yang baik pemberantasan
tidak ada hubungan sikap di
sarang nyamuk. Hal ini sesuai
analisis
dengan teori Wawan dan Dewi
dengan
penelitian
perilaku
masyarakat
terhadap angka bebas jentik dan
(2010)
demam
pembentuk sikap yaitu komponen
berdarah
dengue
di
bahwa
komponen
Kecamatan Pekanbaru Kota, Riau
kognitif
(pengetahuan,
(p = 0,226). Hal ini dipengaruhi
pandangan,
adanya
perbedaan
dalam
komponen afektif (rasa senang
penelitian
yang
dilaksanakan.
atau tidak senang terhadap objek),
Pada penelitian Hardayati dkk
komponen
(2011)
keyakinan),
konatif
(perilaku).
sampel
yang
Media massa juga merupakan
orang,
lokasi
faktor penting penentu sikap,
penelitian dilakukan di Kelurahan
dalam pemberitaan surat kabar
Simpang Empat dan Kelurahan
maupun
Tanah
disampaikan
jumlah
digunakan
100
Datar
Pekanbaru
Kota.
Kecamatan
Data
yang
radio,
sikap
antara
berpengaruh
keberadaan
jentik
(ABJ) perilaku masyarakat dalam
pemberantasan
sarang
nyamuk
faktual
yang
harusnya
objektif cenderung dipengaruhi
dikumpulkan dalam penelitian ini
lain
berita
penulisnya,
konsumennya.
akibatnya
terhadap
sikap
Hasil Uji Chi Square pada
Sikap merupakan konsep
paling penting dalam psikologi
motivasi
sosial yang membahas unsur sikap
melakukan PSN sebesar 11,7%
baik sebagai individu maupun
dan yang tidak melakukan PSN
kelompok. Banyak kajian yang
18,3%. Sedangkan untuk motivasi
dilakukan
baik yang melakukan PSN 60%
untuk
merumuskan
tidak
baik
yang
pengertian
sikap,
proses
dan tidak melakukan PSN sebesar
terbentuknya
sikap,
maupun
10%. Hal ini terlihat pada saat
perubahan.
Banyak
penelitian
telah
pula
dilakukan
penelitian
dimana
keinginan
kepala keluarga untuk sehat dan
terhadap sikap kaitannya dengan
mengantisipasi
efek
penyakit yang disebabkan oleh
dan
peranannya
dalam
pembentukan karakter dan sistem
munculnya
nyamuk.
hubungan antar kelompok serta
Hasil Uji Chi Square pada
pilihan-pilihan yang ditentukan
variabel motivasi diperoleh nilai
berdasarkan
Continuity
lingkungan
dan
Corection
sebesar
p-value
pengaruhnya terhadap perubahan
11,397
(Wawan dan Dewi, 2010).
sehingga disimpulkan ρ-value <
3. Hubungan
Motivasi
dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk
dan
0,001,
0,05 (0,001 < 0,05) maka ada
hubungan antara motivasi dengan
tabel
pemberantasan sarang nyamuk.
menunjukkan motivasi tidak baik
Dari penelitian diperoleh nilai
terdapat 20 orang yang terdiri dari
POR 4,278 (95% CI: 1,870 –
11 orang yang tidak melakukan
9,78), artinya motivasi tidak baik
PSN dan 7 orang yang melakukan
mempunyai
PSN, pada motivasi baik terdapat
untuk
42 orang yang terdiri dari 36
pemberantasan
orang melakukan PSN dan hanya
dibandingkan
6 orang yang tidak melakukan
baik. Hal ini terbukti motivasi
PSN.
responden sudah baik tentang
Berdasarkan
risiko
4,278
tidak
kali
melakukan
sarang
nyamuk
dengan
motivasi
melakukan pemberantasan sarang
nyamuk atas kesadaran sendiri,
sebagai
untuk kesehatan keluarga dan
membangkitkan dorongan dalam
mendapat
keluarga,
diri (drive arousal). Motivasi
terkena
penyakit,
merupakan
kompak
dengan
tidak
dukungan
ingin
melakukan
energi
untuk
kondisi
menggerakkan
seseorang
mampu mencapai
tetangga.
Hasil di atas sejalan dengan
penelitian Suharti (2010) yang
yang
agar
tujuan dari
motifnya.
Dengan
adanya
motivasi
menyatakan motivasi mempunyai
yang tinggi dapat memberikan
hubungan
signifikan
energi dalam diri seseorang untuk
terhadap perilaku kepala keluarga
melakukan pemberantasan sarang
dalam
sarang
nyamuk lebih baik. Hal ini sesuai
nyamuk demam berdarah dangue,
dengan pendapat Sardiman (2010)
dengan p-value< 0,05.
motivasi adalah perubahan energi
yang
pemberantasan
Berdasarkan
diketahuhui
hasil
motivasi
diatas
dalam
diri
seseorang
kepala
ditandai feeling dan didahului
keluarga sudah tinggi. Hal ini
dengan
sesuai
adanya tujuan. Dari pengertian
pendapat
Yuli
(2005)
tanggapan
yang
bahwa motif yang ada pada
tersebut
seseorang akan mewujudkan suatu
tiga elemen yaitu : (1) mengawali
tingkah laku yang diarahkan pada
adanya perubahan energi, (2)
tujuan
sasaran
Munculya rasa, (3) Dirangsang
kepuasan. Jadi motif bukanlah
karena adanya tujuan, sehingga
sesuatu yang dapat diamati, dan
motivasi adalah sebagai suatu
disaksikan. “Motivasi dikatakan
yang komplek.
mencapai
pengetahuan
kepala
keluarga tentang pemberantasan
sarang
(33,3%)
mengandung
pengetahuan rendah dan terdapat
SIMPULAN
1. Tingkat
motivasi
terhadap
nyamuk
terdapat
responden
20
memiliki
40 (66,7%) responden memiliki
pengetahuan tinggi.
