PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SAMANGRAYA KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON TAHUN 2015

  

PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN

(AAK) UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI

KELURAHAN SAMANGRAYA KECAMATAN

CITANGKIL KOTA CILEGON TAHUN 2015

  SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

  Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Admnistrasi Negara

  Oleh Siti Aida Faradisha

  6661131911

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, JUNI 2017

  Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain) dan kepada Tuhan, berharaplah

  (Q.S. Al Insyirah : 68) DO GOOD, AND GOOD WILL COME TO YOU (UKNOWN)

  This Thesis Presented to my Beloved Father, Mother, Sister, and for someone who always support me in many things, Thankyou and Love you.

  

ABSTRAK

Siti Aida Faradisha, NIM 6661131911. Skripsi. Pengelolaan Alokasi Anggaran

Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat. Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Sultan Ageng Tirtayasa,

Serang 2017. Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si (Pembimbing I) dan Kandung Sapto

Nugroho S.Sos., M.Si (Pembimbing II)

  Fokus penelitian ini adalah tentang pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Masalah yang diidentifikasi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: 1). Masyarakat yang kurang berminat atau demotivasi 2). Keadaan masyarakat yang kurang partisipatif terhadap program yang ada 3). Keterbatasan Dana yang Cair 4). Belum adanya ketentuan dari Perwal dan Perda Kota Cilegon mengenai penggunaan AAK (Alokasi Anggaran Kelurahan). Peneliti menggunakan teori G.R.Terry (2010: 9) : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan controlling (pengawasan). Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya belum berjalan optimal karena masih perlu adanya kesadaran dan motivasi dari masyarakat mengenai program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Samangraya serta tidak adanya evaluasi dari pihak kelurahan samangraya khususnya dalam bidang pemberdayaan masyarakat terhadap setiap kegiatan yang telah selesai dilakukan. Saran : Pihak kelurahan khususnya bidang Pemberdayaan Masyarakat harus lebih komunikatif dalam mempromosikan dan mempublikasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat serta pihak Kelurahan perlu melakukan evaluasi dalam setiap kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon.

  Kata Kunci : Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan, Pemberdayaan Masyarakat.

  

ABSTRACT

Siti Aida Faradisha, NIM 6661131911. Thesis. Management of Urban Budget

Allocation (AAK) for Community Empowerment. Faculty of Social and Political

Sciences, Public Administrastion Department, Sultan Ageng Tirtayasa University.

st nd

  

1 Advisor Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si, 2 Advisor Kandung Sapto Nugroho

S.Sos., M.Si

The focus of this research is on the management of Urban Village Allocation (AAK)

for community empowerment of Samangraya Sub-District Citangkil Kota Cilegon.

Problems identified by the researchers in this study are: 1). People who are less

interested or demotivated 2). Less participative community situations against existing

programs 3). the limited funds available 4). The absence of provisions of Perwal and

Perda Cilegon City regarding the use of AAK (Allocation of Urban Budget). This

Researchers use G.R.Terry theory (2010: 9): planning, organizing, actuating and

controlling. Researchers use qualitative research methods. The result of the research

shows that the management AAK (Allocation of Urban Budget) for community

empowerment of Samangraya Urban Village has not run optimally because there is

still need of awareness and motivation from society about community empowerment

program in Samangraya and nothing evaluation in Samangraya especially in

community empowerment of each completed activity. Suggestion: The urban village

especially in the field of Community Empowerment should be more communicative in

promoting and publicizing the community empowerment activities and Samangraya

urban village needs to do evaluation in every community empowerment activity in

Samangraya urban Village, Citangkil Sub-district, Cilegon City.

  Keywords: Allocation of Urban Budget Management, Community Empowerment.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT, tidak lupa Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Junjungan Nabi besar Muhammad S.A.W yang telah memberi nikmat dan berkah kepada penulis untuk mewujudkan Skripsi ini dengan judul Pengelolaan Alokasi Anggaran

  

Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Samangraya

Kecamatan Citangkil Kota Cilegon Tahun 2015.

  Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada konsentrasi Manajemen Publik program studi Ilmu Administrasi Negara. Tentu penulis menemukan hambatan dan kesulitan dalam membuat Skripsi ini. Selain itu, penulis juga tentu terkadang kesulitan dalam memperoleh informasi akurasi data dari para narasumber, namun di sisi lain penulis juga sangat bersyukur karena banyak mendapat pengetahuan dan pengalaman untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya pada bidang yang sedang diteliti oleh penulis.

