PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN MIKROBIOLOGIS DAGING AYAM BROILER PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN JAKARTA SELATAN The influence of Gamma Irradiation Against levels of Protein and Microbiologists Broiler Chicken Meat Modern Market and

  

PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN

MIKROBIOLOGIS DAGING AYAM BROILER PASAR TRADISIONAL DAN PASAR

MODERN JAKARTA SELATAN

The influence of Gamma Irradiation Against levels of Protein and Microbiologists

Broiler Chicken Meat Modern Market and Traditional Market South Jakarta

  1*

  1

  2 Vindy Irmanita , Agustin Krisna Wardani , Harsojo

  1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran, Malang 65145

  2) Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN Jl. Lebak Bulus Jakarta Selatan 12240

  • Penulis Korespondensi, Email: vindyirmanita@gmail.com

  ABSTRAK

  Iradiasi merupakan teknologi non termal yang dapat mereduksi bakteri pembusuk dan pathogen pada bahan pangan seperti Eschericia coli, Salmonella, Staphylococcus aureus,

  

Coliform dan Camphylobacter jejuni pada daging ayam. Efektifitas iradiasi gamma dalam

  mereduksi bakteri dipengaruhi beberapa factor yaitu jenis bakteri, dosis iradiasi serta kondisi sebelum dan setelah iradiasi. Selain efektifitasnya dalam membunuh bakteri pathogen dan pembusuk teknologi iradiasi gamma dapat menjaga nutrisi, tekstur dan warna yang biasa ditimbulkan oleh pengawetan pangan konvensional (menggunakan panas).

  Kata kunci: Bakteri Patogen, Daging Ayam, Iradiasi, Pasar Modern, Pasar Tradisional

  

ABSTRACT

Irradiation is non thermal technology that can reduce the spoilage dan phatogen bacteria

on foodstuffs such as Eschericia coli, Staphylococcus aureus, Coliform and Champhylobacter

jejuni on chicken meat. Gamma irradiation effective to reducing bacteria influences some factors

that are the type of bacteria, a dose of irradiation and pre and past irradiated condition. Beside

the effectivity in killing and reducing bacteria, gamma irradiation can keep the nutrients, texture

and the usual color generated by conventional food conservation (heat).

  

Keywords: Spoilage bacteria, Pathogen bacteria, Chicken meat, Irradiation, Modern market,

Traditional market

PENDAHULUAN

  Daging ayam adalah bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang dibutuhkan tubuh terutama kandungan protein yang tinggi. Daging ayam yang biasa dikonsumsi masyarakat ada tiga jenis yaitu daging ayam buras, daging ayam petelur dan daging ayam broiler [1]. Daging ayam jenis boiler lebih disukai dari pada jenis daging ayam lain karna harganya yang lebih murah dan teksturnya yang empuk. Bagian dada dan paha merupakan bagian besar dari karkas ayam sehingga bagian dada dan paha banyak dikonsumsi oleh masyarakat selain itu dada dan paha terletak dekat dengan organ dalam dan saluran pencernaan ayam, sehingga memiliki tingkat cemaran mikroba yang lebih besar.

  Pada umumnya masyarakat Indonesia membeli daging ayam di pasar tradisional dan pasar modern karena memiliki harga yang terjangkau dibandingkan dengan swalayan, namun pasar modern dan pasar tradisional tidak menggunakan lemari pendingin untuk menjaga yang mudah rusak dan mengalami penurunan mutu apabila disimpan pada suhu ruang oleh karna itu perlu adanya teknologi yang mampu menjaga kualitas dan keamanan daging ayam.

  Teknologi yang mampu menjaga kualitas dan keamanan daging ayam pada suhu ruang adalah teknologi iradiasi gamma. Iradiasi gamma adalah metode penyinaran terhadap bahan pangan untuk mencegah terjadinya pembusukan atau kerusakan serta dapat membunuh bakteri pathogen yang terdapat pada bahan pangan salah satunya daging ayam. Kelebihan teknologi iradiasi yaitu merupakan proses nontermal, tidak meninggalkan residu, tidak merubah struktur, warna, organoleptik dan tidak menyebabkan bahan pangan bersifat radioaktif [2].