2. Sikap kepala keluarga tentang
pemberantasan
sarang
nyamuk
responden
nilai Continuity Corection sebesar
memiliki sikap tidak baik dan
5,509 dan p-value 0,019< 0,05.
terdapat37
Nilai POR 2,949 (95% CI: 1,263
terdapat 23 (38,3%)
(61,7%)
responden
– 6,885).
memiliki sikap baik.
3. Motivasi kepala keluarga tentang
pemberantasan
sarang
terdapat 18 (30%)
nyamuk
7. Motivasi
kepala
mempunyai
keluarga
hubungan
dengan
responden
pemberantasan sarang nyamuk di
memiliki motivasi tidak baik dan
Desa Kudu Baki Sukoharjo, hal
terdapat
ini terbukti dengan hasil uji
42
(70%)
responden
memiliki motivasi baik.
statistik diperoleh diperoleh nilai
4. Kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk
terdapat
responden
pemberantasan
dan
terdapat
melakukan
POR 4,278 (95% CI: 1,870 –
nyamuk
43
(71,7%)
melakukan
pemberantasan sarang nyamuk
5. Pengetahuan
sebesar
11,397 dan p-value 0,001. Nilai
sarang
responden
Corection
(28,3%)
17
tidak
Continuity
9,78).
SARAN
1. Bagi Petugas Kesehatan
kepala
keluarga
a. Perlu adanya sosialisasi rutin
hubungan
dengan
dari petugas kesehatan kepada
pemberantasan sarang nyamuk di
kepala keluarga agar kegiatan
Desa Kudu Baki Sukoharjo, hal
pemberantasan sarang nyamuk
ini terbukti dengan hasil uji
dapat dilaksakan lebih baik
statistik diperoleh nilai Continuity
lagi.
mempunyai
Corection sebesar 8,629 dan p-
b. Program Intervensi PSN dari
value 0,003 < 0,05. Nilai POR
rumah kerumah yang dilakukan
3,667 (95% CI: 1,587 - 8,472).
oleh
6. Sikap kepala keluarga mempunyai
hubungan dengan pemberantasan
sarang nyamuk di Desa Kudu
puskesmas
sebaiknya
semakin di tingkatkan.
2. Bagi Masyarakat
Perlu
adanya
kontribusi
Baki Sukoharjo, hal ini terbukti
langsung dari masyarakat untuk
dengan hasil uji statistik diperoleh
mau menerima dan melaksanakan
kegiatan pemberantasan sarang
penelitian lebih lanjut.Hal ini
nyamuk dalam kehidupan sehari-
disebabkan penelitian ini hanya
hari.
membahas tentang pengetahuan,
sikap,
3. Bagi Instituti Akademik
motivasi
terhadap
informasi
pemberantasan sarang nyamuk.
tambahan tentang pengetahuan,
Namun, masih banyak aspek lain
sikap,
yang
Dapat
menjadi
motivasi
pemberantasan
dengan
sarang
nyamuk
mungkin
mempengaruhi
dapat
pemberantasan
dengan tujuan mencegah penyakit
sarang nyamuk, seperti partisipasi,
yang disebabkan oleh nyamuk
kebiasaan berperilaku. Untuk itu
yang
bisa
di
sharing
pada
hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan bandingan dari segi teknis
masyarakat luas.
maupun
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti
lain
melaksanakan
perlu
temuannya
bagi
penelitian selanjutnya.
pengembangan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Lingkungan
Program
Sukoharjo. 2011. Sukoharjo
Pascasarjana Universitas Riau,
Dalam Angka 2011. Sukoharjo:
Pekanbaru. Jurnal_ISSN 1978-
Badan
5283.
Pusat
Statistik
Judarwanto W. 2006. Profil Nyamuk
Kabupaten Sukoharjo.
Depkes RI. 2012. Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta.
Analisis
Perilaku
Masyarakat Terhadap Angka
Bebas
Jentik
Berdarah
dan
dan
(http://www.childrenfamily.co
m), akses: 18 November 2014.
Nasir RA, Ibrahim E, Manyyulei S.
Demam
2014. Hubungan Pengetahuan
di
dan Sikap Masyarakat dengan
Dengue
Kecamatan Pekanbaru Kota,
Tingkat
Riau.
Aedes
Program
aegypty
Pembasmiannya.
Hardayati W, Mulyadi A, Daryono.
2013.
Aedes
Studi
Ilmu
Kepadatan
Aegypti
di
Larva
wilayah
endemis DBD Kota Makassar.
Program
Sourisseasu M, Schilte C, Casartelli
N. 2007. Characterization of
Kesehatan
Lingkungan
Re-emerging
Fakultas
Virus. Plos Pathog.
Kesehatan Masyarakat Unhas.
Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan
Suharti
S.
Pengetahuan
Jakarta: Rineka Cipta.
Dengan
E.
2013.
Perilaku
Pemberantasan
Sarang
Hubungan
2010.
Masyarakat Ilmu dan Seni.
Nuryati
Chikungunya
dan
Motivasi
Perilaku
Kepala
Keluarga
Dalam
Pemberantasan
Sarang
Nyamuk di Masyarakat. Prodi
Nyamuk
Keperawatan Blora Poltekkes
Dengue (Di Wilayah Kerja
Kemenkes Semarang Unnes.
Puskesmas
Jurnal_ISSN 1858-1196.
Kabupaten
Berdarah
Loa
Ipuh
Kutai
Kartanegara). 2010. (Thesisi
Sari W, Kurniawan P.T. 2012.
Hubungan
Demam
Ilmiah). Surakarta. Magister
Tingkat
Kedokteran Keluarga UNS.
Pengetahuan dan Perilaku PSN
Jentik
Wawan A dan Dewi M. 2010. Teori
Desa
dan Pengukuran Pengetahuan ,
Ngesrep Kecamatan Ngemplak
Sikap dan Perilaku Manusia.
