478 4751 1 PB

Ikhsandri
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang Sumatera Selatan
Email : kuroshaki_sundry@yahoo.com

#
$
% !&
'
$
!& ( !) % * +#
#
,
+ !( ( !
$# ( +
!& %% ( ( !
!
!
$
( !&
$

(
,
+ ! ' + (!
!&
$ %
!
'!& % $
' $!
.
$
%,
$
#
!& ! & $ $
# +
( ' $! ! !+ ! % $! (!
!&
' $ +
$
!& , ( !

$
+
&
$ % !& $ $ (& $ ! / +
!& ' $! ! !+ ! % $! (!
.
&$
(&
! '
#!
% + !& 0 $!
! , ' (
$
!$
!&
! % +
!
! $ - )$ $ % !&
! '
$

/
! + !& $ %
!
1 (!
&
$ ! %
)$ $
!&
!
%
.
1 (!
$
""
' !& !& , + % $
' $! #) 3 " + 4 )
(!
!
!& % + %
% ! +

)
% $ $&
( !
! !
5
!$ ' !& (
( !) % 5 + (
+ ! '
"
!$ ' !& (
( !) % +
' $! (
, & ( $ !& % + % + ! ( $ ! !
!$
(
(!
!! $ ' !& * !!
,
(! 6
(!

'& !& ! $ !
' !& (
( !) % 5 + *
!! $ $
!& ! !
)6 !
)$! +
!$ %
(
' $!
#
$
$! !
" 2

' $! ! !+ !
% $

% $! (!


! !

)6

!

)$! + ,

+

%$

' $! ! +

)

!

Pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah
diiringi dengan timbulnya permasalahan sosial yang

dihadapi oleh kawasan tersebut. Salah satu permasalahan
sosial yang biasanya timbul di daerah berkembang adalah
masalah sampah. Jumlah sampah setiap tahun terus
meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk dan
kualitas kehidupan masyarakat, dan disertai pola hidup
masyarakat yang dipengaruhi oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga maih cenderung
konsumtif.
Jakabaring adalah salah satu kawasan berkembang di
Kota Palembang. Konsep pengembangan kawasan
Jakabaring ini sendiri adalah menjadi pusat perkantoran
dan pemukiman terpadu. Seiring berkembangnya
pemukiman di kawasan Jakabaring akan berimbas pada
peningkatan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi
masyarakat, maka akan meningkat pula pertumbuhan
sampah. Namun meningkatnya pertumbuhan sampah
akibat pertumbuhan penduduk di kawasan Jakabaring
tidak diimbangi dengan infrastruktur sampah yang
memadai. Seperti di komplek Ogan Permata Indah
Jakabaring, Kelurahan 15 Ulu masyarakat masih

menjadikan lahan kosong ataupun pinggir jalan sebagai
tempat pembuangan sampah, hal ini dikarenakan masih
minimnya infrastruktur pengolahan sampah di kawasan
tersebut.
Sehubungan dengan masalah tersebut maka akan
dilakukan kajian infrastruktur pengolahan sampah di
Kelurahan 15 Ulu, Jakabaring.

"#"$
$ %
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proyeksi jumlah penduduk dan
besaran timbulan sampah di Kelurahan 15 Ulu?
2. Bagaimana kebutuhan TPS dan moda angkutan
sampah di Kelurahan 15 Ulu?
3. Bagaimana keadaan TPS yang ada di Kelurahan
15 Ulu pada saat ini?
4. Bagaiman perencanaan sistem dan pola angkut
sampah di Kelurahan 15 Ulu?

&

"'"
((
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang
ada, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Memproyeksikan jumlah penduduk dan besaran
timbulan sampah dari tahun 2014 sampai 2018
di Kelurahan 15 Ulu.
2. Menghitung kebutuhan TPS dan armada
pengangkut sampah dari tahun 2014 sampai
2018 di Kelurahan 15 Ulu.
3. Menghitung jumlah dan mengkaji kondisi fisik
TPS yang ada di Kelurahan 15 Ulu saat ini.
4. Merencanakan sistem dan pola angkut sampah
di Kelurahan 15 Ulu.
)

"
(

"*
((
Adapun batasan3batasan dan ruang lingkup dalam
penelitian ini yaitu :
1. Lokasi penelitian dibatasi di Kelurahan 15 Ulu,
Kecamatan Seberang Ulu 1, Kawasan
Jakabaring, Palembang.

130
! "

$

2.

1

% $!

!


*

&

+ &

7 ' $

Analisis kebutuhan infrastruktur pengolahan
sampah terhadap pertumbuhan sampah di
Kelurahan 15 Ulu.

8

+#

#

7

&

.

7 ! *

+#

!)

