PENERIMAAN DIRI REMAJA HAMIL PRA NIKAH : Studi Kasus pada 2 Remaja Hamil Pra Nikah Di Kota Bandung.

(1)

394/Skripsi/PSI-FIP/UPI.01.2014

PENERIMAAN DIRI REMAJA HAMIL PRA NIKAH

(Studi Kasus Pada 2 Remaja yang Hamil Pra Nikah Di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Jelia Karlina Rachmawati 0906283

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENERIMAAN DIRI REMAJA HAMIL PRA NIKAH (Studi Kasus Pada 2 Remaja yang Hamil Pra Nikah Di Kota Bandung)

Oleh:

Jelia Karlina Rachmawati 0906283

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Jelia Karlina Rachmawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya


(3)

(4)

ABSTRAK

Jelia Karlina Rachmawati (0906283).Penerimaan Diri Remaja Hamil Pra Nikah (Studi Kasus pada 2 Remaja Hamil Pra Nikah Di Kota Bandung). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan diri remaja hamil pra nikah, faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri remaja hamil pra nikah, dan dampak penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah. penerimaan diri adalah perasaan mencintai, menghargai, menghormati, memotivasi, mengenali diri sendiri, memiliki pandangan hidup yang realistik dan positif pada keadaan yang menimpa dirinya serta menyadari segala kemampuan yang dimilikinya dan dapat memanfaatkanya semaksimal mungkin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek dalam penelitian ini diambil secara purposive, yaitu dua orang yang pernah mengalami hamil pra nikah pada usia remaja di kota Bandung. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam, serta divalidasi dengan teknik triangulasi dan member check. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Subjek DN masih malu, tidak percaya diri dan belum menerima diri mengenai kondisi dirinya saat ini, sedangkan pada subjek NA pada awalnya ia sulit untuk menerima diri, namun ia berusaha untuk mengevaluasi diri sehingga ia mampu mencapai penerimaan diri, tetapi dalam kondisi tertentu NA menolak dirinya. Saran dari hasil penelitian ini, bahwa remaja hamil pra nikah hendaknya mengenali diri serta memahami kondisinya dan menemukan sendiri pemecahan masalah atas kondisi yang dialaminya atau masalah psikologis yang ditimbulkan, sehingga kondisi tersebut tidak akan mengganggunya dalam mengembangkan aspek-aspek positif lain dalam dirinya. Kata kunci: remaja, penerimaan diri, hamil pra nikah


(5)

ABSTRACT

Jelia Karlina Rachmawati (0906283). Self Acceptance of Premarital Pregnancies Experienced By Adolescents (A Case Study on Two Adolescence Who Experienced In Premarital Pregnancies In Bandung). A Paper. Psychology Department, Faculty of Science Education Indonesia University of Education, Bandung (2014).

This research was aimd for to find self acceptance for adolescence who experienced in premarital pregnancies, factors that influence self acceptance for adolescence who experienced in premarital pregnancies, and the impact of self acceptance to adolescence who experienced in premarital pregnancies. Self acceptance is loving, respecting, motivating, knowing own self, having realistic vision, positive thinking of their problem, knowing and using their ability. This research was design by qualitative with case study method. Subject were selected bu puposive, who were adolescence who experienced in premarital pregnancies in Bandung City. Data were colected by depth in interview, and were validated by triangulation and member check. Result the research, showing that subject DN still ashamed, doesn’t have confidence and self acceptance yet, beside that subject NA at the first she had difficulty to accept her self, but she keep trying to evaluated her self and then she can accept her self, but sometimes in some situation she denial her self. The suggestion of this research is that for adolescence who experienced in premarital pregnancies can knowing their condition and find problem solving by their self until that condition not disturb their self to develop another positive aspects.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGUJI

PERNYATAAN KATA MUTIARA

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Diri ... 12

1. Definisi Penerimaan Diri ... 12

2. Ciri Penerimaan Diri ... 13

3. Tahap Penerimaan Diri ... 15

4. Aspek Penerimaan Diri ... 18

5. Faktor-faktor Penerimaan Diri ... 22

6.Dampak Penerimaan Diri. ... 25

7. Cara Menerima Diri ... 27

B. Remaja ... 27

1. Definisi Remaja dan Masa Remaja ... 27

2. Ciri-ciri Masa Remaja ... 29


(7)

4. Hambatan-Hambatan Dalam Perkembangan Remaja ... 31

C. Kehamilan Pra Nikah ... 33

1. Definisi Kehamilan Pra Nikah ... 33

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Remaja Hamil Pra Nikah ... 33

3. Dampak Remaja Hamil Pra Nikah ... 35

4. Kehamilan Pra Nikah Menurut Sudut Pandang Agama... 36

D. Penelitian Mengenai Penerimaan Diri dan Remaja Hamil Pra Nikah ... 37

1. Penelitian Mengenai Penerimaan Diri ... 37

2. Penelitian Mengenai Remaja Hamil Pra Nikah ... 38

E. Kerangka Pemikiran ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 44

B. Definisi Operasional ... 44

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 45

D. Instrumen Penelitian ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Teknik Analisis Data ... 47

G. Teknik Analisis Keabsahan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek DN... 51

1. Profil Subjek DN ... 51

2. Hasil Penelitian ... 54

3. Pembahasan ... 72

B. Hasil Penelitian ... 84

1. Profil Subjek DN ... 84

2. Hasil Penelitian ... 87

3. Pembahasan ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 130

B. Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 138


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007:20).

WHO Meeting on Pregnancy and Abortion in Adolesence pada tahun 1974 mendefinisikan remaja sebagai kurun dimana seseorang berangsur-angsur mempertunjukkan ciri-ciri seks sekunder sampai mencapai kematangan seks; jiwanya berkembang dari anak menjadi dewasa; dan keadaansosio-ekonominya beralih dari ketergantungan menjadi relatif bebas (dalam Sarwono, 1981:90).

