MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERSIKAP TEGAS MENOLAK AJAKAN NEGATIF TEMAN MELALUI KONSELING KELOMPOK DI SMAN 11 MEDAN TA. 2013-2014.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERSIKAP TEGAS
MENOLAK AJAKAN NEGATIF TEMAN MELALUI
KONSELING KELOMPOK DI SMAN 11 MEDAN
TA. 2012/2013
SKRIPSI
Oleh :
NURUL FITHRI KHAIRIYAH NIM. 109151042
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(2)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERSIKAP TEGAS
MENOLAK AJAKAN NEGATIF TEMAN MELALUI
KONSELING KELOMPOK DI SMAN 11 MEDAN
TA. 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Oleh :
NURUL FITHRI KHAIRIYAH NIM. 109151042
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapakan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam dihadiahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi pemimpin dan suri teladan yang baik bagi umatnya. Kasih sayang luar biasa dan tiada tandingannya dari kedua orang tua Buya tercinta Drs. Thamrin Ismail dan Umi tercinta Nilawati, S.Pdi yang selalu menyelipkan nama penulis disetiap doa dalam sujudnya dan memberikan dukungan yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Meningkatkan Kemampuan Siswa Bersikap Tegas Menolak Ajakan Negatif
Teman Melalui Konseling Kelompok Di SMAN 11 Medan T.A 2012/2013”. Selama penulis menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, penulis menemui berbagai hambatan, kesulitan dan rintangan, akan tetapi dengan kesabaran serta bimbingan Ibu Dosen Pembimbing Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S, Kons, S.Psi. penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para Pembantu Rektor dan Stafnya.
2. Bapak Drs. Nasrun MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, Pembantu Dekan I Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Pembantu Dekan II Bapak Drs. Aman Simaremare, MS , Pembantu Dekan III Bapak Drs,. Edidon Hutasuhut, M.Pd dan para Stafnya.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku ketua jurusan PPB/BK Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED, dan Ibu Dra.Nurarjani M.Pd selaku sekretaris jurusan PPB/BK Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.
4. Ibu Dra. Nurmania, M.Pd, Kons selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) saya, yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan selama masa perkuliahan di jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, UNIMED. 5. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S, Kons, S.Psi selaku dosen Pembimbing
Skripsi, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
(8)
iii
6. Ibu Prof. Dr. Rosmala Dewi M.Pd, Kons, Bapak Drs. Nasrun MS dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd, selaku dosen penyelaras skripsi yang telah banyak membantu dan memberikan masukan.
7. Bapak Drs. K. Lumbantoruan, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan yang telah memberikan izin penelitian. Ibu Hj. A. Lubis S.Pd selaku guru BK, beserta Bapak/ Ibu guru yang lain yang telah banyak membantu saya.
8. Saudara penulis abang tercinta Muhammad Rasyid Ridho, S.E dan adik tercinta Nur Faadhilatul Husna yang telah memberikan dukungan yang luar biasa kepada penulis dalam segi moril, materil dan spiritual.
9. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, Raudah Zaimah Dalimunthe, Sumi Lestari, Elfaria Silaban, Sri Nurhayati, Riza Oktaviani dan Teman Seperjuangan Putri Ananda Tarigan, Rahma Khairani Gurning, Ulfa Yaumil Hizry Rambe, Lusi Oktriana, Rudi Hartoyo dan Eko Setiawan .
10. Teman-teman BK Reguler 2009 dan BK Reguler 2010 Atika Mahfuza Pangat, Andry Liani Siregar, Nur Wulandari dan Deviana.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya.
Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang sangat terbatas, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan belum sempurna baik dari segi isi maupun tata bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Medan, September 2014 Penulis
Nurul Fithri Khairiyah NIM. 109151042
(9)
i
ABSTRAK
Nurul Fithri Khairiyah, Nim 109151042, Meningkatkan Kemampuan Siswa Bersikap Tegas Menolak Ajakan Negatif Teman Melalui Konseling Kelompok Di SMAN 11 Medan TA. 2013-2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas menolak ajakan negatif teman melalui layanan konseling kelompok pendekatan eklektik di SMAN 11 Medan. untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa bersikap tegas menolak ajakan negatif teman terutama pada siswa kelas X-1.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK), Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 11 Medan yang berjumlah 6 orang, terdiri dari 3 orang yang mengalami masalah dalam bersikap tegas menolak ajakan negatif teman dan 3 orang yang memiliki kemampuan bersikap tegas menolak ajakan negatif teman. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek penelitian pada penelitian ini adalah mengumpulkan data melalui instrumen berupa angket sehingga diperoleh skor terendah dalam bersikap tegas menolak ajakan negatif teman. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, penilaian hasil layanan (laiseg, laijapen, laijapan) dan evaluasi diri siswa. Metode analisisnya menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah melakukan layanan konseling kelompok pendekatan eklektik terjadi perubahan pemahaman pada siswa berkaitan dengan pikiran irasional menjadi pikiran rasional, keyakinan irasional menjadi keyakinan rasional dan perilaku salah suai menjadi sesuai. Maka layanan konseling kelompok pendekatan eklektik yang dilakukan mencapai hasil yang sangat baik.
Dari hasil temuan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan, yaitu upaya meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas menolak ajakan negatif teman melalui konseling kelompok di SMAN 11 Medan Tahun Ajaran 2013-2014 dapat diterima.
(10)
iv DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK ... .. i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Rumusan Masalah ... 4
1.5 Tujuan Penelitian ... 4
1.6 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis ... 6
2.1.1 Kemampuan Bersikap Tegas Menolak Ajakan Negatif Teman ... 6
a. Pengertian Sikap Tegas Menolak Ajakan Negatif Teman ... 6
b. Karakteristik Sikap Tegas Menolak Ajakan Negatif Teman ... 7
c. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Tegas Menolak Ajakan Negatif Teman ... 8
d. Manfaat Sikap Tegas Menolak Ajakan Negatif Teman ... 10
2.1.2 Konseling Kelompok ... 10
a. Pengertian Konseling Kelompok ... 10
b. Konseling Kelompok Pendekatan Eklektik ... 11
(11)
v
d. Tahap Kegiatan Konseling Kelompok Pendekatan
Eklektik ... 17
e. Asas-asas Konseling Kelompok Pendekatan Eklektik ... 21
2.2 Kerangka Berpikir ... 22
2.3 Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 25
3.2 Subjek Penelitian ... 25
3.3 Disain Penelitian ... 25
3.3.1 Disain Penelitian Siklus I ... 26
3.3.2 Disain Penelitian Siklus II ... 32
3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 34
3.4.1 Kemampuan Bersikap Tegas Menolak Ajakan Negatif Teman ... 34
3.4.2 Konseling Kelompok ... 35
3.4.3 Meningkatkan Kemampuan Bersikap Tegas Menolak Ajakan Negatif Teman Melalui Konseling Kelompok .. 35
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 35
3.6 Uji Coba Instrumen ... 38
3.7 Teknik Analisis Data ... 38
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Fisik Lingkungan SMA Negeri 11 Medan ... 40
4.2 Hasil Penelitian ... 40
4.2.1 Hasil Penelitian Sebelum Tindakan ... 40
4.2.2 Pra Siklus ... 41
4.2.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 44
