Efektivitas Pembelajaran Micro Teaching terhadap Keterampilan Mengajar Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MICRO TEACHING TERHADAP
KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA JURUSAN
PAI ANGKATAN 2013 FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Oleh:
SUMARNI
NIM: 20100113083
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulisan skripsi dengan judul “efektivitas pembelajaran
Micro Teaching terhadap keterampilan mengajar Mahasiswa Jurusan PAI
Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar”dapat terselesaikan.
Salawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw., teladan terbaik sepanjang zaman, sosok pemimpin yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kepemimpinan, sosok yang mampu mengangkat derajat manusia dari lembah kemaksiatan menuju alam yang mulia, yang dengannya manusia mampu berhijrah dari satu masa yang tidak mengenal peradaban menuju kepada satu masa yang berperadaban.
Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terimah kasih yang tulus, teristimewa kepada ayahanda Ahmad Hasan dan ibunda Kalsom yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang , harapan dan cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi untuk berbuat dan menambah ilmu, juga memberikan dorongan moral maupun material serta atas doanya yang tulus buat penulis, serta keluarga besar yang telah membesarkan, mengasuh dan mendidik penulis dengan limpahan kasih sayangnya. Doa restu dan pengorbanannya yang tulus dan ikhlas yang telah menjadi pemacuh dan pemicuh yang selalu mengiringi langkah penulis dalam perjuangan meraih masa depan yang bermanfaat.
Disadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan selayaknya menyampaikan terimah kasih sebesar- besarnya atas bantuan dan andil dari mereka semua, baik materil maupun moril.Untuk itu, terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr.Musafir Pababbari, M.Si Rektor UIN Alauddin Makassar.
2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc.,M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Serta para dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan H. Erwin Hafid, Lc., M.Th.I., M.Ed.
3. dan Usman S.Ag.,M.Pd., selaku Dr
Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada kami.
4. Drs. H. Chaeruddin B., M. Pd.I. dan Dr. Muhammad Yahdi, M.Ag. selaku pembimbing I dan II yang telah banyak mengarahkan dalam perampungan penulisan skripsi..
5. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2013 yang telah bersedia menjadi informan, serta banyak membantu kelancaran penelitian 6. Teman-teman seperjuangan KKN Angkatan 54 Kecamatan Turatea Kab.
Jeneponto, rekan-rekan PPL Madrasah Aliyah Madani Paopao Kabupaten Gowa, teman-teman Lembaga Dakwah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan masa bakti 2014-2015 dan semua teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2013 terutama pendidikan Agama Islam kelompok 5,6 yang tidak dapat kusebutkan satu persatu namanya.
7. Teman-teman kost yang selalu membantu dan menyemangati saya dalam mengerjakan skripsi.
Upaya penulisan dan penyusunan skripsi telah dilakukan secara maksimal. Untuk itu, demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang membangun, senantiasa diharapkan. Semoga Allah swt. Memberikan balasan yang sebesar- besarnya atas jasa-jasa, kebaikan serta bantuan yang diberikan. Akhirnya semoga skripsi ini memberi manfaat bagi semua pembaca. Amin
Makassar, 28 Oktober 2017
SUMARNI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii
PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
ABSTRAK ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................
1 B. Rumasan Masalah ..................................................................
7 C. Definisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkup .................
8 D. Kajian Pustaka .......................................................................
9 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 12
BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Pembelajaran Micro Teaching ............................................... 13 B. Keterampilan Mengajar Mahasiswa ........................................ 16 C. Hipotesis ............................................................................... 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian .................................... 32 B. Populasi dan Sampel .............................................................. 32 C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 34 D. Instrumen Penelitian .............................................................. 35 E.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................. 40 B. Hasil Penelitian ...................................................................... 45 C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 62 B. Implikasi ............................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keadaan Populasi dan Sampel .......................................................34 Tabel 4.1 Hasil Angket Pembelajaran Micro Teaching ..................................
45 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pembelajaran Micro Teaching .......................
47 Tabel 4.3 Rata-rata Pembelajaran Micro Teaching ........................................
47 Tabel 4.4 Standar Deviasi Pembelajaran Micro Teaching ..............................
47 Tabel 4.5 Peresentase Pembelajaran Micro Teaching ....................................
48 Tabel 4.6 Kategorisasi Pembelajaran Micro Teaching ...................................
49 Tabel 4.7 Hasil Angket Keterampilan Mengajar Mahasiswa .........................
50 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengajar Mahasiswa...............
