SOLUSI DALAM MENEKAN TINGKAT KEMISKINAN (SUATU ANALISA SOSIOLOGI EKONOMI ISLAM)

SOLUSI DALAM MENEKAN TINGKAT KEMISKINAN (SUATU ANALISA SOSIOLOGI EKONOMI ISLAM)

Oleh: Alimin

Abstract: How can humans live happily is old problems and new problems as well, he is also the

problem of micro and macro issues from of the economics perspective. There is no way to

be able to live happily except by getting rid of the three enemies of man, namely poverty, ignorance and disease. In terms of social factors, poverty is also a chain where the chain can be broken. It is an interesting phenomenon to listen to the history of Islam that explains that the first holy war undertaken by Abu Bakr was the war against poverty in the form of warfare against the rich who do not want to pay the zakat that should be enjoyed directly to the poor. This paper explores the problems or social problems as an inspiration or a solution to the problem of poverty in the Islamic perspective.

Kata kunci: solusi, tingkat kemiskinan, sosiologi, ekonomi islam

PENDAHULUAN

Kemiskinan merupakan suatu bahasan yang tidak terlepas dari il-

M enurut data Badan Pusat Statis-

mu sosiologi. Para penggagas ilmu tik Indonesia jumlah penduduk sosiologi sebenarnya membahas ele- miskin Indonesia pada bulan Maret men-elemen sosial tidak terlepas dari 2010 mencapai 31,02 juta atau 13,33 fenomena kemiskinan dan pemerata- persen (Berita Resmi BPS No. 45/07/ an antara kelas masarakat, seperti Th. XIII, 1 Juli 2010) , namun data August Comte (1842) yang membagi tersebut telah dipertanyakan banyak tiga tahap hukum kemajuan manusia pihak karena data penduduk yang

(supranatural, metafisika, dan posi- menerima raskin (beras rakyat mis-

tif), Émile Durkheim dengan pende- kin) mencapai 70 juta jiwa di tahun katan fungsionalisme berbagai ele- 2010 dari sekitar 237 juta jiwa rakyat men sosial, Herbert Spencer dengan Indonesia. Ini berarti jumlah pendu- pendekatan analogi organik, Karl duk miskin sebenarnya dua kali lipat Marx dengan pendekatan materialis- dari data BPS. Sedangkan jumlah me dialektis, dan Max Weber dengan penduduk miskin dunia menurut pendekatan verstehen (pemahaman), data Bank Dunia Mencapai 1,35 mil- yang berupaya menelusuri nilai, ke- yar jiwa dengan standar penghasilan percayaan, tujuan, dan sikap yang sama atau kurang dari 1,25 USD/ menjadi penuntun perilaku manusia. hari.

*Penulis adalah Lektor Kepala dalam Mata Kuliah Ushul Fiqh, Fiqh Kontemporer dan Ekonomi Islam pada STAIN Batusangkar

JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

Kemiskinan adalah sebuah fe- bin Abu Thalib berkata: “Berkecu- nomena manusia sejak manusia ada.

kupan dalam keterasingan adalah ta- Adalah sebuah fenomena menarik

nah air sejati, kemiskinan di tanah untuk menyimak sejarah Islam yang

air sendiri adalah suatu keterasingan menjelaskan bahwa perang suci per-

dan sesungguhnya orang yang hi- tama yang dilakukan Abu Bakar

dup berkekurangan adalah orang adalah perang melawan kemiskinan

asing di negerinya sendiri.” (Abi Al- dalam bentuk peperangan terhadap

adid, Tahkik: Abul-Fadhal: XI, 2-13) kaum kaya yang tidak mau memba-

Abu Dzar al-Ghifari berkata: Apabila yar zakat yang secara langsung ha-

kemiskinan masuk pada suatu nege- rus dinikmati kaum fakir miskin.

ri, maka kekufuran akan berkata pa- Pada kenyataannya, ilmu eko-

da kemiskinan itu, "Bawalah aku nomi makro (sayangnya hanya me-

bersamamu." (el-Gammal, 1986: 45) nitikberatkan pada aspek moneter dan fiskal) secara khusus atau sistem

perekonomian (berangkat dari filoso- KEMISKINAN SEBUAH FENO- fi ekonominya) secara mendasar ber- MENA GLOBAL

usaha agar kemiskinan dapat terha- Meski secara fitrah manusia pus pada semua tingkat atau kelas

tidak menyukai kemiskinan, namun manusia, sedangkan pemerataan

mengapa masih saja terjadi fenome- ekonomi dapat ditingkatkan. Bahkan

na kemiskinan sepanjang sejarah ma- berbagai ajaran filsafat dan agama

nusia? Bahkan pada negara-negara memerintahkan dan memotivasi

yang dianggap paling maju dan ter- umatnya untuk banyak berderma

modern sekalipun kemiskinan meru- agar kemiskinan dapat diatasi. Se-

pakan fenomena menyolok. Misal- lanjutnya secara fitrah dasar, semua

nya negara super power Amerika, manusia ingin hidup senang, mulia,

grafik dan prosentasi penduduk mis- dan selalu lebih baik dari sebelum-

kin pada negara kaya ini ternyata nya, ini berarti bahwa tidak ada ma-

mencengangkan semua orang, kena- nusia yang ingin hidup miskin atau

pa masalah ini belum dapat mereka susah. Maka, orang yang tidak mela-

atasi secara baik? (Miller, 1997: 678) wan atau bahkan menyenangi ke-

Miller melaporkan bahwa Per- miskinan dan kesusahan seperti ke-

serikatan Bangsa Bangsa (PBB) me- laparan atau penyakit dapat dikata-

nyatakan bahwa konsumsi barang kan sebagai orang yang sudah keluar

dan jasa sudah sedemikian meroket dari fitrah insaninya.

dan mengglobal, namun di bawah Nabi Muhammad saw dan para

bayang-bayang kehidupan sangat shahabatnya secara praktis telah

konsumerisme itu terdapat gap yang membuktikan bagaimana kemiski-

sangat besar antara dunia kaya dan nan harus dilawan, dan secara filo-

dunia miskin. Bahkan dalam sebuah sofis telah mengeluarkan pernyata-

negarapun terjadi hal yang demi- an-pernyataan tegas, seperti Khalifah

kian. Selanjutnya UNDP (The United Umar bin Abdul Aziz yang berkata:

Nations Development Programme) “Harta ibarat sebuah sungai besar,

menyatakan: "Perilaku konsumsi sedangkan jatah manusia darinya

yang berlebihan bukanlah sebuah adalah sama.” (al-Ashfahani: 3375) Ali

kejahatan, namun hal demikian akan

149 Alimin, Solusi dalam Menekan Tingkat Kemiskinan …

menjadi menjadi skandal apabila dan, Argentina lebih besar produk orang-orang miskin tidak mempu-

industrinya dari Uni Eropa, akan te- nyai makanan yang cukup sehari-

tapi negara-negara tersebut tetap sa- hari apalagi untuk memenuhi se-

ja tergolong negara-negara miskin. bagian besar kebutuhan dasarnya.

