ANGGI ANGGRIANI MAKALAH KEWARGANE GARAAN

MAKALAH KEWARGANEGARAAN
RULE OF LAW & HAM

Dosen Pembimbing :
Drs. ANWAR AULIA M.Pd
Disusun Oleh :
ANGGI ANGGRIANI

P27903117051

Kelas IB

Teknologi Laboratorium Medik
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten
2018

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Rule
Of Law & HAM”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang Rule Of Law dan HAM. Akhirnya
saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.
Tangerang, 23 Maret 2018

Penyusun

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4

1.1 Latar belakang .................................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 4
1.3. Tujuan ................................................................................................................................................ 4
1.4. Manfaat .............................................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
2.1 Rule Of Law........................................................................................................................................ 6
2.2 Prinsip – prinsip Rule Of Law ............................................................................................................ 6
2.3 Hak Asasi Manusia (HAM) ................................................................................................................ 8
2.4 Sejarah HAM ...................................................................................................................................... 8
3.5 Pengelompokan HAM ...................................................................................................................... 13
3.6

HAM di Indonesia....................................................................................................................... 13

BAB III ....................................................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................................................. 16
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 16
3.2. Saran ................................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 17


3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Rule of Law adalah suatu doktrin yang mulai muncul pada abad ke 19, bersamaan dengan
kelahiran Negara konstitusi dan demokrasi. Rule of Law merupakan konsep tentang common
law dimana segenap lapisan masyarakat dan Negara beserta seluruh kelembagaannya
menjungjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian. Ada
tidaknya Rule of Law dalam suatu Negara ditentukan oleh kenyataan apakah rakyatnya benarbenar menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil baik sesama warga Negara maupun
pemerintah
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun.Hak Asasi merupakan sebuah
bentuk anugrah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai sesuatu karunia yang paling mendasar
dalam hidup manusia yang paling berharga. Hak Asasi dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap
individu dalam menentukan jalan hidupnya, tentunya Hak asasi juga tidak lepas dari kontrol
bentuk norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa
membeda-bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan, agama dan lain sebagainya antara
setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.

Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai makhluk ciptaan
Tuhan harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-masing individu. Namun pada
kenyataannya, kita melihat perkembangan HAM di Negara ini masih banyak bentuk pelanggaran
HAM yang sering kita temui.
1.2. Rumusan Masalah
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan Rule Of Law ?
1.1.2 Apa prinsip – prinsip yang terdapat dalam Rule Of Law?
1.1.3 Apa yang dimaksud dengan HAM ?
1.1.4 Bagaimana sejarah HAM?
1.1.5 Apa saja pengelompokan pada HAM ?
1.1.6 Bagaimana HAM di indonesia ?
1.3. Tujuan
1.1.7 Untuk mengetahui pengertian dari Rule Of Law
1.1.8 Untuk mengetahui prinsip – prinsip yang terdapat dalam Rule Of Law
1.1.9 Untuk mengetahui pengertian dari HAM
1.1.10 Untuk mengetahui sejarah HAM
1.1.11 Untuk mengetahui macam - macam pengelompokan pada HAM
4

1.1.12 Untuk mengetahui bagaimana HAM di indonesia

1.4. Manfaat
1.1.13 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Rule Of Law
1.1.14 Mahasiswa dapat mengetahui prinsip – prinsip yang terdapat dalam Rule Of Law
1.1.15 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari HAM
1.1.16 Mahasiswa dapat mengetahui sejarah HAM
1.1.17 Mahasiswa dapat mengetahui macam - macam pengelompokan pada HAM
1.1.18 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana HAM di Indonesia

5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rule Of Law
Penegakan Hukum atau Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul
pertama kali pada abad ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi (baca pengertian
konstitusi) dan demokrasi (baca pengertian demokrasi). Rule of law lahir sejalan dengan tumbuh
suburnya demokrasi dan terjadinya peningkatan peran parlemen atau senat (DPR dan MPR)
dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap negara absolut (absolute state) yang
telah berkembang sebelumnya.