  

BAHAN DAN METODE

Bahan

  Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging dada ayam dan daging paha ayam yang diperoleh dari pasar tradisional di daerah Jakarta Selatan yaitu pasar ciputat dan pasar tmoderen bintaro jaya. Sedangkan bahan yang digunakan untuk analisis adalah akuades, media Mac Conkey Agar (oxoid), Nutrient Agar (oxoid), Baird Parker Medium (oxoid),

  

Salmonella Shigella Agar (oxoid), Pepton Water, Alkohol 70%, es batu, Iodin. Bahan-bahan

  untuk analisis diperoleh dari laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional Indonesia (BATAN), Pasar Jumat, Jakarta, Indonesia.

  Alat

  Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri (iwaki pyrex), spreader, erlenmeyer (iwaki pyrex), bunsen, korek api, pinset, termometer (iwaki pyrex), gelas ukur (iwaki pyrex), pipet ukur (iwaki pyrex), karet hisap (DSN), oven, timbangan analitik (memmert), waterbath, laminar air flow, vortex, sealer, autoklaf, iradiator gamma dan inkubator.

  Desain Penelitian

  Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kuantitatif dengan 3 faktor. Faktor I terdiri dari 3 level dan faktor II terdiri dari 2 jenis perbedaan bagian ayam (dada dan paha), dan faktor ke III terdiri dari 2 jenis pasar (tradisional dan modern) sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga didapatkan 36 satuan.

  Proses Iradiasi Daging Ayam

  1. Daging ayam pada dan dada pasar tradisiona dan tradisional masing-masing dipotong dan ditimbang secara aseptis sebanyak 25 gram

  2. Sampel yang telah ditimban dikemas dalam plastik dan disiler rapat dan diberi label

  3. Sampel dimasukan kedalam kotak berisi es

  4. Sampel siap diiradiasi

  5. Dilakukan pengukuran laju dosis iradiasi

  6. Sampel diiradiasi sesuai dosis yang diinginkan

  Prosedur Analisis

  Pengujian dan analisis dilakukan pasa sampel daging ayam dosis 0, 3 dan 5 kGy.Pengujian dan analis dilakukan pada sampel daging ayam bagian dada dan paha pasar tradisional dan pasar modern yaitu analisis mikrobilogis (TPC, E. coli, Coliform, S. aureus, C.

  jejuni, Sallmonela) [3] dan analisis protein metode kejdahl [4].

HASIL DAN PEMBAHASAN

  5** 1.00x10

  3

  3* 5 1.43 x 10

  5

  3 8.50 x 10

  8 Dada

  1.00 x 10

  2* Pasar Tradisional 5 - 5**

  3

  3 1.20 x 10

  5 Paha

  1.53 x 10

  6

  Hasil pengamatan terhadap bakteri aerob pada daging ayam pasar bagian dada pasar modern dan pasar tradisional dosis 0 kGy masih sangat besar yaitu hingga mencapai 2.76 x 10

  3

  3* 5 1.83x10

  5

  3 2.32x10

  8 Dada

  2.76x10

  2* Pasar Modern 5 - 6**

  4

  3 2.67x10

  6 Paha

  6.23x10

  Lokasi Sampel Dosis Jumlah Bakteri Jumlah Penurunan (log cycle) SNI(2009)

  Tabel 1. Jumlah Cemaran Bakteri Aerob pada Paha dan Dada Ayam (CFU/g)

  6 CFU/g. Jumlah penurunan bakteri aerob pada semua sampel daging ayam dengan dosis iradiasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1.

  meningkatnya dosis iradiasi sehingga dapat memenuhi peraturan ambang batas SNI yaitu sebesar 1.00x10

  8 CFU/g. Kemudian cemaran bakteri aerob pada semua sampel daging ayam menurun seiring

  5** Keterangan :

  • = tidak tumbuh
    • Jumlah penurunan (log cycle) ari dosis 0 kGy ke 3 kGy
      • Jumlah penurunan(log cycle) dari dosis 0 kGy ke 5 kGy

2. Jumlah Kontaminasi Escherichia. coli pada Daging Ayam

  5

  . Cemaran bakteri e. coli pada semua sampel mengalami penurunan seiring dengan penambahan dosis iradiasi. Pada dosis 5 kGy sudah tidak ditemukan bakteri E. coli yang tumbuh pada semua sample daging ayam. Pengaruh iradiasi pada bakteri E. coli baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat dan aktivitas metabolismenya rendah [5]. Penurunan jumlah bakteri iradiasi berhubungan dengan tingkat resistensi bakteri terhadap iradiasi. Bakteri cenderung lebih resisten terhadap iradiasi selama dalam keadaan belum aktif (fase lag) dan menjadi lebih sensitif terhadap iradiasi ketika bakteri berada pada fase pertumbuhan [6]. Jumlah penurunan bakteri E. coli karena pengaruh penambahan dosis dapat dilihat pada Tabel 2.