Kabupaten
Yogyakarta : Nuha Medika.
Dengan
Aedes
Keberadaan
Aegypti
Kesehatan
di
Boyolali.
Prodi
Masyarakat
Yuli
C.B.S.
2005.
Manajemen
Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.
Sumber
Daya
Jurnal_ISSN 1979-7621
Malang : UMM Press.
Manusia.
MOTIVASI DENGAN PEMBERANTASAN SARANG
NYAMUK DI DESA KUDU BAKI SUKOHARJO
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
NISYA EKA PUSPITASARI
J 410 131 028
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Puspitasari, Nisya. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN
MOTIVASI DENGAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
DI DESA KUDU BAKI SUKOHARJO.Skripsi. Program Studi
Kesehatan Masyarakat. Fakultas IlmuKesehatan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Pembimbing: (I) Sri Darnoto SKM., MPH,
(II) Anisa Catur Waijayanti SKM., M.Epid
ABSTRAK
Penyakit chikungunya bersifat endemis di Desa Kudu dimana tahun 2013 terdapat
8 penderita, tahun 2014 ada 12 penderita. Pencegahan yang paling murah dan
efektif dapat dilakukan dengan 3M. Penting bagi masyarakat untuk melakukan
pemberantasan nyamuk secara rutin. Pemberantasan sarang nyamuk adalah
pemberantasan jentik nyamuk sebagai upaya pencegahan penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan, sikap, dan motivasi dengan pemberantasan sarang nyamuk di
Desa Kudu Baki Sukoharjo. Metode penelitian ini menggunakan rancangan
Observasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Sampel dalam
penelitian ini adalah kepala keluarga sebanyak 60 orang. Uji statistik
menggunakan Chi Square dengan menggunakan aplikasi komputer. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberantasan
sarang nyamuk nilai Continuity Corection sebesar 8,629 dan p-value 0,003 < 0,05
(POR = 3,667; 95% CI: 1,587 - 8,472); sikap dengan pemberantasan sarang
nyamuk nilai Continuity Corection sebesar 5,509 dan p-value 0,019 < 0,05 (POR
= 2,949; 95% CI: 1,263 – 6,885); dan motivasi dengan pemberantasan sarang
nyamuk nilai Continuity Corection sebesar 11,397 dan p-value 0,001(POR 4,278;
95% CI: 1,870 – 9,78).
Kata kunci : Pemberantasan Sarang Nyamuk, Pengetahuan, Sikap, Motivasi
Puspitasari, Nisya. THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE,
ATTITUDE, AND MOTIVATION WITH MOSQUITO NEST
ERADICATION THE VILLAGE OF SUKOHARJO BAKI KUDU.
Skripsi. Study of Public Health. Faculty of Medical Sience.
Muhammadiyah University of Surakarta. Supervisor : (I) Sri Darnoto
SKM., MPH, (II) Anisa Catur Waijayanti SKM., M.Epid
ABSTRACT
The chikungunya disease is endemic in village Kudu wherethere are 8 in sufferes
2013, in 2014 there were 12 sufferes. Prevention is the most inexpensive and
effective can be done with 3M. It is important for the community to make the
eradication of mosquitoes on a regular basis. Mosquito nest eradication is the
eradication of mosquito larva in an effort to prevention of disease caused
by mosquitoes. The purpose of this research was to determine the relationship
between knowledge, attitude, and motivation of mosquito nest eradication in Kudu
village. This research method using Analytic Observational design with
Cross Sectional Study approach. The samples in this research is the head
of family as much as 60 people. Using the Chi Square statistical tests using
computer software.
The result showed relationship between all knowledge with mosquito nest
eradication value Continuity Corection of 8,629 and p-value of 0.003 < 0.05
(POR = 3,667; 95% CI: 1,587 - 8,472); the attittude of the mosquito nest
eradication with the value of Continuity Correction 5,509 and p-value
of 0,019 < 0,05 dan p-value 0,019 < 0,05 (POR = 2,949; 95% CI: 1,263 – 6,885);
mosquito nest eradication with motivation value Continuity Correction of 11,397
and p-value of 0,001001 (POR 4,278; 95% CI: 1,870 – 9,78).
Keywords: Mosquito Nest Eradication, Knowledge, Attitude, Motivation
PENDAHULUAN
Salah satu upaya pemerintah
kelumpuhan sementara karena rasa
meningkatkankesejahteraan
sakit bila berjalan. Kadang-kadang
untuk
keluarga
dengan
pembangunan
yang
melaksanakan
muncul rasa mual sampai muntah.
berwawasan
Dengan kata lain seseorang yang
kesehatan, memiliki tujuan untuk
menderita
chikungunya
dapat
meningkatkan kesadaran, kemauan
terganggu
kenyamanan
serta
dan kemampuan hidup sehat setiap
aktivitas sehari-harinya (Judarwanto,
orang
2006).
agar
terwujud
derajat
Dunia
kesehatan yang optimal. Peningkatan
mencatat
sejumlah
derajat kesehatan sangat dipengaruhi
laporan wabah mengenai demam
oleh faktor perilaku yaitu perilaku
chikungunya
yang proaktif untuk memelihara dan
dengan estimasi kasus sebanyak
meningkatkan kesehatan, mencegah
50.000 orang pada tahun 1999-2000,
risiko
yaitu
di
Kinshasa
terjadinya
penyakit,
di pulau La Réunion dengan estimasi
diri
ancaman
jumlah kasus sebesar 270.000 (40%
penyakit serta berpartisipasi aktif
dari jumlah penduduk) pada tahun
dalam
2005-2006 dan di India pada tahun
melindungi
kegiatan
dari
pemberdayaan
2006-2007 dengan jumlah kasus 1,4
masyarakat bidang kesehatan.
