PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DAN INTELEKTUAL CAPITAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

  

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DAN INTELEKTUAL

CAPITAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Oleh : Wahyu Hidayat

  

Abstrak

  Seiring dengan perkembangan lingkungan bisnis, ilmu pengetahuanpun mengalami perkembangan. Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya manajemen telah membawa suatu perbedaaan dalam menawarkan solusi bagi organisasi bisnis untuk mencapai kesuksesan melalui pencapaian keunggulan kompetitif. Salah satu wujud perkembangan ilmu pengetahuan adalah lahirnya konsep intellectual capital

  

management (manajemen modal intelektual). Kesuksesan perusahaan selalu terkait

  dengan adanya sharing pengetahuan baik tentang kebutuhan konsumen, produk baru, jasa, bahkan tentang kebijakan maupun prosedur dalam perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa konsep manajemen modal intelektual maupun knowledge

  management

  (manajemen pengetahuan) bukan merupakan konsep baru. Hal yang baru adalah bahwa konsep manajemen modal intelektual dan manajemen pengetahuan telah menjadi suatu konsep yang umum diterapkan di perusahaan- perusahaan di negara maju maupun negara sedang berkembang.

  Dari perspektif organisasi, knowledge management adalah aktivitas organisiasi untuk memperoleh pengetahuan dari pengalaman organisasi, kebijakan organisasi, dan pengalaman satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi, aktivitas tersebut dilakukan oleh perpaduan antara teknologi, fungsi organisasi dan strategi berbasis kognitif (CBS/Cognitive based strategies) untuk mendapatkan pengetahuan dan menciptakan pengetahuan baru dengan cara meningkatkan system kognisi dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

  Para knowledge worker (guru, kepala sekolah dan karyawan) di sebuah lembaga pendidikan Islam yang memiliki corporate IQ tinggi dapat bekerjasama secara efektif sehingga semua orang penting dalam lembaga itu selalu ter upgrade dan termotivasi pengetahuannya. Ujung ujungnya lembaga tersebut dapat memiliki SDM yang mampu mengembangkan gagasan terbaik dari semua potensi lembaga dan kemudian bertindak dengan visi dan misi yang sama secara terpadu sehingga akan mampu secara cemerlang mengatasi situasi apapun yang dihadapinya. Agar fungsi dan tujuan knowledge management dapat berjalan efektif, tentu dibutuhkan berbagai persyaratan, salah satunya adalah modal intelektual, yakni kemampuan mengetahui

  

(knowing capability) atau semacam human capital yang meliputi pengetahuan,

keterampilan dan kapabilitas yang memungkinkan seseorang bertindak inovatif .

  Dalam melaksanakan tugas pengembangan kompetensi dan pengetahuan guru dalam lembaga pendidikan Islam dituntut mengerjakannya secara holistik, artinya kompetensi yang dimilikinya harus terintegrasi dan terwujud dalam aktivitas kegiatan belajar mengajar. Oleh karenanya, kompetensi menjadi salah satu faktor mendasar yang dimiliki guru untuk meningkatkan profesionalitasnya. Hal itu pula yang akan membuat kualifikasi dan kemampuan diantara guru berbeda.

  

Kata Kunci : Knowledge Management, Intelektual Capital, Lembaga Pendidikan

A. PENDAHULUAN

  Perkembangan lingkungan bisnis dalam millenium ini khususnya di kawasan Asia Tenggara diindikasikan oleh adanya globalisasi bisnis dan kompetisi internasional, makin kritisnya tuntutan konsumen akan produk dengan kualitas tinggi, dan waktu tunggu yang pendek, ketatnya persaingan bisnis, peningkatan kapabilitas teknologi, maupun penurunan product life cycle. Singkatnya, perusahaan dihadapkan pada perkembangan lingkungan bisnis yang dikendalikan oleh teknologi (technology-driven business). Jika dalam perekonomian masa lalu (past economies), perekonomian sangat tergantung pada sumber daya seperti tanah, sumber daya alam, peralatan, dan modal untuk menciptakan nilai, maka dalam perekonomian milenium, perekonomian sangat tergantung pada pengetahuan yang memiliki nilai lebih dibandingkan aset fisik bagi organisasi. Sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam setiap aktivitas, perusahaan akan lebih sedikit melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik dan makin banyak melakukan pekerjaan dengan menggunakan modal otak, yang kita kenal dengan modal intelektual.

