Makalah Individu Sosial Budaya Belanda

Makalah Individu Sosial Budaya Belanda

De Hongerwinter

Disusun Oleh:
Arlika Fahrizani (1606913110)

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Program Studi Sastra Belanda
Universitas Indonesia
2017

Kata Pengantar
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya untuk saya menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu yang
telah ditentukan.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sosial Budaya Belanda dan
sebagai hasil belajar di semester genap ini. Secara garis besar makalah ini berisikan mengenai
peristiwa kelaparan yang terjadi di Belanda yaitu Hongerwinter pada masa akhir Perang
Dunia II. Dalam makalah ini akan dibahas penyebab terjadinya peristiwa tersebut dan
dampaknya bagi kehidupan masyarakat Belanda.

Akhirnya saya berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan
dapat membantu dalam proses penilaian hasil belajar. Saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sehingga saya dapat lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.

Bogor, 13 Mei 2017
Penyusun

1

Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................1
Daftar Isi...............................................................................................................................2
Bab 1: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................3
Bab 2: Pembahasan
2.1 Penyebab terjadinya peristiwa Hongerwinter........................................................4
2.1.1 Operasi Market Garden.......................................................................................5
2.2 Keadaan masyarakat Belanda pada masa Hongerwinter.......................................5
2.2.1 Hongerwinter dan perubahan genetik..................................................................7

2.3 Berakhirnya peristiwa Hongerwinter.....................................................................8
2.3.1 Operasi Manna dan Chowhound.........................................................................8
Bab 3: Penutup
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................10
Daftar Referensi...................................................................................................................11

2

Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada masa akhir Perang Dunia II tepatnya tahun 1944-1945 di Belanda yang saat
itu sedang dikuasai oleh pasukan Nazi Jerman terjadi satu peristiwa yang dikenal dengan
sebutan Hongerwinter. Dalam bahasa Indonesia Hongerwinter atau Hungry Winter
memiliki arti ‘kelaparan di musim dingin’. Seperti arti harfiahnya Hongerwinter
merupakan peristiwa kelaparan di Belanda yang terjadi pada musim dingin dimulai pada
tahun 1944 dan berakhir tahun 1945. Peristiwa ini merupakan satu dari beberapa sejarah
kelam masyarakat Belanda. Musim dingin pada masa 1944-1945 di Belanda tercatat
sebagai musim dingin terburuk dan membuat orang-orang menderita, banyak diantara
mereka mengais-ngais sampah hanya untuk mencari makanan bahkan beberapa beralih

memakan gula dari buah bit dan umbi bunga tulip untuk bertahan hidup yang mana
mengakibatkan banyak penyakit. Dari semua peristiwa yang terjadi selama masa Perang
Dunia II, hongerwinter merupakan peristiwa yang berlangsung paling lama karena baru
berakhir ketika perang usai.

1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Hongerwinter?
2) Mengapa Hongerwinter terjadi?
3) Bagaimana Hongerwinter mempengaruhi kehidupan masyarakat Belanda?

3

Bab 2
Pembahasan

2.1 Penyebab terjadinya peristiwa Hongerwinter
Pada tahun 1939, Belanda memiliki populasi 8.729.000. Selama perang 2,32%
atau sekitar 198.800 orang penduduk kehilangan nyawanya. Lebih dari setengahnya
adalah orang Yahudi yaitu 102.000 jiwa. Kemudian sekitar 7.900 tentara Belanda gugur,
sebagian besarnya gugur saat lima hari pertama perang, yaitu sebelum pendudukan.

Sekitar 88.900 warga negara lain meninggal, dimana sekitar 20.000 orang meninggal
selama Hongerwinter.

Orang-orang yang mengantre untuk makanan di depan dapur umum
(Sumber : www.npo.nl)
Pada Sepetember 1944 sekutu bekerjasama untuk menyerang kota Ruhr, Jerman. Pihak
sekutu yakin bahwa operasi ini akan sukses mengingat pasukan Nazi berjumlah tak
sebanding. Sayangnya operasi yang bernama Market Garden ini menjadi kekalahan
terbesar sekutu dan menjadi awal dari peristiwa yang akan menjadi sejarah kelam bagi
Belanda. Untuk membalas serangan sekutu, pihak Nazi Jerman kemudian membuat
blokade di jalur kereta yang menghubungkan wilayah pertanian di selatan dan beberapa
kota di Belanda (khususnya bagian barat). Dengan blokade tersebut suplai makanan pun
terputus. Bahkan bukan hanya makanan namun barang-barang seperti gas, batu bara,
minyak, dan keperluan sehari-hari pun ikut terputus. Dengan terputusnya suplai dan
datangnya musim dingin sebagian daerah Belanda dilanda kelaparan. Inilah yang
kemudian menjadi peristiwa yang kita kenal saat ini dengan sebutan Hongerwinter.

4

2.1.1 Operasi Market Garden


Tentara sekutu di bawah jembatan di Arnhem
Sumber: Dailymail.uk.co

Divisi Airborne ke-82 jatuh di dekat Grave
Sumber: Dailyhistory.org

Operasi Market Garden merupakan operasi udara terbesar yang pernah
dilakukan oleh sekutu pada masa Perang Dunia II. Operasi ini adalah kerjasama
antara pihak Inggris, Amerika, Kanada dan Polandia. Sekutu menargetkan untuk
menyerang wilayah Ruhr yang merupakan pusat industri Jerman dan menggunakan
Belanda sebagai gerbang masuk untuk pasukannya. Operasi ini memiliki strategi
untuk menguasai jembatan-jembatan yang ada di Belanda dan kemudian menyerang
musuh dari belakang. Peristiwa ini berlangsung dari 17 September 1944 sampai 26
September 1944. Sayangnya operasi ini gagal dan menyebabkan cukup banyak tentara
sekutu gugur. The Corridor atau Hell’s Highway begitulah para tentara sekutu
menyebutnya adalah rute yang menghubungkan Eindhoven ke Arnhem dimana
merupakan tempat kekalahan sekutu.
2.2 Keadaan


masyarakat

Belanda

pada

masa

yang

dilakukan

oleh

Hongerwinter
Dengan

blokade

pasukan Nazi Jerman, kehidupan masyarakat dibuat

sulit. Tanpa adanya suplai makanan dan bahan bakar
dari wilayah selatan, orang-orang di kota (khususnya
5

bagian barat) berusaha bertahan hidup dengan segala cara. Oleh karena batu bara yang
menjadi bahan utama untuk pengahat ikut terputus suplainya, orang-orang pun
menggunakan apa saja yang berbahan kayu yang bisa mereka gunakan. Di Amsterdam
rumah-rumah kosong yang telah ditinggalkan oleh sebagian besar kaum yahudi
dihancurkan untuk kemudian diambil bagian-bagian tertentunya seperti, pintu, jendala,
lantai kayu, dan lainnya sebagai bahan bakar untuk penghangat. Orang-orang pun
memindahkan semua barang-barangnya ke ruang tamu dan memusatkan kegiatan rumah
tangganya disana agar mereka hanya perlu menghangatkan satu ruangan. Biasanya
mereka menggunakan kompor kayu kecil untuk menghangatkan ruangan.

Seorang anak membawa pintu untuk bahan bakar penghangat
Sumber: www.oorloginmijnbuurt.nl

Berbanding terbalik dengan keadaan orang-orang di kota, mereka yang hidup di
desa dan merupakan petani hidup makmur dengan segala bahan pangan dan keperluan
yang mencukupi. Mereka memiliki banyak persediaan makanan seperti; kentang,

gandum, gula buah bit, dan hasil pertanian yang melimpah karena tidak bisa menjualnya
ke pasar. Semua alat transportasi yang mereka punya telah disita, bahkan perjalanan
dengan kuda atau keledai pun tidak diperbolehkan. Orang-orang di kota harus mengambil
sendiri makanan dari petani dan karena pada saat itu diwajibkan untuk ikut berperang
sebagian besar kaum pria yang sehat dan kuat bersembunyi. Oleh karena itu, tugas
mendapatkan makanan menjadi tugas para wanita dan pria-pria tua.

6

Para wanita yang melakukan perjalanan untuk mencari makanan
Sumber: WW2Gravestone.com

Tentu saja perjalanan untuk mendapatkan makanan ini tidak mudah. Mereka hanya bisa
menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk sampai disana karena kereta tidak dapat
berfungsi. Untuk makanan mereka rela untuk melakukan barter dengan barang-barang
berharga yang mereka miliki, seperti alat-alat makan dari tembaga sampai permadani.
Dalam perjalann pulang tak jarang mereka harus berjalan sambil mendorong sepeda
karena jok telah dipenuhi dengan bahan makanan.
Perjalanan tersebut sangat berat dan sulit karena mereka harus berjalan jauh
sambil mengayuh sepeda atau mendorong gerobak dengan hanya pakaian seadanya pada

suhu yang diperkirakan terdingin selama 20 tahun terakhir. Bukan hanya itu, perjalann ini
pun beresiko dan berbahaya karena mereka bisa dihentikan oleh para pencuri yang
keudian akan mengambil makanan mereka. Diperkiran ada 4,5 juta orang yang menderita
akibat peristiwa ini namun dapat selamat karena bantuan dari Centrale Keuken (dapur
umum). Loe de Jong (1914-2005), penulis The Kingdom of the Netherlands During
World War II memperkirakan setidaknya 22.000 orang menjadi korban Hongerwinter,
dan sebagian besar korbannya merupakan pria lanjut usia. Peristiwa ini berakhir
bersamaan dengan usainya Perang Dunia II.
2.2.1 Hongerwinter dan perubahan genetik
Setelah bertahun-tahun berlalu, peristiwa Hongerwinter ternyata masih
menyisakan jejak langkahnya. Peneliti dari Leiden University Medical Center
(LUMC) adalah yang pertama menemukan sisa-sisa jejak Hongerwinter. Mereka
menerbitkan temuannya di PNAS Online Early Edition, bersama dengan rekan-rekan
dari Universitas Columbia. Orang-orang berusia enam puluhan yang dikandung
7

selama Hongerwinter, ditemukan memiliki setting molekul berbeda untuk gen yang
mempengaruhi pertumbuhan mereka.
Menurut hasil penelitian, karena asupan makanan yang terbatas dari ibu yang
hamil selama periode ini, bahan genetik embrio pada tahap awal perkembangan

menjadi berubah. Efeknya baru bisa diamati sekitar enam puluh tahun kemudian. Hal
ini dikenal sebagai epigenetik. Ini menjelaskan mengapa orang-orang yang berasal
dari periode Hongerwinter lebih sering menderita penyakit obesitas dan penyakit
kardio-vaskular. Penelitian ini sebagian dibiayai oleh Yayasan Jantung Belanda dan
Jaringan Uni Eropa LifeSpan.

2.3 Berakhirnya peristiwa Hongerwinter
Pada musim semi tahun 1945 akhirnya peperangan telah menunjukan tanda-tanda
keberakhirannya. Dengan berakhirnya perang maka Hongerwinter yang cukup lama
menghantui Belanda pun turut berakhir. Setelah sekutu berhasil mengalahkan pasukan
Nazi Jerman, Belanda pun mendapatkan kemerdekaannya pada 5 Mei 1945. Dimulai pada
29 April sampai 8 Mei 1945 pasukan pengebom Royal Air Force (RAF) melalui udara
mengirimkan 3.298 bantuan pangan dan disusul oleh Angkatan udara Amerika yang
mengirimkan 2.268 bantuan tambahan pada 1 Mei 1945. Orang-orang berkumpul dan
berpesta untuk merayakan kemerdekaan Belanda di Dam Square yang merupakan pusat
kota Amsterdam pada 7 Mei 1945. Walaupun kemudian terjadi peristiwa penembakan
yang menewaskan 31 jiwa, orang-orang masih bersuka cita atas kemerdekaan yang telah
mereka tunggu selama lima tahun.
2.3.1 Operasi Manna dan Chowhound


Pemberian makanan melalui udara
(Sumber : www.histomil.com)

8

Operasi Manna dan Chowhound merupakan operasi yang dilakukan oleh pasukan
pengebom sekutu, pada minggu-minggu terakhir perang bukan lagi bom yang mereka
jatuhkan tetapi ribuan bantuan pangan yang membuat orang-orang bersorak gembira
dan menyambut mereka dengan suka cita. Pada saat operasi dimulai, sebanyak 30.000
orang di bagian barat Belanda telah menderita karena kelaparan dan 980.000 lainnya
mengalami malnutrisi.

Monument boor Operation Manna
Sumber: TracesOfWar.com
Untuk memperingati jasa mereka yang telah membantu Belanda selama operasi ini,
didirikan sebuah monumen peringatan bernama 'Monument boor Operation Manna'
di daerah Rotterdam yang melambangkan tumpukan paket makanan di dalam truk
pengebom sekutu. Disana tertulis sebuah kutipan seorang pilot yang terlibat dalam
Operasi Manna, “It was about much more than food. For five years we have been
spreading death and destruction and now, this last week, we saved thousands and
thousands of lives.”. Tanpa operasi ini ribuan orang mungkin akan kehilangan
nyawanya.

9

Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan mengenai peristiwa Hongerwinter yang telah disusun, dapat dibuat
kesimpulan yaitu sebagai berikut;
Hongerwinter merupakan peristiwa kelaparan yang terjadi di Belanda saat musim
dingin pada tahun 1944-1945 atau pada masa Perang Dunia II. Peristiwa ini terjadi
disebabkan oleh gagalnya operasi Market Garden yang dilakukan oleh sekutu sehingga
menimbulkan aksi balasan dari pihak Nazi Jerman. Balasan itu berupa pemblokadean jalur
kereta yang kemudian memutuskan jalur dari wilyah pertanian di selatan ke wilayah barat
Belanda. Diperkiran ada 4,5 juta orang yang menderita akibat peristiwa ini namun dapat
selamat karena bantuan dari Centrale Keuken (dapur umum). Loe de Jong (1914-2005),
penulis The Kingdom of the Netherlands During World War II memperkirakan setidaknya
22.000 orang menjadi korban Hongerwinter, dan sebagian besar korbannya merupakan
pria lanjut usia. Hongerwinter berakhir bersamaan dengan usainya Perang Dunia II dan
datangnya musim semi, ditandai dengan operasi Manna dan Chowhound oleh sekutu yang
membagikan bahan pangan lewat udara disusul dengan deklarasi kemerdekaan Belanda
pada 5 Mei 1945 Hongerwinter pun resmi berakhir. Namun ternyata berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Leiden University Medical Center (LUMC) ditemukan
bahwa mereka yang dikandung pada masa Hongerwinter cenderung menderita penyakit
obesitas dan penyakit kardio-vaskular, hal ini dikenal dengan istilah epigenetik.

10

Daftar Referensi
Backer-Gray, Barbara. 2012. The Netherlands in WWII : The Hunger Winter.
https://residentalien.co/2012/05/25/the-netherlands-in-wwii-the-hunger-winter/.
Diakses pada 14 Mei 2017
Backer-Gray, Barbara. 2012. The Netherlands in WWII : The End.
https://residentalien.co/2012/05/27/the-netherlands-in-wwii-the-end/. Diakses pada 15
Mei 2017
Sawer, Patrick. 2015. 'What you did was beautiful’, Dutch famine survivors tell British
airmen 70 years on.
http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/netherlands/11585852/What-youdid-was-beautiful-Dutch-famine-survivors-tell-British-airmen-70-years-on.html.
Diakses pada 15 Mei 2017
Schulz, Laura C. .2010. The Dutch Hunger Winter and the developmental origins of health
and disease. http://www.pnas.org/content/107/39/16757.full. Diakses pada 15 Mei
2017
Universiteit Leiden. 2011 .Traces of Dutch 'Hunger Winter' in genetic material.
http://www.news.leiden.edu/news/dutch-hunger-winter.html. Diakses pada 15 Mei
2017

11