6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan Kas 2.1.1 Pengertian Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

  2.1.1 Pengertian Sistem

  Menurut Mulyadi (2010:5) sistem adalah “Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”. Menurut Moekijat (2011:152), “Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pem rosesan atau pengolahan yang tertentu”. Menurut

  L Enger dalam Sutabri (2012 : 7) mengatakan bahwa “Sistem terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi“.

  Berdasarkan uaraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah merupakan unsur-unsur atau komponen-komponen atau objek-objek yang saling berkaitan atau saling berhungan dengan sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

  2.1.2 Pengertian Akuntansi

  Tujuan akuntansi yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Adapun pengertian akuntansi itu sendiri menurut beberapa para ahli. Diantaranya sebagai berikut:

  Menurut Warren, dkk (2006:10) “Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan”.

  Menurut Michell Suharli & Co, “Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang digunakan untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomi sejak sebuah entitas bisnis berdiri sampai dibubarkan, informasi dari proses akuntansi diperlukan oleh pengambil keputusan.

  Menurut Rudianto (2012:16) “Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas/ transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses mendefinisikan, mengukur, melaporkan informasi ekonomi kepada berbagai pihak yang diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai suatu badan usaha kepada berbagai pihak yang bersangkutan.

2.1.3 Pengertian Sistem Akuntansi

  Menurut Warren, dkk (2006:234), “Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengiktisarkan dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan”.

  Menurut Zaki Baridwan (2008:4) “Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat untuk mengelolah data menegenai usaha kesatuan ekonomis dan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur dan lembaga- lembaga pemerintahan untuk menilai hasil operasi.”

  Menurut Mulyadi (2010:3) “Sistem akuntasi adalah organisasi, formulir, acatatan dan laporan yang dikoordinasikan sedimikian rupa untuk meneydiakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memeudahkan pengelolaan perusahaan”.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan (formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur- prosedur dan alat-alat) yang digunakan untuk mengelola data dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.

2.1.4 Tujuan Sistem Akuntansi

  Dalam mewujudkan sistem akuntansi yang baik, pada dasarnya harus membangun sistem akuntansi itu sendiri. Sistem akuntansi erat hubungannya dengan kerjasama manusia dengan sumber daya lainnya dalam suatu perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Tujuan sistem akuntansi merupakan suatu tujuan yang berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

  Berikut ini adalah tujuan sistem akuntansimenurut Zaki Baridwan, Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat, yaitu bahwa sistem akuntansi harus menyediakan data yang diperlukan tepat pada waktunya dan tepat memenuhi kebutuhan

  1. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip keamanan harat milik perushaan. Karena itu, sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern.

  2. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip murah, yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi ini harus daoat ditekan sehingga relatif tidak mahal. Sedangkan menurut Mulyadi (2010:19) terdapat empat tujuan umum pengembangan sistem yaitu :

  1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.

  2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi.

  3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

  4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

  Dalam uraian telah dijelaskan bahwa tujuan dari penyusunan sistem adalah untuk menyediakan informasi bagi perusahaan yang baru berdiri. Bagi perusahaan yang telah berdiri bertujuan untuk memperbaiki sistem yang sudah ada, baik mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya. Selain itu penyusunan sistem juga bertujuan untuk memperbaiki pengendalian intern seperti, tingkat keandalan informasi akuntansi, ketepatan dan penyediaan catatan yang lengkap sebagai bentuk pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan, serta yang terakhir yaitu sebagai penghematan biaya dari sistem yang ada.

2.2 Sistem Penerimaan Kas

2.2.1 Definisi Kas

  Kas adalah aset lancar yang sangat penting yang merupakan alat tukar dan juga dipakai sebagai alat pengukur dalam akuntansi atau dalam dunia perekonomian. Dalam susunan laporan posisi keuangan pos ini termasuk aset yang paling sering mengalami mutasi dikarenakan hampir sebagian besar transaksi perusahaan mengurangi jumlah kas, misalnya : pembelian bahan, jasa, penjualan, pembayaran gaji, upah dan biaya-biaya lainnya.

