PERGUB Nomor 16 Tahun 2015

I
PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR
NOMOR 16 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIJAWA TIMUR

t

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

SEKRETARIAT DAERAH
Jl. Pahlawan 110 Telepon 3524001 - 3524011
SUR ABA Y A 60 174
Surabaya,
Nom or

188/

t9f(


/01 3/2015

Maret 20 15

Kepada
Yth. Sdr.

S if at

A
Kepala

Dinas

Energi

Lampi ran

1 (satu) Eksemplar


Sumber

Peri hal

Penyampaian Peraturan

Provinsi Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur

di

Nomor 16 Tahun 2015

Daya

Dan

Mineral


SURABAYA

Bersama ini disampaikan Peraturan Gubernur Jawa Timu r Nomor 16
Tahun 2015 tanggal

12 Maret 2015 Tentang Pedoman Pemberian lzin

Bidang Energi Dan Sumber Daya Mineral Di Jawa Timur, selanjutnya agar
segera diperbanyak dan disampaikan kepada lnstansi terkait .

Demikian untuk menjadikan maklum dan pelaksanaannya.

a.n. GUBERNUR JAWA TI MU R
Asisten Pemerintahan
ub.
iro Hukum

U BAGIJO S.H . M .H.
i a Tingkat I

NIP. 19640319198903 1 00 1

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIM UR
NOMOR 16 TAHUN 2015
TENTANG



-

PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DI JAWA TIMUR

A

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR,
Menimbang


a. Bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Ta hun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Timur diberikan tambahan kewenangan d ibida ng
energi d a n sumber daya mineral untu k menerbitkan pe rizi nan
dan / a tau rekomendasi perizinan p ertambangan , air tanah ,
energi baru terbarukan dan ketenaga listrikan ;
b . Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Pe raturan Gubernur te ntang
Pedoman Pemberian Izin Bidang Ene rgi Dan Sumbe r Daya
Mineral Di Jawa Timur;

Mengingat

·<

1. Unda ng-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentuka n

Provinsi Jawa Timur (Himpunan Peraturan-Peratura n Nega ra
Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpuna n PeraturanPeraturan Negara Tahun 1950);
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo r 4746);
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor
4. Undang-Undang

TYUIセ@

Nomor

30

Tahun

2009


ten tang

Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5052);
5. Undang-Undang

- 2 -

J.

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tamba h an Lembara n Nega ra
Republik Indonesia Nomor 5059);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5589) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013

tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
8 . Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);
9 . Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5110);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5282);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Ta hun 2010 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan
Usaha Pertambangan Mineral dan Ba tubara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142);
12. Peraturan

-3-

1

I
I


12. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 20 10 tentang Rekla masi
dan Pascatambang (Lembaran Negar a Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lemba ran Negara Republik
Indonesia Nomor 5172);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 28, Tamba han Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5281) ;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 ten ta ng Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5285);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tenta n g Usah a
Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 141, Tamba h an Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5326);
16. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyedia a n ,
Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Na ba t i (Biofuel)
Sebagai Bahan Bakar Lain sebagaima n a telah diubah den gan

Peraturan Menteri Energi da n Sumber Daya Mineral Nom or 25
Tahun 2013 ten tang Perubahan Atas Peraturan Men teri Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Ta hun 2008 tenta n g
Penyediaan, Pemanfa a tan dan Tata Nia ga Bah an Baka r Nabati
(Biofuel) Sebagai Bahan Baka r Lain;
17. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28
Tahun
2009
tentang
Penyelenggaraan
Usaha
Jasa
Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana telah d iubah
dengan Peraturan Menteri Energi d an Sumber Daya Min eral
Nomor 24 Tahun 201 2 tentang Peru bahan Ata s Peratu ran
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Ta hun
2009 tentang Penyelenggaraan Usaha J a sa Perta mba ngan
Mineral Dan Batubara;
18. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera l Nomor 2 9
Tahun 2012 tentang Kapasitas Pemba ngkit Tenaga Lis trik
untuk Kepentingan sendiri yang dilaksana kan berdasarkan Izin
Operasi;
19. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2
Tahun 2013 tentang Pengawasan Terh adap Penyele n ggara an
Pengelolaan Usaha Pertambangan Yan g Dilaksanakan Oleh
Pemerintah Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
21 . Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 3 2
Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemberian Izin Khusus Di
Bidang Pertambangan Miner al Dan Batubar a;
22. Peratura n

j

-4-

"

22 . Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 35
Tahun
2013
tentang
Tata
cara
Perizina n
Usah a
Ketenagalistrikan;
23. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 36
Tahun 2013 ten tang Tata cara Permohonan Izin Pema nfaatan
Jaringan Tenaga Listrik Untuk kepentingan Telekomunikasi,
Multimedia, dan informatika;
24. Keputusan Presiden Nomer 26 Tahun 201 1 ten tang Penetapan
Cekungan Air Tanah;
25. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1204K/30/30/MEM/2014
tentang
Penetapan
Wilayah
Pertambangan Pulau Jawa dan Bali;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa
Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008
Nomor 2 Seri D);
27. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2011
tentang Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Timur Tahun 2011 Nomor 7 Seri D, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7) ;
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Air Tanah di Jawa Timur (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 Nomor 10 Seri D,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10);
29 . Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 77 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Perizinan Terpadu
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 8 Tahun 2015 ten tang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 77 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN
BIDANG ESDM DI JAWA TIMUR.
BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
dalam peyelenggaraan perizinan dibidang Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) secara utuh dan komprehensif baik mengenai
permohonan izin maupun penerbitan izinnya dengan m ekanisme
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 2

