BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I ERMI SETIANINGSIH PBSI'15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam kehidupan selalu berkomunikasi dan berinteraksi

  sebagai bentuk dari aktivitas sosial. Salah satu alat yang digunakan untuk berkomunikasi baik antar individu maupun kelompok adalah bahasa. Pada dasarnya manusia itu memiliki bahasa. Bahasa tidak terlepas dari manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi atau mengungkapkan perasaan senang maupun marah. Komunikasi merupakan kebutuhan yang vital untuk menyampaikan atau memperoleh informasi. Komunikasi sangat penting digunakan untuk mengungkapkan segala macam persoalan yang ingin diutarakan.

  Kebiasaan seseorang dalam berbahasa sangat beragam. Kebiasaan ini dapat diartikan sebagai tingkat keseringan seseorang dalam menggunakan bahasa tertentu dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulis. Tingkat keseringan seseorang dalam menggunakan bahasa tertentu sangat beragam yaitu ada yang sering menggunakan Bahasa Indonesia, ada yang setiap harinya menggunakan bahasa daerahnya saja. Chaer dan Agustina (2004: 61-62) mengemukakan ragam (variasi) bahasa merupakan bahasa pokok dalam studi sosiolinguistik. Chaer membagi ragam (variasi) bahasa dari berbagai segi yang pertama dari segi pemakaian yaitu: ragam bahasa sastra, ragam

  

bahasa jurnalistik , ragam bahasa militer,ragam bahasa ilmiah. Kedua dari segi

penutur yaitu: idiolek yakni variasi bahasa yang bersifat perseorangan, dialek yakni

  variasi bahasa yang berada pada suatu tempat/wilayah tertentu, kronolek atau dialek

  1 temporal yakni variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada zaman tertentu, sosiolek atau dialek sosialyakni variasi bahasa yang berkenaan dengan golongan dan kelas sosial pada penuturnya. Ketiga dari segi keformalan yaitu: ragam

  

baku adalah variasi bahasa yang paling formal, ragam usaha atau ragam konsultatif,

ragam akrab atau ragam intim, ragam santai atau ragam kasual. Keempat dari segi

sarana yaitu: ragam lisan dan ragam tulis.

  Di terminal misalnya, ragam bahasa yang digunakan untuk berinteraksi memiliki karakteristik tersendiri. Ragam bahasa yang digunakan dalam berinteraksi di Terminal biasanya banyak dipengaruhi oleh latar belakang status sosial pemakai bahasa. Setelah dicermati, ternyata aktivitas atau pekerjaan seseorang berpengaruh besar dalam pemilihan penggunaan bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, ketika dalam sebuah situasi kontak kebahasaan yang berbeda, masing-masing penutur bahasa akan memunculkan karakteristik bahasa yang berbeda-beda. Di sisi lain akan menghadirkan keunikan yang menjdi ciri khas berbahasa penuturnya.

  Dengan berkembangnya zaman, bahasa juga mengalami perubahan. Bahasa setiap waktu selalu berkemabang sesuai dengan salah satu sifat bahasa yaitu bahasa itu produktif. Meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas. Selain bahasa yang timbul alamiah, juga ada bahasa yang dibuat. Bahasa yang dengan sengaja diciptakan oleh sekelompok orang tertentu untuk kepentingan tertentu. Bahasa buatan hanya menitikberatkan pada konvensi (kesepakatan) masyarakat yang menciptakannya.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 1184) kata terminal didefinisikan sebagai perhentian penghabisan (bus, kereta api, dsb). Selain itu, terminal juga tempat berkumpulnya alat transportasi yang membuat orang datang untuk dapat menuju ke tempat yang dituju dengan memberikan upah berupa uang. Di terminal juga terdapat kantor untuk mengatur ketertiban di dalam terminal. Untuk mengatur masuk keluarnya kendaran di terminal terdapat TPR (Tempat Pemungutan Retribusi). Di terminal juga tempat berkumpulnya alat transportasi. Alat transportasi yang ada di dalam terminal seperti bus, angkot, taksi. Selain alat transportasi di terminal juga terdapat para pedagang baik pedagang dan loket tiket. Purwokerto memiliki terminal yang diberi nama Bulu Pitu di terminal tersebut ditemukan berbagai dialog yang sering didengar maupun jarang didengar. Peneliti hampir setiap minggu datang ke Terminal Bulu Pitu Purwokerto, ketika akan pulang ke rumah. Di terminal sering mendengar komunitas Terminal Bulu Pitu Purwokerto menggunakan istilah khusus dalam berkomunikasi sesama temannya.