a. Perencanaan ... 44
b. Tindakan ... 45
c. Obeservasi ... 59
d. Refleksi ... 61
(12)
vi
4.2.4 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 63
a. Perencanaan ... 63
b. Tindakan ... 63
c. Obeservasi ... 72
d. Refleksi ... 75
e. Evaluasi ... 76
4.3 Pembahasan Penelitian ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA
(13)
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian Siklus I ... 28
Tabel 3.2 Rencana Perangkat Penelitian Siklus II ... 33
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Sikap Tegas ... 36
Tabel 3.4 Item Angket Berdasarkan Indikator dan Aspek Bersikap Tegas ... 36
Tabel 4.1 Hasil Analisis Angket Bersikap Tegas Menolak Ajakan Negatif Teman ... 41
Tabel. 4.2 Jadwal pelaksanaan layanan bimbingan kelompok ... 41
Tabel 4.3 Jadwal pelaksanaan konseling kelompok siklus I ... 44
Tabel 4.4 Hasil verbatim tindakan siklus I ... 60
Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Diri Siswa ST ... 61
Tabel 4.6 Jadwal pelaksanaan konseling kelompok siklus II ... 63
Tabel 4.7 Hasil verbatim tindakan siklus II ... 73
Tabel 4.8 Hasil Evaluasi Diri Siswa AP ... 74
Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Diri Siswa AN ... 75
Tabel 4.10 Perubahan Peningkatan Kemampuan Siswa ... 76
(14)
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Kemampuan Bersikap Tegas Menolak Ajakan Negatif
Teman ... 82
Lampiran 2 Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelompok ... 84
Lampiran 3 Rancangan Pelayanan Konseling Kelompok ... 86
Lampiran 4 Alat Penilaian Rancangan Layanan Konseling Kelompok ... 90
Lampiran 5 Alat Penilaian Proses Layanan Konseling Kelompok ... 92
Lampiran 6 Penilaian Hasil Layanan Bimbingan Kelompok (Laiseg) ... 94
Lampiran 7 Penilaian Hasil Layanan Bimbingan Kelompok (Laijapen) ... 97
Lampiran 8 Penilaian Hasil Layanan Bimbingan Kelompok (Laijapan) ... 100
Lampiran 9 Penilaian Verbatim Konseling Kelompok ... 103
Lampiran 10 Evaluasi Diri Siswa ... 113
Lampiran 11 Daftar Hadir Layanan Bimbingan Kelompok ... 118
(15)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa peralihan dalam perkembangan. Pada masa ini juga berkembang sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan lain-lainnya. Menurut Horrocks dan Benimoff (dalam Hurlock, 1990) kelompok sebaya memberikan sebuah dunia tempat kawula muda dapat melakukan sosialisasi dalam suasana dimana nilai-nilai yang berla-ku bukanlah nilai-nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman-teman seusianya.
Siswa usia remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman sebayanya. Hal inilah yang mempengaruhi pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, dan keinginan mereka. Penyesuaian diri merupakan hal yang sangat penting agar mendapatkan hubungan yang selaras antara dirinya dengan lingkungannya khususnya teman-teman sebayanya. Mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan baik akan merasa bahagia karena tidak merasa tertekan dengan situasi di-mana ia berada, menerima dirinya dan orang lain, mampu mengendalikan diri dan tang-gung jawab. Hal ini sehubungan dengan Kehidupan yang Efektif Sehari-hari (KES).
Kenyataannya, sebagian besar siswa usia remaja mengalami ketidak seimbangan dalam kehidupannya sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perila-ku baru dan harapan sosial yang baru.
(16)
2
Dalam menghadapi perubahan yang dialaminya, siswa usia remaja ada yang mampu mengatasi masalah dan ada pula yang tidak mampu mengatasi masalahnya. Berdasarkan hasil observasi langsung yang didapat dari SMA Negeri 1 Kisaran tempat peneliti melaksanakan PPL pada bulan September sampai Nopember 2012 sekitar lebih dari 60% siswa tidak mampu bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman dan sepertinya hal ini tidak hanya dialami siswa di sekolah tersebut tetapi juga dialami oleh siswa SMA di kota Medan.
Siswa yang mampu mengatasi masalah memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif dalam mengungkapkan apa yang diinginkannya dan yang tidak diinginkannya. Sedangkan siswa yang tidak mampu mengatasi masalahnya tidak mam-pu mengungkapkan apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkannya. Misalnya seba-gian besar siswa keluar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Siswa yang mampu mengambil keputusan secara efektif tentu tidak akan keluar saat jam pelajaran berlangsung sedangkan siswa yang tidak mampu mengambil keputusan secara efektif akan terpengaruh oleh teman-teman sebayanya dan tidak bisa menolak ajakan negatif temannya secara tegas. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya keberanian siswa dalam menolak ajakan teman, perasaan tidak enak kepada teman, dan kemungkinan adanya tekanan atau paksaan dari teman sebayanya dalam ke-lompok. Keadaan seperti ini tentu memiliki dampak yang tidak baik terutama dalam be-lajar dimana siswa yang keluar pada saat jam pebe-lajaran berlangsung tentunya akan ke-tinggalan materi pelajaran dan mempengaruhi prestasi belajarnya disekolah. Perilaku ini tentu tidak sesuai dengan tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (dalam Hur-lock, 1990) mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
(17)
3
Berdasarkan inilah guru bimbingan konseling (BK) di sekolah bertugas membe-rikan bantuan kepada siswa dalam menghadapi proses perkembangannya dengan meng-gunakan layanan BK. Hanya saja tidak semua upaya yang dilakukan berjalan sesuai ha-rapan karena guru BK cenderung menasehati dan menghukum siswa. Tindakan ini di-anggap tidak efektif karena tidak semua siswa mudah menangkap informasi dengan me-tode ceramah mereka lebih mudah menangkap informasi dalam bentuk praktik langsung atau peragaan. Schroeder (1987) menyatakan bahwa siswa masa kini “dapat beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan kelompok dan belajar bersama”. Oleh karena itu perlu memberikan layanan yang efektif sehingga siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri. Mengingat tidak sedikit siswa yang memiliki masalah yang sama sehingga laya-nan BK yang dianggap tepat untuk digunakan adalah konseling kelompok. Prayitno (1999) mengatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Laya-nan ini dianggap efektif karena memenuhi kriteria yang diperlukan dimana siswa usia remaja cenderung berkelompok dan melibatkan teman sebaya dalam perkembangannya. Dengan layanan ini diharapkan kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman mengalami peningkatan dan siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri.
1.2Identifikasi Masalah
Adapun beberapa masalah terkait dengan latar belakang diatas dapat dideskrip-sikan sebagai berikut :
1. Mengapa ada siswa yang mampu menyesuaikan diri dan tidak mampu menye-suaikan diri dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam dirinya.
(18)
4
2. Siswa tidak mampu bersikap tegas mengatakan apa yang diinginkannya dan yang tidak diinginkannya.
3. Siswa tidak mampu bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman.
4. Guru BK disekolah belum dapat membantu siswa karena layanan yang diberikan tidak efektif dan tidak sesuai perkembangan dan kebutuhan siswa.
1.3Batasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak memperluas permasala-han maka penelitian khusus pada meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman melalui konseling kelompok pada siswa kelas X SMAN 11 Medan T.A 2012/2013.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah konseling kelompok dapat meningkatkan kemam-puan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman pada siswa kelas X SMAN 11 Medan T.A 2012/2013?”
1.5Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan konseling kelom-pok dapat meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan nega-tif teman pada siswa kelas X SMAN 11 Medan T.A 2012/2013.
(19)
5
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan hasil dari suatu penelitian yang dilakukan, baik bagi peneliti maupun orang lain yakni dalam rangka penambahan ilmu. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Manfaat praktis a. Bagi peneliti
Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset dan menambah wawasan peneliti mengenai kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak aja-kan negatif teman.
b. Bagi sekolah
Memperoleh gambaran secara umum mengenai hubungan bimbingan konseling dengan sikap siswa terhadap kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak aja-kan negatif teman, sehingga dapat dilakuaja-kan usaha-usaha bantuan yang efektif terhadap kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman. 2. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Bimbingan Konseling yang berhubungan dengan kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman.
