Era Octavianing Tyas BAB II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN
1. Definisi Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo. 2010. Hal 213). Proses kehamilan merupakan matarantaiyang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi ( implantasi) pada uterus pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm ( Manuaba. 2010. Hal 75).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terkahir. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2009. Hal 89)
Jadi, kehamilan adalah suatu proses yang terjadinya pertemuan antara sel telur dan sel sperma yang kemudian mengalami fertilisasi dan nidasi yang kemudian mengalami pematangan yang membentuk plasenta dan me bagian
- – bagian janin sehingga hasil dari konsepsi berkembang sampai usia kehamilan aterm.
12
2. Pembagian Kehamilan Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
2009. Hal 89)
3. Proses Kehamilan
a. Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang komplek. Dengan pengaruh
FSH,folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de graaf.Selama pertumbuhan menjadi folikel de graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. ( Manuaba.
2010. Hal. 75)
b. Spermatozoa Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis.(Manuaba, 2010. Hal 76) c. Konsepsi
Konsepsi atau fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder ) dan spermatozoa yang biaasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa kedalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik. (Prawirohardjo. 2010. Hal. 141)
d. Proses Nidasi Atau Implantasi Nidasi adalah masuknya atau tertananmnya hasil konsepsi kedalam endometrium (Setiyawati. 2011. Hal. 37). Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista (blastocyst), suatu suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblast dan dibagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblast akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblast.
Sejak trofoblast terbentuk, produksi hormon hCG dimulai, suatu hormon yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi embrio. (Prawirohardjo. 2010. 143)
4. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan
a. Uterus Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi ( janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion rata
- – rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 L bahkan dapat mencapai 20 L atau lebih dengan berat rata
- – rata 1100 g. (Prawirohardjo. 2010. Hal 175) Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. (Manuaba. 2010. Hal. 87) Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua kapularis dan desidua parietalis telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah darai jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya. 2) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari dibawah pusat sedangkan pada usia kehamilan 24 minggu tepat ditepi atas pusat. 3) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.
4) Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah setengah jarak prosesus xifoideus dan pusat.
5) Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jati dibawah prosesus xipoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul. 6) Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari di bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul.
b. Serviks Satu bulan setelah konsepsi servik akan menjadi lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi karena penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh servik, bersamaan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar seviks. Selama kehamilan, kolagen secara aktif disintesis dan scara terus menerus diremodel oleh kolagenese. Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Pada saat kehamilan mendekati aterm terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Proses perbaikan servik terjadi setelah persalinan sehingga sikluskehamilan yang berikutnya akan berulang. (Prawirohardjo. 2010. Hal. 177)
c. Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior. (Manuaba. 2010. Hal 92)
d. Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh esterogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiruan. (Manuaba. 2010. Hal 92). Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina. Peningkatan volume sekresi vagina terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5 - 6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilakan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.
(Prawirohardjo. 2010. 178)
e. Kulit Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha ini disebut striae gravidarum. Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (line alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang
- – kadang akan muncul
Kontrasepsi juga bisa menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama. (Prawirohardjo, 2010. Hal. 179) f. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama cairan yang berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Jika payudara semakin membesar striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul. (Prawirohardjo. 2010. Hal 180)
g. Perubahan Metabolik Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Peningkatan jumlah cairan selam kehamilanadalah suatu hal yang fsiologis. Pada saat aterm ± 3,5L cairan berasal dari janin, plasenta =, dan cairan amnion, sedangkan 3 liter lainnya berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus dan payudara sehingga minimal tambahan cairan selama kehamilan adalah 6,5 liter. Penurunan tekanan osmotik koloid di interstisial juga akan menyebabkan edema pada akhir kehamilan. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemi puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemi postprandial, dan hiperinsulinemia. Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang sebagian besar digunakan untuk pertumbuhan janin. (Prawirohardjo. 2010. Hal 180-182) h. Sistem Kardiovaskular
Pada minggu ke 5 sistem cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial. Ventrikel kiri akan menglami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan cardiac output, tetapi kontraktilitasnya tidak berubah. (Prawirohardjo. 2010. Hal. 182) i. Traktus Digestivus
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin dilambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis yang disebabkan refluks asam lambung ke esofagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya sfingter esofagus bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.(Prawirohardjo. 2010. Hal. 185) j. Traktus Urinarius Pada bulan
- – bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali. Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate dan renal plasma flow juga akan meningkat. Pada sekresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalam jumlah yang lebih banyak. Ovarium kanan dengan posisi melintang diatas ureter kanan juga diperkirakan sebagai faktor penyebabnya. (Prawirohardjo. 2010. Hal 186)
5. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Selama Masa Kehamilan Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologi.
