MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA PADA IBU RUMAH TANGGA DI KAWASAN SIWALAN KERTO SURABAYA.

MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN PERENCANAAN
KEUANGAN KELUARGA PADA IBU RUMAH TANGGA
DI KAWASAN SIWALAN KERTO SURABAYA
Sri Trisnaningsih dan Fitria Widyasari
trisnahendrawan@yahoo.co.id
UPN “Veteran” Jawa Timur

ABSTRACT
This research is conducted with the qualitative method as a mean to collect
the circumstantial file, a pregnant data mean the meaning is file which in
fact, definitive file representing value at the opposite of visible file.
Therefore in research qualitative do not emphasize at the generalizing, but
rather emphasize at the meaning. Generalizing in research is qualitative
named by transferability, its meaning result of the research can be used in
place other;dissimilar, at the moment place own the characteristic which do
not far different. While informan weared is a everyday purification
housewife always to jump down at family finance. So that information got
more circumstantial. The result of research in field, complete and
systematic finance record-keeping applying, can assist even give the
information which signifikan about estae and properties other information
which deal with family finance so that earn more understood by other family

member. So that earning better again in taking important decision in family
finance.
Keywords: Woman Performance, management and finance planning
in family

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Era Globalisasi yang tumbuh cukup pesat dewasa ini, keluarga
merupakan topangan dari jati diri, serta pembentukan jiwa manusia yang
menjadi dasar sifat dan karakteristik seseorang dalam dunia sosial. Esensi
sendiri dari keluarga yaitu Suami-Ayah, istri-ibu dan anak-anak, dengan
kata lain, keluarga inti yang hidup terpisah dari orang lain di tempat tinggal
mereka sendiri dan para anggotanya satu sama lain terikat secara khusus
(Peck, 1993), sedangkan Hadisubrata (1990) mengartikan keluarga
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

1

sebagai unit sosial terkecil di dalam masyarakat, yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak-anak yang belum menikah (nuclear family).
Mengurus dapur rumah tangga memang tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Apalagi, bila pemasukan keluarga tidak
menentu. Bila tidak cermat bisa saja peribahasa besar pasak daripada
tiang menghinggapi keuangan rumah tangga. Kestabilan ekonomi di dalam
keluarga merupakan salah satu faktor yang cukup menentukan kebahagian
di dalam keluarga, karena penghasilan yang tidak mencukupi kebutuhan
hidup dapat merupakan penyebab utama terjadinya pertengkaran di dalam
sebuah keluarga. Terjadinya ketidakstabilan dalam perekonomian keluarga
bukan saja karena penghasilan yang tidak cukup, tetapi karena keluarga
tersebut kurang bijaksana di dalam membelanjakan uang atau pendapatan.
Oleh sebab itu agar keluarga stabil maka di dalam keluarga tersebut perlu
untuk membuat rencana anggaran belanja dan mengembangkan sikapsikap tertentu yang mendukung terwujudnya kestabilan ekonomi keluarga,
antara lain keterbukaan antara suami dan istri dalam hal keuangan karena
dalam keluarga tidak ada “uangmu ” atau “uangku” yang ada hanyalah
“uang kita” Sikap lain yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana
keuangan keluarga adalah sikap disiplin dalam melaksanakan apa yang
telah direncanakan sehingga tidak akan terjadi banyak penyimpangan dari
apa yang telah direncanakan. Latar belakang keluarga, nilai-nilai yang
dianut dalam keluarga dan kebudayaan yang dimiliki mempengaruhi cara

berpikir seseorang mengenai uang dan pengelolaanya.(Hadisubrata,1990)
Peck (1993) menyatakan bahwa gambaran secara konvensional,
keluarga inti diatur berdasarkan pembagian tugas antar pria dan wanita
menurut jenis kelamin. “Di mayarakat kita umumnya kaum pria (suami)
bertugas sebagai pencari nafkah dan memberikan perlindungan di dalam
keluarga, sedangkan wanita (ibu) memegang peranan sebagai pengatur
kehidupan rumah tangga, baik itu dalam hal mengelola uang yang
diberikan suami ataupun dalam mendidik anak-anak” Perencanaan
keuangan keluarga tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang
berpendapatan besar, setiap orang baik kaya atau miskin perlu untuk
membuat perencanaan hidupnya guna mewujudkan tujuan hidupnya,
namun perbedaannya hanya dalam pengalokasian dan pengelolaan uang.
Senduk (2000) menuturkan beberapa alasan mengapa keluarga
memerlukan perencanaan keuangan yaitu : a) Adanya tujuan keuangan
yang ingin dicapai. b) Tingginya biaya hidup saat ini. c) Naiknya biaya
hidup dari tahun ketahun. d) Keadaan perekonomian tidak akan selalu baik.
e) Fisik manusia tidak akan selalu sehat. f) banyaknya alternatif produk
keuangan. Perencanaan keuangan perlu dilakukan karena semua orang
pada dasarnya memiliki ketidak pastian yaitu ketakutan akan masa depan
kehidupan finansial, karena pada hakekatnya hidup adalah ketidakpastian

dan tidak ada seorangpun yang mampu untuk mencegah kecelakaan,
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

2

penderitaan dan kesukaran serta megejar keberuntungan dan nasib baik.
Dengan perencanaan keuangan akan memberikan pilihan untuk
menghadapi masa depan.
Pengelolaan keuangan sering ditemui kesalahan persepsi yang
dilakukan orang-orang contohnya: gagal menetapkan tujuan keuangan
yang terukur, membuat keputusan keuangan tanpa mengerti dampak dari
keputusannya, merasa bingung merencanakan keuangan yang disertai
dengan kegiatan investasi, pemikiran perencanaan keuangan hanya untuk
menjadi kaya, berpikir bahwa perencanaan keuangan hanya untuk orang
dewasa saja, menunggu sampai keuangan kacau baru memulai membuat
perencanaan keuangan, berharap keuntungan yang tidak realistis pada
kegiatan investasi.(Bob Goss, 2001). Untuk mencapai hasil pengelolaan
yang maksimal, maka ketika harus merencanakan keuangan harus secara
optimal dan yang harus dilakukan oleh perencanaan keuangan adalah :