52 Tabel 4.9 Rata-rata Keterampilan Mengajar Mahasiswa ................................
52 Tabel 4.10 Standar Deviasi Keterampilan Mengajar Mahasiswa ...................
53 Tabel 4.11 Persentase Keterampilan Mengajar Mahasiswa ............................
54 Tabel 4.12 Ketegorisasi Keterampilan Mengajar Mahasiswa .........................
54 Tabel 4.13 Tabel Penolong.............................................................................. 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A1 Kisi-kisi Instrumen Pembelajaran Micro Teaching dan Keterampilan Mengajar
Lampiran A2 Hasil Validitas Instrumen Penelitian Lampiran A3 Angket Variabel Pembelajaran Micro Teaching dan Keterampilan
Mengajar Lampiran A.4 Skor Perolehan Variabel Pembelajaran Micro Teaching Lampiran A.5 Skor Perolehan Variabel Keterampilan Mengajar
Lampiran B Persuratan
ABSTRAK
Nama : Sumarni Nim : 20100113083Judul Skripsi :“Efektivitas Pembelajaran Micro Teaching terhadap
Keterampilan Mengajar Mahasiswa Jurusan PAIAngkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar” Skripsi ini membahas tentang: :“Efektivitas Pembelajaran Micro Teaching
terhadap Keterampilan Mengajar Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar”. Adapun pokok-pokok permasalahan
yang di bahas dalam skripsi ini adalah 1). Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Micro
Teaching mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar. 2). Bagaimana keterampilan mengajar mahasiswa Jurusan PAI
Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. 3). Apakah
efektif pembelajaran Micro Teaching terhadap keterampilan mengajar Mahasiswa
Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran Micro Teaching Mahasiswa
Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,
untuk mengetahui keterampilan mengajar mahasiswa Jurusan PAI angkatan 2013
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar dan untuk mengetahui
efektivitas pembelajaran Micro Teaching terhadap keterampilan mengajar Mahasiswa
Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu pembelajaran Micro Teaching (X)
dan keterampilan mengajar mahasiswa (Y). dalam penelitian ini yang dijadikan populasi
adalah mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar yang berjumlah 181 orang dan sampel yang digunakan adalah 36
mahasiswa di ambil dengan melalui teknik teknik simple random sampling, adapun
instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket tentang pembelajaran
Micro Teaching dan keterampilan mengajar mahasiswa. Teknik analisis data yang
digunakan adalah menggunakan rumus Uji t untuk mencari efektif antara (X) dan (Y),
kemudian teknik analisis dekskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus porsentase
untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua, dan Uji t untuk menjawab
rumusan masalah yang ketiga untuk menjawab hipotesisMelalui metode analisis data maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
efektif pembelajaran Micro Teaching terhadap keterampilan mengajar mahasiswa Jurusan
PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, (t hitungt ). Jadi (-34,478 1,67) maka H di terima dan H di tolak, maka dapat disimpulkan
tabel abahwa tidak efektif pembelajaran Micro Teaching terhadap keterampilan mengajar
mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar.BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat menjadi tolak ukur bagi kemajuan dan kualitas ke-
hidupan suatu bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa atau negara dapat dicapai dengan salah satunya melalui pembaharuan serta penataan pendidikan yang baik. Jadi keberadaan pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang cerdas, pandai, berilmu, berjiwa Islam serta berakhlak mulia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
1 upaya pelajaran dan pelatihan.
Membahas pendidikan tentang manusia tidak akan pernah ada habisnya, karena pendidikan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan baik itu dalam pendidikan formal, nonformal dan informal, yang dapat meningkatkan pengetahu- an kognitif, psikomotorik dan afektif. Menurut pasal 1 UU Rebuplik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan, bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif meng- embangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampil-
2 an yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (Balai Pustaka: Jakarta 2007), h. 263. 2 Republik Indonesia, Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
2 Jadi, peranan pendidikan sangat penting sebab pendidikan merupakan
lembaga yang berusaha membangun masyarakat dan watak bangsa secara berke- sinambungan yaitu membina mental dan kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.