  Hasil pengamatan cemaran bakteri E. coli pada semua sampel daging ayam sangat jauh melampaui ambang batas SNI (2009) yaitu hingga mencapai 6,5x10

  Jumlah Bakteri

  1

  Jumlah Penurunan

  (log cycle) SNI(2009)

  6.50 x 10

  5 Paha

  3 1.00 x 10

  3

  2* Pasar Modern 5 - 5**

  3.12 x 10

  3 Dada

  3 2.25 x 10

  2* 5 - 3** 1.00 x 10

  Hasil pengamatan bakteri koliform pada daging ayam pasa dosis control atau 0 kGy melebihi ambang batas SNI (2009). Cemaran bakteri tertinggi pada baian paha daging ayam Lokasi Sampel Dosis

  2

  4.46 x 10

  5 Paha

  3 1.33 x 10

  2

  3* Pasar Tradisional 5 - 5**

  3.00 x 10

  4 Dada

  3 1.67 x 10

  2

  • = tidak tumbuh
    • Jumlah penurunan (log cycle) ari dosis 0 kGy ke 3 kGy
      • Jumlah penurunan(log cycle) dari dosis 0 kGy ke 5 kGy 3.

  4* 5 - 7 ** Keterangan :

  2* 5 - 4**

  8 Dada

  Keterangan :

  Jumlah Cemaran Koliform pada Daging Ayam

  Penurunan cemaran bakteri koliform seiring dengan penambahan dosis iradiadi dapat dilihat pada Tabel 3.

  Tabel 3. Jumlah Koliform Paha dan Dada Ayam (CFU/g) Lokasi Sampel Dosis Jumlah Bakteri Jumlah Penurunan (log cycle) SNI(2009)

  1.41 x 10

  6 Paha

  3 4.00 x 10

  2

  4* Pasar Modern 5 - 6**

  5.20 x 10

  3 6.38 x 10

  3

  2

  6** 5 - 8** 1.00 x 10

  2

  6.00 x 10

  7 Paha

  3 7.00 x 10

  3

  4* Pasar Tradisional 5 - 7**

  1.35 x 10

  7 Dada

  3 6.23 x 10

  • = tidak tumbuh
    • Jumlah penurunan (log cycle) ari dosis 0 kGy ke 3 kGy
      • Jumlah penurunan(log cycle) dari dosis 0 kGy ke 5 kGy

  7

  pasar tradisional yaitu mencapai 1,35 x 10 CFU/g dan mengalami penurunan seiring dengan

4. Jumlah kontaminasi Staphylococcus. aureus pada Daging Ayam

  Penurunan cemaran bakteri S. aureus seiring dengan penambahan dosis iradiasi dapat dilihat pada Tabel 4.

  Tabel 3. Jumlah Cemaran Bakteri S. Aureus Paha dan Dada Ayam (CFU/g)

  Jumlah Jumlah Lokasi Sampel Dosis Penurunan SNI(2009) Bakteri (log cycle)

  5

  2.56 x 10

  2 Paha

  3 2.67 x 10 3* Pasar Modern 5 - 5**

  6

  2.53 x 10

  2 Dada

  3 1.48 x 10 4*

  2

  5 6** - 1.00 x 10

  7

  1.16 x 10

  4 Paha

  3 8.61 x 10 3*

  2 Pasar Tradisional

  5 1.40 x 10 5**

  7

  1.49 x 10

  4 Dada

  3 1.60 x 10 3* 5 7** - Keterangan :

  • = tidak tumbuh
    • Jumlah penurunan (log cycle) ari dosis 0 kGy ke 3 kGy
      • Jumlah penurunan(log cycle) dari dosis 0 kGy ke 5 kGy