  Dalam kondisi komunitas perekonomian global yang ditandai dengan implementasi teknologi, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada tantangan perubahan teknologi yang cepat dan peningkatan ketidakpastian dalam industrialisasi dan lingkungan bisnis global. Untuk dapat beradaptasi dalam perubahan lingkungan yang dinamis ini, perlu SDM yang kompeten yaitu SDM yang berbasis pengetahuan (knowledge-based worker) yang menguasai lebih dari satu keterampilan (multiskill worker). Dalam kondisi ini, perlu pengelolaan asset intelektual untuk dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

  Seiring dengan perkembangan lingkungan bisnis, ilmu pengetahuanpun mengalami perkembangan. Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya manajemen telah membawa suatu perbedaaan dalam menawarkan solusi bagi organisasi bisnis untuk mencapai kesuksesan melalui pencapaian keunggulan kompetitif. Salah satu wujud perkembangan ilmu pengetahuan adalah lahirnya konsep intellectual capital management (manajemen modal intelektual). Kesuksesan perusahaan selalu terkait dengan adanya sharing pengetahuan baik tentang kebutuhan konsumen, produk baru, jasa, bahkan tentang kebijakan maupun prosedur dalam perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa konsep manajemen modal intelektual maupun knowledge management (manajemen pengetahuan) bukan merupakan konsep baru. Hal yang baru adalah bahwa konsep manajemen modal intelektual dan manajemen pengetahuan telah menjadi suatu konsep yang umum diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju maupun negara sedang berkembang.

  Oleh karena itu, peran pendidikan dan knowledge sharing dikalangan karyawan amat besar untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam berpikir secara logis yang nantinya akan menghasilkan suatu yang kreatif dan inovatif. Jadi inovasi merupakan suatu proses dari ide sampai pada penelitian dan

  1 pengembangan sehingga akan menghasilkan prototype yang bisa dikomersialkan.

  Dalam manajemen pendidikan Islam karyawan yang dimaksud adalah guru. Proses pendidikan Islam tidak akan berhasil dengan baik tanpa peran guru. Secara institusional, kemajuan suatu lembaga pendidikan Islam lebih ditentukan oleh pimpinan lembaga tersebut daripada oleh pihak lain. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran, guru berperan paling menentukan melebihi metode atau materi. Urgensi guru dalam proses pembelajaran ini terlukis dalam ungkapan berbahasa Arab yang pernah disampaikan A. Malik Fajar,

  “ Al-Thariqah ahammu min al-madddah walkinna al-muddaris ahammu min al-thariqah ( Metode lebih

  2 penting daripada materi, tetapi guru lebih penting daripada metode). “

  Peranan guru yang sangat penting tersebut bisa menjadi potensi besar dalam memajukan atau meningkatkan mutu pendidikan Islam, atau sebaliknya bias menghancurkannya. Ketika guru benar-benar berlaku professional dan dapat mengelola dengan baik, tentunya mereka akan makin bersemangat dalam menjalankan tugasnya bahkan rela melakukan inovasi-inovasi pembelajaran untuk mewujudkan kesuksesan pembelajaran peserta didik. Namun, jika mereka terlantar akibat tindakan pimpinan, mereka justru bias menjadi penghambat paling serius terhadap proses pendidikan Islam. Sikap guru ini sangat tergantung pada

  3 kualitas manajemen personalia. Hal ini terkait erat dengan pelayanan.

  Tulisan ini membahas peran knowledge management dan modal intelektual dalam merespon perubahan lingkungan yang dinamis dan untuk 1 mengetahui pentingnya manajemen modal intelektual dalam meningkatkan

  

Bambang Setiarso, Nazir Haryanto, Triyono, Hendro Subagyo, Penerapan Knowledge Management 2 pada Organisasi , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), hal 1

Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, ed .Ahmad Barizi (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 3 2005), hal 188

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam : Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam , (Jakarta : Penerbit Erlangga : 2007), hal 129 kinerja organisasi pendidikan Islam. Pembahasan diawali dengan review literatur yang mencakup beberapa definisi dan dimensi-dimensi modal intelektual, peran modal manusia, modal struktural, dan modal konsumen terhadap kinerja organisasi pendidikan, beberapa bukti empiris yang menunjukkan hasil penelitian tentang pengaruh modal intelektual terhadap kinerja bisnis, dan bagaimana strategi yang tepat untuk memaksimalkan nilai modal intelektual dalam

  technology-driven business.

B. ANALISIS KOMPARASI

1. Knowledge Management

  Pengetahuan merupakan sebuah aset organisasi pendidikan Islam yang tidak berwujud. Melalui pengetahuan kita dapat mengetahui kapabilitas organisasi, kondisi-kondisi eksternal dan perubahan yang telah, sedang dan akan terjadi dapat diantisipasi. Nilai ekonomis dari pengetahuan diperoleh dari nilai kerja superior melalui nilai pelanggan yang tinggi, keuntungan investor dan jenjang karier yang baik bagi karyawan.

  Menurut Nassery dalam Liebowitz (1999) pengetahuan yang digunakan dalam organisasi merupakan interaksi antara dua komponen yaitu human capital dan informasi. Human Capital adalah pemikiran dan karakter yang terdiri dari kompetensi manusia. Kompetensi ini ditentukan oleh pengetahuan imajinasi, intuisi, pendidikan, skill dan pengalaman yang dipengaruhi oleh emosi dan atribut lain. Sedangkan informasi meliputi dokumentasi pengalaman dan prestasi intelektual manusia, termasuk formula-formula untuk membantu solusi, merupakan kandungan buku, makalah, penelitian, laporan, software, database,

4 CD dan DVD dan paten.

  5 Pengetahuan atau knowledge adalah sebagai berikut :

  1. Knowledge merupakan kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan (justified true believe)

  2. Knowledge merupakan sesuatu yang ekplisit sekaligus terpikirkan 4 (tacit)

  

Susanti Kurniawati, Knowledge Management, (Bandung : Prgram Studi Pendidikan Ekonomi dan

5 Koperasi UPI, 2010), hal 1

Bambang Setiarso, Nazir Haryanto, Triyono, Hendro Subagyo, Penerapan Knowledge Management

pada Organisasi , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), hal 5

  3. Penciptaan inovasi secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut.

  4. Penciptaan inovasi yang melibatkan lima langkah utama, yaitu :

  a. Berbagi knowledge terpikirksn (tacit)

  b. Menciptakan konsep

  c. Membenarkan konsep

  d. Membangun protipe e. Melakukan penyebaran knowledge tersebut.

  Carl Davidson dan Philips Voss (2003) mengatakan bahwa sebenarnya mengelola knoledge adalah cara organisasi mengelola karyawan mereka dan berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk teknologi informasi. Sebenarnya menurut mereka knowledge management adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai saling bicara,

  6 yang sekarang populer dengan label learning organization.

  Menurut Nonaka dan Takaechu (1995) keberhasilan perusahaan Jepang ditentukan oleh keterampilan dan kepakaran mereka dalam menciptakan knowledge organisasinya (organizational knowledge creation). Penciptaan knowledge tercapai melalui pemahaman atau pengakuan terhadap hubungan syinergistic dari tacit ke explicit knowledge dalam organisasi, serta melalui desain proses sosial yang menciptakan knowledge baru dengan mengalihkan tacit knowledge ke dalam explicit knowledge. Hal tersebut dari tacit ke explicit

  7 atau sebaliknya berarti dilakukannya berdasarkan lerning process.

  Dari perspektif organisasi, knowledge management adalah aktivitas organisiasi untuk memperoleh pengetahuan dari pengalaman organisasi, kebijakan organisasi, dan pengalaman satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi, aktivitas tersebut dilakukan oleh perpaduan antara teknologi, fungsi organisasi dan strategi berbasis kognitif (CBS/Cognitive based strategies) untuk mendapatkan pengetahuan dan menciptakan pengetahuan baru dengan cara

6 Bambang Setiarso, Nazir Haryanto, Triyono, Hendro Subagyo, Penerapan Knowledge Management

  7 pada Organisasi , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), hal 1

Bambang Setiarso, Nazir Haryanto, Triyono, Hendro Subagyo, Penerapan Knowledge Management pada Organisasi , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), hal 6 meningkatkan system kognisi dalam memecahkan masalah dan mengambil

  8 keputusan.

  Sementara dari perspektif pendidikan, knowledge management dapat diartikan sebagai aplikasi sarana teknologi untuk mengelola, menyimpan dan menyediakan suatu jaringan elektronik secara universal untuk penciptaan dan penyebaran pengetahuan serta pengalaman pendidikan.

  Dari dua perspektif diatas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi

  knowledge management menekankan pada lima hal. Pertama, adanya usaha

  yang serius untuk meningkatkan system kognisi. Kedua, adanya modal intelektual yang dikelola baik individu maupun kelompok. Ketiga, adanya proses akuisisi, pengolahan, penyimpanan dan penggunaan pengetahuan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Keempat, adanya pernyebaran pengetahuan dan pengalaman melalaui akses ke database maupun melalui sharing dan kolaborasi ke lingkungan internal dan ektsernal organisasi. Kelima, adanya kreatifitas dan inovasi menciptakan pengetahuan baru secara terus menerus.

  Banyak organisasi belum atau tidak mengetahui potensi knowledge (Knowledge + pengalaman) tersembunyi yang dimiliki oleh karyawannya. Mengapa demikian? Riset Delphi Group menunjukkan bahwa knowledge dalam

  

9

  organisasi tersimpan dalam struktur :

  a. 42 % dipikirkan (otak) karyawan

  b. 26 % dokumen kertas

  c. 20% dokumen elektronik

  d. 12 % knowledge base elektronik Fakta umum ini memang terjadi dimana-mana, bahwa asset knowledge sebagian besar tersimpan dalam pikiran kita, yang disebut tacit knowledge.

  Tacit knowledge adalah sesuatu yang kita ketahui dan alami, tetapi sulit untuk diungkapkan secara jelas dan lengkap. Tacit knowledge sangat sulit dipindahkan kepada orang lain karena knowledge tersebut tersimpan dipikiran masing-masing individu dalam organisasi. Oleh karena itu, Knowledge Management ada untuk menjawab persoalan ini, yaitu proses mengubah tacit

  8

diakses 9 tanggal 21 Mei 2014

Bambang Setiarso, Nazir Haryanto, Triyono, Hendro Subagyo, Penerapan Knowledge Management pada Organisasi , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), hal 8 knowledge menjadi knowledge yang mudah dikomunikasikan dan mudah didokumentasikan, hasil knowledge tersebut disebut explicit knowledge. Dokumentasi menjadi sangat penting dalam knowledge management karena tanpa dokumentasi semuanya akan tetap menjadi tacit knowledge dan knowledge itu menjadi sulit untuk diakses oleh siapapun dan kapanpun dalam

  10 organisasi.

