PERANAN MARTIN LUTHER DALAM REFORMASI GEREJA PADA ABAD KE-16 SKRIPSI

  PERANAN MARTIN LUTHER DALAM REFORMASI GEREJA PADA ABAD KE-16 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Sejarah

  Oleh :

  Elisabeth Ramadi Martine NIM: 031314015

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  Motto Jalan yang diperlihatkan Kristus kepadamu tidak mudah. Hal itu menyerupai jalan yang berliku-liku mengitari sebuah gunung. JANGAN

PUTUS ASA!!!!!Semakin curam jalannya, semakin

cepat mengarah ke cakrawala yang lebih luas (Paus Yohanes Paulus II)

  Jika kamu mempercayai Tuhan, Dia akan mengerjakan ½ dari pekerjaanmu, tetapi ½ yang terakhir. Tuhan menolong orang-orang yang mau menolong diri mereka sendiri.

  (Ralph Waldo Emerson, Penyair)

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Elisabeth Ramadi Martine

  Nomor Mahasiswa : 031314015 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Peranan Martin

  Luther Dalam Reformasi Gereja Pada Abad Ke-16

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buar dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 05 Maret 2008 Yang menyatakan (Elisabeth Ramadi Martine)

  

ABSTRAK

  Martine, Elisabeth Ramadi. 2008. Peranan Martin Luther dalam Reformasi Gereja Pada Abad ke-16. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

  

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis; (1)

  keadaan Gereja Katolik pada abad ke-16, (2) latar belakang munculnya Martin Luther sebagai reformator dalam reformasi Gereja pada abad ke-16, (3) perbedaan pendapat antara Martin Luther dengan Gereja Katolik, (4) dampak reformasi Gereja bagi Gereja Katolik dan Eropa pada abad ke-16. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima tahap, yaitu; pemilihan topik, pengumpulan sumber dan heuristik, verifikasi atau kritik sumber, interpretasi, dan penulisan atau historiografi. Sedangkan metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu suatu metode penulisan sejarah yang tidak semata-mata menceritakan kejadian, tetapi melalsui analisis. Hasil penelitian ini adalah; (1) keadaan Gereja Katolik pada abad ke-16 mengalami kekacauan dan ketidakharmonisan karena terjadi krisis kewibawaan Paus, krisis rohani dan merosotnya semangat keagamaan, serta penyelewengan wewenang dalam Gereja Katolik Roma, (2) latar belakang munculnya Martin Luther sebagai reformator dalam reformasi Gereja pada abad ke-16, tepatnya tahun 1517 karena dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal, (3) perbedaan pendapat antara Martin Luther dengan Gereja Katolik Roma antara lain, berbeda mengenai pemahaman teologis, sakramen, dan hirarki Gereja, (4) dampak reformasi Gereja bagi Gereja Katolik, antara lain; perpecahan umat Katolik, berkurangnya kekuasaan Paus, muncul teologi kontroversiil, serta Gereja Katolik Roma melakukan pembaharuan rohani yang membangkitkan semangat baru, sedangkan dampak reformasi Gereja bagi Eropa antara lain; tidak ada lagi kesatuan agama, Perang 30 Tahun di Jerman (1618-1648), pengejaran terhadap para tukang sihir, munculnya sistem kapitalisme sebagai asas perekonomian yang dominan.

  

ABSTRACT

  Martine, Elisabeth Ramadi. 2008. The Role of Marten Luther in the Church

  th Reformation in 16 Century. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

  The aim of this paper is giving a description and analysis of: (1) the condition

  th

  of the church in 16 century, (2) the background of Martin Luther’s as a reformer

  

th

  in the reformation of the church in 16 century, (3) the differences of opinions between Martin Luther and the Catholic Church, (4) the impact of the reformation

  

th

on the Catholic Church and Europe in 16 century.

  The research method used in this research covers five stages; topic selection, sources and heuristic gathering, verification or critics of sources, interpretation, and writing process or historiography. Whereas the methods of writing used are descriptive analytical method, a historical writing method which both tell the occurrences and analysis them.

  th

  The result of the research are: (1) in 16 century, the Catholic Church was in a disharmonious and chaotic condition because of a number of crises in the Pope’s authority, spiritual, and descend of religiosity spirit, besides the authority abuse in the Rome Catholic Church; (2) Martin Luther’s uprising as a reformer in the

  th

  Church reformation in 16 century, in 1517 precisely, was influenced by two circumstances, external and internal factors; (3) there are different opinions between Martin Luther and the Rome Catholic Church in theological concepts, sacraments, and hierarchy Church; (4) the impacts of Church Reformation on the Catholic Church were the division in Catholic believers, the decline of the Pope’s authority, the emerge of a controversial theology, and renewal in Catholic Church which emerges new spirit; while the impacts of Church reform for Europe are that there is any longer religion uniformity, 30 year war in Germany (1618 – 1648), chasing for witches and the emerge of capitalism as a dominant economic principle.

  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas

  segala berkat rahmat, karunia, bimbingan, dan terang kasih-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  2. Ketua Jurusan Program Ilmu Pengetahuan Sosial.

  3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah.

  4. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R., S.Th., selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar membimbing, membantu, dan memberikan pengarahan selama penyusunan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M. dan Bapak Drs. A.A. Padi, selaku Dosen Penguji yang telah membantu proses kelulusan pada saat ujian sarjana.

  6. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dari awal masuk kuliah hingga akhir kuliah.

  7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu dalam proses belajar.

  8. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Perpustakaan Kolsani, dan Perpustakaan Seminari Tinggi Kentungan.

  9. Romo Fl. Hasto Rosariyanto S.J., yang telah membimbing dan membantu mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

  10. Bapak Suwardi dan Ibu Anna yang kukasihi, Mbah Kung dan Mbah Ti, (Alm) Pak Wo dan Mbok Wo, Mbak Ruri, Mas Tri, Mas Ndu, Ino, Sindhu, dan Dek Vita, yang selalu setia untuk memberikan dukungan, semangat, doa, harapan, dan kasih sayang selama ini yang berguna dan membantu.

  11. Teman-teman: Kristien, Dina, Titin, Ika, Mas Njoo, Melky, Siska, Lusi, Yeyek, Yayuk, Anton, Gophal, Budi, dan Fery, serta semua teman Pendidikan Sejarah angkatan 2003 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

  keterbatasan-keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, diharapkan pembaca memberi masukan kritik dan saran yang membangun bagi skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membacanya.

  Yogyakarta, 8 Januari 2008 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL...............................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii HALAMAN MOTTO............................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................vii ABSTRAK........................................................................................................... viii ABSTRACT..........................................................................................................ix KATA PENGANTAR............................................................................................x DAFTAR ISI........................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1 B. Perumusan Masalah....................................................................................9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................10

  1. Tujuan Penelitian...................................................................................10

  2. Manfaat Penelitian.................................................................................10

  D. Tinjauan Pustaka........................................................................................11

  E. Landasan Teori...........................................................................................19

  F. Hipotesis.....................................................................................................37

  G. Metodologi Penelitian................................................................................38

  1. Metode Pengumpulan Data....................................................................39

  2. Metode Analisis Data.............................................................................40

  3. Pendekatan Penelitian............................................................................41

  4. Metode Penulisan Sejarah......................................................................44

  H. Sistematika Penulisan ................................................................................46

  BAB II KEADAAN GEREJA KATOLIK PADA ABAD KE-16.........................47

  B. Krisis Rohani dan Merosot Semangat Keagamaan.....................................57

  C. Penyelewengan Wewenang Gereja.............................................................60

  BAB III MARTIN LUTHER SEBAGAI REFORMATOR DALAM REFORMASI GEREJA PADA ABAD KE-16 (1517-1546)..................67 A. Riwayat Hidup Martin Luther.....................................................................68 B. Latar Belakang Martin Luther sebagai Reformator dalam Reformasi Gereja pada Abad Ke-16 (1517-1546)......................................74

  1. Faktor Internal.........................................................................................75

  2. Faktor Eksternal......................................................................................79

  C. Peranan Martin Luther dalam Reformasi Gereja pada Tahun 1517-1546..................................................................................................85

  BAB IV PERBEDAAN PENDAPAT ANTARA MARTIN LUTHER DENGAN GEREJA KATOLIK ROMA.................................................93 A. Perbandingan Pandangan antara Martin Luther dengan Gereja Katolik Roma.........................................................................................94

  1. Perbedaan Pandangan antara Martin Luther dengan Gereja Katolik Roma......................................................................................94

  2. Persamaan Pandangan antara Martin Luther dengan Gereja Katolik Roma....................................................................................123

  B. Akibat Perbedaan Pendapat antara Martin Luther degan Gereja Katolik Roma.......................................................................................127

  1. Martin Luther Memisahkan Diri dari Geraja Katolik Roma............127

  2. Gereja Katolik Roma Melakukan Kontra Reformasi.......................137

  BAB V DAMPAK REFORMASI GEREJA PADA ABAD KE-16....................148 A. Dampak bagi Gereja Katolik Roma.....................................................149 B. Dampak bagi Eropa..............................................................................158 BAB VI PENUTUP.............................................................................................167 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................170 LAMPIRAN.........................................................................................................175 SILABUS.............................................................................................................203

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1: Gambar Martin Luther....................................................................175 Lampiran 2: Gambar Orang Tua Martin Luther..................................................176 Lampiran 3: 95 Tesis Martin Luther....................................................................177 Lampiran 4: Gambar Kitab Suci dalam Bahasa Jerman......................................195 Lampiran 5: Gambar Salah Satu Kamar dalam Menara Pertapaan Agustinus Wittenberg, di Tempat Ini Martin Luther Mendapat “Pengalaman

  Menaranya”......................................................................................196 Lampiran 6: Gambar Pintu Gereja Wittenberg Tempat Martin Luther Menempelkan 95 Tesisnya..............................................................197 Lampiran 7: Isi Pernyataan Iman (Kredo)...........................................................198 Lampiran 8: Isi 10 Perintah Allah........................................................................199 Lampiran 9: Isi Doa Bapa Kami..........................................................................200 Lampiran 10a: Gambar dan Makna Lambang Lutheran......................................201 Lampiran 10b: Peta Penyebaran Agama Akibat Reformasi Gereja 1517............202

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Abad Pertengahan, kebudayaan yang berkembang masih

  berdasarkan pada Kebudayaan Klasik Yunani dan Romawi. Kebudayaan Klasik Yunani dan Romawi tersebut berada di bawah naungan Gereja secara penuh dan dimanfaatkan bagi kepentingan Gereja. Apabila budaya klasik tersebut berlawanan atau tidak sejalan dengan Gereja, maka budaya tersebut disingkirkan oleh Gereja. Masyarakat pada Abad Pertengahan memiliki ciri khas yaitu mereka dikenal sangat beriman terhadap apa yang diberikan dan diajarkan oleh Gereja. Pada umumnya, kehidupan rohani masyarakat Abad Pertengahan sangat didominasi oleh Gereja.

  Kebudayaan Gereja Latin dalam Abad Pertengahan membuat Eropa menjadi satu keluarga bangsa-bangsa di bawah pimpinan Paus. Pada masa Abad Pertengahan, budaya Yunani dan Romawi yang dianggap kurang sejalan dengan Gereja sering diberi label kafir atau pagan. Makna yang sebenarnya dari pagan adalah desa. Semula umumnya penduduk desa tidak beragama Nasrani, sehingga

  1 pagan kemudian mempunyai makna kafir.

  Pada abad ke-14, jika seseorang dianggap Kristen, maka orang itu adalah anggota Gereja Katolik. Kalau bukan Katolik, maka orang itu adalah seorang 1 kafir. Bahkan, sejak abad ke-14, Gereja Katolik telah menjadi gila kekuasaan

H. Haikal, Renaissance dan Reformasi, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989,

  dan penyalahgunaan akan hal itu mulai muncul dalam bentuk kemunafikan dan penghujatan yang ekstrim. Gereja Katolik telah memposisikan diri sebagai suara dan keputusan dari Allah yang absolut atas seluruh dunia. Gereja mengontrol pemerintahan dan kerajaan sekuler, menggeser siapa saja yang dikehendakinya, terutama jika ada ancaman terhadap kemakmuran dan kekuasaannya sendiri. Sekalipun beberapa raja mempunyai tahta warisan, mereka dikenakan “uang sewa” oleh Paus untuk tetap bertahta , mereka harus membayar atau merasakan

  2 akibat-akibatnya.

  Gereja Katolik demi mempertahankan kediktaktorannya menegaskan bahwa Alkitab hanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Hal ini menyebabkan orang- orang biasa tidak dapat membaca atau mengerti bahasa Latin, sehingga mereka menjadi korban dari apa yang diajarkan oleh Gereja. Orang biasa atau awam dilarang memiliki Alkitab karena diyakini bahwa hanya para imam yang diperbolehkan memiliki Alkitab. Para pejabat Gereja mengarang cerita-cerita dan dongeng-dongeng yang berbau tahyul. Ketidaktahuan ini membuat para imam dapat menjaga wibawa di depan umat. Dengan jelas dinyatakan bahwa orang- orang awam tidak akan pernah mengenal Allah, terlebih membahagiakan Allah melalui perbuatan. Umat dibiarkan mengabdi di bawah penghambaan yang tidak masuk akal tentang apapun yang dikarang-karang oleh para imam Gereja. Mereka mengarang tentang api penyucian dan infalibilitas Paus. Gereja juga mengadakan surat penghapusan dosa dan menjualnya, serta melakukan pemungutan pajak 2 tersendiri bagi pembangunan Gereja, bagi peperangan yang dilakukan dan

  

Robert Liardon, Jendral Tuhan: Gebrakan Para Pahlawan Reformasi Iman, Jakarta, Metanoia, pelaksanaan berbagai pekerjaan lain. Umat diajarkan bahwa jika mereka mengeluarkan uang cukup besar untuk surat penghapusan dosa (indulgensi), maka imam dapat memberikan jalan ke surga. Namun, di samping kehidupan beragama yang penuh semangat, ada perasaan anti rohaniawan yang kuat. Para imam diejek sebagai orang yang bodoh, biarawan dicaci maki karena kemalasan dan tindakan asusila mereka, uskup dan Paus dikutuk karena lebih mengutamakan uang dan politik daripada kehidupan rohani.

  Bagi orang yang berpikiran dagang imam dikecam karena jumlah mereka besar tetapi tidak menghasilkan sesuatu. Lagipula, Paus Zaman Renaissance menjadi pemimpin yang mendatangkan bencana bagi gereja yang sangat memerlukan pembaharuan, walaupun ketaqwaan mereka dalam kehidupan pribadi tidak disangsikan. Paus Sixtus IV membantu para kemenakannya agar menduduki jabatan penting, Paus Innocentius VIII tanpa malu-malu mengakui anak-anak haramnya. Di bawah Alexander VI, Vatikan penuh tindakan yang memperburuk nama, dan Paus Julius II mengenakan baju jirah prajurit untuk memimpin tentara kepausan menyerang raja-raja Perugia dan Bologna. Paus Leo X suka sekali akan hal yang megah, dan menjual jabatan gereja untuk memperbesar harta

  3 kekayaannya.

  Pada abad ke-15, merupakan tanda dimulainya babak baru dalam suatu zaman yaitu Zaman Renaissance. Seiring dengan perkembangan renaissance muncul gerakan reformasi. Renaissance dan reformasi merupakan dua sisi yang 3 berbeda dari mata uang yang sama, ini terjadi antara lain karena keduanya tampil

  

John R. Hale dan Para Editor Pustaka Time-Life, Abad Besar Manusia: Zaman Renaissance, Tira sebagai suatu reaksi terhadap bentuk hampa, bentuk yang kosong, yang gersang dari kehidupan abad sebelumnya, yaitu Abad Tengah. Nampaknya Abad Pertengahan menekankan kehidupan bersama. Sedangkan renaissance maupun reformasi lebih menekankan pada kehidupan perseorangan, kehidupan mandiri. Di samping kesamaan ini, baik renaissance maupun reformasi lahir sebagai penentang, sebagai reaksi terhadap segala kemapanan semu yang ada, kemapanan

  4 kegoyahan tradisi yang dipaksakan.

  Renaissance merupakan gerakan intelektual yang lahir sebagai bentuk sikap menentang terhadap kemapanan kebekuan norma-norma yang labil, karena tidak mampu memberikan jawaban atas berbagai tantangan yang selalu muncul. Sikap ini lebih bersifat seni dan estetika, sehingga memungkinkan memberi jalan bagi suatu kelahiran reformasi. Kebangkitan kembali ajaran sastra, dan seni kuno telah melahirkan sikap baru terhadap manusia dan tempatnya di dunia. Dahulu kecakapan dan hasil karya manusia dianggap pencerminan kehendak ilahi. Kini orang menganggapnya sudah dengan sendirinya patut diperhatikan. Sikap semacam ini dikenal sebagai humanisme. Humanisme berpadu dengan jiwa kritis Skolastisisme pada akhir Abad Pertengahan atau daya upaya menggali kebenaran dengan penalaran yang tekun dan bersama-sama menciptakan sebuah pemikiran yang berbeda mengenai hubungan antara iman dan akal, antara wahyu dan pengetahuan. Teologi skolastik disusun berdasarkan kepercayaan bahwa suatu pengetahuan tentang Allah dapat dicapai oleh akal. Penemuan teknik cetak mencetak tidak hanya menyebarluaskan pikiran-pikiran Kristen, tetapi juga pikiran-pikiran sekuler serta kafir, dan

  5 penyebarannya mencapai penduduk yang kian lama kian melek aksara.

  Penentangan yang dilakukan oleh gerakan renaissance meski sudah sedemikian rupa, tetapi relatif tidak begitu melahirkan reaksi. Hal ini berbeda dengan bentuk penentangan yang dilakukan oleh gerakan reformasi yang lebih menimbulkan reaksi di kalangan masyarakat Eropa.

  Reformasi merupakan salah satu kelanjutan dari perkembangan gerakan renaissance, yaitu kelahiran kembali budaya klasik Yunani dan Romawi setelah lama tenggelam akibat dominasi Gereja. Sebagai suatu gerakan, reformasi telah berhasil memecah belah Eropa, terutama dalam masalah agama. Sebagai gantinya, kemudian lahir berbagai gerakan pembaharuan Nasrani, yang masing-masing cenderung menganggap kelompok sendiri yang benar dan kelompok lain yang salah. Para pendukung pembaharuan Nasrani, pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan. Ada golongan reformator rohani yang menyesalkan usaha- usaha duniawi dan mendukung kegiatan kesalehan dan kesederhanaan. Adapula penganjur teori konsili yang menginginkan adanya suatu Konsili Ekumenis untuk memperbaharui Gereja sebagai lembaga. Akhirnya, ada kaum humanis yang percaya bahwa pengetahuan tentang Alkitab akan memulihkan kemurnian yang

  6 menjadi ciri khas Gereja Purba.

  Humanisme menaruh minat pada estetika, melihat kegunaan pengetahuan 5 sejarah, dan yakin bahwa tugas utama manusia adalah menikmati kehidupannya

  

Edith Simon dan Para Editor Pustaka Time-Life, Abad Besar Manusia: Zaman Reformasi, Jakarta, Tira Pustaka, 1984, hlm. 13. secara bijak dan mengabdi masyarakatnya secara aktif. Kebangkitan kembali zaman klasik itu tidak hanya didahului oleh perubahan di dalam lingkungan Abad Pertengahan, tetapi juga oleh suatu hal yang sulit diterangkan. Abad Pertengahan barangkali kelihatan statis, tetapi sebenarnya diwarnai ketidakpuasan yang mendalam. Masyarakat Abad Pertengahan merasakan bahwa banyak hal tidaklah berjalan sebagaimana mestinya, baik di dalam gereja maupun negara, dan mereka mendambakan adanya kelahiran kembali atau kebangkitan kembali.

  Aliran Humanisme dengan agama Kristen terdapat konflik mesti tidak begitu tajam. Orang mengakui bahwa ilmu dan filsafat bukan Kristen mungkin dapat merongrong iman Kristen, tetapi bahaya tersebut bukan berupa keyakinan tandingan. Sebaliknya, bahaya itu berupa kemungkinan untuk menggantikan nilai rohani dengan nilai rohani dengan nilai duniawi. Agama boleh jadi memainkan peranan yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari daripada sebelumnya.

  Antara tahun 1200-1550, Italia menghasilkan lebih 200 orang kudus. Jumlah keuskupan di Italia juga lebih besar daripada jumlah seluruh keuskupan di dunia Kristen Barat. Presentasi jumlah imam terhadap jumlah penduduknya lebih besar. Biara-biara boleh jadi sangat mundur, dan jumlah anggotanya merosot. Tetapi ini, setidaknya sebagian disebabkan oleh pemusatan pada kegiatan di luar biara, pada

  7 tugas khotbah, dan pergi ke tanah misi.

  Gerakan humanis berasal dari Italia pada Zaman Renaissance. Tokoh humanis yang paling tenar adalah Erasmus, cendekiawan pengelana yang lahir di Rotterdam. Erasmus tumbuh menjadi tokoh yang halus budi bahasanya pada abad ke-16. Nasehat Erasmus dicari oleh Paus dan reformator, raja dan cendekiawan di seluruh Eropa. Pada abad ke-16, tidak seorang pun lebih yakin akan perlunya pembaharuan daripada Erasmus, namun ia tidak pernah meninggalkan Gereja. Jauh sebelum Martin Luther, seorang reformator gereja yang paling gemilang, ia mempersoalkan kegiatan Paus di bidang sekuler dan mempertanyakan kebiasaan ulah tapa, pemujaan relikui, kehidupan membujang, penjualan indulgensi, penziarahan, pengakuan dosa, pembakaran penyesat dan doa kepada orang kudus.

  Erasmus melangkah lebih jauh daripada Martin Luther dalam desakkannya untuk mengurangi jumlah dogma menjadi sesedikit mungkin, dengan menyerahkan yang

  8 selebihnya kepada kebebasan pendapat.

  Revolusi Protestan itu bukan datang dengan tiba-tiba. Sebab-sebabnya telah kelihatan pada abad ke-15, dan mungkin juga pada abad ke-14. Kewibawaan Paus telah menjadi, cara hidup dari biarawan yang tinggi dan rendah telah tidak sejalan lagi dengan apa yang dikehendaki oleh Kristus dan pelayan-pelayan-Nya, di samping itu para biarawan sangat mengabaikan tugas utamanya ialah penjagaan jiwa-jiwa. Dengan demikian, masyarakat telah kehilangan rasa hormat terhadap Gereja serta pejabat-pejabatnya dan mudah sekali mendengar kepada nabi-nabi baru yang menghendaki reformasi atau pembaharuan. Pembaharuan bukan saja

  9 bagi manusia melainkan juga bagi ajaran dan lembaga-lembaganya.

  Martin Luther bukanlah orang pertama yang melakukan pembaharuan atau reformator dalam Gereja. Sebelum Martin Luther sudah ada gerakan pembaharuan 8 Gereja yang terjadi pada abad ke-12 di Perancis oleh Peter Waldo. Peter Waldo Ibid., hlm. 37. adalah orang pertama yang melakukan gerakan pembaharuan Gereja. Kemudian pada abad ke-14, terjadi kembali pembaharuan gereja oleh John Wycliffe seorang sarjana Inggris. Pada abad ke-15, satu abad sebelum tampilnya Martin Luther, muncul John Hus dari Bohemia yang juga melakukan gerakan pembaharuan Gereja. Namun, pengaruh gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh para pendahulu Martin Luther hanya bersifat daerah (lokal). Barulah pada abad ke-16, ketidakpuasan terhadap Gereja Katolik sudah menyebar luas ke seluruh penjuru dunia Eropa. Hal ini terjadi ketika Martin Luther pada 31 Oktober 1517 memakukan 95 dalil pada pintu Gereja Kastil Wittenberg. Dalil-dalil Martin Luther ini berisi tentang mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja yang dianggapnya sebagai bentuk penyelewengan.

  Martin Luther dikenal sebagai seorang tokoh reformator Gereja di Jerman pada abad ke-16. Gerakan reformasi yang diusahakannya telah menyebabkan berdirinya sebuah Gereja lain di samping Gereja Katolik Roma yaitu Gereja Lutheran. Tujuan awal gerakan reformasi Martin Luther sebenarnya hanya mencoba memperbaiki berbagai kelemahan yang ada. Martin Luther dan kawan- kawannya semula berharap akan bisa menghilangkan berbagai bentuk penyelewengan yang dilakukan Gereja. Hanya saja, Martin Luther tidak saja demikian dipojokkan, bahkan dianggap sebagai outlaw yang sewaktu-waktu bisa

  10 dibunuh tanpa akan dihukum siapapun yang membunuhnya.

  Martin Luther yang melakukan pembangkangan terhadap Gereja Katolik Roma dan melahirkan gerakan Reformasi Protestan lahir di tahun 1483 di kota

  Eisleben, Jerman. Dia memperoleh pendidikan perguruan tinggi yang cukup baik dan pernah belajar hukum. Tetapi, secara keseluruhan Martin Luther tidak pernah menyelesaikan pendidikan formal melainkan memilih menjadi pendeta

11 Agustinian. Ketidakpuasan dan keluhan-keluhan Martin Luther terhadap Gereja

  Katolik Roma muncul setingkat demi setingkat. Di Roma, tahun 1510, Martin Luther melihat pemborosan dan kemewahan duniawi para pendeta Gereja Katolik.

  Hal yang paling mendorong Martin Luther untuk melancarkan aksi protesnya terhadap Gereja Katolik Roma adalah perbuatan Gereja yang melakukan pengadaan dan penjualan surat pengampunan dosa (indulgensi).

  Reformasi Gereja yang dilakukan Martin Luther ini berhasil. Keberhasilan reformasi itu disebabkan oleh bantuan dari tangan dunia yang menjadi alat bagi Protestantisme. Kebobrokan yang terjadi dalam tubuh Gereja, sangatlah mungkin bila terjadi pembaharuan. Pembaharuan yang dilakukan terhadap Gereja ini selain dilihat dari segi agama, perlu juga dilihat dari segi politik dan segi sosial pada zaman itu.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan beberapa rumusan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana keadaan Gereja Katolik pada abad ke-16 ?

  2. Apa yang melatarbelakangi munculnya Martin Luther sebagai reformator 11 dalam reformasi Gereja pada abad ke-16 (1517-1546) ?

  

Margareth Nicholas dan Eddy Soetrisno, Seratus Tokoh Besar yang Membentuk Sejarah Dunia,

  3. Apa yang menjadi perbedaan pendapat antara Martin Luther dengan Gereja Katolik ?

  4. Apa dampak yang muncul dari reformasi Gereja pada abad ke-16 bagi Gereja Katolik dan Eropa pada abad ke-16 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tentang “Peranan Martin Luther dalam Reformasi

  Gereja pada Abad ke-16”, adalah: a. Mendeskripsikan dan menganalisis keadaan Gereja Katolik pada abad ke-16.

  b. Mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang munculnya Martin Luther sebagai reformator dalam reformasi Gereja pada abad ke-16 (1517-1546).

  c. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan pendapat antara Martin Luther dengan Gereja Katolik.

  d. Mendeskripsikan dan menganalisis dampak yang muncul dari reformasi Gereja bagi Gereja Katolik dan Eropa pada abad ke-16.

  2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang “Peranan Martin Luther dalam Reformasi Gereja

  pada Abad ke-16” ini, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan yang berguna antara lain: a. Bagi Universitas Sanata Dharma

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan dan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa lain dalam melakukan penelitian tentang reformasi Gereja.

  b. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Dunia Pendidikan Hasil penelitian ini sebagai sumbangan pengetahuan dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan tentang sejarah dunia, lebih khususnya tentang peranan Martin Luther dalam reformasi Gereja pada abad ke-16. Sehingga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelengkap dalam pengajaran sejarah.

  c. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di bangku kuliah ke dalam praktek dunia nyata sekaligus menambah wawasan pengetahuan tentang sejarah dunia, khususnya tentang peranan Martin Luther dalam reformasi Gereja pada abad ke-16.

D. Tinjauan Pustaka

  

Sumber merupakan unsur pokok dalam penulisan sejarah. Sumber tertulis

  maupun sumber lisan dapat dibagi atau dikategorikan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari para saksi mata atau pelaku peristiwa sejarah itu sendiri yang terlibat secara langsung maupun yang menyaksikan secara langsung peristiwa itu terjadi, atau berupa dokumen resmi dan penting pada masa peristiwa itu terjadi. Sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi pandangan mata atau hasil

  12 karya orang lain yang berasal dari kesaksian seorang saksi. Adapun dalam penelitian ini sumber primer yang dipakai adalah berupa sumber tertulis yang diperoleh melalui buku-buku dan dokumen. Sumber primer yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  Buku yang ditulis oleh Martin Luther berjudul Katekismus Besar Martin

  

Luther telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Anwar Tjen,

  diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia, Jakarta, tahun 1994. Judul asli buku ini adalah Luther’s Large Catechism yang diterbitkan oleh Lutheran Publishing House, Adelaide pada tahun 1983. Buku ini merupakan suatu uraian yang sederhana mengenai iman Kristen yaitu pentingnya unsur-unsur pokok yang tidak boleh diabaikan. Di dalam buku ini, Martin Luther menjelaskan bahwa Katekismus adalah Alkitab orang awam di mana di dalamnya terkandung seluruh ajaran Kristen yang perlu diketahui oleh setiap orang Kristen. Buku ini terbagi dalam lima bagian, yaitu:

  1. Bagian pertama, mengenai kesepuluh firman di mana di setiap firman diberikan penjelasan sederhana tentang maksud firman tersebut.

  2. Bagian kedua, mengenai pengakuan iman di mana dengan pengakuan iman yang kuat maka dapat memelihara kesepuluh firman dengan baik.

  3. Bagian ketiga, mengenai Doa Bapa Kami yang disertai dengan penjelasan mengenai makna yang terkandung dalam Doa Bapa Kami.

  4. Bagian keempat, mengenai Baptisan bahwa dengan baptis maka seseorang telah menjadi umat Kristen dan Baptisan harus didukung dan dipertahankan dari dukun-dukun dan ajaran sesat.

  5. Bagian kelima, mengenai Perjamuan Kudus dimana dijelaskan apa yang dimaksud dengan Perjamuan Kudus, apa manfaat dari Perjamuan Kudus, dan siapa yang layak untuk menerima Perjamuan Kudus.

  Buku yang ditulis oleh Martin Luther berjudul Three Treatises diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Charles M. Jacobs, Steinhauser, dan W.A. Lambert yang diterbitkan oleh Fortress Press di Philadelphia pada tahun 1960. Judul asli buku ini adalah An den Christlichen Adel deutscher Nation von des Christlichen

  

Standes Besserung, De Captivitate Babylonica Ecclesiae, Von der Freihet eines

Christenmenschen yang diterbitkan oleh Muhlenberg Press pada tahun 1957.

  Buku ini berisi tiga karangan yang menjelaskan pandangan-pandangan teologi Martin Luther. Martin Luther memang banyak menulis karangan teologi. Namun, bagi Martin Luther ketiga karangan ini merupakan yang paling penting. Adapun ketiga karangan itu antara lain:

  1. Kepada Kaum Bangsawan Kristen Jerman tentang Perbaikan Masyarakat Kristen (An den Christlichen Adel deutscher Nation: von des Christlichen Standes Besserung ), ditulis pada tahun 1520.

  Dalam karangannya, Martin Luther menentang dan memprotes mengenai tuntutan Paus bahwa kaum awam berada di bawah kekuasaan Paus, Paus yang berhak menafsirkan Alkitab dan hanya Paus yang berhak memanggil konsili. Ketiga hal ini telah menghalangi adanya pembaharuan dalam Gereja.

  2. Pembuangan Babel untuk Gereja (De Captivitate Babylonica Ecclesiae), ditulis pada bulan Oktober 1520.

  Karangan ini ditulis dalam bahasa Latin karena ditujukan kepada para sarjana, teolog, dan pejabat Gereja. Martin Luther membahas tentang sakramen- sakramen. Menurut Martin Luther ke tujuh sakramen yang ada dalam Gereja Katolik Roma menawan seorang Kristen sejak ia lahir hingga ia meninggal, padahal menurut kesaksian Alkitab hanya dua sakramen yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus, yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.

  3. Kebebasan Seorang Kristen (Von der Freihet eines Christenmenschen) Karangan ini merupakan buku etika, di mana Martin Luther merumuskan kebebasan Kristen dengan dua rumusan yaitu, seorang Kristen adalah bebas dari segala ikatan dan bukanlah hamba kepada siapa pun, seorang Kristen adalah terikat kepada segala sesuatu dan hamba kepada semua orang.

  Buku yang ditulis oleh Martin Luther berjudul Martin Luther: Kebebasan

Seorang Kristen diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh W. Sihite dan B.

  Laiya diterbitkan oleh Depot Buku-buku Methodist di Jakarta pada tahun 1971. Judul asli buku ini adalah Von der Freiheit eines Christenmenschen yang diterbitkan oleh Muhlenberg Press pada tahun 1957. Buku ini merupakan salah satu karangan yang ternama yang muncul dari reformasi Protestan di Eropa pada abad ke-16. Buku ini berisi perumusan mengenai kebebasan seorang Kristen.

  Martin Luther menulis buku ini atas usulan seorang Paus yang masih mengharapkan kompromi antara Martin Luther dengan Gereja Katolik Roma.

  Buku yang ditulis oleh Martin Luther berjudul Luther’s Works Voulme 40:

  

Church and Ministry diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Conrad

  Bergendoff dan diterbitkan oleh Muhlenberg Press di Philadelphia pada tahun 1957. Judul asli buku ini adalah Martin Luthers Werke: Kritische Gesamtausgabe yang diterbitkan oleh Lutheran Publishing House, Berlin, pada tahun 1955. Buku ini berisi tentang ajaran-ajaran gereja dan pemeliharaan ajaran Gereja yaitu mengenai sepuluh firman, mengenai doa yang benar bagi seorang Kristen, membahas tentang kesengsaraan dan penderitaan. Selain itu, buku ini juga menjelaskan pentingnya akan dua sakramen yaitu Sakramen Baptis yang kudus dan Sakramen Tubuh dan Darah Kristus (Perjamuan Kudus). Masalah penyesalan dan pertobatan akan dosa yang diperbuat manusia juga diuraikan di dalam buku ini.

  Selain sumber primer di atas, dipergunakan sumber sekunder yang mendukung bagi penelitian ini. Sumber sekunder merupakan sumber yang telah ditulis ulang oleh orang lain di mana penulis yang bersangkutan tidak sejaman dengan peristiwa atau sumber yang diperolehnya. Adapun sumber sekunder yang dipakai dalam penelitian adalah berupa sumber tertulis yang diperoleh melalui buku-buku dan artikel-artikel. Buku-buku dan artikel-artikel yang dimaksud adalah sebagai berikut: Buku yang ditulis oleh Hans Peter Grosshans berjudul Luther diterbitkan oleh Kanisius di Yogyakarta pada tahun 2001. Buku ini mengisahkan tentang seorang tokoh Kristen yaitu Martin Luther. Martin Luther adalah pemimpin reformasi Protestan yang paling terkenal. Martin Luther sebagai dosen di Wittenberg memberi tekanan baru pada prinsip Santo Paulus tentang pembenaran berkat iman, yang menantang kebobrokan Gereja Katolik Roma pada waktu itu.

  Buku yang ditulis oleh Edith Simon berjudul Zaman Reformasi diterbitkan oleh Tira Pustaka di Jakarta pada tahun 1984. Buku ini mengisahkan cerita tentang reformasi kegerejaan yang menyangkut perkembangannya menjadi pecahan-pecahan yang saling berbentrokan dan adanya interaksi dengan suasana politik, sosial, ekonomi, serta filsafat yang terdapat pada masa itu. Buku ini dengan jelas membahas munculnya reformasi Gereja hingga munculnya Martin Luther sebagai reformator dalam reformasi Gereja.

  Buku yang ditulis oleh Roberts Liardon berjudul Jendral Tuhan: Gebrakan

  

Para Pahlawan Reformasi Iman yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa

  Indonesia oleh Ingouf Setiawan dan diterbitkan oleh Metanoia Jakarta pada tahun 2006. Judul asli buku ini adalah God’s Generals II: The Roaring Reformers, diterbitkan oleh Roberts Liardon Ministries, USA, pada tahun 2003. Buku ini berisi tentang tiga tokoh besar yang melakukan reformasi Gereja. Ketiga tokoh reformasi Gereja itu adalah:

  1. John Wycliffe, ia dikenal sebagai “Penerjemah Alkitab” karena ia berhasil menerjemahkan Alkitab bahasa Latin ke dalam bahasa Inggris dan menjadi martir atas usaha-usahanya itu. Ia adalah tokoh reformasi Gereja pada abad ke-14.

  2. John Hus, ia dikenal sebagai “Bapak Pembaharuan” karena ia selalu berusaha untuk menyebarkan Injil dan mendorong orang-orang untuk mempelajari Alkitab. Ia adalah tokoh reformasi Gereja pada abad ke-15.

  3. Martin Luther, ia dikenal sebagai “Kapak-Perang Reformasi” karena ia seorang biarawan yang menjadi seorang reformator, yang menemukan kebenaran bahwa manusia diselamatkan hanya karena anugerah dari Allah. Buku yang ditulis oleh H. Haikal berjudul Renaissance dan Reformasi diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta pada tahun

  1989. Buku ini berisi tentang keterkaitan renaissance dengan munculnya reformasi. Selain itu, buku ini juga mengisahkan riwayat Martin Luther, perjuangan Martin Luther dalam melakukan reformasi Gereja, pernikahan Martin Luther, hingga kematian Martin Luther akibat terserang penyakit.

  Buku yang ditulis oleh W.L. Helwig berjudul Sejarah Gereja Kristus Jilid 2 diterbitkan oleh Yayasan Kanisius di Yogyakarta pada tahun 1974. Buku ini berisi tentang perjalanan Gereja dalam Abad Pertengahan dengan masa keemasannya sampai saat menjelang abad modern, di dalam buku ini juga diuraikan mulai runtuhnya Abad Pertengahan karena munculnya renaissance dan humanisme, hingga memuncak dengan adanya protes terhadap Gereja Katolik untuk mengadakan reformasi. Diktat yang ditulis oleh Fl. Hasto Rosariyanto, SJ. berjudul Sejarah Gereja

  

Umum II . Diktat ini diterbitkan oleh Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta, pada tahun 2001. Diktat ini terbagi menjadi ke dalam 4 bagian yaitu: 1. Revolusi Protestan dan reformasi Katolik.

  2. Gereja di dalam jaman absolutisme.

  3. Gereja di dalam jaman liberalisme.

  4. Gereja di dalam jaman totalitarisme.

  Buku yang ditulis oleh Kleopas Laarhoven berjudul Gereja Abadi diterbitkan oleh Offset di Gunungsitoli pada tahun 1977. Buku ini berisi tentang kondisi Gereja Katolik yang berada dalam suatu krisis yang mengancam hidup Gereja Kristus. Beberapa orang sudah mencoba memperbaharui Gereja, tetapi semua usaha itu gagal, karena kegiatan-kegiatan mereka menuntut perubahan moral dari kaum beriman pada umumnya dan dari pejabat Gereja pada khususnya. Namun, keinginan akan pembaharuan tidak dapat dipadamkan. Dalam abad ke-16, seruan akan pembaharuan semakin kuat. Pembaharuan dalam Gereja Katolik berubah mulai kuat, sesudah sebagian besar kaum beriman meninggalkan gereja di bawah pimpinan Martin Luther dan Calvin.

  Artikel yang ditulis oleh Dian berjudul Pemisahan Diri Luther dari

Roma yang terdapat pada situs internet http://www.dianweb.org/buku/luther/htm.

  Artikel ini memuat perjuangan Martin Luther yang menentang berbagai bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh Gereja. Martin Luther menempelkan 95 dalilnya pada pintu Gereja Kastil Wittenberg. Hal ini membuat Paus marah, sehingga Martin Luther dipanggil menghadap ke Roma.

  Dalam artikel ini juga dituliskan bahwa Martin Luther telah membuat suatu keputusan yang sangat berat di mana ia telah memutuskan untuk memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma.

  Artikel yang ditulis oleh Tim Wikipedia Indonesia berjudul Martin

Luther terdapat pada situs internet http://id.wikipedia org/wiki/martin_luther.

  Artikel ini menceritakan riwayat hidup Martin Luther dari ia lahir, masa kecilnya, hingga ia dewasa yang mulai bimbang akan dirinya yang menginginkan kedamaian bersama Allah. Di dalam artikel ini juga dituliskan mengenai teologi Martin Luther mengenai anugerah dan penentangannya terhadap pengadaan dan penjualan surat penghapusan dosa (indulgensi) yang dilakukan Gereja.

E. Landasan Teori

  

Skripsi ini berjudul “Peranan Martin Luther dalam Reformasi Gereja pada

  Abad ke-16”, supaya dapat menjelaskan lebih mendalam tentang permasalahan dan ruang lingkup penelitian ini, maka dibutuhkan uraian dari beberapa konsep agar dapat menjelaskan dan menguraikan permasalahan penelitian skripsi ini. Konsep-konsep tersebut adalah peranan, indulgensia, reformasi Gereja, dan Lutheranisme. Penjelasan tentang konsep-konsep ini sangat penting karena hal ini merupakan landasan berpikir dan pembatasan masalah.

  1. Peranan

Peranan merupakan kata dengan imbuhan -an dan memiliki kata dasar

  peran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

  13

  dalam masyarakat. Peran atau role merupakan cara tertentu yang dilakukan

  14

  seseorang untuk menjalankan peranan yang dipilihnya. Sedangkan yang dimaksud dengan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus

  15

  dilaksanakan. Peranan juga dapat diartikan sebagai fungsi seseorang atau

  16 sesuatu dalam kehidupan.

  Menurut Adam Kuper dan Jessica Kuper, menyebutkan bahwa masyarakat sebagai satu unit di mana setiap orang memiliki berbagai peran yang 13 harus dimainkan, dan dalam unit itu peran-peran yang utama sudah

  

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai

14 Pustaka, 1990, hlm. 667. 15 Save M. Dangun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta, LPKN, 2006, hlm 870. 16 Ibid.