a. Perubahan Psikologis Trimester 1 (Periode Penyesuaian) 1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci terhadap kehamilannya.
2) Kadan muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil. 3) Ibu akan selalu mencari tanda
- – tanda apakah ia benar – benar hamil. Hal ini dilakukan hanya sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakan. 6) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda
- – beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
b. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik) 1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya. 3) Merasa gerakan anak. 4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran. 5) Libido meningkat. 6) Menuntut perhatian dan cinta. 7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi.
9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilannya, kelahiran, dan persiapan peran baru c. Perubahan Psikologis Trimester III ( Periode Penantian Dengan Penuh Kewaspadaan ) 1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3) Takut akan rasa dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. 5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. 6) Merasa kehilangan perhatian. 7) Perasaan mudah terluka. 8) Libido menurun.
6. Kebutuhan Ibu Hamil
a. Kebutuhan Fisik 1) Diet Makanan
Kebutuhana makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi akan menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerpuralis, dan lain
- – lain. Sedangkan, kelabihan makanan akan berakibat kegemukan, preeklamsia, janin terlalu besar, dan sebagainya.hal yang harus diperhatikan adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu tersebut
(Suistyawati. 2010. Hal 108)
b. Kebutuhan Energi Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar
285 kkal perhari. Tambahan nergi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada trimester I kebutuhan energi meningkat untuk organogenesis atau pembentukan organ
- – organ penting janin, dan jumlah energi ini terus meningkat pada trimester II dan III untuk pertumbuhan janin.
1) Protein Ibu mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya karya pangan dan gizi nasional menganjurkan untukk menambah asupan protein menjadi 12% perhari atau 75 – 100 gram.
Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologi yang tinggi, seperti daging yang tidak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya. (Sulistyawati. 2010. Hal 108)
2) Zat Besi Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat sebesar
300% (1.040 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak 12 minggu ke 12 kehamilan sebesar 30-60gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum. (Sulistyawati. 2010. Hal 108)
3) Asam Folat Asam folat sangat berperan dalam metabolisme normal makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuahan sel, dan pembentukan heme. Apabila ibu kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anaemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk. Jenis makanan yang mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli,sayur berdaun hijau (bayam, asparagus), kacang
- – kacangan (kacang kering, kacang kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Widya karya pangan nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280,660,dan 470 mikrogramuntuk trimester I, II,dan III. Asam folat sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah kehamilan karena
Metabolisme kalsium selama kehamilan mengalami perubahan yang sangat berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati. Seperti syuran warna hijau tua dan lain-lain.(Sulistyawati. 2010. Hal 109)
c. Senam Hamil Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makna bertambah, pencernaan menjadi lebih baik dan tidur menjadi lebih nyenyak. (Sulistyawati. 2010. Hal 111)
d. Kebersihan Tubuh Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang menempel dikulit meningkatkan kelembaban kulit dan memungkinkan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme. Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan. Selain dengan mandi, mengganti celan dalam secret rutin minimal dua kali sehari sangat dianjurkan. (Sulistyawati. 2010. Hal 118) e. Eliminasi Keluhan yang sering muncul pada hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering berkemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kandung kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan kandung kemih.(Sulistyawati. 2010. Hal 119) f. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut.
1) Sering abortus dan kehamilan preterm 2) Perdarahan pervaginam 3) Koitus harus dilakukan dengan hati
- – hati pada minggu terakhir kehamilan
4) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri. g. Sikap Tubuh yang baik (Body Mechanic) perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih kebelakang dibandingkan sikap tubuh ketika hamil. Keluhan yang sering terjadi pada perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketika tidur malam hari.