Rule of Law merupakan konsep common law atau civil law yang membuat seluruh
lapisan masyarakat (baca pengertian masyarakat) dan negara (baca pengertian negara) serta
seluruh lembaga mengedepankan supremasi hukum yang telah dibangun diatas prinsip keadilan
(justice) dan egalitarian. Oleh karena itu, Rule of law dapat diartikan sebagai rule by the law
bukan rule by the man. Rule of law lahir mengambil alih dominasi yang dipunyai oleh kaum
gereja, bangsawan (ningrat) dan kerajaan (kingdom); menggeser negara kerajaan (monarki); dan
memunculkan negara konstitusi.

2.2 Prinsip – prinsip Rule Of Law
Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal (UUD 1945)
1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3)
2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa kecuali (pasal 27:1)
3. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1)
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja ( pasal 28 D: 2)
Prinsip-prinsip Rule of Law secara Materiil / Hakiki :
1. Berkaitan erat dengan the enforcement of the Rule of Law
2. Keberhasilan the enforcement of the rule of law tergantung pada kepribadian nasional

masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)
Menurut para ahli :
1. Rule of law mempunyai akar sosial dan akar budaya Eropa (Satdjipto Rahardjo, 2003)
6

2. Rule of law juga merupakan suatu legalisme, aliran pemikiran hukum,
mengandung wawasansosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan
negara.
3. Rule of law merupakan suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).
Menurut Albert Venn Dicey dalam Introduction to the Law of the Constitution,
memperkenalkan istilah the Rule Of Law yang secara sederhana diartikan sebagai suatu
keteraturan hukum.
Menurut Dicey terdapat 3 unsur yang fundamental dalam Rule Of Law, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Supremasi aturan-aturan hukum
Kedudukan yang sama dimuka hukum

Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-undang serta keputusan pengadilan.
Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa dalam hubungan dengan negara hanya
berdasarkan prinsip tersebut, maka negara terbatas dalam pengertian negara hukum
formal, yaitu negara tidak bersifat proaktif melainkan pasif. Sikap negara yang demikian
ini dikarenakan negara hanya menjalankan dan taat pada apa yang termaktub dalam
konstitusi semata.
Dalam hubungan negara hukum organisasi pakar hukum internasional,
International Comission of Jurists (ICJ), secara intens melakukan kajian terhadap konsep
negara hukum dan unsur-unsur esensial yang terkandung didalamnya.
Secara praktis, pertemuan ICJ di Bangkok tahun 1965 semakin menguatkan posisi
Rule Of Law dalam kehidupan bernegara. Selain itu melalui pertermuan tersebut telah
digariskan bahwa disamping hak-hak politik bagi rakyat harus diakui pula adanya hakhak sosial dan ekonomi, sehingga perlu dibentuk standar-standar sosial ekonomi. Komisi
ini merumuskan syarat-syarat pemerintahan yang demokratis dibawah Rule Of Law yang
dinamis, yaitu :
1. Perlindungan konstitusional
2. Lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan menyatakan pendapat
5. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan berposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan

7. Gambaran ini mengukuhkan negara hukum sebagai welfare state, karena sebenarnya
mustahil mewujudkan cita-cita Rule Of Law sementara posisi dan peran negara
sangat minimal dan lemah. Atas dasar inilah negara diberikan keluasan dan
kemerdekaan bertindak atas dasar inisiatif parlemen.
Dalam gagasan welfare state ternyata negara memiliki kewenangan yang relatif lebih
besar, dibandingkan dengan format negara yang bersifat negara hukum formal saja.
Selain itu, dalam welfare state yang terpenting adalah negara semakin otonomuntuk
mengatur dan mengarahkan fungsi dan peran negara bagi kesejahteraan hidup masyarakat.
7

Sejalan dengan kemunculan ide demokrasi konstitusional yang tak terpisahkan dengan
konsep negara hukum, baik rechtsstaat maupun Rule of Law, pada prinsipnya memiliki
kesamaan yang fundamental serta saling mengisi. Dalam prinsip negara ini unsur penting
pengakuan adanya pembatatasan kekuasaan yang dilakukan secara konstitisional. Oleh
karena itu, terlepas dari adanya pemikiran dan praktek konsep negara hukum yang
berbeda, konsep negara hukum dan Rule of Law adalah suatu realitas dari cita-cita
sebuah bangsa termasuk negara Indonesia.

