MANAJEMEN FASILITAS UMUM DI STASIUN KERETA API RANGKASBITUNG

MANAJEMEN FASILITAS UMUM DI STASIUN KERETA API RANGKASBITUNG

  SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh: Hesti Oktaviawati

  NIM. 6661122559

  FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, Februari 2017

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  “Bahagia akan didapat jika kita tidak menginginkan segala sesuatu yang berlebihan, tetapi bersyukur dengan apa yang telah dimilik i”

  Skripsi ini saya persembahkan untuk Mamah, papah, kakak-kakakku dan kekasihku. Tanpa doa dan semangat dari kalian, saya tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk segala pengorbanan kalian. Love You My Family

  

ABSTRAK

Hesti Oktaviawati. NIM. 6661122559. Skripsi 2017. Manajemen Fasilitas Umum

di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung. Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Pembimbing I Drs. Oman Supriadi, M.Si. Pembimbing II Yeni Widyastuti, M.Si.

  Fokus penelitian ini adalah Manajemen Fasilitas Umum di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung. Masalah yang diidentifikasi oleh peneliti adalah tidak adanya lahan parkir untuk pengguna jasa kereta api, tidak adanya ruang tunggu penumpang, tidak adanya ruangan ibu menyusui dan fasilitas difable, musholla yang kurang luas serta tidak adanya CCTV di area stasiun. Penelitian ini menggunakan teori fungsi-fungsi manajemen dari George R. Terry yang meliputi : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model Prasetya Irawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen fasilitas umum di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung sudah berjalan cukup baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan adanya perubahan keadaan lingkungan stasiun yang mengalami kemajuan. Meski masih ada beberapa fasilitas yang belum terpenuhi dan harus diperbaiki karena rencana untuk pengadaan belum direalisasikan. Saran yang dapat diberikan yaitu pihak stasiun terus melakukan koordinasi dan pelaporan,agar pengajuan pengadaan fasilitas umum segera ditindak lanjuti.

  Kata Kunci : Manajemen, fasilitas umum, Stasiun

  

ABSTRACT

Hesti Oktaviawati. NIM. 6661122559 2017. Research. Public Facilities Management

at Rangkasbitung Railway Station. Departement of Public Administration. Faculty of

st

  

Social and Political Science, University of Sultan Ageng Tirtayasa. The 1 advisor

nd Drs. Oman Supriadi, M.Si., 2 advisor Yeni Widyastuti, M.Si.

  

Public Facilities Management at Rangkasbitung Railway Station is focused of the

research. The lack of parking spaces, lobby area, nursing room, difable facilities,

limited area of mosque, and CCTV control area. Identified by researcher this study used

theory of management functions adapted from George R. Terry it is include of

planning, organizing, actuating and controlling. Qualitative descriptive method is used

by researcher. Interviews, observation, literature study, and documentation are used in

data collecting techniques. Data analysis used Prasetya Irawan model. The result of

this research showed the improvement of management of public facilities at

Rangkasbitung railway Station. It can be claimed by some improvement of station area.

Although there are still some facilities have not been repaired and realized. The

reseacher suggested the station management will continue it is coordinating and

reporting that the submission of procurement of public facilities be immediately

followed up.

  Keywords: management, public facilities, stations

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan Hidayah-Nya sehingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Proposal skripsi ini penulis buat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul

  “Manajemen Fasilitas Umum di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung ”.

  Hasil penulisan proposal skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung penulis baik secara moril maupun materil. Maka dengan ketulusan hati dan dalam kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan sehingga penulisan proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan dan rasa hormat serta terima kasih penulis sampaikan kepada:

  1. Kehadirat Allah SWT, berkat rahmatNya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

  2. Kedua orang tua penulis terutama ibu yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa, motivasi serta semangat yang tiada terkira.

  3. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Rahmawati, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. ImanMukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Kandung Sapto Nugroho, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  9. Riswanda, Ph.D selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  10. Oman Supriadi, M.Siselaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk melakukan bimbingan dan memberikan masukan dalam setiap bimbingan yang dilakukan selama ini.

  11. Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat bagi penulis dalam setiap bimbingan yang telah dilakukan selama ini.

  12. Dr. Dirlanudin, M.Si selaku ketua penguji sidang yang senantiasa memberikan masukan dan motivasi bagi penulis dalam setiap bimbingannya yang telah dilakukan selama ini.

  13. Seluruh Dosen dan Staf Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah mendidik dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  14. Kepala beserta seluruh pegawai Stasiun Kereta Api Rangkasbitung yang telah banyak membantu memberikan data dan saran dalam penelitian ini.

  15. Keluarga penulis yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan serta doa yang selalu mengiringi tiap langkah penulis.

