Tugas 1 SUMBER ILMU PENGETAHUAN MENURUT

Tugas 1
Mata Kuliah
Dosen

:
:

Filsafat Ilmu Pengetahuan
Dr. Abdul Mahsyar, M. Si.
Dr. Jaelan Usman, M. Si.

SUMBER ILMU PENGETAHUAN
MENURUT AL-QUR’AN
(Telaah Surah Al-Mu’minun ayat 82 dan Surah Al-Ghasyiyah
ayat 17-22)

HERLY
NIM: 105 031 301 517
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

KATA PENGANTAR

Ba’da Salam. Semoga Allah Swt. senantiasa menghadirkan rahmah dan
hidayah-Nya dalam setiap aktivitas kita. Amiin.
Telaah terhadap surah Al-Mu’minun ayat Al-Mu’minun ayat 82 dan AlGhasyiyah ayat 17-20 untuk memperkuat pemahaman kita tentang pentingnya
ilmu pengetahuan berdasarkan Al-Qur’an. Diharapkan telaah ini menjadi
khazanah intelektual di dunia akademik pada bidang manajemen administrasi
publik.
Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan telaah ini.

Penyusun

ii

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ...................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ii
BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang ......................................................................
...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................
...............................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN ..........................................................................
.....................................................................................................2
A. Konsepsi Al-Mu’minun Ayat 82 Tentang Penciptaan
Manusia..................................................................................
...............................................................................................2

B. Konsepsi Surah Al-Ghasyiyah Ayat 17-22 Tentang
Penciptaan Alam Semesta.....................................................
...............................................................................................3

BAB III

PENUTUP.....................................................................................
.....................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
...................................................................................................10

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pandangan kaum materialisme sumber ilmu pengetahuan
terbatas pada apa yang dapat ditangkap oleh panca indera yang bersifat

rasional dan dapat dipahami oleh akal. Pengetahuan (knowledge) yang dapat
ditangkap oleh panca indera itu, melalui proses dan metode keilmuan yang
ketat, selanjutnya berkembang menjadi “ilmu” (science).
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam,
hal ini terlihat dari banyaknya ayat Al-Qur’an yang memandang orang
berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulia di samping hadis-hadis nabi yang
banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. Didalam
Al qur’an , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali ,
ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL qur’an
sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga
dapat menjadi ciri penting dari agama Islam sebagamana dikemukakan oleh
Dr Mahadi Ghulsyani (1995;; 39) sebagai berikut:
’Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al –
sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu
dan kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan
pada derajat tinggi’’
Perkembangan ilmu pengetahuan telah banyak dipaparkan oleh alQur’an. Sehingga dapat dikatakan al-Qur’an sebagai sumber ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, al-Qur’an menjadi penting untuk dijadikan
rujukan utama dalam menemukan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan

erat dengan konsepsi penciptaan (kosmologi).

1

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan al-Qur’an terhadap ilmu pengetahuan
berdasarkan surah Al-Mu’minun ayat 82?
2. Bagaimana pandangan al-Qur’an terhadap ilmu pengetahuan
berdasarkan surah Al-Ghasyiyah ayat 17-22?

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsepsi Al-Mu’minun Ayat 82 Tentang Penciptaan Manusia
Pada era sains dn teknologi modern ini, perkembangan manusia
mengalami kemajuan yang pesat, bukan hanya di bidang ilmu-ilmu tertentu,

misalnya biologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya bahkan dibidang teknologi
komputer, sampai-sampai manusia diartikan mesin yang berfikir (thinking
machines).
Telah banyak konsep diajukan oleh beberapa ahli dari berbagai disiplin
ilmu. Namun secara umum al-Qur’an memberikan batasan tentang manusia, dan
hal ini dapat dilihat dalam surah al-Mu’minun ayat 82:

َ
َۡ َ ‫ما أَءِنّا ل‬
٨٢ ‫ن‬
ِ َ‫م ۡت نَا وَكُنّا ت ُ َرابٗا و‬
ِ ‫قَالُوٓا ْ أءِذ َا‬
َ ‫مبعُوثُو‬
ً َٰ ‫عظ‬

Terjemahnya: Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan
kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benarbenar akan dibangkitkan.
Ayat tersebut setidak-tidaknya memberi peringatan bahwa manusia
mengandung tiga unsur, yaitu:
1. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Swt.

2. Manusia diciptkan tidak sia-sia, artinya punya fungsi tertentu.
3. Manusia diciptakan dengan tanggung jawab terhadap aktivitas hidupnya.
Dari ketiga unsur tesebut dapat dikatakan bahwa hakekat manusia menurut
Alquran adalah makhluk hidup ciptaan Allah yang berfungsi untuk beribadah dan
akan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan kepada Allah Swt.
Istilah thin, turab, dan al-ardl yang digunakan oleh AlQur’an dalam mengungkap asal usul manusia tersebut adalah
tepat sekali karena disamping istilah itu dapat dicerna oleh taraf
pemahaman manusia ketika Al-Qur’an diturunkan, jika ternyata
dapat

diungkapkan

secara

ilmiah
3

manusia

yang


taraf

peradabannya

telah

maju.

Hasil

penelitian

ilmiah

oleh

menunjukan bahwa dalam tubuh manusia itu terdapat pula unsur
kimiawi yang ada dalam komponen-komponen yang dikandung
dalam tanah, yaitu berbagai komponen atom yang berbentuk

molekul yang terdapat dalam tanah dan jasad manusia.
Dari kajian tentang proses kejadian manusia tersebut
dapat ditarik pengertian bahwa manusia itu sendiri atas dua
substansi, yaitu (1) subtansi jasad/materi, yang bahan dasarnya
adalah dari materi yang merupakan bagian dari alam semesta
ciptaan

Allah

Swt

dan

dalam

pertumbuhan

dan

perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan,

ketentuan, hukum Allah yang berlaku di alam semesta); (2)
substansi immateri/nonjasadi, yaitu penghembusan/peniupan ruh
(ciptaan-Nya)
merupakan

ke

dalam

benda

diri

manusia,

organik

yang

sehingga


manusia

mempunyai

hakikat

kemanusiaan serta mempunyai berbagai alat potensial dan
fitrah.
B. Konsepsi Surah Al-Ghasyiyah Ayat 17-22 Tentang Penciptaan Alam
Semesta
Alquran beberapa kali menyebutkan langit dan bumi dan menegaskan
bahwa semuanya tunduk mematuhi apa yang ditentukan oleh Allah untuk masingmasing. Langit itu pada mulanya merupakan asap, kabut, atau gas, kemudian baru
menjadi benda-benda di angkasa luas. Dikatakan bahwa benda-benda di langit itu
pada mulanya satu, kemudian pecah, dan diantaranya menjadi bumi.
Langit dan bumi diciptakan dalam enam hari, maksudnya bertumbuh
dalam enam masa yang panjang mengingat dalam ayat lain disebutkan sehari
sama dengan seribu tahun atau lima puluh ribi tahun. Langit yang tujuh,
maksudnya planet yang beredar sekeliling matahari bersama dengan bumi.

4

Setidak-tidaknya ada tujuh ayat dari empat surat dalam Alquran yang
dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui kejadian langit dan bumi, ayat-ayat
tersebut adalah al-Ghasyiyah:17-20; Yunus:101;an-Kabut:20 dan Rum:50. Dari
ketujuh ayat ini dapat dipahami konsep dasar penciptaan langit dan bumi, dan hal
ini akan terllihat pada surat al-Ghasyiyah ayat 17-20:

ُ ‫أَفَ َل يَنظ‬
‫ وَإِلَى‬١٧ ‫خل ِ َق ۡت‬
ُ ‫ف‬
َ ‫ِِِِِِل ك َ ۡي‬
َ ‫ِِِِِِرو‬
ِ ‫ن إِلَى ۡٱلإِب‬
ِ
ُ
١٩ ‫صِِِب َ ۡت‬
َ ‫ِِِال ك َ ۡي‬
َ ‫ماءِ ك َ ۡي‬
ِ ُ‫ف ن‬
َ ‫جب‬
ّ ‫ٱ‬
ِ ‫ َوإِلَى ۡٱل‬١٨ ‫ف ُرفِعَ ۡت‬
َ ِِِ‫لس‬
ِ
َ
ۡ َ
]٢٠-١٧,‫ [سورة الغاشِيِة‬٢٠ ‫ح ۡت‬
َ ‫ض ك َ ۡي‬
َ ِ ‫سط‬
ُ ‫ف‬
ِ ‫وَإِلى ٱلأ ۡر‬
Terjemahnya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana
dia diciptakan (17) Dan langit, bagaimana ia ditinggikan (18) Dan gununggunung bagaimana ia ditegakkan (19) Dan bumi bagaimana ia dihamparkan (20)

Dari kelima ayat tersebut Allah memberi bimbingan kepada manusia
untuk meneliti dan memperhatikan proses kejadian alam semesta, terutama langit
dan bumi. Begitu juga terutama para ahli fisika mengadakan observasi dengan
penuh perhatian untuk menjawab pertanyaan “bagaimana proses itu terjadi”
Untuk memperoleh pengertian yang tepat tentang langit (sama’) dan
bumi (ard’) tidaklah mudah, namun diantara ahli fisika telah memilih kata-kata
dalam penafsiran berbeda.
 Sama’ kini tidak lagi diartikan sebagai bola super raksasa yang dindingnya
ditempeli bintang-bintang, melainkan ruang alam yang di dalamnya
terdapat bintang-bintang, galaksi-galaksi dan lain-lainnya. Karena secara
eksperimental dapat dibuktikan bahwa ruang serta waktu merupakan satu
kesatuan maka digunakan istilah ruang waktu sebagai ganti “ruang”.
 Ard, buni atau tanah, karena bumi baru berbentuk sekitar 4,5 milyar
tahunyang lalu disekitar matahari, dan tanah di bumi ini baru terjadi
sekitar 3 milyar tahun yang lalu sebagai kerak di atas magma, maka katakata ard lebih dekat diartrikan bakal bumi; yang sudah ada sesaat stelah
Allah menciptakan alam semesta. Dan karena telah terbukti bahwa materi
dan energi setara dan dapat berubah dari satu menjadi yang lain, maka
keduanya diartikan energi-energi.
Sebagaimana dikemukkakan sebelumnya, bahwa pada dasarnya para ahli
fisika lebih berhasil mengungkap rahasia langit karena menggunakan metode

5

observasi dan eksperimen terhadap gejala alam, bahkan dengan alat canggih dapat
melihat bumi secara pasti.
Dalam sistem matahari (tata surya) bumi merupakan angota sistem
matahari yang meliputi sembilan planet yang semuanya bergerak mengitari
matahari. Planet-planet tersebut adalah Mercurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Jarak antara matahari ke Pluto amat jauh,
jika sebuah pesawat dengan kecepatan 1.000 mil perjam, maka jarak antar
matahari ke Pluto akan memakan waktu 534 tahun. Karena jarak itu sedemikian
jauhnya, maka diperkenalkan dengan satuan ukuran yang baru, yakni tahun
cahaya.
Satu tahun cahaya ialah jarak yang ditempuh dalam satu tahun jika
seseorang diandalkan berpergian dengann kecepatan cahaya, yaitu 186.000 mil,
dan massanya 332.000 mil. Jarak ke bintang tersekat ialah 92,8 jutamil. Jarak ke
bintang terdekat ialah 4,1 tahun cahaya, yang berarti bahwa untuk tiba di sana
akan memakan waktu 4,1 tahun, jika diandalkan orang berpergian dengan
kecepatan cahaya. Inilah hasil penelitian para ahli fisika dan sudah merupakan
konsensus bersama.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud oleh ayat
Alquran tentang langit, telah diketemukan pemecahannya. Setdaknya dapat
diidentifikasi memalui observasi dan eksperimen dengan alat-alat modern. Namun
untuk menemukan jawaban dari pertanyaan apa hakikat langit yang sebenarnya?
Hingga saat ini masih merupakan peertanyaan yang tidak hanya memerlukan
jawaban, tetapi membutuhkankerja keras dari berbagai disiplin ilmu, baik dari ahli
tentang alam maupun ahli agama Alquran sebgai sumber inspirasi untuk
memecahkan rahasia-rahasia alam yang masih penuh misteri.

6

BAB III
PENUTUP

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup (way of life) bagi setiap muslim juga
menjadi rujukan utama dalam mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan.
Diharapkan penggalian nilai-nilai dan pesan-pesan ilmu pengetahuan dapat
dilakukan lebih intensif oleh setiap muslim dengan membaca, meneliti dan
menghayati serta mengamalkannya.

7

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2013. Jakarta: Lajnah
Tashih Kementerian Agama RI.
Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan. Cet. IV: 1989. Jakarta: Pustaka AlHusna.
Syafi’i, Imam. Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an. Cet. I: 2000.
Yogyakarta: UII Press.

8