Menurut Desmita (2005:222), salah satu fenomena kehidupan remaja yang sangat menonjol adalah terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Santrok juga menjelaskan (dalam Desmita, 2005:222) terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja. Dorongan-dorongan seksual remaja ini sangat tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari dorongan seksual orang dewasa. Sebagai anak muda yang belum memiliki pengalaman tentang seksual, tidak jarang dorongan-dorongan seksual ini menimbulkan ketegangan fisik dan psikis.

Untuk melepaskan diri dari ketegangan seksual tersebut, remaja mencoba mengespresikan dorongan seksualnya dalam berbagai bentuk tingkah laku seksual, mulai dari melakukan aktivitas berpacaran (dating), berkencan, bercumbu sampai dengan melakukan kontak seksual (Desmita, 2005:223). Dari sekian banyak bentuk tingkah laku seksual yang diekspresikan remaja, melakukan kontak seksual merupakan perilaku yang banyak mengadung


(9)

2

resiko seperti penyakit menular, AIDS dan kehamilan remaja. Namun ironisnya fakta tersebut tidak berpengaruh banyak karena tetap saja banyak terjadi perilaku seksual di kalangan remaja. Seperti yang diungkapkan KPAI ( Komisi Perlindungan Anak Indonesia) hasil survey pada tahun 2012 bahwa sebanyak 32 % remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota-kota besar di Indonesia pernah berhubungan seks.

Masalah-masalah seksual remaja dapat meliputi kehamilan remaja, infeksi yang ditularkan secara seksual, perilaku kekerasan seksual, dan pelecehan seksual. Salah satu masalah-masalah seksual tersebut yang semakin banyak terjadi di Indonesia adalah kehamilan remaja.

Berdasarkan penelitian dari Australian National University (ANU) dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) tahun 2010/2011 di Jakarta, Tangerang dan Bekasi (Jatabek), dengan jumlah sampel 3006 responden (usia 17-24 tahun), menunjukkan 20.9 persen remaja mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Dan 38,7 persen remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatatat bahwa angka kehamilan anak diluar nikah mengalami peningkatan, untuk tahun 2012 pihaknya mencatatat 4,8 persen kehamilan terjadi pada anak usia 10 hingga 11 tahun. Sedangkan pada usia produktif usia 15 hingga 19 sebanyak 48,1 persen terutama pada usia 17 tahun.

Sebagian besar remaja melakukan hubungan seksual selain faktor dari dorongan seksual yang tinggi pada usia remaja ialah emosi yang belum stabil didukung dengan mudahnya mendapatkan akses pornografi, membuat banyak remaja di kota besar yang sudah melakukan hubungan seksual. Namun hal tersebut dapat berdampak sangat merugikan bagi remaja putri yaitu kehamilan yang tidak diinginkan.

Akibat dari kehamilan remaja ini akan menimbulkan beberapa konflik pada diri remaja. Menurut Sumapradja (1981:145), kehamilan remaja umumnya merupakan malapetaka yang menghancurkan kekuatan, kegesitan,


(10)

3

kecerdasan, dan cita-cita remaja yang bersangkutan. Remaja hamil dihadapkan kepada resiko tinggi, baik dari sudut kedokteran, maupun dari sudut kemasyarakatan. Ilmu kedokteran menganggap kehamilan remaja sebagai kehamilan resiko tinggi. Berdasarkan hasil penelitian apabila wanita hamil di bawah usia 20 tahun itu resiko kematiannya 2-4 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan wanita yang hamil diatas 20 tahun. Apabila remaja memutuskan untuk meneruskan kehamilannya, biasanya berujung putus sekolah, dan tidak mungkin masuk sekolah lagi setelah melahirkan. Apabila mereka memutuskan untuk menikah karena keputusan untuk meneruskan kehamilan tersebut, perkawinannya lebih banyak berujung pada perceraian. Apabila remaja hamil memutuskan untuk mengurus anaknya sendiri, sering kali mereka akan dihadapkan kepada malapetaka yang terus menerus seperti putus sekolah, tidak dapat melanjutkan sekolah, dan ketergantungan kepada orang lain. Seperti yang terjadi pada seorang siswi SMP berusia 14 tahun warga Petemon, Surabaya pada April 2012. Siswi tersebut terpaksa tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) karena hamil 7 bulan.

Masa remaja menurut para ahli sering dikatakan masa yang rentan atau juga dikatakan usia abu-abu. Penyebab hal tersebut adalah peran remaja yang membingungkan dikarenakan remaja bukan anak-anak namun juga belum bisa dikatakan dewasa. Menurut Hurlock (1980:207), sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan perubahan dan menuntut kebebasan tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan diri mereka sendiri untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut. Ketakutan remaja dalam bertanggung jawab tersebut, mengakibatkan remaja hamil pra nikah bahkan berani melakukan hal-hal seperti aborsi.

Berdasarkan data Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) ditemukan fakta sebanyak 21,2 % remaja yang menjadi sampel mengaku pernah melakukan aborsi akibat mengalami kehamilan pranikah. Pelaku aborsi itu merupakan presentase dari 14.726 anak yang duduk di SMP dan SMA. Selain aborsi dan putus sekolah, akibat lain dari kehamilan remaja adalah bunuh diri.


(11)

4

Seperti yang terjadi di Sekadau, Kalimantan seorang siswi SMA gantung diri dikarenakan tidak kuat menahan rasa malu dikarenakan hamil. Kehamilan remaja ini dapat menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada diri sendiri ataupun orang terdekat seperti keluarga, ditambah lagi dengan sangsi sosial berupa penolakan keberadaan kehamilan remaja sebelum menikah. Penolakan tersebut dapat mengakibatan trauma-trauma dan konflik-konflik psikologis yang dialami remaja.

