Keselamatan dan Kesehatan Kerja

  Keselamatan dan Kesehatan Kerja

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  Keselamatan Kerja

  • Keselamatan kerja adalah “keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan ”(Suma’mur, 1989).
  • Penerapan keselamatan kerja ditujukan tidak hanya di satu tempat kerja saja tetapi di segala tempat kerja baik berada di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara. Keselamatan kerja juga diterapkan diberbagai bidang kegiatan seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain

  • Keselamatan kerja juga berarti kondisi yang terlindungi terhadap bahaya, kecelakaan, gangguan, kerusakan pada kegiatan kerja.
  • Keselamatan kerja sangat penting dalam perusahaan, karena keselamatan tersebut menyangkut seluruh aspek dalam perusahaan, mulai dari keselamatan dalam penggunaan mesin-mesin industri, keselamatan dalam penggunaan alat- alat kerja seperti soldier, gergaji, juga termasuk keselamatan lingkungan tempat kerja dimana proses produksi itu dilaksanakan.

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  Tujuan Keselamatan Kerja

  • Tujuan utama dari keselamatan kerja, yaitu (Suma’mur, 1989):
    • – Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
    • – Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
    • – Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

  Hubungan antara Keselamatan Kerja dan Peningkatan Produksi dan Produktivitas

  • Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi dan ditekan sekecil- kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.
  • Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.
  • Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi- kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula.
  • Praktek keselamatan tidak bisa dipisah-pisahkan dari ketrampilan, keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur essensial bagi kelangsungan proses produksi.
  • Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  Kesehatan Kerja

  • Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam Ilmu Kesehatan/Kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atu mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit- penyakit umum (Suma’mur, 1967).
  • Kesehatan kerja menurut UU No. 14 Tahun 1969 adalah lapangan kesehatan yang ditunjukkan kepada pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara-cara dan syarat yang memenuhi norma-norma hygiene perusahaan dan kesehatan kerja untuk mencegah penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan, maupun penyakit umum serta menetapkan syarat- syarat kesehatan bagi perumahan tenaga kerja

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  Tujuan Kesehatan Kerja

  • Tujuan utama dari kesehatan kerja adalah:
    • – Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
    • – Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi.

  • Tujuan utama tersebut dapat diperinci lebih lanjut sebagai berikut: pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat- gandaan kegairahan serta kenikmatan kerja, perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk industri

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja

  • Definisi Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut

  Permen Naker Nomor: PER/05/MEN/1996 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif

  Tujuan dan Sasaran

  • Tujuan dan sasaran Sistem K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  Proses Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja

  • Proses keselamatan dan kesehatan kerja seperti proses manajemen pada umumnya adalah penerapan berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (Sahab, 1997).

  Fungsi Perencanaan, meliputi

  • Perkiraan/peramalan (forecasting)
  • Penetapan tujuan dan sasaran
  • Menganalisa data, fakta dan informasi
  • Merumuskan masalah
  • Menyusun program

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  Fungsi Pengawasan, meliputi :

  • Pemantauan • Evaluasi hasil kegiatan
  • Pengendalian

  Fungsi Pelaksanaan, meliputi :

  • Pengorganisasian • Penempatan staf
  • Pendanaan • Implementasi program

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Kesehatan Kerja

  • Faktor Fisik
    • – Kebisingan

  • Kebisingan adalah suara-suara yang tidak dikehendaki.
  • Pengaruh utama kepada kesehatan adalah kerusakan kepada indera-indera pendengar, yang menyebabkan ketulian progresif.
  • Pengaruh kebisingan bagi pekerja yaitu mengganggu konsentrasi para pekerja yang sedang melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap satu proses produksi atau hasil sehingga dapat membuat kesalahan-kesalahan.
  • Alat untuk mengukur tingkat kebisingan adalah

  soundlevel meter. Alat ini digunakan untuk

  mengukur tingkat kebisingan di antara 30-130 dB dan dari frekwensi-frekwensi 20-20.000 Hz.