Demam
chikungunya
tidak
–
6,5
juta
orang
(Sourisseau,
menyebabkan kematian. Pada anak
2007).Di Indonesia, kejadian luar
kecil
biasa (KLB) chikungunya dilaporkan
serta
sering terjadi kejang demam
dapat
mengakibatkan
pada
tahun
1982,
demam
perdarahan dan syok walaupun tidak
chikungunya di Indonesia dilaporkan
sering dijumpai. Pada anak yang
pertama kali di Samarinda pada
lebih besar, demam biasanya diikuti
tahun 1973, kemudian berjangkit di
rasa sakit pada otot dan sendi serta
Kuala Tungkal, Martapura, Ternate,
terjadi perbesaran kelenjar getah
Yogyakarta (1983), Muara Enim
bening. Pada orang dewasa rasa nyeri
(1999), Aceh dan Bogor (2001).
pada bagian sendi dan otot sangat
Sebuah
dominan hingga dapat menimbulkan
ditemukan di Port Klang di Malaysia
wabah
chikungunya
pada
tahun
1999,
selanjutnya
8 orang. Tahun 2014 jumlah penyakit
berkembang ke wilayah-wilayah lain.
DB
Awal 2001, kejadian luar biasa
chikungunya 12 orang. Tahun 2015
demam chikungunya terjadi di Muara
jumlah penyakit DB di Desa Kudu 4
Enim, Sumatera Selatan dan Aceh.
orang,
Disusul
Berdasarkan
Bogor
Setahun
bulan
Oktober.
kemudian,
demam
di
Desa
Kudu
chikungunya
7
orang,
1
data
orang.
kegiatan
penggerakan PSN oleh kader sampai
di
bulan September 2014 hasil ABJ di
Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan
Kecamatan Baki adalah 89% (Dinkes
Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan
Sukoharjo, 2014). Data Puskesmas
sepanjang tahun 2001-2003 jumlah
Baki menyatakan bahwa pada tahun
kasus Chikungunya mencapai 3.918
2013 PSN di Desa Kudu mencapai
jiwa
80%.
chikungunya
dan
berjangkit
tanpa
lagi
kematian
yang
Tahun
2014
berdasarkan
diakibatkan penyakit ini (Depkes,
pemeriksaan kader secara berkala 3
2012).
bulan sekali dengan cara sampling
Di Kabupaten Sukoharjo pada
200 rumah
didapatkan hasil pada
tahun 2013 terdapat 639 kasus
pemeriksaan
dengan gejala klinis chikungunya.
pemeriksaan
kedua
Jumlah
penduduk
pemeriksaan
ketiga
Sukoharjo
sebesar
Kabupaten
851.157
jiwa
(BPS, 2011) maka incidence rate
pertama
85%
78%
82%,
dan
(Data
Sekunder Puskesmas Baki).
Tujuan umum penelitian ini
75/100.000
untuk mengetahui hubungan antara
penduduk. Penyakit chikungunya dan
pengetahuan, sikap, dan motivasi
demam berdarah dengue (DBD)
dengan
pemberantasan
merebak di Kabupaten Sukoharjo.
nyamuk
di
Pada tahun 2013 jumlah penyakit DB
Sukoharjo.
chikungunya
sebesar
Desa
Kudu
sarang
Baki
di Desa Kudu 3 orang, chikungunya
rancangan penelitian Cross Sectional
METODE
Jenis
penelitian
Observasional
yang digunakan
Analitik
dengan
Study. Penelitian telah dilaksanakan
tanggal 11-13 April 2015. Sampel
Quota
Sampling.
yang digunakan dalam penelitian ini
teknik
Data
adalah 60 kepala keluarga dengan
dianalisis dengan Uji Chi Square.
HASIL
Hasil
menunjukkan
responden
berumur
mayoritas
31-35
tahun
(26,7%). Rata-rata pekerjaan responden
sebagai
buruh
(30%).
Pendidikan
tertinggi responden adalah SMA (30%)
dan terendah Diploma (6,7%).
Hasil Univariat
a. Pengetahuan
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Kategori
Pengetahuan
Rendah
Tinggi
Jumlah
Freku
ensi
20
40
60
c. Motivasi
Distribusi Frekuensi Motivasi
Persentase
KategoriMotivasi
TidakBaik
Baik
Jumlah
33,3
66,7
100
b. Sikap
Distribusi Frekuensi Sikap
KategoriSikap
TidakBaik
Baik
Jumlah
Frekuensi
23
37
60
Persentase
38,3
61,7
100
Frekuensi
18
42
60
Persentase
30
70
100
d. Pemberantasan Sarang Nyamuk Distribusi
Frekuensi Pemberantasan Sarang Nyamuk
PemberantasanSarangNyamuk
TidakMelakukan PSN
Melakukan PSN
Jumlah
Frekuensi
17
43
60
Hasil Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pengetahuan
PSN
Tidak Melakukan
Total
Rendah
11
9
20
Tinggi
6
34
40
Pada
variabel
pengetahuan
POR
pvalue
3,667
0,003
Pada
95% CI
Lower
1,587
Upper
8,472
variabel
pengetahuan
diperoleh nilai Continuity Corection
diperoleh nilai POR sebesar 3,667 dan
sebesar 8,629 dan p-value 0,003,
p-value
sehingga disimpulkan p-value < 0,05
confidence interval 95% diperoleh
(0,003 < 0,05) maka ada hubungan
nilai lower sebesar 1,587 dan upper
antara
sebesar 8,472, artinya pengetahuan
pengetahuan
dengan
pemberantasan sarang nyamuk.
sebesar
0,003
pada
rendah mempunyai risiko 3,667 kali
Persentase
28,3
71,7
100
untuk
tidak
pemberantasan
melakukan
sarang
dibandingkan dengan pengetahuan
nyamuk
tinggi.
b. Hubungan Sikap dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk
PSN
Sikap
Total
Tidak
Melakukan
Tidak Baik
11
12
23
Baik
6
31
37
POR
2,949
95% CI
pvalue
Lower
Upper
0,019
1,263
6,885
c.