Hal yang harus diperhatikan : 1) Menggunakan sepatu dengan hak yang rendah / tanpa hak dan tidak terlalu sempit.
2) Posisi tubuh saat mengangkat beban yaitu dalam keadaan tegak dan pastikan beban terfokus pada lengan. 3) Tidur dengan posisi kaki ditinggikan 4) Duduk dengan posisi punggung tegak 5) Menghindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantia untuk mengurangi ketegangan otot).
7. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan dan cara mengatasinya Tabel 1.1
No Ketidaknyamanan Cara Mengatasinya 1 Sering buang air kecil.
Trimester I dan II
a. menjelaskan mengenai cara mengatasinya
b. mengosongkan saat ada dorongan untuk kencing
c. memperbanyak minum pada siang hari
d. Jangan mengurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat mengganggu tidur dimalam hari
2 Striae Gravidarum Tampak jelas pada bulan ke 6
- – 7 Menjelaskan bahwa ini adalah hal normal, menggunakan baju longgar untuk menopang payudara dan abdomen.
a. Meghindari konstipasi, dengan memakan makanan yang berserat tinggi dan banyak minum d. Buang air besar secara teratur
c. Melakukan senam secara teratur
b. Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik napas panjang
b. Mengunyah makanan secara sempurna
14 Perut kembung Trimester II dan III a. Menghindari makan yang mengandung gas
e. Tidur dengan kaki ditinggikan
b. Menghindari makanan yang berlemak dan berbumbu tajam c. Menghindarai rokok, asap rokok, alkohol, dan
cokelat
d. Menghindari berbaring setelah makan
a. Makan sedikit
Mulai bertambah sejak trimester II dan bertambah semakin lamanya kehamilan. Hilang pada waktu persalinan
13 Panas perut (heartburn).
a. Menjelaskan bahwa hal ini normal dalam kehamilan
12 Berdebar
e. Menggunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan di antara lutut sewaktu dalam posisi miring
d. Menggunakan bantalan panas pada area yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi
c. Mandi air hangat
11 Nyeri ligamentum rotundum Trimester II dan III a. Memberikan penjelasan mengenai penyebab
nyeri
b. Menekuk lutut kearah abdomen10 Napas sesak Trimester II dan III a. Menjelaskan penyebab fisiologisnya
Timbul pada trimester II dan III
9 Mengidam Trimester I a. Tidak perlu dikhawatirkan selama memenuhi kebutuhan
b. Melatih dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang terkena c. Menggunakan penghangat untuk otot
8 Kram pada kaki Setelah usia kehamilan a. Mengurangi konsumsi susu
c. Senam hamil membiasakan buang air besar secara teratur d. Membuang air besar segera setelah ada
dorongan
b. Istirahat cukup
7 Sembelit Trimester I dan III a. Meningkatkan diet asupan cairan
c. Mandi secara teratur
b. Meningkatkan asupan cairan
6 Keringat bertambah Secara perlahan terus meningkat sampai akhir kehamilan a. Memakai pakaian yang tipis dan longgar
a. Meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari b. Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap c. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur
III
5 Keputihan Terjadi pada trimester I, II dan
4 Kelelahan / Fatigue Pada trimester I a. Meyakinkan bahwa ini normal pada awal kehamilan b. Menganjurkan ibu untuk beristirahat
- – debar Mulai akhir trimester I
- – sedikit tapi sering
b. Menghindari berdiri terlalu lama dalal lingkungan Trimester II dan III yang hangat dan sesak
c. Menghindari berbaring dalam posisi terlentang
a. Menghindari bau atau faktor penyebabnya
b. Makan sedikit tapi sering Trimester I c. Duduk tegak pada setiap kali selesai makan
d. Menghindari makanan yang berminyak dan berbumbu e. Bangun dari tidur secara perlahan
f. Menghindari gosok gigi setelah makan
g. Istirahat sesuai kebutuhan
17 Sakit punggu atas dan bawah
a. Menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung Trimester II dan III
18 Varises pada kaki
a. Maninggikan kaki sewaktu berbaring
b. Menghindari berdiri atau duduk terlalu lama Trimester II dan III c. Senam untuk melancarkan peredaran darah
d. Menghindari pakaian atau korslet yang ketat
8. Pengawasan Antenatal Pengawasan antenatal dan posnatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakita dan kematian ibu maupun perinatal. Pengawasan memberikan manfaat yang sangat besar bagi ibu dan janinnya , karena dapat memperkiraka dan mempersiapkan dalam persalinan.