  Untuk terwujudnya penulisan penelitian skripsi ini banyak pihak yang membantu penulis dalam memberikan semangat dan motivasi baik waktu, tenaga, dan ilmu pengetahuannya. Maka dengan ketulusan hati, Penulis mengucapkan Terima kasih tentunya yang pertama kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan atas curahan perhatian dan kasih sayangnya berupa doa dan semangat yang tak henti- hentinya dalam mendukung penulis.

  Pada kesempatan ini juga suatu kebanggaan bagi penulis untuk mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung, oleh karena itu, Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1.

  Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing 2 yang dengan sabar nya telah membimbing dan memotivasi Penulis sehingga Penulis bisa menyelesaikan Proposal Skripsi ini.

  6. Yeni Widyastuti S.Sos, M.Si ., Dosen Pembimbing I yang telah senantiasa memberikan arahan dan juga dukungan selama proses penyusunan

  7. Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Riswanda, Ph.D, Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  9. Maulana Yusuf, S.IP, M.Si., yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dengan penulis mengenai masalah yang penulis teliti.

  10. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  11. Para staff Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bantuan informasi selama perkuliahan;

  12. A. Dimyati, SH, MM, Lurah Kelurahan Samangraya terimakasih untuk waktu dan kesempatan yang diberikan serta telah bekerja sama dengan sangat baik dan kooperatif dengan Penulis sehingga memudahkan Penulis dalam mencari data yang sesuai.

  13. Staff Kelurahan Samangraya khususnya bidang Pemberdayaan Masyarakat yang telah bekerja sama dan dengan sabarnya memberikan waktu kepada penulis sehingga memudahkan penelitian di lapangan

  14. Keluarga tercinta yakni Ayah, Drs. Ento Uranta, Ibu Fariroh dan adik penulis dan memberikan semangat serta motivasi untuk segera menyelesaikan Proposal Penelitian ini.

  15. Para sahabat sejak dari Semester I Ines Shafa Hasanah, Erma Wijayanti, Aghnia destiani, Almira Raissa, dan Yessi Kusumaningrum yang hingga Saat ini yang selalu ada dan mendukung serta menemani saya dalam keadaan apapun.

  16. Juga kepada Teman-teman kelas C dan Seluruh angkatan 2013 Ilmu Administrasi Negara selama menuntut ilmu. Terimakasih atas semua kenangan selama empat tahun perkuliahan, kalian luar biasa.

  Dengan ini, Skripsi ini telah selesai disusun. Penulis meminta maaf apabila Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan ilmu yang Peneliti miliki. Maka dari itu kritik dan saran saya harapkan guna memperbaiki dan menyempurnakan Skripsi ini

  Serang, Mei 2017 Siti Aida Faradisha.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL

  ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR .................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

  1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 18

  1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 19

  1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 19

  1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 19

  1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 20

  

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

  2.1 Landasan Teori ............................................................................................. 22

  2.1.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen ...................................................... 23

  2.1.2 Pemberdayaan Masyarakat .................................................................. 29

  2.1.3 Teori Pembangunan .............................................................................. 35

  2.1.4 Teori Partisipasi ................................................................................... 37

  2.1.5 Konsep Kelurahan ............................................................................... 39

  2.1.6 Alokasi Anggaran Kelurahan .............................................................. 44

  2.1.6.1 Tahapan Manajemen Alokasi Anggaran Kelurahan ................. 45

  2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 49

  2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 51

  2.4 Asumsi Dasar ................................................................................................ 53

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................... 54

  3.2 Fokus Penelitian............................................................................................. 55

  3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 56

  3.4 Operasional Konsep ....................................................................................... 56

  3.4.1 Definisi Konsep ................................................................................... 56

  3.4.2 Definisi Operasional ............................................................................ 57

  3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 60

  3.5.1 Sumber Data ........................................................................................ 61

  3.5.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 61

  3.6 Informan Penelitian ...................................................................................... 63

  3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .................................................. 64

  3.7.1 Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 64

  3.7.2 Teknik Analisis Data ........................................................................... 66

  3.8 Uji Keabsahan Data ...................................................................................... 69

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 73

  4.1.1 Gambaran Umum Kota Cilegon .......................................................... 73

  4.1.2 Gambaran Umum Kelurahan Samangraya ............................................ 76

  4.1.3 Struktur Organisasi dan Tugas pokok Kelurahan Samangraya ............. 77

  4.1.4 Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kegiatan Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya yang telah Berjalan ................................................................................ 81

  4.2 Deskripsi Data ............................................................................................... 82

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 82

  4.2.2 Informan Penelitian ................................................................................ 84

  4.3 Penyajian Data .............................................................................................. 84

  4.3.1 Pengelolaan Alokasi anggaran Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon ...................................................... 85

  4.4 Pembahasan ............................................................................................... 114

  BAB V PENUTUP

  

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 130

  5.2 Saran ........................................................................................................... 131

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  1.1 Rincian Jumlah Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) Kelurahan Samangraya Tahun 2015 ..................................................................... 6

  1.2 Daftar Penerima Bantuan RASKIN .................................................... 10

  1.3 Daftar UKM Binaan Kelurahan Samagraya ....................................... 10

  1.4 Daftar Peserta Dalam P2WKSS Kelurahan Samangraya .................. 11

  1.5 Jenis Dan Jumlah Peserta Pelatihan Dan Pembinaan Program Pemberdayaan Masyarakat Yang Telah Dilakukan .......................... 14

  1.6 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Samangraya .................. 15

  1.7 Rencana Kerja Kasi Pemberdayaan Masyarakat ............................... 17

  3.1 Operasionalisasi Konsep .................................................................... 58

  3.2 Daftar Informan Penelitian ................................................................ 63

  3.3 Pedoman Wawancara ......................................................................... 65

  3.5 Pedoman Jadwal Penelitian ............................................................... 72

  4.1.1 Jumlah Kecamatan, Kelurahan Dan Luas Wilayah Kota Cilegon Tahun 2013 ................................................................. 75

  4.1.2 Rincian RT dan RW di Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon ..................................................................... 76

  4.1.3 Daftar Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Samangraya ....................................................................................... 81

  4.1.4 Daftar Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat ...................................... 81

  4.2.1 Daftar informan penelitian ................................................................. 84

  4.3.2 Jenis Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang didanai AAK Tahun 2015 ....................................................................................... 87

  4.3.3 Kegiatan non-fisik Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya ....................................................................................... 88

  4.3.4 Kegiatan Fisik Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya Tahun 2013-2015 ......................................................... 89

  4.3.5 Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya ........................................................................................ 95

  4.3.6 Tabel Rencana Kerja Rutin Tahun 2014 ............................................ 98

  4.3.7 Tabel Rencana Kerja Rutin Tahun 2015 ............................................. 99

  4.3.8 Bantuan CSR dari perusahaan yang ada di wilayah kerja Kelurahan Samangraya Tahun 2015 ............................................... 104

  4.4. Pembahasan dan Hasil Temuan Lapangan ..................................... 121

  

DAFTAR GAMBAR

  1.1 Alur Tahapan Musrenbangkel (Musyawarah Rencana Pembangunan) ........................................... 16

  2.1 Alur Pengajuan Alokasi Anggaran Kelurahan ............................... 46

  2.2 Kerangka Berfikir .......................................................................... 52

  3.1 Proses Analisis Data ...................................................................... 67

  4.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Samangraya ..................................................................................... 78

  4.2 Contoh Skala Prioritas .................................................................... 96

  4.2.1 Pra Musrenbang ............................................................................ 100

  4.3 Drainase & Jembatan .................................................................... 108

  4.3.1 Konblok Jalan ............................................................................... 108

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pembukaan UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur, baik material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, Pemerintah Daerah adalah kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom.

  Diawali dengan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan selanjutnya telah dijadikan landasan yuridis untuk menggeser fokus politik ketatanegaraan. Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman Daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Pada hakikatnya Otonomi Daerah diberikan kepada rakyat sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala daerah dan DPRD dengan dibantu oleh Perangkat Daerah.

  Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada ditangan Presiden. Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir pemerintahan ada ditangan Presiden. Agar pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berjalan sesuai dengan kebijakan nasional maka Presiden berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

  Pemerintah daerah diberikan kewenangan melalui asas desentralisasi untuk dengan bertambah luasnya kewenangan ini, maka aparat birokrasi pemerintahan di daerah dapat mengelola dan penyelenggaraan pelayanan publik dengan lebih baik sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Hal tersebut selaras dengan pemikiran bahwa tujuan desentralisasi yaitu sebagai perwujudan demokrasi sesuai dengan kewenangan yang diatur oleh pemerintah pusat.

  Pelayanan, pembangunan, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat semakin mengemuka dan sentralisasi semakin berkurang dengan demikian proses pertumbuhan demokrasi ditingkat lokal kurang begitu baik. Hal ini telah membuka ruang untuk pemberdayaan pemerintah daerah agar dapat mengembangkan daerah yang dipimpinnya. Di dalam berbagai bidang kehidupan manusia, pemerintah memainkan peran yang sangat penting. Salah satunya yakni mengelola anggaran mereka sendiri.

  Kelurahan merupakan dasar dari satuan pemerintahan yang terkecil dari suatu komunitas pemerintahan negara. Sehingga boleh dikatakan bahwa keberhasilan dalam melakukan pembangunan juga tergantung dari sejauh mana partisipasi masyarakat setempat beserta aparatur pemerintahan Kelurahan dalam perencanaan pembangunan tersebut. Dalam arti masyarakat harus ikut berpartisipasi dan diberi kepercayaan dan kewenangan yang cukup dalam mengurusi rumah tangga Kelurahannya, sehingga bisa mandiri dan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan. Berdasarkan ketentuan ini Kelurahan diberi pengertian sebagai wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja kecamatan. Pemahaman Kelurahan di atas menempatkan Kelurahan sebagai suatu organisasi pemerintahan yang secara politis memiliki kewenangan tertentu untuk mengurus dan mengatur sendiri warga atau kepentingannya. Berdasarkan Peraturan Daerah kota Cilegon No 7 Tahun 2007 pasal 13 menyebutkan bahwa Keuangan Kelurahan bersumber dari : a.

  APBD yang dialokasikan sebagaimana perangkat daerah lainnya yang disesuaikan dengan kemapuan keuangan daerahnya.

  b.

  Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, dan bantuan pihak ketiga ; c.

  Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah juga menegaskan bahwa keseluruhan belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Hal ini tentu sangat berkaitan dengan APBD yang merupakan salah satu sumber keuangan Kelurahan.

  Kelurahan juga merupakan satuan kecil pemerintah yang langsung berbagai Anggaran Keuangan Kelurahan guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Wujud dari program otonomi pengelolaan anggaran terdapat dalam bentuk Penguatan Manajemen Kelurahan. Masing-masing Kelurahan ini diberi wewenang/otonomi pengelolaan Anggaran sendiri, ini merupakan implementasi dari konsep Otonomi Daerah.

  Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya dalam Peraturan Daerah Kota Cilegon No. 7 Tahun 2007 mengenai Kelurahan yang bersumber dari APBD, Bantuan Pemerintah dan Bantuan yang tidak mengikat, maka Peneliti akan mengkhususkan penelitian ini hanya akan membahas mengenai dana Alokasi Kelurahan yang bersumber dari APBD Kota Cilegon atau yang disebut juga dengan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK). Hal ini dikarenakan dana Alokasi ini sudah pasti ada dalam setiap tahunnya, yang mana Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) ini digunakan untuk kebutuhan Operasional Perangkat Kelurahan dan berbagai Program serta Kegiatan dari Kelurahan itu sendiri. berikut adalah besarnya Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) Kelurahan Samangraya Tahun 2015.

Tabel 1.1 Rincian Jumlah Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) Kelurahan Samangraya Tahun 2015

NO URAIAN JUMLAH

  Musrenbang atau Musyawarah rencana pembangunan yang merupakan wadah bagi aspirasi dari lapisan elemen masyarakat seperti RT, RW, dan tokoh masyarakat serta mitra kerja yang berada dalam kawasan Kelurahan.

  Peningkatan Pelayanan Pemerintahan Kelurahan Pada Organisasi Kemasyarakatan

  JUMLAH Rp. 389.423.175; Rp. 576.188.275;

  Peningkatan Peran Partisipasi Lembaga Masyarakat Kelurahan

  Pembinaan RT/RT Kelurahan Samangraya 9)

  Satlinmas Kelurahan 8)

  7) Pembinaan Dan Sosialisasi Anggota

  6) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

  Penyusunan Profil Kelurahan 5)

  Rencana Kerja Kelurahan ini kemudian dilanjutkan ke tingkat kecamatan.

  (Sumber : DPA Kelurahan Samangraya Tahun 2015) Proses otonomi pengelolaan anggaran Kelurahan di mulai dari Rencana kerja yang dibuat oleh Kasi (Kepala Seksi) yang ada di Kelurahan dan isinya mencakup

  Pelaksanaan Musrenbangkel 3)

  Masyarakat (RT/RW) 2)

  1) Peningkatan Koordinasi Kelembagaan

  2 Program peningkatan pelayanan Kelurahan

  1 Bagian program dukungan pelayanan Pemerintahan (Kesekretariatan/Operasional Kelurahan Samangraya) Rp. 186.765.100;

  Peningkatan Peranan PKK Keluahan 4) RKA-SKPD (Rencana Kegiatan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah). Penyusunan RKA-SKPD ini dilakukan di BAPEDA (Badan Perencanaan Daerah) Kota Cilegon dan Dalam penyusunan RKA-SKPD ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing Kelurahan tersebut. Setelah disetujui dan ketok palu, maka disebut DPA atau Dana Pengguna Anggaran yang dapat di ambil di Badan Keuangan Daerah atau DPPKD Kota.

  Alokasi Dana Kelurahan menurut UU No.23 tahun 2014 menyebutkan bahwa 5% dana yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota ini di berikan untuk Kelurahan yang Salah satunya adalah untuk Pemberdayaan Masyarakat. Namun, di Kota Cilegon, peraturan ini baru berlaku tahun 2017 dengan terbitnya Peraturan Walikota No 34 Tahun 2015 tentang DPWkel atau Dana Pembangunan Wilayah Kelurahan, yang jika akan diteliti, setidaknya program ini sudah berjalan minimal 1 tahun. Sedangkan, sebelum peraturan itu berlaku, Alokasi Anggaran Kelurahan yang didapat pertahun merupakan dana yang diperoleh berdasarkan Rencana Kinerja (Renja) yang dibuat terlebih dahulu dari masing-masing kepala seksi (Kasi). Sehingga, tidak ada pembagian dana yang pasti, karena Rencana Program Kegiatan yang dibuat merupakan kebutuhan atau rencana kerja sesuai Kondisi masing-masing seksi.

  Dalam mengelola dan mengatur AAK ini, Perangkat Kelurahan diharuskan memenuhi beberapa prinsip sesuai dengan Perwal nomor 34 Tahun 2015 yakni dipengaruhi oleh kemampuan Perangkat Kelurahan dalam mengelola AAK agar sesuai dengan maksud dan tujuan dari AAK itu sendiri.

  Pengelolaan atau Manajemen AAK ini sangat penting kaitannnya dengan jalannya berbagai program kegiatan Kelurahan. Namun, dalam Peraturan turunan oleh Walikota Kota cilegon ini, tidak ada ketentuan jelas berapa pembagian yang diharuskan untuk pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat. Berbeda dengan Alokasi Dana Desa, yang berdasarkan petunjuk teknis sudah ada pembagian yang jelas. Sehingga seringkali, Skala Prioritas AAK ini digunakan untuk kepentingan yang lebih kearah pemberdayaan masyarkat bersifat fisik, seperti pembangunan infrastruktur bukan kearah memberdayakan masyarakat secara non fisik seperti pembinaan, penguata dan pelatihan.

  Rencana pembangunan Fisik dibuat berdasarkan permintaan dalam Musyawarah saat Musrenbangkel dengan warga yang kebanyakan menginginkan pembangunan fisik agar lebih ditingkatkan. Sehingga, pada akhirnya, Pembangunan fisik yang lebih diprioritaskan dari pada kegiatan non fisik yang sebenarnya jika berjalan baik akan memberikan manfaat yang besar bagi warga karena dapat membuat masyarakat mandiri dan mampu meningkatkan ekonomi keluarga.

  Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan menentukan proses politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pemerintahan (Sunyoto, 2004:154).

  Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk mmeperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalamai masalah kemisikinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan social, yaitu masyarakt yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial (Suharto, 2014:58).

  Berdasarkan Rencana Kegiatan Kelurahan Samangraya, ada beberapa kegiatan di program peningkatan keberdayaan masyarakat, antara lain : a)

  Pemberian RASKIN gratis dengan rincian dibeikan kepada RTS sejumlah 315 pada tahun 2015 dengan Periode (Januari-Desember) dimana masing- masing RTS mendapatkan 15kg setiap bulannya. Dengan rincian masing- masing RT diambil beberapa kepala keluarga RTS yang memang berhak menerima bantuan RASKIN. Berikut ini adalah Tabel detail mengenai Daftar penerima bantuan Raskin :

Tabel 1.2 Daftar Penerima bantuan RASKIN N

  1 9 04/02 3 19 02/05

  2 Aksesoris/Cenderamata untuk pernikahan (Sumber : wawancara dengan Kasi PM Kelurahan Samangraya 2016)

  1 Snack dan Kripik ibu Inayah

Tabel 1.3 Daftar UKM Binaan Kelurahan Samangraya No UKM Binaan Kelurahan Samangraya

  Penguatan UKM. Berdasarkan wawancara awal dengan Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya, Monitoring telah dilakukan oleh pihak Kelurahan, dan Pembinaan UKM juga telah dilakukan oleh Mitra Kelurahan, yakni oleh Krakatau Posco sebagai bentuk CSR yang diberikan kepada masyarakat. Berikut adalah daftar UKM Binaan Kelurahan Samangraya.

  b) Program Pengembangan Ekonomi Pedesaan dengan rincian kegiatan berupa Sosialisasi Koperasi, monitoring UKM, dan pembinaan serta

  10 (sumber : LAKIP Kelurahan Samangraya 2015)

  2 JUMLAH 315 RTS 1 01/03 31 20 03/05

  23 8 03/02 8 18 01/05 5 28 05/06

  O RT JUMLAH RTS N O RT JUMLAH RTS N O RT JUMLAH RTS

  32 7 02/02 8 17 05/04 15 27 04/06

  17 6 01/02 7 16 04/04 4 26 03/06

  15 5 05/01 21 15 03/04 17 25 02/06

  2 4 04/01 10 14 02/04 4 24 01/06

  6 3 03/01 16 13 01/04 9 23 06/05

  7 2 02/01 5 12 03/03 10 22 05/05

  1 01/01 6 11 02/03 10 21 04/05

  c) Pembinaan dan Penguatan Kelembagaan Lembaga Pemberdayaan anggota LPM, KWT Anggrek atau Kelompok Wanita Tani, Bina Keswadayaan masyarakat (BKM), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Karang Taruna. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan kasi pemberdayaan masyarakat, KWT ini terdiri dari 25 orang yang beranggotakan ibu-ibu yang diberikan sosialisasi tentang bagaimana caranya bercocok tanam dan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam berbagai jenis tanaman dengan harapan dapat disebarkan dan diajarkan kepada tetangga dan ibu-ibu yang lain.

  d) Pembinaan Program peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat

  Sejahtera (P2WKSS) dengan rincian kegiatan Pembinaan 100KK, dan pelatihan serta Peningkatan Keterampilan wanita. Berikut adalah daftar peserta 100KK pada masing-masing bidang yang dilakukan.

Tabel 1.4 Daftar peserta dalam P2WKSS Kelurahan Samangraya NO BIDANG JUMLAH

  1 Tata Rias

  25

  2 Menjahit

  25

  3 Keterampilan

  25

  4 Tata Boga

  25 (Sumber : Renja Kelurahan Samangraya)

  e) Musrenbangkel atau Musyawarah Rencana Pembangunan Kelurahan ini biasanya diikuti oleh Tokoh Masyarakat, RT, RW dengan tujuan untuk merencanakan pembangunan dengan cara bersmusyawarah sehingga menghasilkan aspirasi masyarakat. (sumber : Laporan Kinerja Kelurahan Samangraya, 2015)

  Dari berbagai macam kegiatan peningkatan Pemberdayaan Masyarakat tersebut, pada kenyataannya di lapangan belum berjalan sebagaimana mestinya, karena ada beberapa masalah-masalah yang muncul, baik dari Perangkat Kelurahan maupun dari Luar, seperti dari masyarakatnya, pendanaan atau dari Peraturan Pemerintah terkait.

  Pemberdayaan Masyarakat merupakan masalah yang kompleks. Kompleksitas itu misalnya dari sisi manajemen berarti perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Sama hal nya dengan Program peningkatan keberdayaan masyarakat di Kelurahan Samangraya, tentunya dibutuhkan manajemen pengelolaan Anggaran Kelurahan yang baik guna berlangsungnya Program Pemberdayaan Masyarakat agar sampai dimasyarakat dengan tepat sasaran.

  Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat, menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, adanya program-program pemberdayaan masyarakat serta adanya manajemen anggaran Kelurahan yang baik

  Pengelolaan anggaran Kelurahan adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban oleh Kelurahan terhadap program kegiatan yang telah dilakukan. Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan di Kelurahan Samangraya pada tanggal 4 oktober 2016 dengan Sekretaris Lurah Samangraya, egiatan Pelatihan

  pertama , K

  dan Keterampilan telah banyak Dilakukan oleh Kelurahan Samangraya, seperti Pelatihan Tatarias yang merupakan salah satu bidang dalam Program peningkatan keterampilan bagi wanita (P2WKSS) dan berbagai pembinaan dan penguatan kelembagaan yang salah satunya adalah pembinaan UKM serta pembinaan KWT atau Kelompok Wanita tani. Berikut merupakan tabel mengenai jumlah peserta tiap pelatihan dan pembinaan yang telah dilakukan

Tabel 1.5 Jenis dan Jumlah Peserta Pelatihan dan Pembinaan Program Pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan

  NO Jenis Pelatihan/Pembinaan Jumlah Peserta pembinaan kegiatan P2WKSS atau Program peningkatan 1 keterampilan bagi wanita (mencakup berbagai bidang 100 Orang seperti tataboga, tatarias, keterampilan dan menjahit)

  2 Sosialisasi Mekanisme Pembayaran SPPT PBB

  10 Orang

  3 Pembinaan dan penguatan UKM

  2 Jenis UKM

  4 Pembinan KWT Anggrek (Kelompok Wanita Tani)

  25 Orang (sumber : Data Kelurahan Samangaraya, 2015)

  Berdasarkan tabel di atas, Sasaran pelatihan dan pembinaan program tersebut sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat, namun masalah muncul dari masyakat yang kurang berminat atau demotivasi sehingga enggan untuk pelatihan-pelatihan juga merupakan salah satu masalah yang membuat pemberdayaan masyarakat masih belum berjalan optimal pada realisasinya. Dan pada akhirnya Pelatihan seperti ini hanya sekedar pelatihan keterampilan semata. Hal ini di sebabkan karena belum adanya kemauan dan kesadaran dari masyarakat untuk berwirausaha .

  Kasi Pemberdayaan Masyarakat juga menambahkan, bahwa keadaan masyarakat Kelurahan Samangraya yang kurang pasrtisipatif terhadap program yang ada, sehingga membuat banyak program berjalan tidak sebagaimana mestinya. Hal ini juga bisa diakibatkan karena tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Samangraya yang tergolong masih rendah. Berikut adalah Tabel Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Samangraya.

Tabel 1.6 Tingkat pendidikan Masyarakat Kelurahan Samangraya NO JENJANG JUMLAH

  1 Tidak / belum sekolah 1.972 orang

  2 Belum tamat SD/sederajat 1.385 orang

  3 Tamat SD/sederajat 1.804 orang

  4 SMP/sederajat 2.103 orang

  5 SMA/sederajat 2.842 orang

  6 DI/DII 73 orang

  7 Akademi/DIII 84 orang

  8 DIV/S1 268 orang

  9 S2 20 orang

  (sumber : Data Kelurahan Samangaraya, 2015) Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan tinggi jumlahnya lebih sedikit daripada yang Tidak/belum sekolah hingga SMA/Sederajat. Sehingga tingkat partisipatif dan kemauan masyarakat

  Kedua , Sekretaris lurah juga menambahkan dalam wawancara yang

  dilakukan pada tanggal 4 oktober 2016 bahwa adanya Keterbatasan Dana yang cair dari Pemerintah Kota pada dalam Pengajuan Renja (Rencana Kerja) yang didalamnya berisi Rencana Kerja dari tiap Kasi dan Hasil dari Musrembang Kelurahan. Mengingat Musrembangkel merupakan musyawarah bersama guna membahas kepentingan dan kebutuhan Kelurahan yang dihadiri oleh masyarakat, RT, RW, Karang Taruna dan Tokoh masyarakat tersebut. Misalnya dalam Musrembang telah disepakati untuk Anggaran pembangunan fisik, namun dana yang turun tidak sesuai dengan Kebutuhan. Hal ini mengakibatkan adanya Skala Prioritas yang harus diputuskan oleh masing-masing Kasi Kelurahan dalam program dan kegiatan yang dijalankan. Berikut adalah alur sebelum Musrenbang atau yang disebut Pra-Musrenbang hingga di serahkan pada pihak Kota/Daerah.

Gambar 1.1 Alur Tahapan Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) Sebelum Pra-Musrenbang dilakukan, maka

  terlebih dahulu pihak Kelurahan akan memberikan formulir yang berisi daftar kebutuhan dan keinginan masyarakat kepada

  RT,RW dan Pihak Terkait

  Pra- Musrenbang Musrenbang- MusrenbangDa

Musrenbang Dalam tahap Cam Tahap ini

  Dalam Pra ini, sudah Tahap ini dilakukan di musrenbang ini, didapatkan dilakukan di Kota/Daerah dibentuklah Tim skala kecamatan yang yang berisi hasil fasilitator guna prioritas berisi hasil Musrenbang dari memilah skala yang akan di Musrenbang tiap Kecamatan. prioritas untuk musyawarah dari tiap pembangunan kan dan Kelurahan. yang akan di diresmikan lakukan.

  (sumber : Wawancara dengan Kasi Pemberdayaan Masyarakat) Masalah yang ketiga, yakni berdasarkan observasi kedua yang peneliti lakukan di lapangan dengan Kasi Pemberdayaan Masyarakat pada tanggal 31

  Oktober 2016, bahwa belum adanya ketentuan pembagian tentang berapa persen dari penggunaan AAK untuk berbagai program pemberdayaan masyarakat yang ada. Mengingat, di Kota Cilegon belum diterapkan Perda atau Perwal yang membahas pembagian dana tersebut, dan baru akan diterapkan pada tahun 2017, sehingga pengelolaan AAK hanya berdasarkan kebutuhan atau kegiatan perkasi Kelurahan. Berbeda dengan Alokasi dana desa (ADD), yang sudah ada pedoman membuat terlebih dahulu rencana kerja yang membahas detail mengenai program yang akan dibuat, sasaran dan capaian hingga anggaran yang diperlukan.

  Oleh karena itu, hal ini tergantung dari seberapa banyak ide dan inovasi pegawai yang bersangkutan dalam membuat rencana kerja, sehingga kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya cukup penting. Berikut adalah RenJa (Rencana Kerja) Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya tahun 2015.

Tabel 1.7 Rencana Kerja Kasi Pemberdayaan Masyarakat NO URAIAN KEGIATAN TW1 TW2 TW3 TW4

  1 Musrenbangkel v

  2 P2WKSS v v v

  3 Penguatan Kelembagaan v v Masyarakat Kelurahan

  4 Pembentukan Bank Sampah v

  5 Pembangunan Fisik v

  6 PKK v v v v (Sumber : Renja Kasi Pemberdayaan Masyarakat)

  • TW = Triwulan Berdasarkan uraian masalah di atas, adapun fokus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai aspek-aspek dalam memanajemen Alokasi Anggaran Kelurahan untuk Pemberdayaan masyarakat . Maka, berdasarkan uraian masalah di atas, Peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang hal tersebut. Sehingga Peneliti mengambil Judul

  “Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon Provinsi Banten Tahun 2015”

1.2 Idenitifikasi Masalah

  Berdasarkan Uraian masalah, maka dalam penelitian ini diperlukan adanya identifikasi permasalahan yang ada di lokasi penelitian. Dari hasil studi pendahuluan, maka penulis mengidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut :

  1) Masyarakat yang Demotivasi dan kurang pasrtisipatif sehingga tidak berminat untuk melanjutkan keahlian dan keterampilan hasil dari pelatihan dan pembinaan yang telah diberikan, sehingga membuat banyak program tidak berjalan berkelanjutan. Hal ini juga diakibatkan oleh tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Samangraya yang tergolong masih rendah sehingga membuat banyaknya program yang dilakukan tidak berjalan sesuai harapan.

  2) Keterbatasan Dana yang Cair , mengakibatkan adanya kegiatan yang tidak terlaksana dari hasil Renja dan Musrenbangkel yang telah disepakati bersama, sehingga baru bisa terealisasi pada tahun berikutnya.