  Perlu diperhatikan bahwa kas adalah harta perusahaan yang tidak produktif sehingga diusahakan jumlahnya jangan terlalu besar yang menimbulkan dana tersebut sebagian menganggur (idle cash) dan sebaliknya jumlah tersebut juga tidak boleh terlalu kecil karena dapat menimbulkan hambatan-hambatan dalam menjalankan kegiatan usaha.

  Dengan demikian, kas dapat diartikan sebagai berikut : Menurut buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 (IAI,

  2009:2.2) Kas yaitu:: Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro dan setara kas (cash equivalent) adalah nvestasi yang sifatnya sangat liquid berjangka pendek dan dengan cepat dapat disajikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Menurut Warren, dkk (2006) Kas yaitu: Kas meliputi koin, uang kertas, cek, wesel (moner order atau kiriman yang melalai pos yang lazim berbentuk draft bank atau cek bank, hal ini untuk selanjutnya diistilahkan dengan wesel) dan uang yang disimpan dibank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Lazimnya kas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima bank umum anda setorkan ke rekening bank anda, misalnya cek yang dibayarkan untuk anda biasanya dapat disetorkan ke bank dan karena itu dianggap sebagai kas.

  Menurut Dwi Martani (2012;180) “Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan.

  ” Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kas merupakan harta lancar yang sangat penting bagi perusahaan, yang merupakan alat pertukaran dan juga dipakai sebagai alat pengukur dalam akuntansi atau didalam dunia perekonomian. Disamping itu, kas juga merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan, Kas juga sering mengalami mutasi karena hampir sebagian besar transaksi perusahaan akan mempengaruhi jumlah kas.

2.2.2 Pengertian Penerimaan Kas

  Penerimaan kas dalam perusahaan dagang berasal dari penjualan tunai dan penjualan secara kredit. Penjualan secara tunai dilakukan dengan cara pembeli diwajibkan terlebih dahulu membayarkan sejumlah harga sesuai dengan barang yang telah dibeli sebelum barang diserahkan sehingga oleh perusahaan akan langsung dilakukan pencatatan. Sedangkan penjualan secara kredit dilaksanakan dengan cara pembeli melakukan pembayaran sesuai tanggal jatuh waktu tempo yang telah diberikan oleh perusahaan namun barang akan secara langsung diserahkan sehingga akan langsung dicatat oleh perusahaan sebagai piutang.

  Penerimaan kas yang diterima perusahaan baik berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, baik berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.

  Menurut Mulyadi (2010:455) mendefinisikan penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama: penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertumbuhnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer maupun penerimaan-penerimaan lainnya. Adapun unsur-unsur pokok penerimaan kas adalah sebagai berikut : 1.

  Fungsi yang terkait harus sesuai dan cukup memadai dengan fungsi yang diperlukan oleh sistem penerimaan kas.

  2. Dokumen yang digunakan harus memadai untuk mencakup transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan.

  3. Catatan akuntansi yang memadai sangat dibutuhkan untuk menyimpan informasi.

  4. Jaringan prosedur yang membentuk sistem, dibuat untuk memudahkan semua pihak.

2.3 Penjualan Tunai

2.3.1 Pengertian Penjualan Tunai

  Penjualan tunai terjadi apabila menyerahan dalam bentuk barang atau jasa yang segera diikutidengan pembayaran dari pembelian. Keuntungan dari penjualan tunai adalah hasil dari penjualan tersebut langsung terealisasi dalam bentuk kas yang dibutuhkan olehperusahaan.

  Menurut Yadiati dan Wahyu (2006:129) “Penjualan tunai adalah pembeli langsung yang menyerahkan sejumlah uang tunai yang akan dicatat oleh penjual melalui register kas”.

  Menurut Himayati (2008:123) “penjualan adalah suatu transaksi yang bertujuan mendapatkan suatu keuntungan dan merupakan suatu jantung dari suatu perusahaan”.

  Menurut Soemarso (2009:160) “Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan”.

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai adalah suatu

transaksi dalam bentuk penyerahan barang atau jasa kepada pihak pembeli yang

nantinya pembeli akan membayar uang kepada penjual.

