1. Wisudanto, Soeharto, Ismiyanti, dan Narsa (2016) - PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT TERHADAP INVESTOR OVERCONFIDENCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI - Perbanas Institutional Repository

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dibuat berdasarkan acuan dan keterkaitan teori dan

  penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu, beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini.

1. Wisudanto, Soeharto, Ismiyanti, dan Narsa (2016)

  Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan mentukan tingkat

  

Overconfidence dari investor generasi Y. Variabel yang digunakan pada penelitian

  ini adalah variabel independen meliputi pendidikan, Overconfidence. Sedangkan variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah generasi Y.

  Penelitian ini adalah penelitian survey yang melibatkan mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis dengan rentan umur antara dua puluh sampai 35 tahun yang ada di Universitas Airlangga. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian ini adalah t-test.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dari investor generasi Y maka investor generasi Y tidak

  

Overconfidence dan sebaliknya apabila tingkat pendidikan rendah maka generasi

Y semakin Overconfidence.

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian dahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu melibatkan partisipan dari investor non profesional.

  2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang menggunakan variabel independen tingkat overconfidence.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Variabel independen pada penelitian terdahulu merupakan tingkat

  overconfidence , pendidikan. Sedangkan penelitian sekarang variabel

  independen yang digunakan adalah pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++-- ) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--

  • ), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

  2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan kesalahan prediksi dan kesalahan harga, sedangkan dalam penelitian sekarang menggunakan variabel dependen meliputi pengambilan keputusan investasi.

2. Luciana Spica Almilia dan Supriyadi (2013)

  Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menguji pengaruh efek urutan terhadap pengambilan keputusan investasi serta mencoba menjelaskan penelitian dari Pinsker (2007), dengan melihat recency effect dalam pola pengungkapan Step by Step (SbS) danEnd of Sequence (EoS) sehubungan dengan keputusan perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news(++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan 173 partisipan namun yang dapat diuji hanya berjumlah 93 partisipan dari mahasiswa jurusan akuntansi universitas swasta di Surabaya. Eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++).Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian ini adalah Univariate Analysis of Variance (ANOVA) dan t-test.

  Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan keputusan investasi antara pertisipan yang menerima urutan informasi good news diikuti bad

  

news dibandingkan dengan partisipan yang menerima urutan informasi bad news penyajian menggunakan End of Sequence (EoS) tidak terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang menerima urutan informasi good news diikuti bad news dibandingkan dengan partisipan yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news.

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah pengambilan keputusan investasi, dan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah pengambilan keputusan investasi.

  2. Penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu termasuk ke dalam penelitian eksperimen, sedangkan pada penelitian ini juga termasuk ke dalam penelitian eksperimen.

  3. Partisipan penelitian yang digunakan dalam penelitian dari terdahulu merupakan investor non profesional, sedangkan dalam penelitian sekarang menggunakan sampel yang sama yaitu investor non profesional.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan desain eksperimen 2x2 meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news(++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news(--++),Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

  2. Seri informasi yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan seri informasi panjang, sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan seri informasi panjang dan seri informasi pendek.

  

3. Luciana Spica Almilia, Jogiyanto Hartono, Supriyadi, dan

Ertambang Nahartyo (2013)

  Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk: (1) menguji pengaruh urutan penyajian informasi dalam pengambilan keputusan investasi, (2) Menguji pola penyajian informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel independen meliputi pola penyajian (Step by Step (SbS)dan End of Sequence (EoS)), urutan informasi dan jenis informasi (akuntansi, non akuntansi, dan gabungan). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan investasi.

  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan mahasiswa Akuntansi. Teknik analisis data yang digunakan t-test.

  Hasil penelitian dari penelitian ini yaitu: (1) terdapat efek urutan

  

recency dalam pengambilan keputusan investasi jika informasi disajikan secara keputusan investasi jika informasi disajikan secara simultan (End of Sequence (EoS)).

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Partisipan penelitian yang digunakan dalampenelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah investor non profesional yang berasal dari mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen.

