T1 362009103 Lampiran

Lampiran wawancara dengan Bahrudin ( Pendiri Yayasan SPPQT)

1. Apa dan Sejak kapan SPPQT dibentuk ?

-SPPQT adalah organisasi massa petani. Lahir di Salatiga 10 Agustus 1999. Waktu itu
anggotanya adalah 13 Paguyuban petani di salatiga, Kab Semarang dan Kab Magelang.

Visi SPPQT yaitu terbangunya peradaban baru bangsa Indonesia berbasis kepada
pertanian sehingga terbentuk masyarakat yang adil dan makmur bagi petani dan seluruh
rakyat Indonesia.

Adapun Misi SPPQT yaitu mewujudkan masyarakat tani yang tangguh yang mampu
mengelola dan mengontrol segala sumber daya yang tersedia beserta seluruh potensinya
sesuai denga nprinsip-prinsip keadilan dan kelestarian lingkungan serta keadilan relasi
laki-laki dan perempuan

Kini Anggota SPPQT sudah bertambah menjadi 55 Paguyuban Petani dan 44 Calon
Paguyuban Petani. Anggota SPPQT tersebar di Kota Salatiga, Kab Semarang,
Kab.Magelang,

Temanggung,


Wonosobo,

Kendal,

Batang,

Grobogan,

Boyolali,danSragen.

2. Apa yang medasariterbentuknyaSPPQT ?
--Pada tahun 1996 mulailah irembrio organisasi SPPQT, pemicunya saat itu tanah yang
rusak di sekitaran DesaKalibening. Dimana petani mulai kesulitan menggarap tanah, lalu
mereka mlihat salah satu penyebabnya karena penggunaan pupuk kimia yang tinggi.
Persoalan lainnya, harga ketika panen selalu pada posisi anjlok, tidak sesuai harapan
petani. Adapun persoalan pokoknya benih dan pupuk, dimana program revolusi hijau
dengan benih hibrida ketika dipraktikan di lapangan pertama kali bagus, namun ketika
digunakan kembali tidak bagus lagi.


Sebelum ada serikat, namanya Paguyuban Berkah Alam. Program utamanya saatitu,
pertanian organik yang terintegrasi, mulai dari benih dibuat petani, pupuk di produksi
dari kandang ternak, dan membangun jaringan pemasaranya yang tidak konvensional.
Barulah pada 10 Agustus 1999 didirikan SPPQT. Ketikaitu, semua petani dihadapkan
dengan benih pabrikan melalui instrument kebijakan Negara termasuk pupuknya, maka
tidak bisa kekuatan kecil yang melawannya, sehingga perlu yang lebih besar dengan
gagasan serikat. Ketika itu SPPQT dibentuk 13 CPO / organisasi tani dari Salatiga,
Magelang dan Semarang.

3. Apa tujuan dibentuknya SPPQT ?
Kami punya program pokokorganiasi, Pertama, pendidikan dan pengorganisasian petani.
Ini menempati paling ataskarena kami melihat situasi saat ini, yang dirasakan petani akar
masalah nyabukan di petani, ini karena ketidakberpihakan Negara pada petani. Selain itus
istem kapitalisme baru, sehingga petani harus disadarkan, tahu posisi dan kepentinganya.
Untuk pengorganisasian, kami focusnya pada pembangunan kekuatan petaninya, tidak
bisa jika tidak dibangun strukur organisasi dari mulai sub desa, desa, kabupaten, kawasan
seperti Merbabu, propinsi dan nasional. Adapun basis utamanya petani. Saya sendiri
masuk kategori aktivis petani, bukan petani langsung. Namun, di SPPQT memberikan
ruang untuk aktivis petani bergabung.


Program kedua, akses dan control tanah ( land reform ). Kami berkeyakinan petani masih
mengalami ketimpangan agraria. Dominasi tanah hanya dikuasi institusi atau orang yang
kaya, sedangkan petani dan buruh petani lahannya teratas. Penyebabnya karena UUPA
tidak dijalankan, sehingga program land reform tidak berjalan. Hingga saat ini program
land reform yang masuk Nawa cita - pun ketika kami Tanya kan Presiden subjeknya
belum jelas.

Bagi kami subjek land reform adalah petani penggarap seperti amanat undang-undang
bukan korporasi. Selama Negara tidak meletakan pembangun anagraria menjadi bagian
terintegrasi pembangunan pertanian maka Indonesia masih pada posisi sulit menggapai
kedaulatan pangan.

Ketiga, program pertanian terintegrasi yang berkelanjutan. Esensi dari pertanian organic
segala hal yang menjadi kaitan dengan dukungan sumber produksi, dia harus di produksi
petani dan entitasnya.Tidak disediakan atau bergantung pada pihak lain, seperti Mosanto
contohnya. Praktinya, kami membuat Biogas Digester untuk membuat pupuk kandang,
benih kami buat sendiri dari unggul lokal, pengelolaan hama penyakitnya juga tanpa zat
kimia, termasuk teknologi tepat gunanya disesuaikan dengan konteks osiologinya petani.

