PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP DALAM LATIHAN ROAD RACE BERBASIS PC

  PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP DALAM LATIHAN ROAD RACE BERBASIS PC TUGAS AKHIR

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

  Program Studi Teknik Elektro Disusun oleh :

  WIDIHASTO NIM : 025114023 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

LAP COUNTER AND TIMER

  FINAL PROJECT Presented As Partial Fulfillment Of The Requitments

  To Obtain The Sarjana Teknik Degree In Electrical Engineering

  By :

  

WIDIHASTO

Student Number : 025114023

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT

SAINS AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA :

ALLAH SWT

  

Ayah dan Bunda Tercinta atas segalanya

Mba` Ninuk dan Dek Tiwik yang selalu memberiku kasih sayang

Belahan hatiku Nusi Meirina atas cinta dan kesetiaan.

  

MOTTO

Kita boleh menyerah dalam menghadapi sesuatu,

Tapi kita tidak boleh putus asa.

  

(Penulis)

Dibalik penderitaan dan kesedihan yang mendalam,

Ada cahaya yang akan membawa kita menuju kebahagiaan.

  

(Penulis)

Bekerja keraslah dan kerahkan semua kemampuan,

Tuk masa depan yang baik.

  

(Penulis)

  

INTISARI

Road race adalah olahraga balap motor yang mengutamakan kecepatan.

  Pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap ini menggunakan komputer sebagai pengendali dan penampil waktu yang ditempuh oleh pembalap.

  Piranti ini menggunakan dua buah sensor. Satu sensor diletakkan pada garis start/finish, satu sensor diletakkan pada tikungan menjelang finish. Piranti juga menggunakan tiga buah led sebagai indikator. Pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap menggunakan program visual basic.

  Piranti ini telah diimplemantasikan dan dilakukan pengujian untuk mengamati kinerja hasil perancangan yang telah dibuat. Pengukur lap ini dapat mengukur jumlah lap dan waktu tiap lap serta waktu terbaik selama 5 putaran dengan rata – rata galat pengukur waktu lap ini adalah 2,2 %.

  Kata kunci : Road Race, Lap, Visual Basic.

  

ABSTRACT

  Road race is sport of motorcycle that to emphasize speed. The computer is use to control and display the time measure of total lap and time every lap. This hardware use two sencor. Two positions censor are in start or finish line and in curve before finish. This hardware use three Led as indicator. Measurer of total laps and time every laps use visual basic as programme.

  This hardware has implemented and tested for observing the performances. This tools can measure total laps, time every laps, and best time for five laps with average error 2.2 %. Keywords : Road Race, Lap, Visual Basic.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai Rosul-Nya atas segala karunia dan kemudahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya sesuai dengan yang diharapkan. Skipsi ini diberi judul : Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap Dalam Latihan Road Race Berbasis PC.

  Skipsi ini ditulis bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana teknik pada program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma. Penulisan skripsi ini didasarkan pada hasil-hasil yang penulis.

  Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Greg. Heliarko Sj, S.S., B.S.T., M.A., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

  2. Ibu B. Wuri Harini, S.T., M.T., sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Wiwien Widyastuti, S.T., M.T., sebagai dosen pembimbing II yang telah bersedia memberikan ide, saran, bimbingan, dan waktu untuk penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

  3. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak Djito dan seluruh karyawan/wati sekretariat Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma.

  5. Karyawan Laboraturium Teknik Elektro yang telah membantu selama penulis bekerja di laboraturium.

  6. Cintaku Nusi Meirina yang telah memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas semua cinta, kasih sayang, perhatian dan kesetiaan yang telah diberikan dengan tulus.

  7. Eyang Ngawi atas semua petunjuknya.

  8. Teman-teman mahasiswa elektro khususnya angkatan 2002.

  9. Teman-teman di Kos Nusantara : Ucok, Dhiki, Randi, Chandra, Lendut, Alan, Niman, Manok, Morda, Darma, Tanthok, Asing, Pak Edi sekeluarga, Angga dan Nia atas menjadi teman mencari inspirasi.

  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini, terima kasih atas semua kebaikan dan ketulusannya.

  Penulis menyadari bahwa pada penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangannya, maka dari itu segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan agar penulis dapat lebih maju dan lebih baik.