$(+( $( #* %
Berdasarkan SNI 193324131994, tipe atau jenis
sampah umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Sampah organik basah ( # ), yaitu sampah
yang terdiri dari bahan3bahan organik dan
mempunyai sifat mudah membusuk.
b. Sampah organik kering 9 ## $&), yaitu sampah
yang susunannya terdiri dari bahan organik
maupun yang cukup kering yang sulit terurai
oleh mikroorganisme sehingga sulit membusuk.
c. Sampah yang berukuran besar (# ) ' $! ),
dalam kategori ini termasuk sampah yang
berukuran besar dan berat.
d. Sampah abu ( $& $), yaitu sampah padat yang
berasal dari pembakaran kayu, batu bara atau
insenerator. Ukurannya kecil, lembut, ringan dan
mudah terbawa angin.
e. Sampah berupa lumpur dari pengolahan air
bersih dan air limbah. Lumpur dari kolam
pengolahan harus dihindarkan langsung masuk
ke air permukaan.
f. Sampah bangkai binatang (
+ ), yaitu
semua sampah yang berupa bangkai binatang.
g. Sampah sapuan jalan yaitu segala jenis sampah
atau kotoran yang berserakan di jalan karena
dibuang oleh pengendara mobil ataupun
masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
h. Sampah konstruksi umumnya berupa logam,
beton, kaca, pipa, plumbing dan kayu.
i. Sampah B3 merupakan buangan berbahaya dan
beracun bersifat toksik karena itu perlu
penanganan khusus. Banyak dihasilkan dari
kegiatan industri ataupun produk yang dipakai
sehari3hari. Semakin banyak industri yang
berdiri akan semakin beragam limbahnya.

!
!

+ $ " "
Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang
menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan3
bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988 dalam
Kodatie, 2003).
Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama
fungsi3fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam
kehidupan sehari3hari masyarakat. Sistem infrastruktur
dapat didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur3struktur
dasar, peralatan3peralatan, instalasi3instalasi yang
dibangun dan dibutuhkan untuk berfungsinya sistem
sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 1988
dalam Kodatie, 2003). Definisi teknik juga memberikan
spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur dan
mengatakan bahwa infrastruktur adalah aset fisik yang
dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan
publik yang penting (Kodatie, 2003).
!!

(
#* %
Di dalam UU No. 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah disebutkan bahwa sampah adalah
sisa kegiatan sehari3hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat. Menurut SNI 193245432002,
sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat
organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna
lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan
juga setengah padat, dari bahan organik atau anorganik,
baik benda logam maupun benda bukan logam, yang
dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar. Bentuk fisik
benda3benda tersebut dapat berubah menurut cara
pengangkutannya atau cara pengolahannya (Rizaldi
dalam Aswadi dan Hendra, 2011).

!

#* %
Di dalam Undang3Undang Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa
pengelolaan sampah adalah kegiatan sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah.
Pengelolaan persampahan mempunyai tujuan yang
sangat mendasar yang meliputi meningkatkan kesehatan
lingkungan dan masyarakat, melindungi sumber daya
alam (air), melindungi fasilitas sosial ekonomi dan
menunjang sektor strategis (Rahardyan dan Widagdo,
2005).
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga disebutkan
bahwa pengaturan pengelolaan sampah bertujuan untuk
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
kesehatan masyarakat dan menjadikan sampah sebagai
sumber daya.

!&

"#,
#* %
Berdasarkan Undang3Undang Nomor 18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sampah, sumber sampah
adalah asal timbulan sampah. Menurut Damanhuri
(2010:6), sumber sampah berasal dari:
a. Kegiatan penghasil sampah seperti pasar, rumah
tangga,
pertokoan
(kegiatan
komersial
/perdaganan), penyapuan jalan, taman, atau
tempat umum lainnya, dan kegiatan lain seperti
dari industri dengan limbah yang sejenis
sampah.
b. Sampah yang dihasilkan manusia sehari3hari
kemungkinan mengandung limbah berbahaya,
seperti sisa batere, sisa oli/minyak rem mobil,
sisa bekas pemusnah nyamuk, sisa biosida
tanaman, dsb.

!

(
* $(#* %
Berdasarkan SNI 193245432002 Tentang Tata Cara
Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan
disebutkan bahwa teknis operasional pengelolaan sampah
perkotaan yang terdiri dari kegiatan pewadahan sampai

131
! "

$

1

% $!

!

*

&

+ &

7 ' $

dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat terpadu
dengan melakukan pemilahan sejak dari ssumbernya.
Skema teknik operasional pengelola
gelolaan persampahan
dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah
ah ini
ini.

8

+#

#

7

&

.