Ketidaksiapan remaja dalam menghadapi masalah yang dialaminya akibat dari tingkah laku yang tidak dapat ia kendalikan dapat memberikan dampak-dampak seperti diatas. Menurut Hurlock (1980:238), remaja yang mengetahui bahwa sikap dan perilakunya dianggap “tidak matang‟ oleh kelompok sosial dan menyadari bahwa orang lain memandangnya tidak mampu menjalankan peran dewasa yang baik, akan mengembangkan rasa rendah diri. Maka terdapat kesenjangan antara apa yang diinginkan dan apa pandangannya tentang dirinya sendiri, seperti tercermin dalam dugaan mengenai pandangan orang lain tentang diri mereka. Apabila kesenjangan ini lebar, maka ia cenderung menganggap dirinya sendiri tidak berharga, merenung atau bahkan mencoba bunuh diri.

Kehamilan adalah masa transisi yang paling dramatis. Saat pertama hamil merupakan perubahan status dari seorang perempuan menjadi seorang ibu. Beberapa ahli mengatakan bahwa kehamilan adalah kondisi krisis yang dialami oleh perempuan tidak hanya gangguan psikologi namun juga adanya perubahan „sensi‟ dan „identitas‟ pada diri perempuan, (Paul 2004:254). Dan masa remaja menurut Erickson, merupakan tahap identity versus identity confusion. Pada tahap ini remaja mulai merasakan suatu perasaan tentang identitas diri sendiri, perasaan bahwa ia adalah individu yang unik yang siap memasuki suatu peran yang berarti di tengah masyarakat, baik peran yang bersifat menyesuaikan diri maupun yang bersifat memperbaiki diri. Ketidakmampuan remaja dalam menyesuaikan diri dikarenakan tidak puas pada dirinya sendiri akan menimbulkan sikap penolakan diri (Hurlock, 1980:239).


(12)

5

Untuk itu diperlukan sikap pernerimaan diri bagi remaja agar dapat mengatasi permasalahan yang dialami serta mengembangkan aspek-aspek positif lain dalam hidupnya. Karakterisitik utama remaja yang menerima dirinya adalah spontanitas dan tanggung jawab pada self-nya. Mereka menerima kualitas kemanusiaannya tanpa menyalahkan diri sendiri untuk kondisi-kondisi yang berada diluar kontrolnya (Allport, dalam Hjelle dan Ziegler, 1981:389). Mereka bebas dari kesalahan manusiawi dan tidak memandang dirinya sebagai seseorang yang harus marah atau takut atau menghidar dari konflik keinginan. Mereka merasa memiliki hak untuk mempunyai ide, aspirasi dan keinginan sendiri. Mereka tidak menggerutu tentang kepuasan hidup.

Melalui pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri pada remaja merupakan pemahaman akan keadaan diri termasuk setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupnya tanpa menimbulkan konflik internal yang dapat mempengaruhi kesehatan psikologis remaja, sehingga akan mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Self acceptance atau penerimaan diri adalah suatu tingkat dimana individu yang telah mempertimbangkan ciri-ciri personalnya, dapat dan mampu hidup dengannya (Hurlock, 1979:434). Individu yang menerima dirinya akan menyadari segala kemampuan yang dimilikinya dan dapat memanfaatkanya semaksimal mungkin, serta menyadari segala kekurangannya tanpa menyalahkan dirinya sendiri akan keterbatasan yang dimilikinya.

Jika dikaitkan dengan remaja hamil pra nikah, maka remaja hamil pra nikah pun dapat memiliki konsep diri yang stabil jika dapat menerima kondisi diri secara objektif. Hal ini diperlukan karena menurut Hurlock (1980:210), dalam tahap remaja terdapat tugas perkembangan yang penting yaitu persiapan tentang tugas-tugas dan tanggung jawab kehidupan keluarga. Kurangnya persiapan ini merupakan salah satu penyebab dari “masalah yang tidak terselesaikan” yang oleh remaja akan dibawa ke dalam masa dewasa. Apabila remaja hamil pra nikah memutuskan untuk membesarkan anaknya, remaja tersebut akan memiliki keluarga dan tanggung jawab baru. Maka remaja


(13)

6

tersebut harus memiliki konsep diri yang stabil dan penerimaan diri terhadap situasi yang dimilikinya sehingga dapat mengampu tugas-tugas dan tanggung jawab kehidupan keluarga selanjutnya.

Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai “Penerimaan Diri Remaja Hamil Pra Nikah”.

B Fokus Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang sebelumnya, penelitian ini berfokus pada penerimaan diri remaja hamil pra nikah. Penerimaan diri remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman akan keadaan diri termasuk setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupnnya tanpa menimbulkan konflik internal yang dapat mempengaruhi kesehatan psikologis remaja, sehingga akan mampu beradaptasi dengan lingkungan. Penerimaan diri ini akan digambarkan melalui aspek-aspek penerimaan diri menurut Jersild (1978:372-384) yaitu (1) persepsi mengenai diri dan sikap terhadap penampilan, (2) sikap terhadap kelemahan dan kekutan diri sendiri dan orang lain, (3) perasaan inferiotitas sebagai gejala penolakan diri, (4) respon atas penolakan dan kritikan, (5) keseimbangan antara “real self” dan “ideal self”, (6) penerimaan diri dan penerimaan orang lain, (7) penerimaan diri, menuruti kehendak, dan menonjolkan diri, (8) penerimaan diri, spontanitas, menikmati hidup, (9) aspek moral penerimaan diri, dan (10) sikap terhadap penerimaan diri.

Subjek penelitian ini difokuskan pada individu yang pernah hamil saat remaja akibat hubungan seksual pra nikah di Kota Bandung.