menetapkan tujuan keuangan yang terukur, evaluasi kembali kondisi
keuangan secara periodik, mulai perencanaan sedini mungkin, penetapan
tujuan keuangan haruslah realistis, mencapai tujuan keuangan
memerlukan perjuangan.(Bob Goss, 2001)
Mengelola keuangan keluarga dibutuhkan sebuah Minat, arti dari
minat itu sendiri menurut Walgito (1985) yaitu perhatian seseorang
terhadap suatu aktivitas ini juga disertai keinginan untuk mengetahui dan
mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut tentang suatu
itu.Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa minat perencanaan
keuangan keluarga adalah ketertarikan atau perasaan suka yang dimiliki
keluarga terhadap perencanaan keuangan yang mendorong keluarga untuk
mengetahui, mempelajari lebih dalam dan melakukannya.
Minat pada perencanaan keuangan keluarga dapat dipengaruhi dari
faktor pendidikan dalam keluarga tersebut. Hal itu tidak dapat terlepas dari
peran seorang wanita di dalamnya, yang secara umum mengendalikan
serta melakukan pengelolaan keuangan dari pendapatan yang masuk dari
gaji atau hasil usaha keluarga. Hal tersebut didukung dari penelitian yang
dilakukan oleh Naoko Komori (1998) yang menyebutkan lebih dari 90
persen wanita-wanita Jepang mengendalikan keuangan dalam rumah
tangga , peran para wanita ini untuk memegang pembukuan di rumah telah

digambarkan oleh pemerintahan Meiji dan pembukuan rumah tangga telah
dibentuk seperti pokok materi untuk pendidikan wanita disana, perempuan
tidak hanya disibukkan dengan pembukuan tetapi juga dalam penendalian
anggaran.
Pengetahuan tentang pengelolaan keuangan keluarga bukan hanya
karena kebiasaan atau faktor dukungan lingkungan, tetapi ternyata bisa
juga didapatkan melalui pendidikan formal. Hasil penelitian di Surabaya
menunjukkan iburumah tangga yang sudah mengenyam pendidikan setara
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

3

S1 lebih berminat melakukan perencanaan keuangan keluarga
dibandingkan dengan pendidikan menengah setara SMU. Adanya
perbedaan pendidikan, kedisiplinan, pola pikir dan usia ibu rumah tangga
menyebabkan minat ibu rumah tangga dalam membuat perencanaan
keuangan keluarga juga berbeda. (Yohnson, UK Petra)
Indikator pengukuran minat membuat perencanaan keuangan
keluarga dibutuhkan dalam pengelolaan keuangan secara keseluruhan,

yaitu rasa ingin tahu terhadap perencanaan keuangan, pencurahan waktu
untuk mempraktekan perencanaan keuangan. Dari tangan seorang wanita
terdapat istilah “ Pengontrol yang di gerakkan” yang mempunyai arti,
seorang wanita mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat. Mulai
menjadi seorang pendidik, pengontrol, pengendali keuangan dan yang
paling penting adalah kelangsungan hidup keluarga melalui distribusi
makanan kepada tiap-tiap mulut di dalam keluarga dan meyakinkan
keluarga bahwa keseluruhan keluarga dapat bertahan sampai pendapatan
di dapat kembali walaupun dengan usaha keras harus mencukupkan biaya
kegiatan sehari-hari. Dari tanggungjawab tersebut maka kinerja wanita
tidak dapat dinilai dengan sebelah mata.
Era modernisasi kali ini, tidak dapat dipungkiri kondisi keuangan
Negara yang sedang carut marut sekarang memberikan dampak yang
cukup besar yang dirasakan oleh seorang wanita yang denotasinya adalah
seorang ibu atau istri. Seorang istri mengatur berdasarkan pada suatu
prosedur pencatatan, mengumpulkan data, cermat dalam pembelanjaan,
merencanakan strategi dan menerapkan sebuah rencana untuk
kelangsungan hidup keluarga pada masa mendatang. Keuangan keluarga
dapat dinyatakan sehat, jika dalam pengelolaan keuangan oleh istri atau
ibu tersedia dalam bentuk neraca secara periodic. Keluarga dapat

memonitor apakah mengalami kemajuan atau malah kemunduran. Tidak
harus dengan neraca serumit yang banyak ditemui pada perusahaanperusahaan kecil, menengah ataupun yang besar. Seperti contoh dapat
disusun layaknya perhitungan matematika yaitu seperti berikut ini : harta
keluarga – utang keluarga = kekayaan bersih keluarga ( Devie, CFP, 2008)
Tanggungjawab yang diamanatkan pada seorang wanita,
merupakan wujud dari kepedulian para wanita untuk melengkapi
kekurangan para suami yang tidak pernah memikirkan pengelolaan
keuangan, bagi mereka menghemat itu “pelit” sebab bagi seorang laki-laki
tidak dapat membelanjakan uangnya dengan boros karena dengan begitu
mereka menyerahkan gaji mereka pada istri dan meminta mereka untuk
mengelolanya serta bertanggung jawab atas keuangan mereka, dengan
begitu akuntansi adalah salah satu cara menahan para suami untuk
melakukan pemborosan. Agar tidak sampai Besar pasak daripada tiang
seperti peribahasa yang sering kita dengar. Peribahasa tersebut
menggambarkan bagaimana keluarga tidak mapu mengelola pendapatan
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

4


dan pengeluaran sehingga seringkali keluarga yang mengalami hal itu
harus “tutup lubang gali lubang”.
Kondisi di atas dapat diminimalkan apabila keluarga disiplin
mengalokasikan pendapatan secara efektif ke dalam tiga motif
pengeluaran, yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif
penyimpanan (Anonim, 2008). Motif transaksi berkaitan dengan
mengalokasikan pendapatan untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga
sehari-hari yang berkisar 60-70 persen dari pendapatan. Setiap keluarga
memiliki komposisi dan besaran kebutuhan sehari-hari yang berbeda.
Besaran pengeluaran tiap keluarga sangat ditentukan oleh profil keluarga
(umur, status keluarga, jenis pekerjaan, tanggungan keluarga, dan tempat
tinggal) serta gaya hidup yang dipilih keluarga itu.
Apabila biaya kebutuhan keluarga melebihi dari angka 60-70
persen, keluarga tersebut harus memperkecil kebutuhan keluarga dengan
mengevaluasi kembali profil keluarga dan gaya hidup yang dipilih.
Walaupun sulit, itu harus dilakukan mengingat menambah pendapatan
utnuk membiayai kebutuhan sehari-hari, keluarga dapat menggunakan sisa
pendapatan untuk motif berjaga-jaga Motif berjaga-jaga berkaitan dengan
mengalokasikan sisa pendapatan untuk membentuk dana darurat. Dana
darurat dimaksudkan untuk mengantisipasi apabila terjadi sesuatu pada

keluarga, contonya saat pendapatan menurun maka keluarga dapat
menggunakannya.
Jika keluarga sudah memiliki dana darurat , keluarga dapat
mengalokasiskan sisa pendapatan untuk motif penyimpanan. Motif tersebut
sangatlah penting bagi kelangsungan keluarga di masa depan. Motif
pengeluaran itu menekankan perlunya memiliki dana masa depan, seperti
dana pendidikan, dana hari tua, dana pembelian rumah, dana pembelian
mobil, dana wisata atau bahkan dana pemebntukan pendapatan pasif.
yang dimaksudkan dengan dana pembentukan pendapatan pasif adalah
dana yang akan dapat menambah pendapatan keluarga, seperti membeli
rumah untuk disewakan atau membuka usaha. Motif-motif tersebut
seringkali digunakan oleh banyak keluarga karena dinilai keefektifannya
(Anonim, 2008)
Banyaknya permasalahan yang sudah ditemui, maka kinerja
seorang wanita sangat dipertaruhkan karena dia dituntut untuk
menyelaraskan dan mengatur jumlah pendapatan dan kenaikan beberapa
barang kebutuhan pokok serta kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut juga
terjadi pada keluarga yang bertempat tinggal pada kawasan Siwalankerto,
sehingga daerah ini diambil menjadi tempat bagi peneliti dalam mengambil
informan, ditambah dengan kedekatan psikologis antara kawasan tersebut

dengan peneliti dan karena dianggap sebagai kawasan yang mempunyai
keanekaragaman yang beraneka macam di dalamnya contohnya,
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

5

pendidikan, agama, dan ekonomi. Banyaknya keluarga di kawasan ini
jumlahnya hampir mendekati 1/3 dari jumlah penduduk total sampai
dengan bulan November 2008 yaitu sebanyak 5.046 KK dengan jumlah
penduduk sebesar 15.933. Jumlah penduduk, baik wanita dan laki-laki
dengan batasan umur dapat dilihat pada Table 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Umur

Wanita

Laki-laki

Jumlah

5 Tahun ke bawah
6 – 9 Tahun
10 – 16 Tahun
17 Tahun
18 – 25 Tahun
26 – 40 Tahun
41 – 59 Tahun
Diatas 60 Tahun

441
239
1.488
466
905
1.286
2.411
450

394
229
1.447
503
897
1.700
2582
495

835
468
2.935
969
1.802
2.986
4.993
945

7.686

8.247

15.933

Dari jumlah penduduk tersebut beberapa diantaranya dipilih oleh
peneliti sebagai informan, dengan melihat kriteria dan beberapa hal dalam
pemilihan informan yang terlampir pada bab berikutnya. Yang dijadikan
sebuah batasan dalam pemilihan informan yang dianggap tepat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
dapat dirumuskan masalah yaitu: 1) Bagaimana kinerja wanita khususnya
ibu dalam mengelola keuangan keluarga? Serta 2) Bagaimana cara untuk
merencanakan keuangan keluarga secara keseluruhan?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja wanita dalam
mengelola keuangan keluarga khusunya ibu rumah tangga kawasan
Siwalankerto. Di samping itu juga untuk mengetahui cara yang digunakan
dalam merencanakan keuangan keluarga.
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Yohnson (2004). Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa dewasa ini banyak keluarga tidak mapan
dalam hal keuangan sehingga timbul permasalahan yang rumit di dalam
keluarga. Penyebabnya adalah ketidakmampuan keluarga mengelola
keuangan atau tidak adanya waktu untuk membuat perencanaan keuangan
sehingga menimbulkan permasalahan sebagai berikut (negative cashflow),
banyak aktiva tidak likuid, kesalahan investasi, kesalahan perencanaan
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

6

dana pendidikan dan masih banyak lagi.Dalam rangka menciptakan
keluarga yang mapan dalam hal keuangan maka perlu adanya suatu
program sosialisasi pentingnya peranan perencanaan keuangan keluarga,
pelatihan perencanaan keuangan keluarga dan pemberian jasa financial
planner. Program-program di atas memerlukanperanan lembaga dunia
pendidikan khususnya peranan universitas karena universitas salah satu
perannya adalah pusat studi bagi masyarakat.
Walker dan Llewellyn (2000), penelitiaannya telah mencari cara
untuk menawarkan sejumlah pengertian yang mendalam ke dalam cara
yang ditempuh oleh literatur yang popular pada rumah tangga dan
manajemen keuangan pribadi, bersama-sama dengan anggota dari lain
komunitas akademis, dalam rumah tangga ini adalah pokok di mana
akademi akuntansi yang dengan jelas mempunyai suatu kontribusi penting
untuk membuat akuntansi dalam rumah tangga. Telah ditunjukkan bahwa
rumah tangga adalah suatu lokasi penting untuk studi akuntansi. Aneka
ragam kemampuan akuntansi dalam kehidupan ini lebih menarik perhatian
para pengacara dibandingkan para akuntan. Akuntansi rumah tangga
begitu ditunjukkan untuk meliputi suatu rangkaian tugas dan
tanggungjawab yang lebih berbeda dibanding diakui di dalam literatur dan
untuk melibatkan unsur-unsur otoritas dan kendali.
Komori (1998), penelitiannya meguraikan arti dan praktek akuntansi
yang telah dikembangkan oleh kaum wanita di Jepang yang bekerja di
rumah dan sebagai tenaga kerja yang tidak dibayar di dalam sektor
perusahaan kecil, walaupun sebagian besar berprofesi sebagai akuntan,
sampai saat ini kaum wanita di Jepang masih dihubungkan dengan kedua
akuntansi, di rumah dan di dalam bisnis keluarga kecil, yang sektornya
mendasari lebih dari dua untuk ketiga perusahaan Jepang. Wanita-wanita
Jepang tidak dibayar untuk pekerjaan ini mealinkan sudah menjadi
kebiasaan untuk memberikan informasi yang terbaru dan akurat tentang
keuangan keluarga untuk tujuan perpajakan dan pengawasan intern dalam
rumah tangga. Perempuan tidaklah hanya disibukkan dengan pembukuan
tetapi juga di dalam pengendalian melalui anggaran.
Manajemen Keuangan
Stoner (2000) menyatakan bahwa manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasiaan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Daft (2000) berpendapat bahwa manajemen mempunyai empat
dasar sebagai berikut: 1) Planning, 2) Organizing, 3) Leading, 4)
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

7

Contolling.Tugas manajemen keuangan adalah menggalang dana dan
mengelola posisi kas perusahaan mereka, dan hamper semuanya hanya
seputar hal tersebut.
Horne dan Wachowichz (2005:3) menyatakan manajemen keuangan
(Financial Manajemen) berkaitan dengan perolehan pendanaan dan
manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar
belakangnya.
Pengertian Akuntansi
Akuntansi atau ada juga yang menyebut akuntansi adalah
merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi atau
mengkomunikasikan kondisi bisnis yang dapat memberikan informasi atau
mengkomunikasikan kondisi bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu
atau pada suatu periode tertentu. beberapa pengertian akuntansi dapat kita
lihat di bawah ini.
American Institute of Certified Public Accountant
mendifinisikan akuntansi dengan pengertian sebagai berikut :

(AICPA)

“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran
dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dari kejadiankejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan
hasil-hasilnya”.
Berbagai difinisi akuntansi di atas maka dapat disimpulakan bahwa
akuntansi merupakan proses pengolahan informasi yang berkaitan dengan
kesatuan ekonomi yang bersifat kualitatif yang dapat menjadi dasar bagi
pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan. Sehingga akuntansi
juga disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi mengukur dan
megkomunikasikan informasi keuangan dan lainnya kepada pembuat
keputusan.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ourput proses akuntansi. Tujuan
laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagaian besar pengguna laporan dalam rangka
membuat
keputusan-keputusan
ekonomi
serta
menunjukkan
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan

J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

8

tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
perusahaan meliputi:
Aktiva, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan beban termasuk keuntungan
kerugian, arus kas.
Manajemen perusahaan bertanggungjawab atas penyajian dan
penyusunan laporan keuangan perusahaan. Komponen-komponen laporan
keuangan terdiri atas:
Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan dalam
organisasi nirlaba, minimal terdiri dari hasil beban, laporan pemasukan dan
pengeluaran (perubahan kas) serta neraca sederhana dalam format yang
telah ditentukan. (Mahsun,dkk,2006:231)
Pengelolaan Keuangan keluarga
Kehidupan berkeluarga selalu menarik untuk disimak dan dipelajari
karena adanya perubahan serta nilai-nilai yang dianut. Setiap orang atau
individu memiliki keunikan dibandingkan dengan orang lain, baik itu berupa
kekuatan maupun kekurangan. Perencana pengelolaan keuangan
keluarga, terdiri dari dua kelompok besar yang banyak dipakai yaitu:
Secure dan Insecure.
Orang-orang yang secure adalah mereka biasanya memiliki
hubungan kekeluargaan yang baik dan selalu melihat tujuan akhir dari
semua rencana yang mereka buat. Perencanaan jangka panjang menjadi
suatu keharusan dan mereka terbiasa untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai
yang mereka anut sehingga biasanya mereka terbebas dari utang yang
berkepanjangan. Mereka selalu melihat sesuatu berdasarkan kualitasnya
bukan hanya kwantitas. Itulah beberapa ciri dari orang–orang yang secure.
Kelompok secure, beranggapan bahwa uang bukanlah menjadi ukuran
terpenting. Sedangkan orang-orang yang insecure bisa dibilang kebalikan
dari mereka yang secure. Lebih jelasnya, mereka yang insecure percaya
bahwa ada hubungan langsung antara uang dan kebahagian. Mereka
memiliki kekayaan atau pendapatan yang cukup tapi mereka selalu saja
membelanjakan sebanyak atau malah lebih dari yang mereka hasilkan oleh
karenanya mereka selalu dipusingkan oleh utang. Mereka selalu membeli
sesuatu dengannya mereka berkeyakinan akan meningkatkan status
mereka dihadapan orang lain. (ISOL,2003)
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membuat perencanaan
keuangan:
1. Waktu adalah sahabat anda
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

9

Semakin awal Anda memulai untuk menyisihkan dana secara regular
untuk tujuan masa masa depan Anda, akan kecil dana yang Anda harus
alokasikan setiap bulannya secara regular semakin untuk
mengembangkan jumlah asset anda.
Waktu menjadi sangat penting dalam pengembangan aset yang Anda
miliki. Semakin cepat Anda memulai investasi akan semakin besar
pertumbuhannya dengan asumsi tingkat suku yang sama.
2. Kebiasaan menunda adalah musuh anda
Sikap suka menunda-nunda bisa mempengaruhi anda dalam berbagai
hal, terutama yang berkaitan dengan keuangan. Contohnya: menundanunda dalam menyisihkan pendapatan untuk tabungan, sehingga
berimbas pada keinginan untuk berinvestasi, dapat juga berdampak fatal
saat akan menyisihkan pendapatan untuk proteksi dan terjadi musibah
yang tidak diinginkan serta datang sewaktu-waktu tanpa diduga.
Hal tersebut kemungkinan besar akan merusak keuangan
keluarga yang sebelumnya stabil dan teratur. Satu-satunya tindakan
yang harus Anda ambil adalah melakukan perencanaan keuangan
keluarga yang menyeluruh sekarang. Jangan tunda lagi, berapapun usia
Anda saat ini. Karena menunda keputusan seputar keuangan keluarga
harus dibayar mahal di masa datang. Take action, now!!
3.Kebutuhan Vs Keinginan
Sebenarnya tidak ada batasan yang pasti untuk menentukan perbedaan
antara kebutuhan atau keinginan. Difinisi Kebutuhan adalah sesuatu
yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan,
sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi
maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera.
Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada,
karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya
kurang sejahtera. Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas
kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut
merasa lebih puas. Namun bila keinginan tidak terpenuhi maka
sesungguhnya kesejahteraan tidak akan berkurang. Namun demikian,
yang namanya kesejahteraan dan kepuasan juga sangat relatif bagi
setiap orang. Misalkan mobil sebagai alat transport, mungkin itu sebagai
kebutuhan karena fungsinya sebagai alat transportasi. Tapi aksesoris
tambahan untuk mobil tersebut, misalkan velg racing, tape dan lain-lain
bukan untuk menambah kenyamanan atau keamanan berkendara, tapi
hanya sekedar mempercantik penampilannya saja. Saya rasa itu bukan
kebutuhan, itu cuma keinginan saja. Dan keinginan ini bisa ditunda
kalau semua kebutuhan sudah terpenuhi dengan baik.
4. Lebih Mudah Mengontrol Pengeluaran daripada Menambah Pendapatan
Banyak yang beranggapan bahwa dengan penghasilan besar maka
akan dapat memenuhi semua kebutuhan maupun keinginan keluarga.
Tapi mereka lupa, bahwa mata uang memiliki dua sisi, ada arus masuk
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