7 ! *

+#

pembakaran, pengomposan,
n, penghancuran,
pen
pengeringan
dan pendaur ulangan. (SNI T3313319903F dalam Wahyu
K., 2008).
lahan sampah adalah sebagai
Adapun teknik pengolahan
berikut :
a. Pengomposan (6 + $! )
Adalah suatu caraa pengolahan
peng
sampah organik
dengan memanfaatkan
atkan aktifitas bakteri untuk
mengubah sampah
h menjadi
me
kompos (proses
pematangan).
b. Pembakaran sampah
Pembakaran sampah
ah dapat
dap dilakukan pada suatu
tempat, misalnya lapangan
lapang yang jauh dari segala
kegiatan agar tidak mengganggu. Namun
demikian pembakaran
aran ini
in sulit dikendalikan bila
terdapat angin kencang,
ncang, sampah, arang sampah,
abu, debu, dan asap akan
a
terbawa ketempat3
tempat sekitarnya
ya yang
y
akhirnya akan
menimbulkan ganggua
ngguan. Pembakaran yang
paling baik dilakuk
ilakukan disuatu instalasi
pembakaran, yaitu
itu dengan menggunakan
insinerator, namun
n pembakaran
pem
menggunakan
insinerator memerlukan
lukan biaya yang mahal.
c. : ()(
Merupakan salah
h satu
sat
teknik pengolahan
sampah, dimana dilakukan
dilak
pemisahan atas
benda3benda bernilai
ilai ekonomi
ek
seperti : kertas,
plastik, karet, dan
n lain3lain
lain
dari sampah yang
kemudian diolah sedemikian
sede
rupa sehingga
dapat digunakan kembali
kemb
baik dalam bentuk
yang sama atau berbed
rbeda dari bentuk semula.
d. : $
Merupakan teknik
k pengolahan
pen
sampah yang
hampir sama dengan
gan ()(
, bedanya reuse
langsung digunakan
kan tanpa ada pengolahan
terlebih dahulu.
e. : (
Adalah usaha untuk mengurangi potensi
timbulan sampah, misalnya
misal
tidak menggunakan
bungkus kantong plastik yang berlebihan.

(Sumber: SNI 193245432002)

Gambar 1. Diagram Teknik Operasiona
asional Pengelolaan
Persampahan
Seperti yang telah disebutkan dalam SNI 19324543
2002 bahwa teknis operasional penge
pengelolaan sampah
perkotaan yang terdiri dari kegiatan
an pew
pewadahan sampai
dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat terpadu
dengan melakukan pemilahan sejak dari ssumbernya.
Berikut ini adalah penjelasan dari kegiatan teknis
operasional pengelolan sampah perkotaan
kotaan.
a. Pewadahan Sampah
aktivitas menampung
Pewadahan sampah adalah aktiv
sampah sementara dalam suatu w
wadah di tempat
sumber sampah.
b. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah adalah
lah pro
proses penanganan
yang tidak hanya mengumpulk
mpulkan sampah dari
wadah individual dan atau dari wadah komunal
(bersama) melainkan jugaa men
mengangkutnya ke
tempat terminal tertentu,
ntu, baik dengan
pengangkutan langsung maupun
aupun tidak langsung.
c. Pemindahan dan Pemilahann Sam
Sampah
Pemindahan sampah dapat
at dil
dilakukan dengan
cara manual, mekanis, atau
tau ga
gabungan manual
dan mekanis, yaitu pengis
pengisisan kontainer
dilakukan secara manual
ual oleh petugas
pengumpul, sedangkan pengang
ngangkutan kontainer
ke atas truk dilakukan secara mekanis (
& ). Sedangkan untuk pemil
pemilahan di lokasi
pemindahan dapat dilakukan
kukan dengan cara
manual oleh petugas kebers
ebersihan dan atau
masyarakat yang berminat,, sebel
sebelum dipindahkan
ke alat pengangkut sampah.
d. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan
sampah
ada
adalah
kegiatan
membawa sampah dari lokasi
kasi ppemindahan atau
langsung dari sumber sampah
pah m
menuju ke tempat
pembuangan akhir.

!/

-0 $(
1"1"
Prediksi jumlah penduduk
uduk dapat diperoleh dengan
proyeksi penduduk. Adapun
un metode
me
proyeksi penduduk
yang digunakan adalah
!& + ! (
!& . Dalam
metode ini dapat digunakan
akan perumusan matematika
diantaranya:
aritm
a. Linier dengan caraa aritmatika
* ;* (1+
)
(1)
b.

c.

geom
Linier dengan caraa geometrik
* ;* (1+ )

(2)

n cara eksponensial
Non3Linier dengan
* ;*

(3)

," "%
"#*" 1
%( "
# 1
#* %
Perhitungan jumlah kebutu
ebutuhan alat pengumpul dan
armada sampah pada suatu
atu perencanaan
p
pengelolaan
sampah merupakan hal yang
ang penting
p
demi mendapat
perencanaan yang baik dan efiesien. Perhitungan
!2

!.