C Rumusan Masalah

Remaja merupakan masa dimana terjadi banyak perubahan dari fisik dan juga psikis. Pada perubahan fisik mengakibatnya munculnya dorongan-dorongan seksual yang tinggi melebihi orang dewasa dalam diri remaja. Pada perubahan psikis masa pencarian identitas sehingga banyak melakukan hal-hal untuk memenuhi rasa penasarannya akan hal tersebut. Sehingga banyak hal terjadi pada periode ini. Berkaitan dengan perubahan kedua hal tersebut salah satunya kehamilan pra nikah remaja pada remaja putri. Kehamilan ini banyak mempengaruhi perkembangan remaja. Sementara dilain sisi remaja memiliki


(14)

7

tugas perkembangan yang harus ia penuhi sebelum memasuki masa dewasa. Salah satunya ialah menerima diri. Tidak terkecuali pada remaja hamil pra nikah. Untuk menerima diri remaja perlu memenuhi beberapa aspek dan tahapan yang harus ia penuhi agar dapat melanjutkan tugas perkembangannya dan mempersiapkan diri untuk tugas perkembangan dimasa selanjutnya.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana proses dalam mencapai penerimaan diri remaja hamil pra nikah?

2. Bagaimana gambaran penerimaan diri pada remaja hami pra nikah? 3. Apa faktor yang mempengaruhi penerimaan diri remaja hamil pra nikah? 4. Apa dampak penerimaan diri remaja hamil pra nikah?

5. Bagaimana strategi meningkatkan penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah?

D Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui proses dalam mencapai penerimaan diri remaja hamil pra nikah?

2. Mengetahui gambaran penerimaan diri pada remaja hami pra nikah? 3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penerimaan diri remaja hamil pra

nikah?

4. Mengetahui dampak penerimaan diri remaja hamil pra nikah?

5. Mengetahui strategi meningkatkan penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah?

E Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara aplikatif.

1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian mengenai penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan, khususnya


(15)

8

dalam psikologi perkembangan dalam memperoleh gambaran penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah.

Selain itu, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi berguna bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai remaja hamil pra nikah.

2 Manfaat Praktis a Remaja

Remaja diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam akan mulai dari kondisi kehamilan pada saat remaja, gambaran yang dialami remaja hamil sebelum menikah, faktor yang mengakibatkan kehamilan remaja serta dampak dari kehamilan pada saat remaja sebelum menikah. Dan remaja diharapkan untuk menghindari seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja sebelum menikah. Remaja juga diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang akibat dari seks pra nikah sehingga mempelajari tentang etika dan norma-norma seks.

b Orang tua

Orang tua diharapkan memperoleh gambaran mengenai remaja hamil pra nikah sehingga memperhatikan pergaulan anaknya terutama yang remaja agar dapat mengendalikan perilaku seksual remaja untuk mengurangi kehamilan remaja pra nikah. Orang tua diharapkan juga memberikan pendidikan seksual yang tepat pada remaja.

c Sekolah

Diharapkan pihak sekolah memiliki gambaran perilaku dan akibat perilaku negatif remaja saat ini terutama yang berkaitan dengan seks bebas di kalangan remaja dan kehamilan remaja pra nikah, sehingga sekolah dapat memberikan pengarahan/pendidikan untuk mengurangi perilaku seks bebas pada remaja serta kehamilan remaja pra nikah.


(16)

9

d Pemerintah

Pemerintah diharapkan mendapatkan gambaran penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah dan menggalakkan program yang bertujuan untuk mengurangi perlaku seks bebas dan kehamilan remaja di Indonesia.

e Pemimpin Agama

Pemimpin agama diharapakan dapat mendapatkan gambaran perilaku dan akibat perilaku negatif remaja saat ini terutama yang berkaitan dengan seks bebas di kalangan remaja dan kehamilan remaja pra nikah,, sehingga pemimpin agama dapat membuat program untuk mencegah perilaku seksk bebas remaja dan konseling untuk remaja hamil pra nikah.

F. Sruktur Organisasi Skripsi

Berikut merupakan struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini: BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Fokus Penelitian

C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis

F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II: KAJIAN TEORITIS A. Penerimaan Diri

1. Definisi Penerimaan Diri 2. Ciri Penerimaan Diri 3. Tahap Penerimaan Diri 4. Aspek Penerimaan Diri

5. Faktor-Faktor Penerimaan Diri 6. Dampak Penerimaan Diri


(17)

10

7. Cara Menerima Diri B. Remaja

1. Definisi Remaja dan Masa Remaja 2. Ciri-Ciri Masa Remaja

3. Tugas Perkembangan Remaja

4. Hambatan-Hambatan Dalam Perkembangan Remaja C. Kehamilan Pra nikah Remaja

1. Definisi Kehamilan Pra Nikah

2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Remaja Hamil Pra Nikah 3. Dampak Kehamilan Remaja

4. Kehamilan Pra Nikah Menurut Sudut Pandang Agama

D. Penelitian Mengenai Penerimaan Diri dan Remaja Hamil Pra Nikah 1. Penelitian Mengenai Penerimaan Diri

2. Penelitian Mengenai Remaja E. Kerangka Pemikiran

BAB III: METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

B. Definisi Operasional

C. Lokasi dan Subjek Penelitian D. Instrumen Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data

G. Teknik Analisis Keabsahan Data

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek DN

1. Profil Subjek DN 2. Hasil Penelitian 3. Pembahasan

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek NA 1. Profil Subjek NA


(18)

11

3. Pembahasan

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan desain penelitian kualitatif. Studi kasus digunakan ketika peneliti perlu memahami suatu problem atau situasi tertentu dengan amat mendalam, dan dimana peneliti dapat mengidentifikasi kasus yang kaya dengan informasi (Patton 2006:89). Sedangkan penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Moleong dalam Haris Herdiansyah, 2010:9).

Sugiyono (2013:3) menjelaskan metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Maka dari itu untuk mendapatkan data yang sebenarnya dalam penelitian ini diperlukan data yang tampak berupa fakta-fakta yang ditemukan peniliti di lapangan. Pada penelitian ini fakta yang diperoleh peneliti adalah fenomena penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah, sehingga peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan mengenai penerimaan diri remaja dan wawasan mengenai kehamilan remaja pra nikah.