  16. Teman-teman yang penulis sayangi (Rahma, Eka, Aisyah, Putri, Widya, Mita, Tomi Listiansah, Yeni, Mega, Dwi Vina, Wungu, Sella) serta teman-teman satu perjuangan kelas A, B,C yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  17. Terima kasih pula kepada seseorang yang telah mendampingi penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini (Diky Rizky Fadilah). Semoga akan terus menjadi penyemangat untuk penulis.

  Akhirnya penulis tak berhenti mengucapkan syukur kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari banyak ditemukan kekurangan dalam penyajian materi. Oleh karen itu penulis memohon maaf atas kekurangan tersebut. Penulis mengharapkan masukan, baik kritik maupun saran dari pembaca yang membangun.

  Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, khususnya bagi yang memebaca dan semoga proposal skripsi ini dapat membantu para peminat ilmu Administrasi Negara. Penulis berharap mudah-mudahan proposal skripsi ini dapat menjadi bahan bacaan bagi khalayak yang ingin mengetahui tentang Manajemen Fasilitas Umum di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung.

  Serang, Januari 2017 Penulis

  Hesti Oktaviawati NIM. 6661122559

  DAFTAR ISI

  Halaman

  LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK ................................................................................................................ i

ABSTRACT............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

  1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... .... 15

  1.3 Pembatasan Masalah................................................................................ 16

  1.4 Rumusan Masalah.................................................................................... 17

  1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 17

  1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 17

  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

  2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 18

  2.1.1 Pengertian Administrasi ................................................................ 18

  2.1.2 Fungsi-fungsi Administrasi ........................................................... 20

  2.1.3 Pengertian Tata Kelola .................................................................. 21

  2.1.4 Pengertian Fasilitas Umum ........................................................... 21

  2.1.5 Konsep Manajemen....................................................................... 22

  2.1.5.1 Fungsi-fungsi Manajemen................................................. 24

  2.2 Penelitian Terdahulu................................................................................ 37

  2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................... 43

  2.4 Asumsi Dasar Penelitian.......................................................................... 48

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ......................................................... 49

  3.2 Fokus Penelitian...................................................................................... 50

  3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................... 50

  3.4 Fenomena yang Diamati ......................................................................... 51

  3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................. 51

  3.4.2 Definisi Operasional...................................................................... 51

  3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 54

  3.6 Informan Penelitian ................................................................................ 55

  3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 57

  3.9 Jadual Penelitian ..................................................................................... 64

  BAB IV PEMBAHASAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................... 66

  4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Lebak ............................................. 66

  4.1.2 Gambaran Umum PT.Perkeretapian Indonesia ............................. 67

  4.1.3 Gambaran Umum Stasiun Kereta Api Rangkasbitung.................. 69

  4.2 Deskripsi Data ........................................................................................ 78

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 78

  4.2.2 Deskripsi Informan Penelitian....................................................... 81

  4.2.3 Analisis Data ................................................................................. 83

  4.2.3.1 Pengumpulan Data Mentah ............................................... 83

  4.2.3.2Transkip Data ..................................................................... 83

  4.2.3.3 Koding Data ...................................................................... 83

  4.2.3.4 Kategorisasi Data .............................................................. 84

  4.2.3.5 Triangulasi......................................................................... 88

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 89

  4.3.1 Planning (Perencanaan) ................................................................ 89

  4.3.2 Organizing (Pengorganisasian) ..................................................... 96

  4.3.3 Actuating (Pengarahan) ................................................................. 102

  4.3.4 Controlling (Pengontrolan) ........................................................... 104

  4.4 Pembahasan .......................................................................................... 109

  BAB VPENUTUP

  5.1 Kesimpulan........................................................................................... 120

  5.2 Saran ..................................................................................................... 121

  

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 122

LAMPIRAN ............................................................................................................. 124

  DAFTAR TABEL

  Halaman TABEL 1 Jumlah Penumpang Kereta Api Tahun 2015 ............................................... 5 TABEL 2 Fungsi-fungsi Manajemen Menurut Para Ahli .......................................... 30 TABEL 3 Informan Penelitian ................................................................................... 56 TABEL 4 Pedoman Wawancara................................................................................. 59 TABEL 5 Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 65 TABEL 6 Daftar Inforrman ........................................................................................ 82 TABEL 7 Kategorisasi Data ....................................................................................... 85

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman GAMBAR 1 Ruangan atau ring 3 untuk penumpang yang akan naik kereta.............7 GAMBAR 2 PKD menjaga penumpang yang akan naik dan turun dari kereta .........9 GAMBAR 3 Halaman jalan di depan Stasiun Rangkasbitung .................................10 GAMBAR 4 Ruang loket dan ruang tunggu ............................................................11 GAMBAR 5 Gambar ruang loket dan ruang tunggu................................................13 GAMBAR 6 Kerangka Berfikir ...............................................................................47 GAMBAR 7 Komponen-komponen Analisis Data Model Prastya Irawan..............63 GAMBAR 8 Struktur Organisasi Stasiun Kereta Api Rangkasbitung .....................70 GAMBAR 9 Laporan Daftar Kelengkapan Standar Pelayanan Minimum Stasiun

  Besar Tipe C Rangkasbitung .............................................................114

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1 Surat Izin Penelitian LAMPIRAN 2 Pedoman Wawancara LAMPIRAN 3 Transkip Data Penelitian LAMPIRAN 4 Koding Data Penelitian LAMPIRAN 5 Member Check LAMPIRAN 6 Dokumentasi Penelitian LAMPIRAN 7 Catatan Lapangan LAMPIRAN 8 Catatan Bimbingan LAMPIRAN 9 Struktur Organisasi Stasiun Kereta Api Rangkasbitung LAMPIRAN 10 SPM (Standar Pelayanan Minimum) LAMPIRAN 11 Buku Peraturan Stasiun 2016 LAMPIRAN 12 Data Volume dan Pendapatan Stasiun Rangkasbitung 2016 LAMPIRAN 13 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, dimana dengan berkembangnya pula ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus globalisasi, masyarakat melakukan mobilisasi secara cepat dan efisien. Dalam hal ini, transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Transportasi merupakan sarana perkembangan yang penting dan strategis dalam melancarkan roda perekonomian dan mempengaruhi aspek kehidupan.

  Saat ini impian akan transportasi publik yang nyaman, yang dapat diandalkan di tengah padatnya kemancetan lalu lintas dengan biaya yang terjangkau yang dapat digunakan sejumlah orang untuk melakukan mobilisasi masih sulit untuk diraih oleh masyarakat. Kebutuhan akan transportasi semakin meningkat, salah satu alat transportasi. Ada berbagai macam alat transportasi, seperti transportasi darat, laut dan udara. Transportasi darat kini semakin padat dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang beredar sehingga rentan macet, transportasi laut tidak terlalu banyak tujuan yang dapat dituju dengan minimnya jumlah dermaga, transportasi udara tidak semua orang dapat menikmati karena biaya yang relatif mahal. keuangan karena meningkatnya sejumlah kebutuhan hidup. Untuk menghemat pengeluaran dan waktu, masyarakat mulai beralih ke transportasi publik yang telah dicanangkan oleh pemerintah daerah agar bisa mengurai kemacetan. Akan tetapi, seringkali transportasi publik yang telah disediakan oleh pemerintah kurang nyaman karena fasilitas yang kurang memadai. Fasilitas buruk, kotor dan tidak rapi begitulah kira-kira gambaran umum dari fasilitas dalam transportasi publik.

  Salah satu alternatif transportasi yang tidak begitu mahal namun tidak terkendala oleh kemacetan adalah kereta api. Setidaknya kereta api dalam melakukan perjalanan diperlukan waktu yang tidak terlalu lama, dibandingkan dengan angkutan perkotaan ataupun bis umum. Kereta api mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar dan tarif yang murah.

  Alternatif ini dikemukakan oleh pemerintah yang telah dikembangkan dari zaman penjajahan Belanda. Pelayanan yang terus ditingkatkan, fasilitas yang terus diperbaiki membuat perkeretaapian kini menjadi primadona bagi sebagian orang pengguna jasa transportasi publik. Hal ini telah diatur dalam UU No. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa :

  “Perkeretaapian sebagai salah satu modal transportasi dalam sistem transportasi nasional yang mempunyai karakteristik pengangkutan secara massal dan keunggulan tersendiri, yang tidak dapat dipisahkan daripada transportasi lain, perlu dikembangkan potensinya, dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah, baik nasional maupun internasional, untuk menunjang, mendorong, dan menggerakkan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

  ” Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 23 tahun 2007 tersebut, oleh masyarakat. Selain itu, dengan adanya angkutan umum seperti kereta api diharapkan dapat meningkatkan mobilitas penumpang antar kota dan mengurangi polusi udara yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor.

  Namun, hingga kini kualitas layanan kereta api bagi pengguna jasa kereta api menjadi sorotan publik. Terdapat beberapa kekurangan yang ada pada transportasi perkeretaapian, di antaranya adalah kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana fasilitas umum, terbatasnya gerbong dan infrastruktur stasiun, masalah kecelakaan kereta api, serta permasalahan lainnya. Fasilitas yang ada di stasiun kereta api juga menjadi tolok ukur kenyamanan pengguna jasa kereta api dalam menggunakan kereta api. Dan ini juga menjadi salah satu faktor pendukung banyaknya penumpang yang menggunakan jasa kereta api.