- %
#* %
Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk
mengurangi volume sampah atau
au m
merubah bentuk
menjadi lebih bermanfaat, antara
ra lai
lain dengan cara

132
! "

$

1

% $!

!

*

&

+ &

7 ' $

kebutuhan alat pengumpul dapat dicari
cari de
dengan R SNI 033
324231994.
a. Kebutuhan alat pengumpul
pah
(4)
Jmlh alat =
Vol. Sampah
Kapasitas alat x < x :
b.

Perhitungan kebutuhan armada
rmada sampah (truk
sampah)
Jmlh armada =
Vol. Samp
Sampah
(5)
Kapasitas alat x < x :

c.

Perhitungan jumlah TPS
! $ ;
! $

8

&)

+#

#

(

7

&

-1- - (

.

7 ! *

+#

((

(6)

&
&

- $(
((
Adapun penelitian ini difokuskan
skan pada Kelurahan
15 Ulu di Kawasan Jakabaring, Palemban
embang.

ram Alir
A Penelitian
Gambar 2. Diagram

&!

"#*"
Data yang diperlukan dalam penelitia
nelitian ini terdiri atas
data primer dan data sekunder. Data
ata pr
primer, yaitu data
yang diperoleh secara langsung dii Kel
Kelurahan 15 Ulu,
yaitu data dari hasil kuesioner dan
an w
wawancara, serta
kondisi TPS di Kelurahan 15 Ulu.. Data sekunder, data
yang sudah tersedia dari instansi terkai
terkait seperti Kantor
Kelurahan 15 Ulu, Dinas Kebersihan
han K
Kota, dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerahh (BA
(BAPPEDA) Kota
Palembang.

)
"
%
1"1" 1
%( "
-0 $( "#
$
(#,"
#* %
Besarnya timbulan sampah
ampah yang ada sangat erat
kaitannya dengan jumlah penduduk,
pend
karena semakin
besar jumlah penduduk maka
aka akan
a
semakin besar pula
sampah yang dihasilkan.
)

)

-0 $( "# %
1"1"
1"1
Data jumlah penduduk
duduk dibutuhkan untuk
menghitung proyeksi jumlah
ah penduduk
pen
yang akan datang
dan kemudian dipergunakan
an untuk
un
menghitung volume
timbulan sampah dan kebutuha
utuhan sarana dan prasarana
persampahan. Data jumlah
lah penduduk di wilayah
Kelurahan 15 Ulu dari tahun
un 2008
20 s/d 2013 dapat dilihat
pada Tabel 1. di bawah ini.

&&

- % 1
($($
Tahap pengolahan dan analisiss data untuk mengkaji
kebutuhan infrastruktur pengolahan
han sampah adalah
sebagai berikut:
engan menggunakan
a. Proyeksi penduduk dengan
Metode Eksponensial.
b. Prediksi jumlah timbulan
lan ssampah dengan
berdasarkan proyeksi jumlah
mlah penduduk dan
standarisasi besaran timbulan
lan sam
sampah.
c. Mengkaji keadaan TPS yang
ang ad
ada pada saat ini
dengan cara pengecekan langsu
langsung ke lapangan
(foto lapangan, kuesioner, dan w
wawancara).
d. Menghitung rencana kebutuha
butuhan infrastruktur
sampah dengan cara menyesua
nyesuaikan kebutuhan
infrastruktur sampah dengan
gan jjumlah timbulan
sampah.
e. Merencanakan sistem TPS
PS da
dan pola angkut
sampah yang sesuai.

uduk Kel.
K 15 Ulu
Tabel 1. Data Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk
No.
Tahun
(jiwa)
1.
2008
18.229
2.
2009
18.513
3.
2010
21.042
4.
2011
23.571
5.
2012
23.861
6.
2013
23.963
(Sumber: Kelurahan 15 Ulu, 2013)

Sebelum memprediksi
si jumlah
jum
penduduk, terlebih
dahulu perlu diketahui nilai
ai laju pertumbuhan penduduk
(r) di Kelurahan 15 Ulu. Untuk
U
laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2008
008 sampai dengan 2013
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
T
2. di bawah ini.

133
! "

$

1

% $!

!

*

&

+ &

7 ' $

Tabel 2. Laju Pertumbuhan Penduduk
uk Ke
Kel. 15 Ulu
r
No.
Tahun
(%
(%)
2008/2009
1.
1,5
1,55
2009/2010
2.
12,
12,81
2010/2011
3.
11,
11,35
2011/2012
4.
1,2
1,22
2012/2013
5.
0,4
0,43
Rata3rata
5,4
5,47

8

+#

#

7

&

.