2.3.2 Fungsi yang terkait

  Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2010:462), yaitu:

  1. Bagian penjualan Bagian penjualan bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke bagian kas.

  2. Bagian kas Dalam transaksi penjualan tunai, bagian ini bertanggung jawab sebagai penerimaan kas dari pembeli.

  3. Bagian gudang Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyiapkan barang serta menyerahkan barang yang dipesan oleh pembeli.

  4. Bagian akuntansi

  Bagian ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.

2.3.3 Formulir yang digunakan

  Menurut Mulyadi 20 10 : 75 “formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi”. Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam data.

  Formulir yang digunakan untuk sistem penerimaan kas penjualan tunai menurut Mulyadi (2010:463) adalah : a.

  Faktur penjualan tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang akan digunakan oleh manajemen mengenai penjualan tunai.

  Toko BukuRemaja Jl. Lawu 15, Yogyakarta, 55213 Telepon (0274) 63539, Fax (0274) 86104

  FAKTUR PENJUALAN TUNAI Nama Pembeli Alamat Tanggal Nomor

  125897689 Nomor Kode Nama barang satuan Harga kuantitas Jumlah urut barang satuan harga

  Jumlah Dicatat dalam Dicatat dalam Diserahkan Dijual buku pembantu jurnal

  Tanggal Tanda tangan

Gambar 2.1 Faktur Penjualan Tunai

  Sumber : Mulyadi (2010:464) b.

  Pita register kas Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh bagian kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.

TERIMA KASIH

  • 12.500,00 15.000,00 20.000,00 57.000,00 75.000,00

  179.500,00 ST

180.000,00

500,00 C

Gambar 2.2 Pita Register Kas

  Sumber: Mulyadi (2010:464) c.

  Faktur penjualan COD (Cash on Delivery Sales) Dokumen ini digunakan untuk rekaman penjualan COD. Toko Buku REMAJA Jl. Lawu 15, Yogyakarta, 55213 Telepon (0274) 63539, Fax (0274) 86104

  FAKTUR PENJUALAN COD Nama Pembeli Alamat Tanggal Nomor Bill Nomor

  Of Lading

  125897689 Nomor Kode Nama Barang Satuan Harga Kuantitas Jumlah Harga

  Urut Barang Satuan Jumlah

  Dicatat dalam Dicatat dalam Diserahkan Dijual

  Buku Jurnal Pembantu

  Tanggal Tanda Tangan

Gambar 2.3 Faktur Penjualan COD

  Sumber (Mulyadi, 2010:467) d.

  Bukti setor bank Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti setor bank. BANK ARTA SELAMAT Yogyakarta

  No. 987679 Tgl. ......... BUKTI SETOR BANK

  Nama Bank No. Cek Jumlah Rupiah No Rekening : Tanda Tangan Penyetor Credit Card Sales Slip

  Uang Tunai Jumlah

  Jumlah Rupiah Pengesahan Bank

Gambar 2.4 Bukti Setor Bank

  Sumber: Mulyadi (2010:46) e.

  Rekap harga pokok penjualan Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.

REKAP HARGA POKOK PENJUALAN

  Bulan Nomor Tgl. Pembuatan Kode Barang Nama Persediaan Jumlah Rupiah Departemen Akuntansi Biaya Bagian Kartu Persediaan

Gambar 2.5 Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

  Sumber : (Mulyadi, 2010:218)

2.3.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan

  Catatan-catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2010:468) terdiri dari: a)

  Jurnalpenjualan Jurnal penjualan digunakan fungsi akuntansi untuk meringkas dan mencatat data-data transaksi penjualan saat perusahaan menjual barang atau produk.

JURNAL PENJUALAN

  TGL KET NO PIUTANG PENJUALAN LAIN-LAIN DEBIT PENDAPATAN PENJUALAN BUKTI DAGANG TUNAI DEBIT DEBIT NO JUMLAH PRODUK A PRODUK B PRODUK C REK

Gambar 2.6. Jurnal Penjualan

  Sumber: Mulyadi (2010:279)

  b) Jurnal penerimaankas

  Jurnal penerimaan kas digunakan bagian akuntansi digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai, pelunasan piutang, dan sumber lainnya.

  c) Kartugudang

  Kartu gudang dibuat oleh fungsi gudang untuk mencatat perpindahan dan persedian yang masih tersimpan di gudang.