  Manajemen sarana dan prasarana perkeretaapian yang kurang optimal salah satunya dijadikan alasan penyebab faktor teknis kecelakaan kereta api di Indonesia. Manajemen merupakan suatu usaha proses yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya organisasi yang dimiliki oleh suatu organisasi, dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan. Selain itu banyak kekurangan dalam hal fasilitas umum di stasiun yang seharusnya menunjang bagi kenyamanan para pengguna kereta.

  Menurut KBBI fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi, fasilitas umum adalah fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum, seperti jalan dan alat penerangan umumSedangkan di Stasiun Rangkasbitung, fasilitas umum yang dimiliki merupakan fasilitas yang disediakan oleh pengelola stasiun untuk menunjang pelayanan umum kepada penumpang agar penumpang merasa nyaman.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Oya Santika selaku wakil kepala stasiun (pada tanggal 12 Februari 2016 pukul 10.00 WIB) menjelaskan bahwa penanggung jawab fasilitas umum di Stasiun Rangkasbitung berada di bagian junior supervisor pelayanan stasiun, tetapi sampai saat ini jabatannya masih kosong. Maka sementara, dipegang oleh kepala stasiun beserta wakil kepala stasiun.

  Stasiun adalah tempat dimana orang akan berpergian menggunakan jasa angkutan darat berbentuk kereta api. Dalam stasiun terdapat pembagian kelas, yaitu stasiun besar, kecil, dan sedang. Pembagian kelas tersebut dilihat dari keadaan wilayah stasiun dan pendapatan stasiun tersebut. Stasiun Rangkasbitung termasuk kedalam stasiun besar, karena terletak di Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dan menurut wakil kepala stasiun dimana penumpang stasiun saat ini sudah mencapai 6000 penumpang, maka dapat dipastikan pendapatannya pun cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:

  Tabel 1.1 Jumlah Penumpang Kereta Api Tahun 2015 (Ribu Orang)

  Bulan Jawa Sumatera Total Jabotabek Non Jabotabek Jabotabek + Non Jabotabek 2015

Januari 19244 5010 24254 422 24676

Februari 17640 4754 22394 396 22790

Maret 21290 5551 26841 426 27267

April 21171 4979 26150 415 26565

Mei 22177 5273 27450 460 27910

Juni 22207 4911 27118 444 27562

Juli 21171 5906 27077 535 27612

Agustus 22295 5056 27351 445 27796

September 22021 5104 27125 424 27549

Oktober 22964 5316 28280 438 28718

November 22355 4898 27253 416 27669

Desember 22996 6332 29328 503 29831

  Sumber : PT Kereta Api Indonesia Dari data diatas menunjukkan secara umum bahwa besar kecilnya pendapatan stasiun kereta api berdasarkan dari banyaknya jumlah penumpang yang menggunakan jasa kareta api. Pada tahun 2015 di Jabodetabek sendiri penumpang kereta api terus mengalami kenaikan setiap harinya, sehingga pendapatan tidak bisa diprediksi berapa perhari uang yang didapat dari hasil penjualan tiket. Untuk stasiun Rangkasbitung yang menargetkan 6000 orang perhari mendapatkan pendapatan tiap hari kurang lebih Rp. 60.000.000,- perhari ( berdasarkan rata-rata tiket Rp. 10.000,- dari harga tiket Ekonomi : Rp. 8.000,- ;

  VIP: Rp. 15.000,- ; VVIP: 30.000 ). Namun realisasinya ternyata jika hari biasa atau bukan saat hari raya dan libur nasional, penumpang yang memesan tiket di sampai 6152 orang penumpang dan pendapatannya sekitar Rp. 22.376.000 sampai Rp. 43.409.000 perharinya. Lain halnya ketika hari raya dan libur nasional dimana jumlah penumpang semakin meningkat sebanyak 6316 orang sampai 9530 orang penumpang dengan pendapatan sebanyak Rp. 44.168.000 sampai Rp. 69.203.000 perharinya. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jika dilihat dari rata- rata jumlah penumpang dan pendapatan perharinya target stasiun tidak tercapai.

  Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak dari pada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon penumpang kereta api, seperti ruang tunggu (VIP ber AC), restoran, dan sarana pengisian bahan bakar. Hal tersebut diatas dinamakan dengan fasilitas umum stasiun.