  Akhirnya penulis juga berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan kiranya Allah SWT membalas kebaikan kepada semua yang telah diberikan kepada penulis sampai saat ini. Sekian dan terima kasih.

  Yogyakarta, September 2007 Penulis

  Widihasto

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul…………………………...…………………………………….. i Halaman Persetujuan……………………...…………………………………… iii Halaman Pengesahan…………………………………………………………... iv Halaman Persembahan………………………...……………………………….. v Halaman Pernyataan Keaslian Karya………………………………………….. vi Intisari………………………………………………...…………………………vii Abstract………………………………………………………………………… viii Kata Pengantar…………………………………...…………………………….. ix Daftar Isi………………………………………………...………………………xi Daftar Gambar…………………………………………...…………………….. xiv Daftar Tabel………………………………………………...………………….. xvi Daftar Lampiran……………………………………...………………………… xvii

  BAB I PENDAHULUAN……………………………...……………………… 1 1.1 Judul……………………………………………...………………….….

  1 1.2 Latar Belakang……………………………………...…………………..

  1

  1.3 Perumusan Masalah…………………………………...……………….. 2 1.4 Batasan Masalah………………………………...……………………...

  2 1.5 Tujuan Penelitian………………………………...……………………..

  3

  1.6 Manfaat Penelitian………………………………...…………………….3

  1.7 Metodologi Penelitian……………………………...………………. …..3

  BAB II DASAR TEORI ………………………………………………………5

  2.1 Road Race……………………………………………...…………..........5

  2.2 Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0……………...……………….6

  2.3 Port Paralel………..…………………………………….………….. …..7

  2.3.1 Mode Port Paralel ………………………………………………9

  2.4 Pengaksesan Port Paralel Pada Visual Basic……………………………10

  2.5 Sensor………………………………………………………………. …..11 2.5.1 Fototransistor…………………….……………………………..

  11

  2.5.2 Led Infra Red ……………….………………………………….. 12 2.6 LED Indikator…………………………………………………………..

  13

  2.7 Pengkondisi Sinyal…………………………………………………….. 13

  BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK DAN PERANGKAT KERAS ………………………………………………….…………….. 15

  3.1 Alur Perancangan…………………………………………….……........ 15

  3.2 Perancangan Perangkat Keras………………………………………….. 15

  3.2.1 Rancangan Led Indikator…………………………………..........16

  3.2.2 Rancangan Sensor Mulai dan Sensor Start/Finish ……………..17

  3.2.3 Rancangan Pengondisi Sinyal dengan Komputer ……………... 20

  3.2.4 Rancangan Led Indikator dengan Komputer……………………21

  3.3 Perancangan Perangkat Lunak…………………………………………. 22

  3.3.1 Algoritma Program…………………………………………….. 22

  3.3.2 Rancangan Form Awal………………………………………… 25

  BAB IV PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN…………………….…….. 28

  4.1 Sketsa Alat…….………………………………………………………. 28

  4.2 Pembahasan Perangkat Keras ………………………….……………… 29

  4.2.1 Data Keluaran Sensor………………………………………….. 29

  4.2.2 Data Keluaran IC……………….……………………………… 30

  4.3 Proses Kerja Alat………………………………………………………. 31

  4.4 Data Pengamatan Pengukur Waktu Lap……………………………….. 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 42

  5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 42

  5.2 Saran…………………………………………………………….……... 42

  

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 43

LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Port Paralel 25 pin……………………………………….……….. 8Gambar 2.2 Bentuk Fisik Fototransistor………………………………….......... 12Gambar 2.3 Bentuk Fisik Led Infra Red……………………………………….. 13Gambar 2.4 Rancangan Rangkaian Pengkondisi Sinyal……………………….. 14Gambar 3.1 Rancangan Diagram Blok Alur Rangkaian……………………….. 15Gambar 3.2 Rancangan Lintasan Road Race………………………….……….. 16Gambar 3.3 Rancangan Led Indikator……………………………………......... 17Gambar 3.4 Rancangan Sensor………………………………………………… 18Gambar 3.5 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 1)………………...………. 21Gambar 3.6 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 2)………………………… 21Gambar 3.7 Rancangan Led Indikator dengan Port Paralel………………......... 22Gambar 3.8 Rancangan Flowchart Program…………………………………... 23Gambar 3.9 Rancangan Tampilan Awal Program……………………………... 25Gambar 3.10 Rancangan Form Utama………………………………………… 26Gambar 3.11 Rancangan Tampilan Help…………………………………......... 27Gambar 4.1 Bentuk Alat………………………………………………….......... 29Gambar 4.2 Tampilan Awal Program…………………………………….......... 31Gambar 4.3 Tampilan Menu Utama…………………………………………… 32Gambar 4.4 Tampilan Setelah Command Button Mulai Ditekan……………… 32Gambar 4.5 Tampilan Setelah Sensor 1 (mulai) Terhalang………………......... 33Gambar 4.6 Tampilan Setelah Sensor 2 (start/finish) Terhalang……………… 34Gambar 4.7 Tampilan Setelah Pembalap Melakukan 4 kali Putaran…………... 34Gambar 4.8 Tampilan Waktu Terbaik…………………………………...…….. 35