セM







-5Pasal2
Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk memberikan kemudahan
dalam pelaksanaan pemberian izin dibidang ESDM agar dapat
terlaksana dengan lancar, terencana, dan terpadu sesuai dengan
kaidah teknis bidang ESDM di Provinsi Jawa Timur.
BABIII
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Pedoman Pemberian Izin Bidang ESDM meliputi
pedoman mengenai persyaratan permohonan izin, Pengajuan
permohonan 12m, pemeriksaan kelengkapan dokumenjberkas
perizinan, pemeriksaan kelengkapan substansi, evaluasi substansi,
dan penerbitan izin.
BABIV
JENIS IZIN
Pasal 4
( 1) Izin Bidang ESDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
meliputi izin terhadap jenis usaha yang meliputi Sub Urusan :
a. Mineral dan Batu Bara;
b. Geologi/ Air Tanah;
c . Ketenagalistrikan; dan
d. Energi Baru Terbarukan .
(2) Izin pada sub urusan Mineral dan Batubara sebagaimana
dimaksud pada ayat (l)huruf a, terdiri dari:
a. Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP);
b. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi;
c. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Baru;
d. Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi;
e. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Khusus
Pengangkutan dan Penjualan;
f. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Khusus
Pengolahan dan Pemurnian;
g. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi untuk
Penjualan;
h. Izin

-6h. Izin Sementara
Penjualan;

untuk

Melakukan

Pengangkutan

d an

Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) ;
J. Surat Keterangan Terdaftar (SKT) ;
k. Izin Gudang Bahan Peledak (Baru dan Perpanjangan);
1. Kartu Izin Meledakkan (KIM);
m. Rekomendasi Pembelian dan Penggunaan Bahan Peledak;
n. Izin Pertambangan Rakyat (IPR); da n
o . Persetujuan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua.
(3) Izin pada Sub Urusan Geologi/ Air Tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, terdiri dari:
a. Izin Pengeboran Air Tanah;
b. Izin Pengambilan Air Tanah;
c. Izin Perpanjangan Pengambilan Air Tanah;
d. Izin Peningkatan Debit Pengambilan Air Tanah; dan
e. Izin Perubahan Nama, dan Jenis PengusahaanjPemakaian
Air Tanah.
1.

(4) Izin pada Sub Urusan Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, terdiri dari:
a . Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) untuk
kepentingan umum, terdiri dari :
1. Izin

U saha

Penyediaan

Tenaga

Listrik

dan

IUPTL

Semen tara;
2. Izin Penyewaan Jaringan kepada Penyedia Tenaga Listrik
dalam Provinsi.
b . Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan
sendiri (Izin Operasi)
c . Izin Pemanfaatan Jaringan yaitu Izin Pemanfaatan Jaringan
Untuk Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika (IPJ
Telematika)
d. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik, meliputi:
1. Izin

Usaha Jasa

Penunjang Tenaga

Listrik

untuk

Konsultansi dalam Bidang Instalasi Penyediaan Tenaga
Listrik;
2 . Izin

Usaha Jasa

Penunjang

Tenaga

Listrik

untuk

Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Penyediaan
Tenaga Listrik;
3 . Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Tenaga Listrik;
4 . Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik;
5. Izin

- 7-

,



i

5. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik;
6. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Penelitian dan Pengembangan;
7 . Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
Pendidikan dan Pelatihan;
8. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaa t tenaga
listrik;
9. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk
sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
10. Izin Usaha Jasa .Penunjang Tenaga Listrik untuk
sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan;
dan
11. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik untuk usaha
jasa lain yang secara langsung berkaitan dengan
penyediaan tenaga listrik.
(5) Izin pada Sub Urusan Energi Baru Terbarukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri dari:
a. Izin Pemanfaatan Langsung Panas Bumi Lintas Daerah
Kabupaten/Kota Dalam Satu Daerah Provinsi;
b. Izin Kegiatan Usaha Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
Sebagai Bahan Bakar Lain dengan kapasitas penyediaan
sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) ton per tahun.
BABIV
PERIZINAN
Bagian Kesatu
Mekanisme Perizinan
Pasal6
(1) Permohonan izin dapat diajukan oleh Badan Usaha, Koperasi atau
perorangan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan
surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Badan Penanaman
Modal Provinsi Jawa Timur selaku Administrator UPT P2T.
(3) Surat permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilampiri dengan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan dan
diajukan sesuai mekanisme yang telah ditentukan.
(41 Berdasarkan