(Badawi, 1993: 778)

Kita akan dapat melihat bahwa semakin besar biaya untuk mengen-

Pengertian Kemiskinan secara Eti-

taskan kemiskinan yang dikeluar-

mologi

kan negara, maka angka kemiskinan Secara etimologi dalam bahasa akan semakin menurun. Hal itu da-

Indonesia, miskin atau kemiskinan pat tergambar pada grafik di bawah

berarti keadaan tidak berharta benda ini dan bahwa secara umum 16,5%

atau serba kekurangan atau berpenghasi- penduduk AS tergolong miskin. Me-

lan sangat rendah . Dan juga terdapat nurut Berita BBC Indonesia Tahun

istilah kemiskinan absolut yang berarti 2010 jumlah penduduk mis-kin AS

situasi penduduk atau sebagian pendu- mencapai 43,6 juta jiwa (http://

duk yang hanya dapat memenuhi maka- www. bbc.co.uk/indonesia/ akses:

nan, pakaian, dan perumahan yang

16 September 2010) sangat diperlukan untuk mempertahan- kan tingkat kehidupan minimum . (Dep- dikbud, 1999: 660) Sedangkan miskin atau kemiskinan dalam bahasa Inggris adalah poor atau poverty di- mana poverty adalah the condition of beeing poor atau lack of money. Sedangkan poor adalah lacking riches atau needy. Sedangkan needy adalah being in want (Webster's, 1980: 334) . Dalam bahasa Arab kemiskinan di- ungkapkan dengan kata al-miskin atau al-faqr. Al-faqr berarti keadaan membutuhkan. Dan seorang faqir adalah seseorang yang hanya mem-

Selanjutnya Miller menyata- punyai sedikit makanan pokok kan: "Keadaan industrilisasi suatu

(Majma’ al-Lughah al-’Arabiyah, negara bukanlah suatu jaminan bah-

1972:697). Sedangkan kata al-miskin wa standar kehidupan negara terse-

berarti orang yang tidak punya cu- but akan meningkat. Dan data

kup harta memenuhi kebutuhan di- dengan sangat mengejutkan kita

rinya dan orang-orang yang menjadi menunjukkan bahwa beberapa ne-

tanggungjawabnya. (Majma’ al-Lu gara sangat miskin (poorest country)

ghah al-’Arabiyah, 1972: 440). mempunyai rasio tertinggi dalam

Beranjak dari pengertian baha- bidang industri, misalnya negara

sa kemiskinan secara umum berarti Subsahara Africa lebih besar indus-

keadaan orang yang membutuhkan. trinya dari Denmark; Zimbabwe,

Sedangkan dalam bahasa Indonesia Bostwana, Trinidad, dan Tobago le-

dan bahasa Arab arti kemiskinan bih besar industrinya dari Jepang;

JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

lebih dipersempit lagi dengan me-

1. Fakir adalah orang yang mem- nunjukkan standar tertentu.

punyai harta kurang dari satu ni- sab zakat, yaitu kurang dari 200

Pengertian Kemiskinan secara Ter-

dirham (595 gram emas -1 dirham

minologi Ekonomi dan Syariah

= 2,975 gr emas) di luar dari ke- Kemiskinan atau poverty secara

butuhan pokoknya. Untuk ukuran ekonomi didefinisikan Abdurrach-

saat ini 1 gram emas senilai seki- man sebagai keadaan yang menunjuk-

tar Rp. 150.000,- jadi 595 gram X kan tidak adanya kenikmatan hidup dan

Rp. 150.000,- = Rp. 89.250.000,-. suatu persediaan kebutuhan-kebutuhan

Sedangkan orang miskin adalah yang tidak sebanding . Kadangkala isti-

orang yang tidak punya harta lah kemiskinan didefinisikan lebih

tumbuh apapun, dan keadaanya tepat sebagai suatu titik dimana kehi-

lebih buruk dari orang fakir. dupan tidak memungkinkan pemelihara-

(Hanafi)

an efisiensi secara fisik , yaitu suatu

2. Fakir adalah orang yang sama se- keadaan ekonomi yang ditandai

kali tidak mempunyai harta yang dengan ketidaksanggupan untuk mem-

dapat tumbuh. Sedangkan orang beli barang dan jasa yang sangat dibu-

miskin adalah orang yang mem- tuhkan untuk

kesehatan pribadi punyai harta yang dapat tumbuh (Abdurrahman, 1991: 812).

tapi mereka tidak dapat hidup la- Tingkat ekonomi yang lebih

yak dengannya. (Syafi'i dan rendah dari kemiskinan adalah pau-

Maliki)

perism (gembel; al-faqah) yaitu orang

3. Fakir adalah orang yang tidak cu- yang sama sekali tidak mampu

kup memiliki makanan pokok se- membiayai diri sendiri meskipun

lama sebulan – setahun karena untuk batas minimum kebutuhan

standar waktu penggajian pada pokok. Orang seperti ini harus diso-

zaman pembuatan definisi terse- kong oleh beban pemerintah atau

but adalah per tahun. Sedangkan masarakat sampai pada kebutuhan

orang miskin adalah orang yang minimal hidup (Abdurrahman, 1991:

tidak punya harta apapun yang 812). Dan dikatakan juga bahwa pau-

dapat tumbuh. (Maliki) perisation (penggembelan) yang di-

Bagaimana menilai bahwa se- maksud oleh paham Sosialism ada-

seorang itu miskin atau tidak? Me- lah kepapaan secara sistemik dan ta-

nilai keadaan miskin seseorang ter- hapan yang menimpa kelas pekerja

gantung pada waktu dan tempat. pada sistem ekonomi kapitalism

Berbeda dengan masa sekarang, pa- yang disebabkan pemusatan harta

da zaman dahulu, seseorang yang kekayaan pada kalangan kapitalis tidak mampu menyekolahkan anak- (Badawi, 1993: 308).

nya pada tingkat tertentu tidak di- Dalam syariah Islam, terdapat

anggap miskin, dan seseorang yang perbedaan antara istilah fakir

mempunyai gaji dibawah satu juta dengan miskin, diantara definisi

sebulan di kota besar dianggap mis- yang diketengahkan pada ulama

kin, tapi tidak pada daerah pelosok Islam adalah:

(Collins, 1994: 619) . Nampaknya, ma- nusia secara umum akan selalu di-

151 Alimin, Solusi dalam Menekan Tingkat Kemiskinan …

timpa kemiskinan karena kebutu- kekurangan pangan merupakan ben- hannya akan terus bertambah sesuai

tuk terburuk dari kemiskinan yang dengan perkembangan budaya dan

dihadapi rakyat, di mana kelaparan kemajuan peradabannya. Manusia

itu sendiri merupakan suatu proses zaman dahulu barangkali tidak me-

sebab-akibat dari kemiskinan. Oleh rasakan kemiskinan meskipun sum-

sebab itu usaha pengembangan keta- ber kekayaan tidak banyak, tetapi

hanan pangan tidak dapat dipisah- manusia zaman sekarang akan mera-

kan dari usaha penanggulangan ma- sa atau menilai dirinya miskin sesuai

salah kemiskinan (Bayu, Jurnal Eko- dengan standar zamannya.