Pada variabel sikap diperoleh
valuesebesar 0,019 pada confidence
nilai Continuity Corection sebesar
interval 95% diperoleh nilai lower
5,509 dan p-value 0,019, sehingga
sebesar 1,263 dan upper sebesar
disimpulkan p-value < 0,05 (0,019 <
6,885, artinya sikap yang tidak baik
0,05) maka ada hubungan antara
mempunyai risiko 2,949 kali untuk
sikap dengan pemberantasan sarang
tidak
nyamuk.
sarang
melakukan
pemberantasan
nyamuk
dibandingkan
dengan sikap yang baik.
Pada variabel sikap diperoleh
nilai POR sebesar 2,949 dan p-
c. Hubungan Motivasi dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Motivasi
Tidak Baik
PSN
Tidak Melakukan
11
7
Total
POR
Pada
diperoleh
6
36
variabel
nilai
motivasi
Continuity
Lower
0,001
Pada
motivasi
diperoleh nilai POR 4,278 dan p-
value 0,001, sehingga disimpulkan
interval
p-value < 0,05 (0,001 < 0,05)
lower1,870
maka
artinya
antara
9,785
variabel
value0,001
hubungan
1,870
42
Corection sebesar 11,397 dan p-
ada
Upper
18
4,278
Baik
95% CI
pvalue
pada
95%
confidence
diperoleh
nilai
upper
9,785
dan
motivasi
tidak
baik
motivasi dengan pemberantasan
mempunyai risiko 4,278 kali untuk
sarang nyamuk.
tidak melakukan pemberantasan
sarang
nyamuk
dibandingkan
dengan motivasi baik.
PEMBAHASAN
sudah mengganggu sehingga hal
Hasil Univariat
ini dapat menimbulkan jentik
1. Pengetahuan
nyamuk.
Berdasarkan tabel diketahui
bahwa
terdapat
20
(33,3%)
3. Motivasi
Berdasarkan tabel diketahui
responden memiliki pengetahuan
bahwa
rendah dan terdapat 40 (66,7%)
responden
responden memiliki pengetahuan
tidak baik dan terdapat 42 (70%)
tinggi. Pada pengetahuan rendah
responden
beberapa kepala keluarga belum
baik. Pada motivasi tidak baik
mengetahui bahwa menggantung
kepala keluarga belum termotivasi
pakaian
dapat
untuk melakukan pemberantasan
menjadikan sarang nyamuk dan
sarang nyamuk sebelum terkena
memakai obat nyamuk gosok
penyakit.
dibalik
pintu
dapat mencegah gigitan nyamuk.
terdapat
18
memiliki
memiliki
(30%)
motivasi
motivasi
4. PemberantasanSarangNyamuk
Berdasarkan tabel diketahui
2. Sikap
Berdasarkan tabel diketahui
bahwa
terdapat
23
(38,3%)
bahwa
terdapat
responden
tidak
17
(28,3%)
melakukan
responden memiliki sikap tidak
pemberantasan sarangnyamuk dan
baik
(61,7%)
terdapat 43 (71,7%) responden
responden memiliki sikap baik.
melakukan pemberantasan sarang
Pada
yang
nyamuk. Kepala keluarga yang
memiliki sikap tidak baik belum
belum melakukan pemberantasan
melakukan pemberantasan sarang
sarang
nyamuk secara rutin seminggu
rumahnya masih ditemukan jentik
sekali dan masih kurangnya sikap
nyamuk pada waktu penelitian
untuk segera mengubur barang-
sebagian besar terdapat di bak
barang bekas jika keberadaannya
mandi yang belum dikuras.
dan
terdapat37
kepala
keluarga
nyamuk
dilingkungan
Hasil Uji Chi Square pada
Hasil Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan dengan
variabel pengetahuan diperoleh
Pemberantasan Sarang Nyamuk
nilai Continuity Corection sebesar
Berdasarkan
tabel
8,629 dan p-value 0,003 < 0,05,
menunjukkan pengetahuan rendah
maka
terdapat 20 orang yang terdiri dari
pengetahuan
11 orang tidak melakukan PSN
pemberantasan sarang nyamuk.
dan
yang
Dari
pada
POR 3,667 (95% CI: 1,587 -
hanya
melakukan
9
orang
PSN,
ada
hubungan
antara
dengan
penelitian
diperolehnilai
pengetahuan tinggi terdapat 40
8,472),
orang yang terdiri dari 34 orang
rendah mempunyai risiko 3,667
melakukan PSN dan hanya 6
kali
orang yang tidak melakukan PSN.
pemberantasan
Hasil Uji Chi Square pada
artinya
untuk
pengetahuan
tidak
melakukan
sarang
nyamuk
dibandingkan pengetahuan tinggi.
pengetahuan rendah yang tidak
Hal
melakukan PSN sebesar 18,3%
responden sudah baik tentang
dan yang melakukan PSN sebesar
kegiatan 3M, manfaat melakukan
15% hal ini bisa disebabkan
3M, cara mengatasi barang bekas
karena tingkat pendidikan kepala
agar
keluarga
nyamuk,
dimana
tingkat
ini
terbukti
tidak
pengetahuan
menjadi
PSN
sarang
bukan
hanya
pendidikan rendah belum terlalu
tanggung jawab petugas kesehatan
mengerti
saja dan mengetahui
tentang
PSN.
Pada
nyamuk
pengetahuan tinggi yang tidak
Aedes Aegypti menggigit siang
melakukan PSN sebesar 10% dan
hari.
yang
melakukan
PSN
Hasil diatas sejalan dengan
56,7%
dalam hal ini pengetahuan kepala
penelitian
sebelumnya
keluarga tinggi memiliki tingkat
dilakukan
oleh
tahu tentang PSN lebih baik
Kurniawan (2012) menyatakan
sehingga dapat melakukan PSN
ada
dalam kehidupan sehari-hari.
pengetahuan dan perilaku PSN
hubungan
Sari
yang
dan
tingkat
dengan keberadaan jentik Aedes
Aegypti
di
Desa
Ngesrep
Kecamatan Ngemplak Kabupaten
Boyolali
p
dimana
0,007.Metode
yang
Analysis (MRA).
Ketika
=
digunakan
Regression
interaksi/Moderated
kepala
mengetahui
dan
keluarga
memahami
sama yaitu Cross Sectional dan
betapa pentingnya pemberantasan
Chi
sarang nyamuk dalam kehidupan
analisis
yang
digunakan
Squaredengan taraf kepercayaan
sehari-hari
guna
0,05.
terjadinya
penyakit
Hasil penelitian ini tidak
sejalan
dengan
penelitian
mencegah
yang
disebabkan oleh vektor nyamuk,
maka
kepala
keluarga
akan
sebelumnya yang dilakukan oleh
memiliki
Nasir
melakukan pencegahan penyakit
dkk
(2014)
yang
perilaku baik untuk
menyatakan tidak ada hubungan
dengan
pengetahuan
nyamuk. Berdasarkan hasil diatas
masyarakat
dan
sikap
dengan
tingkat
maka
pemberantsan
sejalan
kepadatan larva Aedes Aegypti di
Notoadmojo
wilayah
pengetahuan
endemis
DBD
Kota
sarang
dengan
(2007)
teori
bahwa
merupakan
hasil
Makassar (p > 0,05). Hal ini
“tahu” dan ini terjadi setelah
dipengaruhi
perbedaan
orang mengadakan penginderaan
yang
terhadap suatu objek tertentu.
dalam
adanya
penelitian
dilaksanakan.
Pada
penelitian
Penginderaan
Nasir dkk (2014) jumlah sampel
terjadi
yang
manusia
digunakan
pengambilan
terhadap
objek
panca
indera
melalui
yakni
penglihatan,
200,
teknik
sampel
yang
pendengaran, penciuman, rasa dan
proporsional
raba dengan sendiri. Pada waktu
digunakan
yaitu
random
sampling,
lokasi
penginderaan
sampai
penelitian dilakukan di wilayah
menghasilkan
pengetahuan
endemis DBD Kota Makassar,
tersebut sangat dipengaruhi oleh
dan untuk metode penelitian yang
intensitas
digunakan yaituuji chi square dan
terhadap objek. Sebagian besar
multivariat
dengan
uji
perhatian
persepsi
pengetahuan manusia diperoleh
sehingga
melalui mata dan telinga.
melakukan pengurasan pada bak
2. Hubungan
Sikap
dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Berdasarkan
mandi
terlambat
sehingga
untuk
menimbulkan
jentik nyamuk.
Hasil Uji Chi Square pada
tabel
menunjukkan sikap tidak baik
variabel
sikap diperoleh nilai
terdapat 23 orang yang terdiri dari
Continuity
12 orang melakukan PSN dan 11
5,509 dan p-value 0,019 < 0,05,
orang tidak melakukan PSN, pada
maka ada hubungan antara sikap
sikap baik terdapat 37 orang yang
dengan
terdiri dari 31 orang melakukan
nyamuk.
PSN dan hanya 6 orang yang
diperolehnilai POR 2,949 (95%
tidak melakukan PSN.
CI: 1,263 – 6,885), artinya sikap
Corection
sebesar
pemberantasan
Dari
sarang
penelitian
Square
yang tidak baik mempunyai risiko
diperoleh sikap tidak baik yang
2,949 kali untuk tidak melakukan
melakukan PSN sebesar 20% dan
pemberantasan
yang
PSN
dibandingkan dengan sikap yang
terlihat
baik. Hal ini terbukti dengan sikap
Hasil
Uji
tidak
Chi
melakukan
sebesar 18,3% hal ini
sarang
nyamuk
pada saat penelitian beberapa
responden
yang
kepala keluarga masih kurang
menutup
penampungan
untuk
sebagai
menggunakan
contoh masih terdapat beberapa
membersihkan
jentik di bak mandi dan barang-
penampungan sebelum ada jentik,
barang
rumah.
melakukan PSN agar keluarga
Namun, hal ini tidak menutup
terhindar dari gigitan nyamuk, ,
kemungkinan untuk sikap baik
dan jika ada wadah tergenang
masih
langsung melakukan 3M.
bersikap
bekas
ada
baik
diluar
10%
yang
tidak
baik
dengan
air,
bubuk
abate,
tempat
Hasil diatas sejalan dengan
melakukan PSN hal ini bisa
disebabkan beberapa faktor yang
penelitian
mana
dilakukan oleh Nuryanti (2013)
bisa
kesibukan
terjadi
kepala
karena
keluarga
yang
sebelumnya
menyatakan
bahwa
yang
ada
hubungan antara pengetahuan dan
demam berdarah dengue (PSN-
sikap
DBD) dan kondisi sosial ekonomi
dalam
perilaku
pemberantasan sarang nyamuk di
masyarakat
antara
lain:
masyarakat dimana p-value< 0,05
pendidikan,
pekerjaan,
status
(p
ekonomi,
pengetahuan,
sikap,
=
0,0001).Metode
digunakan
sama
Sectional
dan
yang
yaitu
Cross
analisis
yang
sarana
dan
prasarana
keterpaparan penyuluhan.
digunakan Chi Square.
Pengetahuan
Hasil diatas tidak sejalan
serta
dapat
mempengaruhi sikap seseorang.
sebelumnya
Kepala keluarga yang memiliki
yang dilakukan oleh Hardayati
pengetahuan baik akan melakukan
dkk (2011) yang menyatakan
sikap yang baik pemberantasan
tidak ada hubungan sikap di
sarang nyamuk. Hal ini sesuai
analisis
dengan teori Wawan dan Dewi
dengan
penelitian
perilaku
masyarakat
terhadap angka bebas jentik dan
(2010)
demam
pembentuk sikap yaitu komponen
berdarah
dengue
di
bahwa
komponen
Kecamatan Pekanbaru Kota, Riau
kognitif
(pengetahuan,
(p = 0,226). Hal ini dipengaruhi
pandangan,
adanya
perbedaan
dalam
komponen afektif (rasa senang
penelitian
yang
dilaksanakan.
atau tidak senang terhadap objek),
Pada penelitian Hardayati dkk
komponen
(2011)
keyakinan),
konatif
(perilaku).
sampel
yang
Media massa juga merupakan
orang,
lokasi
faktor penting penentu sikap,
penelitian dilakukan di Kelurahan
dalam pemberitaan surat kabar
Simpang Empat dan Kelurahan
maupun
Tanah
disampaikan
jumlah
digunakan
100
Datar
Pekanbaru
Kota.
Kecamatan
Data
yang
radio,
sikap
antara
berpengaruh
keberadaan
jentik
(ABJ) perilaku masyarakat dalam
pemberantasan
sarang
nyamuk
faktual
yang
harusnya
objektif cenderung dipengaruhi
dikumpulkan dalam penelitian ini
lain
berita
penulisnya,
konsumennya.
akibatnya
terhadap
sikap
Hasil Uji Chi Square pada
Sikap merupakan konsep
paling penting dalam psikologi
motivasi
sosial yang membahas unsur sikap
melakukan PSN sebesar 11,7%
baik sebagai individu maupun
dan yang tidak melakukan PSN
kelompok. Banyak kajian yang
18,3%. Sedangkan untuk motivasi
dilakukan
baik yang melakukan PSN 60%
untuk
merumuskan
tidak
baik
yang
pengertian
sikap,
proses
dan tidak melakukan PSN sebesar
terbentuknya
sikap,
maupun
10%. Hal ini terlihat pada saat
perubahan.
Banyak
penelitian
telah
pula
dilakukan
penelitian
dimana
keinginan
kepala keluarga untuk sehat dan
terhadap sikap kaitannya dengan
mengantisipasi
efek
penyakit yang disebabkan oleh
dan
peranannya
dalam
pembentukan karakter dan sistem
munculnya
nyamuk.
hubungan antar kelompok serta
Hasil Uji Chi Square pada
pilihan-pilihan yang ditentukan
variabel motivasi diperoleh nilai
berdasarkan
Continuity
lingkungan
dan
Corection
sebesar
p-value
pengaruhnya terhadap perubahan
11,397
(Wawan dan Dewi, 2010).
sehingga disimpulkan ρ-value <
3. Hubungan
Motivasi
dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk
dan
0,001,
0,05 (0,001 < 0,05) maka ada
hubungan antara motivasi dengan
tabel
pemberantasan sarang nyamuk.
menunjukkan motivasi tidak baik
Dari penelitian diperoleh nilai
terdapat 20 orang yang terdiri dari
POR 4,278 (95% CI: 1,870 –
11 orang yang tidak melakukan
9,78), artinya motivasi tidak baik
PSN dan 7 orang yang melakukan
mempunyai
PSN, pada motivasi baik terdapat
untuk
42 orang yang terdiri dari 36
pemberantasan
orang melakukan PSN dan hanya
dibandingkan
6 orang yang tidak melakukan
baik. Hal ini terbukti motivasi
PSN.
responden sudah baik tentang
Berdasarkan
risiko
4,278
tidak
kali
melakukan
sarang
nyamuk
dengan
motivasi
melakukan pemberantasan sarang
nyamuk atas kesadaran sendiri,
sebagai
untuk kesehatan keluarga dan
membangkitkan dorongan dalam
mendapat
keluarga,
diri (drive arousal). Motivasi
terkena
penyakit,
merupakan
kompak
dengan
tidak
dukungan
ingin
melakukan
energi
untuk
kondisi
menggerakkan
seseorang
mampu mencapai
tetangga.
Hasil di atas sejalan dengan
penelitian Suharti (2010) yang
yang
agar
tujuan dari
motifnya.
Dengan
adanya
motivasi
menyatakan motivasi mempunyai
yang tinggi dapat memberikan
hubungan
signifikan
energi dalam diri seseorang untuk
terhadap perilaku kepala keluarga
melakukan pemberantasan sarang
dalam
sarang
nyamuk lebih baik. Hal ini sesuai
nyamuk demam berdarah dangue,
dengan pendapat Sardiman (2010)
dengan p-value< 0,05.
motivasi adalah perubahan energi
yang
pemberantasan
Berdasarkan
diketahuhui
hasil
motivasi
diatas
dalam
diri
seseorang
kepala
ditandai feeling dan didahului
keluarga sudah tinggi. Hal ini
dengan
sesuai
adanya tujuan. Dari pengertian
pendapat
Yuli
(2005)
tanggapan
yang
bahwa motif yang ada pada
tersebut
seseorang akan mewujudkan suatu
tiga elemen yaitu : (1) mengawali
tingkah laku yang diarahkan pada
adanya perubahan energi, (2)
tujuan
sasaran
Munculya rasa, (3) Dirangsang
kepuasan. Jadi motif bukanlah
karena adanya tujuan, sehingga
sesuatu yang dapat diamati, dan
motivasi adalah sebagai suatu
disaksikan. “Motivasi dikatakan
yang komplek.
mencapai
pengetahuan
kepala
keluarga tentang pemberantasan
sarang
(33,3%)
mengandung
pengetahuan rendah dan terdapat
SIMPULAN
1. Tingkat
motivasi
terhadap
nyamuk
terdapat
responden
20
memiliki
40 (66,7%) responden memiliki
pengetahuan tinggi.
2. Sikap kepala keluarga tentang
pemberantasan
sarang
nyamuk
responden
nilai Continuity Corection sebesar
memiliki sikap tidak baik dan
5,509 dan p-value 0,019< 0,05.
terdapat37
Nilai POR 2,949 (95% CI: 1,263
terdapat 23 (38,3%)
(61,7%)
responden
– 6,885).
memiliki sikap baik.