2.3 Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia dan tanpa hak-hak itu, manusia

tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya
atau kehadirannya didalam kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001). HAM bersifat umum (universal)
karena di yakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis
kelamim. HAM juga bersifat supralegal, artinya tidak tergantung pada adanya suatu negara atau
undang-undang dasar, kekuasaan pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena
berasal dari sumber yang lebih tinggi (Tuhan). UU No.39 Tahun 1999 Tentang HAM
mendefinisikan HAM sebagai seperngkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2.4 Sejarah HAM
Sejarah perkembangan dan Perumusan Hak Asasi Manusia di Dunia. Perkembangan atas
pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka ragam. Perkembangan
tersebut antara lain dapat ditelusuri sebagai berikut.
A. Hak Asasi Manusia di Yunani
Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM)
meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak-hak asasi manusia.
Konsepsinya menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa
yang zalim dan tidak mengakui nilai-nilai keadilan dan kebenaran. Aristoteles (348-322
SM) mengajarkan pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan
kehendak warga negaranya.

B. Hak Asasi Manusia di Inggris
Inggris sering disebut-sebut sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi
terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen
kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah
sebagai berikut :
1) MAGNA CHARTA
8

Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti
oleh Raja John Lackland yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat dan para
bangsawan. Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa
tidak puas dari para bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk
membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan
raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta
kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali
berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan
kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan
dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan
terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang
derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
 Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan
kebebasan Gereja Inggris.
 Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak
sebagi berikut :
- Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak
penduduk.
- Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi
yang sah.
- Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan
bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar
tindakannya.
- Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja
berjanji akan mengoreksi kesalahannya.
2) PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak
rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di
depan parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai
berikut :
 Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
 Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
 Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
3) HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan
seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
 Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
9

 Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
4) BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan
diterima parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
 Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
 Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
 Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
 Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing
 Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
 Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak
alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property)
mengilhami sekaligus menjadi pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak
melawan penguasa Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke mengenai hak-hak
dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang dikenal
dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776,
suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian,
merupakan pula piagam hak-hak asasi manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa
sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa
semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan
untuk menikmati kebahagiaan”.
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah
memiliki hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih
maju seperti yang disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia yang
berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh negara.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai
negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam
konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya
sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson presiden
Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai “pendekar” hak asasi manusia adalah
Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter.
Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat kebebasan” yang
diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :



Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and
expression).
Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya (freedom
10

of religion).
 Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
 Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari kekejaman
dan penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan
Italia. Kebebasan – kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat
manusia untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan
Roosevelt ini pada hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang
paling pokok dan mendasar.
C. Hak Asasi Manusia di Prancis
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada
awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan
rezim lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES DROITS DE
L’HOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga
negara. Pernyataan yang dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas
kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis
yang berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan
tersusunnya Declaration des Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791,
semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang
kemudian ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi
tahun 1793 dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir-pemikir besar seperti : J.J.
Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu
antara lain :
1) Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.
2) Manusia mempunyai hak yang sama.
3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta
pekerjaan umum.
5) Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
6) Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8) Adanya kemerdekaan surat kabar.
9) Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10) Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11) Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
12) Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13) Adanya kemerdekaan hak milik.
14) Adanya kemedekaan lalu lintas.
15) Adanya hak hidup dan mencari nafkah.
11

D. Hak Asasi Manusia oleh PBB
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hakhak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan BangsaBangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia
(commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah
pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948
Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil
kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN
RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30
pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan
persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap
tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia. Universal Declaration
of Human Rights antara lain mencantumkan, Bahwa setiap orang mempunyai Hak :
1) Hidup
2) Kemerdekaan dan keamanan badan
3) Diakui kepribadiannya
4) Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk
mendapat jaminan hokum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum,
dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah
5) Masuk dan keluar wilayah suatu Negara
6) Mendapatkan asylum
7) Mendapatkan suatu kebangsaan
8) Mendapatkan hak milik atas benda
9) Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
10) Bebas memeluk agama
11) Mengeluarkan pendapat
12) Berapat dan berkumpul
13) Mendapat jaminan social
14) Mendapatkan pekerjaan
15) Berdagang
16) Mendapatkan pendidikan
17) Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat
18) Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan
Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia
itu sebagai tolak ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan
semua anggota dan semua bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan
pematuhan hak-hak dan kebebasan- kebebasan yang termasuk dalam pernyataan tersebut.
Meskipun bukan merupakan perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral
berkewajiban menerapkannya.
12

3.5 Pengelompokan HAM
Dalam dunia internasional, HAM diberdakan menjadi beberapa kelompok yang
bersifat kolektif maupun individual. Berikut ini adalah pengelompokan Hak Asasi
Manusia berdasarkan pengakuan secara internasional.
1. Hak sipil dan politik; hak yang dimaksud di sini adalah


Hak setiap manusia untuk menentukan nasib hidupnya masing-masing dengan tidak
adanya intervensi dari negara kecuali dalam hal penguasaan.
 Hak untuk hidup nyaman, aman, dan tenteram dengan adanya jaminan dari
pemimipin negara terhadap warga negaranya.
 Hak untuk tidak dihukum mati; karena pada masa sebelum adanya undang-undang
tentang HAM banyak pemimpin sewenang-wenang membunuh orang lain tanpa
hukum yang jelas.
 Hak untuk tidak disiksa
 Hak atas peradilan yang adil.
2. Hak ekonomi, sosial, dan budaya; hak yang dimaksud di sini adalah:




Hak untuk bekerja, karena setiap manusia memiliki tanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri.
Hak untuk mendapat upah yang sama; maksudnya bahwa tidak boleh ada
diskriminasi dalam pemberian upah yang sesuai kemampuan.
Hak atas kesehatan dan perumahan.

3. Hak pembangunan; hak yang dimaksud di sini adalah:



3.6

Hak untuk mendapatkan rumah yang layak
Hak untuk memperoleh lingkungan yang sehat
Hak untuk mendapat layanan kesehatan yang layak

HAM di Indonesia
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang
artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila.
Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut
harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah
Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti
melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuanketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara
multak tanpa memperhatikan hak orang lain.
13

Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita
tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau
kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah
dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan
martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:
o Undang-Undang Dasar 1945
o Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
o Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibedabedakan menjadi sebagai berikut :
o Hak-hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
o Hak-hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak
untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
o Hak-hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak
pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.
o Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(rights of legal equality).
o Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk
memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
o Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural
rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan
peradilan.
o Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak
Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XVII/MPR/1998.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang, di Indonesia telah berlaku 3 UUD
dalam 4 periode, antara lain :
o Periode 18 agustus 1945 sampai 27 desember 1949 berlaku UUD 1945.
o Periode 27 desember 1949 sampai 17 agustus 1950 berlaku konstitusi Republik Indonesia
Serikat.
o Periode 17 agustus 1950 sampai tahun 1959 berlaku UUDS 1950.
o Periode 5 juli 1959 sampai sekarang berlaku UUD 1945.
14

o Dalam UUD 1945 butir-buti hak asasi manusia hanya tercantum beberapa saja.
Sementara konstitusi RIS 1945 dan UUDS 1950 hampir bulat-bulat mencantumkan isi
deklarasi HAM dari PBB.
Pada awal orde baru, salah satu tujuan pemerintah adalah melaksanakan hak asasi
manusia yang tercantum dalam UUD 1945 serta berusaha untuk melengkapinya. Tugas
untuk melengkapi HAM ini ditangani oleh panitia MPRS yang kemudian menyusun
rancangan piagam hak asasi manusia serta hak dan kewajiban warga negara yang dibahas
dalam sidang MPRS tahun 1968.
Pada awal reformasi itu diselenggarakan pula sidang istimewa MPR (1998) yang
salah satu ketetapannya berisi piagam HAM.

15

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rule of Law adalah gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun
penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan perundang-undangan dan
pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan.
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap
individu
3.2. Saran
Kepada para pembaca agar lebih banyak mencari informasi tentang Rule of Law dan HAM untuk
memahami kedua aspek pembahasan tersebut

16

DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2007. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Paradigma. Jogjakarta
Zaelani, Endang Sukaya.”Pendidikan Kewarganegaraan”.Paradigma.Jogjakarta
Herdiawanto, Hery.”Pendidikan Kewarganegaraan”.Erlangga.Jakarta
Azra,Azyumardi.”Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani”.ICCE UIN.Jakarta

17