(20)
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas menolak ajakan negatif teman dapat dilakukan melalui konseling kelompok.
2. Sikap tegas menolak ajakan negatif teman adalah berani mengatakan tidak dengan jelas secara jujur sebagai bentuk ungkapan ekspresi diri secara positif.
3. Konseling kelompok yaitu suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama melalui dinamika kelompok untuk membahas dan menemukan solusi terhadap permasalahan yang dialami anggota kelompok. Pendekatan yang digunakan dalam konseling kelompok adalah pendekatan eklektik yaitu memadukan dua teori konseling dalam satu proses konseling kelompok. Teori yang digunakan adalah Rational
Emotif Theraphy (RET) untuk merubah pikiran yang irasional menjadi
pikiran yang rasional dan Kognitif Behavioral untuk merubah perilaku salah suai menjadi perilaku sesuai
4. Konseling kelompok pendekatan eklektik terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas menolak ajakan negatif teman.
(21)
82
1.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan :
1. Guru BK disekolah dapat menggunakan layanan konseling kelompok pendekatan eklektik sebagai alternatif yang tepat dan efektif dalam menangani permasalahan yang dialami siswa khususnya dalam meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas menolak ajakan negatif teman.
2. Selain guru BK sekolah juga perlu memperhatikan masalah siswa terutama dalam bersikap tegas menolak ajakan negatif teman karena dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa dan prestasi akademiknya. 3. Orang tua dapat bekerjasama dengan guru BK dan pihak sekolah dalam
mengatasi masalah siswa meningkatkan kemapuan bersikap tegas menolak ajakan negatif teman.
(1)
Dalam menghadapi perubahan yang dialaminya, siswa usia remaja ada yang mampu mengatasi masalah dan ada pula yang tidak mampu mengatasi masalahnya. Berdasarkan hasil observasi langsung yang didapat dari SMA Negeri 1 Kisaran tempat peneliti melaksanakan PPL pada bulan September sampai Nopember 2012 sekitar lebih dari 60% siswa tidak mampu bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman dan sepertinya hal ini tidak hanya dialami siswa di sekolah tersebut tetapi juga dialami oleh siswa SMA di kota Medan.
Siswa yang mampu mengatasi masalah memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif dalam mengungkapkan apa yang diinginkannya dan yang tidak diinginkannya. Sedangkan siswa yang tidak mampu mengatasi masalahnya tidak mam-pu mengungkapkan apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkannya. Misalnya seba-gian besar siswa keluar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Siswa yang mampu mengambil keputusan secara efektif tentu tidak akan keluar saat jam pelajaran berlangsung sedangkan siswa yang tidak mampu mengambil keputusan secara efektif akan terpengaruh oleh teman-teman sebayanya dan tidak bisa menolak ajakan negatif temannya secara tegas. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya keberanian siswa dalam menolak ajakan teman, perasaan tidak enak kepada teman, dan kemungkinan adanya tekanan atau paksaan dari teman sebayanya dalam ke-lompok. Keadaan seperti ini tentu memiliki dampak yang tidak baik terutama dalam be-lajar dimana siswa yang keluar pada saat jam pebe-lajaran berlangsung tentunya akan ke-tinggalan materi pelajaran dan mempengaruhi prestasi belajarnya disekolah. Perilaku ini tentu tidak sesuai dengan tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (dalam Hur-lock, 1990) mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
(2)
Berdasarkan inilah guru bimbingan konseling (BK) di sekolah bertugas membe-rikan bantuan kepada siswa dalam menghadapi proses perkembangannya dengan meng-gunakan layanan BK. Hanya saja tidak semua upaya yang dilakukan berjalan sesuai ha-rapan karena guru BK cenderung menasehati dan menghukum siswa. Tindakan ini di-anggap tidak efektif karena tidak semua siswa mudah menangkap informasi dengan me-tode ceramah mereka lebih mudah menangkap informasi dalam bentuk praktik langsung atau peragaan. Schroeder (1987) menyatakan bahwa siswa masa kini “dapat beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan kelompok dan belajar bersama”. Oleh karena itu perlu memberikan layanan yang efektif sehingga siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri. Mengingat tidak sedikit siswa yang memiliki masalah yang sama sehingga laya-nan BK yang dianggap tepat untuk digunakan adalah konseling kelompok. Prayitno (1999) mengatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Laya-nan ini dianggap efektif karena memenuhi kriteria yang diperlukan dimana siswa usia remaja cenderung berkelompok dan melibatkan teman sebaya dalam perkembangannya. Dengan layanan ini diharapkan kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman mengalami peningkatan dan siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri.