  2. Grand theory yang digunakan penelitian terdahulu dan sekarang yaitu menggunakan The Belief Adjustment Theory.

  3. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yakni menggunakan pengambilan keputusan investasi.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Desain eksperimen penelitian terdahulu 2x2x3 yaitu pola penyajian informasi (SbS dan EoS), Urutan Bukti (++-- atau --++) dan Jenis Informasi (Informasi Akuntansi, Informasi Non Akuntansi dan Kombinasi Keduanya). Sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan desain eksperimen 2x2x2x2 yaitu meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence

  2. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian terdahulu merupakaninformasi akuntansi, informasi non akuntansi dan kombinasi keduanya.Sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan satu jenis informasi saja yaitu Informasi Non Akuntansi.

  3. Seri informasi yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan seri informasi pendek. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan seri informasi panjang dan seri informasi pendek.

4. Dipankar Ghosh dan Anne Wu (2012)

  Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengkaji hasil yang menguntungkan dan tidak menguntungkan dari ukuran kinerja keuangan dan non keuangan di sebuah perusahaan pada rekomendasi analisis keuangan untuk melakukan invetasi atau divestasi dalam suatu perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen meliputi pengukuran kinerja (keuangan dan non keuangan dan tingkat keuntungan/kerugian). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan sebanyak 104 partisipan dari analis keuangan yang membuat rekomendasi dengan menyediakan skala 11 poin yang memiliki jarak dari “pasti menjual” ke “menyimpan” lalu “pasti membeli”. Eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pengukuran kinerja (keuangan dan non keuangan) dan tingkat keuntungan/kerugian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini keuangan dan non keuangan dan tingkat keuntungannya mempunyai dampak terhadap analisis rekomendasi yang interaktif.

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian dahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang termasuk ke dalam penelitian eksperimen.

  2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang menggunakan dependen yang sama yaitu keputusan investasi.

  3. Penelitian terdalu dan penelitian sekarang menggunakan data yang diambil berasal dari partisipan secara langsung.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitianterdahulu merupakan pengukuran kinerja (keuangan dan non keuangan dan tingkat keuntungan/kerugian), sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++),Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

  2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan tingkat keuntungan. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel dependen meliputi pengambilan keputusan investasi.

  3. Partisipan yang terlibat dalam penelitian terdahulu merupakan investor profesional, sedangkan untuk penelitian sekarang melibatkan pertisipan yakni investor non profesional yang meliputi mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen.

5. Robert Pinsker (2011)

  Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menguji kembali penelitiannya pada tahun 2007 dengan menambahkan dua puluh informasi pada penelitian ini untuk menentukan 1) jika dari rencency menjadi

  

primacy , 2) adanya perbedaan atau potensi memperburuk efek urutanketika

  membandingkan pola pengungkapan. Variabel yang yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++).

  Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah penilaian akhir saham. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan 127 mahasiswa jurusan bisnis yang ada di University of South Florida. Eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news(++--) serta analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian ini adalah Univariate Analysis of Variance (ANOVA).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek resensi pada pengungkapan informasi dengan rangkaian panjang serta efek resensi relatif lebih signifikan pada pengungkapan informasi secara bertahap (Step by Step (SbS)) daripada pengungkapan informasi secara simultan (End of Sequence (EoS)).

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian dahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Sampel penelitian pada penelitian terdahuludan penelitian sekarang adalah investor non profesional.

  2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang termasuk dalam jenis penelitian yang sama yaitu penelitian eksperimen.

  3. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarangmenggunakan Grand Theory yang sama yaitu model Belief Adjustment.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Variabel dependen pada penelitian terdahulu merupakan penilaian akhir saham, sedangkan untuk penelitian sekarang variabel dependennya adalah pengambilan keputusan investasi.

  2. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian terdahulumenggunakan metode penelitian 2x2 yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan

  ) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--

  • ), sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan desain eksperimen 2x2x2x2 yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

  3. Seri informasi yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan seri informasi panjang. Sedangkan seri informasi yang digunakan dalam penelitian sekarang merupakan seri informasi panjang dan seri informasi pendek.

6. Mahatma Kufepaksi (2010)

  Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk menjawab apakah investor laki-laki atau perempuan cenderung lebih percaya diri di pasar modal.

  Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independennya tingkat overconfidence. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesalahan prediksi atau kesalahan harga. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan tiga puluh partisipan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lampung jurusan manajemen. Eksperimen ini menggunakan desain 3x2 yang mengkombinasikan antara designwithin dan between subject. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis –hipotesis penelitian ini adalah uji beda

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika pasar tidak menyediakan informasi apapun seperti pada sesi Pra-Pembukaan, investor pria dan wanita yang masuk dalam kategori investor yang berinformasi kurang (less informed investor) ternyata memiliki tingkat overconfidence yang relatif sama sehingga tidak mengkonfirmasi hipotesis yang diajukan. Pada kelompok investor berinformasi lebih (more informed investors), investor pria lebih overconfidence dibandingkan dengan investor wanita karena memiliki rata-rata kesalahan prediksi yang lebih tinggi sehingga temuan ini mengkonfirmasi hipotesis yang diajukan. Pada kelompok investor berinformasi kurang (less informed investors), pedoman prediksi meningkatkan rata-rata kesalahan harga investor pria dan menurunkan rata-rata kesalahan harga investor wanita. Pedoman prediksi menyebabkan investor pria menjadi lebih overconfidence dibandingkan dengan investor wanita dan hasil ini mengkonfirmasi hipotesis yang diajukan. Pada kelompok investor berinformasi lebih (more informed investors), pedoman prediksi mampu menurunkan rata-rata kesalahan harga investor pria dan investor wanita secara signifikan. Meskipun demikian, rata-rata kesalahan harga investor pria lebih tinggi dibandingkan dengan investor wanita sehingga dapat disimpulkan bahwa investor pria lebih overconfidence dibandingkan dengan investor wanita.

  Dikalangan kelompok investor berinformasi kurang (less informed investors), berita bagus secara signifikan menurunkan rata-rata kesalahan harga investor pria dan meningkatkan rata-rata kesalahan harga investor wanita sehingga investor wanita lebih overconfidence dibandingkan dengan investor pria. Pada kelompok rata-rata kesalahan harga investor pria sama dengan investor wanita sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua investor memiliki tingkat overconfidence relatif sama. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan tidak terbukti.

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu termasuk ke dalam penelitian eksperimen.

  2. Partisipan yang terlibat didalam penelitian terdahulu dan penelitian sekarang adalah investor non profesional.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Variabel independen pada penelitian terdahulu merupakan tingkat

  overconfidence , sedangkan penelitian sekarang variabel independen yang

  digunakan adalah pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

  2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan kesalahan prediksi dan kesalahan harga, sedangkan dalam penelitian sekarang menggunakan variabel dependen meliputi pengambilan keputusan

  3. Desain eksperimen dari penelitian terdahulu merupakan3x2 yang mengkombinasikan antara designwithin dan between subject. Sedangkan desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah 2x2x2x2 meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

7. Abhijeet Chandra (2009)

  Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi individual investor dalam melakukan perdagangan saham. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen meliputi umur, pendapatan dan tingkat kommpetensi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan investasi (kompetensi perdagangan). Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan melibatkan 250 investor individu di Delhi- NCR (National Capital Region). Teknik analisis data yang digunnakan untuk menguji hipotesis

  • –hipotesis dalam penelitian ini adalah uji korelasi dan empirical

  analysis .Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

  1. Pendidikan, bahwa tingkat pendidikan individu berperan penting pada tingkat keyakinan atau tingkat confidence investor individu, semakin tinggi klasifikasi individu maka individu memiliki kompeten untuk sering

  2. Usia, investor individual tiga puluh sampai empat puluh tahun cenderung memilkiki kompetensi yang tinggi yang berdampak pada sering melakukan perdagangan saham.

  3. Pendapatan, bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan investor akan cenderung overconfidence maka berdampak sering melakukan perdagangan saham.

  4. Tingkat kompetensi, semakin tinggi investor memiliki tingkat kompetensi cenderung berperilaku overconfidence berdampak sering melakukan perdagangan saham.

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Penelitian terdahulu dan penelitian ini menggunakan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian Chandra dan penelitian sekarang yaitu pengambilan keputusan investasi.

  2. Penelitian terdahulu dan penelitian ini menggunakan Grand Theory yang sama yaitu The Excessive Traiding Theory.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Variabel independen yang digunakan penelitian terdahulu merupakan umur, pendapatan dan tingkat kompetensi. Sedangkan untuk penelitian sekarang variabel independen yang digunakan adalah pola penyajian (SbS dan EoS)

  (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

  2. Jenis penelitian dari penelitian terdahulu termasuk ke dalam penelitian survei, sedangkan penelitian sekarang termasuk ke dalam penelitian eksperimen.

8. Robert Pinsker (2007)

  Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menguji model revisi keyakinan yang menyatakan bahwa individu lebih merespon bagian terakhir dari informasi yang diterima ketika informasi tersebut dilakukan secara Step by

  

Step (SbS) (informasi disajikan satu persatu). Variabel yang digunakan pada

  penelitian ini adalah variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news(++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++). Sedangkan variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah keputusan harga saham. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan 129 mahasiswa jurusan bisnis yang ada di University of South Florida. Eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad

  

news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news

  (--++). Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis

  Hasil penelitian menunjukkan ketika pengungkapan informasi dengan informasi dengan rangkaian pendek pada urutan informasi konsisten (good news atau bad news atau sebaliknya), maka model belief revisionmenunjukkan hasil yang signifikan pada pengungkapan informasi secara sekuensial (Step by Step (SbS)) dibandingkan dengan pengungkapan informasi secara simultan (End of Sequence (EoS)).

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Partisipan penelitian pada penelitian terdahuludan penelitian sekarang adalah investor non profesional.

  2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang termasuk ke dalam penelitian eksperimen.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Variabel dependen pada penelitian terdahulu adalah keputusan harga saham, sedangkan untuk penelitian sekarang variabel dependennya adalah pengambilan keputusan investasi.

  2. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian terdahulumenggunakan metode penelitian 2x2 yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news eksperimen 2x2x2x2 yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

3. Penelitian terdahulu menggunakan seri informasi seri informasi pendek.

  Sedangkan penelitian sekarang menggunakan seri informasi pendek dan seri informasi panjang.

  

9. Gongmeng Chen, Kenneth A. Kim, John R Nofsinger, Oliver M

Rui (2007)

  Peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk menguji pengambilan keputusan investasi di negara berkembang seperti Cina. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen meliputi efek disposisi,

  

overconfidence , dan representative bias. Variabel dependen dalam peelitian ini

  adalah Keputusan investasi (perdagangan). Penelitian ini merupakan penelitian survei yang melibatkan investor individual di Cina. Teknik analisis data yang digunakan dalamm pennelitian ini untuk menguji hipotesis

  • –hipotesis dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan empirical analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

  1. Investor di Cina cenderung bias (desposition effect), bahwa investor individual di Cina mengalami desposition effectlebih tinggi dibandingkan

  2. Percaya bahwa kinerja masa lalu mempengaruhi atau mengidentifikasikan kinerja masa depan.

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang menggunakan variabel dependen yang sama yaitu pengambilan keputusan investasi.

  2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang menggunakan data yang sama yaitu data primer dan berasal dari kuesioner.

  3. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang mempunyai tujuan yang sama yaitu menguji pengaruh dari overconfidence.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu denga penelitian sekarang yaitu:

  1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan efek disposisi, overconfidence, dan representative bias. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++),Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence ).

  2. Jenis penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu merupakan penelitian survei, sedangkan penelitian yang dilakukan dalam penelitian sekarang

10. Yenshan Hsu dan Cheng-Yi Shiu (2007)

  Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah invetor di pasar primer juga menunjukkan sikap overconfidence. Variabel yang digunakan dalam penelitin ini adalah variabel independen perilaku penawaran (bidding behaviour) untuk tiga jenis investor yaitu: individu laki

  • –laki, individu perempuan dan investor institusi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan diri (overconfidence). Penelitian ini melibatkan 77 investor yang melakukan lelang IPO di Taiwan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis
  • –hipotesis penelitian ini adalah uji beda rata-rata dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki, perempuan,dan investor institusi dalam sampel memang menunjukkan terlalu percaya diri (overconfidence) dalam melakukan penawaranuntuk saham IPO. Laki-laki memiliki tingkat percaya diri (overconfidence) lebih tinggi daripada perempuandan investor institusi.

  Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang mempunyai tujuan yang sama yaitu menguji pengaruh overconfidence terhadap pengambilan keputusan investasi.

  2. Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang termasuk dalam penelitian penelitian eksperimen.

  Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

  1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakanperilaku penawaran (bidding behaviour) untuk tiga jenis investor yaitu: individu laki –laki, individu perempuan dan investor institusi. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good

  news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), seri informasi (informasi

  panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

  2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan

  Overconfidence . Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel dependen yaitu pengambilan keputusan investasi.

  3. Sampel yang digunakan dalam penelitian terdahulu yaitu dengan melibatkan investor profesional yang melakukan lelang IPO di Taiwan. Sedangkan dalam penelitian ini melibatkan partisipan dari investor non profesional yaitu dari mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen.

2.2. Landasan Teori

  Pada sub bab ini akan diuraikan beberapa teori pendukung yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam penyusunan kerangka pemikiran maupun

1. Belief Adjusment Model

  Hogarth dan Einhorn (1992), mengembangkan model Belief Adjusment untuk memberikan penjelasan komprehensif mengenai cara informasi diintrepretasikan dan diproses. Model belief adjusment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn berdasarkan asumsi bahwa individu memproses informasi secara berurutan dan memiliki keterbatasan kapasitas memori. Individu mengubah keyakinan mereka berdasarkan proses anchoring dan adjustment. Model belief

  

edjustment ini mempertimbangkan tiga karakteristik yang juga berperan penting

  dalam Bayes’ Theorem, yaitu: (1) arah; (2) kekuatan; dan (3) tipe.

  Arah dari bukti menunjukkan apakah bukti mendukung atau tidak mendukung keyakinan individu saat ini. Bukti tambahan yang mendukung keyakinan adalah bukti positif, sementara bukti tambahan yang tidak mendukung keyakinan adalah bukti negatif. Bukti positif atau good news dinyatakan dengan informasi mengenai kinerja perusahaan yang baik (seperti: peningkatan aset, peningkatan kinerja perusahaan). Sedangkan bukti negatif atau bad news dinyatakan dengan informasi mengenai kinerja perusahaan yang tidak baik atau buruk (seperti: penurunan profitabilitas, penurunan kinerja perusahaan).

  Karakteristik kedua adalah kekuatan atau tingkatan bukti yang dapat mendukung atau tidak mendukung keyakinan saat ini. Terakhir, tipe bukti dapat dikategorikan sebagai bukti yang konsisten dan gabungan.Bukti konsisten adalah bukti yang hanya menampilkan informasi akuntansi saja atau informasi non akuntansi saja.

  Sedangkan untuk bukti gabungan adalah bukti yang menampilkan informasi

  Sharralisa (2012), menyatakan informasi akuntansi adalah informasi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan (seperti: laba bersih, penjualan). Sedangkan untuk informasi non akuntansi merupakan informasi yang tidak terdapat dalam laporan keuangan. Informasi non akuntansi ini dapat berupa laporan kepada pemegang saham, informasi bagi pemegang saham, pembahasan dan analisis manajemen, tata kelola perusahaan, informasi mengenai penerapan Corporate

  

Social Rensponsibility (CSR). Menurut Demirag (2005) menjelaskan bahwa

Corporate Social Responsibility adalah sikap perusahaan dan tanggungjawab

  kepada masyarakat sosial, etika dan permasalahan lingkungan dan termasuk pengembangan berkelanjutan.

  Pinsker (2007), memberikan kesimpulan tentang model belief

  

adjustment bahwa ketika sekumpulan informasi seri pendek (informasi yang

  terdiri atas < 12 informasi) secara konsisten positif (negatif) menerima secara berurutan, dibandingkan dengan pengungkapan simultan dan sebaliknya ketika informasi seri panjang (informasi yang terdiri atas > 17 informasi) secara konsisten positif (negatif) menerima secara berurutan, dibandingkan dengan pengungkapan simultan. Disamping arah, kekuatan dan tipe, model belief

  adjustment memperluas bayes’ theorem dengan menambahkan dua karakteristik

  baru yaitu urutan (++--/--++) dan pola penyajian informasi (SbS dan EoS). Pola penyajian yang digunakan diantaranya Step by Step (SbS), End of Sequence (EoS) (EoS) dan Self Review. Pola Step by Step (SbS) adalah pola penyajian informasi ketika investor memiliki transaksi berdasarkan informasi yang sederhana dan satu jenis informasi saja (misalnya, laporan keuangan atau informasi non keuangan triwulanan yang diperoleh dari media massa). Pola End of Sequence (EoS) adalah pola penyajian informasi ketika investor memiliki transaksi berdasarkan informasi yang lengkap dan seluruh laporan yang diperoleh pada garis waktu tertentu (misalnya, laporan tahunan lengkap yang tidak hanya laporan keuangan). Sedangkan pola Self Review Debiaser adalah pola penyajian informasi ketika investor melakukan review terhadap keseluruhan informasi yang didapatnya dalam pengambilan keputusan investasi.

  Komponen dalam teori belief adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn(1992), adalah sebagai berikut:

  1. Sequential Process. Hogarth dan Einhorn(1992), berargumentasi bahwa penyesuaian terhadap keyakinan pada kenyataanya adalah aktivitas umum yang dilakukan oleh manusia. Proses berurutan adalah asumsi yang mendasari teori belief adjustment.

  2. Task Variables . Teori belief adjustment mempertimbangkan tiga variabel tugas, yaitu: kompleksitas tugas, panjangnya seri bukti, dan pola penyajian informasi.

  a) Kompleksitas tugas adalah fungsi penurunan familiaritas tugas.

  b) Panjang seri bukti menunjukkan jumlah bukti yang akan dievaluasi. Tugas yang mengevaluasi bukti antara dua sampai dengan 12 bukti merupakan seri bukti pendek, sementara jika jumlah bukti terdiri dari lebih 17 bukti diklasifikasikan sebagai seri bukti panjang.

  c) Pola penyajian informasi merupakan prosedur bagaimana bukti akan dievaluasi. Dua pola penyajian informasi yang diperkenalkan dalam teori belief adjustment yaitu: Step by

  Step (SbS) atau pola penyajian berurutan dan End of Sequence (EoS) atau pola penyajian simultan. Dalam pola

  penyajian informasi Step by Step (SbS), bukti dievaluasi satu persatu secara berurutan, sedangkan pola penyajian informasi

  End of Sequence (EoS) seluruh bukti dievaluasi dalam waktu yang bersamaan.

2. Recency Effect dan primacy effect

  Teori belief adjustment mengklasifikasikan dua kemungkinan efek urutan pada bukti gabungan yaitu: primacy effect dan recency effect. Primacy

  

effect terjadi karena adanya keterbatasan individu dalam mengolah informasi yang

  diterimanya sehingga ketika menerima informasi dalam jumlah tertentu maka kecenderungan individu akan lebih mempertimbangkan informasi pertama dibandingkan informasi yang didapat informasi pertama dibandingkan informasi yang didapat terakhir. Sedangkan recency effect terjadi karena penyajian informasi secara berurutan (SbS) memberikan kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan penyesuaian, dan investor sering melakukan penyesuaian berlebihan ke arah item-item informasi.

  Primacy effect terjadi ketika bukti sebelumnya dipertimbangkan lebih

  penting dari pada bukti yang terakhir diterima. Sedangkan recency effect terjadi karena bukti yang diterima terakhir lebih dipertimbangkan dibandingkan bukti yang pertama diterima. Prediksi primacy dan recency tergantung terhadap properti dari variabel-variabel tugas. Recency effect diprediksikan akan terjadi untuk pola penyajian Step by Step (SbS) atau berurutan dengan seri informasi pendek dan sederhana.

  Model belief adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn (1992), dapat memberikan proporsi ekspetasi efek berurutan seperti tabel berikut:

  TABEL 2.1

  EKSPETASI EFEK URUTAN BERDASARKAN MODEL BELIEF

  ADJUSTMENT Simple Complex End of End of Step by Step Step by Step

  Sequence Sequence

  (SbS) (SbS) (EoS) (EoS)

  Mixed Information Set Short Primacy Recency Recency Recency Long Primacy Primacy Primacy Primacy Consisten Information Set Short Primacy No Effect No Effect No Effect Long Primacy Primacy Primacy Primacy

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi campuran (urutan

  • atau --++) maka prediksi efek urutan yang terjadi adalah:

  1. Pada informasi sederhana, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri

  2. Pada informasi sederhana, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect.

  3. Pada informasi sederhana, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi recency effct.

  4. Pada informasi sederhana, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect.

  5. Pada informasi kompleks, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi pendek maka terjadi recency effect.

  6. Pada informasi kompleks, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect.

  7. Pada informasi kompleks, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi pendek maka terjadi recency effect.

  8. Pada informasi kompleks, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect.

  Pada tabel 2.1 juga menunjukkan prediksi efek urutan yang terjadi ketika seperangkat informasi konsisten (dengan urutan ++++ atau ----) yaitu:

  1. Pada informasi sederhana, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi pendek maka terjadi primacy effect.

  2. Pada informasi sederhana, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi panjang terjadi primacy effect.

  3. Pada informasi sederhana, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi pendek maka tidak terjadi efek urutan.

  4. Pada informasi sederhana, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect.

  5. Pada informasi kompleks, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seru informasi pendek maka tidak terjadi efek urutan.

  6. Pada informasi kompleks, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect.

  7. Pada informasi kompleks, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi pendek maka tidak terjadi efek urutan.

  8. Pada informasi kompleks, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect.

3. Self Deception Theory/Teori Pengelabuan Diri

  Perilaku overconfidence akan menyebabkan kecenderungan investor untuk melakukan strategi perilaku perdagangan yang agresif dan berlebihan. Rata- rata perilaku overconfidence di pasar modal dapat menyebabkan efek berbahaya, tetapi dalam beberapa kasus mungkin menghasilkan keuntungan lebih dari investor yang rasional. Klaymen et al. (1999) menyatakan bahwa kombinasi tingkat pengetahuan dan tingkat keyakinan akan menentukan tingkat

  

overconfidence seseorang. Perbedaan tingkat atau level overconfidence akan

  menimbulkan perbedaan dalam mengintrepretasikan dan mengevaluasi informasi sehingga akan menghasilkan perbedaan dalam mencari solusi. Hampir semua temuan psikologi menyimpulkan bahwa perilaku overconfidence cenderung mendorong pengambil keputusan untuk menentukan prediksi dengan tidak akurat mereka yang lebih rasional. Kesimpulan ini mengkonfirmasi Teori Penipuan Diri (Self Deception Teory) yang dikembangkan oleh Trivers (2004).

  Self Deception Theory atau Teori Pengelabuan Diri (Trivers, 2004),

  memprediksi bahwa ketika seseorang secara tidak sadar mempersiapkan dirinya memiliki kemampuan di atas rata-rata dan kemudian pola pikirnya mengerahkan dan mengelola persepsinya sedemikian rupa sehingga cenderung mencari informasi yang mendukung perilakunya maka indvidu tersebut akan terperangkap pada pembentukan keyakinan yang keliru yang selanjutnya akan mengarah kepada pembentukan perilaku overconfidence yang berdampak pada “pengelabuan diri atau self deception

  ”.

  Self Deception Theory didasarkan pada argumentasi bahwa ketika

  seseorang berperilaku overconfidence dan memperoleh umpan balik maka dirinya akan mengetahui kesalahan yang telah dilakukannya. Secara spesifik, ketika orang yang bersangkutan mengetahui hasil prediksinya dan prediksi standarnya maka akan timbul kesadaran bahwa dirinya telah terjebak pada pembentukan keyakinan yang tidak tepat. Pada tahap ini, indvidu yang bersangkutan akan menyadari bahwa dirinya telah melakukan pengelabuhan diri yaitu dengan memberikan penilaian yang berlebihan pada ketepatan tingkat pengetahuan yang dimilikinya melebihi tingkat pengetahuan yang sebenarnya sehingga cenderung memberi probabilitas yang tinggi pada kebenaran penilaiannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penyimpangan prediksi yang relatif tinggi dari prediksi rata- ratanya prediksi standarnya sehingga menempatkan dalam posisi yang

  2.3. Kerangka Pemikiran

  Skema kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

  SKENARIO I Pengambilan Pola Penyajian: Step by Step (SbS)

  Keputusan Urutan Informasi: good newsdiikuti bad news(++--) Skenario I Seri Informasi: Panjang

  Uji Beda Hipotesis SKENARIO II

  Pengambilan Pola Penyajian: Step by Step (SbS) Keputusan Urutan Informasi: bad newsdiikuti good news(--++) Skenario II Seri Informasi: Panjang