  Pengelolaan fasilitas umum di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung dibagi menjadi 2 (dua), yang pertama dikelola oleh pihak PT KAI dan yang kedua dikelola oleh pihak ketiga (Out Sourching). Dari dua pengelola yang berbeda ini tentu saja terdapat perbedaan dalam pengelolaannya, dan hal ini juga dapat dilihat dan dirasakan oleh pengguna jasa kereta api. Dan setelah peneliti melakukan observasi awal, peneliti melihat bahwa fasilitas umum yang dikelola oleh pihak Stasiun Kereta Api Rangkasbitung dinilai belum cukup baik, sebagai salah satu contoh dimana tidak adanya lahan parkir untuk pengguna jasa transportasi kereta api, dimana masalah tersebut masih belum terselesaikan dari stasiun dibangun pada abad 19 sampai saat ini. Namun seiring berjalannya waktu pihak stasiun berada sebelah stasiun sebagai lahan parkir, akan tetapi dikarenakan lahan parkirnya hanya memuat beberapa kendaraan saja maka lahan parkir ini diperuntukkan hanya untuk pegawai saja. seperti yang dipaparkan oleh Bagian pelayanan Bapak Supriatin (pada tanggal 02 Agustus 2016 pukul 11.17 WIB di Stasiun Rangkasbitung ) bahwa sampai saat ini belum ada parkiran untuk pengguna jasa stasiun kereta api rangkasbitung, hanya ada parkir khusus pegawai dan untuk kedepannya sepertinya akan dikelola oleh pihak ketiga. Selain itu tidak adanya pemisahan ruangan tunggu untuk yang sesudah memilki tiket dan yang akan langsung menaiki kereta, hal ini menyebabkan penumpang sampai duduk di tangga untuk naik kereta, di lantai bahkan musholla untuk tempat istirahat.

Gambar 1.1 Ruangan atau ring 3 untuk penumpang yang akan naik kereta

  Sumber : Peneliti, 2016 Disisi lain dari segi keamanan yang dikelola oleh pihak stasiun yaitu dari polsuska (polisi khusus kereta api) sudah cukup baik walaupun dengan jumlahnya lancar. Selain itu demi kenyamanan penumpang pihak stasiun membagi tugas kerja polsuska dan hal ini dipaparkan oleh bagian Junior keamanan Bapak Dulfatah (pada tanggal 02 Agustus 2016 pukul 09.30 WIB) bahwa untuk meningkatkan keamanan,dimana polsuska menjaga pengaman peron saat kereta datang maupun berangkat serta memastikan pintu kereta tertutup saat berangkat. Hanya saja berdasarkan pengamatan peneliti, keamanan di stasiun ini belum sepenuhnya terjaga, hal ini dikarenakan pihak PT. KAI tidak memasang CCTV untuk memantau semua kejadian di stasiun dan sebagai bukti saat terjadi tindak kejahatan karena penjagaan manusia yang memiliki banyak hajat tidak stand bye ditempat dan perlu ada alat pendukung keamanan seperti CCTV. Dan dari segi keamanan pkd (petugas keamanan dalam) yang berjumlah 24 orang, sehingga keamanan penumpang di stasiun saat naik kereta dapat terjaga. Seperti yang dipaparkan oleh Bagian Junior Keamanan Bapak Dulfatah (pada tanggal 01 Agustus 2016 pukul 09.30 WIB di stasiun) bahwa untuk pengamanan penumpang, pkd selalu ada didekat pintu untuk membantu penumpang baik saat naik ataupun turun kereta. Dari situ dapat terlihat bahwa fasilitas yang dikelola oleh pihak ketiga lebih banyak kemajuan dan terkelola lebih baik dibanding PT KAI.

  Selain yang dikelola oleh pihak PT KAI, fasilitas umum yang dikelola oleh pihak ketiga (Out Sourching) lebih baik dibandingkan yang dkelola oleh PT KAI. Salah satu contohnya adalah dari segi kebersihan yang dikelola oleh PT Spectra Solusindo yang sudah ada kemajuan dari dulu sampai saat ini dimana musholla dan toilet yang sudah bersh dan tidak ada sampah, seperti yang pukul 13.00 WIB di stasiun) bahwa Sudah ada kemajuan, dari kebersihan sudah ada petugas kebersihannya. Dan menurut ibu Asni (pada tanggal 16 Februari 2016 pukul 13.50 di Stasiun rangkasbitung) bahwa saat ini sudah baik dibanding dulu, seperti toilet sudah bersih.

Gambar 1.2 PKD menjaga penumpang yang akan turun dan naik kereta

  Sumber : Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti mengambil fokus penelitian mengenai manajemen fasilitas umum di stasiun kereta api. Dan peneliti mengambil lokus penelitian di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung. Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang peneliti mengambil lokus penelitian di stasiun kereta api Rangkasbitung. Peneliti tertarik mengambil lokus penelitian di stasiun kereta api Rangkasbitung karena di stasiun tersebut manajemen fasilitas umumnya masih belum maksimal. mengambil lokus di Stasiun Rangkasbitung. Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti melihat beberapa masalah yang ada di stasiun kereta api Rangkasbitung.

