HUBUNGAN PERSEPSI MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENOPAUSE DI DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR

  

HUBUNGAN PERSEPSI MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN

MENOPAUSE DI DESA SAMBIBULU KECAMATAN

TAMAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR

Nuril Ilmi

Titin Eka Nuriyana*)

  

Akademi Kebidanan Siti Khodijah Muhammadiyah

Sepanjang - Sidoarjo

Korespondensi : nitnutcute@yahoo.co.id

ABSTRAK

  Menopause adalah masa ketika perempuan berhenti berevolusi dan berhenti haid secara

permanen tidak mampu lagi untuk hamil lagi, biasanya dianggap sudah muncul satu tahun setelah

masa haid yang terakhir. Dari hasil data awal yang diambil di desa Sambibulu Kecamatan Taman

Sidoarjo didapatkan masih banyak ibu menopause yang mengalami kecemasan. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi menopause dengan kecemasan ibu menopause.

  Desain penelitian menggunakan survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasinya

adalah semua ibu menopause di desa Sambibulu kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo,dengan besar

sampel 94 dari 122 populasi yang diambil secara simple random sampling dengan teknik lotre.

Pengumpulan data dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, kemudian data disajikan dalam

bentuk tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan

uji Chi Square.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menopause mempunyai persepsi positif

tidak mengalami kecemasan sebanyak 34 orang (61,82%). Kemudian diuji statistik menggunakan

2 2 Chi-Square, dengan X hitung > X tabel (8,33 > 3,84), sehingga Ho Ditolak.

  Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan antara persepsi menopause dengan kecemasan. Oleh

karena itu seharusnya perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang persiapan menghadapi masa

menopause oleh bidan agar masyarakat mempunyai persepsi yang positif terhadap menopause. Kata kunci: Menopause, persepsi, kecemasan.

  PENDAHULUAN

  Semua perubahan yang terjadi pada ibu menopause alamiah dan wajar sehingga sudah seharusnya dapat diterima dengan baik oleh seorang ibu namun pada kenyataannya masih ada beberapa ibu yang mengalami kecemasan dalam menghadapi masa menopause. Menurut WHO tahun 2005, seluruh wanita di dunia mengalami keluhan pada masa menopause tercacat 17% mengalami gejala hebat, dan mengalami gejala ringan mencapai 34%, sedangkan 49% tergolong sedang.

  Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami menopause merasakan hal ini sebagai masalah atau gangguan, sedangkan 25% lainnya tidak mempermasalahkannya. Pada suatu penelitian di Jakarta ditemukan hubungan antara penurunan kadar estrogen dengan perubahan mood yang terjadi pada masa perimenopause. Dikatakan bahwa ditemukan depresi sebanyak 37,9% pada perempuan perimenopause yang mengalami penurunan kadar estrogen. Kadar estrogen yang rendah memiliki risiko untuk menjadi depresi 3,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengalami penurunan estrogen (journal.Unair.ac.id).

  Berdasarkan data sementara yang dilakukan di desa Sambibulu kecamatan Taman – Sidoarjo dari 10 ibu menopause usia 50 s/d 55 tahun ada 4 ibu (40%) yang mengalami kecemasan dan 6 ibu (60%) lainnya dapat menerima masa menopause dengan baik. Jadi yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah masih adanya ibu yang mengalami kecemasan menghadapi masa menopause.

  Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindari kecemasan pada ibu menopause adalah dengan memberikan dukungan sosial dari keluarga dan orang-orang terdekat serta dukungan spiritual sehingga dapat tercapai keseimbangan vegetatif dan psikis atau senium (Winkjosastro, 2005)

METODE PENELITIAN

  Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik dengan pendekatan “cross sectional” Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh Ibu menopause usia 50 s/d 55 tahun yang berada di desa sambibulu, kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo pada bulan September 2012 sebanyak 122 orang, besar sampel dalam penelitian ini ada 94 ibu menopause .Dalam penelitian ini menggunakan

  Probability sampling dimana setiap anggota populasi mempunyai satu kesempatan untuk

  terpilih dan tidak terpilih sebagai sampel. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara acak yang diambil dengan cara lotre

  HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi pendidikan ibu menopause di desa Sambibulu kecamatan Taman Sidoarjo

  Jenis Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Dasar 50 53,20

  Menengah 25 26,59 Tinggi 19 20,21

  Total 94 100 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan ibu menopause adalah SMP sebanyak 34 responden (36,17%).

  Tabel 2 Distribusi pekerjaan ibu menopause di desa Sambibulu Kecamatan Taman - Sidoarjo

  Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Bekerja 66 70,21

  Tidak bekerja 28 29,79 Total 94 100

  Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian ibu menopause bekerja yaitu sebanyak 66 responden (70,21%)

  Tabel 3 Distribusi status ibu menopause di desa Sambibulu Kecamatan Taman - Sidoarjo bulan Oktober 2012

  Status Frekuensi Persentase (%) Menikah 72 76,59

  Tidak menikah 3 3,19 Janda 19 20,21

  Total 94 100 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menopause menikah yaitu sebanyak 72 responden (76,59%)

  

Tabel 4. Persepsi Ibu tentang menopause di desa Sambibulu kecamatan Taman

Sidoarjo

  Persepsi Frekuensi Presentase (%) Positif 55 58,51

  Negatif 39 41,49 Total 94 100

  Berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai persepsi yang positif tentang menopause sebanyak 55 responden (58,51%).

  Hal ini kemungkinan disebabkan karena ibu menopause di desa Sambibulu sebagian besar bekerja sehingga akan cenderung sibuk dengan pekerjaannya dan tidak akan terlalu memikirkan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Dalam pekerjaannya ibu menopause akan berinteraksi dengan banyak orang sehingga meskipun telah menjadi tua, ibu tidak akan merasa sebagai orang yang tidak berguna.

  Seperti dijelaskan Kuntjoro (2002) integrasi sosial memungkinkan ibu menopause untuk memperoleh perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama. Sumber dukungan semacam ini memungkinkan ibu menopause mendapatkan rasa aman, nyaman serta merasa memiliki dan dimiliki dalam kelompok.

  Sebagian ibu menopause di desa Sambibulu mempercayai bahwa tidak haid lagi (menopause) adalah fase yang pasti dijalani seorang wanita. Setelah menopause ibu dapat beribadah dengan lebih baik karena tidak harus mendapatkan haid rutin setiap bulannya, sehingga sebagian ibu malah bersyukur dengan datangnya masa menopause. Persepsi disini didefinisikan sebagai intepretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal (Mulyana, 2007).

  Seperti dijelaskan Walgito (2010) Dalam persepsi individu mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimulus yang diterimanya, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti yang baik atau tidak baik bagi individu yang besangkutan. Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal (nanath, 2008).

  

Tabel 5 Distribusi kecemasan ibu menopause di desa Sambibulu kecamatan

Taman - Sidoarjo Bulan Oktober 2012

  Kecemasan Frekuensi Persentase (%) Cemas 56 59,57

  Tidak Cemas 38 40,43 Total 94 100

  Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang mengalami kecemasan menopause sebanyak 56 responden (59,57%).

  

Tabel 6 Hubungan Persepsi menopause dengan kecemasan ibu menopause di

Desa Sambibulu Kecamatan Taman – Sidoarjo

  Persepsi Kecemasan Psikososial Total

  

Cemas Tidak

Cemas

  Positif 26 (47,27%) 29 (53,73) 55 (100%) Negatif 30 (76,92%) 9 (23,08) 39 (100%)

  Total

  56

  38

  94 Berdasarkan tabel 6 didapatkan ibu yang mempunyai persepsi positif sebagian besar tidak mengalami kecemasan, sebaliknya ibu yang mempunyai persepsi negatif sebagian besar mengalami kecemasan.

  Berdasarkan uji statistik Chi-Square antara persepsi menopause dengan

  2

  2

  kecemasan ibu menopause usia 50-55 tahun didapatkan X hitung > X tabel (8,33 > 3,84) sehingga Ho ditolak dan H1 diterima yang menyatakan ada hubungan antara persepsi menopause dengan kecemasan ibu menopause di Desa Sambibulu Kecamatan Taman – Sidoarjo. persepsi menopause dengan kecemasan ibu menopause didapatkan Ho ditolak, hal ini berarti ada hubungan antara persepsi menopause dengan kecemasan ibu menopause.

  Menginjak masa menopause akan terjadi perubahan hormonal yang signifikan pada diri seorang wanita. Perubahan hormonal ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi fisik dan perubahan psikologis, hal ini adalah hal yang wajar dialami setiap wanita. Namun pada ibu menopause yang mempunyai persepsi negatif akan cenderung berpikiran negatif terhadap perubahan-perubahan yang dialaminya. Persepsi negatif ini akan menimbulkan konflik batin dalam diri ibu sebagai bentuk respon psikologis terhadap perubahan fisik dan psikologis yang dialaminya. Konflik batin ini terjadi terus menerus sampai akhirnya timbulah kecemasan. Freud (1993) mengungkapkan dalam Teori Psikoanalitik bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak disadari, Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas. Pada teori prilaku diungkapkan kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus (persepsi). Dalam waktu yang cukup lama seseorang mengembangkan respon kondisi untuk stimulus yang penting.

  Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan (pri’e, 2009).

  Menopause sendiri merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium), senium merupakan tujuan atau tahapan akhir dari masa menopause (Baziad, 2006). Pada senium telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis (Winkjosastro, 2005). Seorang wanita tidak akan seterusnya mengalami kecemasan, sebagian wanita berhasil mengatasi kecemasan dengan aktif pada kegiatan sosial, berkonsultasi pada dokter ahli, menjalani terapi untuk mengurangi keluhan, mendekatkan diri pada Tuhan dan melakukan kegiatan positif lainnya. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat tinggi (Pri’e, 2009). Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindari kecemasan pada ibu menopause adalah dengan memberikan dukungan sosial dari orang- orang terdekat serta dukungan spiritual sehingga dapat tercapai keseimbangan vegetatif dan psikis atau senium (Winkjosastro,2005).

  SIMPULAN

  1. Sebagian besar ibu menopause di desa Sambibulu kecamatan Taman-Sidoarjo memiliki persepsi yang positif tentang menopause.

  2. Sebagian besar ibu menopause di desa Sambibulu mengalami kecemasan ibu menopause.

  3. Ada hubungan antara persepsi menopause dengan kecemasan ibu menopause usia 50- 55 tahun di desa Sambibulu kecamatan Taman Kabupaten sidoarjo.

  KEPUSTAKAAN

  Andaners. 2009. Konsep Cemas Stres dan Adaptasi Konsep Dasar Keperawatan). Bersumber dari: http://andaners.wordpress.com/2009/04/21/konsep-cemas-stress-dan-adaptasi/ .

  [diakses tanggal 5 Juni 2012]. Azwar, Saifudin. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka

  Pelajar Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

  Darmojo, Boedhi dkk. 2006. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI. Durrand, Mark dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Putaka Pelajar. Fox, Rebecca dkk. 2010. Solusi Praktis Mengenali, Mengatasi, dan Mengantisipasi Depresi.

  Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Haditono, Siti Rahayu. 2006. Psikologi Perkembangan.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

  Hardjana, Agus. 2000. Tubuh Wanta Modern. Jakarta : Arcan.

  Hawari, Dadang. 2008. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta. FKUI. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Dasar Praktik klinik Kebidanan. Ed2. Jakarta : Salemba Medika.

  Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sukses dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Puspa Swara Klinis. 2008. Kecemasan Menghadapi Menopause. Bersumber dari:

  http://klinis.wordpress.com/2012/18/07/kecemasan-menghadapi-menopause/ . [diakses tanggal 18 juli 20012].

  Kuntjoro, Zainuddin Sri. 2002. Dukungan Sosial Pada Lansia. Bersumber dari: http://morningcamp.com/?p=237 . [diakses tanggal 6 juli 2012]. Latipun. 2001. Psikologi Konseling Ed.3. Malang. UNMU Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedoteran. Jakarta : Media Aesculapius.

  Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Maryam, S. Siti. 2008 . Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika Maslim, Rusdi. 2008. Referensi kesehatan. Bersumber dari: http://creasoft.wordpress.com/2012/08/25/depresi/ . [diakses tanggal 25 agustus 2012].

  Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Nanath. 2008. Persepsi. Bersumber dari: http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/persepsi/ .

  [diakses tanggal 1 agustus 2012]. Naylor, Scott. 2005. Obstetri Ginekologi. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmojo, S. 2006. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta.

  Salemba Medika. Pratiwi, Ratih Putri. 2010. Pengertian kecemasan. Bersumber dari: http://psikologi.or.id/ .

  [diakses tanggal 22 juli 2012]. Pri’e. 2009. Teori Kecemasan. Bersumber dari:

  http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html . [diakses tanggal

  22 febuari 2011) Proverawati, Atikah. 2010. Menopause dan Syndrome Premenopause. Yogyakarta : Nuha Medika.

  Rayburn, William. 2001. Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika. Riset, Mitra. 2010. Kecemasan atau Ansietas. Bersumber dari:

  file:///D:/KTI/artikel/faktor%20yang%20mempengaruhi%20kecemasan.html . [diakses tanggal 1 Maret 2011].

  Sari, Mutia. 2009. Sehat Dan Bugar Tanpa Asam Urat. Yogyakarta : Araska.

  Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Ed.2. Jakarta : EGC. Suyanto dkk. 2009. Riset kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

  Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebdanan. Jakarta : EGC. Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta. C.V Andi Ofset. Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiraharjo.

  Yeny. Dewi. Andri. 2007. Teori Kecemasan Berdasarkan Psikoanalisis Klasik dan Berbagai

  Mekanisme Pertahanan terhadap Kecemasan. Jakarta: Departemen Psikiatri Fakultas

  Kedokteran Universitas Indonesia

Dokumen yang terkait

127 KARAKTERISASI EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN ANALISA FLUORESENSI

0 1 11

126 PENGARUH CARA PENGERINGAN DENGAN OVEN, KERING ANGIN DAN CAHAYA MATAHARI LANGSUNG TERHADAP MUTU SIMPLISIA HERBA SAMBILOTO Rina Wahyuni

0 0 8

PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN LECTURE DAN PROBLEM BASED LEARNING

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Warjiman1 , Safariah Anggraini2 , Kriantani Amelia Sintha3

0 0 8

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA Margaretha Martini1 , Dini Rahmayani2 , Maria Viani3

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KELUARGA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

1 1 9

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMP ANGGREK BANJARMASIN Etri Lolita Andika Putri1 , Imelda Ingir Ladjar2 , Dini Rahmayani3, ABSTRAK Latar Belakang: Kanker adalah salah satu jenis penyebab kematian

0 1 6

PENGALAMAN HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS YANG MENJALANI PENGOBATAN OAT (Obat Anti Tuberkulosis) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2017 Chrisnawati1 , Virginius Mario Beda2 , Anastasia Maratning

0 0 8

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TINGKAT STRESS DALAM MENJALANI OSCE MAHASISWA SEMESTER VI ANGKATAN VIII DI STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN Tricintia, Y

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG UGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN

2 13 8