3. Motivasi kepala keluarga tentang
pemberantasan
sarang
terdapat 18 (30%)
nyamuk
7. Motivasi
kepala
mempunyai
keluarga
hubungan
dengan
responden
pemberantasan sarang nyamuk di
memiliki motivasi tidak baik dan
Desa Kudu Baki Sukoharjo, hal
terdapat
ini terbukti dengan hasil uji
42
(70%)
responden
memiliki motivasi baik.
statistik diperoleh diperoleh nilai
4. Kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk
terdapat
responden
pemberantasan
dan
terdapat
melakukan
POR 4,278 (95% CI: 1,870 –
nyamuk
43
(71,7%)
melakukan
pemberantasan sarang nyamuk
5. Pengetahuan
sebesar
11,397 dan p-value 0,001. Nilai
sarang
responden
Corection
(28,3%)
17
tidak
Continuity
9,78).
SARAN
1. Bagi Petugas Kesehatan
kepala
keluarga
a. Perlu adanya sosialisasi rutin
hubungan
dengan
dari petugas kesehatan kepada
pemberantasan sarang nyamuk di
kepala keluarga agar kegiatan
Desa Kudu Baki Sukoharjo, hal
pemberantasan sarang nyamuk
ini terbukti dengan hasil uji
dapat dilaksakan lebih baik
statistik diperoleh nilai Continuity
lagi.
mempunyai
Corection sebesar 8,629 dan p-
b. Program Intervensi PSN dari
value 0,003 < 0,05. Nilai POR
rumah kerumah yang dilakukan
3,667 (95% CI: 1,587 - 8,472).
oleh
6. Sikap kepala keluarga mempunyai
hubungan dengan pemberantasan
sarang nyamuk di Desa Kudu
puskesmas
sebaiknya
semakin di tingkatkan.
2. Bagi Masyarakat
Perlu
adanya
kontribusi
Baki Sukoharjo, hal ini terbukti
langsung dari masyarakat untuk
dengan hasil uji statistik diperoleh
mau menerima dan melaksanakan
kegiatan pemberantasan sarang
penelitian lebih lanjut.Hal ini
nyamuk dalam kehidupan sehari-
disebabkan penelitian ini hanya
hari.
membahas tentang pengetahuan,
sikap,
3. Bagi Instituti Akademik
motivasi
terhadap
informasi
pemberantasan sarang nyamuk.
tambahan tentang pengetahuan,
Namun, masih banyak aspek lain
sikap,
yang
Dapat
menjadi
motivasi
pemberantasan
dengan
sarang
nyamuk
mungkin
mempengaruhi
dapat
pemberantasan
dengan tujuan mencegah penyakit
sarang nyamuk, seperti partisipasi,
yang disebabkan oleh nyamuk
kebiasaan berperilaku. Untuk itu
yang
bisa
di
sharing
pada
hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan bandingan dari segi teknis
masyarakat luas.
maupun
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti
lain
melaksanakan
perlu
temuannya
bagi
penelitian selanjutnya.
pengembangan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Lingkungan
Program
Sukoharjo. 2011. Sukoharjo
Pascasarjana Universitas Riau,
Dalam Angka 2011. Sukoharjo:
Pekanbaru. Jurnal_ISSN 1978-
Badan
5283.
Pusat
Statistik
Judarwanto W. 2006. Profil Nyamuk
Kabupaten Sukoharjo.
Depkes RI. 2012. Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta.
Analisis
Perilaku
Masyarakat Terhadap Angka
Bebas
Jentik
Berdarah
dan
dan
(http://www.childrenfamily.co
m), akses: 18 November 2014.
Nasir RA, Ibrahim E, Manyyulei S.
Demam
2014. Hubungan Pengetahuan
di
dan Sikap Masyarakat dengan
Dengue
Kecamatan Pekanbaru Kota,
Tingkat
Riau.
Aedes
Program
aegypty
Pembasmiannya.
Hardayati W, Mulyadi A, Daryono.
2013.
Aedes
Studi
Ilmu
Kepadatan
Aegypti
di
Larva
wilayah
endemis DBD Kota Makassar.
Program
Sourisseasu M, Schilte C, Casartelli
N. 2007. Characterization of
Kesehatan
Lingkungan
Re-emerging
Fakultas
Virus. Plos Pathog.
Kesehatan Masyarakat Unhas.
Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan
Suharti
S.
Pengetahuan
Jakarta: Rineka Cipta.
Dengan
E.
2013.
Perilaku
Pemberantasan
Sarang
Hubungan
2010.
Masyarakat Ilmu dan Seni.
Nuryati
Chikungunya
dan
Motivasi
Perilaku
Kepala
Keluarga
Dalam
Pemberantasan
Sarang
Nyamuk di Masyarakat. Prodi
Nyamuk
Keperawatan Blora Poltekkes
Dengue (Di Wilayah Kerja
Kemenkes Semarang Unnes.
Puskesmas
Jurnal_ISSN 1858-1196.
Kabupaten
Berdarah
Loa
Ipuh
Kutai
Kartanegara). 2010. (Thesisi
Sari W, Kurniawan P.T. 2012.
Hubungan
Demam
Ilmiah). Surakarta. Magister
Tingkat
Kedokteran Keluarga UNS.
Pengetahuan dan Perilaku PSN
Jentik
Wawan A dan Dewi M. 2010. Teori
Desa
dan Pengukuran Pengetahuan ,
Ngesrep Kecamatan Ngemplak
Sikap dan Perilaku Manusia.
Kabupaten
Yogyakarta : Nuha Medika.
Dengan
Aedes
Keberadaan
Aegypti
Kesehatan
di
Boyolali.
Prodi
Masyarakat
Yuli
C.B.S.
2005.
Manajemen
Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.
Sumber
Daya
Jurnal_ISSN 1979-7621
Malang : UMM Press.
Manusia.