  Pertama , tidak adanya lahan parkir di stasiun tersebut, sehingga

  menyebabkan kemacetan di sekitar area stasiun karena para pengendara motor menggunakan tempat yang apa adanya bahkan jalanan pasar untuk parkir kendaraannya. Hal ini dikarenakan stasiun berada ditengah-tengah pasar Rangkasbitung yang menjadi pusat perbelanjaan tradisional masyarakat, sehingga halaman stasiun habis dipakai oleh pengendara motor yang lewat, ojeg, tukang becak dan pertokoan. Hal tersebut dipaparkan oleh salah seorang penumpang yang bernama Asnawi (pada tanggal 12 Februari 2016 pukul 13.00 WIB), selain itu dapat dilihat pada gambar dibawah ini .

Gambar 1.3 Halaman jalan di depan Stasiun Rangkasbitung

  Sumber : Peneliti 2016 Penjelasan dan gambar diatas menunjukkan bahwa halaman stasiun tidak memungkinkan untuk dijadikan lahan parkir sehingga perlu dibuatkan tempat khusus untuk parkir sekitar stasiun untuk pengguna jasa kereta api. Untuk stasiun se- Jabodetabok, PT. KAI bekerjasama dengan PT Reska Multi Usaha (RMU) dipercaya mengelola parkir seluruh stasiun di Jabodetabek, namun untuk Stasiun Rangkasbitung sendiri belum mengadakan kerjasama dengan pihak manapun untuk mengelola parkir. Masalah ini merupakan salah satu masalah yang penting, karena tempat parkir merupakan fasilitas umum yang berpengaruh bagi ketertiban lingkungan sekitar dan kenyamanan bagi orang yang menggunakan kendaraan untuk sampai ke stasiun karena mereka harus memarkirkan kendaraannya dengan baik.

  Kedua , tidak adanya ruang tunggu kereta yaitu ruang tunggu untuk

  penumpang yang sudah atau belum memiliki tiket kereta api. Ruangan yang ada hanya ruangan untuk penumpang yang siap naik kereta, itupun tidak memadai karena kurang luasnya tempat yang ada dengan jumlah penumpang, selain itu kursi yang ada juga sedikit yang menyebabkan penumpang duduk dilantai bahkan berdiri sampai kereta datang . Hal tersebut menyebabkan tidak adanya perbedaan penumpang yang sedang menunggu kereta dan yang akan langsung naik kereta sehingga membuat banyak penumpang yang berdiri karena kekurangan tempat duduk dan jika ada penumpang yang turun dari kereta maka akan terjadi kesemrawutan di stasiun tersebut.

Gambar 1.4 Ruang loket dan ruang tunggu

  Sumber : Peneliti 2016

  Ketiga , tidak adanya ruangan untuk ibu menyusui dan bayi serta fasilitas

  untuk penyandang difable. Tidak adanya ruang untuk ibu menyusui dan bayi, dikarenakan tidak adanya lahan untuk ruangan tersebut atau bisa dibilang keterbatasan lahan. Seharusnya ada ruangan tersebut untuk kenyamanan ibu yang mempunyai bayi saat bayi menangis dan saat ibu akan menyusui anaknya.

  Contohnya di Stasiun Senen, di stasiun tersebut terdapat ruangan tersendiri khusus untuk ibu menyusui. Kemudian fasilitas untuk penyandang difable, harusnya ada jalan atau akses jalan agar mempermudah penumpang difable di stasiun. Contohnya di stasiun serang saja yang termasuk kelas stasiun kecil, mempunyai fasilitas untuk penumpang penyandang difable berupa akses jalan untuk masuk ke stasiun.

  Keempat , mushola yang kurang luas atau sempit, hal ini karena kurangnya yang ada saja, tanpa adanya pemisahan antara laki-laki dan perempuan. Disamping Stasiun Rangkasbitung merupakan stasiun yang cukup besar, bisa dipastikan banyak pengguna jasa kereta yang menggunakan fasilitas mushola untuk menunaikan ibadah sholat ditengah-tengah menunggu kereta api yang akan mereka gunakan. Tidak seperti di stasiun Jakarta Kota, seperti yang yang dilansir dari kses pada tanggal 10 Maret 2016 Pukul 15.00) bahwa di stasiun tersebut memiliki mushola yang sudah disekat antara laki-laki dan perempuan walaupun belum tersmasuk ideal dimana tidak adanya pendingin ruangan dan ruangannya pun masih sempit, tetapi untuk stasiun yang sudah dapat dikatakan ideal yaitu stasiun Juanda dan stasiun Palmerah, karena dua stasiun tersebut sudah direnovasi dan terlihat bagus serta nyaman dengan adanya pendingin dan pemisahan antara tempat laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, pembenahan manajemen fasilitas umum di stasiun kereta api Rangkasbitung sangat di perlukan demi kenyamanan pengguna jasa kereta api.