4. Apa yang dimaksud dengan jamaah produksi ?

Jamaah Produksi adalah kelompok usahap roduksi, yang dapat berbadan hokum koperasi
yang berbasis di RT (RukunTetangga), yang harusmelibatkan semua keluarga miskin,
dan yang mewakili keluarga, diprioritaskan pemuda dan perempuan di RT setempat ( satu
RT satu jamaah produksi ).

Apabila gerakan tersebut dapat diperluas atau diterapkan pada seluruh desa yang
memiliki kesamaan tipologi, atau dia diopsi dengan beberapa penyesuaian pada desa-desa
dengan tipologi yang berbeda, maka kami meyakini gerakan ini dapat menghapuskan
kemiskinan di Indonesia.Sebab, dengan gerakan ini rakyat miskin dapat memberdayakan
dirinya dengan cara melakukan produksi berbasis sumber daya yang dimiliki desanya,
bukan program-program yang karitatif sifatnya. Sementara itu, pendekatan kewilayahan
RT diyakini akan dapat menyasar dengan tepat dan menjangkau seluruh warga miskin,
karena warga miskin seluruh kabupaten / kota pada dasarnya terbagi habis dalam
kewilayahan RT.

5. Bagaimana penerapan jamaah produksi di SPPQT?
Jamaah produksi diterapkan sebagai tujuan utama pemberdayaan petani di desa. Hal ini
penting untuk meningkatkan pengetahuan pertanian modern bagi para petani desa yang
selalu berhubungan dengan masalah produksi dan distribusi. Keberadaan jamaah
produksi ini sebagai wadah


peningkatan kemampuan petani sehingga mampu

menghadapi persaingan dunia pertanian modern.

6. Bagaimana hubungan antara penyuluh pertanian jamaah produksi dengan para petani
binaan?
Hubungan keluarga besar SPPQT sangat kental dengan nuansa kekeluargaan.
Komunikasi yang dibangun adalah komunikasi non formal dan bersifat dua arah. Artinya
tidak ada garis komando dari atasan kebawahan. Semuanya mencair karena sifatnya
kekeluargaan.
7. Apa saja hambatannya ?
Hambatan utama adalah pengetahuan para petani di tingkat bawah yang masih terbatas.
8. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut ?
Hambatan tersebut bisa diatasi dengan memberikan pemahaman dan pelatihan mengenai
keterbukaan informasi. Kami menyediakan jaringan internet sehingga para petani dapat
belajar bagaimana mengakses informasi yang serbaterbuka seperti saat sekarang ini.

Hasil observasi
Hasil pengamatan yang penulis temukan pada adalah komunikasi antara kader

jamaah produksi dengan petani, SPPQT mengedepankan prinsip diskusi. Dalam
prosesnya para petani kemudian diberi pemahaman bagaimana konsep pertanian modern
diperkenalkan dan dijalankan sehingga tercipta para petani yang mandiri dalam hal
produksi hingga distribusi.
Bachrudin salah satu pendiri SPPQT paham bagaimana saat ini dunia menjadi
semacam sebuah desa dimana era tekhnologi informasi yang begitu mudah diakses
menjadikan masyarakat tahu akan pentingnya media. Kemudian Bachrudin beserta
sejumlah kader mencoba untuk menggagas bagaiamana membangun jamaah produksi
dengan memperkenalkan komunikasi modern kepada para petani tradisional. Dalam
beberapakali kesempatan, Bahrudin di depan para petani di wilayah Desa Kalibening
Salatiga, mengupayakan untuk para petani di wilayah tersebut sadar akan pentingnya
komunikasi dan menggunakan media komunikasi untuk berserikat dan berkumpul.
Maka kemudian dimulailah membuat semacam pertemuan-pertemuan yang
melibatkan para kader dengan para petani itu sendiri. Bachrudin mulai memperkenalkan
konsep focus group discussion (FGD) yang merupakan salah satu dasar untuk memulai
menyamakan persepsi antara petani dengan kader SPPQT. Dalam konteks komunikasi,
FGD merupakan sebuah metode yang bisa dikategorikan sebagai penerapan komunikasi
kelompok.FGD, bagi Bahchrudin, dianggap sebagai media yang efektif untuk mengetahui
bagaimana para petani menjalani kehidupan berbasis pertanian selama ini. Di dalam FGD
juga nantinya akan bisa terlihat bagaimana antusiasme para petani dalam menyambut satu

wacana baru yang diperkenalkan yaitu konsep-konsep pertanian modern.
Komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan komunikasi informal yang berarti
mereka bebas saling mengemukakan pendapat satu sama lain tanpa ada batasan yang
bertujuan untuk memajukan desa.