2. Fungsi , Tujuan dan Penerapan Knowledge Management.

  Dalam pandangan Carl Frappaolo (1997:10) Knowledge management memiliki lima fungsi utama : (1) Fungsi intermediation yakni peran perantara transfer pengetahuan antara penyedia dan pencari pengatahuan, peran tersebut untuk mencocokkan (to match) kebutuhan pengetahuan dengan sumber pengetahuan secara optimal. (2) Fungsi externalization, yakni transfer pengetahuan dari fikiran pemiliknya ke tempat penyimpanan (repository) eksternal dengan cara seefisien mungkin. Dengan kata lain fungsi ini adalah memformalkan pengetahuan tacit ke dalam bentuk pengetahuan explicit.(3) Fungsi

  internalization , yaitu pengambilan (extraction) pengetahuan dari tempat

  penyimpanan eksternal dan menyaring pengetahuan tersebut untuk disediakan bagi pencari yang relevan. Fungsi ini mencakup interpretasi atau format ulang pengetahuan. (4) Fungsi cognition, ialah fungsi suatu system untuk membuat keputusan yang di dasarkan atas ketersediaan pengetahuan. Dan (5) Fungsi

  measurement , yakni mengukur, memetakan dan mengkuantififikasi

  pengetahuan karporat dan unjuk kerja dari penerapan knowledge

  11 management.

  Adapun tujuan akhir penerapan knowledge management menurut Bill Gates (2000 :213) adalah untuk meningkatkan kecerdasan lembaga, atau

  corporate IQ . Dalam situasi kehidupan yang kian dinamis, sebuah lembaga

  pendidikan islam mutlak memerlukan corporate IQ yang tinggi agar tetap hidup dan eksis ditengah konstelasi kehidupan yang kian kompetitif.

  Corporate yang dimaksud disini adalah sebuah lembaga pendidikan Islam 10 tidak saja memiliki sejumlah orang orang cerdas, tetapi yang lebih mendasar Ibid, hal 9

  11 diakses tanggal 21 Mei 2014 adalah seberapa lancar orang dalam satu lembaga itu dapat saling mengembangkan gagasan orang lain. Artinya ia meliputi sharing pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada. Dan kontribusi terhadap corporate IQ berasal dari pembelajaran tiap individu civitas akademika dan dari saling mengembangkan diatara gagasan gagasan yang beraneka ragam.

  Para knowledge worker (guru, kepala sekolah dan karyawan) di sebuah lembaga pendidikan Islam yang memiliki corporate IQ tinggi dapat bekerjasama secara efektif sehingga semua orang penting dalam lembaga itu selalu ter upgrade dan termotivasi pengetahuannya. Ujung ujungnya lembaga tersebut dapat memiliki SDM yang mampu mengembangkan gagasan terbaik dari semua potensi lembaga dan kemudian bertindak dengan visi dan misi yang sama secara terpadu sehingga akan mampu secara cemerlang mengatasi situasi apapun yang dihadapinya. Agar fungsi dan tujuan knowledge management dapat berjalan efektif, tentu dibutuhkan berbagai persyaratan, salah satunya adalah modal intelektual, yakni kemampuan mengetahui (knowing capability) atau semacam human capital yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan kapabilitas yang memungkinkan seseorang bertindak inovatif .

  Putu Laxman (2001 : 3) membagi pengetahuan dari segi tipenya menjadi dua. Yakni pengetahuan tacit dan pengetahuan exsplicit. Menurutnya selalu ada pengetahuan yang akan tetap tacit, sehingga proses menjadi tahu

  

(knowing ) sama pentingnya dengan pengetahuan itu sendiri. Sedang tipe kedua

  adalah pengetahuan eksplicit, yaitu pengetahuan yang terekam dalam berbagai format fisik, bisa dikelola, dikodifikasi dan diorganisasikan dengan standart standart tertentu. Seperti : monograf, serial, buku tahunan treatise, dll Tipe pengetahuan kedua inilah yang sejak berabad abad menjadi garapan para peofesional informasi, seperti pustakawan dan record manager.

  Management pengetahuan eksplisit pada umumnya berfokus pada penanganan dokumen, baik cetak maupun elektronik (image, digital dan citra) mulai dari proses akumulasi, penyaringan, pengorganisasian, penyimpanan sampai penyebarannya. Sedang managemen pengetahuan tacit sampai saat ini masih menyisakan persoalan yakni bagaimana cara mengelola pengetahuan yang masih berada dalam pikiran pemiliknya, mulai dari proses mendapatkannya, menyimpan dan penyebarannya kepada pemakai yang tepat untuk kegunaan yang tepat dan pada saat yang tepat.Kedua tipe pengetahuan diatas kemudian berintraksi satu sama lain yang sehingga menimbulkan konversi silang yang ujungnya menghasilkan pengetahuan baru. Penciptaan pengetahuan baru tersebut bisa melalui perubahan dan perkembangan bertahap dari pengetahuan yang sudah ada, dan bisa juga melalui perubahan yang lebih radikal dalam bentuk inovasi.

  Sebagai tindak lanjut dari proses penciptaan pengetahuan baru tersebut adalah pengelolaan asset pengetahuan untuk dimanfaatkan. Pada tahap ini biasanya terdapat dua aktifitas managerial penting. Pertama mengelola isi (content management) berbagai modal intelektual atau pengetahuan eksplisit yang sudah terekam dalam bentuk dokumen. Kedua, mengelola pengetahuan tacit yang masih tersimpan dalam pemikian pemiliknya. Kedua tipe pengetahuan tersebut dalam prosesnya memerlukan pendekatan yang berbeda bagi pengelolaannya.

  Berbagai solusi knowledge management yang ditawarkan para ahli terhadap berbagai proyek knowledge management kiranya dapat diadopsi. Solusi solusi tersebut boleh jadi “sangat teknologis” tetapi pada saat yang sama peran manusia sangat menentukan. Pertama : membangun dashboard digital menggunakan standart pembakuan HTML dan XML. Dashboard digital disini berguna untuk “tempat” bagi knowledge worker untuk melakukan sharing ide ide dan gagasan dan untuk mendapatkan informasi aktual.

  Kedua, mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber (bisa menggunakan fasilitas exchange web storage system). Fasilitas ini mengkombinasikan fungsi fungsi system file, web dan server kolaborasi, sehingga menghasilkan “lokasi” tunggal untuk menyimopan dan mengelola modal intelektual. Ketiga , membangun ruang penyimpanan pengetahuan (knowledge repository) dan mengembangkannya terus menerus dengan pengetahuan pengetahuan baru. Keempat, meningkatkan akses ke pengetahuan kelima, memperbaiki lingkungan pengetahuan, dan keenam, mengelola pengetahuan sebagai asset organisasi.

  Pada dasarnya sebuah organisasi laksana manusia, memiliki mekanisme komunikasi internal, yaitu sebuah “system syaraf” yang selalu siap mengkoordinasikan langkah-langkahnya. Karena kita bekerja dengan freme work teknologi informasi, maka system syaraf tersebut kita sebut digital. Sistem syaraf digital oleh para ahli digambarkan sebagai system yang mentransformasikan informasi dan pengetahuan ke seluruh unit kerja atau ke user seperti darah yang mengalir dalam tubuh manusia.

  Dengan demikian dapat digambarkan bahwa : dengan system seperti diatas kiranya sebuah lembaga akan dapat melipat gandakan pengetahuannya secara terus menerus sebagai hasil dari pertukaran atau sharing pengetahuan diantara individu dan lembaga (tentu saja termasuk lembaga pendidikan Islam). Artinya bahwa individu dan lembaga tidak lagi merahasiakan modal intelektual yang mereka miliki, tetapi dimanfaatkan secara terbuka untuk kepentingan bersama, untuk keunggulan kompetitif (competitive advantage), untuk mendukung proses penciptaan pengetahuan baru yang lebih berkwalitas dan untuk daya saing yang lebih kokoh. Jadi sekali lagi bahwa Kekuatan bukan diperoleh dari merahasiakan pengetahuan, melainkan dari berbagai

  (sharing ) pengetahuan.

  Penerapan Knowledge management di berbagai korporat banyak bertumpu pada teknologi informasi. Teknologi jaringan (internet, extranet, dashboard digital) memungkinkan para knowledge worker untuk saling mengirim dan berbagi pengetahuan secara on line. Demikian juga penggunaan server, ibarat jantung dalam system saraf digital, mampu menguintegrasikan berbagai aktifitas dan bahkan menjadi pusat penyimpanan pengertahuan. Sedemikian vital teknologi informasi bagi lembaga perguruan tinggi, sampai sampai dikatakan bahwa

  “knowledge management tidak bisa berjalan tanpa teknologi”. Secara umum dukungan teknologi informasi terhadap knowledge management ada tiga : (1) Teknologi informasi mampu mengirimkan informasi yang tepat kepada orang yang tepat pada saat yang tepat. (2). Teknologi informasi dapat menyimpan intelegensi manusia. (3) Teknologi informasi dapat mendistribusikan intelegensi manusia. Sedangkan secara khusus, peran teknologi informasi sangat signifikan untuk mendukung managemen pengetahuan explicit maupun pengetahuan tacit.

  Dalam organisasi, knowledge diperoleh dari individu-individu atau kelompok orang-orang yang mempunyai knowledge atau kadangkala dalam rutinitas organisasi. Knowledge diperoleh melalui media yang terstruktur seperti buku, dokumen atau hubungan orang ke orang yang berkisar dari pembicaraan ringan hingga ilmiah.

  Knowledge merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus tacit. Beberapa knowledge dapat dituliskan di kertas, diformulasikan dalam bentuk gambar. Namun ada pula knowledge yang terkait erat dengan perasaan, ketrampilan dan bentuk bahasa utuh, persepsi pribadi, pengalaman fisik, petunjuk praktis serta intuisi. Knowledge terbatinkan seperti itu sulit sekali digambarkan kepada orang lain. Penciptaan knowledge secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut yaitu konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan knowledge yang dimunculkan oleh

  12 hubungan-hubungan bersama.

3. Knowledge Management dalam Prespektif Islam

  Keharusan knowledge worker (guru, kepala sekolah dan karyawan) memiliki pengetahun banyak disinggung dalam Al-Quran maupun Hadist Rasulullah. Salah satu firman Allah yang secara tidak langsung menyuruh setiap orang dalam lembaga pendidikan Islam untuk memiliki pengetahuan adalah Surat An-Nahl (16) ayat 125.

  ۡ ۡ ن ه ۡ ۡ ل ۡٱ ۡ ل ۡ ۡ ل َۡك ۡ ۡ ۡ ۡ ع ٱۡ د يِحَّل ۡ لِذ ۡ ِةٌََسَح ِۡةَظِػ ۡ كِح ِّۡبَس ۡ َجَو َۡوٱ

َۡيِه ِۡۡبٱ ۡ ىَو ِۡةَو ِۡۡبٱ ِۡليِبَس ۡ ىَلِإ

  ۡ ۡ ٥٢١ ۡ ۡ ل ۡ ػَأ ۡ ۦۡ ۡ يَػ ۡ ۡ ۡ ۡ ػَأ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ حَأ َۡييِذَح َّۡلَض َۡكَّبَس ۡ يَس

ۡ ه و ۡ نَل َۡى هَو ۡ نَل َۡى ه

ِۡۡبٱ ِۡهِليِبَس يَوِب َّۡىِإ

  13 Artinya dan : ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

  Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

  Dengan knowledge management diharapkan pencapaian tujuan organisasi lebih cepat terjadi terutama di lembaga pendidikan Islam. Selain itu firman Allah, yaitu Surat Al-Baqarah(2) ayat 269 menyatakan :

12 Bambang Setiarso, Nazir Haryanto, Triyono, Hendro Subagyo, Penerapan Knowledge Management

  13 pada Organisasi , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), hal 12

Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang

bathil.

  ۡ ۡ اۡ اۡ ۡ ش ۡ يَخ ۡ ۡ ۡ ذَقَف ۡ ۡ ل ۡٱ َۡت ۡ ؤ ي ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ل ۡٱ ۡ ؤ ي ۡ شيِثَك ۡ كِح ۡ ء ۡ اَشَي ۡ كِح يِج اَهَو َۡيِجو أ َۡةَو يَهَو يَه َۡةَو ۡ ۡ ٢٦٢ ۡ َۡ ل ۡٱ ْۡاى لْو أ ۡ ۡ

  ِۡب ۡ لۡ َب ۡ شَّكَّزَي ۡ َّلِّإ

  Artinya :

  ” Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”

  Ayat ini menyatakan bahwa pengetahuan itu akan diberikan kepada semua orang yang dikehendaki. Dalam melaksanakan tugas pengembangan kompetensi dan pengetahuan guru dalam lembaga pendidikan Islam dituntut mengerjakannya secara holistik, artinya kompetensi yang dimilikinya harus terintegrasi dan terwujud dalam aktivitas kegiatan belajar mengajar. Oleh karenanya, kompetensi menjadi salah satu faktor mendasar yang dimiliki guru untuk meningkatkan profesionalitasnya. Hal itu pula yang akan membuat

  14 kualifikasi dan kemampuan diantara guru berbeda.

  Dalam seb uah hadist,” Rasulullah Saw bersabda : tidak pantas bagi

  orang yang bodoh itu mendamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu itu mendiamkan ilmunya (HR Ath-Thabarani, Ibnu Mardwaih,

  15 Ibnus Sunni dan Abu Nua’aim dari Jabir r.a)”

  Hadis tersebut menyatakan guru yang belum memenuhi standard kompetensi, maka ia dilarang berdiam diri untuk tidak mengembangkan kompetensinya.Guru dituntut untuk terus mengembangkan kompetensinya setiap saat.

4. Intelektual Capital

  Ketertarikan mengenai Intellectual Capital (IC) berawal ketika Tom Stewart, Juni 1991, menulis sebuah artikel yang berjudul Brain Power- How

  Intellectual Capital Is Becoming America’s Most Valuabel Asset, yang

  mengantar IC kepada agenda manajemen (Ulum, 2009). Dalam artikelnya, Stewart mendefinisikan IC sebagai berikut 14

  “Intellectual capital adalah materi

  

Moh Padil dan Angga teguh Prastyo, Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner, (Malang : UIN Maliki 15 Press, 2011), hal 171 Abubakar Muhammad, Hadis Tarbani, (Surabaya : Karya Aditama, 1997), hal 57 intelektual (pengetahuan, informasi, property intelektual, pengalaman) yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Ini adalah suatu kekuatan akal kolektif atau seperangkat pengetahuan yang berdaya guna”.