10

serta arus keluar. Dalam hal mencapai kesejahteraan keluarga, kedua
hal ini adalah arus masuk keuangan keluarga serta aliran keluar uang
dengan membelanjakannya menjadi sangat penting. Keseimbangan
keduanya menjadi tolak ukur utama untuk mencapai kebebasan
finansial atau kelompok secure tadi.
5. Menabung membuat anda kaya.Tidak seorang pun menjadi kaya hanya
karena penghasilannya besar. Kekayaan menjadi nyata bila Anda
menyimpan atau menyisihkan dana setiap bulannya dan diinvestasikan.
Banyak orang berpikir “bila saja saya menghasilkan lebih banyak maka
semua keadaaan akan lebih baik”, mungkin benar atau malah
sebaliknya, tambah amburadul. Realitanya, dengan meningkatnya
pendapatan pasti akan selalu dibarengi dengan kenaikan standar hidup
atau gaya hidup. Sehingga Anda akan tetap membutuhkan hampir
semua penghasilan bulanan yang Anda peroleh dengan kerja keras.
Oleh karena itu, poin ketiga yaitu membedakan antara kinginan dan
kebutuhan menjadi sangat penting. Kenyataannya, bila individu atau
keluarga gagal merencanakan menabung (saving plan) maka mereka
akan menambah utangnya.
Wanita dalam Perekonomian Keluarga
Untuk beberapa hal, kaum wanita memang masih kerap
terpinggirkan dan terkungkung oleh sebutan manusia lemah. Hal itu sangat
mungkin, karena tak diberi kesempatan untuk menunjukkan potensi yang
dimilikinya. Tapi untuk urusan pemberdayaan perekonomian keluarga,
wanita patut diacungi jempol.
Meski angka statistik yang mendata jumlah pekerja wanita relatif lebih kecil
daripada pria, namun dari tahun ke tahun jumlah pekerja wanita di berbagai
sektor semakin meningkat. Perkembangan tersebut sangat mungkin
dipengaruhi oleh meningkatnya tingkat pendidikan dan bergesernya
kebudayaan
akibat
faktor
globalisasi.
Rudangta Arianti Sembiring Psi, psikolog yang concern dengan masalah
anak itu mengatakan, tren wanita bekerja dari zaman dulu sudah ada.
"Karena tingkat pendidikan saat ini lebih tinggi, maka variasi pekerjaan
yang dapat dilakukan kaum wanita itu pun lebih banyak. Mulai dari
politikus, ekonom, hingga pekerjaan sebagai artis. Selain itu, wanita lebih
memilih bekerja untuk mendapat status sosial," ungkap psikolog lulusan
Universitas Padjajaran ketika dihubungi okezone melalui telepon
genggamnya,Kamis(14/2/2008).
Namun demikian, sambungnya, meningkatnya peran wanita dalam
ekonomi keluarga jangan sampai berdampak buruk terhadap harmonisnya
rumah tangga. Karena beberapa data juga menyebutkan bahwa tingginya
tingkat perceraian dan konflik dalam keluarga dipicu oleh makin mandirinya
perempuan secara ekonomi. Tapi sebaliknya, beberapa kasus juga
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

11

menunjukkan adanya eksploitasi laki-laki terhadap peran perempuan dalam
kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, masih menurut staf pengajar di
Universitas Kristen Satya Wacana, pasangan suami istri harus saling bahu
membahu. Kalau memang suatu ketika ada tugas yang tidak dapat
ditinggalkan sehingga membuat tugas rumah tangga sedikit terbengkalai,
harus mencari solusinya apakah dapat diantisipasi oleh pembantu atau
menyiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu. "Jadi, peran laki-laki dan
perempuan dalam keluarga pada konteks tradisi ataupun modern, di ranah
spiritualitas apapun, sudah selayaknya berorientasi untuk harmonisnya
keluarga," pungkasnya
Perencanaan dan Pengelolaan keuangan Keluarga yang Bijak
Sebagian orang telah mencapai kemapanan financial keluarga,
tapi tidak sedikit yang gagal. Ada langkah-langkah praktis yang dapat
membantu Anda mencapai apa yang Anda inginkan di masa depan.
1. Tetapkan Kekayaan
Persoalan keuangan sering kali membuat luka dan derita. Semua
hal yang dirasa tidak nyaman seputar keuangan bisa menjadi bahan
motivasi untuk mengontrol keuangan keluarga. Jadikan kesulitan atau
ketidaknyamanan tadi sebagai motivasi untuk mencapai apa yang Anda
impikan.Tetapkan berapa kekayaan bersih yang Anda miliki. Itu adalah
langkah awal bijak yang harus Anda lakukan. Alat bantunya adalah
pembuatan catatan kakayaan. Dalam buku The Millionaire Next Door
yang ditulis Thomas J Stanley dan William D Danko, terdapat formula
untuk
mengukur
kekayaan
secara
umum.
Formulanya adalah sebagai berikut “A persons’s expected wealth ougth
to be 10% of your age multiplied by the annual household income”. Bila
formula ini diaplikasikan untuk Anto dengan usia saat ini 35 tahun dan
pendapatan selama setahun sebesar Rp 60 juta, nilai kekayaan bersih
yang sebaiknya dimiliki adalah 3,5 x Rp 60 juta = Rp 210 juta.
2. Tetapkan Tujuan
Tabel 2.1.Tujuan keuangan keluarga harus memenuhi lima kriteria, yang
disingkat menjadi:
S
Specific
Spesifik
M
Measurable
Terukur
A
Attainable
Dapat Dicapai
R
Reality-based
Realistis
T
Time-bound
Berjangka waktu
Sumber: Sinar Harapan
Tujuan keuangan keluarga harus dinyatakan secara spesifik
dalam nilai yang terukur serta jangka waktu pencapaiannya. Sebagai
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

12

contoh, Anda ingin hidup berkecukupan di masa tua. Ini memang tujuan,
namun belum spesifik. Diperlukan nilai terukur, misalnya memerlukan
dana Rp 1 miliar untuk dapat hidup berkecukupan di masa tua nanti.
Agar lebih lengkap, tujuan perlu dinyatakan, misalnya sebagai berikut:
pensiun pada usia 55 tahun dengan dana yang dimiliki Rp 1 miliar.
Salah satu kata kunci lain dalam menentukan tujuan keuangan
keluarga adalah realistis, agar secara rasional bisa dicapai melalui
pelaksanaan dan usaha berkesinambungan. Ciri realistis sangatlah
penting karena tujuan keuangan merupakan pilar penting perencanaan
keuangan keluarga. Tujuan yang terlalu muluk malah akan menjadi
bumerang karena bebannya akan terasa sangat berat sehingga kita
menjadi enggan melakukan perencanaan dan usaha pencapaiannya.
3. Kenali Belanja Anda
Uang tunai memiliki tingkat likuiditas tinggi. Tanpa terasa pada
pertengahan bulan Anda sudah tidak memilikinya lagi, seperti ungkapan
“bagai air dalam genggaman tangan”. Sebuah perencanaan anggaran
belanja yang baik dapat memperlambat aliran tersebut dan membantu
bila terjadi “banjir” keuangan.
Secara sederhana, penyusunan anggaran belanja bagi suatu
keluarga adalah pemetaan tentang arah perjalanan finansial keluarga
itu. Walaupun jangka waktu anggaran terbatas, tetapi setiap keputusan
finansial yang Anda ambil, baik dari sisi pemasukan maupun
pengeluaran, secara langsung atau tidak, akan sangat mempengaruhi
arah perjalanan finansial selanjutnya. Langkah-langkah finansial kecil
yang kita putuskan melalui anggaran akan menentukan langkah-langkah
besar di kemudian hari.
4. Asuransi
Proteksi sangat dibutuhkan dalam proses pelaksanaan
perencanaan, karena kita tidak pernah akan tahu apa yang akan terjadi
di masa depan.
Setiap individu yang sudah memiliki tanggungan, proteksi harus menjadi
prioritas. Proteksi asuransi merupakan jaring pengaman dalam keadaan
mendesak dan kehilangan. Aturan umum yang dipakai dalam
menentukan besar nilai pertanggungan adalah dengan perhitungan lima
kali dari pendapatan kotor tahunan ditambah kebutuhan utang (pendek
maupun panjang) dan kebutuhan pendanaan lainnya. Selama keadaan
keuangan keluarga Anda normal-normal saja, pendekatan aturan umum
dapat menjadi pilihan.
Jenis produk asuransi apa yang sebaiknya Anda beli terkadang
membuat banyak orang mengabaikan pentingnya proteksi bagi
keluarga. Bila Anda mencari bentuk produk yang sesuai dengan
pendapatan Anda atau biaya yang harus dikeluarkan, asuransi jiwa
berjangka mungkin bisa menjadi awal terbaik.

J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

13

Kombinasi terpenting dari asuransi jiwa berjangka adalah dengan
tetap menginvestasikan dana untuk tujuan keuangan masa depan
secara berkesinambungan. Membeli asuransi berjangka dan
menginvestasikan sisanya hanyaberlakubilaAndamelakukannya.
5. Perhatikan Utang
Belanja berlebihan dan utang di luar kemampuan, pasti akan
merusak sebuah kondisi keuangan yang tadinya solid seperti baja,
menjadi “amburadul”. Kebiasaan berbelanja berlebihan bisa terjadi
karena belanja itu menyenangkan. Masyarakat kita menganggap ke mal
sebagai salah satu hiburan keluarga. Yang tadinya hanya ingin jalanjalan, pulang malah membawa bungkusan besar. Keputusan untuk
membeli haruslah didasarkan pada kebutuhan, bukan hanya karena
dorongan atau ketertarikan akibat promosi dan iklan besar-besaran
ataupun diskon. Ambilah keputusan membeli sesuatu karena memang
Anda membutuhkannya.
“Pay yourself first”. Kalimat ini sering kali dipakai dalam berbagai
buku keuangan keluarga. Bagaimana Anda membayar atau
menggunakan uang penghasilan Anda yang harus ditelaah lebih jauh.
Dari penghasilan bulanan, sudah seharusnya Anda membayar untuk diri
Anda sendiri di depan. Setiap baru mendapatkan gaji atau penghasilan
bulanan sebelum dipakai untuk kebutuhan atau keperluan lain, sisihkan
minimal 10 persen untuk belanja masa depan. Dengan pola menabung
di awal setiap mendapatkan penghasilan, akan membantu Anda tetap
menabung untuk tujuan masa depan.
Bila Anda memiliki utang cukup besar saat ini, ada baiknya bila
Anda mengatasi persoalan ini dengan bijak. Lakukan pembayaran
reguler, dan bayarlah utang dalam jumlah yang lebih besar untuk utang
dengan
bunga
yang
lebih
tinggi.
Satu hal penting dalam hal utang, berkaitan dengan utang kartu kredit.
Pemakaian kartu kredit sangatlah memudahkan. Tapi ingat jangan
anggap kartu kredit sebagai uang saku atau tambahan tapi kartu kredit
adalah utang yang harus Anda bayar begitu tagihan datang. Jangan
Anda membayar tagihan yang datang setiap bulan hanya cicilan
minimalnya saja, karena bunga kartu kredit saat ini masih relatif tinggi,
rata-rata berkisar di tiga persen per bulannya. Dengan bunga majemuk
bunga kartu kredit per tahun bisa lebih dari 40 persen. Bukan main
tingginya, bukan? Oleh karenanya berhati-hatilah dengan persoalan
utang.
Bila Anda belum terlilit utang yang menggunung, ada baiknya
Anda menelaah lebih dalam sebelum berutang. Menurut hemat kami,
paling tidak ada tiga petunjuk dasar yang Anda butuhkan dalam
mempertimbangkan pinjaman yang akan Anda ambil. Pertama, jangan
pernah meminjam lebih besar dari kemampuan keuangan Anda. Kedua,
jangan pernah meminjam untuk kebutuhan barang-barang mewah,
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

14

seperti mobil mewah dan perhiasan., bila dengan hal itu Anda tidak
dapat meminjam untuk kebutuhan keluarga seperti pinjaman kredit
rumah atau pinjaman pribadi untuk biaya sekolah anak Anda. Ketiga,
pastikan Anda masih menyisakan kapasitas dalam meminjam untuk
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga.
6.Investasi Bijak
Investasi dalam arti yang paling dasar adalah menempatkan
dana Anda untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Investasi
merupakan sarana terpenting dalam meningkatkan kemampuan Anda
mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Sebagai awal, sangat penting
bagi Anda untuk memahami bahwa “no single investemnt is right for
everyone”. Berbagai batasan seperti kebutuhan akan uang tunai, tujuan
dan perilaku serta preferensi Anda terhadap risiko, membuat setiap
individu memilih investsi yang berbeda-beda. Menentukan investasi
yang tepat membutuhkan sebuah perencanaan yang sesuai.
Menetapkan tujuan spesifik yang telah Anda lakukan di panduan
kedua, berdasarkan hal itu Anda dapat merencanakan proses
pencapaiannya dengan mengalokasikan (menginvestasikan) dana
secara reguler. Sertakan belanja masa depan dalam rencana anggaran
belanja bulanan. Memang, mengalokasikan atau menyisihkan dana
untuk belanja masa depan secara reguler tidak muncul dalam semalam.
Selama Anda memiliki motivasi dan tujuan masa depan dan terus
berusaha, hal ini akan memberikan diri Anda setiap kesempatan untuk
berhasil menyisihkan secara reguler setiap bulannya. Pola investasi ini
biasa disebut “Dollar Cost Averaging”. Cara termudah untuk
melakukannya secara reguler adalah dengan menyisihkan di awal setiap
bulan untuk belanja masa depan.
Saat melakukan hal ini belanja masa depan Anda akan lebih
terjamin alokasinya. Namun, kalau kita harus melakukannya setiap
bulan secara manual terkadang kita sering lupa. Untuk mengatasi hal
tersebut, Anda bisa melakukan otomatisasi, yaitu dengan memberikan
kewenangan kepada bank untuk memotong sebagian dari pendapatan
Anda setiap awal bulan untuk belanja masa depan (Andrias dkk, 2003)
Wanita antara Karir dan Rumah Tangga
Di jaman teknologi informasi sekarang ini, sosok wanita karir
yang sukses merupakan fenomena umum di kota-kota besar, sekalipun
itu seorang ibu rumah tangga. Memang tidak sedikit wanita yang
menjalani fungsi ganda, sebagai wanita karir maupun ibu rumah tangga.
Bagi yang pandai menyiasati waktu, sukses di kedua bidang tersebut
bukanlah hal yang mustahil. Namun bagi yang kewalahan membagi
waktu, tak jarang harus mengalami salah satu kegagalan. Kondisi ini
membuat wanita terpaksa harus memilih antara rumah tangga dan karir
yamg mungkin telah dibangun sebelum berumah tangga.

J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

15

Memang tidak mudah memainkan peran sebagai wanita karir
atau wanita pekerja sekaligus ibu rumah tangga yang baik. Karena
kedua dunia itu memiliki tuntutan dan konsekuensi yang sama beratnya.
Banyak perusahaan menilai bahwa pegawai wanita kerap kurang
profesional setelah menikah dan punya anak. Misalnya sering datang
terlambat ke kantor dengan alasan mengurus rumah, suami, dan anak.
Secara fisikpun wanita yang kelelahan mengurus rumah tangganya jadi
sering tampil “berantakan”, wajah kuyu dan jarang tersenyum.
Perusahaan pun sulit menuntut lembur ataupun menugaskan ke luar
kota pada pegawai wanita yang sudah menikah dan punya anak.
Seandainya ditugaskan, tak jarang mereka menolak karena alasan
rumah tangga.
Namun, sejauh ini banyak wanita yang mengimpikan
kesuksesan di kedua bidang yang saling berseberangan itu, sukses
dalam karir dan bahagia di rumah tangga. Wanita dengan ambisi
tersebut akan berusaha keras untuk mencapainya. Memang sulit meraih
keduanya, tapi bukan tidak mungkin anda sebagai wanita dapat
meraihnya. Lalu bagaimana caranya?
Wanita harus bersikap konsisten dan memiliki komitmen pada
pilihan yang sudah di tetapkan. Sikap ini dapat di tunjukkan dengan
bertanggung jawab penuh terhadap tugas-tugas yang dipercayakan
perusahaan kepada anda tanpa melalaikan urusan rumah tangga.
Dengan rasa tanggung jawab, anda tidak akan pernah merasa terbebani
dengan tugas di kantor dan rumah. Jadikan bahwa pekerjaan adalah
bagian dari rutinitas hidup anda. Sehingga anda akan mudah menikmati
kedua peran, sebagai wanita rumah tangga dan wanita karir.
Hal penting yang harus anda lakukan adalah pengorganisasian
dan pengaturan waktu seefisien mungkin. Dengan adanya dua peran
yang harus dimainkan, anda perlu membuat “aturan main” hingga kedua
peran tersebut bisa dilakonkan sama baiknya. Belajarlah untuk membuat
perencanaan yang terjadwal pada dua kegiatan yang berbeda, yaitu
kegiatan rumah tangga dan kegiatan kantor. Tentunya anda harus
mendelegasikan kegiatan di rumah pada orang lain, misalnya pada
pembantu rumah tangga atau pada orang yang anda percaya mengurus
rumah dan anak-anak anda. Untuk mengontrolnya, anda tetap bisa
memantaunya dari kantor. Misalnya dengan meneleponnya setiap hari
untuk menanyakan kondisi anak-anak dan rumah anda. Sehingga jika
anda yakin situasi rumah aman terkendali, anda bisa lebih konsentransi
dalam menyelesaikan tugas-tugas di kantor.
Jika perusahaan mengharuskan anda lembur atau tugas keluar
kota, kalau tidak ada hal-hal yang lebih penting sebisa mungkin jangan
menolaknya. Jelaskan pada suami, anak-anak dan pembantu rumah
tangga tentang pekerjaan tambahan anda. Sampaikan pernyataan maaf
anda karena waktu anda di rumah menjadi berkurang akibat pekerjaan
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

16

tersebut. Jika harus keluar kota, selesaikan urusan rumah terlebih dulu.
Pastikan semua kebutuhan rumah tangga telah terpenuhi. Dari luar kota
jangan lupa untuk menghubungi orang-orang rumah dan kabarkan
bahwa keadaan anda baik-baik saja.
Selain suami dan anak-anak merasa lega karena anda dalam
keadaan aman, anda pun merasa nyaman karena Jangan pernah
beranggapan bahwa wanita yang sudah menikah dan punya anak akan
menurun produktifitas dan kinerjanya. Berusahalah untuk tetap produktif
dengan tidak mendelegasikan tugas kantor pada rekan anda.
Selesaikan semua pekerjaan hingga tuntas. Caranya adalah dengan
membuat skala prioritas pekerjaan dan tidak menunda-nunda pekerjaan.
Kerjakan tugas yang paling penting terlebih dulu, kemudian menyusul
yang lain. Dengan skala prioritas, anda tidak akan pusing walaupun
pekerjaan menumpuk di meja anda.
Anggapan yang juga perlu dijauhi adalah anggapan bahwa
setelah berumah tangga, wanita akan terhenti karirnya. Biasanya orang
menganggap wanita yang sudah menikah tidak bisa mencurahkan
perhatian sepenuhnya pada pekerjaan. Buktikan kalau anda bisa
merubah anggapan tersebut. Lebih bagus lagi jika anda tetap
menumbuhkan minat untuk terus berkembang. Di samping itu, semangat
kompetisi juga perlu dikembangkan. Diantaranya dengan banyak
membaca dan mencari informasi yang berkaitan dengan bidang
pekerjaan anda. Sehingga anda dapat melakukan pembaruan dan
penyegaran ilmu serta wawasan, walaupun anda sudah berstatus ibu
rumah tangga.
Manfaatkan waktu libur anda seefektif mungkin bersama
keluarga. Tanggalkan urusan kantor jika anda tengah berkumpul
bersama keluarga tercinta. Anda dapat melampiaskan kerinduan
bersama keluarga dengan rekreasi, jalan-jalan atau hanya berkumpul di
rumah. Jadikan waktu libur untuk sharing dengan suami dan anak-anak.
Sehingga ketika anda kembali bekerja, anda dapat lebih bersemangat.
Satu hal lagi yang harus anda perhatikan, jangan tampil “lecek” atau
“kucel”, meskipun anda lelah mengurus rumah tangga. Tampilkan citra
profesional setiap kali anda berangkat ke kantor dengan mengenakan
busana yang sesuai dan menampilkan wajah yang segar serta percaya
diri. Sehingga anggapan bahwa ibu rumah tangga tidak bisa tampil
profesional di kantor, tidak berlaku untuk anda.
Pada saat mencoba melakukan hal-hal di atas, diharapkan dapat
membantu wanita untuk memainkan dua peran sekaligus, ibu rumah
tangga dan wanita karir. Selebihnya gunakan kecerdasan anda untuk
menyelesaikan setiap masalah yang anda hadapi. (Dikutip dari: Sinar
Harapan, 2003)
Kinerja
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