  • Tujuan dari pengukuran kebisingan adalah untuk memperoleh data kebisingan di perusahaan atau dimana saja dan untuk mengurangi tingkat kebisingan tersebut, sehingga tidak menimbulkan gangguan (Suma’mur, 1989).

  Gambar .Sound Level Meter Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  • Pedoman pemaparan terhadap kebisingan (Nilai Ambang Kebisingan) berdasarkan Lampiran II Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep- 51/MEN/1999:

  Waktu Pemajanan per Hari Intensitas Kebisingan dalam dBA

8 Jam

  85

  4

  88

  2

  91

  1

  94

30 Menit

  97 15 100 7,5 103 3,75 106

  1,88 109 0,94 112 28,12 Detik 115 14,06 118

  7,03 121 3,52 124 1,76 127 0,88 130 0,44 133 0,22 136

  0,11 139

  • – Jenis-jenis kebisingan :
    • Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekwensi yang luas (=steady state, wide band noise), misalnya mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar, dan lain-lain.
    • Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekwensi sempit (steady

  state, narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas, dan lain-lain.

  • Kebisingan terputus-putus (=intermittent), misalnya lalu lintas, suara kapal terbang di lapangan udara.
  • Kebisingan impulsive (=impact or impulsive noise), seperti pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam, ledakan.
  • Kebisingan impulsive berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan.

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  • Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kebisingan :
  • Pengurangan kebisingan pada sumbernya dapat dilakukan misalnya dengan menempatkan peredam pada sumber getaran, tetapi umumnya hal itu dilakukan dengan penelitian dan perencanaan mesin baru.
  • Penempatan penghalang pada jalan transmisi.
  • Isolasi tenaga kerja atau mesin adalah usaha segera dan baik bagi usaha mengurangi kebisingan. Untuk ini perencanaan harus sempurna dan bahan-bahan yang dipakai harus mampu menyerap suara. Bahan-bahan penutup harus dibuat cukup berat dan lapisan dalam terbuat dari bahan yang menyerap sinar, agar tidak terjadi getaran yang lebih hebat.
  • Proteksi dengan sumbat atau tutup telinga
  • Tutup telinga biasanya lebih efektif dari penyumbat telinga. Alat- alat ini dapat mengurangi intensitas kebisingan sekitar 20-25 dB. Harus diusahakan perbaikan komunikasi, sebagai akibat pemakaian alat-alat ini. Problematika utama pemakaian alat proteksi pendengar adalah mendidik tenaga kerja, agar kontinyu menggunakannya.
  • – Radiasi

  • Radiasi yang ada di tempat kerja dan mempunyai pengaruh kepada tenaga kerja dan pekerjaannya terdiri dari :
    • – Radiasi elektromagnetis, yaitu gelombang-gelombang mikro,

  (= micro waves), radiasi laser, radiasi panas, sinar infra merah, sinar ultraviolet, sinar x dan sinar gamma.

  • – Radiasi radioaktif, yaitu sinar-sinar dari bahan radioaktif.
    • Contoh pekerjaan yang menimbulkan radiasi yaitu pekerjaan mengelas dan memotong yang menggunakan sinar laser, penanggulangannya dengan menggunakan kacamata pelindung/google (Suma’mur, 1989).

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  • – Getaran Mekanis
    • Proses industrialisasi dan moderinisasi teknologi selalu disertai mesin-mesin atau alat-alat mekanis lainnya yang dijalankan dengan suatu motor.
    • Sebagian dari kekuatan mekanis ini disalurkan kepada tubuh pekerja atau lainnya dalam bentuk getaran mekanis.
    • Getaran mekanis dibedakan menjadi dua, yaitu getaran seluruh badan dan getaran alat-lengan.
    • Gejala akibat getaran adalah:

  • – Efek mekanis kepada jaringan

  » Pada efek mekanis, sel-sel jaringan mungkin rusak atau metabolismenya terganggu.

  • – Rangsangan reseptor syaraf di dalam jaringan

  » Pada rangsangan reseptor, gangguan terjadi mungkin melalui syaraf sentral atau langsung pada sistem

  autonom.

  • – Cuaca Kerja
    • Cuaca kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerak dan suhu radiasi.
    • Kombinasi keempat faktor itu dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas.
    • Suhu udara dapat diukur dengan termometer dan disebut suhu kering.
    • Kelembaban udara diukur dengan menggunakan hygrometer.
    • Sedangkan suhu dan kelembaban dapat diukur bersama-sama dengan sling psychrometer atau arsman psychrometer yang menunjukkan suhu basah sekaligus. Suhu radiasi diukur dengan termometer bola (=globe thermometer).

  o

  C suhu

  • Nilai Ambang Batas untuk cuaca (iklim) kerja adalah 21-30 basah, NAB ini akan dievaluasi terus menerus mengenai kecocokannya

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  Hygrometer

Globe Thermometer

Sling Psychrometer

  • Tekanan Udara Tinggi dan Rendah
    • Gejala sakit yang diakibatkan oleh rendahnya tekanan udara didasarkan atas kurangnya oksigen dalam udara pernafasan.
    • Tekanan udara tinggi dihadapi, misalnya oleh penyelam-penyelam laut, dalam aktivitas pengambilan hasil laut seperti mutiara dan dihadapi pula oleh pekerja- pekerja ditambang sangat dalam (Suma’mur, 1989).

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  • – Penerangan Tempat Kerja
    • Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek- obyek yang dikerjakan secara jelas dan cepat, selain itu penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan.
    • Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seorang tenaga kerja melihat pekerjaannya dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan.
    • Alat yang digunakan untuk mengukur penerangan adalah luksmeter dan untuk mengukur kekuatan sumber cahaya ialah fotometer

  • Sifat-sifat dari penerangan yang baik

  ditentukan oleh:

  • Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan
  • Pencegahan kesilauan
  • Arah sinar
  • Warna • Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  • – Akibat-akibat penerangan buruk adalah:
    • Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja
    • Kelelahan mental
    • Keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata
    • Kerusakan alat penglihatan
    • Meningkatnya kecelakaan

  • – Contoh penerangan yang buruk dapat menimbulkan kecelakaan adalah seorang tenaga kerja yang menuruni tangga salah menginjak dan terjatuh sebagai akibat adanya bayangan yang mengenai tangga oleh keadaan penerangan yang buruk, untuk itu lampu penerangan harus benar-benar di tempatkan di daerah yang benar jangan sampai salah(Dr.Suma’mur, 1989).

  Luksmeter Fotometer

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  • Bau-Bauan di Tempat Kerja
    • Bau-bauan adalah suatu jenis pencemaran udara, yang tidak hanya penting ditinjau dari penciuman, tetapi juga higiene pada umumnya.
    • Cara pengukuran bau dewasa ini masih tetap menggunakan cara subyektif yaitu dengan alat penciuman, walaupun telah dicoba beberapa cara untuk pengambilan contoh udara dan pemeriksaannya, baik terhadap bahan-bahan kimia, biologis dan radioaktif.
    • Keadaan mental psikologis sewaktu-waktu (tegang, emosi, ingatan, dan lain-lain) berpengaruh kepada penciuman, mungkin positf (menguatkan) atau negatif (melemahkan).
    • Ketajaman penciuman juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara, sedangkan kelembaban sendiri (40-70%) tidak begitu menunjukkan pengaruh kepada tajamnya saraf penciuman (Dr.Suma’mur, 1989).

  • Faktor Kimia
    • – Debu

  • Debu ini menyebabkan pneumoconiosis, diantaranya silicosis, asbestosis, dan lain-lain.
    • – Uap

  • Uap ini dapat menyebabkan “metal fume fever”, dermatis, atau keracunan.
    • – Gas • Gas dapat menyebabkan keracunan dan pedih di mata.
    • – Larutan

  • Larutan ini dapat menyebabkan dermatitis
    • – Awan atau kabut

  • Awan dan kabut ini dapat menyebabkan keracunan dan mengganggu penglihatan.