Salah satu syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pen- didikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia
3
adalah guru dan tenaga kependidikan yang profesional. UUD RI No. 14 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 ayat (4) dikatakan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan ke- hidupan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
4 pendidikan profesi.
Seorang guru harus meyakini bahwa pekerjaannya merupakan pekerjaan
5 yang profesional. Guru merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran.
Dalam Undang-Undang RI No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, meng- ajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
6 pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
3 Muzakkir, Micro TeachingTeori dan Aplikasinya dalam Pembelajaran (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 3. 4 Chaeruddin B., Etika dan Pengembangan Profesional Guru (Makassar: Alauddin University press, 2013), h. 33. 5 Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Beretika(Makassar: Alauddin University press, 2012), h. 10. 6 Rebuplik Indonesia, Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3 Pada sistem pendidikan dan pembelajaran kehadiran guru tetap memegang
peranan penting. Guru merupakan penentu keberhasilan proses pembelajaran karena guru berhadapan langsung dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui
7
bimbingan dan keteladanan. Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya di- tentukan oleh hal-hal yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, seperti perumusan tujuan pembelajaran secara tepat, pemilihan materi belajar dan media yang sesuai.Akan tetapi, seorang guru dituntut agar
8
dapat menyampaikan materi dengan baik. Allah berfirman dalam QS.an-Nahl/16: 125 Terjemahnya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran
9 yang baik dan berdebatlah dengan cara yang baik.
Kandungan ayat di atas, Allah swt memberikan pedoman kepada rasul- Nya tentang cara mengajar manusia ke jalan Allah dengan meletakkan dasar-dasar seruan (pengajaran) untuk pegangan bagi umatnya dikemudian hari. Dasar-dasar seruan itu adalah seruan itu dilakukan dengan penuh hikmah, dengan pengajaran 7 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: PT. RajaGrafindo. 2008), h. 5. 8 9 Muzakkir, Micro TeachingTeori dan Aplikasinya dalam Pembelajaran, h.4.
Kementerian Agama RI, Alqur’an dan Terjemahan (Bandung: Syaamil Quran, 2012).
4
yang baik, agar dapat diterima dengan lembut oleh hati manusia namun berkesan di dalam hati mereka, kemudian pengajaran yang disampaikan dengan bahasa yang lemah lembut lebih banyak memberikan ketentraman dari pada pembelajaran yang berisi ancaman, untuk menghindari kebosanan dalam seruannya Rasulullah menyisipkan dan mengolah bahan yang menyenangkan, dengan demikian tidak terjadi kebosanan, dan Allah swt menjelaskan bila terjadi perbantahan, maka hendaklah membantah dengan bantahan yang baik.
Seorang guru dituntut untuk memiliki tiga kemampuan yaitu: pertama, ke- mampuan kognitif (Pengetahuan) yaitu guru harus menguasai materi, metode, media, dan mampu merencanakan dan mengembangkan kegiatan pembelajaran.
Kedua , kemampuan afektif (sikap), berarti guru memiliki akhlak yang luhur, ter-
jaga perilakunya, sehingga ia akan mampu menjadi model yang bisa diteladani olah peserta didiknya. Ketiga, kemampuan psikomotorik (keterampilan), berarti guru dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengimplementasi-
10
kan ilmu yang dimiliki. Oleh sebab itu, seorang guru harus mampu melaksana- kan tugasnya secara profesional karena profesional adalah tuntutan jabatan, pe-
11
kerjaan/profesi. Menjadi profesional berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus di- bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
10 Suyanto dan Asep Djihad, Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional (yogyakarta, Multi Persindo.2003), h. 8. 11 Suyanto, Menjadi Guru Profesional,/ Strategi Meningatkan Kualifikasi dan Kualitas
5
12
guru dengan kemampuan maksimal. Allah swt.berfirman pada. QS. az Zumar/ 39:39
! " # $%&' Terjemahnya:
Katakanlah (Muhammad),”wahai kaumku! Berbuatlah menurut ke-
13 dudukanmu akupun berbuat (demikian).Kelak kamu akan mengetahui”.