7 ! *

+#

n Sampah
Sam
Kel. 15 Ulu
Tabel 4. Proyeksi Timbulan
Proyeksi
si Jumlah
Jum
Proyeksi besaran
No.
Tahun
Penduduk
uduk
timbulan sampah
(jiwa)
(m3/hari)
75,93
1.
2014
25.310
80,20
2.
2015
26.733
84,71
3.
2016
28.236
89,47
4.
2017
29.824
94,50
5.
2018
31.500

(Sumber: Hasil Analisis, 2013)

(Sumber: Hasil Analisis, 2013)

Setelah didapat nilai laju pertumb
rtumbuhan penduduk
rata3rata, maka proyeksi jumlah pendud
enduduk dapat dicari
dengan menggunakan metode ekspon
ksponensial. Berikut
adalah hasil perhitungan proyeksi
si jum
jumlah penduduk
Kelurahan 15 Ulu dari tahun 2014
014 s/d 2018 yang
disajikan dalam Tabel 3. di bawah ini.

","
100.000

(m³/hari)

75.000

Kel. 15 Ulu
Tabel 3. Proyeksi Jumlah Penduduk Kel
No.

Tahun

1.
2.
3.
4.
5.

2014
2015
2016
2017
2018

Proyeksi Jumlah
mlah Penduduk
(jiwa)
jiwa)
25.310
310
26.733
733
28.236
236
29.824
824
31.500
500

1"1"

" %

50.000
25.000
0.000

25310

26733

28236

29824

31500

(jiwa)
(Sumber: Hasil Analisis, 2013)

Gambar 4. Grafik Hubungan
an Proyeksi
Pro
Jumlah Penduduk
dan Proyeksi Timbulan
Timbu Sampah

(Sumber: Hasil Analisis, 2013)

-0 $( "# %

-0 $(( "# %
1"1" 1
-0 $( (#,"
#,"
#* %

Dari hasil analisis yang diperlihatkan
dipe
dalam Gambar
5. menunjukkan bahwa semakin
kin banyak
b
jumlah penduduk
maka semakin banyak pula timbulan
t
sampah yang
dihasilkan.

"

32500

," "%
%
1
# 1
"
#* %
Perhitungan kebutuhan
han sarana dan prasarana
sampah sangat diperlukan untuk
untu mengetahui seberapa
besar kebutuhan TPS dan armada
armad angkutan sampah, baik
saat ini maupun tahun3tahun
un yang
ya akan datang. Untuk
menghitung kebutuhan tersebut
tersebu diperlukan proyeksi
besaran timbulan sampah yang telah dihitung pada sub
bab sebelumnya.
)!

(Jiwa)

30000
27500
25000
22500
20000

2014

2015
2016
(Tahun)

201
2017

2018

(Sumber: Hasil Analisis, 2013)

Gambar 3. Grafik Proyeksi Jumlah Pendu
Penduduk Kelurahan
15 Ulu

)!

," "%
Untuk perhitungan kebutuhan
kebu
TPS diperlukan
proyeksi besaran timbulan sampah,
sampa lalu besaran timbulan
tersebut akan dibagi dengan
n ukuran
ukur vloume kapasitas tiap
satu unit TPS, dimana untuk tiap satu unit TPS
berkapasitas 6 m3 yang diadopsi
diadop dari ukuran volume
kapasitas kontainer.
Dibutu
di Kel. 15 Ulu
Tabel 5. Jumlah TPS yang Dibutuhkan
Proyeksi
Proyeksi
timbulan sampah
sampa
Kebutuhan
No. Tahun
(m3/hari)
Jumlah TPS
(unit)
1.
2014
75,93
13
2.
2015
80,20
14
3.
2016
84,71
15
4.
2017
89,47
15
16
94,50
5.
2018

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah
penduduk di Kelurahan 15 Uluu pad
pada tahun 2014
diproyeksikan sebesar 25.310 jiwa
iwa ddan mengalami
peningkatan setiap tahunnya hingga
ga pa
pada tahun 2018
sebesar 31.500 jiwa.
)

%( "

!

-0 $( $
(#,"
#
#* %
Perhitungan besaran timbulann sam
sampah dilakukan
dengan mengalikan jumlah penduduk
duk ddari tahun 2014
sampai tahun 2018 dengan standar
dar be
besaran timbulan
sampah. Dari hasil survey langsungg ke llapangan dengan
menggunakan kuesioner diperolehh rat
rata3rata timbulan
sampah sebesar 2,35 Ltr/org/hari,, dima
dimana besaran ini
dibawah standarisasi SNI, yaitu 3 Ltr/o
Ltr/org/hari sehingga
besaran standarisasi dari SNI dapat
pat ddigunakan untuk
perhitungan dalam penelitian ini.

(Sumber: Hasil Analisis, 2013)

134
! "

$

1

% $!

!