  Pada 2 April 2014 peneliti mendengar istilah wong tengah. Peneliti kira maknanya orang yang berada di tengah tetapi ternyata artinya bukan seperti yang peneliti kira. Setelah ditanyakan ternyata istilah wong tengah dalam komunitas Terminal Bulu Pitu Purwokerto mempunyai makna

  „kondektur‟. Pada 10 April 2014 peneliti datang ke terminal lagi, ketika sedang menunggu bus jurusan Tegal peneliti mendengar istilah komunitas terminal yaitu istilah joki. Peneliti kira joki mempunyai makna penunggang kuda pacuan seperti yang peneliti tahu, ternyata setelah ditanyakan istilah joki dalam komunitas Terminal Bulu Pitu Purwikerto mempunyai makna

  „sopir‟. Satu minggu kemudian tepatnya 17 April 2014 peneliti mendengar istilah komunitas terminal kembali, yaitu mendengar istilah bola ireng. Peneliti tidak tahu makna dari komunitas terminal, peneliti kira bola ireng mempunyai makna bola yang berwarna hitam, ternyata setelah ditanyakan bola ireng dalam komunitas Terminal

  Bulu Pitu Purwokerto mempunyai makna

  „orang yang tidak tahu tarif‟. Minggu selanjutnya 26 April 2014 peneliti datang ke terminal peneliti mendengar istilah komunitas terminal lagi, istilah yang peneliti dengar yaitu bola. Peneliti kira artinya benda yang digunakan untuk bermain bola, tetapi setelah peneliti tanyakan ternyata

  bola mempunyai makna

  „copet‟. Istilah-istilah yang peneliti dengar di Terminal Bulu

Pitu Purwokerto itu memiliki jenis penamaan dan faktor penyebab perubahan makna.

  Berdasarkan fenomena tersebut peneliti berasumsi masih banyak istilah khusus yang terdapat pada komunitas Terminal Bulu Pitu Purwokerto yang memiliki jenis penamaan dan faktor penyebab perubahan makna sehingga perlu dilakukan penelitian. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan penelitian dengan judul Jenis dan Faktor

  

Penyebab Perubahan Makna Penamaan Istilah-Istilah Khusus Komunitas

Terminal Bulu Pitu Purwokerto.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa sajakah jenis penamaan istilah-istilah khusus komunitas Terminal Bulu Pitu Purwokerto?

  2. Apa sajakah faktor penyebab perubahan makna istilah-istilah khusus komunitas Terminal Bulu Pitu Purwokerto? C.

   Tujuan Penelitian

  1. Mendeskripsikan jenis penamaan istilah-istilah khusus komunitas Terminal Bulu Pitu Purwokerto.

  2. Mendeskripsikan faktor penyebab perubahan makna istilah-istilah khusus komunitas Terminal Bulu Pitu Purwokerto.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perkembangan linguistik pada umumnya, dan sumbangan pengetahuan untuk perkembangan semantik pada khususnya. Selain itu, penelitian ini dapat menambah perbendaharaan peristilahan khusus pada komunitas Terminal Bulu Pitu Purwokerto.

  2. Manfaat Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca untuk dapat memahami dan dapat menggunakan istilah-istilah khusus komunitas yang ada di Terminal Bulu Pitu Purwokerto.

  E. Sistematika Penulisan

  Penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Hal ini untuk mempermudah dan membantu pembaca memahami maksud dari penelitian ini. Dengan adanya sistematika penulisan ini diharapkan pembaca akan lebih mudah dan paham. Di bawah ini peneliti sajikan sistematika penulisannya yaitu sebagai berikut:

  Pada bab I berisi pendahuluan. Dalam bab ini penelitian menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan tentang hal-hal yang melatarbelakangi penelitian. Masalah-masalah dalam penelitian ini akan dibahas dalam rumusan masalah. Selanjutnya diuraikan tujuan penelitian yaitu dengan mendeskripsikan untuk apa penelitian dilakukan sedangkan dalam manfaat penelitian menjelaskan manfaat penelitian secara teoritis dan praktis.

  Bab II berisi landasan teori. Landasan teori ini menyajikan penelitian sejenis yang relevan dan kajian pustaka. Dalam penelitian sejenis yang relevan tedapat empat penelitian namun memiliki perbedaan. Pada bab ini peneliti menguraikan teori yang dianggap penting dan menunjang dalam penelitian. Landasan teori ini terdiri dari: pengertian dan fungsi bahasa, ragam bahasa yang didalamnya terdapat kosakata, register dan istilah, pengertian semantik, pengertian sosiolinguistik, jenis penamaan, faktor penyebab perubahan makna istilah, pengertian komunitas, dan Terminal Bulu Pitu Purwokerto.

  Bab III berisi metodologi penelitian. Peneliti menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian. Pada metodologi ini keterangan dibuat secara rinci, legkap dan jelas agar penulis dan pembaca dapat memahami proses penelitian yang dilakukan. Metodologi penelitian tersebut mencakup beberapa hal yaitu sebagai berikut: jenis penelitian, data, sumber data dan metode penelitian yang meliputi tahap penyediaan data, tahap analisis data dan tahap penyajian hasil analisis data. Dengan demikian penelitian akan mudah untuk dilaksanakan.

  Bab IV berisi tentang hasil analisis dan pembahasan. Bab ini berisi inti penelitian dari data yang telah diperoleh. Data yang telah dipeoleh dideskripsikan sehingga menjadi lebih jelas dan rinci. Dalam pembahasan semua dipaparkan sesuai dengan data yang sudah diperoleh. Dengan demikian hasil analisis akan terjawab dalam bab ini.

  Bab V merupakan penutup. Peneliti menyajikan simpulan dari keseluruhan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini. Dengan adanya kesimpulan dari analisis yang telah dikerjakan dapat mempermudah pembaca untuk mengetahui gambaran dari isi penelitian tersebut. Selanjutnya saran sebagai penutup skripsi ini. Saran dapat dijadikan acuan agar peneliti lain dapat meneliti menggunakan teori yang lebih rinci dan lengkap.