ROTARY LIGHT EMITTING DIODE DISPLAY DENGAN SISTEM RGB

  Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer

  

ROTARY LIGHT EMITTING DIODE DISPLAY DENGAN

SISTEM RGB

(Rotary Light Emitting Diode Display with RGB System)

1 2 Edy Evan , Eddy Wijanto

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan Teknik Elektro

1 Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

2

edy_chuckie@yahoo.com, eddywiyanto@ukrida.ac.id

  

Abstrak

LED screen adalah pengembangan dari penggunaan LED untuk menampilkan informasi. Alternatif

dari LED screen sebagai media tampilan adalah rotary LED display. Teknologi rotary merupakan

metode baru dalam menampilkan informasi dengan menggunakan media LED. Teknik ini

memanfaatkan pembagian ruang dalam segmen-segmen kemudian LED dinyalakan secara

multipleks. Hal ini dimungkinkan dengan memanfaatkan persistence of vision dari mata manusia.

Hasil kualitatif dari alat “Rotary LED Display dengan Sistem RGB” menunjukkan bahwa

informasi berupa karakter alfanumerik dapat ditangkap mata dalam warna merah, biru, dan hijau.

Informasi yang ditampilkan LED screen dapat ditampilkan juga dalam sistem LED rotary.

Keunggulan tampilan dengan teknik rotary dibanding LED screen adalah penggunaan hardware

LED yang lebih sedikit untuk menampilkan informasi dengan resolusi yang sama. Berkurangnya

penggunaan LED menyebabkan daya yang digunakan rotary LED lebih sedikit dibandingkan LED

screen.

  Kata kunci: Rotary LED, RGB, Persistance of Vision

Abstract

  

LED screen is the development of LED application as a source of information. An alternative to

utilize LED as a medium of information is rotary LED display. Rotary technology is a novelty

method in information display by using LED as foundation. The technique is by separating space

in segments and then flicking LED in multiplexing sequence. This is made possible by utilizing

human eyes’ persistence of vision. The qualitative result of the “Rotary LED Display with RGB

System” shows that the information in the form of alphanumeric character can be seen by human

eyes in red, blue, and green colors. The same information seen in LED screen can also be shown

in rotary LED system. The advantage of rotary LED display is the reduced LED usage for the

same resolution result. The decreased use of LED resulted in the reduced power consumption

compared to the LED screen.

  Keywords: Rotary LED, RGB, Persistance of Vision Tanggal Terima Naskah : 27 Mei 2014 Tanggal Persetujuan Naskah : 24 Juli 2014

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Aplikasi LED sebagai media tampilan sering dijumpai saat ini. LED dengan ukuran dan warna yang sama disusun sejajar membentuk baris dan kolom. Sesuai urutan,

  Vol. 03 No. 11, Jul – Sep 2014

  kemudian LED dinyalakan sehingga membentuk formasi tulisan maupun gambar. Pengembangan teknologi yang pesat menyebabkan LED dapat dirangkai dalam jumlah banyak, sehingga aplikasi RGB dapat diimplementasikan [1]. Teknologi Full Color RGB

  

display sudah diterapkan pada papan reklame, video wall, dan LED TV untuk berbagai

  keperluan, seperti penunjuk jalan, event-event besar, pengganti billboard, dan lain-lain [2], [3]. Namun, aplikasi LED pada papan statik memerlukan LED dengan jumlah yang sangat banyak. Hal ini menyebabkan pembatasan dalam ukuran. Resolusi untuk tampilan tergantung pada banyaknya jumlah LED yang dapat ditempatkan pada satu ruang, sehingga sangat sulit mendapatkan resolusi tinggi dengan menggunakan aplikasi ini [4].

  Metode rotary dilakukan dengan merotasi sebuah LED array yang disusun pada satu sumbu dan diputar pada sumbu lain dalam orbit melingkar. Dengan mempertahankan kecepatan tetap pada orbit perputaran, LED array mengikuti jalur perputaran tersebut. Pada penelitian ini digunakan 8 RGB LED array yang diputar dengan bentuk silindris. Dengan memanfaatkan Persistance of Vision pada penglihatan manusia, teknik rotary

  

display dapat menghasilkan bentuk dan gambar yang diinginkan. Walaupun lemah pada

  segi terang dan kontras dibandingkan model statik, pemakaian LED yang lebih sedikit pada rotary display dapat menghasilkan resolusi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan papan statik. Selain itu, pergerakan LED dapat menghasilkan bentuk bayangan tiga dimensi. Dengan gerakan yang bervariasi, rotary display dapat menghasilkan berbagai pola dalam ruang tiga dimensi. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh model statik.

1.2. Pembatasan Masalah

  Untuk mempersempit ruang lingkup, diberikan pembatasan masalah sebagai berikut: 1) Alat menggunakan LED RGB yang disusun secara vertikal sebanyak delapan buah.

  

2) Tidak menggunakan sistem RGB Full Color, dengan demikian penyalaan LED tidak

menggunakan metode PWM melainkan dengan metode on-off. 3) Tampilan huruf dibatasi sebanyak 16 karakter. 4) Hanya menampilkan teks alphanumeric dengan dimensi 5 x 8 per karakter. 5) Jenis gerak rotary yang digunakan adalah orbit membentuk ruang silindris.

1.3. Tujuan

  Penelitian ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut: 1) Sebagai salah satu media yang dapat digunakan untuk komunikasi visual. 2) Mengurangi jumlah LED yang digunakan pada display dengan memanfaatkan metode rotary. 3) Merancang produk yang dapat menampilkan teks atau gambar yang dapat diatur oleh operator dengan menggunakan keypad.

  2. KONSEP DASAR

2.1 Frame Rate

  Frame rate atau sering disebut dengan FPS (Frame per Second) adalah

  banyaknya perubahan gambar per detik. Sebuah tampilan dapat membentuk animasi dari gambar-gambar yang berubah pada frekuensi tertentu. Pada device display, seperti monitor, FPS dinyatakan dalam satuan Hertz.

  Frame rate berhubungan dengan sistem penglihatan manusia. Sistem visual

  manusia dapat menangkap, memproses, dan membedakan sekitar 10 - 12 gambar tiap detik (bervariasi pada tiap individu) [5].

  Rotary Light Emitting Diode…

  Pada sistem rotary, FPS berpengaruh pada kestatikan bayangan. Untuk menghasilkan bayangan statik, diperlukan FPS minimal sebesar 50 Hertz. Perputaran yang dilakukan harus cukup cepat untuk dapat menghasilkan FPS sebesar 50 Hertz [6].

  2.2 ATMega32

  Mikrokontroler adalah sebuah komputer yang memiliki ALU, RAM, ROM, dan

  

port I/O, yang dapat digunakan untuk aplikasi embedded system. Pemrogramannya

menggunakan bahasa Assembly atau C.

  Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard's RISC processor) standar memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit, dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR merupakan jenis mikrokontroler berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing) [7]. AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga ATSOSxx, keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang membedakan masing-masing kelas adalah memori,

  

peripheral, dan fungsinya. Untuk mikrokontroler AVR yang berukuran kecil, seperti

  contoh ATmega8 atau ATtiny2313 dengan ukuran Flash Memory 2KB dengan dua input

  analog. Spesifikasi dari ATmega 32 adalah sebagai berikut [8]:

  1) Mikrokontroler AVR adalah mikrokontroler RISC 8 bit berdasarkan aristektur Harvard. 2) Instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock. 3) Mikrokontroler ATMega 32 memiliki fitur yang lengkap (ADC internal, EEPROM internal). 4) Mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16 Mhz. 5) Memiliki kapasitas flash memory 32 kbyte, EEPROM 1 kbyte, dan SRAM 2 kbyte. 6) Saluran port I/O sebanyak 4 buah, yaitu port A, B, C, dan D. 7) CPU yang terdiri atas 32 buah register. 8) User interupsi internal dan eksternal. 9) Port USART sebagai komunikasi serial. 10) Konsumsi daya rendah (DC 5V). 11) Fitur peripheral yang terdiri dari tiga buah Timer/Counter dengan perbandingan:

  a) Dua buah Timer/Counter 8 bit dengan Prescaler terpisah dan Mode Compare satu buah.

  b) 16 bit dengan Prescaler terpisah, Mode Compare dan Mode Capture 12) Real Time Counter dengan osilator tersendiri. 13) 4 channel PWM. 14) 8 channel, 10 bit ADC 8. 15) Antamuka SPI. 16) Watchdog Timer. 17) On-chip Analog Comparator.

  2.3 Light Emitting Diode (LED) Light Emitting Diode (LED) adalah sambungan P - N yang dapat menghasilkan

  cahaya dengan memberikan sumber tegangan pada kedua junction-nya sesuai dengan spesifikasi tegangan yang dibutuhkan. Warna LED dapat dibedakan menjadi dua jenis, dapat berdasarkan warna casing dan warna nyala cahaya LED murni yang dihasilkan oleh eksitasi elektron material semikonduktor yang digunakan [9].

  LED sebagai komponen penghasil cahaya memiliki keunggulan dibandingkan jenis penerangan lainnya. Beberapa di antaranya adalah berdaya rendah, umur komponen yang panjang, bentuk yang kecil, dan kecepatan switching yang cukup tinggi. Karena keunggulan ini, maka komponen LED digunakan untuk rotary LED. Cahaya yang dihasilkan LED berdaya rendah karena dihasilkan dari perpindahan elektron dan hole ke

  Vol. 03 No. 11, Jul – Sep 2014

level energi yang lebih tinggi maupun sebaliknya. Perpindahan ini menghasilkan foton.

  Foton akan tampak oleh mata sebagai cahaya. Spektrum cahaya yang dihasilkan oleh LED tidak hanya cahaya yang tampak, tetapi LED juga dapat menghasilkan cahaya dengan spektrum infrared dan ultraviolet. Pembagian spektrum dapat dilihat pada gambar

  1. Gambar 1. Spektrum cahaya Selain dari metode bahan semikonduktor, pembentukan cahaya dapat dilakukan dengan memadukan warna. Metode yang paling umum digunakan adalah sistem RGB

  (Red Green Blue). Dengan memadukan warna merah, hijau, dan biru, dapat dibentuk warna lain, seperti kuning, cyan, magenta, dan putih. Untuk dapat menghasilkan berbagai warna diperlukan pengaturan intensitas cahaya untuk masing-masing warna sehingga dapat menghasilkan hingga 64-bit true color [10].

  

Gambar 2. Spektrum cahaya LED RGB

3. CARA KERJA RANGKAIAN

3.1 Diagram Blok Rangkaian Keseluruhan Berikut adalah diagram blok keseluruhan dari rangkaian yang dirancang.

  Rotary Light Emitting Diode…

Gambar 3. Diagram blok rangkaian rotary LED

3.2 Algoritma rangkaian Berikut adalah diagram alir dari algoritma alat yang dirancang.

  

Gambar 4. Algoritma kerja rangkaian rotary LED

3.3 Cara Kerja rangkaian

  Rangkaian rotary LED dibagi menjadi dua bagian besar. Pada masing-masing bagian digunakan sebuah mikrokontroler. Bagian ini dipisahkan karena dua alasan, yaitu untuk mengolah dua data yang berbeda dan karena ada bagian dari rangkaian yang membutuhkan gerakan. Pada bagian yang tidak bergerak, yaitu rangkaian yang memproses input, terdiri dari sebuah mikrokontroler, keypad matriks 4x4, LCD karakter 2x16, dan sebuah motor penggerak 24 Volt. Tugas utama rangkaian ini adalah sebagai

interface perangkat rotary LED terhadap user. User memasukkan input melalui keypad.

  

Input tersebut ditampilkan oleh LCD karakter. Ketika input sudah benar, data diproses

  oleh mikrokontroler yang kemudian dikirimkan kepada blok rangkaian kedua dengan komunikasi USART. Setelah pengiriman dilakukan, Motor diaktifkan.

  Rangkaian yang bergerak, berfungsi sebagai rangkaian output. Tugasnya untuk menampilkan data yang telah dimasukkan oleh user. Rangkaian ini membutuhkan gerak rotasi, sehingga ditempatkan di atas motor. Rangkaian terdiri dari sebuah mikrokontroler,

  Vol. 03 No. 11, Jul – Sep 2014

  sensor optocoupler, dan LED RGB sebanyak delapan buah. Kerja rangkaian dimulai ketika mikrokontroler menerima data yang dikirimkan oleh rangkaian input. Data tersebut diproses dan diubah menjadi susunan huruf. Susunan ini yang akan ditampilkan oleh LED. Optocoupler berfungsi untuk menandakan titik awal perputaran rangkaian.

  Rangkaian rotary LED memanfaatkan persistence of vision dalam

menampilkan huruf. Metode yang digunakan adalah membagi ruang menjadi

segmen-segmen. Pembagian ini diatur dengan menggerakkan dan menyalakan

LED array secara berurutan sehingga membentuk sebuah huruf atau simbol yang

diinginkan. Lebar segmen diatur dengan mengubah waktu penyalaan LED.

Penggunaan LED RGB memungkinkan user untuk dapat memilih warna huruf

yang akan ditampilkan dengan menggunakan interface keypad.

  

Gambar 5. Skematik diagram dari rotary LED untuk huruf ‘A’

4. PENGUJIAN ALAT

  4.1 Pengujian Blok Rangkaian Catu Daya

  Tujuan pengujian adalah untuk mengamati tegangan output pada catu daya apakah sudah pada level tegangan 5V dan 24V. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tegangan keluaran yang dihasilkan stabil pada level 5,075V dan 23,650V. Dari hasil

  

pengujian rangkaian catu daya, dapat disimpulkan bahwa rangkaian catu daya

menghasilkan tegangan keluaran yang sesuai dengan hasil perancangan.

  4.2 Pengujian Komponen Keypad Matriks 4x4

  Tujuan pengujian komponen keypad matriks 4x4 adalah untuk memastikan bahwa seluruh tombol bekerja menghubungkan pin sesuai matriks yang sudah ditentukan. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa komponen keypad matriks bekerja dengan baik karena setiap tombol terdeteksi dan tidak ada jalur yang bertumpang.

  4.3 Pengujian blok rangkaian driver motor

  Tujuan pengujian blok rangkaian driver motor adalah untuk mengamati kerja rangkaian driver motor.

  Rotary Light Emitting Diode…

Gambar 5. Rangkaian uji driver motor

  Pengujian dilakukan dengan mengukur besarnya arus yang melewati motor. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa ketika switch ditekan, motor menyala dan hasil pengukuran menunjukkan arus yang melewati motor sebesar 18 mA tanpa beban. Dapat disimpulkan bahwa rangkaian driver motor bekerja sesuai dengan perancangan awal.

  4.4 Pengujian Blok Rangkaian Mikrokontroler Tujuan pengujian blok rangkaian mikrokontroler adalah untuk membandingkan

  hasil kerja dari blok rangkaian mikrokontroler dengan program sederhana yang telah diunduhkan. Pengujian dilakukan dengan mengunduhkan program sederhana untuk menguji kerja I/O pada blok mikrokontroler. Hasil pengujian membuktikan bahwa kerja rangkaian mikrokontroler sesuai dengan program yang telah diunduhkan dan I/O berfungsi dengan baik.

  4.5 Pengujian Blok Rangkaian Optocoupler

  Tujuan pengujian blok rangkaian optocoupler adalah untuk mengukur output ketika LED inframerah menyala dan padam.

  Gambar 7. Pengujian blok rangkaian optocoupler Rangkaian disusun seperti pada gambar 7. Ketika switch ditekan, tegangan yang terukur pada titik uji adalah 0,026 V (logika low) dan ketika tidak ditekan, tegangan yang terukur adalah 5V (logika high). Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa blok rangkaian optocoupler bekerja dengan baik.

  4.6 Pengujian Komponen LCD Karakter 2x16

  Tujuan pengujian komponen LCD karakter 2x16 adalah untuk mengetahui kerja komponen LCD dalam menampilkan karakter. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

  Vol. 03 No. 11, Jul – Sep 2014

  LCD karakter menampilkan huruf sesuai dengan program. Dari hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen LCD karakter bekerja dengan baik.

4.7 Pengujian Rangkaian Secara Keseluruhan

  Tujuan pengujian rangkaian secara keseluruhan adalah untuk mengetahui kesesuaian hasil kerja rangkaian dengan perancangan awal. Dari empat hasil pengamatan diperoleh data seperti pada Tabel 1.

  

Tabel 1. Hasil pengujian rangkaian secara keseluruhan

  Keterangan Tabel 1: 1) R = Merah 2) G = Hijau 3) B = Biru.

Gambar 4.10 Hasil pengujian rangkaian secara keseluruhan

  Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan rangkaian telah bekerja sesuai dengan perancangan. Input huruf dan warna yang dimasukkan dan keluaran yang dihasilkan sesuai.

  5. KESIMPULAN

  Dari hasil pengujian rangkaian rotary LED, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  

1) Rotary LED dapat digunakan sebagai media komunikasi visual. Hasil pengujian

  menunjukkan bahwa teks yang ditampilkan sesuai dengan input dan dapat dilihat sebagai informasi berupa teks.

  

2) Resolusi yang dihasilkan dari perputaran adalah 96x8. Dengan metode rotary,

  jumlah LED RGB yang digunakan delapan buah, sedangkan dengan metode flat

  panel display dibutuhkan 768 LED RGB. Hal ini menghemat jumlah LED yang digunakan.

3) Penggunaan LCD karakter dan Keypad matriks sebagai user interface berfungsi

  dengan baik sehingga alat dapat dioperasikan oleh pengguna untuk mengubah teks yang ditampilkan rotary LED tanpa harus mengubah program internal.

  Rotary Light Emitting Diode… REFERENSI

  [1] Chin-Pao Hung, Wei-Ging Liu, and Yen-ChungHsu. Febuary 2013. Rotating RGB

  LED True-Color Displayer Design & Control Method. International Journal of Innovative Computing, Information and Control Volume 9, Number 2.

  [2] diakses tanggal 5 Januari 2014. [3] diakses tanggal 8 Juli 2014. [4] Sheikh Rafik Manihar. May 2012. The Power Saving low Cost rotating 8 LED

  Information Display. International Journal of Scientific & Engineering Research Volume 3.

  [5] M.Coltheart. July 1980. The Presistance of Vision. Phul.Trans.R.Soc.Lond.B 1980 290, doi:10.1098/rtsb.198.0082; Internet; diunduh 25 November 2013. [6] Andrew B. Watson. High Frame Rates and Human Vision: A View Through the Window of Visibility. SMPTE Mot. Imag. J, doi: 10.5594/j182662013, 122:18-32.

  ; Internet; diunduh 28 Januari 2014.

  [7] Winato Ardi. 2008. Mikrokontroller AVR ATMega8/16/32/8533 dan pemrogramannya dengan bahasa C pada Win AVR. Bandung: Informatika. [8] Source and datasheet of ATMega 32. Available from ; Internet; diakses 29 April 2013. [9] Light Emitting Diode (LED)

  ; Internet; diakses 12 Mei 2013

  [10] G. Mallikarjun, Dr .T. C. Sarma, Sanjay Dubey. 2012. Implementation of True Color Led Display for Video Processing Using Arm Cortex M3 Processor. IOSR Journal of Electronics and Communication Engineering (IOSRJECE) ISSN : 2278- 2834 Volume 2, Issue 6 (Sep-Oct 2012), PP 27-30.

  ; Internet; diunduh 12 Mei 2014.

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN DIBIDANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN DI BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

0 0 15

KONSTRUKSI PETA PAUTAN GENETIK DAN ANALISIS QTL TANAMAN KARET PADA POPULASI HASIL PERSILANGAN ANTARA RRIM 600 DENGAN PN 1546 Construction of Genetic Linkage Map and QTL Analysis of Rubber Plant on the Population of Crossing Result Between RRIM 600 with PN

0 0 14

KOMBINASI SISTEM SADAP FREKUENSI RENDAH DAN PENGGUNAAN STIMULAN UNTUK OPTIMASI PRODUKSI DAN PENURUNAN BIAYA PENYADAPAN DI PANEL BO

0 0 12

DISAIN DAN PENGUJIAN SISTEM KENDALI SUHU ASAP KAYU KARET UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBUATAN KARET SIT ASAP BERBASIS MIKROKONTROLLER

0 0 10

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI BERBAGAI SISTEM SADAP PADA PANEL BO TANAMAN KARET (STUDI KASUS KEBUN BATUJAMUS JAWA TENGAH)

0 0 8

PENINGKATAN PRODUKSI DAN ANALISIS FINANSIAL PADA BUKA SADAP DENGAN LILIT BATANG > 45 CM UNTUK MENGHADAPI HARGA KARET RENDAH

0 0 12

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN COVER CROP TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KARET

0 1 10

EVALUASI JENIS BAHAN PENSTABIL DAN KOAGULAN LATEKS PADA SISTEM REAKSI HIDROGENASI KATALITIK LATEKS KARET ALAM SKALA SEMI PILOT Evaluation of Latex Stabilizer and Coagulant in the Catalytic Hydrogenation of Natural Rubber Latex System at Semi Pilot Scale

0 0 12

USAHA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN UKRIDA DENGAN METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

0 0 14

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

0 0 8