  Definisi Intellectual Capital telah banyak diungkapkan oleh beberapa peneliti. Bontis (dalam Astuti dan Sabeni, 2005) menyatakan intellectual

  capital bersifat elusive, tetapi sekali ditemukan dan dieksploitasi akan memberikan organisasi basis sumber baru untuk berkompetisi dan menang.

  Brooking (dalam Astuti dan Sabeni, 2005) menyatakan bahwa

  “Intellectual capital adalah istilah yang diberikan untuk mengkombinasikan intangible asset

  dari pasar, property intelektual, infrastruktur dan pusat manusia yang menjadikan suatu perusahaan dapat berfungsi.” Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu: human capital (HC),

  structural capital (SC), dan customer capital (CC). Menurut Bontis et al.

  (2000), secara sederhana HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance; education; experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. Lebih lanjut Bontis et al. (2000) menyebutkan bahwa SC meliputi seluruh nonhuman storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organisational charts,

  process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai

  perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Sedangkan tema utama dari CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer

  relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis (Bontis et al., 2000).

  Stewart (1997), mendefinisikan intellectual capital sebagai materi intelektual (pengetahuan, informasi, intellectual property, pengalaman) yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan dan suatu kekuatan akal kolektif

  16 atau seperangkat pengetahuan yang berdaya guna.

16 Siti Juwita dan Fivi Anggraini, Pengaruh Human Capital Terhadap Business Performance Melalui

  

Customer Capital , Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Desember 2007, Vol.4, No. 2, hal. 229-

250

5. Pembagian dan Prespektif Islam Intelektual Kapital

  Menurut Stewart (1998) dalam Sawarjuwono dan Kadir (2003:38) bahwa pada umumnya para peneliti membagi Intellectual capital menjadi tiga komponen, yaitu: human capital (HC), structural capital (SC), dan costumer (CC).

  capital

  1. Human capital merupakan aliran dalam modal intelektual yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan.

  2. Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan.

  3. Customer Capital merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Customer capital merupakan hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan

  17 perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar.

  Islam sangat mengahargai bagi orang-orang yang menggunakan akal pikirannya atau intelektualitasnya dalam meraih kesejahteraan hidup. Al-Quran surat Al-Mujadalah ayat ke 11 menjelaskan tentang orang-orang yang memiliki ilmu ditinggikan derajatnya di sisi Allah SWT.

  

ۡ ۡٱ ۡ ٱۡ ف َۡۡف ۡ ل ۡٱ ۡ ْۡاى حَّسَفَج ۡ ۡ ن كَل ۡ ۡ ْۡاۡ ۡ ۡٱ

ۡ َّللّ ۡ فَي ْۡاى حَس يِف َۡليِق َۡييِزَّل اَهُّيَأ ۡ َي ۡ َجَو اَرِإ ۡ ى ٌَهاَء ِۡسِل

  ِۡحَس ۡ ْۡاى جو أ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡٱ ۡٱ ۡ ْۡاو ز شً ٱ َۡۡف ْۡاو ز شً ۡٱ ۡ ۡ ۡ ن كَل َۡييِزَّل ۡ ن كٌِه َۡييِزَّل ۡ َّللّ ۡ شَي َۡليِق َۡوٱ

  ْۡاى ٌَهاَء اَرِإَو ِۡغَف

  ۡ ۡ ٥٥ ۡ ۡ ۡ ؼَج ۡ ۡ ۡ ٱۡ ل ۡ َّللّ ۡ َجَسَد ۡ لِؼ َۡوٱ ۡ ث ۡ شيِبَخ َۡىى لَو اَوِب َۡنۡ

17 Halim Adi Gunawan, Pengakuan, Pengukuran, Dan Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap

  Penilaian Kinerja Perusahaan Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol 1, No. 3, Mei 2012

  Artinya : ”Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al- Mujadalah : ayat 11)

  Selain itu dalam Al-Quran Surat Al

  • –Jaatsiyah (45), ayat 13 juga dinyatakan:

  

ۡ ۡۡ َر ۡ ۡ ۡ ه اۡ ۡ ۡ س َۡ ل ۡٱ ۡ ۡ ۡٱ ۡ ۡ ن كَل ۡ

َۡكِل يِف ۡ ؼيِوَج يِف ِۡت يِف اَّه ۡ ٌِّه ۡ َى َۡشَّخَسَو َّۡىِإ اَهَو ۡ َوَّسل

  ِۡض ۡ ۡ ٥١ ۡ ۡ ىَقِّل ۡ ۡ َل َۡىو شَّكَفَحَي ۡ َي ۡ ث

  ۡ مۡ

  Artinya : ”Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Q.S Al-Jaatsiyah : ayat 13)

  Intelektual yang dibutuhkan lembaga pendidkan Islam adalah pemahamannya tentang konsep manajemen pendidikan Islam yang terangkum dalam kompetensi pelaku organisasi pendidikan Islam. Dari ayat tersebut dapat ditarik benang merah bahwa kompetensi pada dasarnya gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan. Agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan ketrampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.