nomi Rakyat, No. 7, Oktober 2003). Namun, masih tetap ada masa-

Selanjutnya penilaian keadaan lah meskipun hanya dengan meng-

miskin juga dipengaruhi oleh aspek gunakan jumlah rata-rata untuk

non material lainnya, yaitu: membandingkan standar hidup ma-

1. Kualitas kebutuhan pokok yang terial, berlawanan dengan, misal, in-

sudah didapatkan seperti besar deks Pareto. Standar hidup mung-

rumah untuk jumlah individu ter- kin juga hal yang subyektif. Sebagai

tentu secara kesehatan atau kondi- contoh, negara dengan prosentase

si gizi makanan yang ia konsumsi. kelas atas yang sangat kecil yang

2. Tingkat kondisi pelayanan kese- sangat kaya dan dengan kelas ren-

hatan yang didapatkan. dah yang sangat besar dan sangat

3. Tingkat pendidikan yang dipero- miskin dapat memiliki rata-rata pen-

leh.

dapatan yang tinggi, meskipun ke-

4. Jumlah jam kerja dalam sehari, se- banyakan penduduk memiliki "stan-

minggu, atau sebulan, atau sama dar hidup yang rendah". Ini mencer-

sekali tidak punya waktu istirahat minkan masalah pengukuran kemis-

secara sehat.

kinan, yang juga cenderung relatif.

5. Kemampuan untuk menyisihkan Jadi masalah kemiskinan ada-

pendapatan untuk menghadapi lah relatif, sesuai dengan zaman dan

keadaan darurat (Haikal, 1986: waktu dimana seorang yang diang-

gap miskin zaman ini sudah dapat dianggap kaya pada jika ia hidup pa-

Menurut Peter Townsend, ke-

da masa dulu, apalagi ditambah miskinan berdasarkan pada definisi dengan adanya kesadaran sosial dan

Rowntree, kemiskinan dirujukkan keterbukaan informasi dimana seo-

pada keadaan seorang individu se- rang petani desa tidak akan pernah

berapa banyak ia berhasil mempero- merasa miskin, kecuali setelah ia da-

leh makanan. Sedangkan menurut tang ke kota dan melihat kemewa-

Rowntree, sebuah keluarga dapat di- han hidup orang kota. Dengan demi-

katakan miskin apabila total penda- kian, masalah kemiskinan bukan

patannya tidak cukup untuk mem- hanya tidak terpenuhinya kebutu-

peroleh kebutuhan pokok minimum han pokok dan sehat, tapi termasuk

untuk menjaga keadaan pisiknya. juga masalah buruknya distribusi

Standar garis kemiskinan in- kekayaan atau menyoloknya besar

ternasional adalah yang memiliki pendapatan antar manusia (el-

pengeluaran per hari sebesar US$ 2 Gammal, 1986: 35). Kelaparan dan

atau kurang, menggunakan metode

JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

purchasing power parity (PPP). Selain ta Susenas menyebutkan bahwa ang- itu, Bank Dunia juga menetapkan

ka kemiskinan di Indonesia adalah klasifikasi penduduk sangat miskin

16% dari populasi di awal 1999, dan (extreme poor) untuk yang pengelua-

turun menjadi 9,8% menjelang akhir ran per harinya di bawah US$ 1.

1999. Garis kemiskinan yang diguna- Menurut estimasi, 32 juta penduduk

kan adalah Rp 80.000- Rp 85.000 Indonesia (15% dari populasi) terma-

pengeluaran per bulan untuk skala suk dalam klasifikasi ini. Publikasi

nasional. Jadi dapat dimengerti terakhir Bank Dunia (World Develop-

mengapa prosentase tersebut sede- ment Report 2000/01 ), yang memuat

mikian kecil, karena tidak sesuai estimasi mengenai angka kemiski-

dengan standar layak, apalagi stan- nan di Indonesia, kurang banyak di-

dar internasional, yaitu 60 USD/ bicarakan. Padahal, angka yang dia-

bulan.

jukan Bank Dunia cukup fantastis. Pada akhir 1999, sebanyak 137 juta

penduduk Indonesia - 66% dari total KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT populasi - hidup di bawah garis ke- DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

miskinan. Apa faktor orang menjadi mis- Standar garis kemiskinan pada

kin? Menurut penulis ada beberapa tahun 2004 mengacu kepada Survei

faktor yang dapat membuat seorang Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),

individu atau kelompok menjadi apabila konsumsi penduduk di ba-

miskin, yaitu:

wah Rp123 ribu per kapita per bulan.

1. Pengaruh kurang memiliki kapital "Penduduk yang hidupnya berada di

sosial, seperti: Kurang berpendidi- sekitar garis kemiskinan atau hampir

kan (minus SDM); Tidak punya miskin itu jumlahnya sekitar 10,5

pengalaman; Tidak punya jaring- persen, sedangkan kenaikan harga

an kerja; Sistem etnis yang tidak BBM membuat standar garis kemis-

mendukung atau juga pengaruh kinan pada tahun 2005 diperkirakan

sebagai etnis minoritas, termasuk menjadi Rp140 ribu. Orang yang me-

pengaruh diskriminasi kelas sosial nerima kompensasi subsidi dari pen-

dan gender; Tidak punya koneksi duduk berkategori hampir miskin

karena memang tidak berusaha itu sekitar 60 persen sedangkan sisa-

atau tidak mampu membangun nya belum menerima, artinya, ada

koneksi tersebut, dan; Tidak empat puluh persen penduduk dika-

punya moral yang baik (Pheni tegori hampir miskin itu yang men-

Chalid, 2005: 98-114) sehingga ke- jadi berkategori miskin. Pemerintah

hilangan kepercayaan dari ling- memperkirakan angka kemiskinan

kungannya.

turun 2 persen pada 2005, dengan

2. Bukan keturunan kalangan kaya adanya penambahan penduduk mis-

(given).

kin ini maka angka penduduk mis-

3. Kurang motivasi (manja dan tidak kin secara keseluruhan menjadi 18,4

punya disiplin sikap ekonomi) persen (KOMPAS, 13 Maret 2005).

atau apathy.

4. Sistem ekonomi masarakat atau kalkulasi oleh Social Monitoring for

Sebagai perbandingan, sebuah

lingkungan buruk yang membuat Early Response Unit , berdasarkan da-

153 Alimin, Solusi dalam Menekan Tingkat Kemiskinan …

dia tidak punya peluang untuk punyai pengaruh besar, terhadap keluar dari kemiskinan. Yang

kemajuan ekonomi, dan bahwa menjadi permasalahan utama pa-

biaya hidup orang miskin yang

da fenomena kemiskinan adalah sakit sangat tinggi, baik dari biaya ketika seseorang sudah bekerja

pribadinya maupun dari biaya so- dan bersusah payah dalam hidup-

sial masarakat (private and social nya, kemiskinan tetap menghan-

cost )

tuinya, apalagi bila ia sudah kehi- Berdasarkan berbagai sebab di

langan harapan untuk dapat ke- atas, penulis melihat ada dua bentuk

luar dari jerat kemiskinan terse- penyebab kemiskinan, yaitu:

but. Secara ekonomi, kemiskinan adalah sesuatu yang bisa dipre-

1. Miskin karena faktor internal indi- diksi berdasarkan berbagai indi-

vidu atau kelompok kator ekonomi suatu masyarakat

2. Miskin karena faktor eksternal in- (Kompas, 30 Juni 2005) . Dan seca-

dividu atau kelompok ra politik, kemiskinan bisa dijadi-

Penyebab kemiskinan secara in- kan sebagai alat untuk tujuan po-

ternal juga dapat disebabkan oleh litik, terbukti isu pengaruh krisis

faktor-faktor eksternal, misalnya ku- terhadap kemiskinan yang diang-

rangnya pendidikan seseorang bu- kat mahasiswa cukup ampuh da-

kan disebabkan oleh karena ia tidak lam gerakan menjatuhkan rezim

mau, tapi karena tidak mampu atau Soeharto (Ari A. P, GATRA, 20

tidak punya peluang. Namun secara November 2000).

umum, sebab-sebab internal indivi-

5. Budaya yang diciptakan seperti du dari kemiskinan dapat dipahami

gaya hidup konsumerisme yang dengan sengaja dipromosikan

dengan baik oleh semua orang, ka- oleh kalangan produsen sehingga

rena seorang yang pemalas dan ti- dak punya pertimbangan ekonomi

mengurangi motivasi masarakat dalam hidupnya, tentu saja akan

untuk berhemat dan menabung.

menjadi miskin.

6. Faktor agama atau kepercayaan Dengan demikian, kemiskinan

(seperti gaya hidup sufistik atau dapat dipandang sebagai masalah

biksu) yang mengajarkan bahwa individu, lokal, politik, sosial, dan

kemiskinan itu lebih baik, walau- ekonomi. Secara ekonomi, kemiski-

pun ada beberapa ajaran agama nan dapat pula dipandang dari ber-

yang mendorong manusia untuk bagai aspek, dan dalam makalah ini

berhemat dan mengembangkan dibahas kemiskinan sebagai sebuah

kekayaan (Pheni Chalid: 9-11). akibat dari sistem dan sosiologi eko-

7. Kemiskinan sumber daya alam atau sebab alami, namun hal ini

nomi. Saat ini, setengah dari pendu- berkaitan erat dengan sumber da-

duk dunia hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan

ya manusia, stratifikasi dan taha- kurang dari dua dolar US/hari.

pan ekonomi (Pheni Chalid: 25- Tulisan Adam Smith dan Alfred

31). Marshal (Principles of Economics)

8. Buruknya kondisi kesehatan, ka- telah mengenyampingkan bahwa ke-

rena berbagai penelitian menun- miskinan mempunyai penyebab, ka-

jukkan bahwa kesehatan mem-

JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

rena mereka lebih memfokuskan ka- jian mereka pada penyebab keka- yaan agar memberikan kesan bahwa ilmu ekonomi bermanfaat (Don Boudreaux, The Economy , 17 Agustus 2004) .

Sebenarnya, kemiskinan secara langsung dibuat oleh sistem budaya dan undang-undang, karena peme- rintah berpihak pada kaum kaya, dan kaum kaya itu yang mempenga- ruhi, mengarahkan, dan memformu- lasikan kemiskinan tersebut. Kepen- tingan individu atau negara kaya adalah agar mereka memperoleh sumber daya manusia yang murah dengan adanya rakyat atau negara miskin, dan hal ini dengan mudah dapat dilakukan pada zaman globa- lisasi dengan ciri perdagangan ba- rang dan jasa secara bebas (John Gallagher and Ronald Robinson, The Economic History Review , 1953, Vol. VI). Zaman sekarang, kemiskinan bukan hanya menjadi masalah sosial ekonomi, tapi juga politik ekonomi, karena gaya merkantilisme yang terepresentasi dalam perdagangan bebas menginginkan agar kekuatan suatu negara tetap melebihi negara lain, bahkan perang sebagai salah sa- tu faktor kemiskinan juga dijadikan sebagai alat untuk menumpuk keka- yaan negara-negara kaya atas nama demokrasi ekonomi (economic de- mocracy ). Michel Chossudovsky, Pro- fesor Ilmu Ekonomi dari University of Ottawa, menjelaskan bahwa agen-

da negara-negara G7 hanyalah akan membuat sebuah proyek kemiskinan global (The G7 Policy Agenda Creates Global Poverty ) yang ditandai dengan adanya global debt, structural adjust- ment in the developed countries, capital flight, under the political tutelage of the creditors, crisis of the state, the demise of

central banks, the instability of global financial markets (Majalah Third World Resurgence , no. 60, Agustus, 1995: 10).

Kemiskinan sebagai masalah individu tidak sama dengan kemis- kinan sebagai masalah sosial karena ia berhubungan dengan budaya dan masarakat. Penjajahan, perbudakan, perang, dan penaklukan adalah se- bab sejarah dari sebuah kemiskinan, bukan sebagai faktor sosial. Di sini kita akan melihat sebab dari kemiski- nan dari segi sosial. Faktor kemiski- nan sebagai sebuah masalah sosial adalah ketidaktahuan (ignorance), ke- lesuan (apathy), penyakit (disease), ke- tidakjujuran (dishonesty) dan keter- gantungan (dependency). Kelima fak- tor tersebut berkontribusi pada fak- tor selanjutnya, yaitu kekurangmam- puan memasarkan potensi, kemiski- nan infrastruktur, (poor infrastructu- re ), kelemahan manajeman atau ke- pemimpinan, buruknya pemerinta- han, keadaan selalu menjadi buruh yang tidak mempunyai jaminan hi- dup, kurangnya pengetahuan dan keahlian, kurangnya modal, dan se- terusnya. Sedangkan semua faktor sekunder ini adalah masalah-masa- lah sosial yang berkontribusi dalam menciptakan kemiskinan, maka mengeleminir faktor-faktor tersebut adalah penting untuk mengentaskan kemiskinan.

Sumber daya manusia bukan hanya bermaksud kemampuan da- lam memproduk kekayaan, tapi juga pengelolaan kekayaan itu sendiri. Banyak negara meningkatkan pen- dapatannya ataupun mendapat ban- tuan luar negeri, namun yang sering terjadi dana tersebut tidak mereka gunakan untuk mengembangkan sektor ekonomi real agar pertumbu-

155 Alimin, Solusi dalam Menekan Tingkat Kemiskinan …

han ekonomi berjalan maju dan

Penyakit (Disease)

pengangguran dapat ditekan. Mere- Penyakit menyebabkan manu- ka lebih suka membangun gedung-

sia tidak produktif dan menjadi gedung pemerintahan yang megah,

penyebab langsung dari kemiskinan. monumen-monumen agama, gedung

Berbagai penelitian menunjukkan perbelanjaan modern atau gedung

bahwa kesehatan sangat mempunyai olah raga dari pada membuat usaha

pengaruh besar, terhadap kemajuan produktif, industri, membangun in-

ekonomi, dan bahwa biaya hidup frastruktur seperti jalan dan komuni-

orang miskin yang sakit sangat kasi (Miller: 78).

tinggi, baik dari biaya pribadinya Berikut ini adalah chart yang

maupun dari biaya sosial masarakat menunjukkan hubungan lima faktor

(private and social cost). tersebut dalam membentuk kemiski-

Kesehatan akan memberikan nan:

kontribusi besar untuk menghapus kemiskinan melalu konsumsi air yang aman dan bersih, sanitasi, pengetahuan akan higienis, dan pen- cegahan penyakit. Namun demikian, sebagai faktor kemiskinan penyakit bisa dijadikan orang sebagai alat untuk menghasilkan harta, seperti penyakit tuberculosis (TBC) dikenal- kan orang asing untuk berdagang obat dan juga HIV yang mengan-

Kelima faktor kemiskinan di

dung AIDS.

atas tidak berdiri sendiri, namun sa- ling berhubungan dalam mencipta- Kelesuan (Apathy)

kan kemiskinan. Adanya penyakit Apathy terjadi ketika seseorang berkontribusi pada sikap ketidakta-

tidak peduli lagi karena ia merasa huan atau apathy (kelesuan-keputus-

tidak mampu merobah nasib kepada a-saan). Ketidakjujuran berkontribu-

yang lebih baik, atau ketika ia lihat si pada ketidakmautahuan dan ke-

orang gagal melakukan sesuatu, ia tergantungan, dan seterusnya.

pun lesu untuk melakukannya. Ka- dangkala feneomena ini juga dise-

Ketidakmautahuan (Ignorance)

babkan oleh faktor dengan alasan Ignorance bermaksud kurang-

takdir. Faktor agama dan nilai sosial nya informasi atau pengetahuan,

di sini sangat berperan, karena bebe- dan termasuk juga keterampilan. Ia

rapa penelitian menunjukkan bahwa tidak sama dengan kebodohan. Oleh

agama dan nilai sosial dapat mem- karena informasi adalah suatu ke-

buat orang peduli untuk memajukan kuatan (power), maka orang yang

ekonomi. Pheni Chalid dalam bu- punya informasi menyimpan infor-

kunya menjelaskan bagaimana aga- masi tersebut untuk diri mereka saja

ma Islam di Indonesia, Kaum Samu- (as a strategy of obtaining an unfair ad-

rai di Jepang, dan Calvinis di Eropa vantage ).

JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

memotivasi kemajuan ekonomi (Chalid:

da hakekatnya Allah swt sudah me- 10-14) .

mudahkan segala sumber alam bagi manusia. Oleh karena itu hal perta-

Ketidakjujuran (Dishonesty)

ma yang harus diperbaiki adalah Saat

memperbaiki manusia itu sendiri ketidakadilan (khususnya sikap pe-

menyaksikan

sebuah

agar ia terlepas dari sifat zalim (ka- merintahan yang korup), seseorang

dangkala dalam bentuk kejahatan in- diam saja, ini merupakan suatu keti-

dividu terhadap publik -dalam kapi- dakjujuran yang melahirkan ketidak-

talis- atau oleh publik itu sendiri ter- jujuran baru. Pemerintah yang korup

hadap individu dalam sosialis-) dan menyebabkan kemiskinan rakyat,

sifat kufur dalam bentuk tidak mem- rakyat yang miskin, terpaksa mencu-

perhatikan pengolahan sumber alam ri, ini berarti ketika kita membiarkan

dengan baik dan maksimal. Oleh ka- pencuri pencuri pertama, lahirlah

rena itu, maka problematika ekono- pencuri kedua. Terlebih lagi apabila

mi harus dilakukan dengan cara: pencuri pertama melarikan atau

1. Mengembangkan segala potensi menyimpan uang korupsi itu di

manusia untuk mengekspoloitasi bank luar negeri. Jadi sikap kita yang

alam sebisa mungkin. tidak tepat menyebabkan kemiski-

2. Mengharuskan manusia mentaati nan yang lebih luas.

segala prosedur distribusi yang akan merealisasikan keadilan dis-

Ketergantungan (Dependency)

tribusi dimana dengannya akan Setelah datangnya bencana

bertemu kepentingan individu alam, sikap meminta atau menerima

dan publik.

bantuan mungkin efektif untuk jang- Selanjutnya Allah SWT mene- ka pendek, tapi tentunya tidak untuk

rangkan contoh dari penyelewengan jangka panjang. Sikap suka meneri-

manusia dari jalan yang benar dalam ma bantuan dari skup individu atau-

bidang economic problem: pun negara sangat besar pengaruh- nya dalam memacu kemiskinan, ka- rena suka menggantungkan diri pa-

da bantuan pihak luar.

( 112 :ﻞﺤﻨﻟا) َنﻮُﻌَـﻨْﺼَﻳ اﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَِﲟ KEMISKINAN DALAM PAN-

Dan Allah telah membuat suatu

DANGAN EKONOMI ISLAM

perumpamaan (dengan) sebuah ne- Dalam masalah ekonomi, eko-

geri yang dahulunya aman lagi nomi Islam tidak menyatakan bahwa

tenteram, rezkinya datang kepadanya sebab problematika ekonomi itu pa-

melimpah ruah dari segenap tempat,

da kemiskinan sumber alam dan ti- tetapi (penduduk) nya mengingkari dak pula pada pertentangan antara ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah bentuk produksi dan hubungannya merasakan kepada mereka pakaian

kelaparan dan ketakutan, disebabkan dengan distribusi, akan tetapi pada apa yang selalu mereka perbuat . (QS. sikap dan tindakan manusia. Menga- An-Nahal: 112). pa? karena Islam percaya bahwa pa-

157 Alimin, Solusi dalam Menekan Tingkat Kemiskinan …

"usaha mencari rezki dan penghidupan", َنﻮُﻌَـﻨـْﺼَﻳ" yang berarti " disebabkan apa

Perhatikan ungkapan " اﻮُﻧﺎـــَﻛ ﺎـــَِﲟ

maka jelaslah bahwa kesengsaraan yang mereka dapatkan langsung di-

yang selalu mereka perbuat ", dalam ba- sebabkan oleh cara mereka yang sa-

hasa Arab kata shana'a –

- (Maj-

lah dalam "usaha mencari rezki dan ma’ al-Lughah: 525). berarti "mem- penghidupan ". Ungkapan ini berkai- buat" bila dihubungkan dengan fiqh tan langsung dengan sistem produk- ekonomi, maka maksud ayat adalah si dan distribusi, baik secara makro "kesengsaraan yang mereka terima

maupun mikro.

adalah karena buruknya sistem so- Dari perspektif ekonomi, pada sial dan ekonomi yang mereka buat" berbagai ayat di atas, banyak kita te- Negeri yang disebut ayat di mukan kata "iman, takwa, syukur, atas sudah mengalami kemajuan ma- zalim, dan kufur", semua kata iman, teri karena melimpahnya sumber da- takwa, dan syukur, adalah sebab ke- ya alam yang mereka kelola dan di- bahagiaan dunia (kemakmuran dan distribusikan secara baik, lalu mere- keredhaan Allah), sedangkan zalim ka melakukan kezaliman ekonomi, dan kufur adalah sebab kesusahan maka akibatnya mereka kembali di- dan bencana (kemiskinan dan kema- hukum dengan hukuman (sangsi) rahan Allah). Kata-kata tersebut ti- ekonomi dari Allah yang dilambang- dak dapat kita tafsirkan sebagai kan dalam tersebut dengan kalimat iman dalam konteks hubungan ma- "karena itu Allah merasakan kepada me- nusia dengan Allah saja yang beras- reka pakaian kelaparan (kemiskinan) pek ibadah, tapi sekaligus perbaikan dan ketakutan, disebabkan apa yang sela- hubungan antara manusia dengan

lu mereka perbuat " manusia dan alam karena dari hu-

Sedangkan sikap syukur dan bungan sebab akibat kita perhatikan taat akan membuahkan kemakmu- dipastikan ada hubungan langsung

ran: pada ungkapan tersebut antara "ka-

ta-kata" dengan kemakmuran dan

kemiskinan. Misalnya, Islam men- syariatkan ketentuan batal atau khi-

yar terhadap berbagai kontrak ada- lah bertujuan untuk menjauhkan si-

Jikalau sekiranya penduduk negeri- kap ekspoloitasi kaum kaya seperti negeri beriman dan bertakwa, pastilah ikhtiar dan kaidah khiyar al-ghubn al- Kami akan melimpahkan ke-pada fahisy (harga menyolok). mereka berkah dari langit dan bumi, Dengan demikian, solusi masa- tetapi mereka mendustakan (ayat- lah ekonomi harus beranjak dari ayat Kami) itu, maka Kami sik-sa "perbaikan manusia" itu sendiri me- mereka disebabkan apa yang mere-ka lalui cara: 1) mempersiapkan semua perbuat (apa yang mereka usa- sumber daya manusia –material dan

hakan). (QS. al-A'raf: 96). spiritual- untuk mengelola alam se-

Bila kita perhatikan pada kata baik mungkin, 2) mendirikan sistem " َنﻮُﺒـ ِﺴْﻜَﻳ" pada ayat ini, dalam bahasa

ekonomi yang dapat menegakkan Arab makna kata kasaba (ﺐـﺴﻛ) adalah

keadilan produksi, distribusi, dan konsumsi secara makro dan mikro

JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

(keseimbangan antara kepentingan Jika salah satu dari kedua golongan individu dan publik; pemenehan ke-

itu berbuat aniaya terhadap golongan butuhan pokok-kafaf; sistem hukum

yang lain maka perangilah golongan ekonomi yang adil.

yang berlaku aniaya itu sehingga Oleh karena itu, jika seorang fa-

golongan itu kembali kepada apa-apa kir merasakan kelaparan, itu meru-

yang diperintahkan Allah........ (QS, pakan bukti bahwa (terjadi karena)

al-Hujurat: 9)

harta hanya dinikmati oleh orang- Penulis melihat bahwa Ekono- orang kaya (Abu al-Hadid, 1959: 408).

mi Islam adalah ajaran pertama yang Dan, diwajibkan bagi orang-orang

memberikan standar minimum un- kaya, dari penduduk seluruh negeri,

tuk kemiskinan dan bagaimana cara untuk menanggung kebutuhan po-

masyarakat kaya memperlakukan kok orang-orang fakir di antara me-

manusia yang ditimpa kemiskinan reka dan pemerintah berhak memak-

tersebut. Al-Dalji (790-799 M) dalam sa mereka untuk melaksanakannya.

bukunya al-Falakah wa al-Maflukun Jika zakat dan juga fai’ harta kaum

(Kemiskinan dan Orang-Orang Mis- Muslimin tidak dapat memenuhi ke-

kin) menyatakan bahwa perang suci butuhan mereka, maka untuk mere-

pertama yang dilakukan Abu Bakar ka harus disediakan bahan makanan

adalah perang melawan kemiskinan, pokok dan bahan-bahan primer lain-

karena banyak orang kaya tidak mau nya, seperti pakaian untuk musim

membayar zakat, sedangkan zakat dingin dan musim panas, tempat

itu adalah hak kaum miskin. tinggal yang dapat meneduhi mere-

Tentang hakekat perspektif ka dari hujan, rasa panas pada mu-

Islam pada pemenuhan kebutuhan sim panas, sengatan matahari, dan

pokok, Hujjatul-Islam Abu Hamid tempat tinggal yang akan melin-

Al Ghazali (450-505 H, 1058- 1111 M) dungi mereka dari pandangan

berkata: “Sesungguhnya kemaslaha- orang-orang yang lewat. Seorang

tan agama tidak akan terwujud ke- muslim tidak boleh sampai mema-

cuali dengan terwujudnya kemasla- kan bangkai atau daging babi, se-

hatan dunia. Maka, kemaslahatan mentara ia mendapatkan kelebihan

agama adalah dengan ilmu pengeta- makanan pada temannya yang mus-

huan dan ibadah, kedua hal ini tidak lim atau dzimmi. Ia berhak memaksa

akan tercapai kecuali dengan: 1) dengan senjata untuk mendapatkan-

Badan yang sehat; 2) Kelangsungan nya, dan jika ia terbunuh maka

hidup; 3) Pemenuhan kebutuhan- orang yang membunuhnya harus

kebutuhan: Pakaian, Makanan po- membayar diyat, sedangkan jika

kok, dan Keamanan.” Kemudian orang yang menghalanginya terbu-

Imam Ghazali menerangkan: nuh maka, penghalang itu mendapat

laknat Allah, karena ia menghalangi “Sungguh! orang-orang yang meras- orang untuk mendapatkan haknya,

akan aman dalam masyarakatnya, be- dan ia berarti termasuk kelompok bas dari penyakit, dan dia mendapat- orang yang memberontak. Allah swt kan makanan hariannya maka, sea- berfirman: kan-akan dia telah meraih dunia

dengan segala isinya....maka dari itu kemaslahatan agama tidak akan ter-

159 Alimin, Solusi dalam Menekan Tingkat Kemiskinan …

wujud kecuali dengan mewujudkan jaminan keamanan terhadap pemenu- han kebutuhan-kebutuhan vital ini, karena orang yang hari-harinya sibuk dengan bersiaga dari pedang-pedang kegelapan (ancaman-ancaman), dan mencari nafkah dalam ketakutan, ka- pankah orang sepeti ini dapat men- dapatkan waktu untuk menuntut il- mu dan bekerja dimana dua hal ini adalah jalan untuk menuju kebaha- giaan akherat?, oleh karena itu, maka kemaslahatan dunia yaitu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan adalah syarat untuk meraih kemaslahatan agama...” (Al- Ghazali, t.th: 130)

Maka keamanan sosial, ketente- raman dalam pengadaan, keselama- tan unsur-unsur sosialisasi dan pem- bangunan manusia dari segi materil dan moril dimulai dari badan yang sehat, jaminan kelangsungan hidup, pakaian, tempat tinggal, makanan pokok sampai jaminan keamanan yang menghapus segala faktor penyebab ketakutan, kecemasan dan keresahan. Seluruh unsur-unsur ini telah diletakkan konsep Islam dalam derajat “kebutuhan dan tuntutan pri- mer” tidak hanya sekedar “hak” atau “pelengkap” dan lebih dari itu men- jadi “kewajiban”, dimana dengan perealisaiannya terealisasilah kewaji- ban-kewajiban agama dan ibadah- ibadah rituil, sebagaimana yang di- katakan Imam Ghazali: “Maka, ke- maslahatan agama tidak akan terwu- jud kecuali dengan mewujudkan ja- minan keamanan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan vital ini” ( 'Ima-rah, 1998: 75).

Islam telah mensinkronkan dan mengkombinasikan berbagai unsur sosial pembangunan ekonomi mela- lui teori pemenuhan lima tuntutan pokok (al-dharuriyat al-khamsah) kare-

na unsur-unsur vital penegak pem- bangunan masyarakat Islam yang aman, yaitu: perlindungan terhadap agama, jiwa, akal, nasab dan kehor- matan, dan harta dengan menem- patkan unsur agama sebagai kebutu- han fital utama karena ia dasar dan motor berfikir dan bertindak manu- sia. Pewajiban zakat merupakan sa- lah satu upaya aplikasi prinsip men- jaga harta. Jika dilihat pada sumber zakat kontemporer, sangat banyak sumber yang bisa diberdayakan di samping zakat mal seperti zakat ri- kaz , yaitu zakat barang tambang yang jumlahnya begitu melimpah.

Dengan adanya penentuan li- ma tujuan pokok umum syari’ah ini maka, perspektif Islam mempunyai keistimewaan dalam memandang unsur-unsur kelayakan hidup diban- dingkan dengan persepsi-persepsi filsafat-filsafat non Islam, seperti fil- safat-filsafat Kebatinan, Gnoticisme, il- luminism, positivism , meterialism, dan utilitarianism .

Dengan adanya dana pengem- bangan ekonomi Isalam seperti zakat dan wakaf, akan terwujud keadilan pada seluruh pelosok ummat sesuai dengan hasil yang dapat dikeluarkan dari buminya dan akan terwujud pula keadilan dalam pertumbuhan ekonomi sesuai dengan jenjang prio- ritas pemenuhan kebutuhan yaitu: primer, sekunder, pelengkap dan luks. Dengan dana rikaz ini juga um- mat kita akan terlepas dari utang- utang luar negeri -penjajahan bentuk baru- yang menggadaikan sumber- sumber daya, idealis, kebebasan, dan kehormatan ummat kepada para penghutang.

JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

Al-Quran Memaparkan beberapa

pencukupan kebutuhan keseluruhan

Penyebab Kemiskinan

umat, setelah itu diperbolehkan un- Apabila sebuah kezaliman su-

tuk bagi setiap warga untuk berbe- dah mengalahkan keadilan kemu-

da-beda dalam tingkat kuantitas har- dian harta hanya beredar (dimono-

ta yang dimilikinya, agar yang kaya poli) di kalangan orang-orang kaya

tidak semakin kaya dan mereka ti- dan terpusatlah kemiskinan pada

dak memonopoli kekayaan sesama mayoritas rakyat, maka hal tersebut

mereka saja:

adalah merupakan awal dari akhir Apa saja harta rampasan (fai-i) yang pembangunan kebudayaan dan jalan

diberikan Allah kepada Rasul-Nya turun menuju kehancuran dan keja-

yang berasal dari penduduk kota-kota tuhan ('Imarah, 1998: hal. 89). Akan

maka adalah untuk Allah, kerabat tetapi berbeda halnya dengan kon-

Rasul, anak-anak yatim, orang-orang disi ideal yang diwajibkan Allah

miskin dan orang-orang yang dalam SWT terhadap umat penutup -umat

perjalanan, supaya harta itu jangan Islam- yang mengemban syari’ah

hanya beredar di antara orang-orang abadi dimana Allah SWT menghen-

kaya saja di antara kamu. Apa yang daki darinya keabadian persaksian

diberikan Rasul kepada kamu maka dan sebagai para saksi atas sekalian

terimalah ia. Dan apa yang dilarang- alam:

nya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesung-

“Dan demikian (pula) Kami telah guhnya Allah sangat keras hukuman-

menjadikan kamu (ummat Islam),

Nya (QS, 59:7).

ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)

Fenomena Qarun si penum- manusia dan agar Rasul (Muham-

puk harta dan si Fir’aun yang tiran mad) menjadi saksi atas (perbuatan)

dan congkak tak lain hanyalah meru- kamu ” (QS, 2:143)

pakan buah pahit dari perasaan telah meraih segalanya (superioritas) dan

Penulis menyimpulkan bahwa pemegangan kekuasaan tunggal

sebab utama kemiskinan adalah bu- (diktator), baik dalam sikap terhadap

ruk perilaku manusia dalam menge- harta ataupun dalam kekuasaan pe-

lola harta, maka hal pertama yang merintahan (Untuk lebih jelas rujuk:

harus dilakukan mengendalikan ka-

QS, 28:76-77).

langan bermodal (kaya) dan punya kekuasaan (penguasa) secara baik,

Kesemenaan Kaum Mutrafun (Kaum

karena sebenarnya fitrah dasar ma-

yang Hidup Mewah dan Berlebihan)

nusia tidak ada yang ingin susah Mereka dapat disamakan de- atau miskin. Diantara sebab utama

ngan kaum pengkonsumsi keka- kemiskinan adalah:

yaan barang dan jasa dunia terbesar,

sebagaimana yang disinyalir olel

Monopoli Harta dan Kekuasaan

adalah Penyebab al-Thugyan

UNDP PBB. Kaum mutrafun bukan hanya berarti kaum kaya yang hidup

Sirkulasi harta kekayaan harus bermewah-mewah, akan tetapi me-

diperhatikan dan dikontrol pada reka yang menggunakan harta keka-

awal dan sebelum segala sesuatu, yaan mereka dengan tampa mema-

dengan standar pemenuhan dan

161 Alimin, Solusi dalam Menekan Tingkat Kemiskinan …

kai kendali syari’ah, di antara ciri pan mereka yang penuh dengan ber- mereka adalah monopoli harta, hi-

bagai bentuk pelanggaran terhadap dup dengan bermewah-mewah dan

batas-batas yang ada. Kemewahan cenderung menghamburkan harta,

memberikan kepemimpinan dan ke- tidak mau mengeluarkan hak kaum

kuasaan kepada para pelakunya fakir miskin, dan mereka berbuat

(mutrafun) telah membuat mereka arogan dengan harta tersebut.

menjadi suatu “kekuatan” yang akan Kehancuran sosial, budaya dan

membawa orang-orang yang zalim ekonomi di atas terjadi, karena ada-

kepada kriminalitas dan kriminalis: nya orang-orang mutrafun (berme-

Dan orang-orang yang zalim hanya wah-mewah dan menghamburkan

mementingkan kenikmatan kemewa- harta) selalu saja menjadi para pe-

han yang ada pada mereka, sedangkan nentang Rasul-Rasul Allah dan risa-

mereka adalah orang-orang yang lat-risalat langit yang datang dengan

jahat (QS, 11:116). membawa pembaharuan (reformasi),

kebangkitan dan keamanan untuk

Pemungsian Harta Bukan al-Kanzu

kehidupan peradaban sosial pada se-

(peng-idle-an)

tiap umat, bahkan penentangan me- Penggunaan (pemungsian) har- reka ini sudah mencapai derajat un-

ta yang berlebih dari pencukupan dang-undang yang mereka undang-

kebutuhan dengan memodalkan dan kan:

meninvestasikannya adalah untuk maslahat umum dan pertumbuhan

“Dan Kami tidak mengutus ke suatu negeri seorang pemberi peringatan-

pembangunan umum serta menjadi- pun, melainkan orang-orang yang hi-

kan dan memudahkan orang-orang dup mewah di negeri itu berkata:

yang masih membutuhkan dalam “Sesungguhnya kami mengingkari

pemenuhan kebutuhan primer dan apa yamg kamu utus untuk menyam-

sekundernya. Demikianlah penger- paikannya. Dan mereka berkata: “ka-

tian Islam terhadap penggunaan har- mi lebih banyak mempunyai harta

ta yang disebut dengan “Infaq al- dan anak-anak (dari pada kamu) dan

‘Afwu ”, yaitu pemungsian harta kami sekali-kali tidak akan diazab ”

yang berlebih dari pencukupan ke- (QS, 34:34-35),

butuhan, seperti yang di sebut dalam Al-Quran: Dan mereka bertanya kepa-

Pada galibnya para mutrafun damu tentang apa yang mereka nafkah- adalah musuh reformasi peradaban kan. Katakanlah: “Apa yang lebih dari dan pendukung kejumudan (stag- keperluan” (al ‘afwu) . (QS, 2: 219)

nasi) atas tradisi usang yang meno- Adapun kewenangan (arogan-

pang realita kezaliman yang terjadi si), Istighna’ (penyandaran total ter-

(lihat: QS, 43:23). Kemewahan yang hadap harta dan merasa sudah me- menjadikan para pelakunya sebagai raih segalanya) dan monopoli terha- penghalang di depan pembaharuan dap harta kekayaan inilah yang dise- peradaban dan kebangkitan pem- but dengan “al-Kanzu” (penumpu- bangunan merupakan suatu “kejaha- kan dan penyimpanan) yang disebut tan” (kriminalitas) terhadap “hak” dalam al-Quran (Lihat: QS, 34-35).

sosial masyarakat secara umum, di- tambah lagi dengan praktek kehidu-

JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

KESIMPULAN

Berdasarkan kajian di atas, di- tinjau dari sosiologi ekonomi, yaitu dalam lingkup hubungan antara in- dividu dengan masarakat (interaksi sosial), ekonomi sebagai sebuah fe- nomena sosial atau dengan ungka- pan lain "lingkup kegiatan ekonomi dan perilaku sosial yang tidak dapat dibedakan sehingga aspek sosial" yang menjadi penggerak utama ma- nusia untuk mengembangkan keka- yaan, penulis menyimpulkan bebera- pa hal berikut:

1. Faktor kemiskinan ditinjau dari segi sosiologi ekonomi atau faktor kemiskinan sebagai sebuah ma- salah sosial adalah ketidaktahuan (ignorance), kelesuan (apathy), ke- tidakjujuran (dishonesty) dan ke- tergantungan (dependency). Ke em- pat faktor tersebut berkontribusi pada faktor selanjutnya, yaitu kekurangmampuan memasarkan potensi, kemiskinan infrastruktur (poor infrastructure), kelemahan manajeman atau kepemimpinan, buruknya pemerintahan, keadaan selalu menjadi buruh yang tidak mempunyai jaminan hidup, ku- rangnya pengetahuan dan keah- lian, kurangnya modal, dan sete- rusnya. Semua faktor sekunder tersebut adalah masalah-masalah sosial yang berkontribusi dalam menciptakan kemiskinan, maka mengeleminir faktor-faktor terse- but adalah penting untuk meng- entaskan kemiskinan. Sedangkan aspek sosial yang langsung berhu- bungan sebab akibat dengan ke- miskinan utamanya adalah karena miskinnya "modal kapital" sese- orang. Secara ringkas aspek terse- but adalah:

a. Hubungan dengan lingkungan yang buruk seperti: hubungan ke- keluargaan dan hubungan etnis yang buruk, hubungan dengan koneksi bisnis yang buruk, tidak punya jaringan kerja atau tidak punya koneksi (minus hubungan sosial), karena secara ekonomi, ukuran kekayaan adalah uang, maka bagaimana seseorang sukses memperoleh uang dalam masya- rakat sosialnya, berarti ia sukses dalam masarakat (secara normal, bukan pendapatan tidak normal – haram), atau ia dianggap sukses membuat hubungan baik (interak- si) dengan manusia (sumber daya insani) dimana modal utamanya adalah kepercayaan (trust) yang diberikan masarakat kepadanya. Dan karena tingkat harmoni dan konflik diri dengan lingkungan merupakan faktor utama kesukse- san seseorang.

b. Regularisasi sosial yang buruk, karena sistem ekonomi masarakat atau lingkungan buruk yang membuat dia tidak punya pe- luang untuk keluar dari kemis- kinan. Ali bin Abu Thalib berkata: “Berkecukupan dalam keterasingan adalah tanah air sejati, kefakiran di tanah air sendiri adalah suatu keter- asingan dan sesungguhnya, orang yang hidup berkekurangan adalah orang asing di negerinya sendiri.”. Selanjutnya

tawar

menawar perdagangan dunia dalam bentuk tekanan politik merupakan se- buah fenomena sosial ekonomi. Agenda perdagangan bebas dunia bila tidak diatur dengan baik, jus- teru akan memperparah nasib kaum miskin, serta membuat im- perialis ekonomi baru dari negara kuat terhadap negara lemah, atau

163 Alimin, Solusi dalam Menekan Tingkat Kemiskinan …

dari kalangan bermodal ekonomi

e. Faktor agama atau kepercayaan dan sosial kuat terhadap kalangan

(gaya hidup sufistik atau biksu) lemah, seperti munculnya fenone-

yang mengajarkan bahwa kemis- ma tekanan hutang global (global

kinan itu lebih baik, walaupun debt ), lemahnya penyesuaian ne-

ada beberapa ajaran agama yang gara berkembang terhadap per-

mendorong manusia untuk berhe- kembangan baru, pelarian modal

mat dan mengembangkan kekaya- (capital flight), dan ketidakstabilan

an.

pasar uang.

2. Islam menganggap bahwa faktor

c. Tekanan budaya, seperti sistem kemiskinan terutama karena sikap

etnis yang tidak mendukung atau dan tindakan manusia, yaitu ma-

juga pengaruh sebagai etnis mino- nusia sebagai makhluk sosial ha-

ritas, termasuk pengaruh diskri- rus diperbaiki terlebih dahulu, si-

minasi kelas sosial dan gender. kap manusia dalam mengelola