  Hasil pengamatan bakteri S. aureusbagian pada dan dada pasar tradisional dan pasar tradisional mengalami penurunan seiring dengan penambahan dosis iradiasi namun pada sampel daging ayam pasar tradisional pada dosis 5 kGy masih diatas ambang batas SNI (2009). Cemaran awal dosis iradiasi semua sampel daging ayam sangat tinggi dibandingkan dengan cemaran bakteri lainnya. Bakteri Staphylococcus. aureus merupakan merupakan bakteri gram positif yang memiliki peptidoglikan tebal [7]. Maka bakteri ini memiliki dinding sel yang tebal sehingga ketika diiradiasi pada dosis 3 DAN 5 kGy tetap ditemukan adanya S.

  aureus pada sampel dada ayam. Oleh karena itu perlu ditambahkan dosis iradiasi agar jumlah

  bisa diturunkan menjadi 0 atau tidak ditemukan sama sekali adanya bakteri S. aureus. Iradiasi gamma dapat menyebabkan kerusakan sel mikroorganisme yang terpapar [8]. Hal inilah yang menyebabkan turunnya bakteri S. aureus dengan dosis iradiasi 3 dan 5 kGy. ketika radiasi pengion diserap oleh setiap organisme hidup, ada kemungkinan radiasi tersebut menyerang langsung pada DNA yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian sel. Penyerangan tersebut dapat terjadi pada DNA secaca langsung dibagian sugar phosphate backbond sehingga dapat menyebabkan putusnya single strand DNA [9].

  5. Pengaruh dosis iradiasi terhadap Kadar Protein Hasil pengamatan kadar protein daging ayam dapat dilihat pada Tabel 5.

  Tabel 5. Pengaruh Iradiasi Gamma Terhadap Kadar Protein Daging Ayam

Sampel Dosis Iradiasi (kGy) Kadar Protein

  Pasar tradisional Dada

  90.911 3 86.034 5 80.842

  Paha 85.994 3 79.068

  5 69.746 Pasar Modern Dada

  87.367 3 68.570 5 68.570

  Paha 87.467 3 83.747

  5 72.353 Berdasarkan pengamatan kadar protein semua danging ayam mengalami penurunan seiring dengan peningkatan dosis iradiasi hal tersebut diduga disebabkan oleh radikal bebas yang terbentuk selama proses iradiasi karena tingginya kadar air pada daging ayam. Pada umumnya, nilai gizi bahan pangan yang diiradiasi terutama makronutrisinya (Karbohidrat, Protein, Lemak) tidak berubah [10]. Adanya perubahan nilai gizi tersebut karena radiasi pengion yang dapat menimbulkan perubahan komposisi kimia pada bahan pangan, dan hal tersebut dapat mempengaruhi nilai gizi [11]. Perubahan ini tergantung pada komposisi bahan pangan, dosis iradiasi, suhu, dan ada tidaknya oksigen. Namun energi yang diserap oleh makanan yang diiradiasi jauh lebih sedikit dari makanan yang dipanaskan. Akibatnya perubahan kimia yang disebabkan oleh iradiasi, secara kuantitatif perubahannya lebih sedikit daripada perubahan karena pemanasan. Perubahan kimia pada protein yang terjadi akibat proses iradiasi meliputi pemecahan struktur molekul protein maupun degradasi, cross linkage, dan agregasi rantai polipeptida akibat radikal oksigen [12].

  SIMPULAN Hasil penelitian menunjukan bahwa cemaran awal bakteri aerob, koliform, E. coli dan S. aureus melebihi ambang batas yang diizinkan oleh SNI. Dosis lebih dari 5 kGy dibutuhkan

  untuk mengeliminasi bakteri S. aureus. Pasar modern dan pasar tradisional tidak jauh berbeda cemaran awal bakterinya. Bakteri C. jejuni dan Salmonella tidak ditemukan pada semua sampel yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

  1) Dhea A. 2013. Pertumbuhan Ayam Boiler. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 2) Afrianti N. 1997. Pengaruh Iradiasi Terhadap Perubahan Mutu Daging. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

  th

  3) Bridson. The Oxoid Manual 8 Edition, Englan: Oxoid Limited, Fardiaz S, 1989. Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB Press

  4) Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 1996. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. : Yogyakarta: Liberty