B Definisi Operasional

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan penerimaan diri adalah perasaan mencintai, menghargai, menghormati, memotivasi, mengenali diri sendiri, memiliki pandangan hidup yang realistik dan positif pada keadaan yang menimpa dirinya serta menyadari segala kemampuan yang dimilikinya dan dapat memanfaatkanya semaksimal mungkin. Gambaran penerimaan diri ini akan digali dengan wawancara mendalam. Pedoman


(20)

45

wawancara dibuat berdasarkan aspek penerimaan diri menurut Jersild (1978:372-384), yaitu:

1 Persepsi mengenai diri dan sikap terhadap penampilan.

2 Sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri dan orang lain. 3 Perasaan inferiotitas sebagai gejala penolakan diri.

4 Respon atas penolakan dan kritikan

5 Keseimbangan antara “real self” dan “ideal self” 6 Penerimaan diri dan penerimaan orang lain

7 Penerimaan diri, menuruti kehendak, dan menonjolkan diri. 8 Penerimaan diri, spontanitas, menikmati hidup

9 Aspek moral penerimaan diri 10 Sikap terhadap penerimaan diri C Lokasi dan Subjek Penelitian

Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti mengamati secara mendalam aktivitas (activity), orang-orang (actors), dan tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2013:215).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2013:219).

Pada penelitian ini mengenai penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah di Kota Bandung. Maka situasi sosial pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Aktifitas (activy) : penerimaan diri yang akan dijabarkan melalui aspek-aspek penerimaan diri

2. Pelaku (actor) :

a Subjek DN yang mengalami hamil pra nikah ketika usia 18 tahun


(21)

46

b Subjek NA yang mengalami hamil pra nikah ketika usia 16 tahun

3. Tempat (place) : Tempat penelitian dilakukan di Cafe dan rumah subjek

D Instrumen Penelitian

Sugiyono (2013: 59) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen perlu memiliki pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan dan bekal memasuki lapangan, dan mengevaluasi diri.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen itu sendiri didasari karena pada awalnya permasalahan belum jelas dan pasti, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Namun setelah masalah yang akan dipelajari jelas, maka dikembangkan suatu instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan data telah ditemukan melalui wawancara (Sugiyono, 2013:223). Instrumen penelitian sederhana yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam melengkapi data dan membandingkan data yang diperoleh.

E Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif, bentuk data berupa kalimat atau narasi dari subjek penelitian yang diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data seperti wawancara dan studi dokumentasi (Herdiansyah, 2011:116).

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik wawancara. Esterberg dalam Sugiyono (2013:72) mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur. Jenis wawancara ini sudah


(22)

47

termasuk dalam kategori in-dept-interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Perlengkapan yang diperlukan dalam melakukan wawancara ini yaitu buku catatan dan tape recorder (Sugiyono, 2013:239).

Selain wawancara peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi. Herdiansyah (2012:143) mendefinisikan studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Sugiyono (2013:82) mengatakan studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi dokumentasi dalam penelitian ini diperoleh dari tulisan di akun media sosial subjek.

F Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013: 89) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Miles dan Hubberman (dalam Sugiyono 2013:91) dalam analisis data terdapat terdapat 3 hal yaitu reduksi data, display data dan verifikasi data.

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan


(23)

48

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan menerimanya bila diperlukan.

2. Data Display

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian tersebut, maka data teroganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.

3. Verifikasi Data

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Mile dan Huberman dalam Sugiyono (2013:99) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

G Teknik Analisis Keabsahan Data

Dalam penelitian ini digunakan uji kredibiltas untuk menguji keabsahan data. Uji kredibiltias data dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (William Wiersma, Sugiyono 2013:125).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari berbagai sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh


(24)

49

peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan berbagai sumber data tersebut.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerimaan diri remaja hamil pra nikah didapatkan kesimpulan bahwa penerimaan diri kedua subjek berbeda karena setiap subjek mempunyai faktor yang berbeda yang berpengaruh pada pembentukan penerimaan diri mereka. Dampak dari penerimaan diri kedua subjek ini juga berbeda setiap subjek. Adapun kesimpulan sesuai dari pertanyaan penelitian yang telah dibuat, yaitu:

1. Proses dalam mencapai penerimaan diri remaja hamil pra nikah

Kedua subjek baik DN maupun NA mengalami kelima tahapan sebelum terjadinya penerimaan diri menurut Kubler-Ross’s (1969) yaitu penyangkalan/denial, tahap kemarahan/anger, tahap penawaran/bargaining, tahap depresi/depression, tahap penerimaan/ acceptance.

2. Penerimaan diri remaja hamil pra nikah

Peneriman diri pada kedua subjek berbeda. Subjek DN masih malu dan minder mengenai kondisi dirinya saat ini. DN merasa percaya diri apabila orang lain tidak mengetahui bahwa ia sudah mempunyai anak dan menikah dan sebaliknya apabila orang lain mengetahui bahwa ia sudah mempunyai anak dan menikah ia tidak percaya diri. Pada subjek NA pada awalnya ia sulit untuk menerima diri, namun ia berusaha untuk mengevaluasi diri sehingga ia mampu mencapai penerimaan diri, tetapi dalam kondisi tertentu NA menolak dirinya.


(26)

131

3. Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri remaja hamil pra nikah

Faktor yang memperngaruhi penerimaan diri kedua subjek berbeda pula. Subjek DN dapat berpikir realistis mengenai harapan akan kehidupannya namun ia belum mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya, bahkan tidak melihat keberhasilan atau hal yang dapat ia banggakan dari dirinya. DN juga mengalami stress emosional dan sulit menerima nasehat dari orang lain sehingga ia sulit untuk menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi saat ini. Hal tersebut membuatnya sulit untuk menerima diri.

Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada subjek NA yaitu mampu mengenali kelebihan dan kekurangan diri serta mengatasi kekurangan dirinya. NA juga bangga pada dirinya atas keberhasilan yang telah ia capai serta mampu memperoleh kebanggan dari dirinya. Hal tersebut membuat NA mampu menerima dirinya. Namun konsep diri NA tidak stabil sehingga dalam kondisi tertentu terkadang NA menolak dirinya. NA juga berasal dari keluarga broken home yang mengakibatkan ia tidak memiliki panutan dalam hidupnya. 4. Dampak penerimaan diri

Dampak belum mampu merima diri pada subjek DN ialah ia tidak memiliki keyakinan diri dan harga diri, belum dapat menggunakan potensi yang ia miliki serta belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Pada subjek NA dampak penerimaan dirinya ialah ia memiliki keyakinanan diri dan harga diri, dapat menggunakan potensi yang ia miliki serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial tanpa merasa minder atau malu mengenai kondisi dirinya.

5. Strategi meningkatkan penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah

Pada subjek DN ia berusaha mencoba menerima diri dengan cara ikhlas dan ridho pada Tuhan YME. Pada subjek NA ia berusaha berpikir positif mengenai kehidupannya di masa depan sehingga ia tidak banyak pikiran dan dapat menjalani hidupnya.


(27)

132

B SARAN

Berikut ini adalah hal-hal yang direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kedua subjek adalah sebagai berikut :

1. Bagi remaja hamil pra nikah hendaknya mengenali diri serta memahami kondisinya dan menemukan sendiri pemecahan masalah atas kondisi yang dialaminya atau masalah psikologis yang ditimbulkan, sehingga kondisi tersebut tidak akan mengganggunya dalam mengembangkan aspek-aspek positif lain dalam dirinya.

2. Bagi orang tua dari remaja hamil pra nikah membantu remaja untuk menemukan identitas dirinya, menerima diri dan memotivasi remaja untuk terus mengembangkan diri ke arah positif.

3. Bagi sekolah diharapkan memiliki gambaran perilaku dan akibat perilaku remaja saat ini terutama yang berkaitan dengan seks bebas di kalangan remaja dan kehamilan remaja pra nikah. Sehingga sekolah dapat memberikan pengarahan/pendidikan untuk mengurangi perilaku seks bebas pada remaja serta kehamilan remaja pra nikah.

4. Pemerintah diharapkan menggalakkan program yang bertujuan untuk mengurangi perlaku seks bebas dan kehamilan remaja di Indonesia.

5. Pemimpin agama dapat membuat program untuk mencegah perilaku seks bebas remaja dan konseling untuk remaja hamil pra nikah.

6. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengambil subjek dengan karakteristik yang berbeda seperti subjek yang mengalami aborsi, memutuskan untuk single parent, atau penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah secara berpasangan.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M & Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anshori A. 2010. Kebermaknaan Hidup Pada Wanita Hamil Pra Nikah Yang Memutuskan Menjadi Single Mother. Penelitian pada Universitas Gunadarma. (Online). Tersedia: achsan.staff.gunadarma.ac.id

Aruna, D, Y,T. (2008). Penyesuaian Diri Pada Pasangan Suami Istri Usia Remaja Yang Hamil Sebelum Menikah. Penelitian pada Universitas

Gunadarma. (Online). Tersedia:

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artik el_10500072.pdf

Bali Sruti. 2012. Kehamilan Remaja Meningkat. (Online). Tersedia http://www.balisruti.or.id/kehamilan-remaja-meningkat.html (15 Agustus 2012)

Bariroh, I. 2008. Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan dan Melahirkan Pada Usia Remaja. Skripsi pada Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhamadiyah Semarang : tidak diterbitkan.

Burns, R. B. 1993 Konsep Diri: Teori Pengukuran, Perkembangan Dan Perilaku (Diterjemahkan oleh Eddy). Jakarta: Arcan.

Chaplin, J. P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi (Diterjemahkan oleh Kartini Kartono). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Cornbach. 1954. Educational Psychology. New York: Harcourt Brac Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda

Dzahabi, S.A. 1996. 75 Dosa Besar. Surabaya: Media Idaman Press.

Equator News. (012. Hamil, Siswi SMA Gantung Diri. (Online). Tersedia : http://www.equator-news.com/patroli/20120212/hamil-siswi-sma-gantung-diri

Gunarsa, S. D & Gunarsa, Y. S. D. (1991). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : Bapak Gunung

Hall, C, S & Lindzey, G. 1993. Toeri-teori Psikodiagnostik (Klinis). Yogayakarta: Kanisisus.


(29)

130

Herdiansyah, H. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilm sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hjelle, L. A. & Ziegler, D. J. 1992. Personality theories (3

rd

Edition). Singapore: McGraw-Hill, Inc.

Hurlock, E. 1980. Alih bahasa Istiwidiyanti dan Seodjarwo. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. 1974. Personality Development. New York: Mc Graw Hill.

Husaeni, L. 2010. Depresi Pada Remaja Putri yang Hamil Di Luar Nikah. Penelitian pada Universitas Gunadarma. (Online). Tersedia: http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2010/Artik el_10505107.pdf

Indonesia Raya News. 2012. 48,1 Persen Remaja Hamil di Luar Nikah. (Online). Tersedia :http://indonesiarayanews.com/read/2013/03/20/52809/

rss.xml#ixzz2ryqqI4gF

Jambi Independent. 2012. Seks Bebas di Kalangan Remaja Makin Mengkhawatirkan. (Online). Tersedia :

http://www.jambi-independent.co.id/jio/index.php?option=com_content&view=article&id=17 031:164-pelajar-hamil-di-luar-nikah&catid=7:sosial&Itemid=9 (28

September 2012)

Jersild, A.T. (1978). The Psychology of Adolescence. New York: Mc Millan Company

Kartono, K. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV Mandar Maju.

KPAI. 2012. 32 % Remaja Indonesia Pernah Berhubungan Seks. (Online). Tersedia : http://www.kpai.go.id/publikasi-mainmenu-33/beritakpai/119-32-%-remaja-indonesia-pernah-berhubungan-seks.html

Kubbler-Ross, E. (1969). On death and dying (ed.terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Lazarus, R.S., & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal and Coping. New York: Spranger.

LENSA INDONESIA.COM. 2012. Disetubuhi Berkali kali Hingga Hamil, Siswi SMP Gagal Ikut UN. (Online).Tersedia

http://www.lensaindonesia.com/2012/04/25/disetubuhi-berkali-kali-hingga-hamil-siswi-smp-gagal-ikut-un.html (25 April 2012)


(30)

131

Megapolitan. 2012. 20,9 Persen ABG Hamil di Luar Nikah. (Online). Tersedia: http://www.poskotanews.com/2012/05/27/209-persen-abg-hamil-di-luar-nikah/

Patton, M.Q.1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. (2ndedition). New Delhi: Sage Publ.

Psikoedu. (2010). Konsep Diri Remaja Putri. (Online). Tersedia:

http://psikoedu.blogspot.com/2010/03/konsep-diri-remaja-putri.html

Rizkiana, Ulfa. 2009. Penerimaan Diri Pada Remaja Penderita Leukemia. Penelitian pada Universitas Gunadarma. (Online). Tersedia: http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artik el_10504186.pdf

Schneider, A.A. (1964). Personal Adjustment And Mental Health. NewYork: Holt, Rinehart and Winston.

Santrock, J. 2007. Alih bahasa Benedictine Widyasinta. Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sarwono, S. 2010. Seksualitas dan Fertilitas Remaja. Jakarta: Rajawali

Sugiyono. 2013. Memahami Peneltian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.

Sutadipura, B. (1984). Kompetensi Guru dan Kesiapan Mental Anak. Jakarta: Rajawali.

Yusuf, S. 2011. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zakiyah D.Dr.Prof. dkk. Dasar-Dasar Agama Islam (Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: PT Bulan Bintang.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerimaan diri remaja hamil pra nikah didapatkan kesimpulan bahwa penerimaan diri kedua subjek berbeda karena setiap subjek mempunyai faktor yang berbeda yang berpengaruh pada pembentukan penerimaan diri mereka. Dampak dari penerimaan diri kedua subjek ini juga berbeda setiap subjek. Adapun kesimpulan sesuai dari pertanyaan penelitian yang telah dibuat, yaitu:

1. Proses dalam mencapai penerimaan diri remaja hamil pra nikah

Kedua subjek baik DN maupun NA mengalami kelima tahapan sebelum

terjadinya penerimaan diri menurut Kubler-Ross’s (1969) yaitu

penyangkalan/denial, tahap kemarahan/anger, tahap penawaran/bargaining, tahap depresi/depression, tahap penerimaan/ acceptance.

2. Penerimaan diri remaja hamil pra nikah

Peneriman diri pada kedua subjek berbeda. Subjek DN masih malu dan minder mengenai kondisi dirinya saat ini. DN merasa percaya diri apabila orang lain tidak mengetahui bahwa ia sudah mempunyai anak dan menikah dan sebaliknya apabila orang lain mengetahui bahwa ia sudah mempunyai anak dan menikah ia tidak percaya diri. Pada subjek NA pada awalnya ia sulit untuk menerima diri, namun ia berusaha untuk mengevaluasi diri sehingga ia mampu mencapai penerimaan diri, tetapi dalam kondisi tertentu NA menolak dirinya.


(2)

3. Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri remaja hamil pra nikah

Faktor yang memperngaruhi penerimaan diri kedua subjek berbeda pula. Subjek DN dapat berpikir realistis mengenai harapan akan kehidupannya namun ia belum mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya, bahkan tidak melihat keberhasilan atau hal yang dapat ia banggakan dari dirinya. DN juga mengalami stress emosional dan sulit menerima nasehat dari orang lain sehingga ia sulit untuk menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi saat ini. Hal tersebut membuatnya sulit untuk menerima diri.

Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada subjek NA yaitu mampu mengenali kelebihan dan kekurangan diri serta mengatasi kekurangan dirinya. NA juga bangga pada dirinya atas keberhasilan yang telah ia capai serta mampu memperoleh kebanggan dari dirinya. Hal tersebut membuat NA mampu menerima dirinya. Namun konsep diri NA tidak stabil sehingga dalam kondisi tertentu terkadang NA menolak dirinya. NA juga berasal dari keluarga broken home yang mengakibatkan ia tidak memiliki panutan dalam hidupnya.

4. Dampak penerimaan diri

Dampak belum mampu merima diri pada subjek DN ialah ia tidak memiliki keyakinan diri dan harga diri, belum dapat menggunakan potensi yang ia miliki serta belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Pada subjek NA dampak penerimaan dirinya ialah ia memiliki keyakinanan diri dan harga diri, dapat menggunakan potensi yang ia miliki serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial tanpa merasa minder atau malu mengenai kondisi dirinya.

5. Strategi meningkatkan penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah

Pada subjek DN ia berusaha mencoba menerima diri dengan cara ikhlas dan ridho pada Tuhan YME. Pada subjek NA ia berusaha berpikir positif mengenai kehidupannya di masa depan sehingga ia tidak banyak pikiran dan dapat menjalani hidupnya.


(3)

132

B SARAN

Berikut ini adalah hal-hal yang direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kedua subjek adalah sebagai berikut :

1. Bagi remaja hamil pra nikah hendaknya mengenali diri serta memahami kondisinya dan menemukan sendiri pemecahan masalah atas kondisi yang dialaminya atau masalah psikologis yang ditimbulkan, sehingga kondisi tersebut tidak akan mengganggunya dalam mengembangkan aspek-aspek positif lain dalam dirinya.

2. Bagi orang tua dari remaja hamil pra nikah membantu remaja untuk menemukan identitas dirinya, menerima diri dan memotivasi remaja untuk terus mengembangkan diri ke arah positif.