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  • Gizi Kerja
    • – Gizi kerja adalah gizi yang diterapkan pada masyarakat pekerja (karyawan) untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja, dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang setinggi- tingginya.
    • – Sebagai suatu aspek dari ilmu gizi pada umumnya, maka gizi kerja ditunjukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
    • – Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi seseorang.
    • – Tubuh memerlukan zat-zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh, perbaikan kerusakan-kerusakan dari sel dan jaringan dan untuk pertumbuhan yang banyak sedikitnya keperluan ini sangat tergantung kepada usia, jenis kelamin, lingkungan dan beban yang diderita oleh seseorang.

  Audit K3

  • Audit K3 adalah suatu sistem pengujian terhadap kegiatan operasi yang dilakukan secara kritis dan sistematis untuk menentukan kelemahan unsur sistem (manusia, sarana, lingkungan kerja dan perangkat lunak) sehingga dapat dilakukan langkah perbaikan sebelum timbul kecelakaan/kerugian (Payaman, 1993).

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  • Audit K3 memiliki tiga tujuan utama, yaitu :
    • – Menilai secara kritis dan sistematis semua potensi bahaya dalam sistem di kegiatan operasi.
    • – Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah dilaksanakan sesuai ketentuan pemerintah, standar teknis, standar K3 yang handal dan kebijaksanaan yang ditentukan manajemen.
    • – Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial sebelum timbul gangguan atau kerugian, serta untuk pengembangan mutu/prestasi K3.

  • Manfaat Audit K3 adalah :
    • – Manajemen/pengurus mengetahui kelemahan unsur sistem operasi sebelum timbul gangguan operasi, insiden, atau kecelakaan yang merugikan sehingga kerugian dapat ditekan dan kehandalan serta efisiensi dapat ditingkatkan.
    • – Diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang status mutu pelaksanaan K3 yang ada saat ini, sasaran apa yang ingin dicapai di masa mendatang dan tingkat pemenuhan terhadap peraturan/perundang-undangan K3 yang berlaku.
    • – Diperoleh peningkatan pengetahuan, kematangan dan kesadaran tentang K3 bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit K3.
    • – Peningkatan citra pengurus perusahaan.

  

  Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan,

12 Mei 2011

  PENGARUH KONDISI FISIK TERHADAP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

  Kondisi fisik cenderung mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja secara langsung, baik dalam jangka waktu singkat maupun jangka waktu yang lama.

  Beberapa kondisi fisik:

  Penyakit Menular Perulangan Gerak Kebisingan Suhu Ekstrem Kondisi Fisik Serangan Fisik Zat-zat berbahaya

JADWAL KERJA (WORK SCHEDULE)

  Jadwal Kerja Night Shift Long Shift Flexible Work Schedule

  Adanya jam malam, biasanya pada perusahaan yang menggunakan sistem 2 atau 3 shift jam kerja.

  Umumnya selama 8 jam, untuk 10-12 jam membutuhkan kemampuan fisik dan mental yang lebih.

  Jam kerja fleksibel, diserahkan kepada pekerja.

  Menggangu siklus tidur pekerja, yang mengakibatkan gangguan pada sistem hormon dan pencernaan. Jam Kerja Effek Merangsang penggunan alkohol, obat perangsang, serta gangguan pada siklus tidur.

  Minimnya absensi dan keterlambatan. Memberikan kepuasan untuk pekerja bukan meningkatkan peformansi kinerja pada sistem.

  Bahan Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan, 12 Mei 2011

JOB STRESS (1)

  JENIS KETEGANGAN / STRAIN (Jex and Beehr, 1991) : Job Strain Contoh Spesifik Psychological reactions

  Behavioral reactions Physical reactions Marah Gelisah Frustasi Ketidaksenangan kerja Ganguan hati Pusing Kejang perut Kanker Merokok Kecelakaan Berhenti bekerja

JOB STRESS (2)

  Objective Ketegangan Ketegangan Stressor Persepsi Pemberitahuan Jangka Pendek Jangka Panjang Karyawan Karyawan Karyawan mengabarkan Api terjadi Karyawan mengalami mengalami adanya tiba-tiba melihat api ketakutan dan trauma, ancaman melompat dari stress, kebakaran jendela kekacauan

  Bahan Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan, 12 Mei 2011 ACCIDENTS

  Masalah kecelakaan menjadi perhatian utama perusahaan karena berhubungan dengan biaya organisasional dan pekerja. Untuk mencegah kecelakaan, maka harus dimengerti penyebab dan bagaimana mengeliminasinya.

  Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Dalam Bekerja Penggunaan Alkohol dan Miras dalam bekerja Trauma insiden hidup Faktor Individu Karakteristik individu Merokok

  Work Accidents Seleksi Karyawan Design Peralatan Absensi dan Turnover

  Faktor Organisasi Komitmen Manajemen Keselamatan Pelatihan Keselamatan

  BURNOUT Yaitu suatu pernyataan psikologis yang sulit bahwa seorang pekerja akan memiliki pengalaman setelah bekerja dalam periode waktu tertentu. Burnout mengakibatkan kelelahan emosional dan penurunan motivasi kerja pada pekerja.

  Emotional Exhaustion Komponen Burnout Depersonalization Reduced Personal Accomplishment

  Job stressors Job Strain Absen Beban Kerja Berat Ketidakpuasan

  Kontrol Rendah Burnout Gejala Sakit Ambiguitas Peran Performansi Buruk

  Konflik Peran Turnover Bahan Pelatihan Mandor Perkerasan Jalan, 12 Mei 2011

Dokumen yang terkait

Pendidikan Kesehatan dengan Media Film “Derita Tiada Akhir” Menggugah Pengantin Remaja dalam Menggunakan Kontrasepsi

0 0 6

Pijat Oksitosin dan Frekuensi Menyusui Berhubungan dengan Waktu Pengeluaran Kolostrum pada Ibu Post Sectio Caesarea di RS Kota Bandung

0 0 9

Ekstraksi Pola Penggunaan Sosial Media Organisasi Keagamaan Menggunakan Metode Word Frequency dan Sentiment Analysis

0 0 9

Simulasi Modulasi Digital QAM, 8-FSK dan BPSK Menggunakan Software Matlab Untuk Proses Pembelajaran

2 17 12

Teori Identitas dalam Pluralisme dan Toleransi Beragama (Studi di Desa Jrahi, Gunungwungkal, Pati, Jawa Tengah) Muhamad Agus Mushodiq Institut Agama Islam Ma‘arif NU (IAIMNU) Metro Lampung E-mail: agusmushodiq92gmail.com Abstract - View of Teori Identitas

0 2 28

Implementasi Nilai Filosofis Pancasila dan Agama Islam dalam Menangkal Paham Radikalisme di Indonesia Dwiyana Achmad Hartanto Fakultas Hukum Universitas Muria Kudus Jawa Tengah dwiyana.achmadumk.ac.id Abstract - View of Implementasi Nilai Filosofis Pancas

0 1 38

Peran Pondok Pesantren dalam Deradikalisasi Paham dan Gerakan Islam Radikal (Studi Pondok Pesantren Riyadlatul Ulum Batanghari Lampung Timur) Prasetya Budi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung Email: prasetyabudi0504gmail.com Aprina Chintya Un

0 0 24

Lembar Kerja Peserta Didik Materi Aritmatika Sosial dengan Model Pengembangan Thiagarajan Isnaini Nur Azizah1

3 52 20

Simbolisasi dalam Metode Numerik sebagai Representasi Konsep dan Prosedur Fauzi Mulyatna

0 5 26

Peran Tokoh Agama dalam Pembinaan Harmonisasi Kehidupan dan Akhlak Masyarakat di Kota Metro Lampung Ida Umami Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro E-mail: alidaumamiyahoo.com Abstract - View of Peran Tokoh Agama dalam Pembinaan Harmonisasi Kehidupan d

0 2 18