  BUKTI PERMINTAAN DAN PENGELUARAN BARANG DARI GUDANG Departemen Bagian Nomor surat order Tanggal Nomor BPPBG produksi 78690567 Nomor urut Kode Nama barang satuan Jumlah Jumlah Diisi oleh barang yang yang departemen

  Harga Total diminta diserahkan satuan harga

  Kepala bagian gudang Kepala departemen Kepala bagian

Gambar 2.7 Bukti permintaan dan pengeluaran barang dari gudang

  Sumber: Mulyadi (2010:417)

2.3.5 Prosedur Yang Membentuk Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai

  Menurut Mulyadi (2010:469) jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai adalah sebagai berikut :

  1. Prosedur Order Penjualan Prosedur ini merupakan fungsi penjualan untuk menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas, fungsi gudang dan fungsi pengiriman dalam menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.

  2. Prosedur Penerimaan Kas Prosedur ini berfungsi untuk menerima pembayaran kas atas harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualn tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

  3. Prosedur Penyerahan Barang Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.

  4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai Prosedur ini merupakan fungsi akuntansi yang melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.

  Di samping itu fungsi akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan

  5. Prosedur Penyetoran Kas Bank Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

  6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

  2.3.6 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Penjualan Tunai

  Menurut Mulyadi (2010:476)bagan alir dari sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai berdasarkan dari prosedurnya yaitu dapat dilihat gambar 2.8

  

Bagan Alir Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Menurut Mulyadi (2010:476),

Pada gambar 2.8 akan disajikan Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sales

  

Bagian Order Penjualan

MULAI

  Menerima Order daripembelian Mengisifaktur penjualantunai

  2

  Pembeli 3 2 FPT 1

1 Via

Gambar 2.8 SistemPenerimaanKas Dari Over - The - Counter Sales BagianKasa

  Ke Pemasok

  1 Mengoperasikan Register Kas Menerima Uang dari pembeli

  PRK FPT 1 FPT 1

  Bukti setor bank 3

  2 Bukti setor 1 Bank Menyetor kas ke bank

  3 2 Bukti setor 1 Bank Bersama Uang

  5 N

3 Mengisi

Gambar 2.9 SistemPenerimaanKas Dari Over - The - Counter Sales (Lanjutan) Bagian Gudang

  2

2

FPT KartuGuda ng

  

Menyerahkan

Barang

  2 FPT Bersamaan Barang

  

4

Gambar 2.10 Sistem Penerimaan Kas Dari Over - The - Counter Sales (Lanjutan) Bagian Pengiriman

  3

  4 PRK 2 1 FPT FPT Membandingkan FPT 1 lb 1 danlb 2 Menyerahkanbaran gkepadapembeli

1

  2 FPT PRK Bersamaan dg barangsbg slip pembungkus

  Untuk pembeli

Gambar 2.11 Sistem Penerimaan Kas Dari Over - The - Counter Sales (Lanjutan) Bagian Kartu Persediaan

  7 PRK 1 FPT Kartu persediaan N

  SecaraPerio Membuat dik RHPP

  RHPP MembuatBukti Memorial RHPP

  Bukti Memorial

  8

Gambar 2.12 Sistem Penerimaan Kas Dari Over - The - Counter Sales (Lanjutan)

  

Bagian Jurnal

  6

  4

  8 RHPP PRK 1 Buktisetora Bukti n Bank Memorial FPT

  JurnalUm um JurnalPenerim Jurnalp aanKas enjuala n

  T N

7 Selesai

  Keterangan: FPT : Faktur Penjualan Tunai PRK : Pita Register Kas RHPP : Rekapitulasi Harga Pokok Kas

Gambar 2.13 Sistem Penerimaan Kas Dari Over - The - Counter Sales (Lanjutan)

2.4 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas DariPenjualan Kredit

  Penerimaan kas dari piutang dapat terjadi karena perusahaan juga menerima penjualan secara kredit. Piutang adalah salah satu aktiva yang timbul karena transaksi penjualan kredit yang mewajibkan pembeli melaksanakan pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

  2.4.1 Penjualan Kredit

  Menurut Soemarso (2009, 338) piutang mengandung arti: “piutang adalah hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain, menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak d engan siapa ia berpiutang”. Piutang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.

  Menurut Munir (2005, 15) lebih mengkhususkan definisi piutang pada piutang dagang ”piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagang secara kredit”. Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa piutang merupakan hak penagihan perusahaan terhadap pihak lain yang menjadi langganannya dan mengharap pembayaran dari mereka agar memenuhi kewajiban terhadap perusahaan.

  2.4.2 Fungsi yang Terkait

  Terdapat fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan kredit menurut Mulyadi (2010:487) yaitu sebagaiberikut:

  1. Fungsikredit Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelangan dan memberikan otorisasi pemberian kredit terhadap pelanggan.

  2. Fungsipenjualan Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, menambahkan informasi yang belum ada pada surat order pengirima. Fungsi inijugauntuk membuat “back order” yaitu pada saat tidak tersedianya

  3. Fungsi gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang, serta menyerahkan baran ke fungsi pengiriman.

  4. Fungsi pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang sesuai surat order pengiriman yang diterima oleh fungsi penjualan.

  5. Fungsi akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat berapa piutang yang timbul atas transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan surat pernyataan kepada para debitur serta membuat laporan penjualan.

  6. Fungsi penagihan Fungsi penagihan bertanggung jawab melaksanakan penagihan piutang langsung kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang telah diserahkan oleh fungsi akuntansi.

2.4.3 Dokumen yang digunakan

  Dokumen yang digunakan dalam penerimaan kas dari penjualan kredit menurut Mulyadi (2010:488) terdiri dari:

1. Surat order pengiriman dan tembusannya

  Surat ini meruoakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat order dari pengiriman sebagai berikut:

  a) Surat order pengiriman

  Dokumen ini merupakan lembar pertama surat oder pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengiriman barang dengan jumlah dan spesifikasi.

  b) Tembusan kredit (Credit copy)

  Dokumen ini digunakan untuk memproleh status kredit pelanggan dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.

  c) Surat pengakuan (Acknowledment copy)

  Dokumen ini digunakan oleh fungsi penjualan kepada pelanggan untuk memberitahu bahwa orderannya telah diterima dan dalam proses pengiriman.

  d) Surat muat (Bill of loading)

  Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan.

  e) Slip pembungkus

  Dokumen ini digunakan untuk ditrempel pada pembungkus baran untuk membudahkan fungsi pengiriman.

  Merupakan tembusan sura order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar dapat menyerahkan barang ke fungsi pengiriman dan untuk mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang.

  g) Arsip pengendalian pengiriman

  Tembusan ini merupakan surat order yang diarsipkan oleh fungsi penjualan sesuai tanggal pengiriman yang dijanjikan.

  h) Arsip indeks silang

  Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik sesuai nama pelanggan, ini digunakan untuk memudahkan menjawab pertanyaan dari pelanggan mengenai surat pesananya.

  2. Faktur dan tembusannya

  a) Faktur Penjualan Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada pelanggan.

  b) Tembusan Piutang Dokumen ini merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar mencat piutan dalam kartu piutang.

  c) Tembusan jurnal penujualan dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar mencatat transaksi penjualan dalam jurnal penjualan.

  d) Tembusan analisis dokumen ini merupakan tembusan yang dikirim oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk menghitung harga pokok penjualan yang dicatat dalam catatan persediaan.

  f) Tembusan ini dikirimkan oleh fungsi penagihan kepada wiraniaga untuk memberitahu bahwa order dari pelanggan yang lewat di tanganya telah dipenuhi sehingga memungkinkan menghitung komisi penjualan.