WHO Expert Committee on the Midwife in Maternity Care mengemukakan tujuan maternity care (Pelayanan Kebidanan) yaitu : a. Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan saat persalinan b. Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan
c. Perawatan neonatus
- – bayi
d. Pemeliharaan dan pemberian laktasi Dalam pengertian yang lebih luas pelayanan kebidanan bertujuan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kesehatan sebelum perkawinan dan memberi pengertian tentang konsep keluarga sebagai unit terkecil kehidupan, pengertian keluarga dalam kedudukan sosial budaya, meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, menanamkan pengertian tentang program keluarga berncana dan merencanakan keluarga. ( Manuaba. 2010. Hal 110) Beberapa istilah dalam pelayanan kebidanan:
1) Antenatal care : pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. 2) Prenatal care : pengawasan intensif sebelum kelahiran. 3) Antepartal care : pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada ibunya. (Manuaba. 2010. Hal 111)
Dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah: a) Pemeriksaan pertama. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
b) Pemeriksaan ulang : (1) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan (2) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan (3) Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.
c) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu.
9. Tanda Dan Gejala kehamilan
a. Tanda Presumtif 1) Amenorea ( tidak mendapat haid) 2) Mual dan Muntah ( Nausea dan vomitting)
3) Mengidam ( menginginkan makanan khusus) 4) Pingsaan 5) Tidak ada selera makan 6) Lelah (fatigue) 7) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri 8) Miksi sering 9) Konstipasi / obstipasi 10) Pigmentsi kulit.
11) Epulis: hipertropi papila gingivalis. 12) Pemekaran vena
- – vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva, biasnya dijumpai pada triwulan akhir.
b. Tanda
- – tanda kemungkinan Hamil 1) Perut membesar 2) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim.
3) Tanda Hegar: ditemukannya servic dan istmus uteri yang lunaka pada pemerikdaan bimanual pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu. 4) Tanda Chadwick: perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio, vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran venakarena peningkatan kadar esterogen. 5) Tanda piskacek : pembesaran dan pelunakan rahim kesalah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uteri. Biasanya tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.
7) Teraba ballotemen 8) Reaksi kehamilan positif.
c. Tanda pasti 1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian
- – bagian janin. 2) Denyut jantung janin: (a) Didengar dengan stetoskop monoaural Laennec. (b) Dicatat dan didengar dengan alat doppler (c) Dicatat dengan feto
- – elektrokardiogram (d) Dilihat pada ultrasonografi 3) Terlihat tu
- – tulang janin dalam foto rontgen
10. Diagnosa Banding Kehamilan Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang menimbulkan keraguan dalam pemeriksaan.
a. Hamil palsu ( pseudocyesis = kehamilan spuria): amenorea,perut membesar, mual, muntah, air susu keluar, bahkan wanita tersebut merasakan gerakan janin. Namun, pada pemeriksaan uterus tidak membesar, tanda
- – tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif.
b. Mioma uteri. Perut dan rahim membesar, tetapi pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala berbenjol
- – benjol, tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda
- – tanda kehamilan lainnya.
c. Kista ovarium. Perut membesar, bahkan makin bertambah besar, tetapi pada pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa. Rekasi kehamilan negatif, tanda
- – tanda kehamilan negatif.
d. Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin. Pada pemasangan kateter, keluar banyak urin.
e. Hematometra. Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan himen imperforata, stenosis vagina atau servick.
11. Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan
a. Tes urine kehamilan (Tes HCG) 1) Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu setelah koitus).
2) Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari.
b. Palpasi abdomen
c. Pemeriksaan USG 1) Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan.
2) Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.
d. Pemeriksaan Rontgen 1) Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis pasti kehamilan.
2) Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang. ( Sulistyawati. 2009. Hal 89 - 93).
12. Penyulit yang menyertai kehamilan
a. Perdarahan Antepartum Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan diatas 28 minggu atau lebih. Penanganan perdarahan antepartum memerlukan perhatian karena dapat saling mempengaruhi dan merugikan janin dan ibunya.
(Manuaba. 2010. Hal 247) 1) Plasenta previa
Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi disekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. (Manuaba. 2010. Hal 248)
2) Solusio Plasenta Solutio Plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan trimester III.(Manuaba. 2010. Hal 254)
3) Perdarahan Pada Plasenta Letak Rendah Plasenta letak rendah diidentifikasi bila pada pemeriksaan dalam jari tangan yang dimasukan dapat mencapai tepi bawah plasenta.(Manuaba. 2010. Hal 260)
4) Perdarahan non-Kehamilan Perdarahan non kehamilan tidak akan membahayakan janin dalam rahim tetapi lebih memberatkan ibunya. Perdarahan yang terjadi dapat berlangsung sebelum kehamilan trimester ketiga. (Manuaba. 2010. Hal 260)
Tabel 1.2 diagnosa banding Nulipara dan Multipara.2. Pusat menonjol Tidak begitu menonjol
3. Rahim tegang Agak lunak
4. Payudara tegang Kurang tegang dan tegantung, ada striae
5. Labia mayora nampak bersatu Terbuka
6. Hilmen koyak pada beberapa tempat Karunkula himenalis
7. Vagina sempit dengan rugai yang utuh Lebih lebar, rugae kurang menonjol
8. Servick licin, bulat, dan tidak dapat Bisa terbuka 1 jari kadang kala ada bekas
dilaluai oleh 1 ujung jari robekan persalinan yang lalu9. Perineum utuh dan baik Bekas robekan atau episiotomi
10. Pembukaan servik Mendatar sambil membuka hampir
a. Servik mendatar dulu baru bersamaan 2 cm dalam 1 jam membuka
11. Bagian terbawah janin turun 4-6 minggu Biasanya tidak terfiksasi pada PAP sampai
terakhir kehamilan persalinan mulai12. Persalinan hampir selalu dengan Tidak episiotomi
13. Tanda
- – tanda bahaya Kehamilan
a. Perdarahan pervaginam 1) Plasenta previa
a) Definisi Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segemn bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir (Sulistyawati.2009.h.155).
b) Klasifikasi Menurut De Snoo, diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm, dan jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli kebidanan di Amerika, maka ditetapkan tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu sebagai berikut : (1) Plasenta previa totalis : seluruh ostium ditutup plasenta.
(2) Plasenta previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi plasenta.
(3) Plasenta previa letak rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba. (Sulistyawati.2009.h.155)
b. Solusio plasenta 1) Definisi
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebagaian atau seluruhnya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejal usia kehamilan lebih dari 28 minggu (Sulistyawati.2009.h.156).
2) Klasifikasi Solusio plasenta menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi :
a) Solusio plasenta lateralis/parsialis Bila hanya sebagian dari plasenta sudah terlepas dari tempat perlekatannya.
b) Solusio Plasenta Totalis Bila seluruh bagian plasenta sudah terlepas dari perlekatannya.
c) Prolapsus Plasenta Kadang
- – kadang plasenta ini turun kebawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam. (Sulistyawati.2009.h.157)
c. Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi adalah gangguan medis yang paling sering terjadi pada kehamilan. Hipertensi pada kehamilan biasanya dapat mengakibatkan kegawatan pada ibu. Karena ibu hamil dengan riwayat hipertensi atau hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan mempunyai resiko yang dapat membahayakan ibu dan janin.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelaianan vaskular yang terjadi sebelum kehamilan, saat terjadi kehamilan atau pada permulaan nifas. Hipertensi yang muncul pada saat kehamilan adalah hipertensi akut karena hamya muncul pada saat hamil, dan sebagian besar tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya. (Hutahaean, 2013,hal 209). American commite and maternal welfare mengklasifikasikan hipertensi kedalam beberapa tingkatan berikut.
a. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan yaitu preeklamsia dan eklamsia. Diagnosis dibuat atas hippertensi dengan proteinuria atau edema atau kedua
- – duanya pada ibu hamil setelah minggu ke 20.
b. Hipertensi yang kronis. Diagnosa dibuat karena adanya hipertensi sebelum kehamilan atau penemuan hipertensisebelum minggu ke 20 dari kehamilan dan hipertensi ini tetap sampai kehamilan berakhir.
c. Preeklamsia dan eklamsia yang terjadi atas dasar hipertensi kronik. Ibu dengan hipertensi kronik sering memperberat penyakitnya dengan kehamilan, dengan gejala
- – gejala hipertensi naik, proteinuria, edema, kelaianan retina.