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bit Register Port Paralel DB25…………………..…………………. 8Tabel 4.1 Data Keluaran Sensor………………………………………...……... 29Tabel 4.2 Data Keluaran IC…………………………………………...……….. 30Tabel 4.3 Data Pengamatan Waktu Awal……………………………………… 35Tabel 4.4 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 1)……………………. 36Tabel 4.5 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 2)……………………. 36Tabel 4.6 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 3)……………………. 37Tabel 4.7 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 4)……………………. 37Tabel 4.8 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 5)……………………. 38Tabel 4.9 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 6)……………………. 38Tabel 4.10 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 7)…………………... 39Tabel 4.11 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 8)…………………... 39Tabel 4.12 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 9)…………………... 40Tabel 4.13 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 10)……………......... 40

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran

  I Rangkaian Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap Dalam Latihan Road Race Berbasis PC

  Lampiran

  II Program Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap Dalam Latihan Road Race Berbasis PC

  Lampiran

  III Data Sheet Led Infra Red Lampiran IV Data Sheet Fototransistor QSD122 Lampiran

  V Data Sheet SN74LS14

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Judul

  Pengukur Jumlah dan Waktu Tiap Lap dalam Latihan Road Race

  Lap

  Berbasis PC

  1.2 Latar Belakang

  Perkembangan dunia otomotif semakin maju, baik pada mobil maupun motor. Banyak fitur baru yang tercipta untuk memudahkan para pengguna.

  Perkembangan yang pesat terjadi terutama pada dunia balap. Dengan adanya penambahan fitur baru ataupun teknologi baru, pembalap diharapkan mampu untuk menjadi yang terbaik dan tercepat dalam dunia balap. Di Indonesia pada khususnya dunia balap otomotif baik drag race maupun road race mengalami kemajuan pesat. Banyak event yang menyelenggarakan perlombaan kecepatan ini.

  Dengan melihat perkembangan ini, maka penulis akan menciptakan alat pengukur waktu tiap lap dalam latihan road race berbasis PC, sehingga tiap putaran yang dilakukan pembalap akan tercatat dan akan ditampilkan dengan menggunakan PC. Dengan menggunakan alat ini, waktu yang ditempuh pembalap diharapkan dapat diketahui secara akurat.

  1.3 Perumusan Masalah

  Bagaimana membuat alat pengukur waktu tiap lap dengan menggunakan program Visual Basic yang dihubungkan dengan sensor melalui port paralel.

  1.4 Batasan Masalah

  Pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap pada latihan road race ini memiliki batasan – batasan masalah sebagai berikut :

  1. Simulasi road race menggunakan 1 (satu) mobil mainan.

  2. Menggunakan 3 (tiga) buah led.

  • Led kuning sebagai tanda pemanasan (warm up) lap.
  • Led hijau sebagai tanda waktu mulai dihitung.
  • Led merah sebagai tanda putaran terakhir dan perhitungan waktu.

  3. Menggunakan 2 (dua) buah sensor.

  • Sensor perhitungan waktu diletakkan pada garis start/finish.
  • Sensor mulai diletakkan sebelum sensor perhitungan waktu.

  4. Sensor menggunakan Infrared.

  5. Perangkat keras dan perangkat lunak dihubungkan melalui port parallel.

  6. Program akan menampilkan jumlah 5 lap, waktu tiap – tiap putaran dalam 5 lap serta waktu tercepat yang telah ditempuh selama 5 lap.