  3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan Rekapitulasi harga pokok pejualan merupakan dokumen pendukung yang berguna untuk menghitung total harga produk yang dijual selama periode auntansi. Data dari rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan dari kartu persediaan. Secara periodik harga pokok penjualan dihitung dalam rekapitulasi berupa bukti memoria untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

  4. Bukti Memorial Merupakan dokumen sumber untuk mencatat keadaan jurnal umum dalam harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi.

  2.4.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan

  Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2010:218) adalah:

  1. Jurnal Penjualan Catatan akuntansi ini diguanakn untuk mencatat transaksi penjualan baik secara tunai maupun secara kredit.

  2. Kartu Piutang Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tia-tiap debitnya.

  3. Kartu Persediaan Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap persediaan.

  4. Kartu Gudang Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.

  5. Jurnal Umum Catatan ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi.

  Berdasarkan penjelasan teori di atas penulis menyimpulkan bahwa catatan akuntansi yang merupakan alat bantu perusahaan sebagai dokumen pendukung terdiri dari jurnal penjualan, kartu piutang, kartu persediaan, kartu gudang, dan jurnal umum.

  2.4.5 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem

  Menurut Mulyadi (2010:219) jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah:

  1. Prosedur Order Penjualan Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menrima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli, kemudian mengirimkan kepada fungsi yang lain.

  2. Prosedur Persetujuan Kredit Dalam prosedur ini fungsi penjualan meminta surat persetujuan penjualan kredit kepada pembeli dari fungsi kredit.

  3. Prosedur Pengiriman Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai pesanan dan informasi dari surat order pengiriman.

  Prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mnegirimkan kepada pembeli.

  5. Prosedur Pencatatan Piutang Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke kartu piutang.

  6. Prosedur Distribusi Penjualan Prosedur ini mendistribusikan penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.

  7. Prosedur Harga Pokok Penjualan Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok yang dijual dalam periode akuntansi.

  2.5 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Kredit

  Menurut Mulyadi(2010:227) bagan alir dari sistem akuntansi penjualan kredit berdasarkan dari prosedurnya yaitu:

  Bagian Order Penjualan

  4

  6 Mulai Menerima

  Surat order 7

  2

  order dan

  pengiriman Surat Order 1

  pembeli

  pengiriman

  Surat order Mencatat tgl Membuat peerimaan order surat order pengiriman lembar 9 pengiriman

  9

  8

  7

  5

  2

  4 Surat Order 1 pengirian

  2 Ke

  pelanggan

  Bagian Pengiriman Bagian kredit Bagian Gudang

  3

  1

  5

  2 Bersama Surat Order 7 Surat Order 1 barang

  Pengiriman Pengiriman

  5 (credit Copy) Surat Order 1 Pengirimanan

  4 Memeriksa

  3 Menyiapkan Surat Order 2 status barang Pengiriman kredit

  Menempelkan Menyerahkan Memberi surat order barang otorisasi pengiriman pada pembungkus barang Surat Order 7

  Surat Order 1 Menyerahkan Pengiriman

  Pengiriman barang kepada (credit Copy) perusahaan

  Bersam

a

Ditempel pd

  5 Pembungkus

  4 Kartu barang sbg

  3

4 Gudang

  5 slip

  2 pembungkus Surat Order 1

  Pengiriman N Diserahkan kpd perusahaan

  7

  2 Surat Order 1 Pengiriman

  Membuat faktur

  5

  4

  3

  Surat Muat 2 SOP

  1 Faktur

  8 Kartu Piutang

2 Faktur 1

  1

  9

  8 N Dikirim Ke Pelanggan Dikirim ke

  Wiraniaga

Bagian Penagihan Bagian Piutang

  Bagian Kertu Persediaan Bagian Jurnal

  1

  10

9 Faktur 1

  Rekap

  Faktur 1

  Bukti HPP

  Memorial

  Kartu N Persedia Membuat

  Rekapitulasi Secara Periodik harga pokok

  N

  Rekapitulasi harga pokok penjualan

  Membuat bukti memorial

  Rekap Jurnal Jurnal

  HPP

  umum

  umum Bukti Memorial