  5) Pradana, Ricky Rohman, 2012. Aplikasi Iradiasi Gamma Terhadap Suhu Dingin Terhadap Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya

  6) Anisa Fadilah KC., Lauren CW., Risqiah Adinda P., Vicha Vitalaya M., Agustin Krisna W., Harsojo. 2015. Aplikasi Teknologi Hurdle Menggunakan Iadiasi Gamma dan Penyimpanan Suhu Beku Untuk Mereduksi Bakteri Patogen pada Bahan Pangan;Kajian Pustaka. Jurnal

  Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 1 p. 73-79

  7) Masduki. Vicha Vitalaya. 2014. Aplikasi Iradiasi Gamma dan Suhu Penyimpanan dalam Meningkatkan Keamanan Mikrobiologis Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei). Skripsi.

  Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 8) Desrosier, N. W. 1969. Teknologi Pengawetan Pangan. (Terjemahan Muhji Muljo Hardjo). UI

  Press. Jakarta 9) Mukti. Yayon Pamula. 2012. Pengembangan Teknik Iradiasi Gamma Sebagai Upanya Untuk

  Meningkatkan Keamanan Ikan Tongkol (Euthenus affinis) (Kajian Dosis Iradiasi dan Lama Penyimpanan). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya

  10) Wiguna, L.C. 2014. Peningkatan Keamanan Pangan Pada Hati Sapi Segar dengan Menggunakan Iradiasi Gammadan Penyimpanan Beku (Kajian Dosis Iradiasi dan Lama Penyimpanan). Skripsi Sarjana TP. Universitas Brawijaya. Malang

  11) Cahyani, A.F.K. 2014. Kombinasi Iradiasi Gamma dan Suhu Penyimpanan Untuk Meningkatkan Keamanan Pangan Produk Olahan Daging Ayam. Skripsi Sarjana TP. Universitas Brawijaya.

  Malang 12) Gaber, M.H. 2005. Effect of Gamma Irradiation on Molecular Properties of Bovine Serum

  Albomin. J. Bioengin. 100: 203-206

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG LABU KUNING DAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK FLAKE TALAS Effect of Pumpkin Flour and Addition of Sodium Bicarbonate on Taro Flakes Characteristics

0 0 11

PEMANFAATAN TEPUNG GARUT (Marantha arundinaceae l ) SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN EDIBLE PAPER DENGAN PENAMBAHAN SORBITOL The Use of Arroeroot Fluor (Marantha arundinaceae l) in Edible paper Production With Addition of Sorbitol

0 0 8

PENGARUH DAYA DAN LAMA PENYINARAN SINAR ULTRAVIOLET-C TERHADAP TOTAL MIKROBA SARI BUAH SALAK PONDOH Effects of Power Lights and Time Ultraviolet-C Irradiation on Microbial Population of Snake Fruit Pondoh (Salacca edulis) Fruit Juice

1 1 8

BAHAN DAN METODE Bahan

0 1 12

OPTIMASI SUSU BUBUK DALAM MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) Optimization of Milk Powder on the Preparation of Babies Complementary Feeding

0 0 11

EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ANTIDIARE PADA MENCIT YANG DIINDUKSI Salmonella typhimurium Effectiveness of Papaya Seed Extract (Carica papaya L) as Antidiarrheal in Mice were Induced Salmonella typhimurium

0 0 11

PEMBUATAN GULA KELAPA DARI NIRA TERFERMENTASI ALAMI (KAJIAN PENGARUH KONSENTRASI ANTI INVERSI DAN NATRIUM METABISULFIT) Making Coconut Sugar From Natural Fermented Sap

0 0 11

APLIKASI KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN PADA ES KRIM Application of Mangosteen Rind (Garcinia mangostana L.) as a Source of Antioxidants on Ice Cream

0 0 9

PENGARUH LAMA PELAYUAN DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS PRODUK APEL CELUP ANNA (Malus domestica) Effect of Whitering Time and Drying Temperature on Pr oduct Quality of Anna’s (Malus domestica) Dried Apple Bags

0 0 9

POTENSI HEPATOPROTEKTOR UMBI-UMBIAN LOKAL INFERIOR: KAJIAN PUSTAKA Hepatoprotective Potential of Local Inferior Tubers: A Review

0 0 7