*

&

+ &

7 ' $

8

+#

)&
ihatkan dalam Tabel 5.
Dari hasil analisis yang diperlihatkan
menunjukkan bahwa semakin besar
sar tim
timbulan sampah
maka akan semakin banyak jumlahh TPS kontainer yang
dibutuhkan.

ng Dib
Dibutuhkan di
Tabel 6. Jumlah Gerobak Motor yang
Kel.15 Ulu
Proyeksi
Proyeksi
timbulan
Keb
Kebutuhan Jumlah
No. Tahun
sampah
Ge
Gerobak Motor
(m3/hari)
(unit)
1.
2014
75,93
16
2.
2015
80,20
17
3.
2016
84,71
18
4.
2017
89,47
19
5.
2018
94,50
20

)!&

," "%
# 1
"
#* %
Perhitungan kebutuhan armadaa pen
pengangkut sampah
dapat dihitung dengan membagi volume
lume ttimbulan sampah
per hari dengan kapasitas armada peng
pengangkut, dimana
dalam penelitian ini menggunakan
+ ! ( yang
berkapasitas 6 m3.

2014
2015
2016
2017
2018

"

7 ! *

'(
(

+#

- 1($( ($(

- 1($( ($( 1
"
1(
" %
"
Untuk melakukan kajian
ajian kondisi TPS dilakukan
survey langsung ke lapangan
ngan di kelima titik TPS di
Kelurahan 15 Ulu. Dari survey yang dilakukan dapat
diketahui bagaimana kondisi
si fisik
fis TPS yang ada saat ini.
a. Pasar Buah Jakabaring
ring
Dari survey yang
g dilakukan
dila
di Pasar Buah
Jakabaring diketahui
hui bahwa
b
di titik TPS ini
armada angkutan berupa + ! ( menunggu
untuk mengangkutt sampah
samp dari titik ini. Di titik
ini tidak ada kontaine
ntainer ataupun bak sampah,
karena sampah dari lapak3lapak pedagang
langsung diangkut
kut menuju truk dengan
menggunakan gerobak
obak dan
d titik ini khusus untuk
pengumpulan sampah
pah yang
ya ada di Pasar Buah.

ihatkan dalam Tabel 6.
Dari hasil analisis yang diperlihatkan
menunjukkan bahwa semakin besar
sar tim
timbulan sampah
maka akan semakin banyak pula jumlah
umlah Gerobak Motor
yang dibutuhkan di Kelurahan 15 Ulu.

1.
2.
3.
4.
5.

.

)&!

(Sumber: Hasil Analisis, 2013)

Tahun

%( "
"# % 1
1(
" %

&

"# %
0
$ 1( 1(
" %
"
Jumlah TPS yang ada di suatu
sua kawasan harus sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat di kawasan
tersebut dan kapasitasnya pun harus bisa menampung
besarnya timbulan sampah.
h. Dari
Da survey langsung ke
lapangan dan informasi dari Dinas
D
Kebersihan Kota
Palembang bahwa di Kelurahan
rahan 15 Ulu terdapat 5 titik
TPS sampah, yaitu:
ring
a. Pasar Buah Jakabaring
b. Pasar Retail Jakabaring
aring
c. Pasar Induk Jakabaring
aring
d. Perumahan Atlet Jakaba
akabaring
e. Perumahan OPI Jakabar
kabaring

," "%
"#*"
Perhitungan kebutuhan alat peng
pengumpul sampah
dapat dihitung dengan membagi volume
lume ttimbulan sampah
per hari dengan kapasitas alat pengumpu
umpul, dimana dalam
penelitian ini menggunakan gerobak
erobak motor yang
berkapasitas 2 m³.

No.

7

)&

)!!

Tabel 7. Jumlah = +
Ulu

#

( yang Dibutu
Dibutuhkan di Kel. 15
Proyeksi
timbulan
sampah
(m3/hari)
75,93
80,20
84,71
89,47
94,50

Proyeksi
Keb
Kebutuhan Jumlah
= +
(
(unit)
6
6
6
7
7

(Sumber: Hasil Dokumenta
mentasi)

Gambar 5. Pasar Buah
B
Jakabaring
b.

(Sumber: Hasil Analisis, 2013)

Dari hasil analisis yang diperlihatkan
ihatkan dalam Tabel 7.
menunjukkan bahwa semakin besar
sar tim
timbulan sampah
maka akan semakin besar pula jumlah = +
( yang
dibutuhkan sebagai armada pengangk
gangkut sampah di
Kelurahan 15 Ulu.

Pasar Retail Jakabaring
aring
Dari survey yang
g dilakukan
dila
di Pasar Retail
Jakabaring, di titik
ik ini mempunyai Alat * $$
sampah. Sebelum sampah
sampa dari titik ini dibawa ke
TPA, terlebih dahulu
ulu dilakukan
di
pemadatan baru
kemudian diangkut
ut ke dalam
+ ! ( . Di
titik ini pun tidak memiliki
memi
bak sampah ataupun
kontainer sebagai
ai penampungan
p
sampah
sementara karena sampah
samp dari pasar langsung
diangkut ke tempat
pat pemadatan
pe
menggunakan
gerobak. Setelah dipada
ipadatkan sampah diangkut ke
dalam truk yang sudah menunggu di stasiun
pemadatan ini.

135
! "

$

1

% $!

!

*

&

+ &

7 ' $

8

+#

7

&

.

7 ! *

+#

(Sumber: Hasil Dokumentasi)

(Sumber: Hasil Dokumentasi)

Gambar 8. TPS Perumahan Atlet Jakabaring

Gambar 6. Alat Pemadat Sampah Pasar Retail
Jakabaring
c.

#

e.

Pasar Induk Jakabaring
Dari survey yang dilakukan di Pasar Induk
Jakabaring, kegiatan pengumpulan sampah sama
seperti di Pasar Buah Jakabaring diketahui
bahwa di titik TPS ini armada angkutan berupa
+
! ( menunggu untuk mengangkut
sampah dari titik ini. Di titik ini tidak ada
kontainer ataupun bak sampah, karena sampah
dari lapak3lapak pedagang langsung diangkut
menuju truk dengan menggunakan gerobak dan
titik ini khusus untuk pengumpulan sampah yang
ada di Pasar Induk.

Perumahan OPI Jakabaring
Dari survey yang dilakukan, TPS di titik ini
memiliki tipe yang sama dengan TPS di
Perumahan Atlet Jakabaring yaitu menggunakan
lahan terbuka. TPS ini sangat menganggu karena
berada persis di pinggir jalan. TPS ini memiliki
luasan sekitar 30 m² dengan tinggi gundukan
sampah sekitar 1 m.

(Sumber: Hasil Dokumentasi)

Gambar 9. TPS Perumahan OPI Jakabaring
Dengan survey lapangan diketahui bahwa volume
total TPS yang diperuntukkan kepada masyarakat adalah
berkisar 55 m³, namun semua TPS yang ada di Kelurahan
15 Ulu saat ini menggunakan lahan terbuka yang dapat
mencemari lingkungan.

(Sumber: Hasil Dokumentasi)

Gambar 7. Pasar Induk Jakabaring
d.

))

Perumahan Atlet Jakabaring
Dari survey yang dilakukan di Perumahan Atlet
Jakabaring diketahui bahwa di titik ini
mengunakan lahan terbuka sebagai TPS.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Badan
Standarisasi Nasional bahwa pewadahan sampah
komunal harusnya bertutup. Penggunaan TPS
yang tertutup berfungsi agar tidak mencemari
lingkungan dan tidak mengganggu masyarakat
sekitar. TPS di titik ini memiliki luasan sekitar
25 m² dengan tinggi gundukan sekitar 1 m.

3

0

($ #
$" ( " "
" %
"

1
%"

-

"
1(

1 *

))

3
($ #
Pada penelitian ini direncankan sistem TPS
menggunakan sistem kontainer sampah tertutup, karena
apabila TPS menggunakan sistem TPS terbuka akibatnya
dapat mengganggu masyarakat sekitar dan dapat
mencemari lingkungan. Oleh karena itu pada penelitian
ini direncanakan penggunaan kontainer dengan kapasitas
6 m³ sebagai TPS di Kelurahan 15 Ulu.
))!

3
"
Dalam perencanaan pengangkutan sampah ini
terbagi ke dalam dua bagian, yaitu pola pengumpulan dan
pola pengangkutan sampah.
a. Pola Pengumpulan
Pola pengumpulan yang direncanakan dalam
penelitian ini adalah Pola Pengumpulan
Individual Tak Langsung. Pola Pengumpulan

136
! "

$

1

% $!

!

*

&

+ &

7 ' $

Individual Tak langsung adalah
dalah ppola dimana alat
pengumpul sampah yang dalam perencanaan ini
menggunakan
gerobak
mo
motor
langsung
mengumpulkan sampah dari ssumber sampah
atau dari rumah3rumah pendudu
nduduk untuk dibawa
ke TPS yang kemudian sampah
pah aakan dibawa lagi
oleh truk sampah menuju
enuju TPA. Dalam
perencanaan ini alat pengumpu
gumpul menggunakan
gerobak motor berkapasitass 2 m³
m³.
b.

8

+#

$(#*"

#

7

&

.

7 ! *

+#

1

$(#*"
Berdasarkan analisis perhitungan
perhit
dan perencanaan
yang dilakukan, maka dapatt diambil
diam beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
timbul sampah di Kelurahan
1. Proyeksi besaran timbulan
15 Ulu pada tahun
n 2014
201 adalah sebesar 75,93
m3/hari dengan jumlah
umlah penduduk 25.310 jiwa
dan pada tahun 2018
018 proyeksi
pr
timbulan sampah
adalah sebesar 94,50
4,50 m3/hari dengan jumlah
penduduk 31.500 jiwa.
2. Proyeksi jumlah TPS yang dibutuhkan di
Kelurahan 15 Ulu
lu pada
pa
tahun 2018 adalah
sebanyak 16 unit kontainer
konta
yang berkapasitas 6
m3, alat pengumpul
pul berupa gerobak motor
berkapasitas 2 m3 sebanyak
seban
20 unit, dan armada
pengangkut sampah
pah berupa
+
! (
berkapasitas 6 m3 sebany
banyak 7 unit.
3. Titik TPS yang adaa di Kelurahan
K
15 Ulu saat ini
berjumlah 5 titik TPS dengan
d
3 titik TPS yang
hanya difungsikan
n untuk
untu kegiatan pasar dan 2
titik TPS lainnya digunakan
digun
untuk masyarakat
dengan menggunakan
kan sistem
s
TPS terbuka yang
dapat mencemari lingkungan.
lingku
4. Sistem TPS di Kelurah
elurahan 15 Ulu direncanakan
menggunakan sistem
tem kontainer
ko
tertutup dengan
pola
pengumpulan
ulan
menggunakan
Pola
Pengumpulan Individ
ndividual Tak Langsung.
Sedangkan pola pengangkutan
peng
menggunakan
Sistem Kontainer
er Tetap
T
dengan wadah
pengumpulan yang
ng tidak
tid
dibawa berpindah3
pindah.

Pola Pengangkutan
Pola pengangkutan yang diren
direncanakan dalam
penelitian ini adalah Pola Pengan
Pengangkutan Sampah
Sistem Kontainer Tetap. Pola
ola ppengangkutan ini
menggunakan wadah pengumpu
gumpulan yang tidak
dibawa berpindah3pindah.. Ke
Keterangan untuk
sistem ini adalah sebagai berikut
erikut:
1. Kendaraan dari pool
ol me
menuju kontainer
pertama, sampah dituangka
angkan ke dalam truk
hingga kontainer kosong.
2. Kendaraan menuju kee kont
kontainer berikutnya
sehingga truk penuh,
uh, uuntuk kemudian
langsung ke TPA.
sampai dengan rit
3. Demikian seterusnyaa sam
terakhir.
Dalam penelitian ini direncanaka
canakan menggunakan
armada pengangkut berupa
erupa
+
! (
berkapasitas 6 m³.

!
Adapun saran3saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
masyarak
syarakat
saat
ini
telah
1. Seharusnya
menerapkan konsep
nsep 3R, yaitu : (
(mengurangi), : $ (menggunakan kembali),
dan : ()( (mendaur
daur ulang),
u
agar sampah dapat
dikurangi sejak dari
ri sumbernya.
sum
2. Pemerintah haruss tegas
teg
dalam menerapkan
peraturan
tentang
ang
persampahan
dan
memperbaiki infrastruk
rastruktur persampahan yang
ada agar dapat tercipta
rcipta lingkungan yang bersih
dan sehat.

Gambar 10. Alur dan Rute Armadaa Peng
Pengangkut Sampah
(= +
( ) Tahunn 2014

+
"$
! 6
*
&
1) Anonim, 1991,
+ &
*
!
9
33" .
Departemen Pekerjaan
an Umum,
Um
Yayasan LPMB,
Bandung.
*
+ &
2) Anonim, 1994, ! 6
* + +
9:
"
33 >. Badan
Standarisasi Nasional,, Jakarta.
Jakar
3) Anonim, 1994, ! 6
* + &
$
+ !
* +#
- &
+ & 9
3
33 >.
Badan Standarisasi Nasiona
asional, Jakarta.

Gambar 11. Alur dan Rute Armadaa Peng
Pengangkut Sampah
(= +
( ) Tahunn 2018

137
! "

$

1

% $!

!

*

&

+ &

7 ' $

8

+#

#

7

&

.

7 ! *

+#

4) Anonim, 2002,
! 6
?
$
*
+ & *
!
9
3
"" >. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
5) Anonim, 2008, .
: #
$
2 &
""2
!
*
+ &.
Sekretariat Negara, Jakarta.
6) Aswadi M., dan Hendra, 2011 *
(
*
+ &
* + &
, 1
$. Jurnal. Universitas Tadulako, Palu.
7) Damanhuri, E.,
2010, *
+ &
Program Studi T. Lingkungan FTSL ITB, Bandung.
8) Kodatie, R.J., 2003 *
!
1 +
% $! ! . Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
9) Kuncoro W., 2008 *
+ &
(
7 +
!
) . Tugas Akhir.
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
10) Rahardyan, B., dan Widagdo, A.S., 2005
*
! *
* $ + & *
!
*
+#
=
.
. Materi
Lokakarya 2 Pengelolaan Persampaham di Propinsi
DKI Jakarta, Jakarta.

138
! "