1) Hipertensi Gestasional Didapatkan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak disertai dengan proteinuria dan tekanan darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan. ( Joseph dan Nugroho. 2010. Hal 51).
2) Preeeklamsia Kriteria minimum : tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu,disertai dengan proteinuria ≥300mg/24 jam atau dipstick ≥ + 1 ( Joseph dan Nugroho.
2010. Hal 51). 3) Eklamsia
Preeklamsia yang disertai dengan kejang tonik-tonik disusul dengan koma. ( Joseph dan Nugroho. 2010. Hal 51).
4) Hipertensi Kronik dengan superimposed preeklamsia
Timbulnya proteinuria ≥ 300mg/24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria
hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu. ( Joseph dan Nugroho. 2010. Hal 51).
5) Hipertensi Kronik
Ditemukan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12
minggu pasca persalinan. (Joseph dan Nugroho. 2010. Hal 51-51)
d. Preeklampsia dalam Kehamilan
a. Definisi Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda
- – tanda hipertensi,oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini biasanya timbul pada triwulan ke 3 kehamilan tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada Mola Hidatidosa (Marmi, dkk, 2010 hal 66). Menurut Prawirohardjo 2010 preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklamsia dapat dibagi menjadi preeklamsia ringan dan preeklamsia berat.
Preeklamsia menurut Marmi dkk 2010 dibagi menjadi 2 golongan: 1) Preeklamsia ringan
a) Definisi Preeklamsia ringan adalah suatu sindroma spesifikasi kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan akttivasi endotel ( Prawirohardjo. 2010. Hal. 543).
b) Diagnosis
Diagnosis preeklamsia ringan ditegakan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema setelah kehamilan 20 minggu ( Prawirohardjo. 2010. Hal. 543)
(1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih (diukur pada posisi berbaring terlentang) atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang
- – kurangnya pada 2x pemeriksaan dengan jarak.
(2) Proteinuria 0,3gr/lt atau 1+ atau 2+ (3) Edema pada kaki, jari, muka dan berat badan naik >1 kg/mg
2) Preeklamsia Berat
a) Definisi Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan atekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolik
≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5g/24 jam ( Prawirohardjo. 2010. Hal. 545).
b) Diagnosis (1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
(2) Proteinuria, 5 gr/lt atau lebih (3) Oliguria (jumlah urine < 500 cc per 2 jam (4) Terdapat edema paru dan sianosis (5) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium ( Marmi.2011. hal 68 ).
3) Eklamsia
a) Definisi Eklamsia merupakan serangan konvulsi yang biasanya terjadi pada kehamilan, tetapi tidak selalu komplikasi dari preeklamsia (Marmi. 2011. Hal 70). Eklamsia merupakan kasus pada penderita preeklamsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma Pada penderita preeklamsia yang akan kejang, umumnya memberi gejala
- – gejala atau tanda – tanda yang khas, yang dapat diangkap sebagai tanda prodoma terjadinya kejang ( Prawirohardjo. 2010. Hal . 550).
4) Etiologi/ Faktor Predisposisi
a) Etiologi Penyebab preeklamsi sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. Namun preeklamsi sering terjadi pada primigravida, tuanya kehamilan, kehamilan ganda (Marmi, dkk. 2011, hal 69). Beberapa teori mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori
- – teori tersebut antara lain : peran prostasiklin dan tromboksan.
Peran faktor imunologis. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivitas system komplemen pada preeklamsia/eklamsia. Peran faktor genetik/ familial. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklamsia/ eklamsia pada anak
- – anak dari ibu yang menderita preeklamsia/eklamsia. Kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklamsia/ eklamsia dan anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat preeklamsiaa/eklamsia(Icemi dan Margharet. 2013. Hal : 170)
Dalam eklamsia berat terdapat hipoksia serebral yang disebabkan spasme kuat dan oedema. Hipoksia serebral menunjukan kenaikan dystrytmia serebral dan ini mungkin terjadi karena konvulsi. ( Marmi. 2010. Hal. 70) b. Faktor Predisposisi
1) Molahidatidosa 2) Diabetes Mellitus 3) Kehamilan ganda 4) Hidrops fetalis 5) Obesitas 6) Umur yang lebih dari 35 tahun
c. Faktor resiko preeklamsia 1) Primigravida 2) Riwayat preeklamsia 3) Tekanan darah yang yang meningkat pada awal kehamilan dan badan yang gemuk.
4) Adanya riwayat preeklamsia pada keluarga.
5) Kehamilan ganda 6) Riwayat darah tinggi pada maternal 7) Diabetes pregestasional 8) Sindrom antifosfolipid 9) Penyakit vascular atau jaringan ikat 10) Usia maternal yang lanjut > 35 tahun. ( Joseph dan
Nugroho. 2010. Hal 54
- – 55) 5) Patofisiologi Mochtar (1999;199) menjelaskan bahwa pada preeklamsia terjadi pada spasme pembuluh darah yang disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriol glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen arteriole sedemikian sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigen jaringan dapat dicukupi.(Marmi.2010. hal. 67)
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intestinal belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat desebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerolus. (Marmi.2010. hal. 67)
6) Tanda Dan Gejala Biasanya tanda-tanda preeklamsia timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada preeklamsia ringna tidak ditemukan gejala-gejala subyektif.
Pada preeklamsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada preeklamsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul (Icemi dan Wahyu. 2012. Hal : 117).
7) Penatalaksanaan Medis
a. Preeklamsia Ringan 1) Pengelolaan rawat jalan:
a) Tidak mutlak harus tirah baring
b) Diet reguler : tidak perlu diet khusus
c) Tidak perlu retriksi konsumsi garam
d) Tidak perlu pemberian diuretik, antihipertensi dan sedativum e) Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu
2) Pengelolaan rawat inap : Indikasi preeklamsia ringan dirawat inap :
a) Hipertensi yang menetap selama > 2 minggu
b) Proteinuria menetap > 2 minggu c) Hasil tes laboratorium yang abnormal
d) Adanya gejala atau 1 tanda atau lebih preeklamsia berat 3) Jika dirawat dirumah sakit
a)
Pada kehamilan preterm ( ≤ 37 minggu )
(1) Jika tekanan darah mencapai normotensif selama perawatan persalinan ditunggu sampai aterm. (2) Bila tekanan darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama perawtan maka kehamilannya dapat diakhiri pada kehamilan lebih dari 37 minggu.
b)
Pada kehamilan aterm ( ≥ 37 minggu)
Persalinan ditunggu spontan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
b. Preeklamsia Berat 1) Segera rujuk kerumah sakit 2) Tirah baring kekiri secara intermitten 3) Infus Ringer Laktat atau Ringert Dekstrose 5% 4) Pemberiaan anti kejang/ anti konvulsan magnesium sulfat
(MgSO
4
) sebagai pencegahan dan terapi kejang. MgSO
4
merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang pada preeklamsia berat dan eklamsia.
B. Persalinan a. Definisi Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi ( janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan(Sulistyawati.2010.Hal.4).Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan Plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba. 2010. Hal 164)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37
- – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2009. Hal 100). Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2009. Hal 300).
Jadi, persalinan adalah proses pengeluaran janin dan plasenta yang telah cukup bulan melalui jalan lahir maupun jalan lain baik dengan kekuatan sendiri maupun dengan bantuan.
2. Sebab mulainya Persalinan
a. Estrogen Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan mekanis.( Sulistyawati. 2010. Hal. 4).
b. Progesteron Berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim; menghambat rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin,dan mekanis, serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.( Sulistyawati. 2010. Hal. 4).
Teori