3. Bagi sekolah diharapkan memiliki gambaran perilaku dan akibat perilaku remaja saat ini terutama yang berkaitan dengan seks bebas di kalangan remaja dan kehamilan remaja pra nikah. Sehingga sekolah dapat memberikan pengarahan/pendidikan untuk mengurangi perilaku seks bebas pada remaja serta kehamilan remaja pra nikah.

4. Pemerintah diharapkan menggalakkan program yang bertujuan untuk

mengurangi perlaku seks bebas dan kehamilan remaja di Indonesia.

5. Pemimpin agama dapat membuat program untuk mencegah perilaku seks

bebas remaja dan konseling untuk remaja hamil pra nikah.

6. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengambil subjek dengan karakteristik yang berbeda seperti subjek yang mengalami aborsi, memutuskan untuk single parent, atau penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah secara berpasangan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M & Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anshori A. 2010. Kebermaknaan Hidup Pada Wanita Hamil Pra Nikah Yang Memutuskan Menjadi Single Mother. Penelitian pada Universitas Gunadarma. (Online). Tersedia: achsan.staff.gunadarma.ac.id

Aruna, D, Y,T. (2008). Penyesuaian Diri Pada Pasangan Suami Istri Usia Remaja Yang Hamil Sebelum Menikah. Penelitian pada Universitas

Gunadarma. (Online). Tersedia:

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artik el_10500072.pdf

Bali Sruti. 2012. Kehamilan Remaja Meningkat. (Online). Tersedia http://www.balisruti.or.id/kehamilan-remaja-meningkat.html (15 Agustus 2012)

Bariroh, I. 2008. Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan dan Melahirkan Pada Usia Remaja. Skripsi pada Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhamadiyah Semarang : tidak diterbitkan.

Burns, R. B. 1993 Konsep Diri: Teori Pengukuran, Perkembangan Dan Perilaku (Diterjemahkan oleh Eddy). Jakarta: Arcan.

Chaplin, J. P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi (Diterjemahkan oleh Kartini Kartono). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Cornbach. 1954. Educational Psychology. New York: Harcourt Brac Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda

Dzahabi, S.A. 1996. 75 Dosa Besar. Surabaya: Media Idaman Press.

Equator News. (012. Hamil, Siswi SMA Gantung Diri. (Online). Tersedia : http://www.equator-news.com/patroli/20120212/hamil-siswi-sma-gantung-diri

Gunarsa, S. D & Gunarsa, Y. S. D. (1991). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : Bapak Gunung

Hall, C, S & Lindzey, G. 1993. Toeri-teori Psikodiagnostik (Klinis). Yogayakarta: Kanisisus.


(5)

130

Herdiansyah, H. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilm sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hjelle, L. A. & Ziegler, D. J. 1992. Personality theories (3

rd

Edition). Singapore: McGraw-Hill, Inc.

Hurlock, E. 1980. Alih bahasa Istiwidiyanti dan Seodjarwo. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. 1974. Personality Development. New York: Mc Graw Hill.

Husaeni, L. 2010. Depresi Pada Remaja Putri yang Hamil Di Luar Nikah.

Penelitian pada Universitas Gunadarma. (Online). Tersedia:

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2010/Artik el_10505107.pdf

Indonesia Raya News. 2012. 48,1 Persen Remaja Hamil di Luar Nikah. (Online). Tersedia :http://indonesiarayanews.com/read/2013/03/20/52809/

rss.xml#ixzz2ryqqI4gF

Jambi Independent. 2012. Seks Bebas di Kalangan Remaja Makin Mengkhawatirkan. (Online). Tersedia :

http://www.jambi-independent.co.id/jio/index.php?option=com_content&view=article&id=17 031:164-pelajar-hamil-di-luar-nikah&catid=7:sosial&Itemid=9 (28

September 2012)

Jersild, A.T. (1978). The Psychology of Adolescence. New York: Mc Millan Company

Kartono, K. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV Mandar Maju.

KPAI. 2012. 32 % Remaja Indonesia Pernah Berhubungan Seks. (Online). Tersedia : http://www.kpai.go.id/publikasi-mainmenu-33/beritakpai/119-32-%-remaja-indonesia-pernah-berhubungan-seks.html

Kubbler-Ross, E. (1969). On death and dying (ed.terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Lazarus, R.S., & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal and Coping. New York: Spranger.

LENSA INDONESIA.COM. 2012. Disetubuhi Berkali kali Hingga Hamil, Siswi SMP Gagal Ikut UN. (Online).Tersedia

http://www.lensaindonesia.com/2012/04/25/disetubuhi-berkali-kali-hingga-hamil-siswi-smp-gagal-ikut-un.html (25 April 2012)


(6)

Megapolitan. 2012. 20,9 Persen ABG Hamil di Luar Nikah. (Online). Tersedia: http://www.poskotanews.com/2012/05/27/209-persen-abg-hamil-di-luar-nikah/

Patton, M.Q.1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. (2ndedition). New Delhi: Sage Publ.

Psikoedu. (2010). Konsep Diri Remaja Putri. (Online). Tersedia:

http://psikoedu.blogspot.com/2010/03/konsep-diri-remaja-putri.html

Rizkiana, Ulfa. 2009. Penerimaan Diri Pada Remaja Penderita Leukemia.

Penelitian pada Universitas Gunadarma. (Online). Tersedia:

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artik el_10504186.pdf

Schneider, A.A. (1964). Personal Adjustment And Mental Health. NewYork: Holt, Rinehart and Winston.

Santrock, J. 2007. Alih bahasa Benedictine Widyasinta. Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sarwono, S. 2010. Seksualitas dan Fertilitas Remaja. Jakarta: Rajawali

Sugiyono. 2013. Memahami Peneltian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.

Sutadipura, B. (1984). Kompetensi Guru dan Kesiapan Mental Anak. Jakarta: Rajawali.

Yusuf, S. 2011. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zakiyah D.Dr.Prof. dkk. Dasar-Dasar Agama Islam (Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: PT Bulan Bintang.