  Kelima , tidak adanya CCTV untuk memantau keadaan sekitar stasiun.

  Sedangkan dari segi keamanan, harus ada CCTV yang merekam kejadian yang ada di stasiun. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tindakan kriminal, walaupun sudah ada penjagaan tetapi CCTV dibutuhkan untuk mencegah tindakan kriminal tersebut, sehingga semua kejadian di stasiun dapat diketahui dan terpantau kapanpun. Contohnya Seperti di Stasiun Daop 6 Yogyakarta, sejak tahun 2014 sudah memasang CCTV demi pengguna jasa kereta api agar merasa nyaman, dikutip dari

  Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa permasalahan yang ada disebabkan karena belum maksimalnya sistem manajemen fasilitas umum di stasiun Rangkasbitung. Oleh karena itu, Stasiun Kereta Api Rangkasbitung sebagai instansi terkait perlu meningkatkan kemampuannya dalam manajemen fasilitas umum stasiun demi kenyamanan pengguna kereta api.

  Manajemen dibutuhkan untuk mengatur, mengelola, dan mengkoordinir sumber daya manusia dan material dalam suatu organisasi sehingga suatu si stem dapat bekerja dengan baik. Dibutuhkan adanya perencanaan dan pengorganisasian yang baik dan teratur. Semua manusia yang terlibat didalamnya harus terorganisasi melalui perencanaan terlebih dahulu sehingga mereka mempunyai tanggung jawab dan wewenang serta hak dan kewajiban, sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing. Dalam kegiatan manajemen juga

  Dari beberapa permasalahan yang ada, dan telah peneliti paparkan dalam latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

  “MANAJEMEN FASILITAS UMUM DI STASIUN KERETA API

  RANGKASBITUNG ”.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan dalam latar belakang masalah, peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yang terkait dengan Manajemen fasilitas umum Stasiun Kereta Api Rangkasbitung, yaitu:

  1. Tidak adanya lahan parkir untuk pengguna jasa kereta api sejak dulu sampai saat ini, baik untuk motor maupun mobil. Hal tersebut menunjukkan bahwa perencanaan dalam bidang fasilitas umum masih kurang baik. Tidak adanya lahan parkir di stasiun kereta api Rangkasbitung karena letak stasiun yang ada di sekitar pasar dan dengan keadaan tersebut menyebabkan tidak adanya lahan untuk parkir di stasiun tersebut sehingga menimbulkan kemacetan di sekitar area stasiun.

  2. Tidak adanya permisahan ruangan, yaitu ruang tunggu kereta untuk penumpang yang sudah memiliki tiket atau belum dan penumpang yang akan naik kereta. Seharusnya ada pemisahan ruangan sehingga tertata dengan baik dan tidak membuat penumpang yang menunggu kereta tiba harus berdiri. Masalah tersebut terjadi karena kegiatan pengorganisasian fasilitas umum di stasiun belum optimal.

  3. Tidak adanya ruangan untuk ibu menyusui dan bayi serta fasilitas untuk penyandang difable. Masalah tersebut sudah ada sejak tahun 1900 dan sampai sekarang masih belum ada perubahan, yang menunjukkan perencanaan fasilitas umum belum berjalan dengan baik.

  4. Mushola yang kurang bersih dan kurang luas atau sempit, hal ini karena kurangnya tempat atau lahan yang dapat dijadikan untuk mushola sehingga memaksimalkan yang ada saja, tanpa adanya pemisahan antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan masalah tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan pengorganisasian untuk fasilitas umum belum baik.

  5. Tidak adanya pengontrolan di area stasiun, berupa CCTV untuk memantau keadaan sekitar stasiun., agar dapat mengetahui atau merekam kejadian yang ada di stasiun. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi pengontrolan belum cukup menjamin kenyamanan dan keamanan di stasiun tersebut.

1.3 Pembatasan Masalah

  Setelah mengidentifikasikan beberapa masalah yang telah peneliti paparkan, maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti yaitu terkait dengan Manajemen fasilitas umum Stasiun Kereta Api Rangkasbitung. Dan fasilitas umum yang dimaksud adalah fasilitas umum bagi pengguna jasa kereta api di stasiun kereta api Rangkasbitung.

  1.4 Rumusan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang telah peneliti buat, maka rumusan masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah Manajemen fasilitas umum di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung?

  ”

  1.5 Tujuan Penelitian

  Peneliti dalam penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yakni untuk mengetahui Bagaimana Manajemen fasilitas umum Stasiun Rangkasbitung, sehingga peneliti dapat memberikan solusi atau alternatif dalam pemecahan masalah yang ada.

  1.6 Manfaat Penelitian

  a. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan wawasan dan menambah kajian keilmuan di bidang administrasi negara, terutama yang menyangkut dengan Manajemen fasilitas umum Stasiun Kereta Api Rangkasbitung.

  b. Secara praktis 1) Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan informasi serta dapat dijadikan masukan bagi pihak stasiun ataupun pemerintah dalam melakukan Manajemen fasilitas umum Stasiun Kereta Api

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan teori

2.1.1 Pengertian Administrasi

  Menurut Siagian (2005:2) bahwa administrasi adalah: ”Administrasi berarti keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada rasional tertentu oleh dua orang atau lebih dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sarana dan prasarana tertentu pul a”.

  Sementara The Liang Gie (dalam Syafie 2003:4) mendefinisikan Administrasi bahwa:

  ”Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu

  ”. Kemudian Herbert A.Simon (2003:3) mengartikan bahwa ”Administration can be defined as the activities of groups cooperating to

  

accomplish common goals (Administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan-

  kegiatan kelompok kerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama ).”

  Sedangkan Lexvord D. White (dalam Listyaningsih 2014:2) bahwa administrasi negara yaitu:

  Administrasi negara terdiri atas semua kegiatan negara dengan

  maksud untuk menunaikan dan melaksanakan kebijakan negara ” . Sedangkan menurut Dwight Waldo administrasi negara adalah : “Administrasi Negara mengandung dua pengertian yaitu : a) Administrasi negara yaitu organisasi dan manajemen dari manusia dan benda guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah. b) Administrasi Negara yaitu suatu seni dari ilmu tentang manajemen yang dipergunakan untuk mengatur urusan-urusan negar a”.

  Menurut Atmosudirjo (2003:4) bahwa administrasi adalah : dengan organisasi. Jadi barang siapa hendak mengetahui adanya administrasi dalam masyarakat ia harus mencari terlebih dahulu suatu organisasi yang masih hidup, di situ terdapat administrasi.

  ” Jika kita melihat beberapa definisi tentang administrasi menurut para ahli tersebut diatas, bahwa administrasi secara luas memiliki pengertian yang sama yaitu antara lain :

  1) Kerjasama 2) Banyak orang dan 3) Untuk mencapai tujuan bersama

  Sedangkan menurut The Liang Gie (dalam Burhanudin 2000:10) ada delapan unsur administrasi yaitu:

  1. Pengorganisasian, rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan dari usaha kerjasama itu dengan jalan :

  a. Membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan.

  b. Menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara petugas atau sub-sub organisasi (unit-unit tugas).

  2. Manajemen, Kegiatan menggerakkan sekelompok hubungan kerja diantara petugas atau sub-sub organisasi (unit-unit tugas).

  3. Komunikasi, rangkaian aktivitas menyampaikan warta dan memindahkan buah pikiran kepada seseorang secara cermat, dalam usaha kerja sama yang bersangkutan.

  4. Kepegawaian, rangkaian aktivitas mengatur dan mengurus penggunaan tenaga-tenaga kerja yang diperlukan dalam usaha kerjasama.

  5. Keuangan, rangkaian aktivitas mengelola segi-segi pembiayaan sampai pertanggungjawaban keuangan dalam usaha kerjasama yang bersangkutan.

  6. Perbekalan, aktivitas merencanakan, mengadakan, mengatur, pemakaian, penyimpanan, pengendalian, perawatan dan menyingkirkan barang-barang yang tidak dapat dipakai lagi dalam suatu usaha kerjasama.

  7. Tata Usaha, meliputi kegiatan menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim, menyimpan pelbagai keterangan atau data yang dibutuhkan dalam suatu organisasi.

  8. Hubungan Masyarakat, rangkaian aktivitas menciptakan hubungan dan

2.1.2 Fungsi-fungsi Administrasi

  Konsep administrasi dan manajemen pada intinya mempunyai kesamaan dari segi operasionalnya, karena fungsi-fungsi kedua bidang tersebut juga tidak berbeda, apa yang dikatakan sebagai fungsi administrasi adalah merupakan fungsi-fungsi manajemen. Namun meskipun istilah yang dipakai dalam mengidentifikasikan fungsi-fungsi kedua tingkatan pengertian itu sama tetapi dalam pelaksanaannya administrasi dan manajemen mempunyai kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dilaksanakan dalam tujuan organisasi, kegiatan-kegiatan (tugas-tugas) itulah yang disebut fungsi-fungsi administrasi dan manajemen.

  Ada beberapa pendapat mengenai fungsi administrasi menurut para ahli, yaitu : Menurut Henry Fayol (2000:31) mengemukakan bahwa fungsi- fungsi administrasi dan manajemen adalah: a). Planning (perencanaan) b)