  7. Menggunakan Visual Basic 6.0.

  8. Menggunakan sistem operasi Windows Xp

  1.5 Tujuan Penelitian

  Membuat alat untuk mengukur jumlah lap dan waktu tiap – tiap

  lap pada latihan road race dengan menggunakan program Visual Basic selama 5 putaran.

  1.6 Manfaat Penelitian

  1. Memberikan kemudahan dalam pengukuran jumlah lap dan waktu tiap lap , serta waktu tercepat dalam 5 (lima) lap.

  2. Dapat menghasilkan ketelitian waktu tiap lap dengan baik.

  1.7 Metodologi Penelitian

  Penulisan laporan tugas akhir ini berdasarkan atas hasil penelitian yang telah dilakukan selama pembuatan perangkat lunak dan perangkat keras.

  Adapun sistematika penelitian yang dilakukan : 1. Mencari referensi untuk penulisan tugas akhir.

  2. Merancang sensor untuk dikoneksikan dengan komputer menggunakan port parallel.

  3. Membuat plant perangkat keras yang berukuran kecil yang digunakan untuk melakukan perhitungan.

  4. Melakukan pengambilan data dari plant yang telah dibuat.

  5. Melakukan penulisan proposal penulisan tugas akhir.

  6. Mengimplementasikan pengukur dari sensor dengan komputer menggunakan program Visual Basic.

  7. Melakukan pengujian akhir hardware dan software.

  8. Melakukan penulisan laporan akhir.

BAB II DASAR TEORI

2.1 Road Race

  merupakan olahraga kendaraan bermotor darat, atau yang biasa

  Road Race

  disebut dengan balap motor. Pada kejuaraan ini, kendaraan bermotor (sepeda motor) dikendarai dengan kecepatan tinggi yang dilakukan di dalam sebuah lintasan pacu aspal yang tertutup.

  Balap sepeda motor dapat dilaksanakan dalam suatu “Arena Tertutup” (Closed Circuit) atau satu titik ke titik lainnya. Balap motor yang berstatus tingkat “NASIONAL” harus diadakan di sirkuit yang memenuhi semua ketentuan atau standar yang ditetapkan oleh Peraturan Peraturan Ikatan Motor Indonesia (PP.IMI). Ketentuan atau standar sirkuit untuk balap motor tingkat lokal atau daerah, dapat ditetapkan oleh pengelola daerah IMI yang bersangkutan, dengan tetap berpegang teguh pada pedoman yang ditetapkan oleh PP.IMI.

  Adapun ketentuan-ketentuan didalam road race adalah sebagai berikut : Lintasan :

  1. Panjang lintasan minimal 1,2 km (1 putaran)

  2. Lebar lintasan minimum 6 meter 3. Jalur lurus harus dipisah dengan ban atau karung dengan tinggi 60 cm.

  4. Pengaman jalur tikungan dengan ban atau karung dengan tinggi 75 cm.

  5. Lintasan lurus tidak lebih dari 400 meter dihitung dari corner atau tikungan terakhir sebelum lintasan lurus sampai dengan tikungan berikut setelah lintasan lurus tersebut.

  6. Jarak tempuh lomba di Kejurnas :

  A. Kelas – kelas Utama : i. Babak penyisihan dan semi final : 10 km. ii. Babak Final/Race 1 dan 2 : 20 km.

  B. Super Sport 600 cc : Sama dengan jumlah lap pada kejuaraan Asia.

  7. Jarak tempuh lomba dapat ditoleransi sebesar 5 % up. Susunan Posisi Start. Posisi Start disusun miring (eselon) sebagai berikut :

  1. Baris Pertama : 4

  2. Baris kedua : 4

  3. Baris ketiga : 4

  4. Baris keempat : 4 Posisi Start 1 (Pole Position) berada di sisi yang berlawanan dengan arah tikungan pertama.[1]

2.2 Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 Perangkat lunak yang akan digunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0.

  Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis grafis (GUI – Graphical User Interface) dan merupakan event-driven programming (pemrograman terkendali kejadian) artinya program menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa event (kejadian) tertentu (tombol diklik, menu dipilih, dan lain sebagainya). Ketika

  event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (procedure event) akan

  dijalankan.[2]

2.3 Port Paralel

  Port paralel umumnya digunakan untuk mengatur printer. Tetapi sekarang ini banyak periferal yang dapat dikoneksikan dengan port paralel. Port paralel memiliki level tegangan TTL logika tinggi dan logika rendah ( “1” dan “0”). Tegangan logika rendah (“0”) berkisar antara 0 volt sampai dengan + 0,8 volt, sedangkan pada logika tinggi (“1”) berkisar antara + 2,4 volt sampai dengan + 5 volt. Arus- arus yang masuk dan keluar pada jalur port paralel bervariasi, berkisar antara 4mA sampai dengan 20 mA. Maka bisa menggunakan driver atau muka buffer untuk merancang suatu alat yang akan dikoneksikan dengan menggunakan port paralel dengan kebutuhan arus yang lebih besar pada alat yang akan dikoneksikan tersebut. Port paralel yang memiliki jumlah pin sebanyak 25 buah adalah port paralel dengan mode konektor DB25.

  Terdapat 3 jalur pada konektor DB25 diantaranya : 1.

   Jalur Control, yaitu digunakan untuk mengontrol periferal.

  2. Jalur Status, yaitu digunakan untuk menerima sinyal status yang dikirimkan periferal ke komputer.

  3. Jalur Data, yaitu digunakan untuk transfer data.

Gambar 2.1. Port Paralel 25 pin

  Ketiga bagian jalur – jalur tersebut dihubungkan dengan register – register

  

internal . Jalur control dihubungkan dengan register control, jalur status

  dihubungkan dengan register status, dan jalur data dihubungkan dengan register data.

Tabel 2.1. Bit Register Port Paralel DB25 No Pin Nama Sinyal Direction Register Komplemen

  1 Strobe In/Out Control bit 0 Ya

  2 Data 0 Out Data bit 0 Tidak

  3 Data 1 Out Data bit 1 Tidak

  4 Data 2 Out Data bit 2 Tidak

  5 Data 3 Out Data bit 3 Tidak

  6 Data 4 Out Data bit 4 Tidak

  7 Data 5 Out Data bit 5 Tidak

  8 Data 6 Out Data bit 6 Tidak

  9 Data 7 Out Data bit 7 Tidak

  10 Ack In Status bit 6 Tidak

  11 Busy In Status bit 7 Ya

  12 Paper-Out/Paper-End In Status bit 5 Tidak

  13 Select In Status bit 4 Tidak

  14 Auto-Linefeed In/Out Control bit 1 Ya

  15 Error/Fault In Status bit 5 Tidak

  16 Initialize In/Out Control bit 2 Tidak

  17 Select-Paper/Select-In In/Out Control bit 3 Ya

  • 18 - 25 Ground Gnd

  Pada setiap register memiliki 8 bit, tetapi tidak semua bit yang terhubung ke jalur konektor DB25. Contohnya pada register bit C4, C5, C6, C7 serta pada register bit S0, S1 dan S2 tidak dihubungkan dengan pin pada konektor DB25.

2.3.1 Mode Port Paralel

  Adapun mode – mode port paralel yaitu :

  1. Standard Parallel Port ( SPP )

  2. Bidirectional Parallel Port ( BPP )

  3. Enhanced Parallel Port ( EPP )

  4. Extended Capability Port ( ECP )

  Standard Parallel Port ( SPP )

  Pada mode SPP jalur data hanya dapat diperlakukan sebagai output, jalur control sebagai input/output sedangkan jalur status sebagai input.

  Bidirectional Parallel Port ( BPP )

  Merupakan standard parallel port yang memiliki fasilitas bidirectional, yang biasa juga disebut dengan PS/2 Parallel Port. Pada mode ini jalur data bisa dipergunakan sebagai input maupun sebagai output, jalur control sama dengan mode SPP sebagai input/output begitu juga dengan jalur status sebagai input.

  Enhanced Parallel Port ( EPP )

  Pada mode ini jalur data dapat dipergunakan sebagai input maupun output, jalur control sebagai output dan jalur status sebagai input. Pada mode ini jalur data dihubungkan dengan data register dan address register. Transfer data EPP lebih cepat dibandingkan dengan standard parallel port. Pada EPP terdapat 5 register tambahan, 2 register didefinisikan (address register dan

  data register ), sedangkan 3 register lainnya tidak terdefinisikan.

  Extended Capability Port ( ECP )

  Pada mode Extended Capability Port ( ECP ) memiliki kecepatan transfer data yang sama dengan Enhanced Parallel Port ( EPP ).

  Keunggulan Extended Capability Port ( ECP ) :

  • Menggunakan FIFO ( First In First Out, merupakan teknik pengolahan data yang mana data yang pertama masuk adalah data yang pertama keluar ) buffer untuk menerima maupun mengirim data.
  • Memiliki RLE ( Run Length Encoding ) yang dapat melakukan kompresi data.
  • Menghasilkan sinyal handshake yang lebih baik dari mode EPP.
  • Dapat menggunakan DMA channels untuk melakukan transfer data. Keunggulan – keunggulan tersebutlah yang membuat mode ini dapat berjalan lebih baik dibandingkan dengan mode EPP. Mode ECP juga memiliki fasilitas
    • – fasilitas untuk mendukung berjalannya mode SPP, mode BPP dan mode EPP yang dapat diatur di dalam Extended Control Register ( ECR ).[3]

2.4 Pengaksesan Port Paralel Pada Visual Basic

  Visual Basic tidak dapat mengakses hardware secara langsung dalam sistem operasi Windows, maka semua permintaan pengaksesan hardware harus melalui Windows. Program eksternal untuk melakukan pengaksesan

  hardware secara langsung pada program dengan menggunakan file DLL

  (Dynamic Link Library).[3]

  File DLL harus dideklarasikan kedalam Visual Basic, pendeklarasiannya sebagai berikut : Public  Declare Function Inp Lib ʺinpout32.dllʺ _  Alias  ʺInp32ʺ (ByVal PortAddress As Integer) As Integer    Public  Declare Sub Out Lib ʺinpout32.dllʺ _  Alias   ʺOut32ʺ  (ByVal  PortAddress  As  Integer,  ByVal  Value  As  Integer)    

  File DLL juga harus diletakkan dalam direktori //windows/system atau diikutkan dalam satu folder program yang dibuat. Sintak penulisan di dalam Visual Basic untuk masukan (input) atau keluaran (output) sebagai berikut :

  Untuk masukan : Inp [Alamat_Port] Untuk keluaran : Out [Alamat_Port], [Nilai]

2.5 Sensor

  Sensor adalah piranti yang mendeteksi perubahan yang dihasilkan oleh media yang diukur. Sensor yang digunakan dalam piranti ini adalah Fototransistor dan Led Infra Red. Fototransistor sebagai penerima dan Led Infra Red sebagai pengirim(pemancar).

2.5.1 Fototransistor

  Fototransistor merupakan piranti peka cahaya yang aktif bila menerima cahaya dari luar. Piranti ini hanya memiliki 2 buah pin, yaitu pin emiter dan pin kolektor. Sedangkan arus basis pada fototransistor dihasilkan dari intensitas cahaya yang menyentuh detektor optis pada fototransistor. Semakin banyak cahaya yang ditangkap oleh piranti tersebut, semakin besar arus yang dihasilkan. Gambar 2.2 menunjukkan bentuk dari Fototransistor

Gambar 2.2 Bentuk Fisik Fototransistor

2.5.2 Led Infra Red

  Led Infra Red merupakan piranti yang bisa digunakan sebagai sumber cahaya. Fototransistor dapat mendeteksi sumber cahaya dari Led Infra Red.

  Fototransistor akan aktif apabila mendapat cahaya dari Led Infra Red. Bentuk fisik Led Infra Red ditunjukkan pada gambar 2.3.

  2.6 LED Indikator an dioda yang dapat memancarkan cahaya.

  R = Led merupak

  Iled Vcc

  ……………………… (2.1)

Gambar 2.4 Rancangan Rangkaian Led Indikator

  2.7 Pengondisi Sinyal

  berfungsi agar keluaran dari sensor dapat dibaca port R

  1 =

  Pada bagian ini paralel dan dalam kondisi low (0) atau high (1).

  If Vf Vcc ) ( −

  ……………………… (2.2) R c =

  Ic Vce Vcc ) (

  − ……………………..… (2.3)

Gambar 2.5 Rancangan Rangkaian Pengkondisi SinyalGambar 2.5 merupakan rangkaian pengondisi sinyal, dan inverter yang dikemas dalam IC SN74LS14. Port paralel dapat membaca logika high (1)

  atau low (0) dari keluaran (Vout), tegangan 0 V sampai dengan + 0,8 V untuk logika high (1) dan tegangan 2,4 V sampai dengan 5 V untuk logika low (0).

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK .

  3.1 Alur Perancangan

  Alat yang dirancang ini terdiri dari sensor, pengondisi sinyal dan komputer. Sensor terdiri dari Led Infra Red yang mengirim cahaya dan diterima fototransitor. Pengondisi sinyal yang digunakan dihubungkan dengan

  inverter yang dikemas dalam IC, keluaran IC dihubungkan dengan komputer

  dengan menggunakan port paralel, dan penampil menggunakan Visual Basic

  6.0. Diagram blok dalam perancangan pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap road race ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

  Sensor Pengondisi Sinyal PC

Gambar 3.1 Rancangan Diagram Blok Alur Rangkaian

  3.2 Perancangan Perangkat Keras

  Perangkat keras lintasan latihan road race (gambar 3.2) yang menggunakan 1 buah jalur pada umumnya menggunakan lintasan minimal sepanjang 1,2 kilometer dalam 1 putaran. Pengukur latihan road race ini menggunakan panjang lintasan 2 meter dan lebar lintasan 10 sentimeter. mulai untuk mengaktifkan led hijau sebagai tanda putaran berikutnya akan mulai dihitung dan sensor start/finish untuk memulai perhitungan waktu serta selasai.

  L

  I N T A S A N Sensor 1 LED

  Sensor 2 Interface Db25

Gambar 3.2 Rancangan Lintasan Road Race

3.2.1 Rancangan Led Indikator

  Rangkaian led indikator terdapat 3 led. Menandakan awal melintasi lintasan untuk led kuning, mulai perhitungan waktu untuk led hijau serta led merah untuk akhir melintasi lintasan akan dipasang pada garis start.

Gambar 3.3 Rancangan Led Indikator

  Arus maksimum led untuk dapat menyala maksimal I led = 20 mA. Pada perancangan ini digunakan arus led I led = 11 mA dengan Vcc port paralel = 5 V, maka besarnya R :

  Vcc

  R = ……………………… (2.1)

  Iled

  5 V R = 11 mA

  = 454,54 Ω

  Pada pasaran nilai resistor 454,54 Ω tidak ada, maka R yang digunakan adalah 470

  Ω.

3.2.2 Rancangan Sensor Mulai dan Sensor Start/Finish

  Rangkaian sensor mulai dan sensor start/finish yang dipasang pada garis untuk sensor start/finish dan pada tikungan akhir untuk sensor mulai

  start

  akan mulai aktif atau menghitung jumlah lap dan waktu tiap lap untuk sensor

  start/finish dan mulai menyala (on) untuk sensor mulai begitu pembalap

  memulai latihan atau mulai melintasi lintasan. Sensor ini menggunakan cahaya sebagai pengaktif fototransistor dan sebagai sumber cahaya pada sensor ini adalah Led Infra Red. Pada perancangan ini digunakan sebagai sumber cahaya adalah Led Infra Red.

  Penerima cahaya dari Led Infra Red adalah fototransistor yang pada rancangan perangkat keras ini digunakan fototransistor dengan tipe QSD122.

  Sinar dari Led Infra Red yang mengenai atau diterima oleh fototransistor akan B menjadi I B (arus basis). Dengan ini maka kolektor-emiter akan terhubung (on), karena resistor kolektor-emiter akan menjadi sangat kecil atau mendekati nol (0). Keadaan kolektor-emiter terbuka (off), bila fototransistor tidak mendapatkan cahaya yang dipancarkan oleh infrared, yang menyebabkan resistansi kolektor-emiter menjadi besar dan dikarenakan tidak adanya arus pada basis dan tegangan pada kaki emitter sama dengan ground.

Gambar 3.4 Rancangan Sensor Arus maju maksimum dioda infra merah If = 100mA dan tegangan maju dioda infra merah Vf = 1,6 volt (data sheet infra-red devices). Pada perancangan ini digunakan arus maju dioda infra merah If = 10mA. Nilai Vcc diberikan sebesar 12 V untuk mendapatkan output sebesar 5 V, maka dapat dihitung besarnya R

  1 :

  ( VccVf ) R

  1 = ………….(2.2) If

  12 − 1 ,

  6 R =

  1

  10 mA = 1040

  Ω Pada pasaran nilai resistor 1040

  1 yang digunakan

  Ω tidak ada, maka R adalah 1000 Ω.

  Saat infra merah memancarkan cahaya (on) dan phototransistor menerimanya, maka akan menghasilkan arus Ib. Arus Ib ini menyebabkan tegangan antara kolektor dan emiter kecil (V

  CE

  ≈ 0). Agar keluaran phototransistor dapat maksimal maka phototransistor dibuat dalam keadaan saturasi. Tegangan V CE pada keadaan saturasi adalah 0,4 volt. Arus pada kolektor I C = 1 mA (data sheet phototransistor QSD122). Besar hambatan Rc dapat dihitung :

  ( VccVce ) R = …………..(2.3)

  c Ic

  12 ,

  4 −

  R c =

  1

  mA

  = 11600 Ω Pada pasaran nilai resistor 11600 Ω tidak ada, maka Rc yang digunakan adalah 12000

  Ω. Kaki kolektor dari fototransistor dihubungkan dengan IC SN741LS14. Keluaran dari IC dihubungkan dengan port paralel. Sensor start/finish ini sebanyak 1 buah yang terlekat pada garis finish yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi jumlah lap dan waktu yang ditempuh tiap putaran. Sensor mulai ini sebanyak 1 buah yang terletak di akhir tikungan.

3.2.3 Rancangan Pengondisi Sinyal dengan Komputer

  Alat pengukur road race dengan menggunakan sensor dari Led Infra Red dan fototransistor sebagai penerima menggunakan komputer sebagai tampilan dan program Visual Basic 6.0 sebagai program yang digunakan. Interface dari sensor menuju ke komputer menggunakan port paralel, di mana keluaran dari sensor dihubungkan dengan IC SN74LS14 supaya output yang keluar dari sensor dapat diterima oleh komputer. Port paralel sendiri mempunyai 25 pin yang dapat dipakai. Di mana pin no 2 sampai dengan pin no 9 dapat digunakan sebagai output data, pin no 10 sampai dengan pin no 17 dapat digunakan sebagai input data, dan pin 18 sampai dengan pin 25 sebagai ground.

  Keluaran pengondisi sinyal 1 (sensor 1) akan dihubungkan dengan pin no 10 pada port paralel, dan keluaran pengondisi sinyal 2 (sensor 2) akan dihubungkan dengan pin no 12 pada port paralel.

  VCC 11 24 12 25 23 13 VB1 R1 Rc A Y 22 20 21

  10 7 8 9 sensor1 INV 18

  19 16 17 5 4 6 14 15 1 2

  3 SUB-D 25

Gambar 3.5 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 1) dengan Port Paralel

  VCC 25 13 12 VB1 R1 Rc 22 10 23 11

  24 21 9 A INV Y 18 19 20 7

  8 5 6 sensor2 14 15 16 17 2 3 4

  1 SUB-D 25

Gambar 3.6 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 2) dengan Port Paralel

3.2.4 Rancangan Led Indikator dengan Komputer

  Led indikator menggunakan 3 buah led yang akan dihubungkan dengan port paralel pada pin no 2, pin no 3 dan pin no 4.

  13 11 23 24 12 25 VB1 R7 22

  10 21 20 9 7 8 LED Merah R6 D1 D2 18 19 16 17 6 4 5 LED Kuning LED Hijau R5 D0 14 15 1 2

  3 SUB-D 25

Gambar 3.7 Rancangan Led Indikator dengan Port Paralel

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

  Pada perancangan perangkat lunak ini, berdasarkan pada input yang menuju ke komputer atau output dari sensor yang dikirim ke komputer akan ditampilkan oleh komputer dengan menggunakan program Visual Basic 6.0.

3.3.1 Algoritma Program

  Pada program ini, komputer akan menampilkan jumlah lap, waktu tiap lap serta waktu tercepat yang ditempuh pembalap (best time). Komputer akan mendapat input dari sensor melalui port paralel. Susunan dari sistem ini adalah suatu algoritma.

  Pada menu awal akan tertampil Command Button masuk, command button tersebut akan berfungsi untuk masuk ke form utama. Form utama ini mulai akan ditekan, maka led warna kuning akan on. Led