Kandungan dari ayat di atas, yaitu setiap muslim harusnya menyadari bahwa dirinya berharga apabila dia berkarya, mencipta dan mampu membawa pengaruh yang positif bagi orang-orang disekitarnya, dan manusia hendaknya be- kerja sesuai keahlian masing-masing sehingga hasilnya maksimal. Begitupula dengan guru yang mengemban amanah dari Allah, orang tua dan masyarakat, iapun harus ahli dalam bidangnya (profesional) dalam menjalankan tugas atau amanah.
Selain itu, guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan efesien.
Keterampilan guru dalam proses belajar mengajar antara lain: keterampilan mem- buka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan membimbing diskusi kelompok
12 Chaeruddin B. dan Hamka Ilyas, Etika dan Pengembangan Profesionalitas Guru (Makassar: Alauddin University Press, 2002),h. 34.
6
kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan variasi, dan ke-
14 terampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.
Apabila guru dan calon guru telah mengusai dan mengaplikasikan be- berapa keterampilan mengajar yang diuraikan di atas,maka tujuan pembelajaran akan tercapai. Untuk membantu calon guru dalam mangusai beberapa keterampil- an tersebut maka diperlukan latihan atau praktek terlebih dahulu.
Mengajar di kelas (dengan peserta didik ± 40 orang dengan alokasi waktu 40 menit satu pertemuan) merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan kompleks.
Bagi seorang calon guru hal tersebut akan dirasakan lebih rumit dan sulit. Jika praktikan mengalami kekeliruan mengajar akan berakibat langsung pada sekian banyak peserta didik. Ini merupakan satu kelemahan mendasar yang seringkali di- hadapi oleh seorang guru praktikan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, di- perlukan pengajaran mikro (Micro Teaching).
Pembelajaran Micro Teaching diharapkan calon guru mampu menguasai beberapa keterampilan mengajar, karena dalam pembelajaran Micro Teaching calon guru akan dilatih untuk mempraktikan dari setiap komponen atau ke- terampilan mengajar. Latihan demi latihan itu di programkan secara sistematis dan konsisten. Agar tumbuh suatu tingkah laku yang baik dalam diri calon guru bila sedang berdiri dalam kelas/mengajar. Jika penampilan/performace tidak dilatih dan dibiasakan maka, maka apa yang dilakukan di depan kelas meniru penampilan guru kelas atau temannya sendiri. Sehingga mereka tidak tahu bagaiman se-
14 Udin Syaefuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: CV.Alvabeta, 2009), h.
7
harusnya bertingkahlaku. Sehingga diperlukan latihan secara kontinyu melalui program Micro Teaching.
Micro Teaching bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi calon guru
untuk berlatih mempraktikkan beberapa keterampilan mengajar didepan teman- temannya dalam suasanayang konstruktif. Sehingga ia memiliki kesiapan mental, keterampilan, dan kemampuan performasi yang terintegrasi untuk bekal praktik mengajar sesungguhnya di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti: “Efektivitas Pembelajaran Micro Teaching terhadap Keterampilan Mengajar Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar”.
Rumusan Masalah B.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat mengemukakan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran Micro Teaching mahasiswa Jurusan PAI angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?
2. Bagaimana keterampilan mengajar mahasiswa Jurusan PAI angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?
3. Apakah efektif pembelajaran Micro Teaching terhadap keterampilan meng- ajar Mahasiswa Jurusan PAI angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?
8 C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian 1.
Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:.
a.
Pembelajaran Micro Teaching Pembelajaran Micro Teachingmerupakan salah satu metode pelatihan praktek mengajar dalam lingkup terbatas (micro)dengan tujuan untuk meng- embangkan keterampilan dasar mengajar calon guru. Pembelajaran micro
teaching yang penulis maksud adalah mengenai mata kuliah Micro Teaching pada
mahasiswa Pendidikan Agama Islam angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
b.
Keterampilan Mengajar Keterampilan mengajar merupakan kegiatan yang memerlukan banyak ke- ahlian dan mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknik penyampaian materi, penggunaan metode, penggunaan media, serta menciptakan kondisi yang kondusif bagi peserta didik dalam proses pembalajaran. Keterampilan mengajar yang penulis maksud adalah keterampilan dasar yang terdiri dari delapan komponen yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, ke- terampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan variasi, dan keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.
9 2.
Ruang lingkup penelitian
Oleh karena adanya keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu dan supaya hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian ter- hadap keseluruhan yang ada pada obyek atau situasi sosial tertentu. Berdasarkan studi pendahuluan diatas, dan referensi yang penulis temukan, maka peneliti memfokuskan pada pembelajaran Micro Teaching, keterampilan mengajar mahasiswa dan efektivitas pembelajaran Micro Teachingterhadap keterampilan mengajar Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
D. Kajian Pustaka
Berbagai literatur yang ditemukan, belum ada penelitian yang mengkaji khusus tentang “Efektivitas Pembelajaran Micro Teaching terhadap Keterampilan Mengajar Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar”. Namun ada beberapa penelitian ilmiah sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Winda Widyastuti Permatasari dengan judul
“Hubungan Pengalaman Pembelajaran Micro Teaching dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UMS Angkatan 2010”.Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson yang menunjukkan nilai probabilitas 0,006 < 0,01, maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada hubungan (korelasi) yang positif antara Program Pengalaman Lapangan dengan Micro Teaching. Jika dilihat dari nilai korelasi hubungan variabel tersebut termasuk kategori rendah, yaitu 0,206 karena 0,2 r < 0,4. Dengan
10
demikian berarti antara pengalaman pembelajaran Micro Teaching dan
15 Program Pengalaman Lapangan memiliki hubungan yang relatif rendah.
2. Sri Rahayu Nyampo, “Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik di SDN 202 Inpres Timbusu Kabupaten Takalar. ”Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar peserta didik dengan nilai Z = 1,93 dan Z = 1,68 atau Z = 1,93 > Z =1,68.
tabel tabel
Hal ini ditunjukkan oleh taraf keterampilan mengajar guru di SDN 202 Inpres Timbusu Kabupaten Takalar berkategori selalu 39,5%, kadang- kadang 46,5%, jarang sekali 11,7%, dan tidak pernah 2,3%. Sedangkan hasil belajar peserta didik berkategori amat baik 20,9%, baik 32,6%, cukup
16 32,6%, dan kurang 13,9%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wi Indah Subkhiyatin Najjah dengan judul “Pengaruh Nilai Micro Teaching terhadap Kemampuan Mengajar Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) MahasiswaS1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang’’. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang positif antara Nilai Micro Teaching Terhadap Kemampuan Mengajar Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa 15 Winda Widyastuti Permatasari,“Hubungan Pengalaman Pembelajaran Micro Teaching
Dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Mahapeserta didik Pendidikan Akuntansi UMS
Angkatan 2010”Skripsi, (Surakarta: Program Studi PendidikanAkuntansi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah, 2013), h. 6. 16 Sri Rahayu Nyampo, “Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap PrestasiBelajarSiswa di SDN 202 Inpres Timbusu Kabupaten Takalar”, Skripsi (Makassar: Jurusan
11 S1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh taraf 5% mencapai 4.17 dan pada taraf 1 % mencapai 7.56 dan ini lebih besar daripada F reg dengan demikian hipotesis awal yang mengatakan adanya hubungan positif antara nilai micro teching terhadap kemampu- an mengajar Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa S1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah
17 dan Keguruan IAIN Walisongo ditolak.
Berdasarkan penelusuran terhadap berbagai hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan meskipun relevan dengan penelitian ini akan tetapi berbeda dari segi metode penelitian, waktu, dan konten, selain itu objek penelitianpun ber- beda. Sebab peneliti di atas, objek penelitiannya lebih memfokuskan pada mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) sedangkan yang menjadi objek penelitian penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2013 di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Sehingga menyebabkan hasil penelitian yang berbeda pula. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah murni dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Bukan dari hasil tiruan penelitian sebelumnya.
17 Wi Indah Subkhiyatin Najjah, “Pengaruh Nilai Micro Teaching Terhadap Kemampuan
Mengajar Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahapeserta didik S1 Program Studi Tadris
Biologi Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang”
, (Semarang: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruaninstitut Agama Islam NegeriSkripsi
12 E.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a.
Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Micro Teaching Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
b.
Untuk mengetahui keterampilan mengajar MahasiswaJurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
c.
Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran Micro Teaching terhadap ke- terampilan mengajar Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
2. Kegunaan Penelitian a.
Sebagai masukan bagi dosen dalam upaya untuk terusmeningkatkan kualitas dalam pelaksanaan pembelajaran Micro Teachingkhususnya untuk program studi Pendidikan Agama Islam.
b.
Memberikan sumbangan pemikiran ilmu dan menambah wawasan kepada mahasiswa, dosen dan pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan mengenai efektivitas pembelajaran Micro Teaching terhadap keterampilan mengajar Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
c.
Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan kepustakaan di UIN Alaudddin Makassar.
BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Pembelajaran Micro Teaching 1. Pengertian Pembelajaran Menurut Miarso dalam Bambang Warsito Pembelajaran merupakan usaha
mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara
18
positif dalam kondisi tertentu. Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar (KBM) konvensional dimana guru dan peserta didik langsung
19
berinteraksi. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan peserta didik yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pem-
20
balajaran secara efektif dan efesien. Pembelajaran dapat dipahami dari dua sudut pandang yaitu: a.
Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media/alat peraga, peng- organisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran (remedial/pengayaan).
18 Bambang Warsito, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Implikasi (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 85. 19 Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2007), h.19. 20 Kokom Komalasari, Pembalajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi (Bandung:PT
14 b.
Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat peserta didik ber- akhlak dengan baik. Proses tersebut meliputi: 1)
Persiapan dimulai dengan merencanakan program pengajaran tahun- an,semester dan penyusunan persiapan mengajar.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pem- belajaran yang telah dibuat.
21
3) Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola.
Jadi, pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan berinteraksi langsung dengan peserta didik, yang dilaksanakan sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah direncanakan dan disiapkan, untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2. Micro Teaching a. Pengertian
Micro Teaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, ter-
batas, sempit dan teaching berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya
22
di kecilkan. Micro teaching merupakan bentuk pengajaran yang sederhana, di
21 Muh Yahdi, Pembelajaran Micro Teaching, (Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 4. 22 Hanis Nur, dkk, Keterampilan Dasar Dalam Proses Belajar/ Micro Teaching(Unismuh
15
mana calon guru atau peserta didik berada dalam suatu lingkungan yang terbatas
23 dan terkontrol.
Jadi, Micro Teaching merupakan suatu latihan mengajar yang dilakukan oleh pratikkan (calon guru) dalam mempraktikan komponen-komponen ke- terampilan dasar mengajar dengan cara menyederhanakan seperti jumlah peserta didik, waktu mengajar, bahan pelajaran cukup satu atau dua unit kecil yang sedehana dan difokuskan pada keterampilan mengajar tertentu.
b. Maksud dan Tujuan Micro Teaching
bermaksud membekali calon guru sebelum dia sungguh-
Micro Teaching
sungguh terjun ke sekolah tempat latihan praktek kependidikan untuk praktek mengajar. Dengan melalui program Micro Teaching diharapkan agar kemungki- nan kekurangan dan kegagalan dalam praktek mengajar dapat diminimalisasikan,
24 bahkan kalau dapat di hilangkan sama sekali.
Jadi, maksud tujuan Micro Teaching adalah mempersiapkan calon guru dengan keterampilan dasar mengajar agar dapat menghadapi berbagai masalah pada saat proses belajar mengajar sesungguhnya di kelas dengan menerapkan pengetahuan, keterampilan mengajar yang sudah dipelajari pada pembelajaran
Micro Teaching .
c. Manfaat Micro Teaching Micro teaching sebagai salah satu strategi pembelajaran memiliki
spesifikasi tersendiri yang membedakan dengan strategi yang lain, pengetahuan 23 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan PendekatanKompetensi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 167. 24 Sardiman A,M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar(Jakarta : RajaGrafindo. 2003),
16
yang sudah didapatkan dipraktekkan secara langsung sehingga kedalaman dan kepiawaian dapat terlihat dan dievaluasi secara langsung. Micro Teaching ber- manfaat baik dari segi pengetahuan maupun kepiawaian dalam mengajar. Adapun manfaat Micro Teaching adalah: a)
Peka terhadap fenomena yang terjadi di dalam proses pembalajaran ketika mereka menjadi kolaborator yang mengkritisi teman yang tampil praktek mengajar.
b) Lebih siap melakukan kegiatan praktek pembelajaran di sekolah/lembaga.
c) Dapat menilai kekurangan yang ada dalam dirinya yang berkaitan dengan kompetensi dasar mengajar melalui refleksi diri setelah praktek ke depan.
d) Sadar bagaimana membentuk profil pendidik yang baik ditinjau dari
25 kompetensi, performance (penampilan), attitude (sikap), dan perilaku.
B. Keterampilan Mengajar 1. Pengertian Keterampilan Mengajar
Keterampilan berasal dari kata dasar “terampil” yang artinya cekatan, cakap atau mampu menyelesaikan suatu tugas.Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, keterampilan adalah kecakapan seseorang dalam menyelesaikan tugas
26 dan tanggung jawab.
Keterampilan ialah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai hasil
25 26 Muh Yahdi, Pembelajaran Micro Teaching, h. 83.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
17
27
tertentu. Keterampilan juga merupakan kegiatan yang berhubungan dengan urat saraf dan otot-otot (neouromuclar) yang lazimnya tampak kegiatan jasmania seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak dengan teliti dan kesadaran
28
yang tinggi. Jadi, keterampilan adalah suatu keahlian dalam bidang tertentu yang ditekuni seseorang.
Mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan se- baik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melaksanakan proses belajar secara efektivitas, usaha menciptakan lingkungan belajar, makna belajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampai- kan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur
29
lingkungan supaya peserta didik belajar.Menurut Alvin W Howard, mengajar adalah suatu aktivitas untuk mem- beri, menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
30
mengembangkan ide (cita-cita). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa mengajar merupakan kegiatan yang membimbing dan menolong seseorang untuk dapat meningkatkan dan mencapai apa yang diharapkan atau dicita-citakan.
Sardiman A.M menyebutkan bahwa mengajar merupakan menanamkan pengetahuan kepada anak didik dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman.
Namun dalam arti luas mengajar merupakan sebagai suatu aktivitas meng- 27 28 M. Daryono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 214. 29 Muhibbsin Syah, Psikologi Belajar, h. 121.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 33.
18
organisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar atau dengan kata lain sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi
31 para peserta didik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu interaksi antara guru terhadap peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas maka, keterampilan mengajar merupakan kegiatan yang memerlukan banyak keahlian dan mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknik penyampaian materi, penggunaan metode, penggunaan media, serta menciptakan kondisi yang kondusif bagi peserta didik dalam proses pembalajaran.
2. Macam-macam Keterampilan Mengajar
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk menciptakan pem- belajaran yang berkualitas guru atau calon pendidik harus menguasai berbagai macam keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar itulah yang nantinya di- implementasikan dalam pembelajaran.
Menurut Muzakkir, terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran yaitu:
19 a.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Menurut Hasibuan, membuka pelajaran adalah perbutan guru dalam men- ciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar ter-
32 pusat pada apa yang dipelajari.
Menurut Helmiati membuka pelajaran merupakan kegiatan guru dalam mengawali proses pembelajaran untuk menciptakan suasana siap mental, fisik, psikis, dan emosional peserta didik sehingga memusatkan perhatian mereka pada
33 meteri dan kegiatan pembelajaran yang akan dilalui.
Membuka pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran, antara lain sebagai berikut:
1) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
2) Peserta didik memiliki kejelasan mengenai tugas-tugas yang harus di- kerjakan, langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas, dan batas waktu pengumpulan tugas.
3) Peserta didik memahami hubungan antara bahan-bahan atau pengalaman yang telah dimilikinya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari.
4) Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, konsep-konsep, dan
34 prinsip-prinsip atau generalisasi dalam suatu peristiwa pembelajaran.
Keterampilan menutup pelajaran merupakan kegiatan yangdilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran. Menutup palajaran yang dimaksud untuk memberi 32 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 58. 33 Helmiati, Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar (Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2013), h. 43 34 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan
20
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta didik, mengetahui tingkat pencapain peserta didik, tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar.
Komponen keterampilan menutup pelajaran yaitu: 1)
Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
2) Mengevaluasi dengan cara:
(a) Mendemonstrasikan penampilan
(b) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
(c) Mengeksplorasi pendapat peserta didik sendiri
35
(d) Memberikan soal-soal tertulis.