1.2Identifikasi Masalah
Adapun beberapa masalah terkait dengan latar belakang diatas dapat dideskrip-sikan sebagai berikut :
(3)
2. Siswa tidak mampu bersikap tegas mengatakan apa yang diinginkannya dan yang tidak diinginkannya.
3. Siswa tidak mampu bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman.
4. Guru BK disekolah belum dapat membantu siswa karena layanan yang diberikan tidak efektif dan tidak sesuai perkembangan dan kebutuhan siswa.
1.3Batasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak memperluas permasala-han maka penelitian khusus pada meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman melalui konseling kelompok pada siswa kelas X SMAN 11 Medan T.A 2012/2013.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah konseling kelompok dapat meningkatkan kemam-puan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman pada siswa kelas X SMAN 11 Medan T.A 2012/2013?”
1.5Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan konseling kelom-pok dapat meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan nega-tif teman pada siswa kelas X SMAN 11 Medan T.A 2012/2013.
(4)
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan hasil dari suatu penelitian yang dilakukan, baik bagi peneliti maupun orang lain yakni dalam rangka penambahan ilmu. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Manfaat praktis a. Bagi peneliti
Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset dan menambah wawasan peneliti mengenai kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak aja-kan negatif teman.
b. Bagi sekolah
Memperoleh gambaran secara umum mengenai hubungan bimbingan konseling dengan sikap siswa terhadap kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak aja-kan negatif teman, sehingga dapat dilakuaja-kan usaha-usaha bantuan yang efektif terhadap kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman. 2. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Bimbingan Konseling yang berhubungan dengan kemampuan siswa bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif teman.
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas menolak ajakan negatif teman dapat dilakukan melalui konseling kelompok.
2. Sikap tegas menolak ajakan negatif teman adalah berani mengatakan tidak dengan jelas secara jujur sebagai bentuk ungkapan ekspresi diri secara positif.
3. Konseling kelompok yaitu suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama melalui dinamika kelompok untuk membahas dan menemukan solusi terhadap permasalahan yang dialami anggota kelompok. Pendekatan yang digunakan dalam konseling kelompok adalah pendekatan eklektik yaitu memadukan dua teori konseling dalam satu proses konseling kelompok. Teori yang digunakan adalah Rational Emotif Theraphy (RET) untuk merubah pikiran yang irasional menjadi pikiran yang rasional dan Kognitif Behavioral untuk merubah perilaku salah suai menjadi perilaku sesuai
4. Konseling kelompok pendekatan eklektik terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas menolak ajakan negatif teman.
(6)
1.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan :
1. Guru BK disekolah dapat menggunakan layanan konseling kelompok pendekatan eklektik sebagai alternatif yang tepat dan efektif dalam menangani permasalahan yang dialami siswa khususnya dalam meningkatkan kemampuan siswa bersikap tegas menolak ajakan negatif teman.
2. Selain guru BK sekolah juga perlu memperhatikan masalah siswa terutama dalam bersikap tegas menolak ajakan negatif teman karena dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa dan prestasi akademiknya. 3. Orang tua dapat bekerjasama dengan guru BK dan pihak sekolah dalam
mengatasi masalah siswa meningkatkan kemapuan bersikap tegas menolak ajakan negatif teman.