17

Definisi kinerja menurut Veithzal dan Basri (2005:16) memberi
difinisi tentang kinerja yaitu hasil kerja yang dapat dicapai seseorang
ataupun kelompok orang dalam perusahaan sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya untuk pencapaian
tujuanperusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak
bertentangan dengan moral dan etika.
Menurut Mangkunegara (2005:67) kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja
(prestasi kerja)adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja merupakan batasan sebagai kesuksesan seseorang
dalam tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya yang biasanya
digunakan sebagai dasar penilaian atas diri karyawan atau organisasi
kerja yang bersangkutan semakin tinggi kualitas dan kuantitas hasil
kerjanya maka semakin tinggi pula kinerjanya.
Kinerja Individual
Merupakan hasil sesungguhnya yang telah dilakukan oleh
karyawan atau individu dalam melaksanakan tugas dengan baik sesuai
dengan bidangnya untuk mempertanggung jawabkan tugasnya dalam
mencapai tujuan perusahaan (Jumaili 2005:725).
Gomes (2003:93) menyatakan bahwa Performance Appraisal
merupakan suatu penilaian sistematis yang dilakukan oleh supervisor
terhadap performasi pekerja dari para pekerja. Tujuan penting daripada
penilaian adalah dengan maksud untuk mempengaruhi performasi dari
pada pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti
promosi, pemberhentian sementara (lay off), pemindahan (transfer),
kenaikan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang
kemampuan-kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan
dengan pekerjaannya masing-masing.
Teori-Teori Tentang Kinerja
Menurut Siagian (2002:101) karyawan dalam menghasilkan
kinerja dengan menggunakan bakat, kemampuan. Ada beberapa teori
tentang kinerja antara lain:
1. Teori Motivasi
Teori motivasi dari Frederick Hezberg sering disebut sebagai “Teori
Motivasi dan Higiene”
yang menyatakan jika para karyawan
berpandangan positif terhadap tugas dan pekerjaannya, tingkat
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

18

kepuasannya biasanya tinggi. Sebaliknya, jika karyawan memandang
tugas pekerjaannya secara negative, dalam diri mereka tidak ada
kepuasan. Faktor-faktor yang mendukung aspek motivasi adalah
keberhasilan, pengakuan, sifat pekerja yang menjadi tanggung jawab
seseorang, kesempatan dalam meraih kemajuan dan pertumbuhan.
Faktor-faktor hygiene yang menonjol adalah perusahaan, supervise,
kondisi pekerjaan, upah dan gaji, hubungan dengan rekan sekerja,
hubungan pribadi, hubungan dengan para bawahan, status dan
keamanan (Siagian,2002:107)
2.Teori Harapan
Teori ini ditemukan oleh Viktor Vroom, teori ini menekankan bahwa
kekuatan kencenderungan berprilaku tertentu tergantung pada kuatnya
harapan bahwa, perilaku tersebut akan diikuti oleh keluaran tertentu
dan oleh kuatnya daya tarik keluaran itu bagi orang yang
bersangkutan.
Dalam penerapannya,
makna
teori tersebut
adalahbahwa seorang karyawan akan bersedia melakukan upaya yang
lebih besar apabila diyakininya bahwa upaya itu akan berakibat pada
penilaian kinerja yang baik, dan bahwa penilaian kinerja yang baik
akan berakibat pada imbalan yang lebih besar, kenaikan gaji atau
promosi dan kesemuanya itu memungkinkan yang bersangkutan untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadinya (Siagian,2002:117).

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Memahami kinerja wanita dalam pengelolaan keuangan keluarga
secara optimal, maka banyak unsur-unsur penting yang harus ditemukan
sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
maka peneliti menggunakan metode kualitatif.
Penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang
dalam hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, 1998:5).
Penelitian ini akan mengamati para wanita khususnya yang sudah
berumah tangga dan berada dalam wilayah Siwalankerto Surabaya.
Dengan latar belakang pendidikan, mulai dari lulusan tingkat Sekolah
Menengah Umum (SMU) ke atas.
Menggunakan metode kualitatif, maka data yang didapat lebih
lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna sehingga tujuan
penelitian dapat dicapai. Penggunaan metode kualitatif ini, bukan karena
metode ini baru, dan lebih “trendy”, tetapi memang permasalahan lebih
tepat dicarikan jawabannya dengan metode kualitatif. Dengan metode
J urna l St ra t e gi Ak unt a nsi
Vol. 2 Nomor 1 Januari 2010

19

kuantitatif, hanya bisa diteliti beberapa variabel saja, sehingga seluruh
permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan terjawab dengan metode
kuantitatif. Dengan metode kuantitatif tidak dapat ditemukan data yang
bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas
dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, kebiasaan, dan
pengetahuan yang dipunyai seseorang maupun kelompok orang dalam
lingkungan keluarganya. Dengan metode kuantitatif hanya dapat digali
fakta-fakta yang bersifat empiric dan terukur. Fakta-fakta yang tidak tampak
oleh indera akan sulit diungkapakan. Dengan metode kualitatif, maka akan
dapat diperoleh data yang lebih tuntas, pasti, sehingga memiliki kredibilitas
yang tinggi.
Penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekakan pada
proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel
pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi,
sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya.
(Sugiyono, 2005:07)
Di lain sisi penelitian ini mempunyai perspektif emik. Menurut
Hamidi (2004:70), perspektif emik adalah data yang dikumpulkan dan
diupayakan dideskripsikan berdasarkan, ungkapan, bahasa, cara pikir
pandangan subyek penelitian. Sehingga mengungkapkan apa yang
menjadi pertimbangan dalam pengelolaan keuangan keluarga.
Penelitian kuantitatif peneliti menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti, sedangkan
dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen. Oleh karena itu
dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human
instrument. untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi
lebih jelas dan bermakna.
Metode kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data
yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data
yang tampak. Ole