-8(4) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
apabila semua mekanisme permohonan dan persyaratan telah
dipenuhi, maka dilakukan proses penerbitan Izin dan/ atau
penerbitan rekomendasi.
Pasal 7
(1) Mekanisme permohonan izin dan

kelengkapan dokumen yang
dipersyaratkan izin, penerbitan izin/ rekomendasi, jangka waktu
penerbitan izin/ rekomendasi dan berlakunya masing-masing izin
serta tata cara perpanjangan izin diatur secara lebih terperinci
dalam Standar Pelayanan Perizinan Bidang Energi dan Sumber
Daya Mineral sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.
(2) Beberapa kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan dalam
permohonan izin, dokumen perizinan dan rekomendasi teknis serta
dokumen terkait lainnya menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II.
Bagian Kedua
Perubahan Izin
Pasal8
Perubahan izin harus dilakukan apabila dalam pelaksanaan usaha
terjadi perubahan terhadap:
a. Peruntukkan j penggunaan ESDM;
b . Kapasitas penggunaan ESDM;
c. Jenis Usaha;
d. Nama Badan Usaha; dan jatau
e. Wilayah Usaha.
Bagian Ketiga
Berakhirnya Izin
Pasa19
Izin bidang ESDM berakhir karena:
a. Habis masa berlakunya dan tidak diajukan perpanjangan;
b. Dikembalikan oleh Pemegang izin; dan/ a tau
c. Dicabut oleh pemberi izin.
BABV

-9BABV
KETENTUAN PERALIHAN

jPasal 10
(1) Bagi pemegang Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD) yang belum
disesuaikan menjadi IUP harus mengajukan penyesuaian ke UPT
P2T dengan jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
berlakunya Peraturan Gubernur ini.
(2) Permohonan penyesuaian SIPD ke IUP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilengkapi dengan persyaratan sebagaimana persyaratan
Perpanjangan IUP Operasi Produksi.
(3) Penyesuaian dari SIPD menjad IUP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak merubah masa berlakunya izin yang telah diberikan.
Pasal 11
Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diterbitkan oleh
Bupati/Walikota setelah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sampa1 dengan
diterbitkannya Peraturan Gubernur ini harus mengajukan permohonan
penyesuaian dengan melengkapi semua persyaratan pengajuan IUP.
Pasal 12
Terhadap Izin Pengambilan Air Tanah (SIPA) yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota tapi dalam proses penerbitannya tidak
mengajukan rekomendasi teknis kepada Dinas/Badan Geologi, pada
saat pengajuan permohonan perpanJangan harus m elengkapi
persyaratan sebagaimana pengajuan izin SIPA Baru.
Pasal 13
Semua perizinan pada Sub Urusan Ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) yang telah diterbitkan sebelum
ditetapkannya Peraturan Gubernur ini tetap berlaku sampai masa
berlakunya habis.
Pasal 14
(1) Semua perizinan bidang ESDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal

4 ayat (1) yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah tetap
berlaku sampai habis waktu berlakunya.
(2) Semua

I

- 10 -

I
(2) Semua Perizinan bidang ESDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1) huruf b sampai dengan huruf d yang dikeluarkan oleh

I

BupatijWalikota setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 sampai dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur
ini tetap berlaku sampai habis waktu berlakunya.

I

(3) Permohonan Izin yang telah diajukan ke Kabupaten/Kota sebelum

I

ditetapka nnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ten tang
Pemerintahan Daerah dan belum dikeluarkan izinnya harus
mengajukan permohona n izin baru kepada UPT P2T.
(4) Pemegang Izin yang masa berlakunya h a b is sejak diberlakukannya
Undang- Unda ng Nomor 23 Tahun 2014 ten tang Pemerintahan
Daerah dapat mengajukan permohonan perpanjangan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20

I
I
I
I

I
I

I
I
I
I

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Jawa Timur.
rabaya
12 Maret 2015

r . H. SOEKARWO

I
I

I
I

I
I

I
I

Diundangkan di Surabaya

pada tanggal 12 Maret 2015
an. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
I •

l

1

GIJO SH. MH

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 NOMOR 16 SERI E .

LAMPl RAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR
NOMOR
: 16 TAHUN 2015
TANGGAL : 12 MARET 2015

STANDAR PELAYANAN PERIZINAN
BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

A. DASAR HUKUM



1.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3076);

2.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4746);

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 4,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
4.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);

5.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

6.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5589) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 2 Tahun

2015 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
7.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4859);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan

Mineral

dan

Batubara

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5282);
11. Peraturan

Pemerintah

Nomor

55 Tahun

2010

tentang

Pembinaan

dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142);
12. Peraturan

Pemerintah

Nomor

78

Tahun

2010

tentang

Reklamasi

dan

Pascatambang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5281);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang
Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 141,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5326);
16. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air
Tanah;
17. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Day a Mineral Republik Indonesia Nom or 32
Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar
Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan
Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain;
18. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya