1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI MENGGUNAKAN METODE INQUIRI LEARNING PADA SISWA KELAS VIIA

  

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

MENGGUNAKAN METODE

  INQUIRI LEARNING

PADA SISWA KELAS VIIA

Utin Faradila, Syambasril, Agus Wartiningsih

  

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Em

Abstract

  The purpose of this study is the description of the increasing of the ability to write explanatory text using the Inquiry Learning method in class VIIA SMP N

  2 Pontianak academis year 2014-2015. Sub problems in this study are (1) how to improve the ability of determining the topic in writing explanatory text using the Inquiry Learning method in the VIIA grade, (2) how to improve the ability of determining the main idea in writing explanatory text using the Inquiry Learning method in the VIIA grade, (3) how to increase the ability to make the outline in writingan explanatory text using the Inquiry Learning in the VIIA grade, (4) how does Inquiry Learning method increase ability of linguistic practices rules in writing explanatory text the in the VIIA grade. The method used in this research is descriptive and qualitative forms of research. The results of the final evaluation increase students skills in writing explanatory text using the Inquiri Learning method of learning is done in class VIIA SMP N 2 Pontianak has shown an increase of cycle I and cycle 2.

  Keywords: Improvement, writing and explanation text, Inquiry Learning methods.

  PENDAHULUAN

  Keterampilan menulis merupakan satu di antara keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide, gagasan serta pemikiran tentang suatu hal/ masalah yang ada dalam kehidupan sehari- hari. Menulis adalah proses menuangkan ide/gagasan yang ada dalam fikiran dan dituangkan menjadi sebuah karangan. Keterampilan menulis juga dilakukan dengan melihat fakta dan peristiwa nyata yang ada di lingkungan sekitar. Namun pada kenyataanya masih banyak siswa yang kurang berminat dalam menulis.

  Kurangnya minat siswa dalam menulis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya siswa belum memahami fungsi dari menulis, siswa malas untuk menuangkan ide yang ada dalam pikirannya, serta rasa kurang peka terhadap berbagai masalah yang terjadi disekitar mereka. Perhatian siswa terhadap lingkungan bisa dijadikan alasan untuk menulis. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa peranan guru juga sangatlah penting. Oleh karena itu, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif serta memiliki kemampuan memadai dalam merancang pembelajaran menulis terutama menyangkut strategi, metode dan pendekatan yang digunakan.

  Mengingat masih kurangnya apresiasi siswa dalam kegiatan menulis, guru perlu membiasakan siswa terampil dalam menulis misalnya dengan cara latihan, pembinaan dan pengembangan terhadap keterampilan menulis. Pembelajaran keterampilan menulis dapat dilakukan dengan terus-menerus. Satu di antara cara yang digunakan adalah dengan melaksanakan latihan menulis dan membiasakan siswa untuk dapat menuangkan ide/gagasan nya dalam bentuk tulisan.

  Satu di antara karangan atau teks yang harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa adalah teks eksplanasi. Menulis teks eksplanasi selain sebagai keterampilan yang harus dipelajari dan dipahami, teks eksplanasi juga bermanfaat memberikan atau menyampaikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca tentang peristiwa nyata yang terjadi disekitar. Teks eksplanasi adalah jenis teks yang menjelaskan hubungan logis dari beberapa peristiwa. Dalam teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa lain lagi sesudahnya. Teks eksplanasi adalah teks yang isinya menceritakan kejadian atau peristiwa yang terjadi akibat bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan berbagai peristiwa alam lainnya.

  Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bahasa Indonesia yaitu Suryani, S.Pd yang pernah mengajar di kelas

  VIIA SMP N

  2 Pontianak mengutarakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih sangat lemah. Siswa belum memahami tujuan dari menulis. Sebenarnya siswa mampu untuk menulis, namun rasa malas untuk menuangkan ide/gagasan masih menjadi masalah utama. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) dalam aspek menulis yaitu 75, namun hanya 8 dari 35 siswa yang mecapai nilai ketuntasan. Nilai ketuntasan yang dicapai 8 siswa, dengan rentangnilai 75-85. Sisanya yaitu sebanyak 27 siswa masih belum mencapai ketuntasan. Nilai terendah yang diperoleh 27 siswa dengan rentang nilai adalah 40-65.

  Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan scientific dan metode Inquiry Learning agar menarik minat siswa untuk menulis. Diharapkan siswa akan lebih aktif, inovatif dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar dan sumber pembelajaran yang dulunya hanya berasal dari guru sekarang sumber pembelajaran bisa berasal dari mana saja. Pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengindentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/ mengumpulkan data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta. Kurikulum 2013 mengembangkan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

  Metode pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi kurikulum 2013 adalah metode pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning), metode pembelajaran melalui penemuan (Discovery Learning ), metode pembelajaran berbasis proyek (Project

  Based Learning ). Penulis melakukan

  penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Learning, karena model pembelajaran ini diharapkan cocok jika diterapkan dalam pembelajaran teks eksplanasi pada siswa-siswi SMP N 2 Pontianak kelas VIIA karena di dalam pembelajaran Inquiry Learning terdapat langkah-langkah dalam menulis teks eksplanasi diantaranya observasi mengamati berbagai fenomena alam, mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi, mengajujan dugaan atau kemungkinan jawaban, mengumpulkan data terkait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukanm merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya. Setelah melihat berbagai pemasalahan yang muncul pada siswa SMP N 2 Pontianak makan penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian agar dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksplanasi menggunakan metode Inquiry

  Learning pada siswa kelas VIIA SMP N 2 Pontianak.

  METODE PENELITIAN

  Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya (Nawawi, 2005:63). Metode ini diharapkan tepat digunakan untuk menggambarkan keadaan sebenarnya tentang pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksplanasi menggunakan metode Inquiry Learning pada siswa kelas VIIA semester II SMP N

  2 Pontianak. Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan dengan jumlah 35 siswa.

  Bentuk penelitian ini adalah kualitatif, yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian.

  Denzin dan Lincoln (dalam Satori,

  2009:22). Peneliti menggunakan bentuk penelitian kualitatif karena data yang digunakan berupa kata-kata yang didapat dari hasil pengamatan langsung dilapangan dalam pendeskripsian proses pembelajaran menulis teks eksplanasi menggunkan metode Inquiry Learning guna melihat pelaksanaan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 yang dilakukan oleh guru dan siswa sudah sesuai dengan rambu- rambu yang telah ditentukan.

  Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas atau lebih dikenal dengan PTK. PTK adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasikan suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain (Syamsuddin, 2011:192).

  Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan mencoba menelaah masalah yang muncul pada pembelajaran di dalam kelas. Upaya memperbaiki dan mengatasi berbagai masalah ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang dialami oleh guru dan juga siswa dari kegiatan belajar mengajar didalam kelas pada proses pembelajaran sehari-hari. Sebelum berlangsungnya penelitian, peneliti akan bekerja sama dengan teman sejawat membicarakan mulai dari tahap perencanaan, orientasi, pelaksanaan tindakan, dan reflekasi pada akhir tindakan untuk akhirnya sampai pada tahap merencanakan tahap modifikasi atau pembetulan dalam siklus-siklus selanjutnya hingga akhirnya dapat menyelesaikan berbagai masalah yang muncul dan menemukan hasil yang lebih baik, yaitu sebagai berikut:

  Perencanaan ( Planing) Siklus I

  Perencanaan siklus I dilaksanakan pada hari senin 18 Mei 2015. Sebelum membuat perencanaan peneliti melakukan observer untuk melakukan analisis kurikulum guna mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis teks eksplanasi. Kemudian peneliti membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan penggunaan metode Inquiry

  Learning yang diterapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

  Pelaksanaan ( acting)

  Pada pertemuan ini dihadiri oleh semua siswa yaitu 35 siswa dan 1 observer sebagai kolaborator. Pertemuan

  I dilaksanakan pada hari senin 18 Meni 2015 pukul 11.30-12.50 WIB dan pertemuan ke II dilaksanakan pada hari kamis 21 Mei 2015 pukul 08.35-09.55 WIB. Pada pertemuan kedua ini juga dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 siswa. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa sebagai berikut: Pertemuan 1 Kegiatan Awal (Pendahuluan) 10 Menit (a) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa, (b) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (c) Untuk menggugah rasa ingin tahu siswa guru menjelaskan tentang materi teks eksplanasi serta hal-hal lain yang berhubungan dengan teks, (d) Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa tentang cara menulis teks dengan benar, (e) Peserta didik menerima informasi mengenai hal-hal apa saja yang akan dilakukan selama proses pembelajaran. Kegiatan Inti (60 Menit). (a) Siswa diminta untuk membaca teks eksplanasi “Banjir” pada buku siswa, halaman 152 untuk membangun konteks pembelajaran, dengan perilaku jujur dan kreatif. (Pra pembelajaran), (b) Guru mengajukan beberapa pertanyaan berupa masalah yang berkaitan dengan teks berupa penyebab terjadinya banjir, pencegahan agar tidak terjadi banjir serta penanggulangan banjir (Menetapkan masalah), (c) Siswa merumuskan hipotesis/jawaban tentang masalah yang berhubungan dengan hal-hal berkaitan dengan konteks pembelajaran dengan santun dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Merumuskan Hipotesis), (d) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan pada tugas 2 dalam buku siswa, dengan sikap responsif, santun, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (e) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil, (f) Siswa mulai melakukan pengamatan dan merencakan akan melakukan kegiatan penelitian tentang penyebab banjir sesuai dengan hal-hal yaang berkaitan dengan pembelajaran (Melaksanakan Penelitian/Eksperimen), (g) Setiap kelompok berdiskusi menetukan stuktur teks eksplanasi dengan menunjukan perilaku jujur dan kreatif, (h) Setiap kelompok mendiskusikan ide pokok dan unsur kebahasaan yang terdapat pada setiap setiap bagian stuktur teks, (i) Setiap kelompok menyusun teks eksplanasi dengan menggunakan kata-kata sendiri, berpedoman pada teks eksplanasi “Banjir” (Mengolah dan Menganalisis Data), (j) Masing-masing kelompok memberikan penilaian dengan jujur terhadap hasil kerja kelompok lainnya (Menguji Hipotesis), (k) Masing-masing siswa membuat kesimpulan tentang hasil pembelajaran (Membuat Simpulan Umum), (l)Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya (Menyajikan Hasil). Kegiatan Penutup (10 Menit) (a) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran dengan menerapkan perilaku jujur dan kreatif, (b) Bersama guru, siswa mengindentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami stuktur teks eksplanasi, dengan sikap jujur, responsif dan santun. (c) Siswa menyimak informasi mengenai rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya, dengan sikap responsif.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  Pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis teks eksplanasi dengan menggunakan metode Inquiry

  Learning ini dilakukan di SMP N 2 Pontianak tahun pelajaran 2014-2015.

  Penelitian ini difokuskan di kelas VIIA dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa yang terdiri atas 20 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.

  Kondisi awal penelitian merupakan nilai dari pembelajaran keterampilan menulis. Tinjauan tentang kondisi awal siswa melakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal keterampilan siswa dalam menulis sebelum dilakukannya tindakan penelitian. Informasi tentang kondisi awal siswa ini diperoleh peneliti dari hasil observasi berupa wawancara.

  Hasil observasi pada tahap prasiklus ini menunjukan bahwa keterampilan menulis siswa kelas VIIA SMP N 2 Pontianak masih dalam kategori kurang. Hal ini terbukti bahwa nilai menulis siswa belum mencapai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa yaitu 58,28.

  Hasil tes menulis yang pernah dilakukan siswa saat pembelajaran dengan guru mata pelajaran di sekolah dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

  

Tabel 1. Kondisi Kemampuan Siswa dalam Menulis

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Jumlah Skor Presentase (%)

  1 Sangat Baik 85-100 2 170 5,71

  2 Baik 70-84 7 540 20,00

  3 Kurang 55-69 10 485 28,57

  4 Sangat Kurang 0-54 16 845 45,71

  Jumlah 35 2040 100 Nilai Rata-rata 2040=58,28

  Berdasarkan hasil prariset yang dilakukan penulis serta pengamatan penulis di lapangan dikemukakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIA pada keterampilan menulis dengan nilai-nilai rata-rata 58,28. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) dalam aspek menulis dengan nilai 75, dari 35 siswa hanya 8 orang siswa saja yang mencapai nilai ketuntasan. Nilai ketuntasan yang dicapai 8 siswa, dengan rentang nilai 75-85. Sisanya sebanyak 27 siswa masih belum mencapai ketuntasan. Nilai terendah yang diperoleh sebanyak 27 siswa tersebut dengan rentabg nilainya 40-65.

  Kesulitan yang dihadapi siswa SMP N 2 Pontianak dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi adalah kurangnya metode yang bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga menimbulkan kejenuhan dan ketidakmampuan siswa untuk mengungkapkan topik, ide/gagasan, kerangka karangan dan unsur kebahasaan secara tertulis.

  Didalam lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran menulis menggunakan metode Inquiry Learning pada kegiatan pendahuluan guru menyapa siswa dengan salam, siswa sangat antusias, bersemangat dan menjawab salam dari guru, kemudian guru menanyakan siswa yang tidak hadir pada hari itu. Kegiatan apresepsi dilakukan untuk membangun semangat serta motivasi siswa. Guru mulai mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran. Guru juga menjelaskan tentang Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan pembelajaran, selanjutnya guru menyampaikan garis besar cakupan materi tentang penyusunan teks eksplanasi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Pada kegiatan pendahuluan siswa mulai terlihat aktif dan menunjukan rasa ingin tahu terhadap materi pembelajaran yaitu teks eksplanasi.

  Selanjutnya pada kegiatan ini kemampuan mengaitkan pembelajaran dengan kondisi, situasi serta peristiwa nyata yang ada disekitar siswa dirasa sangat penting karena dapat menumbuhkan pemahaman siswa tentang berbagai hal nyata yang terjadi dilingkungan. Guru juga mengaitkan materi sesuai dengan tema pembelajaran. Pembelajaran menggunakan pendekatan

  Scentific membiasakan siswa untuk dapat

  bertanya tentang berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan teks eksplanasi yaitu berupa contoh-contoh teks eksplanasi yang diketahui oleh siswa. Pendekatan Scentific juga membiasakan siswa untuk dapat bertanya dengan pertanyaan seperti pada teks eksplanasi “Banjir” yaitu apa penyebab banjir, bagaimana banjir itu bisa terjadi, serta pertanyaan bagaimana penanggulangi banjir. Melalui berbagai pertanyaan tersebut siswa dapat membuat hipotesis/jawaban sementara tentang hal- hal yang berkaitan dengan teks eksplanasi yaitu banjir. Guru juga dapat mengarahkan siswa untuk dapat melakukan pengamatan selanjutnya siswa dapat menyajikan data, mengasosiasikan data lalu kemudian menyajikan data serta mengkomunikasikannya dan pada kegiatan akhir siswa diminta untuk membuat kesimpulan berkaitan dengan materi pembelajaran.

  Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Inquiry

  Learning . Langkah pertama dalam

  pembelajaran menggunakan metode ini adalah prapembelajaran yang didahului dengan kegiatan mengamati selanjutnya penetapan masalah, guru mulai menentukan masalah seperti masalah banjir, penyebab banjir dan penanggulangan banjir. Siswa mulai merumuskan hipotesis untuk membuat jawaban sementara atas pertanyaan kemudian siswa melakukan kegiatan penelitian selanjutnya data penelitian diolah dan dianalisis setelah itu siswa menyajikan hasil dan memberikan kesimpulan. Pelaksanaan penilaian dilakukan oleh guru didasarkan pada 3 tahap penilaian yaitu penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Rubrik penilaian juga sudah tercantum di dalam RPP, penilaian yang digunakan berdasarkan kurikulum 2013.

  Pada kegiatan penutup kesimpulan pembelajaran dapat dipahami oleh siswa karena guru dapat memfasilitasi dan membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran. Kegiatan refleksi juga dilakukan, pada akhir pembelajaran guru memberikan tes lisan untuk mengetahui pemahaman siswa melalui beberapa pertanyaan singkat dan guru juga memberikan tes tertulis. Guru dan siswa mulai menyepakati kegiatan pembelajaran selanjutnya yang juga berkaitan dengan materi pembelajaran sebelumnya. Guru dan siswa juga menyepakaiti tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaanm serta, memberika tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa.

  

Tabel 2. Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Menggunakan Metode Inquiry

Learning pada Siklus I

  

No Aspek yang dinilai Rata-rata

  1 Topik 9,85%

  2 Ide Pokok 18,71%

  3 Kerangka Karangan 9,42%

  4 Konjungsi 10,51%

  5 Kohesi 12,57%

  6 Kalimat Simpleks 12,28% Jika diamati hasil dari kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi menggunakan metode Inquiry Learning pada sikulus I masih tergolong rendah yaitu dari 35 siswa, yang belum mencapai ketuntasan adalah 16 orang dengan cakupan materi (I) menentukan topik dengan 9,85% (2) menentukan ide pokok dengan presentase 18,71% (3) membuat kerangka karangan dengan presentase 9,42% (4) menentukan kaidah bahasa yaitu konjungsi dengan presentase 10,51% (5) menentukan kaidah bahasa kohesi yaitu presentase 12,57% (6) membuat kalimat simpleks dengan presentase 12,28%.

  Berdasarkan data dari tabel tersebut menunjukan bahwa hasil cakupan materi paling rendah yang dicapai oleh siswa adalah menentukan topik 9,85% dan membuat kerangka karangan yaitu dibawah 9,42% yang masuk dalam katergori kurang, sehingga dapat menjadi fokus utama dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.

  

Tabel 3. Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Menggunakan Metode Inquiry

Learning pada Siklus II

  

No Aspek yang dinilai Rata-rata

  1 Topik 16%

  2 Ide Pokok 19,68%

  3 Kerangka Karangan 9,57%

  4 Konjungsi 12,62%

  5 Kohesi 12,85%

  6 Kalimat Simpleks 12,28% Setelah diamati hasil dari kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi menggunakan metode Inquiry Learning pada siklus

  II sudah mengalami peningkatan yaitu dengan cakupan materi (I) menentukan topik dengan presentase 16,14 % (2) menentukan ide pokok dengan presentase 19,68% (3) membuat kerangka karangan dengan presentase 9,57% (4) menentukan kaidah bahasa yaitu konjungsi dengan presentase 12,62% (5) menentukan kaidah bahasa kohesi dengan presentase 12,85% (6) membuat kalimat simpleks dengan presentase 13,85%.

  Pembahasan

  Deskripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat peneliti uraikan dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran.

  Dalam pembelajaran Inquiry Learning dilakukan dua siklus. Perencanaan (Planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observating) dan refleksi. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sudah mengarah ke pembelajaran Inquiry Learning. Hal ini tergambar dalam, (a) siswa mampu membangun kerja sama dalam memahami tugas yang diberikan oleh guru, (b) siswa menentukan sendiri berbagai masalah berupa fenomena yang terjadi disekitar siswa, (c) siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan mengerjakan tepat waktu, (d) siswa mulai mampu menulis teks sesuai dengan langkah-langkah penulisan teks. Meningkatnya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran menggunakan metode Inquiry Learning. Guru intensif membimbing peserta didik yang megalami kesulitan dalam proses pebelajaran. Meningkatnya hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar siswa dalam menulis teks eksplanasi menggunakan metode Inquiry

  Learning pada siklus I yang diperoleh

  nilai rata-rata 73,8 dan data hasil belajar siswa pada siklus II yang diperoleh nilai rata-rata 83,45. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil belajar siswa maupun tingkat aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode Inquiry Learning menunjukan adanya kemajuan atau peningkatan, maka kegiatan penelitian diakhiri siklus kedua ini.

  Berikut ini adalah tabel peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi menggunakan metode Inquiry Learning yaitu kemampuan menentukan topik, membuat ide pokok, kerangka karanganm serta menentukan kaidah bahasa yaitu konjungsi, kohesi, dan kalimat simpleks dari siklus I dan siklus II sebagai berikut:

  

Diagram 1. Peningkatan Kemampuan Siswa pada Siklus I dan Siklus II

  Data hasil pengamatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan yakni pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 73,8 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas 19 orang dan yang tidak tuntas 16 orang siswa.

  Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 83,45 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas 31 orang dan yang tidak tuntas adalah 4 siswa. Sesuai hasil pengamatan pencapaian hasil belajar yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Inquiry Learning ternyata

  menurut kenyataan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pontianak.

  Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi menggunakan metode

  Inquiry Learning yang berfokus pada

  peningkatan kemampuan menentukan topik, ide pokok, kerangka karangan dan kaidah bahasa (konjungsi, kohesi, kalimat simpleks) sudah mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Hal ini ditunjukan pada hasil evaluasi siklus I yaitu sebagai berikut: Kemampuan menentukan topik diperoleh nilai rata-rata 10,00%, kemampuan menentukan ide pokok diperoleh nilai 18,71%, kemampuan membuat kerangka karangan diperoleh nilai 9,28%, kemampuan

  345 655 330 368

  440 430 565 689

  335

442

450 485

  100 200 300 400 500 600 700 800

  Topik Ide Pokok Kerangka Karangan Konjungsi Kohesi Kalimat Simpleks

  SIKLUS I SIKLUS II

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  penggunaan kaidah bahsa yaitu konjungi, kohesi dan kalimat simpleks diperoleh nilai masing-masing 10,51%, 12,57%, dan 12,42%. Selanjutnya nilai akhir yang diperoleh pada siklus II yaitu dengan presentase adalah sebagai berikut: kemampuan menentukan topik diperoleh nilai rata-rata 16,14%, kemampuan menentukan ide pokok diperoleh nilai 19,68%, kemampuan membuat kerangka karangan diperoleh nilai 9,57%, kemampuan penggunaan kaidah bahsa yaitu konjungi, kohesi dan kalimat simpleks diperoleh nilai masing-masing 12,62%, 12,85% dan 13,85%.

Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Scientific

  Saran

  Kemendikbud.2014. Materi Peralihan Guru Implementasi K 2013 Tahun Ajaran 2014/2015.

  Diposting 7 oktober 2013 (Online) Juni, Aisyah. 2013. Kriteria Menentuka Topik. Diposting 18 Mei 2013 (Online)

  VII SMP N 1 Margahayu Tahun Pelajaran 2012-2013.

  Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Bermuatan Karakter dengan Menggunakan Metode Inkuiri pada siswa kelas

  Jubaedah, Neneng. 2013.

  Bandung: Angkasa Bandung. Hosnan, 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

  4 Tanjungpinanng. Diposting 18 Juli 2014 (Online) Tarigan, 1994. Menulis Sebagai

  Metode Inkuiri Dalam Pembelajran Bahasa Indonesia Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri

  Jakarta: Kemendikbud. Fransisca, Eva. 2014. Pemakaian

  Direktorat Pembinaan SMA. 2014.

  Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

  Abidin, Yunus. 2013. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.

  kemampuan teks eksplanasi melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, maka kami sarankan agar guru hendaknya menentukan secara jelas metode pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini penting dilakukan karena metode merupakan cara atau langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan guna mencapai tujuan pembelajaran. Guru didalam kegiatan belajar mengajar diharapkan menjadikan pembelajaran menggunakan metode Inquiry Learning sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran menulis. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiata ini dapat dilakukan secara berkesimbangan dalam pelajaran Bahasa Indonesia maupun pelajaran lainnya.

  Inquiry Learning dapat meningkatkan

  Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, dan telah terbuktinya pembelajaran menggunakan metode

Keterampilan Berbahasa

DAFTAR RUJUKAN

  Jakarta: Badan Pengembangan Kurikulum 2013. Jakarta: Sumber Daya Manusia Rajawali Pers.

  Metode Pendidikan dan Kebudayaan dan Syamsuddin, 2011.

  Penjaminan Mutu Pendidikan.

Penelitian Pendidikan Bahasa

  

Kemendikbud. 2013. Buku Siswa Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

  Bahasa Indonesia Wahana Yunus, Mohammad. 2004. Pengetahuan SMP/MTs Kelas Keterampilan Dasar Menulis.

VII

  Jakarta: Kebudayaan Jakarta: Pusat Penerbitan Republik Indonesia. Universitas Terbuka. Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan

  Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

  Mahsun, 2014. Teks Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia