Ringkasan UTS Filsafat Ketuhanan 2012.do (1)

STFT WIDYA SASANA MALANG

Filsafat Ketuhanan
Ringkasan Persiapan
UTS

Student Pasionis 2012

FILSAFAT KETUHANAN
BAB I – Pengantar
1. Pertanyaan ttg Allah sbg pertanyaan
filosofis - religius.
 Mns bertanya tentang sgl hal. Dirangkum mjd
“dr mana, utk apa, ke mana.” Ini mrpk
pertanyaan ttg arti hidup. Pertanyaan 2 ini
dijawab agama2. Jwbn agama: satu Allah, byk
dewa, dsb. Jwbn agama berbeda-beda.
 Fils masuk menantang jwbn agama, apa benar
& dpt dipertanggungjawabkan scr rasional.
Fils: menguji & mempersoalkan dasar mutlak
yg mendasari segalanya. Persoalannya adl ttg

Realitas Mutlak! Kata absolut, terputus &
terakhir.
2 arah pergelutan fils. Theisme vs Atheisme.
1. Bergumul ttg realitas mutlak yg dipandang
kaum Theis sbg Allah. Realitas mutlak
menurut atheis: materi, proses dunia yg
dinamis atau kebebasan mns.
2. Apakah realitas mutlak itu bersifat personal
atau impersonal.
 Ketegangan yg tak dpt dielakkan adalah
pemahaman fils ttg Allah & pemahaman
agama khususnya KS ttg Allah. Allah dlm fils
1

adl Allah yg transenden & kering, menyentuh
rasio, sementara Allah KS adl Allah yg hidup,
menyentuh seluruh diri mns, dekat, imanen.
 Ketegangan masih tetap berjalan: antara yg
imanen & yg transenden. Fils memurnikan
jwbn agama krn agama memberikan jwbn yg

antropomorfis & membawa dampak magis.
Tpi agama membantu fils utk merangsang
daya nalar agar rasio mns tetap mencari
argumentasi2 yg masuk akal dg menguji
jawaban agama terus-menerus.
2. Filsafat Ketuhanan & Teologi
Persamaan: Tema sama, berbicara ttg Allah.
Perbedaan:
Teologi
Titik tolak: IMAN thd apa diwahyukan. Sumber:
Wahyu, KS, Tradisi Keagamaan & refleksi kritis
thd whyu Allah & Magisterium. Kebenaran yg
dikejar: KEBENARAN IMAN.
Filsafat Ketuhanan
Titik tolak: RASIO yg bergulat scr kritis akan
Allah sejauh Allah masuk dlm hidup mns. Sumber:
akal budi mns yg mempersoalkan, menerima,
menolak, menyangkal Allah. Menurut. Louis
Leahy, FK hrs sesuai dg iman. Problem: Beda dg
Teologi Kodrati & di mana t4 orang 2 tak beriman

yg bergelut ttg Allah menurut cara pikir rasional?
2

Hubungan FK-Tl
 Teologi Kristen sejak semula terlibat dlm
masalah fils & ajaran2 fils. Masalah fils: apa
dasar utama dr realitas yg ada? teol: dasar
pertama itu adalah Allah yg hidup.
 Fils-Tl dlm hub. refleksif kritis. Bermula dr
kecurigaan & krisis iman akan tradisi religius.
Fils bertanya ttg hal ini menuju soal ttg fungsi
(arché) yg ditujukan pd elemen satu. Teologi
menjawab bhw yg satu itu adalah Allah Esa.
 Fils-Tl berpijak pd keyakinan monoteisme
Yahudi yg masuk ke Yunani ketika kritik fils
thd kepercayaan Yunani yg bersifat politeistis
begitu kuat. Teol. merefleksikan Allah Yahudi
dlm kaitan dg konsep fils ttg dasar pertama yg
aktif dr realitas ilahi.
3. Sejarah Perkembangan & Metode FK

Sejarah
Bermula dr pertanyaan sistematis ttg hidup &
realitas hidup. Di barat: berhubungan dg soal
Tuhan. Timur: kebijaksanaan. Perkembangan di
barat terjadi sampai Fils & Teol dipisahkan.
Rekonstruksi sejarah pembicaraan ttg Tuhan
dimulai di Yunani pd abad 6 SM. Dunia mrpk satu
kesatuan dg satu prinsip tertinggi (Logos, Ada &
Kebaikan). Pada zaman sesudah Masehi ide ttg
3

Allah dr tradisi Yahudi & Kristen, lalu Islam jg ada
di jalur yg sama. Di zaman pencerahan sampai
skrg, fils punya otonomitas dg akibat 4 simpulan:
1.
Allah ada & adaNya terbukti scr
rasional.
2.
Allah ada tpi tdk dpt dibuktikan
adaNya.

3.
Tdk dpt diketahui apakah Allah benar 2
ada.
4.
Allah tdk ada & hal bhw Allah itu tdk
ada dpt dibuktikan.
Metode Filsafat Ketuhanan
Keberadaan Allah dlm kesadaran byk org;
metode reflektif - kritis utk menilai hubungan itu;
Theodicea & metafisika khusus; posisi fils
ketuhanan: bagian dr fils agama; ikuti pendekatan
ilmu2 empiris positif. Rangkuman umum tentang
metode fils ketuhanan: refleksi kritis rasional thd
gejala kesadaran mns akan Allah dlm arti
seluas2nya. Metode kritis-rasional ini didukung
oleh metode ilmu pengetahuan empiris-positif.
BAB II - Konsep Allah dlm Bbrp Tradisi
Kekristenan thd Platonisme.
Tentang Prinsip
Platon & Neoplatonisme:

4

 Kosmos diciptakan Demiurg. Mencipta artinya
mengatur.
 Prinsip tertinggi adl Nous / Ada / Wujud murni
yg berstatus ganda: menjelma dlm materi (jiwa
dunia) & nous murni.
 Jiwa bersama para dewa membangun satu
kerajaan ide yg bertumpu pd prinsip tertinggi
itu. Prinsip tertinggi  Prinsip Kebaikan,
Kesempurnaan, Keharmonisan. Prinsip ini
memegang erat & mengikat seluruh kerajaan
ide & kosmos seluruhnya, termasuk mns.
Kerajaan ide didirikan atas Prinsip Tertinggi &
mjd model ideal ke-sempurnaan & kebaikan utk
kosmos & mns
Teologi Kristen:
 Allah: dibandingkan dg Demiurg. Ada yg sama
 kekal, tdk masuk dunia materi, tdk berubah2.
Perbedaan hanya soal mencipta.

 Nous berstatus ganda :: Allah yg menjelma.
 Nous=prinsip kebaikan::Allah=prinsip kebaikan
Kehidupan yg ideal
Platon & Neoplatonisme:
 Kehidupan mns ideal adl mjd sama dg Allah,
berarti memandang ide2 kekal.

5

 Cara: menghayati kebajikan (bijaksana, berani,
ugahari, adil).
Teologi Kristen:
 Hidup kristiani ideal adl menuju & memandang
Allah scr kekal.
 Mns ditentukan perlahan utk mjd serupa Allah,
dlm arti mjd sempurna, berada dlm keadaan tak
tercipta, yaitu Allah sendiri. Mns berproses
menuju puncak kesempurnaan yg dicapai dlm
keadaan “memandang Allah secara kekal”.
 Ideal hidup yg diajarkan Platon terpenuhi dlm

diri Yesus Kristus.
Ttg pengetahuan & konsep rahmat
Platon:
 Pengetahuan mrpk penglihatan rohaniah.
 Apa yang dilihat ≠ hakikat (beda dg ide).
 Bgmn org mengenal hakikat? = Dialektik.
Mulai dg pengalaman inderawi ttg benda ttt yg
indah, lalu muncul pengertian ttg keindahan.
Pengertian ttg keindahan membawa satu “figur”
keindahan yg tdk punya hubungan lagi dg
pengalaman inderawi. Pengetahuan ttg keindahan adl pengalaman akan satu bentuk absolut
6

“dari keindahan” & bentuk absolut keindahan
ini dikenal scr intuitif. Benda yg indah tadi
ambil bagian dlm “keindahan absolut ini”.
 Pengenalan intuitif = Pengalaman spt
mengalami sinar pencerahan.
Teologi Kristen:
 Pengenalan akan ide yg menghantar kpd

pengenalan akan kebaikan tertinggi, adl pengenalan akan Allah sbg Kebaikan t’tinggi.
 Pengenalan intuitif mrpk rahmat anugerah Roh
Kudus. Rahmat adl daya penerangan rohaniah
yg melampaui pengertian mns.
Islam: Konsep Ibn Rušd ttg eksistensi Allah
Pencipta dlm “Kitāb al-kašf l-manāhiğ”.
o Karya “ Kitāb Fas’l al-maqāl” melukiskan
hub. fils & agama. Hukum agama adl Šarī a.
Fils hrs sesuai hukum agama. Argu-men:
Hukum agama adl kebenaran dlm Quran, yaitu
wahyu Allah & kesempurnaan moral di satu
pihak, & di pihak lain akal budi sbg sumber
ketajaman kodrati.
o Karya “Kitāb al-kašf l-manāhiğ”= ttg
“eksistensi Allah Pencipta & Allah Esa”.
 Metode skolastik = pembuktian ttg hakikat
sgl sesuatu utk kesejahteraan mns & metode
7

pembuktian ttg hakikat ciptaan yg

mengagumkan.
 Metode pembuktian ttg hakikat segala
ciptaan. Dua prinsip.
1. Semua hakikat yg ada cocok utk eksistensi
& kesejahteraan mns
2. Kecocokan hakikat sgl sesuatu dg
eksistensi & kesejahteraan mns mrpk bukti
adanya intensi sang pencipta.
 Metode pembuktian ttg ciptaan yg
mengagumkan. Dua prinsip;
1. Makhluk diciptakan dg mengagumkan
2. Semua ciptaan memiliki sang Pencipta shg
ada keharusan utk mengenal-Nya
 Metode kesatuan. Terungkap dlm rumusan
iman baku “tiada tuhan selain Allah”.
Didukung oleh 3 ayat Quran:
1. Sura 21, 22: “Sekiranya ada tuhan2 di
langit & di bumi selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa”;
2. Sura 23, 91: ”Allah se-kali2 tdk punya

anak, & sekali2 tdk ada tuhan beserta-Nya,
kalau ada tuhan sertanya, masing 2 tuhan
akan membawa makhluk yg diciptakannya
& sebagian dr tuhan2 itu akan
mengalahkan sebagian yg lain…”
8

3. Sura 17, 42: “Katakanlah: “Jikalau ada
tuhan2 di sampingNya, sebagaimana yg
mrk katakan, niscaya tuhan2 itu mencari
jln pd Tuhan yg mempunyai takhta.”
Hindu: Filsafat Advaita Vedanta Sankara:
Brahman identik dg Allah?

Ajaran dsrnya adl relasi Brahman-Atman dg
karakter “Advaita”. Brahman adl realitas
satu2nya & homogen. Atman adl Brahman yg
ada dlm diri mns, yg masih terbelenggu.
Advaita: bukan memiliki keduaan, & sifat ini
dikenakan pd Brahman.

Buku Sankara “Brahmasutrabhasya”: ada
6 pemikiran dasar Vedanta:
1. Kesatuan.
Rumus dasar: “Tat tvam asi”, artinya;
Engkau adl Itu, & “Aham brahma asmi”,
artinya; Aku adl Brahma. Arti kedua
rumusan itu:
 Atman identik dg Brahma, tapi masih
terbelenggu dlm aku empiris. Itu krn
Avidya (ketidaktahuan).
 Atman dr diri sendiri berpengetahuan
sejati ttg Brahman, tpi dia hrs
membebaskan diri dr belenggu.
9

 Atman hrs kembali bersatu dg Brahman
yg adl dirinya yg sejati.
2. Brahman (Yang Absolut).
 Brahman adalah realitas sejati.
 Dua bentuk Brahman:
1. Nirguna Brahman; Brahman yg lebih
tinggi tanpa atribut
2. Saguna Brahman; Brahman yg lbh
rendah dg atribut2 ttt. & Brahman yg
lbh rendah adl ilusi & avidya.
 Hakikat Brahman sejati adl Brahman yg
lbh tinggi, “tdk dpt didengar, tdk dpt
dirasakan, tdk dpt dibentuk, tdk fana,tdk
tercium dsb,; dg kata lain: Neti, neti
(bukan begitu, bkn begitu)
 Paradoksnya,
semakin
mengenal
Brahman, semakin terjerumus ke dlm
avidya & cara yg paling baik utk
mengenalnya adl melalui diam.
3. Identitas, ciptaan & kausalitas.
o Identitas: Tubuh. Tubuh terdiri dari;
 Tubuh kasar mati & lenyap
 Tubuh halus, pembungkus jiwa dr
keabadian. Jiwa selalu berada dlm
pengembaraan & terbelenggu.
10

o Hukum kausalitas: Soal karma (baikburuknya perbuatan jiwa). Jiwa adl
pelaku & penerima akibat perbuatan-nya.
Perbuatan skrg membawa akibat otomatis
thd kelahiran kembali ke dlm eksistensi
makhluk lain kemudian hari.
o Ciptaan: Dunia empiris = ciptaan yg
dicurahkan dr Brahman. Brahman yg lebih
rendah mjd tuan dr dunia empiris (Isvara).
o Dunia empiris: ilusi (māyā), & hanya dpt
dilenyapkan melalui pengetahuan yg benar
ttg Brahman.
4. Jiwa (Atman).
o Jiwa: berstatus ganda. Di 1 pihak jiwa
Identik dg Brahman, tak terganggu Avidya.
Di pihak lain jiwa tunduk pd Avidya &
terbelenggu dlm hukum Samsara. Dlm
status terbelenggu: Jiwa mampu mengenal
(mendengar, mencium, mengecap, merasa)
& bertindak (menangkap, pergi, bicara,
melihat dll.).
o Tempat tinggal jiwa: di dlm Manas, yaitu
organ sentral yg terletak di hati.
5. Samsara (pengembaraan jiwa)
o Jiwa dlm tubuh halus: mengembara
menuju persatuan dg Brahman. Syaratnya:
menuruti pengetahuan.
11

o 3 jalan pengembaraan: 3 kelompok mns.
1. Jalan para dewa (devayana)
2. Jalan para bapa (pitriyana)
3. Jalan menuju Yama (penguasa org2 mati).
6. Pembebasan (moksa).
o Arti: keadaan persatuan dg Brahman,
bebas & tak terikat pd hukum samsara,
keadaan yg tdk terjebak dlm avidya.
o Mengalami moksa: tdk lahir kembali.
Caranya: bermeditasi dg rumusan “tat
tvam asi”; “aham Brahma asmi”; praktek
kedisiplinan lewat 6 sarana: ketenangan
batin, pengekangan diri, kurban diri, sabar,
konsentrasi & iman.
o Pembebasan total: blm tercapai di dunia
ini. Terwujudnya tak tahu pasti.

Soal yg menyentuh Fils Ketuhanan: Dptkah
gambaran Allah org Kristen identik dg
gambaran ttg Brahman dlm filsafat AdvaitaVedanta & apa ajaran Kristen ttg persatuan dg
Allah dlm pengalaman mistik Kristen
disamakan dg ajaran persatuan menurut filsafat
Advaita-Vedanta?
Buddhisme: Filsafat Kekosongan Mahayana.
12

Mahayana & Hinayana

Hinayana: Kendaraan kecil. Mengikuti
ajaran & perbuatan Buddha.

Mahayana: Kendaraan besar, emban ajaran
Buddha sesuai tuntutan zaman.
3 unsur pokok ajaran Mahayana: 1. Filsafat
Kekosongan; 2. Ajaran ttg Buddha yg
transenden & ketiga tubuh-nya; 3. Iman akan
Boddhisatva.
1. Filsafat Kekosongan.
a. Bertolak dr pengalaman konflik batin
Buddha Gautama ttg pengembaraan jiwa &
hukum karma. Apa posisi jiwa dlm proses
kelahiran kembali? Eksistensi nomor satu &
eksistensi nomor dua. Ada lima unsur dlm
diri aku empiris (mns): tubuh, perasaan,
tanggapan, rangsangan semangat (hawa
nafsu) & kesadaran. Dlm diri yg empiris dg
lima unsur ini ada “kosong”. Ini berlaku jg
pd dunia benda-benda; dunia itu kosong.
b. Sekolah Kebijaksanaan atas dasar Prajnaparamitasutras (abad 1 SM) memakai kata
benda “kekosongan” utk mengacu kodrat dr
sgl sesuatu; kodrat dr sgl eksistensi. Kodrat
ini dilukiskan dlm bentuk kontradiksi: “tjd
tpi tdk tjd; bersih jg tdk bersih, sempurna jg
13

tdk sempurna; berciri tapi tak berciri.
Kekosongan adl samsara & nirvana.
c. Kekosongan: premis filosofis Mahayana yg
menghantar pd kesimpulan berikut:
 Kekosongan adl satu realitas absolut.
 Kekosongan mrpk satu identitas yg ada di
antara objek2. Ada dua hal yg berbeda,
yaitu pernyataan analitis (semuanya
kosong & termasuk dlm subjek) &
pernyataan
sintetis
(semua
adl
kekosongan, tdk termasuk subjek).
 Semua adl kekosongan, berarti kekosongan adl satu realitas yg tdk termsk
dlm semua hal & dipandang sbg satu
realitas akhir atau absolut. Cirinya
dilukiskan scr negatif: tdk dpt ditangkap,
tdk dpt dilukiskan, tdk dpt dikatakan, dsb.
Mis. utk menegaskan sesuatu itu bersih,
tapi dlm ungkapan dikatakan sesuatu itu
“tidak kotor”.
2. Semua wujud atau hakikat adl hakikat
Buddha.
a. Hal hakiki dlm diri kita adl hakikat Buddha
dg memiliki sifat2 Buddha. Hakikat Buddha
adl kekosongan; kita tdk perlu mengejar
realitas mutlak. Dia ada dlm diri kita & kita
14

hrs menemukan dlm diri kita. Penebusan /
pembebasan ada dlm diri kita.
b. Dlm kekosongan semua hakikat identik.
Ambivalensi kekosongan & kebenaran yg
bersifat ganda yaitu; di satu pihak sbg
sumber penderitaan, sebab kekosongan
pribadi mrpk dasar keterlemparan ke dlm
penyakit, usia, kematian & kelahiran
kembali. Di lain pihak sbg pengalaman
pembebasan dr semua belenggu samsara.
Kebenaran bersifat ganda adl kebenaran
terselubung dlm bahasa pergaulan, &
kebenaran tertinggi dlm realitas absolut.
Pertanyaan kritis:
Apakah fils. kekosongan dlm Buddhisme mrpk
satu basis yg masuk akal utk menggeluti persoalan
ttg Tuhan? Kalau itu mrpk satu basis yg masuk
akal, di mana letaknya, & kalau tdk, apa
alasannya?
Tradisi Aliran Kebatinan di Indonesia
1. Konsep Allah dlm Hindu - Jawa.
Naskah Bhuwanakosa melukiskan konsep
agama Siwa ttg Tuhan. Diceritakan bhw
seorang petapa bernama Bhargawa datang kpd
Siwa & terlibat dlm percakapan ttg hakikat
15

Tuhan & mns. Siwa menjelaskan hakikat
dirinya. Diri-Nya itu tanpa rupa, tanpa warna,
tanpa rasa, tanpa bau, tanpa sabda, tanpa raba,
tanpa batas, tanpa tubuh, tanpa campuran, tanpa
awal, tanpa akhir. Pendeknya, satu zat halus dg
atribut2 itu. Dia disamakan dg “keadaan
kosong”. Dlm buku Vrhaspatitattwa, dewa
tertinggi Siwa, dsbt “paramasiwa”. Hub. dg
dunia,
(mns)
dinyatakan
lewat
“penjelmaanNya”. Ada tiga tahap penjelmaan:
1.
Keadaan niskala: tanpa pembagian,
tanpa pencampuran benda. Keadaan Siwa
sebelum ia membagi 2 diri. Ini adl tahap I dg
bentuk Siwa t’tinggi & t’suci.
2.
Keadaan
Sakala-niskala:
dg
pembagian atau dg pencampuran benda.
Siwa dlm keadaan campuran, tapi setengah
halus, setengah kasar. Bentuk ini lebih
rendah dari bentuk Siwa pd tahap pertama.
3.
Keadaan Sakala: Keadaan Siwa
bersifat kasar. Siwa bercampur dg benda.
Dlm konsep Trimurti, Siwa mengambil
bentuk Brahma yg menciptakan dunia,
bentuk Wisnu yg memelihara dunia & Rudra
yg merusak dunia.
4.
2. Konsepsi ttg Allah dlm aliran Pangestu.
16

Allah hny 1, wajib disembah, kekal, tak terikat
ruang & waktu, bukan laki2, bukan perempuan,
tdk berbentuk, tdk berwarna, tdk bersifat & tdk
bertempat tinggal, tdk melahirkan & tdk
dilahirkan, mutlak & bebas konsep. Meski
demikian, Pangestu mengakui-Nya sbg bersifat
tiga spt yg dlm Sasangka Jati, yaitu Tripurusa:
Sukhma Kawekas, Sukhma Sejati & Roh
Suci.

Sukhma Kawekas: Faset pertama &
tertinggi. Hidup dlm keadaan tenang, statis,
tdk bergerak, tdk terbatas & sumber
kesadaran hidup. Ia dilukiskan dg air laut yg
tenang tanpa gelombang.

Sukhma Sejati: Panutan sejati atau
pemberi hidup sejati. Ia mrpk faset kedua yg
dsbt cahaya Allah. Dia disamakan dg sinar
matahari yg menyinari bulan lalu memantul
di malam hari utk mengusir kegelapan
malam. Hidupnya penuh dinamis & aktif.
Dia digambarkan sbg air laut yg
bergelombang & berombak.

Roh Suci: Jiwa mns atau mns sejati
yg sehakikat dg Allah. Ia adl cahaya Allah,
tpi beda dg sukhma sejati, krn sukhma sejati
cuma percikan dr api agung, sedangkan Roh
Suci adl cahaya sinar dr bunga api itu dg
17

mjd satu dg Sukhma sejati. Roh Suci adl
pletikan (bunga api) dr Sukhma kawekas.
Dia digambarkan dg titik2 air yg menguap dr
samudra raya. Meski titik2 air ini kecil
sekali, hakikat airnya sama dg samudra raya.
Pertanyaan kritis kita:
Apakah konsep kebatinan ttg Allah spt dsbt di atas
dpt dikonfrontasikan dg gagasan kristiani ttg
Tritunggal & bagaimana menjelaskan hub. itu
secara rasional?
BAB III - Persyaratan pengenalan akan Allah
dlm kategori pemahaman mns
Penolakan pengenalan rasional akan Allah.
1. Penolakan dasar kemampuan rasional mns
utk mengenal Allah.
a. Kelompok empiris: menolak pengenalan
akan Allah melalui budi, krn pengenalan
menuntut pengalaman. Pengetahuan hny dpt
diuji kembali melalui pengalaman inderawi.
Bila pengetahuan tdk dpt diuji kembali oleh
pengalaman inderawi, pengetahuan itu semu.
Pengenalan akan Allah bersifat semu.
Kelemahan empi-risme & positivisme adl
18

pengetahuan tdk hny berasal dr pengalaman
inderawi. Pengetahuan bisa dr refleksi budi.
Tdk ada pengetahuan objektif murni. Selalu
ada elemen subjektif dlm pengetahuan.
Pengetahuan memuat unsur subjektif.
b. Karya Kant “Kritik Budi Murni”
Tiga kemampuan pengenalan
1. Kemampuan pengenalan inderawi: objek di
luar subjek meresap dlm subjek, & lewat
pengenalan inderawi, objek itu tertangkap.
2. Kemampuan akal: saat objek masuk dlm
pengalaman inderawi, saat itu pula scr
serempak akal membentuk pengertian ttg objek
yg ditangkap pengalaman inderawi.
3. Kemampuan budi dlm arti sempit: murni.
Kemampuan utk membuat kesimpulan.
Proses pengenalan inderawi tjd atas dasar
pengertian apriori yg tampil dlm dua bentuk
murni: ruang & waktu.
 Ruang: btk a priori dr keinderawian yg
bersifat lahiriah, yaitu satu btk yg
berhubungan dg objek2 yg ditanggapi dr
luar, & dlm bayangan, objek2 itu terletak
“satu di samping yg lain”.
19

 Waktu: btk a priori dr keinderawian
batiniah, yaitu btk yg berhub dg objek2 yg
ditanggapi dr dlm subjek & dlm bayangan,
objek2 itu tampil sbg peristiwa 2 yg tjd “satu
sesudah yg lain”. Semua objek tampil dlm
dua bentuk murni tanpa memperlihatkan diri
sbg objek di dlm dirinya. Objek hakikat tdk
dpt dikenal.
Proses kemampuan akal: memungkinkan
sintesis pengalaman inderawi & pengenalan
budi. Saat objek dicerap, saat itu pula akal scr
spontan membentuk pengertian thd objek yg
ditangkap scr inderawi. Kegiatan akal berjalan
terus, ketika akal berpikir ttg objek itu. Akal
menyusun pengertian2 itu dlm kategori2.
Kategori adl momen atau saat penilaian yg
dijatuhkan pd objek itu. Ada 4 kategori yg
disusun berdasarkan empat penilaian: kuantitas,
kualitas, relasi, & modalitas. Penjelasan Kant
ttg kemampuan kedua masuk dlm pembicaraan
“Logika Umum” yg berguna utk meneliti
bahasa, termasuk bhs agama. Berdasarkan
analisis bhs, kita dpt menentukan seberapa jauh
satu kalimat berisi kebenaran logis.
Proses kemampuan budi dlm arti sempit
20

Proses berpikir berjln terus & saat akal budi
berpikir ttg objek dg memakai penilaian &
kategori2, satu saat, budi menyimpulkan hasil
pemikiran budi yg membahasakan objek. Itulah
kemampuan ketiga budi, yaitu kemampuan budi
dlm arti sempit. Budi membuat kesimpulan.
Budi menurut Kant mrpk awal penampakan
objek. Ia mengartikannya sbg “gejala
transendental” yg berhubungan dg pengetahuan
kita,
sejauh
budi
murni
cenderung
menggunakan pengertian & penilaian yg
melampaui batas2 pengalaman inderawi menuju
penetapan
objek
transenden.
Gejala
transendental diandaikan memuat objek
transenden yg dsbt “noumenon”. Objek
transenden ini menurut Kant tdk pernah dicapai
oleh budi melalui pengertian & penilaian.
Karena itu, budi hny mampu “menyimpulkan”
bgmn objek transenden tampil dlm struktur
budi. Akibatnya, apa yg disimpulkan hanya
gejala yg tampak & bukan noumenon
3 cara budi menghasilkan kesimpulan:
1. Daya simpul budi yg bersifat kategoris
2. Daya simpul budi yang bersifat hipotetis
3. Daya simpul budi yg bersifat disjungtif
Kant menolak metode rasional yg membuktikan hakikat jiwa, hakikat dunia & Allah.
21

Ketiganya hanyalah ide atau pengertian 2 hasil
dr kesimpulan budi. Titik lemahnya adalah
menolak ontologi.
c. Kaum Relativis: tdk ada kebenaran
universal. Allah tdk dpt diterima sbg satu
realitas universal.
Argumentasi: pengetahuan terikat dlm satu
perspektif yg terbatas, bergantung pd
berbagai faktor (psikologis, sejarah suku,
pendidikan, ekonomis dsb.). Titik lemah:
melawan diri sendiri. Kebenaran universalnya adl tdk ada kebenaran universal.
Kemungkinan kenal Allah scr tdk rasional.
1.
Kant dlm “Kritik Budi Praktis”
 Apa yg dpt saya lakukan. Kant mencari
pendasarannya.
 Hukum dasar budi praktis: “Berbuatlah
sedemikian rupa shg prinsip kehendakmu
setiap saat dpt berlaku sbg prinsip penetapan
undang2 yg berlaku umum.” 2 unsur yg
menentukan: prinsip kehendak subjektif &
prinsip hukum umum. Persyaratan utk 2
unsur itu: ditemukan dlm fungsi budi praktis
sbg hukum moral tertinggi yg bersifat
kategoris, imperatif & formal. Kata kunci yg
22

mendasari hukum moral: Kebebasan dlm arti
positif & negatif.
 Pertanyaan dasar: Utk apa saya berbuat baik
di dunia ini? Jawab: pentingnya penetapan
satu kebaikan tertinggi. Ke-baikan tertinggi
adl objek bayangan yg scr praktis & perlu
utk memenangkan 1 perbuatan yg berarti. 2
elemen khas ke-baikan tertinggi adl
kebajikan & kebahagiaan. Kebajikan adl
kebaikan tertinggi yg belum terwujud penuh
di dunia, sementara kebahagiaan adl
kebaikan tertinggi yg sempurna &
menyeluruh, tdk ada kesempurnaan lain di
luarnya.
 Eksistensi Allah: diandaikan sbg satu
kebaikan tertinggi yg otonom, hakikat moral
yg suci. Dia mjd dasar penghubung antara
kebajikan & kebahagiaan. Dasar ini harus
diandaikan sempurna, suci, lengkap tanpa
cacat moral.
2.

Friedrich Schleiermacher (1768-1834).
Pengenalan akan Allah melalui rasa. Perasaan
bergantung mutlak pd sesuatu yg bersifat kekal,
yaitu perasaan bergantung pd Allah. Perasaan
adl satu kesadaran intuitif.
23

3.

24

Kelompok reformasi.
Pengenalan akan Allah melulu melalui iman.
Argumentasi: Akal budi sudah rusak oleh dosa.
Jalan satu-satunya: tunduk pd wahyu Allah
lewat iman.
Karl Barth (1886-1968)  bila mns ingin
mengenal Allah melalui akal budi, berarti suatu
pengandalan diri yg berlebihan. Mns
menempatkan Allah dlm struktur berpikir mns
& mengenyahkan perwahyuan diri Allah scr
bebas. Wahyu Allah mrpk satu hadiah.
Prinsipnya: sola fide. Titik lemah Barth:
menolak teologi kodrati yg mengandalkan
kemampuan budi sbg kemampuan kodrati utk
mengenal Allah.