C. PENUTUP

  Kesimpulan dalam paparan ini antara lain : a. Knowledge management adalah aktivitas organisiasi untuk memperoleh pengetahuan dari pengalaman organisasi, kebijakan organisasi, dan pengalaman satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi, aktivitas tersebut dilakukan oleh perpaduan antara teknologi, fungsi organisasi dan strategi berbasis kognitif (CBS/Cognitive based strategies) untuk mendapatkan pengetahuan dan menciptakan pengetahuan baru dengan cara meningkatkan system kognisi dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

  b.

  Dalam perspektif pendidikan Islam , knowledge management dapat diartikan sebagai aplikasi sarana teknologi untuk mengelola, menyimpan dan menyediakan suatu jaringan elektronik secara universal untuk penciptaan dan penyebaran pengetahuan serta pengalaman pendidikan.

  c.

  Fungsi dari KM adalah Fungsi intermediation , Fungsi externalization, Fungsi

  internalization, Fungsi cognition, Fungsi measurement d.

  Tujuan akhir penerapan knowledge management menurut Bill Gates (2000 :213) adalah untuk meningkatkan kecerdasan lembaga, atau corporate IQ .

  e.

  Intellectual capital adalah materi intelektual (pengetahuan, informasi, property intelektual, pengalaman) yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan.

  Ini adalah suatu kekuatan akal kolektif atau seperangkat pengetahuan yang berdaya guna” f.

  Intellectual capital menjadi tiga komponen, yaitu: human capital (HC), structural capital (SC), dan costumer capital (CC).

DAFTAR PUSTAKA

  Bambang Setiarso, Nazir Haryanto, Triyono, Hendro Subagyo, Penerapan Knowledge

  

Management pada Organisasi , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009)

  Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, ed .Ahmad Barizi (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005)

  Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam : Strategi Baru Pengelolaan Lembaga

  Pendidikan Islam , (Jakarta : Penerbit Erlangga : 2007)

  Susanti Kurniawati, Knowledge Management, (Bandung : Prgram Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI, 2010)

  Bambang Setiarso, Nazir Haryanto, Triyono, Hendro Subagyo, Penerapan Knowledge

  

Management pada Organisasi , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009)

  Halim Adi Gunawan, Pengakuan, Pengukuran, Dan Pengungkapan Intellectual

  Capital Terhadap Penilaian Kinerja Perusahaan Jurnal Ilmiah Mahasiswa

  Akuntansi Vol 1, No. 3, Mei 2012 Siti Juwita dan Fivi Anggraini, Pengaruh Human Capital Terhadap Business

  Performance Melalui Customer Capital , Jurnal Akuntansi dan Keuangan

  Indonesia Desember 2007, Vol.4, No. 2 Moh Padil dan Angga teguh Prastyo, Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner, (Malang :

  UIN Maliki Press, 2011) Abubakar Muhammad, Hadis Tarbani, (Surabaya : Karya Aditama, 1997) s tanggal 21 Mei 2014

Dokumen yang terkait

VARIASI GENETIK KACANG KOMAK (Lablab purpureus (L.) Sweet) MENGGUNAKAN PENANDA RAPD DI PULAU LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

0 0 8

Kata kunci: Kinerja Sumber Daya Manusia, Komitmen, Disiplin, Motivasi A. PENDAHULUAN - PENINGKATAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI MOTIVASI, DISIPLIN DAN KOMITMEN

1 3 10

MODEL PEMBIAYAAN SEKTOR AGRIBISNIS PEDESAAN DI INDONESIA DENGAN SISTEM KONTRAK KERJASAMA SYARIAH

0 0 17

A. PENDAHULUAN - PENGEMBANGAN LAYANAN INFORMASI KARIR BERBASIS AJARAN ISLAM UNTUK MENINGKATKAN ASPIRASI KARIR SISWA DI SMAN 1 NGADIROJO

0 0 10

PENURUNAN TOTAL KOLONI BAKTERI DAGING AYAM PEDAGING (Gallus domesticus) DI PASAR PAGESANGAN, KOTA MATARAM DENGAN PERLAKUAN INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum)

0 0 8

SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN (Relevansinya dengan Era Modern)

0 1 31

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT MENJADI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI: Studi Eksperimen Pada Jurusan Pendidikan IPA Biologi IAIN Mataram Yusuf

0 0 18

OPTIMALISASI TINGKAT PERTUMBUHAN (Growth Rate) DAN MORTALITAS (Survival Rate) IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN ENZIM PAPAIN KASAR Muhsinul Ihsan dan Alwan Mahsul

0 0 10

Kata Kunci: Pola Pendidikan Karakter, MTs Pondok Tremas, MTs Pembangunan Kikil. A. PENDAHULUAN - PERBANDINGAN POLA PENDIDIKAN KARAKTER ANTARA MTs PONDOK TREMAS DAN MTs PEMBANGUNAN KIKIL ARJOSARI PACITAN

1 0 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS X SMAN 4 KOTA BENGKULU Application of Cooperative Learning Model Team Games Tournament (TGT) Type In Class X SMAN 4 Bengkulu City

0 0 15